Sap Leaflet (Fedzel Albarokah: Iii B)
Sap Leaflet (Fedzel Albarokah: Iii B)
Sasaran : Remaja
A. LATAR BELAKANG
Manusia dalam hidupnya memerlukan interaksi dengan orang lain. Untuk
berinteraksi juga membutuhkan komunikasi yang baik. Bagi sebagian orang tua, inilah
masa yang bisa cukup sulit, terutama dalam hal membangun komunikasi dengan anak
remaja. Karakteristik pertumbuhan dan perkembangan remaja yang mencakup perubahan
transisi biologis yaitu perubahan fisik yang terjadi pada remaja. Menurut Hewitt (1981)
tujuan penggunaan proses komunikasi secara spesifik, yaitu mempelajari atau
mengajarkan sesuatu, mempengaruhi perilaku seseorang, mengungkapkan perasaan,
menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain, hubungan dengan orang lain,
menyelesaikaan sebuah masalah, mencapai sebuah tujuan, menurunkan tegangan dan
menyelesaikan konflik, menstimulasi minat pada diri sendiri atau orang lain. Dengan hal
tersebut maka sangatlah penting seorang perawat untuk dapat melakukan komunikasi
secara efektif.
Peran perawat dalam melakukan komunikasi pada remaja adalah hubungan yang
terapeutik antara perawat dan klien akan pengalaman belajar dan juga merupakan
pengalaman koreksi terhadap komunikasi klien. Disini perawat sebagai tim pelaksana
dalam melakukan penyusunan asuhan keperawatan membina hubungan interpersonal
yang sepaham dan saling bergantung dengan orang lain, peningkatan fungsi dan
kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan realistis yang jelas dan
peningkatan integritas diri. Dari latar belakang diatas, dijelaskan bahwa komunikasi
seorang perawat pada usia remaja adalah hubungan yang terapeutik antara perawat dan
klien akan pengalaman belajar dan juga merupakan pengalaman koreksi terhadap
komunikasi klien.
D. MATERI
(Terlampir)
a. Menyimpulkan kesimpulan
b. Melakukan ab
mengajukan an
c. Mengakhiri
kegiatan
F. METODE
1. Ceramah
2. Praktek cara komunikasi efektif untuk remaja
H. EVALUASI
a. Evaluasi struktur :
1. Satuan Acara Kegiatan sudah dibuat sebelum kegiatan dimulai
2. Media telah disipakan
3. Tempat telah disiapkan
4. Kontrak waktu telah disepakati
b. Evaluasi Proses
1. Kegiatan cara belajar komunikasi efektif pada remaja
2. Semua peserta mengikuti proses dari awal sampai selesai
c. Evaluasi Hasil
1. Peserta mampu mempraktikkan komunikasi efektif pada remaja
2. Peserta menyampaikan secara verbal kenyamanan setelah mendapat pendidikan
tentang komunikasi efektif pada remaja
MATERI KOMUNIKASI EFEKTIF PADA REMAJA
2. Pengetahuan
Semakin banyak pengetahuan yang didapat maka komunikasi berlangsung secara
efektif.
3. Sikap
Sikap mempengaruhi dalam berkomunikasi. Bila komunikan bersifat pasif / tertutup
maka komunikasi tidak berlangsung secara efektif.
5. Saluran
Saluran sangat penting dalam berkomunikasi agar pesan dapat tersampaikan ke
komunikan dengan baik.
6. Lingkungan
Pesan saya lebih menekankan perasaan dan kepedulian orang tua sebagai
akibat perilaku anak sehingga anak belajar bahwa setiap perilaku mempunyai akibat
terhadap
orang lain. Melalui pesan saya akan mendorong semangat anak, mengembangkan
keberaniannya, sehingga anak akan merasa nyaman.
1) Kita tidak mungkin menjadi seorang yang harus memecahkan semua masalah.
2) Kita harus mengajarkan kepada remaja rasa tanggung jawab dalam memecahkan
masalahnya sendiri.
3) Kita perlu membantu remaja untuk tidak ikut campur urusan orang lain.
4) Anak perlu belajar mandiri
Setelah mengetahui masalah siapa maka akibatnya siapa yang punya masalah
harus bertanggung jawab untuk menyelesaikannya.Bila masalah itu adalah masalah
remaja maka tekhnik yang digunakan adalah mendengar aktif.
2. Bercerita
Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak remaja dapat mudah
diterima, mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita, tetapi cerita yang
disampaikan hendaknya sesuai dengan pesan yang akan disampaikan, yang akan
diekspresikan melalui tulisan.
3. Memfasilitas
Memfasilitasi adalah bagian cara berkomunikasi, malalui ini ekspresi anak atau
respon anak remaja terhadap pesan dapat diterima, dalam memfasilitasi kita harus
mampu mengekspresikan perasaan dan tidak boleh dominan , tetapi anak harus
diberikan respons terhadap pesan yang disampaikan melalui mendengarkan dengan
penuh perhatian dan jangan mereflisikan ungkapan negatif yang menunjukan kesan
yang jelek pada anak remaja tersebut.
6. Penggunaan skala
Pengunaan skala atau peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan perasaan
sakit pada anak seperti pengguaan perasaan nyeri, cemas, sedih dan lain-lain, dengan
menganjurkan anak untuk mengekspresikan perasaan sakitnya.
7. Menulis
Melalui cara ini remaja akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan
sedih, marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada remaja yang jengkel,
marah dan diam.
1. Membuka pintu, yaitu ungkapan orang tua yang memungkinkan anak untuk
membicarakan lebih banyak, mendorong anak untuk mendekat dan mencurahkan isi
hatinya. Dan yang penting menumbuhkan pada anak rasa diterima dan dihargai.
Beberapa pernyataan yang bersifat membuka antara lain: “Saya mengerti.. “ Ya..hm..
“Oh ya..” Coba ceritakan lebih banyak..”ibu koq tertarik ya..”Kelihatannya kamu
seneng ya..
2. Mendengar Aktif, kemampuan orangtua untuk menguraikan perasaan anak dengan
tepat, jadi orangtua mengerti perasaan anak, yang dikirim anak lewat bahasa verbal
maupun non verbalnya. Keuntungan dari mendengar aktif, anatara lain: mendorong
terjadinya katarasis; menolong anak tidak takut terhadap perasaan (positif-negatif);
mengembangkan hubungan yang sangat dekat dengan orang tua; memudahkan anak
memecahkan masalahnya; meningkatkan6 kemampuan anak untuk mendengar
pendapat orang tua; meningkatkan tanggungjawab anak.
3. Komunikasi dengan empatik, prinsip komunikasi empatik: “Berusaha mengerti lebih
dahulu, baru dimengerti” . Dalam mendengarkan empatik, kita sebagai orang tua
berusaha masuk ke dalam kerangka pikiran, perasaan anak remaja kita.
Kita sebagai orang tua, tidak hanya mendengar dengan telinga, tapi dengan mata dan
hati. Hati kita merasakan, memahami, menyelami dan berintuisi dengan permasalahan yang
sedang dialami oleh anak remaja kita. Mata kita mengamati pesan-pesan nonverbal yang
diekspresikan oleh anak kita. Kita menggunakan otak kanan sekaligus otak kiri.
Mendengar Empatik adalah mendengar untuk mengerti baik secara emosional sekaligus
intelektual, bukan dengan maksud untuk menjawab, mengendalikan atau memanipulasi orang
lain. Memang tidak mudah untuk dapat menjalin komunikasi yang positif dengan anak
remaja kita yang sedang mengalami berbagai gejolak dalam dirinya. Tetapi tidak berarti tidak
bisa. Pemahaman dan pengertian kita sebagai orang tua atas kesulitan-kesulitan yang sedang
dialami anak remaja kita, merupakan hal sangat penting. Anak remaja kita membutuhkan
pengertian dari orangtuanya bahwa ia sedang mengalami proses perubahan.Sikap ini akan
mendukung terjalinnya komunikasi yang positif dengan anak remaja.
b. Gangguan Noises
Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita berkomunikasi,
jarak yang jauh, dan lain sebagainya.
g. Kurang persiapan.
Bagaimana mungkin proses penyampaian materi atau pembelajaran dapat optimal
jika tidak menyiapkan perencanaan dengan baik
2. Hambatan Psikologis :
a. Mendengar.
Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau
informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar dan
tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar.
c. Menilai sumber.
Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada seorang
remaja yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung
mengabaikannya.
d. Pengaruh emosi.
Pada keadaan marah, remaja akan kesulitan untuk menerima informasi. apapun
berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya.
e. Kecurigaan.
Kembangkanlah sikap berbaik sangka pada semua orang. Hendaklah berpikir
baik atau positif bahwa materi ini bisa dipahami oleh remaja. Komunikator curiga
pada komunikan akan membawa suasana pembelajaran tidak kondusif.
f. Tidak jujur.
Karakter dasar komunikator mestilah ditampilkan selama pembelajaran
komunikasi pada remaja berlangsung dan juga di luar pembelajaran. Kita harus jujur.
Jangan bohong. Jujurlah jika memang tidak tahu
g. Tertutup.
Jika ada kita yang memiliki sikap tertutup atau introvert dalam proses
pembelajaran, sebaiknya jangan menjadi komunikator. Sebab dalam proses itu
diperlukan kerjasama, keterbukaan, kehangatan, dan keterlibatan.
h. Destruktif.
Jelas sikap ini akan menjadi penghambat aliran komunikasi pada remaja.
Cegahlah sedini mungkin oleh kita.Jika sikap destruktif itu muncul, lakukan segera
penanganannya secara bijak atau sesuai prosedur yang berlaku.
i. Kurang dewasa.
Kita memang perlu menyadari sikapnya dalam proses pembelajaran. Bedakan
ketika kita berbicara dengan anak-anak, karena kita berkomunikasi dengan seorang
remaja.mampu, tetapi ada hambatan psikologi.
3. Semantik :
a. Persepsi yang berbeda.
Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si pengirim pesan tidak
sama dengan si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan
pertengkaran, diantara pengirim dan penerima pesan. Setiap individu memiliki latar
belakang yang berbeda. Itu adalah wajar dan real. Yang perlu dilakukan adalah
kesepakatan antara komunikator dan komunikan bahwa inilah tujuan komunikasi
yang ingin kita raih. Oleh karena itu, sampaikanlah tujuan tersebut kepada
komunikan dengan jelas.