Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

DI KANTOR KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA

(Di Bidang Pemberdayaan Masayrakat dan Gampong)

Oleh:
Tiaminah

200250031

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN ANTROPOLOGI DAN SOSIOLOGI

PRODI SOSIOLOGI

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2. Waktu Pelaksanaan..............................................................................................2
1.3. Tujuan dari Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan...............................................2
BAB II GAMBARAN UMUM............................................................................................4
2.1. Sejarah Kecamatan Sawang.................................................................................4
2.2. Geografi...............................................................................................................5
2.3. Pemerintahan........................................................................................................6
BAB III KEGIATAN DI LAPANGAN.............................................................................13
3.1. Pemberdayaan Masyarakat................................................................................13
3.2. Pemberdayaan Gampong...................................................................................14
3.3. Evaluasi Dampak Kegiatan................................................................................15
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................................16
4.1. Peningkatan Keterampilan.................................................................................16
4.2. Kontribusi Terhadap Program Pemberdayaan...................................................16
4.3. Hambatan dan Keterbatasan Pemahaman..........................................................17
4.4. Solusi untuk Keterbatasan..................................................................................17
BAB V PENUTUP.............................................................................................................18
5.1. Kesimpulan........................................................................................................18
5.2. Saran untuk Mahasiswa PKL Selanjutnya.........................................................18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................20

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-
Nya, yang telah memudahkan penulis dalam menyelesaikan Laporan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) ini. Penulisan laporan ini merupakan bagian dari
persyaratan untuk memperoleh nilai Praktik Kerja Lapangan pada Program Studi
Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Malikussaleh. Kesuksesan
penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari dukungan dan bimbingan berbagai
pihak.
Penulis menyadari bahwa peran serta banyak pihak sangat berarti dalam
menyelesaikan laporan ini. Kehadiran Bapak Fakhrurrazi, S.H.I., M.Si., selaku
Dosen Pembimbing, telah menjadi pilar utama dalam memberikan arahan dan
waktu untuk membimbing penulis. Tanpa bimbingan yang berharga tersebut,
penulis merasa sulit untuk menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Ucapan Terima Kasih juga Penulis sampaikan kepada pihak Kantor
Camat Sawang. Mereka tidak hanya membantu penulis selama pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan, tetapi juga memberikan bimbingan yang berharga.
Kolaborasi ini tidak hanya mempermudah proses penulisan laporan, tetapi juga
membantu penulis dalam mengumpulkan data yang diperlukan.
Sebagai penutup, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
tulus kepada semua pihak yang telah membantu. Semoga Allah SWT membalas
segala kebaikan mereka dengan berlipat ganda. Harapan penulis adalah agar
Laporan PKL ini dapat memberikan manfaat yang nyata.
Lhokseumawe, 25 Desember 2023

Penulis

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Universitas memiliki tanggung jawab untuk menciptakan mahasiswa yang


tidak hanya memiliki keahlian akademis, tetapi juga mampu mengaplikasikan
pengetahuan mereka dalam konteks dunia nyata. Oleh karena itu, praktek kerja
lapangan sudah menjadi bagian dari metode yang di susun oleh universitas untuk
menghubungkan teori yang di peroleh di perkuliahan dengan praktik, memberikan
pengalaman langsung, dengan harapan dapat menjadi media mahasiswa untuk
persiapan menghadapi tantangan di dunia kerja.
Universitas Malikussaleh, sebagai lembaga pendidikan yang progresif,
mengakui pentingnya praktek kerja lapangan sebagai bagian integral dari
kurikulum. Sebagai mahasiswa jurusan sosiologi, saya memiliki kesempatan
untuk menjalani praktek kerja lapangan di Kantor Camat Sawang, Kabupaten
Aceh Utara. Pemilihan tempat praktek ini didasarkan pada beberapa pertimbangan
yang mendalam.
Kantor Camat Sawang menjadi pilihan yang tepat karena memiliki peran
yang strategis dalam mengelola berbagai program pemerintah di tingkat
kecamatan. Fokus pada Kesejahteraan Masyarakat dan Gampong merupakan
langkah yang strategis, mengingat keseluruhan kebijakan dan program diarahkan
untuk pemberdayaan masyarakat di wilayah tersebut. Praktek kerja di bagian
Pemberdayaan Mayarakat dan Gampong diharapkan dapat memberikan
pemahaman menyeluruh tentang implementasi kebijakan Pemberdayaan
Masyarakat di tingkat kecamatan, serta dinamika sosial, budaya, dan ekonomi
yang unik di Aceh Utara.
Aceh Utara, dengan kekayaan budaya dan sejarah yang khas, juga menjadi
daya tarik tersendiri dalam pemilihan lokasi praktek. Selain mendalami aspek
kebijakan dan program pemerintah, praktek ini juga bertujuan untuk menggali
lebih dalam realitas sosial dan dinamika masyarakat di wilayah tersebut. Dengan
demikian, diharapkan bahwa praktek kerja lapangan ini tidak hanya memberikan

1
pengalaman praktis, tetapi juga memperkaya wawasan dan pemahaman tentang
tantangan dan potensi di tingkat lokal.
Program Studi Sosiologi mewajibkan mahasiswanya untuk menjalani
Praktik Kerja Lapangan sebagai bagian dari kurikulum semester 7. Kegiatan ini
bersifat praktis dan sebagian besar dilakukan di lapangan, dengan hanya sedikit
pertemuan awal untuk memberikan pengantar mengenai mata kuliah tersebut.
Tujuan akademis dari Praktik Kerja Lapangan ini adalah memberikan pengalaman
langsung tentang bagaimana ilmu Sosiologi diterapkan dalam konteks
masyarakat. Selain itu, mahasiswa juga memiliki kesempatan untuk berkontribusi
dengan pengetahuan mereka kepada masyarakat.
Melalui laporan ini, saya bermaksud untuk merinci pengalaman praktek
kerja lapangan di Kantor Camat Sawang, khususnya pada Pemberdayaan
Masyarakat dan Gampong. Dengan pendekatan yang holistik, diharapkan laporan
ini dapat memberikan gambaran yang komprehensif mengenai proses,
pembelajaran, dan kontribusi yang telah saya lakukan selama masa praktek.

1.2. Waktu Pelaksanaan

Jadwal pelaksanaan PKL pada Kantor Camat Kecamatan Sawang


Kabupaten Aceh Utara berlangsung selama 1 bulan mulai dari tanggal 13
September 2023 – 13 Oktober 2023, yang di laksanakan setiap Senin sampai
Jumat, mulai pukul 08:00 hingga 17:00 WIB.

1.3. Tujuan dari Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Di Kantor Camat sawang memiliki


tujuan sebagai berikut :
1. Mengaplikasikan materi dan ilmu pengetahuan yang dipelajari masa
kuliah.
2. Memberikan pengalaman lingkungan kerja kepada mahasiswa.
3. Melatih tingkat kedisiplinan dan rasa tanggung jawab terhadap tugas dan
tanggungjawab yang diemban.

Manfaat PKL sebagai berikut:


1. Dapat memberikan pengalaman pada mahasiswa ketika terjun ke
lingkungan kerja.
2. Mampu menambah ilmu yang berguna bagi mahasiswa.

2
3. Memahami Implementasi Kegiatan Subbag Umum dan Kepegawaian
4. Berpartisipasi dalam Program dan Kegiatan Subbab Umum dan
Kepegawaian

3
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1. Sejarah Kecamatan Sawang

Sawang merupakan kecamatan yang berada di Kabupaten Aceh Utara,


Aceh, Indonesia, memiliki sejarah yang kaya dan kompleks. Jaraknya sekitar 16
kilometer dari jalan negara Medan-Banda Aceh, menjadikannya salah satu
wilayah strategis di provinsi tersebut. Pada periode konflik, Sawang memegang
peran penting sebagai daerah basis Gerakan Aceh Merdeka (GAM), dengan status
hitam yang mencerminkan intensitas ketegangan dan konfrontasi di wilayah
tersebut. Bahkan, kepemimpinan di Sawang pernah dipegang oleh seorang Camat
dari unsur TNI-AL, mencerminkan kompleksitas dinamika politik dan militer
pada masa itu.
Mayoritas penduduk Sawang menggantungkan mata pencahariannya pada
sektor pertanian dan perkebunan. Masyarakat di daerah tersebut turut berperan
dalam sektor pertanian dan perkebunan, menciptakan sejumlah komoditas yang
beragam, seperti padi, pinang, cokelat, material konstruksi, palawija, dan Sawang
yang dikenal sebagai pusat produksi durian. Hal ini mencerminkan keberagaman
ekonomi yang ada di wilayah tersebut.
Pemekaran Kecamatan Sawang dari kecamatan Muara Batu adalah suatu
tonggak bersejarah dalam pembangunan wilayah ini. Proses pemekaran
kecamatan melibatkan banyak tokoh masyarakat, termasuk para Geuchik pada
waktu itu yang secara aktif berkontribusi dalam usaha tersebut. Langkah ini
mencerminkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat lokal untuk memiliki
pemerintahan yang lebih dekat dan responsif terhadap kebutuhan mereka.
Kota kecamatan Sawang berada di tengah Gampong Sawang, menjadi
pusat administratif yang menggambarkan keberlanjutan dan jati diri wilayah ini.
Dengan luas mencapai 384,65 km2 atau 38.465 ha, kecamatan ini membawa
potensi besar untuk pertumbuhan dan variasi ekonomi. Sementara itu, batas-batas
Sawang terhubung erat dengan kecamatan sekitarnya, seperti Muara Batu di utara,
dan Nisam Antara beserta Kabupaten Bener Meriah di selatan, menciptakan
jaringan hubungan antarwilayah yang dinamis, sebuah elemen penting untuk
kerjasama dan pembangunan bersama.

4
Gambar 2. 1 Peta Kecamatan Sawang

2.2. Geografi

Sawang, sebuah kecamatan yang meluas hingga 384,65 hektar, merantai


dirinya di tengah Kabupaten Aceh Utara, Aceh, Indonesia. Komunitas Sawang,
mayoritas di antaranya menekuni profesi sebagai petani dan pekebun,
menciptakan keberagaman melalui hasil panen berupa padi, kelapa, palawija,
jagung, sayuran, bahan bangunan, pinang, kakao, dan Sawang yang menonjol
sebagai pusat durian.. Dengan demikian, Sawang bukan hanya didefinisikan oleh
batas geografisnya, tetapi juga oleh interaksi antarwilayah, keberagaman ekonomi,
dan peran masyarakat dalam pembangunan lokalnya. Potensi ini membuka

5
peluang untuk pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dan mempertahankan
identitasnya sebagai pusat pertanian dan sentra durian yang menonjol.
Kecamatan Sawang, secara geografis, merupakan wilayah yang memiliki
luas mencapai 384,65 hektar. Wilayah ini terletak di antara beberapa kecamatan
dan kabupaten sekitarnya :
 Di bagian utara, Kecamatan Sawang berbatasan dengan Kecamatan Muara
Batu.
 Di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bener Meriah.
 Di sebelah timur, wilayah ini berbatasan dengan Kecamatan Banda Baro
dan Kecamatan Nisam Antara.
 Di sebelah barat, Kecamatan Sawang berbatasan dengan Kecamatan
Gandapura dan Kecamatan Peusangan Siblah Krueng.

2.3. Pemerintahan

Sejak pemekaran sampai sekarang Kecamatan Sawang telah di pimpin


oleh sebanyak 11 orang Camat yang memandu jalannya roda pemerintahan. Para
Camat yang telah mengemban tugasnya memberikan warna dan dinamika
tersendiri dalam mengelola kehidupan masyarakat di wilayah ini.
Berikut daftar nama Camat yang pernah memimpin Kecamatan Sawang :
No Nama Camat Tahun Menjabat
1 Drs. Rahmadsyah, MM 1989 s.d 1993
2 Drs. Ismed 1993 s.d 1999
3 Teuku Syahrial B.A 1999 s.d 2003
4 Lettu (Mar) Abdul Barri 2003 s.d 2005
5 Dayan Albar, S.Sos 2005 s.d 2008
6 Drs. Sofyan 2005 s.d 2011
7 Saifuddin, S.STP, M.SP 2011 s.d 2011
8 Ilyas, S.Sos 2011 s.d 2014
9 Drs. Sofyan, MM 2014 s.d 2017
10 Ibrahim, S.Sos. 2017 s.d 2020
11 Abd. Rahman. S.Sos 2020 s.d 2022
12 Mazinuddin,S.Sos 2022 s.d sekarang

6
Pada masa darurat militer DOM berlaku di Provinsi aceh, kecamatan
sawang sempat di pimpin oleh unsur TNI AL Kapten (Mar) Abdul Barri sebagai
Camat pada tahun 2003 hingga tahun 2005. Hal itu berkaitan dengan pengamanan
administrasi kecamatan karena kecamatan sawang pada masa itu merupakan basis
Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang pada masa itu mereka sempat menguasai
Kantor camat dan mengendalikan administrasi. Kecamatan sawang pada masa itu
masuk ke dalam wilayah merah dalam target operasi TNI. Pengangkatan
berdasarkan wewenang penguasa Daerah Operasi Militer yang saat itu dipegang
oleh Pangdam Iskandar Muda, Mayjen Endang Suwarya. Pengangkatan Abdul
Barri di sahkan melalui Surat Keputusan Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam
A Camat

Camat memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung tugas


Bupati dalam menjalankan roda pemerintahan. Tugas-tugas yang diemban oleh
seorang Camat mencakup berbagai aspek, mulai dari penyelenggaraan urusan
pemerintahan umum hingga pelayanan publik. Camat bertanggung jawab dalam
mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat, serta menjaga
ketenteraman dan ketertiban umum di wilayahnya.
Selain itu, Camat juga bertanggung jawab dalam penerapan dan penegakan
Qanun atau Peraturan Bupati yang berlaku. Pemeliharaan sarana dan prasarana
pelayanan umum menjadi salah satu fokusnya, guna memastikan masyarakat
mendapatkan layanan yang berkualitas. Camat juga terlibat dalam
penyelenggaraan kegiatan pemerintah yang dilakukan oleh perangkat daerah di
tingkat kecamatan.
Tugas-tugas lainnya melibatkan pembinaan dan pengawasan terhadap
kegiatan di tingkat gampong serta pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan Kabupaten yang tidak dilaksanakan oleh unit kerja lainnya. Selain
itu, Camat juga dapat melaksanakan tugas yang dilimpahkan oleh Bupati,
sehingga menjadi mitra yang handal dalam menjalankan sebagian urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan Kabupaten. Dengan demikian, peran
Camat sangat strategis dalam menjaga stabilitas dan kesejahteraan masyarakat di
tingkat kecamatan.

7
B Sekretariat Kecamatan

Sekretariat Kecamatan memiliki peran yang sangat vital dalam


mendukung Camat dalam mengelola berbagai aspek administratif, keuangan,
kepegawaian, ketatausahaan, tatalaksana, kearsipan, umum, perlengkapan,
peralatan, kerumahtanggaan, hukum, dan penyelenggaraan serta pemberian
dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di Kecamatan.
Sekretariat mempunyai fungsi :
a. Fungsi utama Sekretariat mencakup penyiapan perumusan kebijakan
operasional tugas administrasi, pengoordinasian, sinkronisasi, dan
integrasi pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi di Kecamatan. Dalam
melaksanakan tugasnya, Sekretariat bertanggung jawab atas pengelolaan
urusan administrasi, keuangan, kepegawaian, ketatausahaan dan
tatalaksana, kearsipan, umum, perlengkapan, peralatan, kerumahtanggaan,
dan hukum.
b. Melaksanakan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas
administrasi di Kecamatan, sehingga dapat memastikan efisiensi dan
efektivitas dalam setiap aspek pengelolaan. Tugas pemantauan dan
evaluasi ini bertujuan untuk menjamin bahwa semua kegiatan administratif
berjalan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
c. Sekretariat juga siap melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan
oleh pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya. Dengan demikian, peran
Sekretariat Kecamatan menjadi kunci dalam menyelenggarakan
pemerintahan di tingkat kecamatan dengan efisien dan terorganisir.

Sekretariat Kecamatan memiliki tanggung jawab atas 2 Sub Bagian


mempunyai tugas-tugas yaitu :

1. Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan

a. Mengumpulkan dan menyiapkan bahan peralatan, perlengkapan,


keuangan, serta mengelola aset, merumuskan, program, anggaran, rencana
kerja dan laporan di tingkat Kecamatan.

8
b. Melakukan konsultasi dan koordinasi untuk pengelolaan asset,
penatausahaan perlengkapan, peralatan, keuangan, serta merumuskan
program anggaran, rencana kerja dan laporan di Kecamatan.
c. Pelaksanaan penyusunan program, perlengkapan, peralatan, dan
pengelolaan aset, penatausahaan keuangan, serta anggaran, dan pelaporan
di Kecamatan;
d. Melaksanakan verifikasi dokumen keuangan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
e. Menyusun laporan keuangan di tingkat Kecamatan;
f. mengawasi, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan Subbagian Keuangan
dan Perlengkapan; dan
g. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan bidang tugasnya.
2. Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian

a. Mengumpulkan dan menyiapkan bahan terkait hukum, kepegawaian, tata


usaha, kehumasan, rumah tangga, dan reformasi birokrasi di tingkat
Kecamatan,
b. Melakukan koordinasi dan konsultasi untuk rumah tangga, penatausahaan
tata usaha, hukum, kepegawaian, kehumasan, dan reformasi birokrasi di
Kecamatan;
c. Pelaksanaan kegiatan terkait tata usaha, kehumasan, hukum, kepegawaian,
rumah tangga, dan reformasi birokrasi di Kecamatan;
d. Melakukan Monitoring, evaluasi, dan menyusun laporan pelaksanaan
kegiatan Subbagian Umum dan Kepegawaian; dan
e. Melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh Camat
secara langsung atau melalui Sekretariat Kecamatan yang sesuai dengan
bidangnya.

C Seksi-Seksi

1. Seksi Pemerintahan Mukim dan Gampong

Seksi Pemerintahan Mukim dan Gampong mempunyai tugas:

9
a. Seksi Pemerintahan Gampong memiliki peran krusial dalam pengelolaan
pemerintahan di tingkat gampong. Tugas utamanya melibatkan
penyusunan rencana kerja terkait pemilihan umum mukim dan keuchik,
serta perangkat lembaga mukim dan gampong. Selain itu, seksi ini terlibat
dalam perancangan tata kelola pemerintahan, bertanggung jawab atas
pencatatan penduduk, dan mengelola dokumen administratif. Fokusnya
pada pemberdayaan masyarakat mencakup pengembangan potensi lokal
dan perancangan program pemberdayaan, menjadikannya elemen penting
dalam pembangunan berkelanjutan di tingkat gampong.
b. Seksi Pemerintahan Gampong memegang peran sentral dalam
menjalankan tugas-tugas strategis. Mereka melaksanakan berbagai tugas,
termasuk fasilitasi pemilihan umum, pengelolaan tata kelola pemerintahan,
dan mempromosikan kerjasama antar gampong. Tugas lainnya mencakup
penyelesaian perselisihan, penguatan tuha peut gampong, administrasi
kependudukan, dan pencatatan sipil. Selain itu, mereka bertanggung jawab
atas pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan, pertanahan, serta pengelolaan
data dan informasi pemerintahan. Dengan melakukan pengawasan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan, Seksi Pemerintahan Gampong
berperan dalam menjaga keteraturan dan mendukung efektivitas
penyelenggaraan pemerintahan di tingkat gampong.
c. Seksi Pemerintahan Gampong tidak hanya menjalankan tugas inti, tetapi
juga melibatkan tanggung jawab tambahan yang mencakup persiapan
materi untuk monitoring dan evaluasi di berbagai bidang. Mereka secara
aktif mempersiapkan materi untuk laporan pelaksanaan tugas sesuai
dengan ruang lingkup pekerjaannya, memberikan informasi yang
komprehensif tentang pencapaian dan tantangan yang dihadapi. Selain itu,
Seksi ini turut melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan
oleh pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya, mencerminkan fleksibilitas
dan keterlibatan mereka dalam mendukung berbagai aspek pemerintahan
gampong untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong mempunyai tugas

10
a. Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong memiliki peran utama
dalam pengembangan wilayah dengan tugas-tugas krusial, seperti
menyusun rencana kerja berbasis pemetaan potensi gampong,
mengkoordinasikan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) di
tingkat gampong dan kecamatan, serta memberikan pembinaan untuk
meningkatkan potensi pendapatan ekonomi masyarakat. Mereka juga
terlibat aktif dalam perencanaan dan pembangunan wilayah gampong,
menciptakan kondisi yang mendukung pertumbuhan ekonomi lokal, dan
melakukan pembinaan serta pengembangan Badan Usaha Milik Gampong
(BUMG).
b. Menyusun bahan penyusunan kebijakan dan petunjuk teknis di bidang
pemetaan potensi gampong serta pelaksanaan Musyawarah Rencana
Pembangunan (Musrenbang) di tingkat gampong dan kecamatan. Dengan
fokus utama pada pengembangan kebijakan untuk optimalisasi potensi
wilayah, mereka berupaya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
perencanaan pembangunan. Selain itu, seksi ini juga terlibat dalam
pembinaan serta pengembangan Badan Usaha Milik Gampong (BUMG),
menjadikannya pilar utama dalam menciptakan landasan yang kuat untuk
pengembangan wilayah dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Tugas-
tugas ini mencerminkan peran strategis Seksi Pemberdayaan Masyarakat
dan Gampong dalam mencapai pembangunan berkelanjutan di tingkat
gampong.

3. Seksi Keistimewaan Aceh dan Kesejahteraan Sosial

a. Bertanggung jawab bidang pembinaan, bimbingan, dan penyuluhan sosial.


Tugas utamanya mencakup penyusunan kebijakan dan petunjuk teknis di
berbagai sektor, mulai dari kesehatan masyarakat, keluarga berencana,
pendidikan umum dan agama, hingga aspek kemakmuran mesjid,
meunasah, mushalla, dan lembaga pendidikan al-Qur'an di gampong.
b. Bertanggung jawab dalam menyusun rencana kerja dan melaksanakan
kegiatan pembinaan, bimbingan, dan penyuluhan di berbagai bidang,
termasuk tilawatil Qur'an, zakat, infak, sedekah, toleransi antar-umat

11
beragama, adat istiadat, olahraga, kesenian, kepemudaan, pramuka,
pemberdayaan perempuan, lembaga keagamaan dan sosial,
ketenagakerjaan, serta pengentasan kemiskinan.
c. Pengawasan dan pengendalian di bidang-bidang tersebut juga menjadi
tanggung jawab Seksi Keistimewaan Aceh dan Kesejahteraan Sosial,
dengan penerapan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Selain itu, mereka memiliki peran penting dalam monitoring dan evaluasi
kegiatan di berbagai sektor untuk memastikan implementasi yang sesuai
dengan rencana kerja.
d. Menyusun bahan laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup
tugasnya, dan siap melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh
pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya. Dengan demikian, Seksi
Keistimewaan Aceh dan Kesejahteraan Sosial berperan krusial dalam
menjaga dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta memastikan
keberlangsungan budaya dan nilai-nilai sosial di wilayah tersebut.

12
BAB III
KEGIATAN DI LAPANGAN

3.1. Pemberdayaan Masyarakat

A. Partisipasi dalam Kegiatan Rutin Pemberdayaan

Dalam kegiatan rutin pemberdayaan, penulis secara aktif menghadiri


pertemuan-pertemuan yang melibatkan berbagai pihak, mulai dari perwakilan
masyarakat hingga unsur pemerintahan setempat. Penulis tidak hanya menjadi
peserta pasif, tetapi juga terlibat dalam diskusi, memperoleh wawasan mendalam
tentang dinamika sosial, dan mencatat proses pengambilan keputusan. Melalui
partisipasi ini, penulis berhasil mendokumentasikan bagaimana kebijakan dan
program pemberdayaan dirumuskan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan
aspirasi masyarakat.
1. Terlibat secara aktif dalam pertemuan-pertemuan pemberdayaan
masyarakat di tingkat kecamatan.
2. Mendokumentasikan proses pengambilan keputusan dalam inisiatif
pemberdayaan yang melibatkan berbagai pihak.

B. Keterlibatan dalam Program Pelatihan dan Edukasi

Pada bagian ini, penulis terlibat langsung dalam perencanaan dan


pelaksanaan program pelatihan dan edukasi. Dari penyusunan materi hingga
interaksi langsung dengan peserta, penulis dapat memahami sejauh mana
pelatihan tersebut dapat memberikan dampak positif. Melalui pengamatan
mendalam, penulis mencatat perubahan sikap dan peningkatan keterampilan
peserta, menciptakan gambaran holistik tentang bagaimana pendidikan
masyarakat menjadi pilar utama dalam upaya pemberdayaan.
1. Membantu dalam penyelenggaraan program pelatihan bagi
masyarakat terkait keterampilan, pendidikan, dan kesehatan.
2. Mengamati dampak pelatihan terhadap peningkatan pengetahuan dan
keterampilan masyarakat setempat.

13
3.2. Pemberdayaan Gampong

A. Observasi Struktur Organisasi Gampong

Penulis mendalami struktur organisasi gampong melalui observasi


langsung. Ini mencakup pemahaman mendalam tentang peran perangkat
gampong, mekanisme pengambilan keputusan, dan bagaimana struktur tersebut
berkontribusi pada pemberdayaan. Melalui wawancara dengan pemangku
kepentingan, penulis dapat mengungkap bagaimana peran individu dalam
organisasi gampong dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberdayaan.
1. Mempelajari struktur organisasi gampong dan peran setiap elemen
dalam pengambilan keputusan.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas
organisasi gampong dalam pemberdayaan masyarakat.

B. Partisipasi dalam Kegiatan Pengembangan Infrastruktur

1. Terlibat dalam kegiatan perencanaan dan pembangunan infrastruktur


di tingkat gampong.
2. Menilai dampak proyek infrastruktur terhadap peningkatan kualitas
hidup masyarakat.
C. Keterlibatan dalam Program Keuangan dan Ekonomi Gampong

Terlibat dalam perencanaan dan pembangunan infrastruktur gampong


memberikan penulis pengalaman langsung dalam melihat bagaimana proyek
fisik dirancang dan diimplementasikan. Penulis tidak hanya memahami aspek
teknis, tetapi juga dampak sosial dan ekonomi dari proyek tersebut. Observasi
mendalam ini menghasilkan pemahaman tentang pentingnya infrastruktur dalam
mendukung pemberdayaan masyarakat secara menyeluruh.
1. Memahami sistem keuangan gampong dan cara pengelolaan dana
untuk proyek-proyek pemberdayaan.
2. Membantu dalam penyusunan program ekonomi yang mendukung
pertumbuhan ekonomi di tingkat gampong.

14
3.3. Evaluasi Dampak Kegiatan

A. Pemantauan Indikator Keberhasilan

Penulis secara rutin memantau indikator keberhasilan yang telah


ditetapkan untuk program pemberdayaan. Dengan analisis mendalam terhadap
data tersebut, penulis dapat mengevaluasi pencapaian tujuan yang ditetapkan,
memahami faktor-faktor yang mendukung atau menghambat keberhasilan, dan
memberikan rekomendasi perbaikan.

B. Analisis Tantangan dan Kendala

Melalui pemantauan dan evaluasi, penulis menganalisis tantangan dan


kendala yang dihadapi oleh kantor Camat Sawang dalam melaksanakan kegiatan
pemberdayaan. Dengan pendekatan analisis mendalam, penulis dapat
mengidentifikasi akar masalah dan memberikan rekomendasi konkrit untuk
mengatasi hambatan tersebut.

15
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Peningkatan Keterampilan

Pada tahap ini, pembahasan difokuskan pada peningkatan keterampilan


yang dialami penulis selama Praktek Kerja Lapangan di kantor Camat Sawang.
Pemberdayaan masyarakat dan gampong telah membuka peluang bagi penulis
untuk mengasah keterampilan interpersonal, kemampuan analisis, dan
keterampilan komunikasi. Melalui partisipasi aktif dalam pertemuan-pertemuan
dan kegiatan lapangan, penulis mengembangkan kemampuan untuk
berkomunikasi secara efektif dengan berbagai pihak, dari masyarakat hingga
pejabat pemerintah.
Proses keterlibatan dalam program pelatihan dan edukasi juga memberikan
kesempatan bagi penulis untuk mengasah keterampilan penyampaian materi dan
fasilitasi diskusi. Menjadi bagian dari penyelenggaraan program ini memperkaya
keterampilan instruksional dan pengelolaan waktu penulis, yang menjadi aset
berharga dalam konteks pendidikan masyarakat.

4.2. Kontribusi Terhadap Program Pemberdayaan

Penulis tidak hanya menjadi penikmat manfaat dari kegiatan lapangan ini
tetapi juga memberikan kontribusi yang signifikan. Terlibat dalam pengumpulan
dan analisis data pemberdayaan memungkinkan penulis memberikan wawasan
tambahan dalam merancang solusi yang lebih baik. Penulis berhasil
mengidentifikasi tren dan hambatan yang mungkin terlewatkan, dan kontribusi ini
dapat membantu meningkatkan efektivitas program pemberdayaan di masa
mendatang.
Partisipasi dalam program keuangan dan ekonomi gampong memberikan
pemahaman yang mendalam tentang pengelolaan dana dan aspek ekonomi lokal.
Dengan memberikan masukan dan saran konstruktif, penulis berkontribusi pada
pembentukan kebijakan yang lebih responsif terhadap kebutuhan ekonomi

16
masyarakat setempat. Kontribusi ini mencerminkan kemampuan penulis untuk
berpikir strategis dan memberikan solusi yang praktis.

4.3. Hambatan dan Keterbatasan Pemahaman

Meskipun ada peningkatan keterampilan, penulis menghadapi sejumlah


hambatan dan keterbatasan pemahaman. Salah satu hambatan utama adalah
kompleksitas struktur organisasi gampong. Meskipun penulis telah melakukan
observasi dan wawancara, pemahaman mendalam tentang dinamika internal dan
eksternal gampong masih menjadi tantangan. Hal ini mungkin disebabkan oleh
kompleksitas budaya dan politik setempat, yang memerlukan tingkat pemahaman
yang lebih dalam.
Keterbatasan pemahaman juga terlihat dalam pemantauan indikator
keberhasilan. Meskipun penulis secara aktif memantau dan mengevaluasi
pencapaian tujuan, pemahaman mendalam tentang dampak jangka panjang dari
kegiatan pemberdayaan masih perlu diperdalam. Pemahaman ini memerlukan
analisis yang lebih terperinci tentang transformasi sosial dan ekonomi di tingkat
masyarakat dan gampong.

4.4. Solusi untuk Keterbatasan

Untuk mengatasi keterbatasan dalam pemahaman, penulis merencanakan


untuk lebih mendalami literatur terkait struktur organisasi gampong dan teori-teori
pemberdayaan masyarakat. Selain itu, akan diambil langkah-langkah konkret
untuk meningkatkan kemampuan analisis dan evaluasi dampak program
pemberdayaan, mungkin melalui kolaborasi dengan pakar terkait atau pelatihan
tambahan.
Penting untuk terus membuka diri terhadap pembelajaran dan mengakui
bahwa keterbatasan pemahaman adalah bagian dari proses pengembangan pribadi
dan profesional. Dengan adanya kesadaran ini, penulis dapat lebih proaktif dalam
mengatasi hambatan dan terus berkontribusi secara positif dalam upaya
pemberdayaan masyarakat dan gampong.
Melalui pembahasan ini, diharapkan laporan ini tidak hanya menjadi
catatan pengalaman, tetapi juga menjadi dokumen refleksi yang membantu
pengembangan diri penulis untuk masa depan yang lebih produktif dan bermakna.

17
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan

Melalui pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di kantor Camat


Sawang, Kabupaten Aceh Utara, penulis berhasil meraih pengalaman berharga
yang memungkinkan keterlibatan langsung dalam upaya pemberdayaan
masyarakat dan gampong. Dengan menggabungkan pengamatan mendalam,
partisipasi aktif, dan analisis kritis, sejumlah kesimpulan signifikan muncul.
Pertama, ditekankan pentingnya pendekatan holistik dalam kesuksesan program
pemberdayaan, yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan budaya, dan
mengindikasikan kebutuhan untuk melibatkan masyarakat secara menyeluruh
guna mencapai dampak yang berkelanjutan. Kedua, terungkap bahwa peran
strategis gampong menjadi penentu utama dalam struktur dan keberlanjutan
program pemberdayaan, menyoroti perlunya pemahaman mendalam tentang
dinamika internal dan eksternal gampong untuk merancang kebijakan yang
efektif. Terakhir, dihadapi dengan sejumlah tantangan, seperti kompleksitas
struktur organisasi gampong dan keterbatasan dalam pemahaman dampak jangka
panjang, menunjukkan perlunya upaya lebih lanjut untuk mendalamkan
pemahaman terhadap aspek-aspek krusial ini dalam konteks pemberdayaan
masyarakat dan gampong.

5.2. Saran untuk Mahasiswa PKL Selanjutnya

Berdasarkan pengalaman yang diperoleh selama PKL, penulis


memberikan sejumlah saran kepada mahasiswa PKL yang akan datang:
1. Integrasi Teori dan Praktik : Selalu berusaha untuk mengintegrasikan
pengetahuan teoritis dengan pengalaman praktis. Hal ini akan membantu
memperdalam pemahaman dan meningkatkan kontribusi terhadap program
pemberdayaan.

18
2. Keterlibatan Aktif dan Observasi Mendalam : Aktif terlibat dalam kegiatan
lapangan dan lakukan observasi yang mendalam. Pengalaman langsung
adalah kunci untuk mendapatkan wawasan yang komprehensif.
3. Perluasan Pengetahuan tentang Gampong : Mahasiswa PKL sebaiknya
memperluas pengetahuan mereka tentang struktur organisasi dan budaya
gampong sebelum memulai PKL. Ini akan membantu memahami konteks
lokal dengan lebih baik.
4. Pengembangan Kemampuan Analisis : Tingkatkan kemampuan analisis
terhadap dampak jangka panjang dari kegiatan pemberdayaan. Ini akan
memberikan kontribusi positif dalam mengidentifikasi dan merancang
solusi yang lebih efektif.
5. Peningkatan Literasi Keuangan dan Ekonomi Lokal : Memahami lebih
dalam tentang sistem keuangan gampong dan ekonomi lokal akan
memperkuat kontribusi mahasiswa PKL terhadap program pemberdayaan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Nasution, P. P., Putra, R., Ketaren, A., & Faisal, R. (2017). Modul praktek kerja
lapangan. Jurnal Sosial Politik, 3(2), 1–28.
https://repository.unimal.ac.id/1914/1/MODUL PKL SEMESTER GANJIL
2015.pdf

Maryani, D., & Nainggolan, R. R. E. (2019). Pemberdayaan masyarakat.


Deepublish.

Pemkab Aceh Utara (2017). PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR


33 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA
KERJA KECAMATAN DALAM KABUPATEN ACEH UTARA.Aceh
Utara.

Prihartini, G., Fadilah, N., & Sari, H. M. (2021). LAPORAN KULIAH KERJA
MAGANG ANALISIS TATA KELOLA KINERJA PADA PEMERINTAH
KANTOR KECAMATAN BARENG (Doctoral dissertation, STIE PGRI
Dewantara).

20
Lampiran Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai