Ketika LK di Indonesia meminjamkan uang dalam USD kepada LK di USA, terdapat risiko
nilai tukar (foreign exchange risk) yang dihadapi LK di Indonesia. Risiko ini muncul karena
nilai tukar USD terhadap Rupiah dapat berfluktuasi selama periode pinjaman.
Jika pada tanggal jatuh tempo nilai Rupiah menguat terhadap USD, maka nilai piutang/aset LK
dalam USD akan berkurang. Hal ini akan menyebabkan LK mengalami loss (kerugian) akibat
perubahan kurs.
Untuk meminimalkan risiko loss ini, LK dapat melakukan hedging aset dengan menggunakan
instrumen keuangan seperti:
• Forward contract: Kontrak ini memungkinkan LK untuk mengunci nilai tukar USD
pada tanggal tertentu di masa depan.
• Option contract: Kontrak ini memberikan hak kepada LK untuk membeli atau
menjual USD pada harga dan tanggal tertentu di masa depan, tetapi tidak mewajibkan
mereka untuk melakukannya.
Dengan melakukan hedging, LK dapat mengurangi risiko loss akibat fluktuasi nilai tukar USD.
Namun, penting untuk dicatat bahwa prediksi nilai tukar tidak selalu akurat. Oleh karena itu,
LK perlu melakukan analisis dan pertimbangan yang matang sebelum memutuskan untuk
melakukan hedging atau tidak.
Kesimpulan
Risiko nilai tukar merupakan faktor penting yang perlu dipertimbangkan oleh LK dalam
transaksi internasional. Hedging aset dapat menjadi solusi untuk meminimalkan risiko loss
akibat fluktuasi nilai tukar. Keputusan untuk melakukan hedging atau tidak perlu didasarkan
pada analisis dan pertimbangan yang matang.
Slide 25
Definisi:
Risiko negara atau sovereign risk adalah risiko yang terkait dengan kemungkinan suatu negara
gagal memenuhi kewajibannya kepada investor luar negeri. Kegagalan ini dapat disebabkan
oleh berbagai faktor, seperti:
Risiko negara dapat berdampak negatif pada investor luar negeri, seperti:
Investor dapat melakukan beberapa langkah untuk memitigasi risiko negara, seperti:
• Melakukan analisis dan due diligence: Investor perlu melakukan analisis dan due
diligence yang cermat terhadap negara tujuan investasi, termasuk situasi
politik, ekonomi, dan sosialnya.
• Memilih negara dengan risiko yang rendah: Investor dapat memilih negara dengan
risiko yang rendah, seperti negara dengan stabilitas politik yang tinggi, ekonomi yang
kuat, dan tingkat korupsi yang rendah.
• Menggunakan instrumen hedging: Investor dapat menggunakan instrumen hedging
untuk melindungi diri dari risiko perubahan nilai tukar atau risiko suku bunga.
• Membeli asuransi risiko negara: Investor dapat membeli asuransi risiko negara untuk
melindungi diri dari kerugian akibat gagal bayar oleh pemerintah negara tujuan
investasi.
Slide 26
Benar, ketika perusahaan di luar negeri tidak mampu membayar kembali utangnya, ada
kemungkinan pemerintah setempat akan melarang pembayaran utang keluar negeri dengan
alasan politik. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor:
Contoh Kasus:
Solusi:
Untuk menghindari larangan pembayaran utang luar negeri, perusahaan dan pemerintah perlu:
Slide 27
Benar, risiko likuiditas dapat muncul pada LK (Lembaga Keuangan) ketika pemegang utang
(seperti penabung, pemegang polis asuransi) tiba-tiba melakukan penarikan dana yang
menyebabkan kekurangan aset likuid untuk memenuhinya. Berikut penjelasannya:
• Penarikan dana yang tiba-tiba: Penarikan dana yang besar dan tidak terduga oleh
pemegang utang dapat menyebabkan kekurangan aset likuid pada LK.
• Ketidakcocokan jatuh tempo aset dan kewajiban: LK yang memiliki aset jangka
panjang tetapi memiliki kewajiban jangka pendek dapat mengalami kesulitan dalam
memenuhi kewajibannya ketika jatuh tempo.
• Kondisi pasar yang tidak stabil: Krisis keuangan atau perubahan kondisi ekonomi
dapat menyebabkan penurunan nilai aset dan membuat LK sulit untuk menjual asetnya
untuk mendapatkan uang tunai.
LK dapat melakukan beberapa langkah untuk memitigasi risiko likuiditas, antara lain:
Benar, pada tahun 1998 Bank BCA mengalami rush, yaitu penarikan dana besar-besaran oleh
nasabah dalam waktu singkat. Rush ini terjadi akibat beberapa faktor, antara lain:
• Krisis moneter yang melanda Indonesia: Krisis moneter menyebabkan nilai rupiah
terhadap dolar AS jatuh drastis, sehingga nasabah khawatir akan kehilangan uang
mereka jika disimpan di bank.
• Ketidakpercayaan terhadap sistem perbankan: Ketidakpercayaan terhadap sistem
perbankan meningkat akibat beberapa bank yang mengalami kesulitan keuangan dan
ditutup oleh pemerintah.
• Isu dan rumor yang beredar: Isu dan rumor yang tidak benar tentang Bank
BCA, seperti kebangkrutan dan penipuan, semakin memperparah situasi.
Rush menyebabkan Bank BCA mengalami kekurangan likuiditas, yaitu kekurangan dana untuk
memenuhi kewajibannya kepada nasabah. Hal ini menyebabkan Bank BCA:
• Liquidity risk jangka pendek: Risiko ini terjadi ketika LK mengalami kesulitan
dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo dalam waktu dekat.
• Liquidity risk jangka panjang: Risiko ini terjadi ketika LK mengalami kesulitan
dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo dalam jangka panjang.
• Funding risk: Risiko ini terjadi ketika LK mengalami kesulitan dalam mendapatkan
pendanaan untuk memenuhi kewajibannya.
Kesimpulan:
Risiko likuiditas merupakan salah satu risiko utama yang dihadapi LK. LK perlu melakukan
langkah-langkah untuk memitigasi risiko likuiditas dan memastikan bahwa mereka memiliki
cukup aset likuid untuk memenuhi kewajibannya.
Slide 29
Anda benar. Insolvency risk atau risiko insolvensi adalah risiko dimana Lembaga Keuangan
(LK) seperti bank tidak memiliki cukup modal/kapital untuk menutupi penurunan nilai asetnya
secara tiba-tiba yang dikaitkan dengan utangnya.
• Penurunan nilai aset: Faktor utama yang menyebabkan risiko insolvensi adalah
penurunan nilai aset LK. Ini bisa terjadi karena berbagai alasan, termasuk:
o Meningkatnya NPL (Non-Performing Loan): Ketika banyak kredit macet
dan tidak bisa dibayarkan kembali, nilai aset bank menurun.
o Kegagalan kredit yang disalurkan: Kredit yang diberikan kepada debitur
yang tidak memenuhi kewajibannya akan menyebabkan kerugian bagi bank dan
menurunkan nilai asetnya.
o Krisis ekonomi: Kondisi ekonomi yang buruk dapat menyebabkan penurunan
nilai aset secara keseluruhan, termasuk aset milik LK.
• Hubungan dengan modal/kapital: Modal/kapital berfungsi sebagai penyangga
keuangan LK untuk menghadapi kerugian yang tidak terduga. Jika penurunan nilai aset
melebihi jumlah modal yang dimiliki, LK akan mengalami kekurangan modal dan
berisiko menjadi insolvent.
• Manajemen risiko kredit yang baik: LK perlu menerapkan manajemen risiko kredit
yang baik untuk mencegah terjadinya kredit macet dan kegagalan kredit.
• Mempertahankan tingkat modal yang memadai: LK perlu mempertahankan tingkat
modal yang cukup untuk menyerap kerugian yang tidak terduga dan menjaga
solvabilitasnya.
• Diversifikasi aset: LK perlu melakukan diversifikasi aset untuk mengurangi
ketergantungan pada aset tertentu dan mengurangi risiko penurunan nilai aset secara
tiba-tiba.
Dengan memahami dan mengelola risiko insolvensi, LK dapat menjaga stabilitas keuangannya
dan melindungi kepentingan nasabah dan investor.
Slide 30
Benar, krisis 1998-2000an di Indonesia menyebabkan berbagai dampak negatif pada sektor
perbankan, termasuk:
• Krisis ekonomi menyebabkan banyak debitur mengalami kesulitan keuangan dan tidak
mampu membayar pinjaman mereka.
• Hal ini menyebabkan NPL bank-bank di Indonesia meningkat secara signifikan.
• NPL yang tinggi membebani bank dengan biaya dan risiko yang besar, dan dapat
menyebabkan penurunan profitabilitas dan solvabilitas bank.
• CAR adalah rasio yang menunjukkan kecukupan modal bank untuk menanggung
risiko.
• Penurunan CAR bank-bank di Indonesia disebabkan oleh:
o Peningkatan NPL yang menggerus modal bank.
o Penurunan nilai aset bank akibat krisis ekonomi.
o Ketidakmampuan bank untuk meningkatkan modalnya karena kondisi pasar
yang sulit.
• CAR yang rendah menunjukkan bahwa bank tidak memiliki cukup modal untuk
menanggung risiko, dan meningkatkan risiko insolvensi bank.
• Bank dengan CAR yang rendah dan NPL yang tinggi berisiko mengalami
insolvensi, yaitu tidak mampu memenuhi kewajibannya kepada kreditor.
• Insolvensi bank dapat menyebabkan loss bagi LK (Lembaga Keuangan) terkait, seperti:
o Nasabah yang kehilangan simpanannya di bank.
o Pemegang obligasi bank yang tidak dapat menerima pembayaran bunga dan
pokok utang.
o Pemerintah yang harus menanggung biaya penyelamatan bank.
Upaya Pemulihan:
Kesimpulan:
Krisis 1998-2000an memberikan pelajaran penting bagi sektor perbankan di Indonesia tentang
pentingnya:
Slide 31
Benar, kesembilan jenis risiko yang dihadapi LK (Lembaga Keuangan) akan mempengaruhi
proses pengambilan keputusan manajemen dan strategi pengelolaan risiko. Berikut
penjelasannya:
Kesimpulan:
Kesembilan jenis risiko yang dihadapi LK saling terkait dan dapat berdampak signifikan pada
solvabilitas LK. Manajemen LK perlu memiliki pemahaman yang baik tentang interaksi antar
risiko dan mengembangkan strategi pengelolaan risiko yang komprehensif untuk menjaga
stabilitas dan kelangsungan hidup LK.
Slide 32
Benar, risiko discrete/even adalah salah satu risiko yang dihadapi LK (Lembaga Keuangan)
yang dapat mempengaruhi profitability, risk exposure, dan aset LK. Berikut penjelasannya:
Risiko discrete/even adalah risiko yang terjadi akibat peristiwa tertentu yang dapat
diidentifikasi dan memiliki dampak yang signifikan pada LK. Contohnya:
• Bencana alam: Gempa bumi, banjir, dan tsunami dapat menyebabkan kerusakan aset
LK dan mengganggu operasinya.
• Serangan siber: Peretasan dan pencurian data dapat menyebabkan kerugian finansial
dan reputasi bagi LK.
• Kesalahan manusia: Kesalahan dalam pengambilan keputusan atau operasi dapat
menyebabkan kerugian finansial bagi LK.
LK dapat melakukan beberapa langkah untuk memitigasi risiko discrete/even, antara lain:
Kesimpulan:
Risiko discrete/even adalah salah satu risiko penting yang dihadapi LK. LK perlu melakukan
langkah-langkah untuk memitigasi risiko discrete/even untuk menjaga profitability, risk
exposure, dan asetnya.
Slide 33
Kejadian:
• Fraud (Penipuan): Penipuan oleh karyawan atau pihak eksternal dapat menyebabkan
kerugian finansial bagi LK.
• Theft (Pencurian): Pencurian aset LK dapat menyebabkan kerugian finansial dan
mengganggu operasinya.
• Earthquake (Gempa Bumi): Gempa bumi dapat menyebabkan kerusakan aset LK dan
mengganggu operasinya.
• Storm (Badai): Badai dapat menyebabkan kerusakan aset LK dan mengganggu
operasinya.
• Malfeasance (Kesalahan Jabatan): Kesalahan jabatan oleh karyawan LK dapat
menyebabkan kerugian finansial bagi LK.
• Breach of Fiduciary Trust (Pelanggaran Kepercayaan Fidusia): Pelanggaran
kepercayaan oleh pihak yang memiliki tanggung jawab fidusia kepada LK dapat
menyebabkan kerugian finansial bagi LK.
Makroekonomi:
• Kenaikan Inflasi: Kenaikan inflasi dapat menyebabkan penurunan nilai aset riil LK
dan meningkatkan biaya operasinya.
• Volatilitas Inflasi: Volatilitas inflasi dapat membuat LK sulit untuk memprediksi
pendapatan dan pengeluarannya.
• Pengangguran: Pengangguran yang tinggi dapat menyebabkan penurunan permintaan
kredit dan meningkatkan risiko kredit LK.
LK dapat melakukan beberapa langkah untuk memitigasi discrete risk, antara lain:
• Melakukan analisis risiko: LK perlu mengidentifikasi dan menilai discrete risk yang
dihadapinya.
• Mengembangkan rencana mitigasi: LK perlu mengembangkan rencana untuk
mengurangi dampak discrete risk.
• Membeli asuransi: LK dapat membeli asuransi untuk melindungi diri dari kerugian
finansial akibat discrete risk.
• Meningkatkan budaya risiko: LK perlu meningkatkan budaya risiko untuk
meningkatkan kesadaran dan kesigapan terhadap discrete risk.
Kesimpulan:
Discrete risk adalah salah satu risiko penting yang dihadapi LK. LK perlu melakukan langkah-
langkah untuk memitigasi discrete risk untuk menjaga stabilitas dan kelangsungan hidup LK.
Slide 34
Terima Kasih