Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN TEKNIK KOMUNIKASI

EFEKTIF PADA REMAJA

Pokok bahasan : Terapi komunikasi efektif pada remaja

Sub pokok bahasan : komunikasi efektif

Hari/Tanggal : Jumat/ 26-12-2021

Sasaran : Remaja

Waktu penyuluhan : 30 menit

Tempat : jl.Brigjen Slamet Riadi gang 11 348 Malang

A. LATAR BELAKANG
Manusia dalam hidupnya memerlukan interaksi dengan orang lain. Untuk
berinteraksi juga membutuhkan komunikasi yang baik. Bagi sebagian orang tua, inilah
masa yang bisa cukup sulit, terutama dalam hal membangun komunikasi dengan anak
remaja. Karakteristik pertumbuhan dan perkembangan remaja yang mencakup perubahan
transisi biologis yaitu perubahan fisik yang terjadi pada remaja. Menurut Hewitt (1981)
tujuan penggunaan proses komunikasi secara spesifik, yaitu mempelajari atau
mengajarkan sesuatu, mempengaruhi perilaku seseorang, mengungkapkan perasaan,
menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain, hubungan dengan orang lain,
menyelesaikaan sebuah masalah, mencapai sebuah tujuan, menurunkan tegangan dan
menyelesaikan konflik, menstimulasi minat pada diri sendiri atau orang lain. Dengan hal
tersebut maka sangatlah penting seorang perawat untuk dapat melakukan komunikasi
secara efektif.
Peran perawat dalam melakukan komunikasi pada remaja adalah hubungan yang
terapeutik antara perawat dan klien akan pengalaman belajar dan juga merupakan
pengalaman koreksi terhadap komunikasi klien. Disini perawat sebagai tim pelaksana
dalam melakukan penyusunan asuhan keperawatan membina hubungan interpersonal
yang sepaham dan saling bergantung dengan orang lain, peningkatan fungsi dan
kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan realistis yang jelas dan
peningkatan integritas diri. Dari latar belakang diatas, dijelaskan bahwa komunikasi
seorang perawat pada usia remaja adalah hubungan yang terapeutik antara perawat dan
klien akan pengalaman belajar dan juga merupakan pengalaman koreksi terhadap
komunikasi klien.

B. TUJUAN UMUM PENYULUHAN


Setelah selesai mengikuti pendidikan tentang komunikasi efektif pada remaja

C. TUJUAN KHUSUS PENYULUHAN


Setelah selesai mengikuti pendidikan tentang komunikasi efektif pada remaja selama 1 x
30 menit, klien mampu :
1. Memahami konsep tentang komunikasi efektif pada remaja
2. Mengikuti cara berkomunikasi efektif pada remaja
3. Mendemonstrasikan cara berkomunikasi efektif

D. MATERI
(Terlampir)

E. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

NO PENYULUH RESPON LANSIA WAKT


U
1. Pembukaan a. Menjawab salam 5 Menit

a. Salam pembukaan b. Berpartisipasi


aktif
b. Apersepsi
c. Memperhatikan
c. Perkenalan
d. Mengkomunikasik
an tujuan
2. Kegiatan inti : a. Memperhatikan 15
Menit
Menjelaskan pendidikan penjelasan

tentang komunikasi penyuluh

efektif pada remaja dengan cermat


b. Memperhatik
an simulasi
c. Menanyakan hal-
hal yang belum
jelas.
d. Memperhatik
an jawaban

3. Penutup a. Memperhatikan 5 menit

a. Menyimpulkan kesimpulan

kegiatan yang materi

telah disampaikan b. Menjaw

b. Melakukan ab

evaluasi dengan pertanya

mengajukan an

pertanyaan c. Menjawab salam

c. Mengakhiri
kegiatan

F. METODE
1. Ceramah
2. Praktek cara komunikasi efektif untuk remaja

G. MEDIA DAN ALAT


1. LEAFLET

H. EVALUASI
a. Evaluasi struktur :
1. Satuan Acara Kegiatan sudah dibuat sebelum kegiatan dimulai
2. Media telah disipakan
3. Tempat telah disiapkan
4. Kontrak waktu telah disepakati
b. Evaluasi Proses
1. Kegiatan cara belajar komunikasi efektif pada remaja
2. Semua peserta mengikuti proses dari awal sampai selesai
c. Evaluasi Hasil
1. Peserta mampu mempraktikkan komunikasi efektif pada remaja
2. Peserta menyampaikan secara verbal kenyamanan setelah mendapat pendidikan
tentang komunikasi efektif pada remaja
MATERI KOMUNIKASI EFEKTIF PADA REMAJA

A. Komunikasi pada Remaja


Remaja menggunakan komunikasi verbal yang canggih (misalnya komunikasi
menggunakan media elektronik seperti sms, bbm, twitter, e-mail, facebook) meskipun
perilaku mereka belum menunjukkan tingkat komunikasi, kognitif atau kematangan
lebih tinggi. Remaja bisa berespons terhadap pendekatan-pendekatan verbal dengan
satu suku kata. Sikap berdiam diri, marah atau tingkah laku lain perawat harus
menghindari kecenderungan untuk beresponsminimal dan perilaku sosial yang
diharapkan dengan menyelidik, konfrontasi, sikap terus bertanya, atau sikap-sikap
yang menghakimi.
Mempermudah kontak awal dengan diskusi mengenal teman, hobi, sekolah
dan keluarga dapat memberikan waktu bagi remaja yang gelisah untuk menyesuaikan
diri. Keterbukaan dapat terjadilebih mudah jika remaja dan perawat terlihat dalam
aktivitas bersama (Engel,2008:7-8). Sangat bermanfaat untuk menanyakan kepada
remaja apa yang mereka ketahui tentang kontak kesehatan dan untuk menjelaskan
rasional dari pengkajian kesehatan. Remaja mungkin mempunyai perhatian terhadap
privasi dari kerahasiaan, dan kesempatan harus diberikan untuk melengkapi beberapa
atau semua pengkajian tanpan kehadiran orang tua. Perawat wanita perlu sensitif
terhadap potensi rasa malu remaja putra saat diperiksa perawat wanita dan berikan
selimut penutup serta meminimalkan sentuhan. Parameter kerahasiaan harus
dijelaskan terutama harus dijelaskan bahwa informasi yang disampaikan bersifat
rahasia kecuali perlu dilakukan intervensi. Remaja cenderung menfokuskan perhatian
pada citra diri dan fungsi tubuh, dan bila sesui harus diberikan umpan balik dari
pengkajian. Diagram dan model dapat meningkatkan umpan balik. Walaupun remaja
tingkat pemahan dan kosa kata yang tinggi, mereka dapat berfungsi secara tidak
konsisten pada tingkat kognitif yang lebih tinggi, rinci, dan teknis. Remaja yang sadar
diri mungkin engganbertanya untuk klarifikasi penjelasan yang tidak dimengerti
(Engel,2008:7-8). Perkembangan komunikasi pada usia remaja ini ditunjukkan
dengan kemampuan berdiskusi atau berdebat dan sudah mulai berpikir secara
konseptual, sudah mulai menunjukkan perasaan malu, pada anak usia sering kali
merenung kehidupan tentang masa depan yang direfleksikan dalam komunikasi. Pada
usia ini pola pikir sudah mulai menunjukkan ke arah yang lebih positif, terjadi
konseptualisasi mengingat masa ini adalah masa peralihan anak menjadi dewasa.
B. Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi pada Remaja
1. Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka komunikasi berlangsung secara
efektif.

2. Pengetahuan
Semakin banyak pengetahuan yang didapat maka komunikasi berlangsung secara
efektif.
3. Sikap
Sikap mempengaruhi dalam berkomunikasi. Bila komunikan bersifat pasif / tertutup
maka komunikasi tidak berlangsung secara efektif.

4. Usia tumbuh kembang status kesehatan anak


Bila ingin berkomunikasi, maka harus disesuaikan dengan tingkat usia agar
komunikasi tersebut berlangsung secara efektif.

5. Saluran
Saluran sangat penting dalam berkomunikasi agar pesan dapat tersampaikan ke
komunikan dengan baik.

6. Lingkungan

C. Prinsip Komunikasi pada Remaja


1. Cara Membangun Hubungan Yang Harmonis Dengan Remaja
Hal yang sering orang tua lakukan dalam berkomunikasi. Dalam
berkomunikasi, orang tua ingin segera membantu menyelesaikan masalah remaja,
ada hal-hal yang orang tua yang sering lakukan, seperti :
a. Cenderung lebih banyak bicara dari pada mendengarkan,
b. Merasa tahu lebih banyak dari pada remaja,
c. Cenderung memberi arahan dan nasihat,
d. Tidak berusaha mendengarkan dulu apa yang sebenarnya terjadi dan yang dialami
remaja,
e. Tidak memberikan kesempatan agar remaja mengemukakan pendapat,
f. Tidak mencoba menerima dahulu kenyataan yang dialami remaja dan
memahaminya,
g. Merasa putus asa dan marah-marah karena tidak tahu lagi apa yang harus
dilakukan terhadap remaja.
2. Kunci pokok berkomunikasi dengan remaja
Adapun kunci pokok yang dilakukan orang tua terhadap anaknya yang beranjak
dewasa seperti :

a. Mendengar supaya remaja mau berbicara,


b. Menerima dahulu perasaan remaja,
c. Bicara supaya didengar.
Oleh sebab itu orang tua harus mau belajar dan berubah dalam cara berbicara
dan cara mendengar.

3. Mengenal Diri Remaja


a. Pahami Perasaan Remaja
Banyak terjadi masalah dalam berkomunikasi dengan remaja, yang disebabkan
karena orang tua kurang dapat memahami perasaan anaknya yang diajak bicara.Agar
komunikasi dapat lebih efektif orang tua perlu meningkatkan kemampuannya dan
mencoba memahami perasaan anak sebagai lawan bicara.

b. Bagaimana memahami perasaan remaja


Untuk memahami perasaan remaja, orang tua harus menerima dulu perasaan
dan ungkapan remaja terutama ketika ia sedang mengalami masalah, agar ia merasa
nyaman dan mau melanjutkan pembicaraan dengan orang tua. Orang tua akan lebih
mengerti apa yang sebenarnya dirasakan remaja.

4. Membuat Remaja Mau Berbicara Pada Orang Tua Saat


Menghadapi Masalah Dan Membantu Remaja Menyelesaikan Masalah.

a. Pesan kamu dan pesan saya


Pesan kamu adalah cara seperti ini bukanlah penyampaian akibat perilaku anak
terhadap orang tua tetapi berpusat pada kesalahan anak cenderung tidak
membedakan antara anak dan perilakunya sehingga membuat anak merasa
disalahkan, direndahkan dan di sudutkan.

Pesan saya lebih menekankan perasaan dan kepedulian orang tua sebagai
akibat perilaku anak sehingga anak belajar bahwa setiap perilaku mempunyai akibat
terhadap
orang lain. Melalui pesan saya akan mendorong semangat anak, mengembangkan
keberaniannya, sehingga anak akan merasa nyaman.

b. Menentukan masalah siapa


Ketika menghadapi remaja sebagai lawan bicara yang bermasalah, kita perlu
mengetahui masalah siapa ini. Hal ini perlu dibiasakan karena :

1) Kita tidak mungkin menjadi seorang yang harus memecahkan semua masalah.
2) Kita harus mengajarkan kepada remaja rasa tanggung jawab dalam memecahkan
masalahnya sendiri.
3) Kita perlu membantu remaja untuk tidak ikut campur urusan orang lain.
4) Anak perlu belajar mandiri
Setelah mengetahui masalah siapa maka akibatnya siapa yang punya masalah
harus bertanggung jawab untuk menyelesaikannya.Bila masalah itu adalah masalah
remaja maka tekhnik yang digunakan adalah mendengar aktif.

D. Teknik Komunikasi pada Remaja


Komunikasi dengan remaja meru7pakan sesuatu yang penting dalam menjaga
hubungan dengan remaja, melalui komunikasi ini pula perawat dapat memudahkan
mengambil berbagai data yang terdapat pada diri remaja yang selanjutnya dapat
diambil dalam menentukan masalah keperawatan. Beberapa cara yang digunakan
dalam berkomunikasi dengan remaja, antara lain :
1. Melalui orang lain atau pihak ketiga
Cara berkomunikasi ini pertama dilakukan oleh remaja dalam menumbuhkan
kepercayaan diri remaja, dengan menghindari secara langsung berkomunikasi dengan
melibatkan orang tua secara langsung yang sedang berada disamping anak. Selain itu
dapat digunakan dengan cara memberikan komentar tentang sesuatu.

2. Bercerita
Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak remaja dapat mudah
diterima, mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita, tetapi cerita yang
disampaikan hendaknya sesuai dengan pesan yang akan disampaikan, yang akan
diekspresikan melalui tulisan.

3. Memfasilitas
Memfasilitasi adalah bagian cara berkomunikasi, malalui ini ekspresi anak atau
respon anak remaja terhadap pesan dapat diterima, dalam memfasilitasi kita harus
mampu mengekspresikan perasaan dan tidak boleh dominan , tetapi anak harus
diberikan respons terhadap pesan yang disampaikan melalui mendengarkan dengan
penuh perhatian dan jangan mereflisikan ungkapan negatif yang menunjukan kesan
yang jelek pada anak remaja tersebut.

4. Meminta untuk menyebutkan keinginan


Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak dengan meminta anak
untuk menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan yang dirasakan anak
dan keinginan tersebut dapat menunjukan persaan dan pikiran anak pada saat itu.

5. Pilihan pro dan kontra


Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukkan atau
mengetahui perasaan dan pikiran anak, dengan mengajukan rasa situasi yang
menunjukkan pilihan yang positif dan negatif yang sesuai dengan pendapat anak
remaja.

6. Penggunaan skala
Pengunaan skala atau peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan perasaan
sakit pada anak seperti pengguaan perasaan nyeri, cemas, sedih dan lain-lain, dengan
menganjurkan anak untuk mengekspresikan perasaan sakitnya.

7. Menulis
Melalui cara ini remaja akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan
sedih, marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada remaja yang jengkel,
marah dan diam.

E. Cara Komunikasi yang Efektif pada Usia Remaja


Adapun cara komunikasi antara orang tua dan anak yang efektif pada usia remaja yaitu
meliputi: (Sofia Retnowati, 2013:3)

1. Membuka pintu, yaitu ungkapan orang tua yang memungkinkan anak untuk
membicarakan lebih banyak, mendorong anak untuk mendekat dan mencurahkan isi
hatinya. Dan yang penting menumbuhkan pada anak rasa diterima dan dihargai.
Beberapa pernyataan yang bersifat membuka antara lain: “Saya mengerti.. “ Ya..hm..
“Oh ya..” Coba ceritakan lebih banyak..”ibu koq tertarik ya..”Kelihatannya kamu
seneng ya..
2. Mendengar Aktif, kemampuan orangtua untuk menguraikan perasaan anak dengan
tepat, jadi orangtua mengerti perasaan anak, yang dikirim anak lewat bahasa verbal
maupun non verbalnya. Keuntungan dari mendengar aktif, anatara lain: mendorong
terjadinya katarasis; menolong anak tidak takut terhadap perasaan (positif-negatif);
mengembangkan hubungan yang sangat dekat dengan orang tua; memudahkan anak
memecahkan masalahnya; meningkatkan6 kemampuan anak untuk mendengar
pendapat orang tua; meningkatkan tanggungjawab anak.
3. Komunikasi dengan empatik, prinsip komunikasi empatik: “Berusaha mengerti lebih
dahulu, baru dimengerti” . Dalam mendengarkan empatik, kita sebagai orang tua
berusaha masuk ke dalam kerangka pikiran, perasaan anak remaja kita.
Kita sebagai orang tua, tidak hanya mendengar dengan telinga, tapi dengan mata dan
hati. Hati kita merasakan, memahami, menyelami dan berintuisi dengan permasalahan yang
sedang dialami oleh anak remaja kita. Mata kita mengamati pesan-pesan nonverbal yang
diekspresikan oleh anak kita. Kita menggunakan otak kanan sekaligus otak kiri.

Mendengar Empatik adalah mendengar untuk mengerti baik secara emosional sekaligus
intelektual, bukan dengan maksud untuk menjawab, mengendalikan atau memanipulasi orang
lain. Memang tidak mudah untuk dapat menjalin komunikasi yang positif dengan anak
remaja kita yang sedang mengalami berbagai gejolak dalam dirinya. Tetapi tidak berarti tidak
bisa. Pemahaman dan pengertian kita sebagai orang tua atas kesulitan-kesulitan yang sedang
dialami anak remaja kita, merupakan hal sangat penting. Anak remaja kita membutuhkan
pengertian dari orangtuanya bahwa ia sedang mengalami proses perubahan.Sikap ini akan
mendukung terjalinnya komunikasi yang positif dengan anak remaja.

F. Hambatan dalam Komunikasi pada Remaja


Komunikasi merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi manusia dalam
melakukan interaksi dengan sesama. Kita pada suatu waktu merasakan komunikasi
yang kita lakukan menjadi tidak efektif karena kesalahan dalam menafsirkan pesan
yang kita diterima. Hal ini terjadi karena setiap manusia mempunyai keterbatasan
dalam menelaah komunikasi yang disampaikan.
Kesalahan dalam menafsirkan pesan bisa disebabkan karena tiga hal yaitu:
1. Hambatan Fisik :
a. Sinyal nonverbal yang tidak konsisten.
Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi tidak melihat kepada lawan bicara,
tetap dengan aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita,
mampengaruhi proses komunikasi yang berlangsung.

b. Gangguan Noises
Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita berkomunikasi,
jarak yang jauh, dan lain sebagainya.

c. Gangguan fisik (gagap, tuli, buta).


Adanya gangguan fisik seperti gagap, tunawicara, tunanetra, dan sebagainya
yang dialami oleh seorang Remaja. Terimalah mereka apa adanya. Mereka pasti
memiliki potensi unggul lain yang perlu digali. Sebagai perawat, kita harus siap
menerima kenyataan tersebut seraya mencari cara agar tidak terjadi hambatan
komunikasi dengan remaja tersebut, misalnya dengan cara belajar bahasa yang
mereka dapat pahami.

d. Teknik bertanya yang buruk.


Ternyata kita yang tidak memiliki kemampuan bertanya, tidak akan sanggup
menggali pemahaman orang lain, tidak sanggup mengetahui apa yang dirasakan
orang lain. Oleh karena itu, kembangkan selalu teknik bertanya kepada orang lain.
Bahwa setiap individu memiliki modalitas belajar yang berbeda-beda.

e. Teknik menjawab yang buruk.


Kesulitan seseorang memahami materi yang disampaikan karena komunikator
tidak mampu menjawab dengan baik.Pertanyaan bukannya dijawab, melainkan
dibiarkan.Pertanyaan justru dijawab tidak tepat.Salah satu teknik menjawab yang
buruk adalah komunikator tidak memberikan kesempatan individu menyelesaikan
pertanyaan lalu langsung di jawab oleh komunikator.

f. Kurang menguasai materi.


Ini faktor yang sangat jelas.Begitu kita tidak menguasai materi, itulah
hambatan komunikasi.Kompetensi profesional salah satu maknanya adalah
menguasai materi secara mendalam bahkan ditambahkan lagi, meluas.

g. Kurang persiapan.
Bagaimana mungkin proses penyampaian materi atau pembelajaran dapat optimal
jika tidak menyiapkan perencanaan dengan baik
2. Hambatan Psikologis :
a. Mendengar.
Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau
informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar dan
tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar.

b. Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.


Sering kali kita mengabaikan informasi yang menurut kita tidak sesuai dengan
ide, gagasan dan pandangan kita padahal kalau dicermati sangat berhubungan
dengan ide kita, padahal ada kalanya gagasan kita yang kurang benar.

c. Menilai sumber.
Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada seorang
remaja yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung
mengabaikannya.

d. Pengaruh emosi.
Pada keadaan marah, remaja akan kesulitan untuk menerima informasi. apapun
berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya.

e. Kecurigaan.
Kembangkanlah sikap berbaik sangka pada semua orang. Hendaklah berpikir
baik atau positif bahwa materi ini bisa dipahami oleh remaja. Komunikator curiga
pada komunikan akan membawa suasana pembelajaran tidak kondusif.

f. Tidak jujur.
Karakter dasar komunikator mestilah ditampilkan selama pembelajaran
komunikasi pada remaja berlangsung dan juga di luar pembelajaran. Kita harus jujur.
Jangan bohong. Jujurlah jika memang tidak tahu

g. Tertutup.
Jika ada kita yang memiliki sikap tertutup atau introvert dalam proses
pembelajaran, sebaiknya jangan menjadi komunikator. Sebab dalam proses itu
diperlukan kerjasama, keterbukaan, kehangatan, dan keterlibatan.
h. Destruktif.
Jelas sikap ini akan menjadi penghambat aliran komunikasi pada remaja.
Cegahlah sedini mungkin oleh kita.Jika sikap destruktif itu muncul, lakukan segera
penanganannya secara bijak atau sesuai prosedur yang berlaku.

i. Kurang dewasa.
Kita memang perlu menyadari sikapnya dalam proses pembelajaran. Bedakan
ketika kita berbicara dengan anak-anak, karena kita berkomunikasi dengan seorang
remaja.mampu, tetapi ada hambatan psikologi.

3. Semantik :
a. Persepsi yang berbeda.
Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si pengirim pesan tidak
sama dengan si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan
pertengkaran, diantara pengirim dan penerima pesan. Setiap individu memiliki latar
belakang yang berbeda. Itu adalah wajar dan real. Yang perlu dilakukan adalah
kesepakatan antara komunikator dan komunikan bahwa inilah tujuan komunikasi
yang ingin kita raih. Oleh karena itu, sampaikanlah tujuan tersebut kepada
komunikan dengan jelas.

b. Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda.


Kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita.
Seseorang menyebut akan datang sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda bagi
orang yang menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti satu menit, lima menit,
setengah jam atau satu jam kemudian. Pastikanlah kita menggunakan bahasa
pengantar yang bisa dipahami oleh orang lain (komunikan). Hindari menggunakan
istilah yang tidak diketahui komunikan. Jika ingin menggunakan istilah, jelaskanlah
padanannya dengan bahasa yang mudah dipahami. Kita akan mudah menjelaskan
materi jika dibantu dengan bahasa komunikan.
c. Terjemahan yang salah.
Ada kalanya dalam komunikasi terdapat istilah asing yang belum diketahui
oleh kita. Kita jangan merasa malu jika memang belum tahu. Ambillah kamus
bahasa Indonesia atau kamus istilah umum atau istilah dalam bidang studi tertentu
sebagai sahabat dalam menerjemahkan kata atau istilah yang tidak diketahui.
d. Semantik yaitu pesan bermakna ganda.
Anda pastilah mengetahui bahwa ada kemungkinan pesan yang dikirim
bermakna ganda, lebih dari 1 arti. Inilah salah satu penyebab miscommunication.
Contoh “Untuk memahami materi Hipertensi pada lanjut usia tadi, kerjakanlah 10
soal pada buku yang kamu pegang “• Informasi perintah ini tidak jelas. Buku yang
mana yang dimaksud? Halaman berapa? Hindari penggunaan kalimat bermakna
ganda.
e. Belum berbudaya baca, tulis, dan budaya diam.
Penyampaian materi pembelajaran Anda agar maksimal perlu ditunjang
dengan pelaksanaan budaya yang baik di dalam kelas. Tumbuhkan kebiasaan bahwa
ketika Anda menjelaskan, peserta didik memperhatikan. Ketika Anda meminta
mereka menjawab, mereka memberikan respons jawaban. Ketika seorang peserta
didik sedang menjawab, peserta didik lain diminta menyimak. Jangan sampai
sebaliknya, ketika Anda sedang menjelaskan, para peserta didik justru saling
berbicara. Ketika mereka disuruh bertanya, tidak satu pun bertanya. Bahkan Anda
dapat menumbuhkan budaya saling koreksi jawaban antar peserta didik dapat
dilakukan di bawah bimbingan Anda. (Nailul Himmah, 2013:03)
i. Media Penyuluhan
Leaflet

Anda mungkin juga menyukai