Anda di halaman 1dari 70

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK

BAHASAN VOLUME KUBUS DAN BALOK MELALUI PENARAPAN


METODE POLYA PADA SISWA KELAS V SDN 1 BUTON

PROPOSAL

Diajukan Oleh:
YOLANDA MUKTIA
031901324

PROGRA STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
BAUBAU
2023
PERSETUJUAN PEMBIMBING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK


BAHASAN VOLUME KUBUS DAN BALOK MELALUI PENARAPAN
METODE POLYA PADA SISWA KELAS V SDN 1 BUTON

Nama : Yolanda Muktia

Npm : 031901324

Progam Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Telah diperiksa dan diperbaiki oleh pembimbing untuk diajukan dan

dipertahankan dihadapan penguji seminar proposal

Baubau, Januari 2023

Pembimbing I Pembimbing II

Yurfiah, S.Pd.,M.Pd Sitti Rahmalia Natsir, S.Pd.,M.Pd

NIDN. 0908068201 NIDN.0920059101

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian............................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian............................................................................. 5

BAB II LANDASAN TEORI......................................................................... 6


A. Kajian Teori....................................................................................... 6
1. Teori Belajar................................................................................ 6
2. Teori Pembelajaran...................................................................... 10
3. Tinjauan Hasil Belajar................................................................. 14
4. Pembelajaran Matematika di SD................................................. 19
5. Metode Polya............................................................................... 24
B. penelitian Relevan.............................................................................. 29
C. Kerangka Pikir................................................................................... 32
D. Hipotesis…………………………………………………………….. 33

BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 34


A. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................. 34
B. Subjek Penelitian................................................................................ 34
C. Prosedur Penelitian............................................................................ 34
D. Tahap Pelaksanaan............................................................................. 37
E. Teknik Pengumpulan Data................................................................. 39
F. Instrumen Penelitian........................................................................... 40
G. Teknik Analisis Data......................................................................... 41
H. Indikator Keberhasilan....................................................................... 42

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 43
LAMPIRAN

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika adalah salah satu ilmu pengetahuan dasar dan memberikan

pengaruh yang sangat besar dalam kemajuan bangsa. Mengingat peranan

matematika yang sangat penting, maka siswa dituntut untuk menguasai

pelajaran matematika secara tuntas di setiap jenjang pendidikan.

Tujuan pembelajaran matematika menurut Gatot Muhsetyo.dkk

(2020:126). adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta

didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik

memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari. Salah

satu komponen yang menentukan ketercapaian kompetensi adalah

penggunaan strategi pembelajaran matematika, yang sesuai dengan topic

yang sedang dibicarakan, tingkat perkembangan intelektual peserta didik,

prinsip dan teori belajar, keterlibatan aktif peserta didik, keterkaitan dengan

kehidupan seharihari, dan pengembangan dan pemahaman penalaran

matematis.

Dalam hal tersebut guru harus mampu menjadikan mereka semua

terlibat dan merasa senang selama proses pembelajaran, selain itu pada mata

pembelajaran matematika guru harus membuat suasana belajar yang inovatif

dan menyenangkan, semua itu dilakukan dengan tujuan untuk

memperkenalkan bahwa mata pelajaran matematika mudah untuk dipahami.

Dalam pelajaran matematika setiap konsep abstrak yang baru dipahami

1
2

siswa perlu segera diberi penguatan, hal ini agar dipahami sehingga akan

melekat dalam pola pikir dan pola tindakannya, untuk itu diperlukan adanya

pembelajaran matematika melalui perbuatan dan pengertian, tidak hanya

sekedar hafalan atau mengingat fakta saja.

Dalam Pendidikan, mata pelajaran matematika diajarkan dari jenjang

SD hingga perguruan tinggi, pembelajaran matematika perlu diberikan pada

peserta didik sejak dini untuk membekali berfikir kreatif, bernalar dan

bekerja keras. Namun pada kenyataannta masih banyak yang menganggap

matematika merupakan pelajaran yang sulit salah satunya dalam

menyelesaikan soal matematika berbentuk soal cerita.

Pembelajaran matematika disekolah dasar terdiri dari pembelajaran

bilangan, geometri, dan pengukuran. Salah satu materi dalam ruang lingkup

pengukuran dan geometri adalah pembelajaran tentang volume bangun

ruang yang berkaitan dengan pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-

hari yang dikemas dalam bentuk soal cerita. Pembelajaran soal cerita

tentang volume merupakan salah satu materi di sekolah dasar yang

memerlukan perhatian khusus sehingga seorang guru perlu memilih metode

yang tepat dalam pembelajaran tersebut.

Berdasarkan hasil observasi pada tanggal dilakukan pada hari tanggal

3 sampai 6 Maret 2023 di SDN 1 Buton ketika proses pembelajaran

berlangsung siswa tidak terlihat aktif dala merasa bosan, sering bermain,

mengantuk, dan siswa kurang fokus menyimak materi pembelajaran.


3

Berdasarkan hasil wawancara kepada wali kelas V beliau mengatakan

bahwa dalam proses pembelajaran di kelas masih banyak siswa kurang

menyukai pelajaran matematika, mereka merasa pelajaran matematika

dianggap sulit karena harus menghitung. Hal ini dilihat pada kemampuan

siswa kelas V menyatakan bahwa jumlah siswa keseluruhan 20 siswa , 10

laki-laki ,10 perempuan KKM mata pelajaran matematika 70, berdasarkan

hasil semester ganjil tahun 2022/2023.jumlah siswa yang Tuntas memenuhi

KKM hanya 7 siswa atau 25% dan yang tidak tuntas hanya 13 siswa 75%,

dilihat dari nilai ulangan harian. Maka permasalahan yang saya temukan

disekolah adalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran

matematika semester ganjil tahun pelajaran 2022/ 2023 di SD Negeri 1

Buton.

Permasalahan-permasalahan yang ada di kelas V SD 1 Buton, yaitu

berkaitan dengan kurangnya hasil belajar matematika siswa, maka peneliti

memandang perlu mencoba menerapkan Metode pembelajaran yang dapat

membuat siswa lebih tertarik untuk belajar matematika. Dengan

demikian kemampuan murid dalam menyelesaikan soal matematika

berbentuk cerita meliputi beberapa langkah penyelesaian yaitu kemampuan

memahami soal, membuat model matematika dan perhitungan. Hal ini

sejalan dengan metode polya dalam penyelesaian soal matematika dalam

berbentuk soal cerita.. Metode Polya merupakan metode pembelajaran yang

dirancang untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi

ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Pembelajaran


4

dengan metode Polya menuntut siswa untuk belajar aktif dan kreatif,

sehingga aktif dalam pembelajaran dengan metode yang digunakan tersebut

peneliti berharap dapat meningkatkan hasil belajar matematika dengan ini

peneliti bersama guru sepakat untuk melakukan penelitian yang berjudul

“Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok bahasan Volume kubus

Dan Balok Melalui Penerapan Metode Polya Pada siswa Kelas V SDN 1

Buton ”. Peneliti berharap penelitian ini dapat menjadi salah satu

solusi permasalahan yang dialami di SD 1 Buton dalam mengatasi

kurangnya motivasi belajar matematika pada siswa sehingga mampu

meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti melakukan penelitian

dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan

Volume Kubus dan Balok Melalui Penerapan metode Polya Pada Siswa

Kelas V SD Negeri 1 Buton”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat

peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Volume Kubus dan Balok

Melalui Penerapan metode Polya pada siswa kelas V SD Negeri 1 Buton

kabupaten Buton.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan penelitian ini adalah untuk

meningkatkan hasil belajar matematika dengan metode Polya pada siswa

kelas V SD Negeri 1 Buton


5

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi siswa

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk menumbuhkan

motivasi belajar yang positif terhadap mata pelajaran matematika

2. Bagi guru

Penelitian ini sebagai masukan dalam menentukan metode pembelajaran

yang tepat untuk membangkitkan hasil belajar matematika siswanya

3. Bagi sekolah

Penelitian ini dapat membantu memberikan gambaran informasi tentang

besarnya pengaruh lingkungan belajar disekolah dan motivasi belajar

siswa terhadap hasil belajar matematika siswa di sekolah

4. Bagi orang tua

Sebagai bahan masukan bagi orang tua agar menyedikan lingkungan

belajar dan menandai.Nyaman dan aktif mengarahkan serta memotivasi

siswa dalam belajar matematika, Karena orang tua Sangat mempengaruhi

keberhasilan siswa.

5. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat menambahkan pengetahuan dan pengalaman

pendidikan serta dapat mengetahui permasalah yang mempengaruhi hasil

belajar siswa.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Teori Belajar

a. Pengertian Belajar

Pada dasarnya belajar merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh

ilmu pengetahuan. Belajar juga dimaknai sebagai proses perubahan

perilaku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya. Perubahan

perilaku terhadap hasil belajar bersifat continiu, fungsional, positif, aktif,

dan terarah. Proses perubahan tingkah laku dapat terjadi dalam berbagai

kondisi.

Menurut Slameto (2016: 2) “ belajar ialah suatu proses yang dilakukan

seseorang untuk mempereoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi

dengan lingkungan.” Menurut Ihsana (2017:4)” Belajar adalah suatu

aktivitas dimana terdapat sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak

mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil

yang optimal”.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri seseorang akibat

berinteraksi dengan lingkungan.

b. Tujuan Belajar

6
7

Tujuan belajar merupakan hal yang sangat esensial, baik dalam rangka

perencanaan, pelaksanaan maupun penelitian. Tujuan memberikan

petunjuk untuk memilih pelajaran, menata urutan topik-topik,

mengalikasikan waktu, memilih alat bantu pembelajaran serta

menyediakan ukuran untuk mengatur hasil belajar siswa. Sejumlah hasil

belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan kegiatan belajar,

yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang baru.

Menurut Agus Suprijono (2016:5) berpendapat bahwa tujuan

belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan

instruksional, lazim dinamakan instructional affects, yang biasa

berbentuk pengetahuan dan keterampilan.

c. Ciri-ciri Belajar

Menurut Rusman 2017 :13-16 ciri-ciri belajar sebagai berikut:

a. Perubahan yang didasari dan di sengaja (intensional)

b. Perubahan yang berkesinambungan (kontinu)

c. Perubahan yang fungsional

d. Perubahan yang bersifat positif dan bersifat aktif

e. Perubahan yang bersifat permanen

f. Perubahan yang terjadi berarah atau bertujuan

g. Perubahan prilaku secara keseluruhan

d. Jenis-jenis Belajar

Belajar selain memiliki ciri-ciri di atas juga memiliki jenis-jenis

belajar (Ahmad Susanto, 2016) adapun jenis belajar sebagai berikut:


8

1. Belajar arti kata-kata

Belajar arti kata-kata maksudnya adalah orang mulai

menangkap arti yang terkandung dalam kata-kata yang digunakan.

2. Belajar kognitif

Dalam belajar kognitif objek-objek yang ditanggapi tidak

hanya bersifat materil, tetapi juga bersifat tidak materil.

3. Belajar mengahafal

Menghafal adalah aktifitas menanamkan suatu materi verbal

di dalam ingatan, sehingga dapat memproduksi (ingatan) kembali

secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli. Dalam menghafal

ada beberapa syarat yang harus diperhatikan yaitu mengenai

tujuan, pengertian, perhatian dan ingatan.

4. Belajar teoritis

Bentuk belajar ini, bertujuan untuk menempatkan semua

data dan fakta (pengetahuan) dalam kerangka organisasi mental,

sehingga dapat dipahami dan digunakan untuk memecahkan

problem, seperti yang terjadi dalam bidang-bidang studi ilmiah.

5. Belajar konsep

Menurut Djamarah dalam Ahmad Susanto, 2016 konsep

adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai

ciri-ciri yang sama.


9

e. Prinsip belajar

Prinsip-prinsip belajar menurut Makmur khairani (2016:11)

sebagai berikut:

1) Informasi faktual

Informasi mengenai materi pembelajaran yang akan

disampaikan dapat diperoleh dengan cara dikomunikasikan kepada

guru yang lain, dipelajari lebih mendalam, dan dapat juga

dihubungkan dengan pengetahuanya yang sudah di pelajari.

2) Kemahiran intelektual

Seorang guru harus mempunyai berbagai cara dalam

mengerjakan sesuatu, termasuk memiliki kemampuan dalam

menafsirkan simbol-simbol, bahasa, dan yang lainnya.

3) Strategi

Guru harus mampu menguasai strategi pembelajaran yang

digunakan selama proses pembelajaran. Strategi yang digunakan

harus dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa untuk

menghadirkan stimulus secara kompleks memilih dan membuat

kode bagian, menganalisis, dan melacak informasi baru.

f. Manfaat belajar

Menurut sudirman (2016:206) manfaat belajar sebagai berikut:


10

1) Memperoleh pengetahuan, belajar bertujuan memperoleh

pengetahuan baru, kemampuan berpikir seorang akan menikat.

2) Membentuk sikap belajar akan membentuk sikap mental

seorang,ini ditandai dengan munculnya kesedaran dari individu

tersebut.

3) Memahami konsep dan keterampilan baik jasmani maupun rohani.

g. Cara belajar yang benar

Belajar yang baik tidak dilakukan dengan sembarangan. Ada

orang belajar dengan terpaksa, ada pula belajar dengan niat dan tekan

yang kuat agar target terpenuhi sebagai berikut:

a) Ketahui dan pahami

b) Atur jadwal

c) Ringkasan dan evaluasi

d) Belajar kelompok

e) Kenali gaya belajar Anda

2. Teori Pembelajaran

a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah usaha

mempengaruhi emosi, intelektual, dan spiritual seseorang agar mau belajar

dengan kehendaknya sendiri, melalui pembelajaran akan terjadi proses

pengembangan moral keagamaan, aktivitas, dan kreativitas peserta didik

melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. ( Fathurrohman, 2017:

37 )
11

Menurut Fathurrohman (2017: 37), pembelajaran adalah usaha sadar

yang dilakukan oleh guru untuk membuat peeserta didik belajar, yaitu

terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana

perubahan itu karena adanya usaha dan ditandai dengan didapatkannya

kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama. Sedangkan

menurut ngalimun pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu proses

yang dilakukan oleh guru dan peserta didik sehingga terjadinya proses

belajar dalam arti adanya perubahan perilaku individu peserta didik itu

sendiri.

Jadi dapat disimpulkan bahwa, kegiatan pembelajaran ini dilakukan

oleh pendidik sebagai seseorang yang mengajar dan peserta didik yang

menerima pembelajaran yang tidak terlepas dar berbagai bahan pelajaran.

Dengan demikian, pembelajaran pada dasarnya adalah kegiatan terencana

yang mengondisikan seseorang agar dapat belajar dengan baik sehingga

melakukan perubahan tingkah laku melalui kegiatan belajar dan bagaimana

seseorang melakukan Tindakan penyampaian ilmu pengetahuan.

b. Strategi Pembelajaran

Strategi yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran disebut strategi

pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan dipilih dan

digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran

yang bertujuan untuk memudahkan peserta didik menerima dan memahami

materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat di

kuasainya di akhir kegiatan belajar. Strategi pembelajaran harus


12

mengandung penjelasan tentang metode atau prosedur dan teknik yang

digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. Artinya, metode atau

prosedur dan teknik pembelajaran merupakan bagian dari strategi

pembelajaran.

Pemilihan strategi pembelajaran tidak terlepas dari kurikulum yang

digunakan dan karakteristik peserta didik. Karakteristik peserta didik

terutama terkait dengan pengalaman awal dan pengetahuan peserta didik,

minat peserta didik, gaya belajar peserta didik dan perkembangan peserta

didik.

Strategi pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh dalam suatu

sistem pembelajaran yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan

untuk mencapai tujuan umum pembelajaran, yang dijabarkan dari

pandangan falsafah atau teori belajar tertentu.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi

pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang

termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau

kekuatan dalam pembelajaran. Hal ini berarti bahwa di dalam penyusunan

suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja, belum

sampai pada tindakan. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu,

artinya arah dari semua keputusan strategi adalah pencapaian tujuan,

sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai

fasilitas dan sumber belajar, semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian

tujuan.
13

c. Unsur- unsur Pembelajaran

Fathurrohman (2017: 20 ) mengungkapkan kegiatan pembelajaran

merupakan kegiatan yang melibatkan beberapa komponen dalam proses

pembelajaran sebagai berikut:

1) Peserta didik: Peserta didik merupakan yang bertindak sebagai

pencari, penerima, dan penyimpan isi pembelajaran yang

dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

2) Guru: Guru merupakan seseorang yang bertindak sebagai

pengelola, katalisato, dan peran lainnya yang memungkinkan

berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.

3) Tujuan: Tujuan yang diinginkan terjadi pada siswa setelah

mengikuti kegiatan pembelajaran pernyataan tentang perubahan

perilaku (kognitif, psikomotporik, dan afektif).setelah mengikuti

kegiatan pembelajaran pernyataan tentang perubahan perilaku

(kognitif, psikomotporik, dan afektif).

4) Materi pelajaran: Materi pelajaran segala informasi yang

diperlukan untuk mencapai tujuan berupa fakta, prinsip, dan

konsep.

5) Metode: Metode merupakan cara yang teratur untuk memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi yang

dibutuhkan mereka mencapai tujuan.


14

6) Media: Media merupakan bahan pengajaran dengan atau tanpa

peralatan yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada

siswa.

7) Evaluasi: Evaluasi merupakan cara teratur yang digunakan untuk

menilai suatu proses dan hasilnya.

d. Prinsip-prinsip Pembelajaran

Fathurrohman (2017: 20 ) mengemukkan tiga prinsip penting dalam

proses pembelajaran.

1) Proses pembelajaran adalah berupa bentuk kreasi lingkungan yang

dapat membentuk atau mengubah struktur kognitif peserta didik

dalam pengaturan lingkungan ini bertujuan untuk menyediakan

pengalaman besar yang memberi latihan-latihan pengguna fakta.

2) Berhubungan dengan adanya tipe-tipe pengetahuan yang harus

dipelajari yaitu pengetahuan fisis sosial, dan logika yang masing-

masing memerlukan situasi yang berbeda dalam pembelajarannya.

3) Dalam proses pembelajaran diharuskan melibatkan peran lingkungan

sosial. Dengan mempelajari pengetahuan logika dan sosial dari

temannya sendiri titik anak akan belajar lebih efektif dibanding

dengan belajar yang menjauhkan dari hubungan sosial dan akan lebih

baik melalui pergaulan dan hubungan sosial. Oleh karena itu, melalui

hubungan sosial itulah anak yang berinteraksi.

3. Tinjauan Hasil Belajar


15

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui

kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari

seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan

perilaku yang relatif menetap.

Dimyanti dan Mudjiono (dalam saut tanpubolan, 2016)

mengemukakan bahwa hasil belajar adalah hasil yang ditunjukkan dari

suatu interaksi tidak belajar dan biasa ditunjukkan dengan nilai tes yang

diberikan guru. belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seeorang

yang berusaha memperoleh bentuk perubahan perilaku yang relatif

menetap.

Rusmono (2017) Menyatakan “menyatakan“ hasil belajar adalah

perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa baik yang menyangkut

kognitif, efektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar”.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah perubahan kemampuan dalam diri seorang baik dari aspek

kognitif, efektif, maupun psikomotorik yang dinyatakan dalam skor yang

diperoleh dari proses belajar mengajar.

b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dikelompokkan

menjadi dua golongan yaitu:

1. Faktor interaksi adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang

belajar (siswa) meliputi:


16

-Faktor Jasmani

Faktor Jasmani yaitu faktor yang berhubungan dengan kesehatan

maupun kondisi tubuh siswa, dimana apabila kesehatan maupun kondisi

tubuh seorang siswa terganggu maka proses pembelajarannya pun akan

ikut terganggu. Misalnya siswa akan mudah merasa lelah dan kurang

bersemangat.

- Faktor psikologis meliputi:

a. Intelegensi

Siswa yang memiliki tingkat intelegensi normal dapat berhasil

dengan baik dalam belajarnya, jika kondisi yang diciptakan

mendukung terjadinya pembelajaran yang efektif dan efisien.

b. Perhatian

Untuk menjamin hasil belajar yang baik, siswa harus

mempunyai perhatian yang penuh terhadap bahan pelajaran

yang disampaikan.

c. Motivasi

Dalam proses pembelajaran guru harus memperhatikan

motivasi belajar siswa atau faktor-faktor yang mendorong

belajar siswa. Dengan mengetahui motivasi atau latar belakang

siswa, maka guru dengan mudah dapat mengajak para siswa

berfikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan

melaksanakan kegiatan yang berhubungan serta menunjang

proses pembelajaran.
17

2. Kematangan

Kematangan merupakan tingkat atau fase dalam pertumbuhan

seseorang. Hal ini ditunjukkan oleh anggota-anggota tubuhnya yang

sudah siap melaksanakan kecakapan baru, agar kematangan yang ada

pada diri siswa dapat dikembangkan, perlu diciptakan suatu kondisi yang

memungkinkan kematangan tersebut dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Kondisi tersebut dapat dilakukan dengan cara antara lain: pemberian

latihan yang terus menerus dan konsisten, pemberian tugas yang

bertingkat dan berkesinambungan dari sederhana kekompleks.

3. Kesiapan

Kesiapan erat kaitannya dengan kematangan. Siswa sudah

dikatakan memiliki kesiapan apabila pada diri siswa ada kesediaan untuk

memberi respon atau bereaksi. Kesiapan ini perlu diperhatikan oleh guru

dalam proses pembelajaran yang diikuti oleh siswa yang memiliki

kesiapan tinggi akan terjadi secara optimal dan hasil belajarnya pun akan

lebih baik.

4. Faktor kelelahan

Faktor kelelahan baik jasmanai ataupun rohani dapat

mempengaruhi keberhasilan dalam belajar. Oleh karena itu guru harus

memberikan pengertian kepada siswa untuk berusaha menghindari

terjadinya kelelahan dalam belajarnya. Hal ini dapat dilakukan dengan

cara memvariasikan proses pembelajaran sehingga siswa tidak merasa

jenuh (mengantuk) saat proses pembelajarn.


18

5. Faktor eksternal adalah faktor dari luar diri siswa, yang dikelompokkan

menjadi faktor , antara lain:

a. Faktor keluarga

Para siswa yang sedang belajar akan menerima pengaruh dari

keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi/hubungan antara

anggota keluarga, suasana rumah, sikap dan perhatian orang tua, latar

belakang kebudayaan orang tua.

b. Faktor sekolah

Faktor sekolah mempengaruhi belajar siswa meliputi hal-hal

yang berkaitan dengan: metode mengajar, kurikulum, hubungan guru

dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, disiplin sekolah,

peralatan/media pembelajaran, waktu sekolah, sarana dan prasarana

sekolah, metode belajar siswa, dan tugas siswa.

c. Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga berpengaruh

terhadap perkembangan pribadi siswa, yang pada akhirnya akan

mempengaruhi siswa dalam belajar, faktor masyarakat ini banyak

berkaitan dengan: kegiatan siswa dalam masyarakat, pengaruh teman

bergaul, dan pola masyarakat di sekeliling siswa.

c. Macam-macam Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan di atas meliputi pemahaman

konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotorik), dan

sikap sisswa (aspek afektif). Menurut Sudjana ,Nana (2016)


19

mengemukakan bahwa ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar

intelektual yang terdiri dari enam aspek,, yakni pengetahuan atau ingatan,

pemahaman, aplikasi analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua aspek pertama

disebut kognitif rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif

tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima

aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan

internalisasi. Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar

keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah

psikomotorik yakni gerakkan refleks, keterampilan gerakkan dasar,

kemampuan perceptual, ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan

gerakan ekspresif dan interpretatif.

d. Indikator Hasil Belajar

Yang menjadi indikator utama hasil belajar siswa adalah ketercapaian

daya serap terhadap bahan pembelajaran yang diajarkan, baik secara

individual maupun kelompok Perilaku yang digariskan dalam tujuan

pembelajaran telah dicapai oleh siswa baik secara individual maupun

kelompok. Pengukuran ketercapaian daya serap ini biasanya dilakukan

dengan penetapan Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKM).

4. Pembelajaran Matematika di SD

a. Hakikat Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar

Ahmad Susanto (2016:186-187) menyatakan bahwa pembelajaran

matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru

untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa, serta dapat meningkatkan


20

kemampuan mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan

penguasaan yang baik terhadap materi matematika. Sedangkan menurut Ali

Hamzah dan Muhlisrarini (2016:259) menjelaskan bahwa pembelajaran

matematika merupakan proses membangun pemahaman peserta didik

tentang fakta, konsep, prinsip, dan skill sesuai dengan, guru dosen

menyampaikan materi, peserta didik dengan potensinya masing-masing

mengkontruksikan pengertiannya tentang fakta, konsep, prinsip, dan skill

serta problem solving.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

matematika itu adalah suatu usaha yang dilakukan guru agar siswa dapat

membangun pemahaman anak sehingga dapat meningkatkan kemampuan

dan penguasaan pada materi matematika

b. Konsep Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Langkah-langkah pembelajaran matematika di SD dapat dibagi menjadi tiga

konsep (Heruman,2018 2-3) yaitu :

1. Pemahaman Konsep Dasar

Pembelajaran suatu konsep baru matematika, Ketika siswa belum pernah

mempelajari konsep tersebut. Kita dapat mengetahui konsep ini dari isi

kurikulum, yang dicirikan dengan kata mengenal. Pembelajaran pemahaman

konsep dasar merupakan sebuah jembatan yang harus dapat

menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang konkret dengan konsep

baru matematika yang abstrak. Dalam kegiatan pembelajaran dalam konsep


21

ini, media atau alat peraga yang digunakan diharapkan dapat membantu

kemampuan pola pikir siswa.

2. Pemahaman Konsep

Pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep yang bertujuan agar

siswa lebih memahami suatu konsep matematika. Pemahaman matematika

terdiri atas dua pengertian. Pertama, pemahaman konsep merupakan

kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dalam satu pertemuan.

Kedua, pembelajaran pemahaman konsep dapat dilakukan pada pertemuan

yang berbeda, tetapi masih merupakan lanjutan dari penanaman konsep pada

pertemuan tersebut, penanaman konsep dianggap sudah disampaikan pada

pertemuan sebelumnya, disemester atau kelas sebelumnya.

3. Pembinaan Keterampilan

Pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep dan penanaman konsep.

Pembelajaran keterampilan bertujuan agar siswa lebih terampil dalam

menggunakan berbagai konsep matematika. Seperti halnya pada

pemahaman konsep, pembinaan keterampilan jjuga terdiri atas dua

pengertian. Pertama, pembinaan keterampilan merupakan lanjutan dari

pembelajaran penanaman konsep dan pemahaman konsep dalam satu

pertemuan. Kedua, pembelajaran pembinaan keterampilan dilakukan pada

pertemuan yang berbeda, tapi masih merupakan lanjutan dari penanaman

dan pemahaman konsep. Pada pertemuan tersebut, penanaman dan

pemahaman konsep dianggap sudah disampaikan pada pertemuan

sebelumnya, di semester atau kelas sebelumnya.


22

c. Materi Pembelajaran Matematika

Materi pembelajaran matematika yang dibahas pada anak SD kelas V

yaitu tentang kompentensi umum, kompetensi disini yang dimaksud adalah

pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam

kebiasaan berpikir dan bertindak. Salah satu materi yang dibahas yaitu

mengenai volume kubus dan balok.

1) Pengertian Volume

Volume artinya isi atau besarnya atau banyaknya benda dirumah

secara teori pengertian Volume adalah banyaknya satuan volume yang

mengisi ruang bangun. Kalau satuan volume yang digunakan, maka

menghitung volume artinya menghitung berapa banyak kubus berukuran 1

dapat masuk atau termuat.

2) Pengertian Kubus Dan Balok

a. Pengertian Kubus

Kubus adalah ruang yang terbatas enam bidang segi empat (seperti

dadu). Kubus adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh 6 buah sisi

berbentuk persegi yang kongruen.

Bangun kubus mempunyai ketentuan yaitu ; terdapat 6 buah sisi yang

berbentuk persegi dengan masing-masing luasnya sama, terdapat 12 rusuk

dengan panjang yang sama, semua sudut bernilai 90 derajat atau siku-siku.

Untuk memudahkan peserta didik mempelajari volume bangun ruang, maka

dibuatlah media belajar model bangun ruang.

Berikut adalah contoh model bangun ruang kubus.


23

b. Pengertian Balok

Balok adalah bangun rumah tiga dimensi yang dibentuk oleh tiga

pasang persegi atau persegi panjang, dengan paling tidak satu pasang

diantaranya berukuran berbeda. Balok memiliki 6 sisi, 12 rusuk dan 8 titik

sudut.

Bangun balok juga mempunyai ketentuan yaitu : terapat 6 buah sisi,

sisi yang berhadapan sama panjang terdapat 12 rusuk, semua sudut bernilai

90 derajat atau siku-siku.

Berikut adalah contoh model bangun rumah balok

3) Cara Menghitung Volume Kubus Dan Balok

Menghitung volume kubus pada dasarnya sama dengan menghitung

volume balok, yaitu luas alas x tinggi. Diketahui : alas kubus berbentuk

persegi. Maka luas alas kubus = luas persegi.

Luas persegi= S x S, sedangkan tinggi kubus = S

jadi volume kubus = luas alas x tinggi = luas persegi x tinggi = S x S x S


24

Begitu juga volume balok : Diketahui : alas balik berbentuk persegi

panjang. Maka luas alas balok = luas persegi panjang. Luas persegi panjang

= p x 1 jadi volume balok = luas alas x tinggi.

5. Metode Polya

a. Pengertian metode polya

Metode Polya merupakan pembelajaran yang menekankan suatu

proses menemukan penyelesaian dari sebuah permasalahan matematika

untuk mendapatkan suatu hasil yang dapat di capai dengan segera

( Ruhyana, 2016: 108 ). Untuk memecahkan permasalahan yang disajikan,

peserta didik harus memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan konsep-

konsep serta keterampilan- keterampilan yang telah dikuasai. Metode Polya

penting untuk dilakukan karena kemampuan untuk memecahkan masalah

akan sangat bermanfaat bagi kehidupan peserta didik dimasa mendatang.

1) Metode Polya dapat membantu meningkatkan kreativitas peserta didik

dalam memecahkan suatu masalah. Beberapa hal yang dapat dilakukan

pendidik untuk meningkatkan kreativitas peserta didik dalam

memecahkan masalah di antaranya adalah:

a. Membantu peserta didik mengidentifikasi masalah yang akan

dipecahkan.

b. Membantu peserta didik merumuskan dan membatasi

masalah.

c. Membantu peserta didik menemukan informasi.

d. Mendorong peserta didik memproses informasi.


25

e. Mendorong proses perumusan rencana penyelesaian.

f. Mendorong penemuan yang dilakukan sendiri.

g. Mengadakan evaluasi.

Bedasarkan pendapat di atas di simpulkan bahwa startegi Pembelajaran

metode Polya suatu pembelajaran yang memusatkan pembelajaran

keterampilan pemecahan masalah. Dalam pembelajaran ini, siswa diajarkan

untuk menyelesaikan masalah dengan berfikir dan menerapkan

keterampilan yang telah dimiliki untuk menyusun strategi penyelesaian

masalah.

b. Prinsip Metode Polya

Pada prinsipnya metode Polya berusaha meningkatkan hasil belajar

dengan menyajikan berbagai kemungkinan tentang bahan pelajaran,

metode kerja, dan medium komunikasi, yang berbeda dengan kelas

konvensional yang mengharuskan murid murid belajar yang sama dengan

cara yang sama. Peserta didik akan timbul motivasinya jika pembelajaran

itu menarik, yang masih berada dalam batas kesanggupannya. Yang

diutamakan dalam metode ini bukanlah materi yang harus dikuasai,

melainkan cara siswa menyelesaikan permasalahan.(Wahid Umar 2016).

Jadi prinsip di atas meyimpulkan bahwa dengan menggunakan

Metode pembelajaran ini memberi kesempatan kepada murid untuk

berusaha menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam proses belajar.

Peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda, ada yang mampu


26

menyelesaikan masalah lebih cepat dan lebih mampu memahami masalah

yang di siapkan oleh pendidik dari pada anak lain.

c. karakteristik metode polya

(Riastini & Mustika :31-38) mengungkapkan bahwa terdapat tiga

karakteristik pemecahan masalah, yaitu :(1)pemecahan masalah merupakan

aktivitas kognitif, tetapi dipengaruhi oleh perilaku,(2) hasil-hasil pemecahan

masalah dapat dilihat dari tindakan/perilaku dalam mencari pemecahan, dan

(3) pemecahan masalah adalah merupakan suatu proses tindakan manipulasi

dari penerapan Metode ini menekankan pada kegiatan belajar siswa yang

yang optimal bersifat, dalam, upaya pemecahan menemukan jawaban atau

terhadap suatu permasalahan semacam ini memungkinkan belajar siswa

mencapai pemahaman terhadap apa yang tinggi yang dipelajari. Disamping

itu, proses belajar menekankan prinsip-prinsip pada berpikir ilmiah, yang

bersifat kritis proses analitis. Dengan demikian, diharapkan menguasai

siswapun prosedur melakukan penemuan ilmiah, proses mampu melakukan

proses berpikir analitis.

Ciri-ciri utama metode Polya adalah sebagai berikut:

1. Suatu pengajuan pertanyaan atau masalah

2. Memusatkan keterkaitan antar disiplin

3. Menghasilkan karya kerjasama proses peragaan.

Jadi pemecahan masalah yang berhasil, harus selalu disertakan upaya-

upaya khusus yang dihubungkan dengan jenis-jenis persoalan tersendiri


27

serta pertimbangan-pertimbangan mengenai isi yang dimaksud. Mengingat

begitu pentingnya siasat atau strategi dalam pemecahan masalah

matematika, maka sangat diperlukan langkah-langkah untuk

mempermudah pemahaman pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.

d. langkah-langkah metode Polya

Menurut Mairing (2018:42),langkah-langkah polya Untuk

mempermudah memahami dan menyelesaikan suatu masalah, terlebih

dahulu masalah tersebut disusun menjadi masalah-masalah sederhana, lalu

dianalisis (mencari semua kemungkinan langkah-langkah yang akan

ditempuh), kemudian dilanjutkan dengan proses sintesis (memeriksa

kebenaran setiap langkah yang dilakukan).

Pada tingkatan masalah tertentu, langkah-langkah Polya di atas

dapat disederhanakan menjadi empat langkah yaitu memahami masalah,

membuat rencana penyelesaian, melaksanakan rencana dan melihat

kembali.

Langkah-langkah pemecah masalah yang dikemukakan oleh

Mairing (2018:42)

1) Memahami masalah

Pada langkah ini, siswa harus memahami masalah apa yang

diberikan yaitu menentukan apa yang diketahui, apa yang

ditanyakan dalam menyelesaikan soal yang diberikan.


28

2) Membuat rencana

Pada tahap ini siswa harus menunjukkan hubungan antara yang

diketahui dan ditanyakan untuk dapat menyelesaikan masalah, pemecah

masalah harus dapat menemukan hubungan data dengan yang ditanyakan.

Pemilihan konsep-konsep yang telah dipelajari, dikombinasikan sehingga

dapat dipergunakan untuk menyelesaikan masalah. Jadi diperlukan

aturan-aturan agar selama proses pemecahan masalah berlangsung,

dapat dipastikan tidak akan ada satupun alternatif yang terabaikan.

3) Melaksanakan rencana

Berdasarkan rencana, penyelesaian–penyelesaian masalah yang

sudah direncanakan itu dilaksanakan. Di dalam menyelesaikan

masalah, setiap langkah dicek, apakah langkah tersebut sudah benar

atau belum. Hasil yang diperoleh harus diuji apakah hasil tersebut

benar-benar hasil yang dicari.

4) Melihat kembali

Tahap melihat kembali hasil pemecahan masalah yang diperoleh

mungkin merupakan bagian terpenting dari proses pemecahan masalah.

Setelah hasil penyelesaian diperoleh, perlu dilihat dan dicek kembali

untuk memastikan semua alternatif tidak diabaikan.


29

Jadi Langkah-langkah pemecah masalah menunjukkan bahwa

dengan penerapan strategi ini sebagai salah satu sarana untuk

memfasilitasi peserta didik agar terampil dalam pemecahan masalah

matematika, pada pelaksanaan pembelajaran peserta didik diberikan soal

cerita selanjutnya peseta didik mengerjakan dengan menggunakan

langkah-langkah pemecah masalah yang merupakan suatu cara yang tepat

untuk memudahkan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah.

e. kelebihan dan kelemahan metode Polya

Penerapan metode Polya dalam pembelajaran memiliki beberapa

kelebihan dan kelemahan. Menurut Handayani, dkk (2017:394) beberapa

keunggulan metode Polya di antaranya adalah :

a. Memudahkan siswa untuk memahami tahap-tahap penyelesaian

masalah secara spesifik.

b. Memudahkan siswa untuk memahami apa yang harus dicari untuk

menyelesaikan masalah.

c. Memudahkan siswa menyusun kerangka berfikir untuk

menyelesaikan masalah.

d. Setiap langkah pada metode Polya mengandung masalah-

masalah kecil yang akhirnya dapat digunakan untuk memecahkan

inti dari masalah yang disajikan.

Kelemahan metode Polya ( Budhayanti, dkk. 2016:21) adalah

membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan suatu masalah dalam soal


30

matematika bentuk cerita

B. Penelitian Relevan

1. Penelitian yang relevan yang dilakukan oleh Sari Kusuma Dewi (2019)

SDN no. 2 sepang, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng tahun

pelajaran tahun 2019”Penerapan Metode polya untuk meningkatkan

hasil Belajar Dalam Memecahkan Soal Cerita Matematika Siswa Kelas

V” setelah diterapkan metode polya . subjek penelitian ini merupakan

penelitian Tindakan kelas yang terdiri atas 2 siklus. Tiap siklus melalui

empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi/ evaluasi, dan

refleksi. Data dikumpulkan dengan metode tes. Data yang dikumpulkan

deskriptif kuantitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa hasil belajar

matematika sebesar 71,07% (kategori sedang ) pada siklus I , kemudian

meningkat menjadi 90,35 pada siklus II (kategori sangat tinggi ). Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa menggunakan metode Polya dapat

meningkatan hasil belajar matematika.

2. Penelitian yang relevan yang dilakukan oleh yosi Juniarti (2019)

seorang Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Dan Tadris Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Bengkulu berjudul :”Peningkatan Hasil Belajar

Matematika Melalui Metode Polya pada siswa kelas III SDN 63 Pondok

Kubang Kabupaten Bengkulu Tengah tahun ajaran 2018/2019” .jenis

penelitian ini adalah penelitian Tindakan kelas. Subjek penelitian adalah

siswa kelas III SDN 63 pondok kubang Bengkulu tengah yang

berjumlah 11 0rang Teknik pengumpulan data yaitu observasi, tes , dan


31

dokumentasi. Sedangkan teknis analisis data menggunakan Teknik

presentase.dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode polya

pembelajaran polya dapat meningkat prestasi belajar siswa.Hal ini dapat

dilihat dari hasil yang menunjukkan adanya peningkatan rata tes yaitu

pada pra siklus diperoleh nilai rata-rata 41,81 pada siklus 1 diperoleh

nilai rata-rata sebesar 52,72, dan siklus II naik menjadi 69,54. Dari hasil

penelitian dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata dari

siklus ke siklus .Dapat disimpulakan bahwa metode Polya dapat

meningkatkan hasil belajar.

3. Penelitian yang di lakukan oleh Yetti Ariani & Ary Kiswanto Kenedi

(2018) dengan judul “metode Polya Dalam Meningkatan Hasil Belajar

Matematika soal cerita volume di sekolah Dasar”penelitian ini

bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa sekolah

dasar pada materi cerita volume dengan menggunakan metode

Polya.Metode penelitian ini adalah penelitian Tindakan kelas yang

terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,pengamatan dan refleksi.instrumen

yang dipakai berupa lembar observasi soal.Hasil penelitian ini adalah 1)

pada siklus I rencana pelaksanaan pembelajaran mendapatkan skor 62%

dengan kategori kurang namun mengalami kenaikan pada siklus II

dengan mendapatkan skor sebesar 86% dengan kategori baik 2)

pangamatan pada aktivitas guru siklus I mendapatkan presentasi skor

62% kategori kurang kurang dan meningkat pada siklus II dengan

presentase Skor adalah 95% dengan kategori sangat baik, 3) pengamatan


32

pada aktivitas siswa siklus I mendapatkan presentase skor 52% dengan

kategori sangat kategori kurang sedangkan siklus II meningkat dengan

presentase 98% dengan kategori sangat baik,4) pengamatan pada aspek

hasil belajar mengalami peningkatan yaitu pada siklus I mendapatkan

presentase skor yaitu 54,61% dengan kategori sangat kurang dan pada

siklus II mendapatkan skor sebesar 86% dengan kategori baik. Dari hal

disimpulkan bahwa terjadinya peningkatan dalam keempat aspek yaitu

aspek RPP guru siswa dan hasil belajar.penelitian ini memiliki implikasi

bahwa metode polya cocok digunakan pada pembelajaran soal cerita di

sekolah Dasar.

C. Kerangka Pikir

Kerangka pikir adalah merupakan model konseptual tentang

bagaimana teori berhubungan denga berbagai faktor yang telah di

identifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berpikir yang baik

akan menjelaskan secara teoritis peraturan antar variabel yang akan di teliti.

Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel independen dan

dependen. Bila dalam peneltian ada variabel moderator dan ingmtervening,

maka juga perlu dijelaskan, mengapa variabel itu ikut dilibatkan dalam

penelitian. Pertautan antar variabel tersebut. Selanjutnya dirumuskan jedalan


33

bentuk paradigma peneltian. Oleh karena itu pada setiap penyusunan

paradigma penelitian harus didasarkan pada kerangka berpikir

Penerapan pembelajaran polya adalah salah satu metode pembelajaran

yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini menjadi dasar

dari penerapan metode Polya yang diharapakan mampu meningkatkan hasil

belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 1 Buton.

Adapun skema kerangka pikir yang dapat penelito gambarkan dari kedua

variable penelitian ni adalah:

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

Mata pelajaran
Matematika

Dalam proses pembelajaran


Kondisi Awal siswa tidak fokus Hasil Belajar Siswa
memperhatikan guru, Rendah
sering bermain, sering ada
yang mengantuk di kelas,
dan siswa merasa bosan
dalam mengikuti proses
pembelajaran
Tindakan Menggunakan Metode
Polya
34

Hasil Belajar Siswa


Kondisi Akhir
Meningkat

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir diatas, dengan menggunakan metode

pembelajaran yang baik di duga dapat meningkatkan hasil belajar matematika

pokok bahasan volume kubus dan balok melalui penerapan metode Polya oada

siswa kelas V SD Negeri 1 Buton.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Buton pada kelas V semester

2 tahun pelajaran 2022/2023. SD Negeri 1 Buton beralamat di jln. Kihajar

Dewantara ,kelurahan kambula bulana kecamatan Pasarwajo, kabupaten

Buton.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2022/2023 semester 2

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Buton,

kecamatan Pasarwajo, kab.Buton yang berjumlah 20 siswa , 10 laki-laki

10perempuan.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian yang

dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart yang tiap-tiap siklus terdiri dari

perencanaan (Planning), tindakan (Acting), observasi (Observing) dan

refleksi (Reflection). Rancangan penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua

siklus, tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai.

Setiap siklus mencakup 4 kegiatan, yaitu 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3)

Observasi, 4) Refleksi.

35
36

Siklus Penelitian

PELAKSANAAN

PERENCANAAN SIKLUS 1 PENGAMATAN

REFLEKSI

PELAKSANAAN

PERENCANAAN SIKLUS 2 PENGAMATAN

REFLEKSI

Gambar 3.1 Skema Penelitian Tindakan Kelas


Suharsimi Arikunto dkk : 2016

Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus , hal ini peneliti lakukan

dengan pertimbangan apabila pada siklus 1, dimana tahapan ini dimaksudkan

untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan,

berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilaksanakan kegiatan

mengevaluasi dan menganalisis hasil pengamatan untuk mengukur

keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Hasil refleksi digunakan oleh peneliti sebagai acuan untuk

menentukan tindakan selanjutnya. Apabila masih ditemukan beberapa

kekurangan dan belum sesuai indikator keberhasilan maka hasil refleksi akan
37

digunakan sebagai acuan untuk menyusun perencanaan pada siklus

berikutnya. Jika hasil penelitian pada siklus 1 belum memenuhi indikator

keberhasilan maka hasil tersebut akan ditingkatkan pada siklus berikutnya.

Dalam pelaksanaannya penelitian secara rinci hal-hal yang perlu dilakukan

sebelum pelaksanaan tindakan, diuraikan sebagai berikunya.

1. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari dua siklus. Tiap-tiap

siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai. Setiap

Perencanaan merupakan kegiatan merencanakan secara rinci tentang apa

dan bagaimana tindakan yang akan dilakukan, PTK untuk pengembangan

profesi guru, kegiatan ini berupa menyiapkan bahan ajar, menyiapkan

rencana mengajar, merencanakan bahan untk pembelajaran, serta

menyiapkan hal lain yang diperlukan dalam proses pembelajaran.

2. Tindakan adalah kegiatan dalam PTK. Bagi guru, tindakan ini berupa

penerapan metode/cara mengajar yang baru. Pada PTK untuk

mengembangkan profesi guru, tindakan dilakukan sekurang-kurangnya

dalam dua siklus.

3. Pengamatan merupakan tindakan pengumpulan informasi yang akan

dipakai untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan telah berjalan

sesuai dengan rencana yang diharapkan.

4. Evaluasi dan refleksi selanjutnya berdasarkan pada hasil evaluasi

dilakukan refleksi, umtuk mengetahui apa yang kurang pada pelaksanaan

tindak yang telah dilakukan. Hasil refleksi digunakan untuk melakukan

perbaikan pada perencanaan tahapan (siklus) berikutnya.


38

D.Tahap Pelaksanaan Tindakan

Rancanagan Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari dua siklus.

Tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan prubahan yang dicapai. Setip

siklus mencakup 4 kegiatan, yaitu 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3)

Observasi, 4) Refleksi. Secara rinci prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini

dapat dijabarkan dalam tahap-tahap sebagai berikut:

1. Tahap Pelaksanaan Siklus I

a. Tahap Perencaanaa

1) Membuat rencana pembelajaran (RPP) dengan penerapan

metode polya

2) Membuat rangkuman materi volume kubus dan balok

3) Membuat lembar kerja siswa

4) Membuat instrument yang digunakan dalam siklus PTK.

b. Pelaksanaan

1) Melakukan apersepsi untuk menggali pengetahuan awal siswa

2) Menyajikan materi pembelajaran volume kubus dan balok

dengan menerangkan teknik metode polya

3) Guru membagi kelompok

4) Guru memberikan tes akhir untuk mengetahui sejauh mana

materi pembelajaran dapat dikuasai siswa.

c. Pengamatan

1) Situasi kegiatan belajar mengajar


39

2) Keaktifan siswa

3) Kemampuan siswa dalam menyimpulkan hasil aktivitas belajar

peserta didik menggunakan metode polya.

d. Refleksi

Melakukan refleksi terhadap pelaksanaan Siklus I.

2. Tahap Pelaksanaan Siklus II

Siklus II akan dilaksanakan apabila dalam pelaksanaan siklus I

belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.

a. Pelaksanaan Siklus II

1) Perencanaan

Mengidentifikasi masalah pada siklus I, menetapkan

alternativ pemecahan masalah dan membuat rencana pembelajaran

berdasarkan hasil refleksi siklus I.

2) Pelaksanaan

Guru melaksanakan pembelajaran matematika materi

volume kubus dan balok dengan menggunakan metode polya

berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus I.

3) Pengamatan

Guru dan kolaborator melaksanakan pengamatan terhadap

aktivitas pembelajaran dengan menerapkan metode polya

4) Refleksi
40

Melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus II dan

menganalisis serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan

pembelajaran matematika menerapkan metode polya

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Pengamatan (Observasi)

Pengamatan atau observasi adalah proses pengumpulan data dalam

penilaian ketika peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian.

Observasi sangat sesuai digunakan dalam penelitian yang berhubungan

dengan kondisi/interaksi belajar mengajar, tingkah laku, dan interaksi

kelompok (Sugiyono 2018: 229). Observasi dilakukan untuk mengamati

aktivitas tempat berlangsungnya pelajaran yaitu pada guru dan siswa-

siswi kelas V SD Negeri 1 Buton Instrumen yang digunakan untuk

mendapatkan data yaitu menggunakan lembar observasi aktifitas guru dan

siswa.

2. Tes

Tes merupakan suatu teknik yang digunakan dalam rangka

melaksanakan kegiatan pengukur, yang didalamnya terdapat berbagai

pertandingan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab

oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik.(Zainal

Arifin(2016:118) Tujuan teknik adalah mengetahui ada tidaknya


41

peningkatan keterampilan peserta didik dalam memecahkan masalah yang

berkaitan dengan materi volume kubus dan balok.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan penelaahan terhadap referensi-referensi

yang berhubungan dengan fokus permasalahan peneliti. Dokumen-

dokumen yang dimaksud adalah dokumen pribadi, dokumen resmi,

referensi, foto, rekaman kaset. Metode dokumentasi ditunjukkan untuk

memperoleh data langsung dari tempat penelitian. (Sugiyono 2018:476).

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang dapat digunakan untuk

mengumpulkan data penelitian. Tanpa instrumen yang tepat, penelitian tidak

akan berhasil sesuai dengan apa yang diharapkan. Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu:

1. Lembar observasi yang disediakan ada dua yaitu lembar observasi untuk

guru digunakan untuk melihat bagaimana keteracapaian langkah-langkah

proses pembelajaran dengan melibatkan metode polya dan lembar

observasi siswa digunakan untuk melihat bagaimana aktivitas siswa

selama proses pembelajaran di kelas dengan melibatkan pembelajaran

dengan menggunakan metode polya. Lembar observasi guru dan siswa

diisi oleh observer dimana observer dalam penelitian ini adalah guru kelas

V.

2. Tes prestasi belajar dengan materi volume kubus dan balok soal-soal

cerita berbentuk tes uraian (essay) sebanyak 5 nomor, digunakan untuk


42

mengetahui pencapaian siswa kelas V setelah mempelajari mata pelajaran

matematika.materi volume kubus dan balok.

3. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan sebagai pelengkap dari data

observasi dan tes yang telah di lakukan, berupa foto-foto saat pelaksanaan

penelitian, RPP, silabus dan media berupa alat peraga bentuk kubus dan

balok.

G. Teknik Analis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini

menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis

tersebut untuk menggambarkan bahwa tindakan yang dilaksanakan dapat

menimbulkan adanya perbaikan , peningkatan dan perubahan ke arah lebih

baik jika dibandingkan dengan keadaan sebelumnya. Pendekatan kuantitafi,

dimana semua informasi atau data diwujudukan dalam bentuk angka,

analisanya berdasarkan angka tersebut dengan analisis statistik. Pada akhir

setiap siklus I dan sikulus II dihitung nilai rata-tanya. Kemudian

dideskripsikan hasil rata tes siswa tersebut. Jika hasil tes siswa mengalami

kenaikan sesuai standar nilai yang telah ditentukan, maka diasumsikan

bahwa penerapan metode Polya dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

kelas V dalam materi Volume kubus dan Balok.

Menurut (Widodo, 2019) cara untuk mencari rata-rata (Mean)

menggunakan rumus:
43

1. Untuk menemukan nilai akhir belajar yang diperoleh masing-masing siswa

Skor perolehan
adalah Nilai Akhir= x 100
Skor maksimal
Interval Nilai
nilai huruf Predikat
91-100 A Sangat baik
81-90 B Baik
Siswa dikaatakan tuntas
70-80 C Cukup
Sangat
belajar secara individu jika
<70 D Kurang
persentasi dan daya serap individu >70%

2. Untuk menentukan nilai rata-rata hasil belajar siswa dengan rumus :

Nilai akhir
Nilai Akhir=
Jumlah siswa

3. Untuk menentukan nilai ketuntasan belajar klasikal dengan rumus :

Tuntas Belajar Klasikal

Banyaknya siswa yang tuntas


Ketuntasan Belajar Klasikal= x 100 %
Jumlah siswa

4. Menentukan hasil observasi aktifitas belajar siswa untuk menentukan

presentasi keterlaksanaan kinerja guru :

Jumlah siswa
Keterlaksaan Kinerja Guru= x 100 %
Banyaknya siswa yang tuntas

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa

pada mata pelajaran matematika materi " volume Kubus dan Balok " pada
44

siswa kelas V SD Negeri 1 Buton kec. Pasarwajo kab. Buton. Indikator

keberhasilan dari penelitian tindakan kelas ini adalah 80% siswa telah

memperoleh nilai minimal 70 (sesuai ketentuan KKM dari sekolah)


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Susanto. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media
Group.

Ariani,Y.,&Kenedi,AK.2018.Metode polya Dalam Peningkatan Hasil Belajar


Matematika Pada Pembelajaran Soal Cerita Volume Di Sekolah Dasar.
Jurnal Inspiransi Pendidikan,8(2),
25-36.https://doi.org/10.21067/jip.v8i2.2520

Dewi Kusuma Sari.2019. Penerapan Metode polya untuk meningkatkan hasil


Belajar Dalam Memecahkan Soal Cerita Matematika Siswa Kelas V.Skripsi
Universitas Mimbar PGSD Undiksha.

Fathurrohman, Muhammad. 2017. Belajar & Pembelajaran Modern Konsep


Dasar, Inovasi, dan Teori Pembelajaran. Yogyakarta: Garudhawaca.

Handayani,S,P.,Rahman,M.R.2017. Pengaruh Pendekatan Problem Sloving


Model Polya Terhadap Kemampuan Pemecah Masalah. Matcmatis siswa
SMP.

Heruman.2018.Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar.Bandung:PT Remaja


Rosdakarya.
Ihsan El Khuluqo. 2017. Belajar dan pembelajaran. Rineka Cipta.

Juniarti Yosi.2019. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode


Pembelajaran polya pada siswa kelas III SDN 63 Pondok Kubang
Kabupaten Bengkulu Tengah tahun ajaran 2018/2019.Skripsi Fakultas
Tarbiyah Dan Tadris Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu.

Ruhyana.2016 . Analisis Kesulitan Siswa Dalam Memecahkan


Masalah Matematika. Jurnal Computech & Bisnis, 10 (2),106-
118

Khairani, Makmur. 2016. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Aswaja Peresinde

Muhsetyo, Gatot dkk.2020. Pembelajaran Matematika. Tanggerang Selatan:


Universitas Terbuka

Mustika.,& Riastini, N.2017.Pengaruh Metode Polya terhadap Kemampuan


Pemecah Masalah Matematika Siswa Kelas V Sd.Jurnal Pendidikan
Matematika,1(1),31-38

Mairing Jackson Pasini.2018. Pemecah Masalah Matematika(ke-1).Alfabeta.

43
44

Nisak, H.,& Qohar,A.2016.Pembelajaran Berbasis Masalah Berdasarkan


Langkah_langkah Polya Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan
Soal Cerita Matematika.Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif,6 (2), 156-163.
Rusman, 2017. Strategi Pembelajaran & Problem Based Learning. Bogor : Thalia
Indonesia.

Slameto. 2016. Belajar Dan Faktor-faktor yang mempengerahinya. Jakarta


Rineka Cipta.

Sudjana, Nana.(2016). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Suprijono, Agus. 2016. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PALKEM.


Yogyakarta: Pusaka Belajar.

Tampubolon, Saut. 2016. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan


Profesi pendidikan & Keilmuan. Jakarta :Penerbit Erlangga
Umar,Wahid.2016.Strategi Pemecah masalah Masalah Matematis Versi George
Polya dan Penerapannya dalam Pembelajaran Matematika
(online).Tersedia\http://kalamatika.Matematikauhamka.com/indek.php/
kmk/article/view/3/7jurnalPendidikanMatematika.vol.1,No.1.April 2016
45

SILABUS MATEMATIKA KELAS V SEMESTER II

Satuan Pendidikan : SD/MI


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : V ( Lima )
Semester : 2 ( Dua )
Tahun Program : 2022/2023

Kompetensi Inti
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,
teman. Guru dan tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati ( mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di
sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Kompetens Indikator Materi Kegiatan Pendidi Penil A Sum


i Dasar Pengaja Pembelaj kan aian lo ber
ran aran Penguat k Bela
46

an a jar
Karakte si
r W
a
k
t
u

3.5 Menjelaskan 3.5.1  Volu  Menent  Religi  Sika 2 x 45 Buk


p Menit u
dan Memahami me ukan us
dan mate
Menentukan dan bangu cara  Nasio kete mati
ram
volume Menghitung n menghi nalis ka
pila
bangun ruang volume kubus ruang tung n kela
 Mand
den sV
dengan dan balok kubus volume iri gan
menggunakan  Volu bangun obse Alat
 Goton
rvas pera
satuan volume me ruang g i ga
( seperti bangu sederha Royo sela kubu
ma s
kubus dan n na ng kegi
dan
balok ) ruang dengan  Integr atan
pene balo
4.5 balok mengg itas k
litia
Menyele unakan n
47

saikan kubus  Pen


geta
masalah satuan
hua
yang  Mencer n
mel
berkaita mati
alui
n dengan pemba tes
eval
volume hasan
uasi
bangun 4.5.1 pemeca
ruang Menghitung han
dengan volume masala
menggu bangun kubus h nyata
nakan dan balok yang
satuan berkait
4.5.2
volume ( an
Menyelesaikan
seperti dengan
masalah yang
kubus volume
berkaitan
satuan bangun
dengan volume
dan ruang
bangun ruang
balok sederha
kubus dan
na
balok
48

satuan ) ( kubus
dan
balok )
dengan
mengg
unakan
kubus
satuan
sebagai
satuan
sebagai
satuan
volume
 Mengg
unakan
konsep
kubus
satuan
untuk
49

menent
ukan
volume
kubus
dan
balok
dalam
menyel
esaikan
masala
h

Mengetahui, Pasarwajo,
2023
Kepala Sekolah Guru Kelas V

SUNARNI,S.Pd.SD RENI JULIANI S.Pd


NIP. 19700404 200312 2 009 GTT
50
45

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

MATEMATIKA

Satuan Pendidikan : SD/MI

Kelas / Semester : 5/2

Pelajaran : Volume Bangun Ruang

Sub Pelajaran : Valume Kubus dan Balok

Pertemuan :1

Alokasi waktu : 90 menit

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga serta cinta tanah air.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya
yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Muatan: Matematika

Kompetensi Dasar Indikator

3.5. Menjelaskan, dan menentukan volume 3.5.1. Memahami volume Valume Kubus dan
bangun ruang dengan menggunakan balok
satuan volume (seperti kubus dan balok)
serta hubungan pangkat tiga dengan akar
pangkat tiga

4.5. Menyelesaikan masalah yang berkaitan 4.5.1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan volume bangun ruang dengan dengan volume bangun ruang kubus dan
menggunakan satuan volume (seperti balok
kubus dan balok satuan) melibatkan
pangkat tiga dan akar pangkat tiga
46

C. TUJUAN
1. Melalui penjelasan guru, siswa mampu memahami volume bangun ruang dengan menggunakan
satuan volume (seperti kubus dan balok) menggunakan model pembelajaran polya
2. Melalui berbagai latihan siswa mampu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan volume
bangun ruang dengan menggunakan satuan volume (seperti kubus dan balok)

D. MATERI
1. Volume Bangun Kubus dan balok

E. METODE PEMBELAJARAN
Metode : Pengamatan, ceramah,Tanya Jawab dan diskusi.

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Kegiatan 1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan kabar 10 menit
dan mengecek kehadiran siswa.
Pendahuluan 2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah seorang
siswa. Siswa yang diminta membaca do’a adalah siswa siswa
yang hari ini datang paling awal. (Religius dan Integritas)
3. Untuk menjaga semangat nasionalisme menyanyikan salah satu
lagu wajib atau nasional.
4. Mengulas sedikit materi yang telah disampaikan sebelumnya
5. Guru mengulas tugas belajar dirumah bersama orangtua yang
telah dilakukan. (Mandiri)
6. Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
Kegiatan 65 menit

Inti 1. Guru menjelaskan pentingnya mempelajari volume kubus


dan balok dalam kehidupan sehari-hari.
2. Guru menjelaskan metode polya pada materi volume kubus
dan balok
3. Siswa mengamati dan guru menjelaskan tentang materi
Volume Kubus dan balok
4. guru menanyakan contoh kubus dan balok pada lingkungan
sekitatar
5. Siswa mengetahui rumus mencari volume kubus dan balok
6. Guru membagi kelompok
7. Guru memberikan soal materi volume kubus dan balok
pada setiap kelompok.
8. Siswa mengerjakan soal yang di berikan guru
9. Setiap kelompok menyelesaikan masalah yang ada pada
soal
10. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi
11. Guru menilai hasil diskusi siswa.
12. Guru merefleksi hasil kerja siswa dan menyimpulkan materi
pembelajaran.
13. Guru memberikan apresiasi terhadap pekerjaan siswa.
14. Guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk
47

pertemuan berikutnya.

Kegiatan 1. Guru memberikan penguatan materi tentang bangun datar 15menit


2. Guru mengapresiasi hasil kerja siswa dan memberikan motivasi
Penutup untuk menambah semangat belajar siswa
3. Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk menumbuhkan
Nasionalisme, Persatuan, dan Toleransi.
4. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu siswa. (Religius)

G. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN


a. Buku Pedoman tematik kelas 5 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017).
b. Buku jenius rangkuman materi kelas 5
c. Alat peraga TIK matematika

H. PENILAIAN
a.Tes tertulis
Pasarwajo, Maret 2023
Guru Kelas IV Mahasiswa

RENI JULIANI S.Pd YOLANDA MUKTIA


GTT NPM. 031901324
Mengetahui,
Kepala Sekolah

SUNARNI S.Pd.SD
NIP. 19700404 200312 2 009
52

KISI-KISI SOAL

Materi Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : V/ II ( Genap )

Materi Pokok : Volume Kubus dan Balok

Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

Kompetensi Indikator Indikator B No

Dasar Soal Pembelajaran en Soal

tu

oa

Siswa dapat Menyelesaikan U 1


menghitung masalah yang ra
panjang berkaitan dengan ia
Menyelesaik volume balok volume balok n
an masalah
Siswa dapat Menyelesaikan U 2
yang
menghitung masalah yang ra
berkaitan
volume kubus berkaitan dengan ia
dengan
volume kubus n
volume
bangun Siswa dapat Menyelesaikan U 3
ruang dengan menghitung masalah yang ra
menggunaka volume balok berkaitan dengan ia
53

n satuan volume balok n


volume
Siswa dapat Menyelesaikan U 4
( seperti
menghitung masalah yang ra
kubus satuan
volume kubus berkaitan dengan ia
dan balok
volume kubus n
satuan )
Siswa dapat Menyelesaikan U 5

menghitung masalah yang ra

volume balok berkaitan dengan ia

volume balok n

SOAL TES

1. Berapakah volume dari balok pada gambar

p = 5 cm

l= 4 cm

t = 2 cm

2. Sandri memiliki mainan berbentuk kubus , ia menyusun mainannya

menjadi kubus yang berukuran lebih besar. Panjang sisi kubus besar yang

dibuat Sandri adalah 4 buah kubus mainan. Berapakah jumlah kubus yang

dibuat Sandri untuk membuat kubus yang lebih besar ?


54

3. Sebuah kolam berbentuk balok berukuran Panjang 5 m, lebar 3 m, dan

tinggi 2 m. tentukan banyak air maksimal yang dapat di tampung kolam

tersebut?

4. Terdapat sejumlah kotak kecil dan sejumlah kotak besar masing-masing

berbentuk kubus . kubus kecil mempunyai empuk 6 cm. jika volume kubus

besar 5.832 cm3 , maka jumlah kubus kecil yang dapat dimasukkan ke

dalam kardus besar adalah?

5. Sebuah akuarium berbentuk balok memiliki ukuran Panjang 20 cm dan

tinggi 30 cm. jika volume air di dalam akuarium tersebut adalah 6.000 cm3,

tentukan lebar akuarium tersebut?


55

KUNCI JAWABAN

1. a. Tahap 1 ( Memahami Masalah)

diketahui :

p= 5cm

l = 4 cm

t=2m

b. tahap 2 ( membuat rencana)

ditanya :

menghitung volume balok?

c. tahap 3(Menyelesaikan rencana)

penyelesaian :

v=pxlxt

=5x4x2
56

= 40 cm3

d. Tahap 4 (Mengecek Kembali)

Jadi , volume balok tersebut adalah 40 cm3

2. a. Tahap 1 (memahami masalah)

Diketahui :

panjang sisi kubus = 4

b. Tahap 2( membuat rencana)

Ditanya :

Menghitung volume kubus?

c. Tahap 3 (menyelesaikan rencana)

Penyelesaian :

V=sxsxs

= 20 x 20 x 20

=60 cm

d. Tahap 4 ( mengecek Kembali)

Jadi volume kubus sandri adalah =60 cm

3. a. Tahap 1 ( memahami masalah)

Diketahui :

P=5m

L=3m

T= 2m
57

b.Tahap 2 ( membuat rencana)

Di tanya :

Menghitung volume balok ?

c. Tahap 3 ( menyelesaikan rencana )

Penyelesaian :

=5x3x2

= 30

d. Tahap 4 ( mengecek Kembali)

Jadi banyak air maksimal yang dapat ditampung kolam tersebut

adalah 30m3 atau 30.000 liter.

4. a. Tahap 1 ( memahami masalah)

Diketahui ;

Volume kubus besar = 5.832 cm3

Panjang sisi kubus kecil (s) = 6 cm

b.Tahap 2 (membuat rencana )

Ditanyakan:

Banyaknya kubus kecil?

c. Tahap 3 ( menyelesaikan rencana)

Penyelesaian :
58

Banyak kubus = volume kubus besar ; volume kubus kecil

Volume kubus kecil = 6 cm x 6 cm 6 cm= 216

Banyaknya kubus = 5.832cm3 : 216 = 27 buah

d. Tahap 4 ( mengecek Kembali)

Jadi banyak kubus kecil yang dapat di masukkan ke dalam

kardus besar adalah = 27 buah kubus kecil

5. a. Tahap 1 (memahami Masalah)

Diketahui :

Panjang akuarium = 20 cm

Tinggi akuarium = 30 cm

Volume air = 6.000 cm3

b.Tahap 2 ( membuat rencana)

Ditanyakan ;

Lebar akuarium?

c. Tahap 3 (menyelesaikan rencana)

Penyelesaian

Volume balok = p x l x t

 6.000 = 20 x l x 30

 6.000 =600

 6.000 / 600
59

 = 10 cm

d. Tahap 4 ( mengecek Kembali )

Jadi lebar akuariuam tersebut adalah = 10 cm

Lembar Observasi Siswa

Satuan Pendidikan : SD Negeri 1 Buton

Mata Pelajaran : MATEMATIKA

Kelas/Semester : V/I

No Kegiatan Indikator Yang Diamati Keterangan

1 2 3 4

1 Pendahuluan Siswa menjawab salam

Siswa berdo’a menurut agama

dan keyakinan masing-masing

Siswa mendengarkan guru

mengecek kehadiran

Siswa mendengarkan materi yang

akan dipelajari
60

Siswa mendengarkan tujuan

pembelajaran

2 Inti Siswa mendengarkan

penyampaian materi dan

memahami materi sesuai dengan

apa yang di jelaskan oleh

guru

Siswa memperhatikan penyajian

materi yang diberikan oleh guru

Siswa memperhatikan guru yang

sedang menyampaikan materi

kubus dan balok dalam


kehidupan sehari-hari

Siswa menyebutkan contoh kubus

dan balok lingkungan sekitar

Siswa menjawab soal yang

diberikan oleh guru

3 Penutup Siswa dan guru menyimpulkan

materi yang telah dipelajari

Siswa bertanya dan

menambahkan informasi dari

siswa lainnya

Siswa mengerjakan tugas rumah

yang diberikan oleh guru

Siswa membaca doa


61

Keterangan:

4: Sangat Baik

3: Baik

2: Cukup

1: Kurang Baik

Guru Kelas V

RENI JULIANI S.Pd


GTT

Lembar Observasi Guru

Satuan Pendidikan : SD Negeri 1 Buton

Mata Pelajaran : MATEMATIKA

Kelas/Semester : V/I

No Kegiatan Indikator yang diamati Keterangan

1 2 3 4

1 Pendahuluan Guru mengucap salam

Guru mengajak semua siswa ber’doa

Guru mengecek kesiapan diri siswa

dengan mengisi lembar kehadiran

Guru menyampaikan materi

pembelajaran yang akan dipelajari


62

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

2 Inti Guru menjelaskan materi pembelajaran

Guru menyajikan materi sebagai

pengantar

Guru menyampaikan gambaran materi

kubus dan balok dalam kehidupan

sehari-hari

Guru meminta siswa untuk menyebutkan

contoh-contoh kubus dan balok pada

lingkungan sekitar.

Guru memberikan soal kepada siswa

3 Penutup Guru memberikan penguatan dan

memberikan kesimpulan bersama siswa

Guru memberikan kesempatan kepada

siswa berbicara atau bertanya dan

menambahkan informasi dari siswa lain

Guru memberikan penugasan rumah

kepada siswa

Guru menutup pembelajaran dengan

menyuruh siswa membaca doa

Keterangan:

4: Sangat Baik

3: Baik
63

2: Cukup

1: Kurang Baik

Guru Kelas V

RENI JULIANI S.Pd


GTT

Anda mungkin juga menyukai