Disusun untuk Melengkapi Salah Satu Laporan Kasus Praktik Klinik Stase Peminatan
Perioperatif Care Tahun Akademik 2023/2024
Disusun Oleh :
Syaif Al-Islam
Nomor Induk Mahasiswa A12020142
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Definisi Fetal Distres
Sectio caesaria adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka
dinding perut dan dinding rahim (Mitayani, 2011). Fetal distress adalah adanya suatu
kelainan pada fetus akibat gangguan oksigenasi dan atau nutrisi yang bisa bersifat akut
(prolaps tali pusat), sub akut (kontraksi uterus yang terlalu kuat), atau kronik (plasenta
insufisiensi).
Gawat janin menunjukkan suatu keadaan bahaya yang relatif dari janin yang
secara serius, yang mengancam kesehatan janin. Istilah gawat janin (fetal distress)
terlalu luas dan kurang tepat menggambarkan situasi klinis. Ketidakpastian dalam
diagnosis gawat janin yang didasarkan pada interpretasi pola frekuensi denyut jantung
janin menyebabkan munculnya istilah-istilah deskriptif misalnya "reassuring"
(meyakinkan) atau "nonreassuring" (meragukan, tidak meyakinkan). Gawat janin juga
umum digunakan untuk menjelaskan kondisi hipoksia yang bila tidak dilakukan
penyelamatan akan berakibat buruk yaitu menyebabkan kerusakan atau kematian janin
jika tidak diatasi secepatnya atau janin secepatnya dilahirkan. Hipoksia ialah keadaan
jaringan yang kurang oksigen, sedangkan hipoksemia ialah kadar oksigen darah yang
kurang. Asidemia ialah keadaan lanjut dari hipoksemia yang dapat disebabkan
menurunnya fungsi respirasi atau akumulasi asam (Muctar, 2013).
Ansietas
Cairan amnion merembes dari jalan lahir
Infeksi menyebar ke
pembuluh darah Risiko Gangguan
Gangguan Pertukaran
(kardiovaskulitis)/melalui Hubungan Ibu/Janin
Gas
amnion (amnionitis) ke
dalam amnion
Pneumonia congenital
Tanda dan gejala Fetal Distres
a. Gerakan janin menurun DJJ abnormal :
1) Bradikardi : DJJ kurang dari 110 x/menit
Terjadi saat kontraksi atau tidak menghilang setelah kontraksi menunjukan
adanya kegawatan janin.
2) Taki Kardi : DJJ lebih dari 160 x/menit
Dapat merupakan reaksi terhadap adanya : demam pada ibu,obat-obatan yang
dapat menyebabkan takhikardi,misalnya :obat tokolitik,amnionitis,bila ibu tidak
mengalami takhikardi,DJJ lebih dari 160 x/menit menunjukan adanya anval
hipoksia
b. Pasien mengalami kegagalan dalam pertambahan berat badan dan uterus tidak
bertambah besar. Uterus yang lebih kecil daripada umur kehamilan yang
diperkirakan memberi kesan retardasi pertumbuhan intrauterin atau oligohidramnion.
c. Riwayat dari satu atau lebih faktor-faktor risiko tinggi, masalah-masalah obstetri,
persalinan prematur atau lahir mati dapat memberi kesan suatu peningkatan risiko
gawat janin. Faktor-faktor risiko tinggi meliputi penyakit hipertensi, diabetes
melitus, penyakit jantung, postmaturitas, malnutrisi ibu, anemia, isoimunisasi Rh dan
penyakit ginjal.
d. Mekoneum: Cairan amnion yang hijau kental menandakan jumlah air ketuban yang
sedikit (Prawiroharjo, 2010).
Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a. Sirkulasi: hipertensi, terdapat perdarahan vagina
b. Integritas ego: dapat menunjukkan prosedur yang diantisipasi sebagai tanda
kegagalan dan atau refleksi negatif pada kemampuan sebagai wanita.
c. Makanan cairan: nyeri epigastrium, gangguan penglihatan, dan edema sebagai tanda-
tanda hipertensi karena kehamilan
d. Nyeri/ketidaknyamanan: distosia, persalinan lama/disfungsional, kegagalan induksi,
terdapat nyeri tekan uterus.
e. Keamanan: penyakit hubungan seksual aktif, prolaps tali pusat, distres janin, ancaman
kelahiran janin yang prematur, presentasi bokong dengan versi sefalik eksternal yang
tidak berhasil, ketuban pecah selama 24 jam atau lebih lama, adanya komplikasi ibu
seperti HKK, diabetes, penyakit ginjal atau jantung serta infeksi asendens.
f. Seksualitas: disproporsi sefalopelvik, kehamilan multiple atau gestasi, melahirkan
secara bedah uterus atau servik sebelumnya, tumor yang menghambat pelvis.
g. Penyuluhan/pembelajaran: kelahiran caesar yang tidak direncanakan, dapat
memengaruhi kesiapan dan pemahaman ibu terhadap prosedur (Mitayani, 2011).
2. Diagnosis keperawatan
a. Kurang pengetahuan mengenai prosedur pembedahan, harapan, regimen pasca-
operasi yang berhubungan dengan kurang pemahaman tidak mengenal informasi,
kesalahan interpretasi
b. Ansietas yang berhubungan dengan kritis situasi, ancaman konsep diri, ancaman yang
dirasakan/aktual dari kesejahteraan maternal dan janin transmisi interpesonal.
c. Risiko tinggi infeksi yang berhubungan dengan prosedur invasif, pecah ketubah,
kerusakan kulit, penurunan HB (Mitayani, 2011).
3. Intervensi Keperawatan
a. Ansietas berhubungan dengan kriris situasi, ancaman konsep diri, ancaman yang
dirasakan/aktual dari kesejahteraan maternal dan janin transmisi interpersonal
Tujuan: ansietas pada ibu dapat teratasi
Kriteria hasil:
1) Mengungkapkan rasa takut pada keselamatan ibu dan janin
2) Mendiskusikan perasaan tentang kelahiran caesar
3) Klien tampak benar-benar rileks
4) Menggunakan sumber pendukung dengan efektif
Intervensi:
1) Kaji respons psikologi pada kejadian dan ketersediaan sistem pendukung
2) Pastikan apakah prosedur direncanakan atau tidak direncanakan
3) Tetap bersama ibu, dan tetap bicara perlahan, tunjukan empati
4) Beri penguatan aspek positif dari ibu dan kondisi janin
5) Anjurkan ibu pasangan mengungkapkan perasaan
6) Dukung atau arahkan kembali mekanisme koping yang diekspresikan
b. Risiko tinggi infeksi yang berhubungan dengan prosedur invasif, pecah ketuban,
kerusakan kulit, penurunan HB
Tujuan: infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil:
1) Klien bebas dari infeksi
2) Pencapaian tepat waktu dalam pemulihan luka tanpa komplikasi
Intervensi:
1) Tinjau ulang kondisi faktor risiko yang ada sebelumnya
2) Berikan perawatan perineal sedikitnya setiap 4 jam bila ketuban telah pecah
3) Catat HB dan HT catat perkiraan kehilangan darah selama prosedur pembedahan
4) Berikan antibiotik spektrum luas parenteral pada pra-operasi
5) Kaji terhadap tanda dan gejala infeksi (mitayani, 2011).
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Hari : Rabu
Tanggal : 10 Januari 2024
Tempat : IBS RSU Aghisna Medika Kroya
Jam : 14.00
Metode : Wawancara dan observasi
Sumber : Pasien
Oleh : Syaif
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Umur : 28 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Binangun 5/1 Cilacap
Pekerjaan : IRT
Status : Menikah
Diagnosa : G1P0A0 dengan fetal distres
No. RM : 000155xx
Tanggal Masuk : 10 Januari 2024
B. Penanggung jawab
Nama : Tn.C
Umur : 30 tahun
Alamat : Binangun 5/1 Cilacap
Hubungan dengan pasien : Suami
C. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan kenceng kenceng
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Tanggal 10 Januari 2024 pasien dibawa ke ruang IBS RSU Aghisna Medika
Kroya dengan diagnosa medis G1P0A0 dengan fetal distres. Pasien merasa cemas
dan takut karena pertama kali melakukan pembedahan.
3. Riwayat Dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya pernah memiliki riwayat miom
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan di keluarganya tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit
hipertensi, asma dan diabetes mellitus.
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Item Hasil Satuan Normal
Hemoglobin 12.1 g/dL 12.0-16.0
Lekosit 10,010 /uL 4.500-11.000
Trombosit 171,000 /uL 150.000-45.000
Hematrokit 35 % 35.00-47.00
Eritrosit 3.8 juta/uL 3.80-5.80
MCV 93.60 fL 80.00-96.00
MCH 32.00 pg/mL 28.00-33.00
MCHC 34.20 g/dL 33.00-36.00
SGOT 25 U/L < 35
SGPT 12 U/L <= 45
Ureum 12.1 mg/dL 17.00-43.00
Kreatinin 0.59 mg/dL 0.80-1.30
Gula Darah Sewaktu 74 g/dL 60-120
HbsAg Non Reaktif Non Reaktif
Golongan Darah ABO B
2. Diagnosis Anestesi
Perempuan 28 tahun, diagnosa medis G1P0A0 dengan Fetal Distres. Riwayat
direncanakan dilakukan SC dengan status fisik ASA II, direncanakan regional
anestesi dengan teknik SAB.
3. Persiapan Anestesi
a) Persiapan alat
- Peralatan spinal anestesi seperti kom berisi betadine dan alcohol, jarum
spinocan no 26, spuit 3cc, sarung tangan steril dan Bupivacaine
- Mesin anestesi yang dihubungkan dengan sumber gas dan mengecek ulang
kelengkapan serta fungsinya, pastikan vaporizer sudah terisi agen,
absobser tidak berubah warna, dan sambungkan dengan sumber listrik.
- Pastikan bag mask, circuit, konektor sesuai tempatnya
- Siapkan monitor lengkap dengan manset, finger sensor dan lead ekg
- Persiapan alat regional anestesi dengan Spinal Anestasi : Bupivacain,
sarung tangan steril, spuit 3cc, jarum spinal anestesi ukuran 26
- Persiapan bedside monitor yaitu pulse oxymetri dan tensi
- O2, N2O, sevoflurane berjaga-jaga jika diperlukan
- Menyiapkan lembar laporan durante anestesi dan balance cairan
b) Persiapan obat
- Ondansentron 4 mg
- Asam tranexamat 500 mg
- Ketorolac 30 mg
- Bupivacain 4 ml
- Methylergometrine Maleate 0,2 mg
- Oxytocin 10mg
- Ephedrine
- IVFD futrolit
- O2 4 liter/menit
c) Persiapan pasien
- Pasien masuk ke IBS pukul 14.00 WIB
- Periksa status pasien termasuk informed consent, profilaksis, hasil lab dan
obat-obatan yang telah diberikan diruang perawatan.
- Mengecek ulang identitas pasien, nama, alamat dan menanyakan ulang
kapan terakhir kali klien mengkonsumsi makanan dan minuman, riwayat
penyakit dan alergi, berat badan saat ini, serta penggunaan perhiasan yang
belum dilepas
- Mempersiapkan pasien di meja operasi
Memasang monitor tanda vital (monitor tekanan darah, saturasi oksigen)
TD : 140/90 mmHg, N : 102x/mnt, Spo2: 99 %, RR : 23 x/mnt dan
memeriksa kelancaran infus dan alat kesehatan yang terpasang pada
pasien
H. Therapi
No Nama Obat Dosis Fungsi
1 IVFD futrolit 20 tpm Mempertahakan hidrasi
pada pasien
2 Ondansentron 1x4 mg Antimual
3 Ketorolac 1x30 mg Meredakan nyeri
4 Asam tranexamat 1x500mg Mencegah perdarahan
5 Oxytoxin 1 ampl/10 mg Memperkuat kontraksi
rahim
6 Methylergometrine 0,2 mg Membantu mempercepat
Maleate 0,2 mg pemulihan pada ibu yang
mengalami perdarahan
setelah melahirkan.
7 Bupivacain 1 ampl/20mg konduksi impuls saraf
1. Jenis Pembedahan : SC
2. Jenis Anestesi : Regional Anestesi (SAB)
3. Mulai Anestesi : 14.55 WIB
4. Mulai Operasi : 15:00 WIB
5. Posisi : Supine
6. Premedikasi
Pasien dilakukan pemberian premedikasi yaitu Ondansentron 4 mg, ketorolak 30 mg
dan dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital TD: 140/90 mmHg, N : 102 x/menit, RR :
23 x/menit, S : 35,3ﹾC, SPO2 : 99%, pernafasan spontan.
7. Melakukan Regional Anestesi (SAB)
Pasien dilakukan regional anestesi menggunakan Bupivacain 20mg
Monitoring selama operasi
Pengakhiran Anestesi
SKORE BROMAGE
Skor Waktu
Kriteria
e 5 15 30 45 60 90 120 Keluar
Gerakan penuh dari tungkai
Tidak mampu mengeksiensi
tungkai
Tidak mampu memfleksi
tungkai
Tidak mampu memfleksik
pergelangan kaki
Skor saat dipindahkan 1
I. ANALISA DATA
1. Pre Anestesi
Hari/Tgl/Jam Data Fokus Etiologi Problem
Rabu, 10 DS : Kurang Ansietas
Januari - Pasien mengatakan terpapar (D.0080)
2024/14.50 cemas informasi
- Pasien mengatakan
takut akan menjalani
operasi SC karena
ini yang pertama kali
DO :
- Pasien tampak
tegang
- TTV
TD : 140/90 mmHg
Nadi : 102 x/menit
RR : 23 x/menit
2. Intra anestesi
Hari/Tgl/Jam Data Fokus Etiologi Problem
Rabu, 10 DS : - Tindakan Resiko
januari DO : pembedah pendaraha
2024/14.50 - Pasien tampak pucat an (SC) n (D.
- Pasien tampak 0012)
diaphoresis
- S : 35,3oC
- N: 102 x/menit
- Akral dingin
- CRT: 3 detik
- Dilakukan spinal
anestesi
- Pendarahan + 200cc
3. Post Anestesi
Hari/Tgl/Jam Data Fokus Etiologi Problem
Rabu, 10 DS : Pasien mengatakan Efek agen Gangguan
Januari kedua kakinya terasa lemah farmakolo mobilitas
2024/16:00 dan belum bisa digerakan gis fisik
DO : (anestesi (D.0054)
- Pasien post anestesi spinal)
Pasien tampak
berbaring ditempat
tidur dan kakinya
belum bisa
digerakkan
J. Diagnosa Keperawatan
1. Pre anestesi
Ansietas b.d kurang terapar informasi (D.0080)
2. Intra anestesi
Resiko pendarahan d.d tindakan pembedahan (D. 0012)
3. Post anestesi
Gangguan mobilitas fisik b.d efek agen farmakologis (anestesi spinal) (D.0054)
K. Intervensi
1. Pre Anestesi
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
1 Ansietas b.d Setelah dilakukan tindakan Terapi Relaksasi
kurang keperawatan selama 1 x 20 (I.09326)
terapar menit diharapkan masalah Observasi
informasi keperawatan ansietas dapat 1. Identifikasi
diatasi dengan kriteria relaksasi yang
hasil : pernah efektif
Tingkat Ansietas digunakan
(L.09093) 2. Periksa ketegangan
- Perilaku gelisah cukup otot, frekuensi nadi,
menurun (4) tekanan darah dan
- Perilaku tegang cukup suhu sebelum dan
menurun (4) sesudah latihan
- Frekuensi nadi cukup 3. Monitor terhadap
menurun (4) terapi relaksasi
- Frekuensi darah cukup Terapeutik
menurun (4) 1. Berikan informasi
tertulis tentang
persiapan dan
prosedur teknik
relaksasi
2. Gunakan relaksasi
sebagai strategi
penunjang dengan
analgetik tau
tindakan medis lain,
jika sesuai
Edukasi
1. Jelaskan tujuan,
manfaat, batasan
dan jenis relaksasi
yang tersedia (mis.
musik, meditasi
nafas dalam,
relaksasi otot
progresif)
2. Anjurkan sering
mengulang atau
melatih teknik yang
dipilih
3. Mendemonstrasikan
melatih teknik nafas
dalam
2. Intra Anestesi
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
1 Resiko Setelah dilakukan tindakan Pencegahan
pendarahan keperawatan selama 1 x 20 pendarahan ( I.
d.d tindakan menit diharapkan masalah 02067)
pembedahan keperawatan resiko Observasi:
(D. 0012) pendarahan dapat diatasi - Monitor tanda
dengan kriteria hasil : dan gejala
Tingkat Pendarahan pendarahan
(L.02017) - Monitor tanda
- Pendarahan pasca tanda vital
operasi dari 3 ortostatik
menjadi 5 Terapeutik:
- Suhu tubuh dari 2 - Pertahankan bed
menjadi 4 rest selama
pendarahan
Edukasi:
- Anjurkan
meningkatkan
asupan makanan
dan vit K
Kolaborasi:
- Kolaborasi
pemberian obat
pengontrol
pendarahan
(asam
tranexamat 500
mg)
3. Post anestesi
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
1 Gangguan Setelah dilakukan tindakan Dukungan mobilisasi
mobilitas keperawatan selama 1 x 30 (I.05173)
fisik b.d efek menit diharapkan masalah 1. Identifikasi
agen keperawatan gangguan adanya nyeri
farmakologis mobilitas fisik dapat atau keluhan
(anestesi diatasi dengan kriteria fisik lainnya
spinal) hasil : 2. Identifikasi
Mobilitas fisik (L.05042) toleransi fisik
- Pergerakan ektremitas melakukan
sedang (3) pergerakan
- Gerakan terbatas 3. Fasilitasi
cukup menurun (4) aktivitas
mobilisasi
dengan alat
bantu
4. Libatkan
keluarga untuk
membantu
pasien dalam
meningkatkan
pergerakan
L. Implementasi
1. Pre Anestesi
Diagnos Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi
a
Ansietas 10 Januari Mengidentifikasi DS : Pasien
b.d 2024/14:40 relaksasi yang pernah mengatakan untuk
kurang efektif digunakan menengkan diri
terapar biasanya dengan
informasi istighfar
DO : Pasien tampak
beristighfar
Memonitor terhadap DS : -
terapi relaksasi DO : Pasien tampak
tenang setelah
berdzikir
Mendemonstrasikan DS : Pasien
melatih teknik nafas mengatakan paham
dalam DO : Pasien dapat
mempraktekan teknik
reaksasi nafas dalam
yang sudah dianjurkan
2. Intra Anestesi
Diagnosa Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi
Resiko 10 januari Memonitor tanda dan Ds: -
pendarahan 2024/ 15:15 gejala pendarahan Do:
d.d tindakan (jumlah cairan pada - Cairan +100 cc
pembedaha suction dan kassa) - Kassa 60
n
Memonitor tanda- Ds: -
tanda vital dan CRT Do:
- TD: 115/76
- N: 78x/menit
- Suhu: 360C
3. Post Anestesi
Diagnosa Tanggal/ Implementasi Evaluasi
Jam
Gangguan 10 januari Mengidentifikasi DS : Pasien
mobilitas 2024/16:00 adanya nyeri atau mengatakan kedua
fisik b.d efek keluhan fisik lainnya kakinya belum bisa
agen digerakan
farmakologis DO : Pasien tampak
(anestesi berbaring ditempat
spinal) tidur
M. Evaluasi
1. Pre Anestesi
Tgl/Jam Evaluasi TTD
10 januari S : Syaif
2024/14.45 - Pasien mengatakan cemas
berkurang
- Pasien mengatakan masih merasa
takut
O:
- Pasien gelisah
- Pasien sudah tidak tegang
A : Masalah keperawatan ansietas belum
teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Lakukan relaksasi nafas dalam
2. Intra Anestesi
Tgl/Jam Evaluasi TTD
10 januari S : - Syaif
2024/ 15:30 O :
- Pendarahan ±200 cc
- TD : 100/80 mmHg
- Nadi : 75x/menit
- Suhu : 36,10C
A : Masalah keperawatan resiko
pendarahan teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
- Monitor TTV
- Monitor tanda dan gejala
pendarahan
3. Post Anestesi
Tgl/Jam Evaluasi TTD
10 Januari S : Pasien mengatakan kedua kakinya Syaif
2024/16.05 belum bisa digerakan
O:
- Pasien hanya berbaring ditempat
tidur
- Gerak pasien masih terbatas dan
dibanu oleh keluarga maupun
perawat
A : Masalah keperawatan gangguan
mobilitas fisik belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Memfasilitasi aktivitas mobilisasi
dengan alat bantu
- Melibatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
BAB IV
PEMBAHASAN
Terdapat beberapa definisi Sectio Caesarea (SC). SC adalah suatu persalinan buatan,
dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim
dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500
gram (Prawirohardjo, 2010).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan asuhan kepenataan anestesi pada Ny. A dengan Fetal Distress
di Intalasi Bedah Sentral RS Aghisna Medika Kroya, dapat disimpulkan:
1. Pengkajian
Saat dilakukan pengkajian ditemukan data- data sesuai dengan penyakit pasien
yaitu Fetal Distress dan nantinya data tersebut akan menjadi dasar bagi penulis
untuk menegakkan diagnosa dalam melakukan tindakan keperawatan.
2. Diagnosa berdasarkan data yang didapat, ditemukan 4 diagnosa pada kasus Fetal
Distress ini :
a. Pre anestesi
1) Ansietas b.d krisis situasional (terjadinya Fetal Distress)
2) Risiko cedera bayi b.d
b. Intra anestesi
1) Perdarahan b.d tindakan invasif
c. Pasca anestesi
1) Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi yang dilakukan mengacu kepada diagnosa yang ditegakkan dan dibuat
sesuai pada buku rencana asuhan keperawatan dapat berupa tindakan mandiri
maupun tindakan kolaborasi.
4. Implementasi
Implementasi yang dilakukan secara kontinue dilakukan di Ruang Perawat
5. Evaluasi
Evaluasi dapat berupa respon verbal, respon non verbal dan hasil
pemeriksaan.Tidak semua masalah dapat teratasi, karena adanya keterbatasan
waktu bagi penulis untuk melakukan Asuhan Keperawatan dan keadaan klien yang
sudah membaik seutuhnya.
B. Saran
1. Bagi Institusi
Diharapkan dapat menjadi sumber bacaan dan daftar pustaka bagi Mahasiswa
Keperawatan Anestesi Universitas Muhammadiyah Gombong dalam menerapkan
ilmu dan asuhan keperawatan anetesi Fetal Distress
2. Bagi Penata Anestesi
Diharapkan bagi penata anestesi untuk menerapkan asuhan kepenataan anestesi Fetal
Distress
3. Bagi Penulis
Diharapkan dapat menjadi koreksi dan pedoman bagi penulis tentang asuhan
kepenataan anestesi Fetal Distress