Anda di halaman 1dari 3

Epistemologi Sosial

Suatu usaha yang berkaitan dengan bagaimana orang dapat mengejar kebenaran dengan
sebaik-baiknya (kebenaran apapun yang dipertanyakan) dengan bantuan, atau dihadapan,
orang lain. Hal ini juga berkaitan dengan perolehan kebenaran oleh kelompok

Berbeda dengan orientasi individualis Descartes dan Locke, epistemologi sosial


berangkat dari gagasan yang masuk akal bahwa informasi seringkali dapat diperoleh dari
orang lain. Yang pasti, Epistemologi sosial juga merupakan kajian filosofis tentang
pengetahuan sebagai data sosiologis. Ia menganggap hubungan sosial, kepentingan sosial,
dan institusi sosial sebagai faktor yang secara signifikan mempengaruhi proses perolehan
pengetahuan. Nah Oleh karena itu, epistemologi sosial tidak boleh dipahami sebagai suatu
bentuk epistemologi yang sepenuhnya berbeda dan independen, namun bertumpu pada
epistemologi individual. Nah disini Epistemologi individu sendiri merupakan salah satu dari
dua cabang utama epistemologi, yang lainnya adalah epistemologi sosial. Tapi yang akan kita
bahas disini adalah epistemology sosial.

Epistemologi sosial sendiri muncul sebagai reaksi terhadap epistemologi tradisional yang
berpusat pada individu. Paling tidak sejak Descartes, epistemologi sebagai cabang filsafat
tentang pengetahuan selalu menganggap subjek penahu adalah individu. Kegiatan berpikir
dianggap kegiatan personal yang otonom dari pengaruh sosial. Epistemologi sosial hendak
meruntuhkan pengakuan itu dengan menunjukkan pengaruh kepentingan dan kondisi-kondisi
sosial dalam proses justifikasi keyakinan yang benar. Dalam perkembangannya para filsuf
berbeda pendapat tentang apa yang dimaksud dengan epistemologi sosial. Perbedaan
pendapat itu dapat dibagi ke dalam dua kubu besar: klasik dan anti-klasik. Kalangan klasik
masih meyakini adanya “kebenaran” dalam pengetahuan, sehingga epistemologi sosial adalah
cara untuk menjustifikasi itu menurut kalangan ini. Oleh karena itu, epistemologi sosial
merupakan kesinambungan, artinya tidak terputus sepenuhnya dari epistemologi tradisional.
Sementara itu, kalangan anti-klasik berpendapat bahwa epistemologi sosial mempunyai titik
berangkat dan tujuan yang sama sekali berbeda dengan epsitemologi sosial. Mereka tidak
berminat untuk menemukan kebenaran dalam proses epistemik. Kalangan yang paling
ekstrim bahkan mengatakan bahwa epistemologi tidak diperlukan lagi.
Topik Sentral Epistemologi Sosial

1. Kesaksian atau Testimoni

Kesaksian dalam epistemologi sosial adalah salah satu bentuk justifikasi keyakinan yang
benar yang dipengaruhi oleh kepentingan dan kondisi sosial. Kesaksian ini dapat diberikan
oleh individu atau kelompok sosial tertentu yang memiliki pengalaman atau pengetahuan
tentang suatu peristiwa atau fenomena. Namun, perlu ada bukti kebenaran si pemberi
kesaksian dalam perkara yang ia beri kesaksian. Dalam epistemologi sosial, kesaksian dapat
dipertimbangkan sebagai salah satu sumber pengetahuan yang sah, tetapi harus dianalisis
secara kritis dan kontekstual.

2. Ketidaksepakatan Sejawat

Ketidaksepakatan dalam epistemologi sosial dapat terjadi karena perbedaan pandangan


mengenai apa yang dimaksud dengan epistemologi sosial. Ada dua kubu besar dalam
pandangan ini, yaitu klasik dan anti-klasik. Kalangan klasik masih meyakini adanya
'kebenaran' dalam pengetahuan, sehingga epistemologi sosial adalah cara untuk
menjustifikasi itu. Sementara itu, kalangan anti-klasik menolak pandangan ini dan
berpendapat bahwa kebenaran dalam pengetahuan tidak dapat diukur secara objektif dan
tergantung pada perspektif masing-masing individu atau kelompok sosial. Selain itu,
ketidaksepakatan juga dapat terjadi karena perbedaan pandangan mengenai aspek sosial dari
cara memperoleh pengetahuan. Epistemologi tradisional memiliki cita rasa yang sangat
individualistik, sementara epistemologi sosial meneliti dimensi sosial dan interpersonal dari
pengetahuan.

3. Epistemologi Kolektif

Epistemologi kolektif dalam epistemologi sosial mengacu pada pandangan bahwa


pengetahuan manusia adalah pencapaian kolektif dan tidak dapat dijelaskan dengan
memeriksa individu secara terpisah satu sama lain. Epistemologi kolektif menekankan pada
dimensi sosial dari pengetahuan atau informasi, dan meneliti bagaimana pengetahuan
diproduksi, disebarkan, dan diterima oleh kelompok sosial. Epistemologi kolektif juga
menekankan pada keterlibatan kekuasaan dalam produksi mencari pengetahuan. Dalam
epistemologi kolektif, pengetahuan dianggap sebagai hasil dari interaksi sosial dan budaya,
dan tidak dapat dipisahkan dari konteks sosial dan budaya di mana pengetahuan tersebut
dihasilkan. Didalam spistemologi kolektif juga menekankan pada pentingnya
mempertimbangkan perspektif dan pengalaman kelompok sosial yang berbeda dalam
memahami pengetahuan.

4. Justifikasi atau Pembenaran Atas Kepercayaan

Pembenaran dalam epistemologi sosial mengacu pada cara individu atau kelompok sosial
membenarkan keyakinan atau pengetahuan mereka.

Nah yang dimaksud disini adalah jika suatu keyakinan dibenarkan, maka ada sesuatu
yang membenarkannya. Hal yang membenarkan suatu keyakinan dapat disebut sebagai
“pembenarnya”. Jika suatu keyakinan dibenarkan, maka ia memiliki setidaknya satu
pembenar. Contoh dari pembenar dalam justifikasi ini adalah barang bukti.

Contohnya, jika seorang wanita mengetahui fakta bahwa suaminya kembali dari
perjalanan bisnis. Namun wanita itu mencium bau seperti parfum, dan mendapati kemeja
suaminya terdapat bekas lipstik di kerahnya, maka parfum dan lipstik dapat menjadi bukti
keyakinannya bahwa suaminya selingkuh.

Anda mungkin juga menyukai