Anda di halaman 1dari 28

Business Model Canvas

1
Daftar Isi

Business Model Canvas 1


Daftar Isi 2
Daftar Tabel 3
Daftar Gambar 4
Bab 1 Pendahuluan 5
a. Latar Belakang 5
b. Visi dan Misi 6
c. Tujuan dan Manfaat Bisnis 7
Bab 2 Gambaran Umum Bisnis 7
a. Deskripsi Produk 7
b. Analisis SWOT 8
c. Analisis Pasar/Pesaing (Five Forces + Market Timeliness) 9
d. Strategi Pemasaran 13
Bab 3 Aspek Organisasi & Operasional Bisnis 14
a. Kebutuhan SDM 14
b. Struktur dan Pembagian Tugas SDM 16
c. Alur Produksi Barang/Jasa 17
d. Metode Pengumpulan Data 20
Bab 4 Aspek Anggaran & Keuangan 21
a. Kebutuhan Modal Awal 21
b. Break-Event Point 22
c. Proyeksi Laba/Rugi 23
d. Strategi Cash Flow 1 Tahun 24
Penutup (Kesimpulan) 24
Daftar Pustaka 25
Lampiran 27

2
Daftar Tabel

Tabel 2.1 Lini Produk CassaBread 7


Tabel 2.2 Perbandingan Harga Produk CassaBread dengan Sari Roti 12
Tabel 2.3 Segmentasi Pasar 13
Tabel 3.1 Informasi Human Resources 15
Tabel 4.1 Initial Investment & Starting Cost 22
Tabel 4.2 Break-Even Point, Payback Period & Capital Budgeting 22
Tabel 4.3 Proyeksi Laba/Rugi 23
Tabel 4.4 Proyeksi Cash Flow 1 Tahun 24

3
Daftar Gambar

Gambar 2.1 Tampilan Kemasan Produk 8


Gambar 2.2 Analisis SWOT 9
Gambar 2.2 TAM, SAM & SOM 11
Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi 16

4
I. Pendahuluan
a. Latar Belakang
Biji gandum sebagai bahan pokok merupakan bagian utama dari diet
masyarakat Indonesia. Komoditas ini dapat digunakan untuk membuat tepung
terigu yang merupakan bahan baku pangan. Indonesia pada tahun 2045
diprediksi akan menggeser 50 persen dari kebutuhan pokoknya dari beras
menjadi gandum. Pada tahun 2022-2023, total konsumsi biji gandum masyarakat
Indonesia mencapai angka 9,5 juta ton (Jatmiko, 2023). Namun, angka
permintaan ini menurun dari tahun sebelumnya di tengah tensi Ukraina dan
Rusia. Sebelum terjadinya konflik, dua negara ini berkontribusi terhadap 22.22
persen impor biji gandum di Indonesia (Sutawi, 2023).
Untuk menopang konsumsi yang tinggi, Indonesia harus bergantung
kepada impor karena ketidakmampuan domestik dalam memproduksi komoditas
ini. Hal ini dikarenakan oleh iklim tropis yang tidak mendukung dan tanah
negara yang berbukit-bukit (Detikfinance, 2013). Permasalahan impor gandum
juga menjadi isu pada April lalu, dengan terjadinya El Niño atau kondisi cuaca
panas, yang akan mempengaruhi jumlah produksi gandum (Ceklikssatu, 2023).
Diprediksi apabila fenomena ini akan melanda Argentina, sumber impor terbesar
kelima Indonesia , hingga bulan Oktober tahun ini (CNBC Indonesia, 2023).
Permasalahan ekonomi dan geopolitik memiliki pengaruh yang tinggi terhadap
komoditas ini, dengan indeks harga Gandum Berjangka (CBOT ZW) mengalami
peningkatan 87.99 persen dari tahun sebelumnya pada Maret tahun lalu (Nasdaq,
n.d.).
Ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap tepung terigu sangatlah
tinggi. Namun, penanaman biji gandum yang rumit dan ketergantungan impor
merupakan suatu faktor penghalang. Di tengah permasalahan ini, tersedia bahan
alternatif yang dapat mensubstitusikan tepung terigu, yaitu tepung cassava atau
yang seringkali disebut sebagai mocaf (modified cassava flour). Sama dengan
tepung tapioka, mocaf merupakan hasil olahan dari akar tanaman singkong.
Bedanya, pembuatan mocaf melibatkan seluruh akar tanaman, dimana tapioka
hanya menggunakan bagian pati akar.

5
Mocaf merupakan alternatif yang baik, sebab, tanaman singkong
sangatlah mudah untuk dibudidayakan karena ketahanannya terhadap iklim
ekstrem (Rahmawati, 2022). Penggunaan mocaf juga akan membantu
pertumbuhan perekonomian negara—sehubung Indonesia pada tahun 2020
memproduksi 18.3 juta ton singkong dan menempati posisi ke-5 sebagai
produsen singkong terbesar di dunia (Rizaty, 2022).
Mocaf sendiri dapat memberikan berbagai macam health benefits karena
kandungan pati-nya yang tinggi (Kubala & Luo, 2022). Namun, disayangkan
apabila kesadaran masyarakat terhadap mocaf masih belum nampak secara
mainstream. Tepung cassava sendiri dapat digunakan sebagai dasar untuk
memproduksi berbagai jenis makanan, salah satunya adalah roti gluten-free.
Untuk itu, bisnis CassaBread ingin meningkatkan awareness masyarakat dengan
menjual roti gluten-free dengan utilisasi tepung cassava.
Saat ini, pasar roti sangatlah menarik; dengan PT Nippon Indosari
Corpindo Tbk, produsen Sari Roti, hampir mencapai penjualan sebesar 4 triliun
rupiah pada tahun 2022. Menurut (Businesswire, 2019), pasar makanan
gluten-free akan bertumbuh mencapai angka 32.39 miliar dolar pada tahun 2025.
Hal ini dikarenakan oleh meningkatnya gluten sensitivity/alergi gandum di
masyarakat yang mendorong konsumsi produk gluten-free (Mehmet, 2020). Di
tengah meningkatnya momentum pasar produk gluten-free, belum terdapat usaha
yang berhasil mengkomersialisasikan roti berbasis mocaf.

b. Visi dan Misi


i. Visi: Menjadi produk gluten-free dan rendah kalori yang unggul di
tengah masyarakat Indonesia.
ii. Misi:
1. Komitmen dalam menjaga kualitas produk
2. Selektif dalam menjaga mutu serta gizi yang terkandung
3. Kontribusi dalam menjadi inspirasi kehidupan pangan yang lebih
baik
4. Eksistensi penempatan produk pada tempat-tempat yang
terjangkau

6
c. Tujuan dan Manfaat Bisnis
i. Tujuan: Menyediakan produk unggulan bagi masyarakat dengan
gluten-sensitivity dan peminat diet rendah kalori.
ii. Manfaat Bisnis:
1. Meningkatkan permintaan dan minat masyarakat domestik
maupun internasional terhadap tepung mocaf sebagai alternatif
dari tepung terigu.
2. Menyediakan produk gluten-free dan rendah kalori.
3. Solusi bagi penderita penyakit celiac dan autisme.

II. Gambaran Umum Bisnis


a. Deskripsi Produk
Bisnis adalah produsen massal gluten-free bread dalam kemasan, yang
berbahan dasar mocaf. Berikut adalah product line length dan product line depth
dari lini produk kami:

Line Depth

Roti Tawar -

Roti Sobek Selai Nanas

Selai Stroberi

Selai Coklat

Custard

Tabel 2.1 Lini Produk CassaBread

Komposisi roti tawar meliputi mocaf, gula kastor, susu bubuk, ragi,
baker’s bonus, garam, cake emulsifier, mentega, dan susu. Di sisi lain, komposisi
roti tawar meliputi susu cair, ragi fermipan, gula pasir, mentega, mocaf, dan
telur. Untuk menambah kenikmatan rasa, produk roti sobek akan memiliki isian
yang bervariasi. Isian yang diproduksi antara lain adalah selai nanas, stroberi,

7
coklat, dan custard. Komposisi dari selai buah meliputi: buah yang digunakan,
air, gula pasir, dan agar. Kemudian, isian coklat dibuat menggunakan coklat
batang cincang, bubuk coklat, mocaf, gula pasir, kental manis, air, dan mentega
tawar. Terakhir, isian custard memiliki komposisi susu skim, vanila batang, gula,
mocaf, dan kuning telur. Sertifikat halal dan izin BPOM akan diajukan, sehingga
produk terbukti aman dan dapat dikonsumsi oleh seluruh kalangan masyarakat.
Di dalam satu kemasan roti tawar akan meliputi 10 slices dengan
ketebalan masing-masing 2 cm dan lebar masing-masing sisi 12 cm. Roti tawar
gluten-free ini berwarna putih dan dijual dengan kulitnya yang berwarna coklat,
sama dengan roti tawar lain pada umumnya. Kemudian, satu paket roti sobek
akan memiliki 5 buns, dengan masing-masing buns berukuran 5 cm. Berat dari
produk roti tawar dan roti sobek adalah 280 dan 360 gram per masing-masing
pak dan akan dikemas menggunakan plastik. Kemasan akan menyediakan
informasi berupa merek, varian rasa, logo dan nomor sertifikat Halal, nomor izin
edar BPOM Republik Indonesia, berat bersih, komposisi, informasi nilai gizi,
kode produksi, masa kadaluarsa, dan saran penyimpanan untuk memastikan
kesegaran produk. Untuk mengemas 5 jenis produk, perusahaan juga memiliki 5
jenis kemasan. Berikut adalah ilustrasi dari kemasan produk.

Gambar 2.1 Tampilan Kemasan Produk

8
Masa kadaluarsa adalah dari produk adalah 5 hari setelah tanggal
produksi. Untuk mengurangi limbah dari pembuangan produk retur, usaha akan
menjual bahan baku rusak untuk diolah sebagai pangan ternak. Penjualan ini
juga dilakukan untuk mendukung usaha agrikultur dengan menyediakan raw
materials untuk pengolahan pangan ternak. Di sisi lain, plastik sebagai bahan
packaging akan diserahkan kepada pihak ke-3 yang bersertifikat untuk didaur
ulang.

b. Analisis SWOT

Gambar 2.2 Analisis SWOT

c. Analisis Pasar/Pesaing (Five Forces + Market Timeliness)


i. The Five Forces
1. Bargaining Power of Buyers
a. Saat ini, daya tawar pembeli dikatakan sedang karena
usaha belum memiliki direct competitor. Daya tawar
pembeli sendiri tidak sepenuhnya rendah karena natur
produk yang tidak perfectly inelastic. Sebab, produk ini
akan menjadi prioritas bagi masyarakat yang memiliki
gluten sensitivity, namun dapat beralih kepada produk
gluten-free lainnya apabila harga produk menjadi terlalu

9
tinggi. Namun seiring dengan berjalannya waktu dan
bertambahnya jumlah kompetitor atau substitusi produk,
daya tawar pembeli akan meningkat karena low switching
costs.
2. Bargaining Power of Suppliers
a. Supplier utama dari usaha adalah produsen mocaf, dimana
mereka memiliki bargaining power yang tinggi.
Meskipun singkong dijual dalam pasar persaingan
sempurna, mocaf tergolong sebagai produk monopolistic
competition. Sebab, setiap supplier memiliki branding
dan kualitas produk yang berbeda-beda. Cost of switching
juga tergolong tinggi karena tepung setiap supplier
memiliki ciri khas yang bervariatif. Hal ini akan
mempengaruhi produk yang diperdagangkan.
3. Threat of Substitute Products
a. Saat ini, perusahaan tidak memiliki ancaman yang tinggi
terkait produk substitusi. Sebab, mocaf sebagai bahan
dasar roti gluten-free merupakan suatu inovasi yang
belum berhasil dikomersialisasikan. Tetapi perlu
diwaspadai, seiring berjalannya waktu, barriers of entry
yang rendah akan meningkatkan threat of substitute
products.
4. Threat of New Entrants
a. Fixed cost seperti plant, property, and equipment yang
diperlukan untuk memproduksi roti tidaklah besar. Hal ini
pun memperkecil barriers of entry yang meningkatkan
threat of new entrants. Kemudahan untuk membuat
produk ini juga memungkinkan perusahaan-perusahaan
besar seperti PT Nippon Indosari Corpindo Tbk untuk
menjadi direct competitor dari bisnis ini.
5. Rivalry Among Existing Competitors

10
a. Belum ada rivalry among existing direct competitors
karena belum ada roti berbasis mocaf yang
dikomersialisasikan. Namun, indirect competitors seperti
brand sari roti dapat menjadi sebuah masalah apabila
masyarakat tidak melihat value dari produk yang
disajikan.

ii. Market Size Analysis

Gambar 2.3. TAM, SAM & SOM

Total Available Market (TAM) dikalkulasi berdasarkan pendapatan PT


Nippon Indosari Corpindo Tbk dengan produknya sari roti; dengan asumsi
pangsa pasar Sari Roti mencapai 90 persen di pasar roti (PT Nippon Indosari
Corpindo Tbk, 2020). Serviceable Available Market (SAM) dihitung dengan
asumsi bahwa 3 persen masyarakat Indonesia per 2022 memiliki alergi gandum
(Wiradarma, 2016). Terakhir, Serviceable Obtainable Market (SOM) didapat
dengan asumsi bahwa usaha mampu menjangkau 10 persen dari SAM sebagai
konsumen.

11
iii. Market Timelines
1. Buying Mood of Customers
Saat ini buying mood of customers ada dalam posisi high
potential. Hal ini dikarenakan oleh pandemi COVID-19 yang
mendukung kesadaran masyarakat Indonesia terkait pola makan
dan hidup yang sehat (Halidi, 2021).
2. Momentum of the Market
Saat ini momentum of the market ada dalam posisi high
potential, dengan ukuran pasar roti diprediksi memiliki CAGR
sebesar 3.66% dari tahun 2022 hingga 20230 (Globe news Wire,
2023). Di atas fakta ini, pasar makanan gluten-free juga
diprediksi akan bertumbuh kurang lebih 72 persen dari tahun
2019 hingga 2025. Dengan demikian, terdapat momentum cukup
besar yang dapat dimanfaatkan dengan membuka akses makanan
gluten-free di pasar retail.

iv. Competitor Analysis


Perusahaan saat ini tidak memiliki direct competitor. Per
pembuatan proposal, belum terdapat brand yang menjual roti gluten-free
secara indirect ke toko-toko retail. Namun, eksistensi UKM-UKM kecil
sebagai competition juga tidak dapat dipungkiri. Selain itu, juga terdapat
brand sari roti sebagai indirect competitor yang harus diwaspadai.
Berikut adalah perbandingan harga dari produk sari roti dengan produk
CassaBread:

Roti Tawar Roti Sobek

Sari Roti Rp. 14,900-20,000 Rp. 18.000

CassaBread Rp. 17,000 Rp. 15,000

Tabel 2.2 Perbandingan Harga Produk CassaBread dengan Sari Roti

Produk roti sobek CassaBread memiliki harga yang lebih murah


dibandingkan dengan Sari Roti. Meski begitu, produk CassaBread

12
memiliki ukuran dan berat yang lebih tinggi; 25x12 cm dan 18x9 cm,
sekaligus 280 gram dan 214 gram. Di sisi lain, roti tawar milik sari roti
memiliki harga yang lebih rendah meskipun tidak terlalu signifikan.
Namun, perlu diperhatikan apabila produk CassaBread mampu
memberikan value lebih bagi pasar tertentu dengan ciri-khasnya yang
gluten-free. Di atas itu, ukuran roti tawar Sari Roti dalam satu paket
adalah 12x12 cm, dimana produk kami memiliki ukuran 16x16 cm; berat
produk CassaBread juga lebih berat kurang lebih 90g.

d. Strategi Pemasaran
i. Target dan Positioning Pasar
Bisnis memiliki niche market tersendiri, yaitu masyarakat dengan
gluten-sensitivity dan yang sedang menjalankan diet rendah kalori. Bisnis
akan membagi segmentasi pasar dalam bentuk geographic, demographic,
psychographic, dan behavioral segmentation. Dalam menawarkan
produk, kami akan melakukan pendekatan undifferentiated marketing.
Jenis pemasaran ini menarget seluruh pasar dengan satu penawaran, yaitu
roti berbasis mocaf. Kami berfokus kepada mass marketing dibandingkan
dengan differentiation.

Segmentasi Pasar

Geographic Indonesia

Demographic 1. Usia 1 dan ke atas


2. Pendapatan minimal dalam
golongan menengah
ke-bawah

Psychographic 1. Masyarakat yang memiliki


gluten sensitivity

Tabel 2.3 Segmentasi Pasar

13
Bisnis dalam memasarkan produk akan menggunakan positioning
strategy “Prioritizing Health.” Hal ini dicapai dengan menggunakan
mocaf sebagai alat untuk menciptakan produk gluten-free demi
kesehatan masyarakat yang membutuhkan.

ii. Aktivitas Promosi


Promosi dilakukan untuk meningkatkan awareness masyarakat
kepada brand. Aktivitas ini juga dilakukan untuk menyampaikan
positioning strategy bisnis dalam memprioritaskan kesehatan pasar
melalui produk yang ada.
1. Media Sosial
Perusahaan akan melakukan promosi dengan
menggunakan media sosial (TikTok, Instagram, dll) secara
intensif. Untuk melakukan promosi yang efektif, konten pilar
yang digunakan adalah entertainment dan information. Dengan
menggabungkan dua jenis teknik ini, masyarakat akan semakin
familiar dan teredukasi oleh konten-konten yang disampaikan.
Enjoyment masyarakat diharapkan dapat tercermin melalui
engagement media sosial yang tinggi dan penjualan yang
meningkat.
2. Sponsorship & Partnership
Usaha memberikan dana sponsor dan berperan sebagai
partner untuk acara-acara yang mengangkat tema kesehatan. Hal
ini dilakukan untuk meningkatkan awareness masyarakat
terhadap positioning bisnis yang memprioritaskan pola hidup
sehat bagi pasar. Usaha juga akan bekerjasama dengan
influencer-influencer diet dan pola hidup sehat; baik sebagai
brand ambassador maupun promoter di media sosial.

III. Aspek Organisasi & Operasional Bisnis


a. Kebutuhan SDM

14
i. Sales & Marketing Admin: Keterampilan teknis seperti strategi serta
inovasi pemasaran yang berkelanjutan. Keterampilan berupa
komunikatif, kreatif, pemecah masalah, serta pendengar yang baik
karena perannya sekaligus sebagai customer service.
ii. Production & Engineering: Keterampilan teknis yang meliputi
pemahaman tentang pembuatan roti secara prosedural hingga
pemanfaatan mesin-mesin pembuat roti yang ada.
iii. Finance, Accounting, & Tax: Keterampilan teknis seperti akuntansi dasar,
prinsip kerja kasir dasar, serta pemanfaatan platform penunjang seperti
microsoft word dan microsoft excel. Keterampilan meliputi ketelitian
serta bertanggung jawab atas keluar masuknya kas.
iv. Temporary Employee: Keterampilan teknis seperti pengetahuan tentang
kualitas bahan baku yang baik dan tidak, serta kualitas roti dan
packaging yang baik dan tidak.
v. Driver Logistic: Keterampilan teknis terkait pengoperasionalan
kendaraan yang digunakan untuk melakukan proses distribusi.
Kelengkapan administrasi diperlukan sebagai pendukung dalam
menjalankan kegiatan operasional.

15
Tabel 3.1 Informasi Human Resources

Selain driver logistic, bagian-bagian yang ada baik di operasional


maupun kantor menerapkan pembulatan keatas melalui koefisien produksi
produk. Koefisien tersebut menyesuaikan target produksi serta target penjualan
yang semakin meningkat. Adanya peningkatan gaji mengikuti inflasi dengan
asumsi sebesar 5% per tahun juga diharap menjadi pendorong untuk memotivasi
untuk menciptakan value bagi para pekerja.

b. Struktur dan Pembagian Tugas SDM


i. Sales & Marketing Admin: Pengoptimalan fungsi promosi produk
melalui media-media digital serta mendengar dan menanggapi feedback
dari pelanggan.
ii. Production & Engineering: Mengembangkan dan merencanakan strategi
yang efektif agar perusahaan berjalan optimal.
iii. Finance, Accounting, & Tax: Merencanakan keuangan dan bertanggung
jawab atas arus kas perusahaan.
iv. Temporary Employee: Membantu departemen operasional dalam
beroperasi untuk memastikan quality product yang akan didistribusikan.
v. Driver Logistic: Menerima retur dan mengantarkan produk kepada retail
store, wholesale, maupun outlet booth di masa tertentu.

Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi

16
c. Alur Produksi Produk Barang/Jasa
i. Perencanaan Produksi
Menentukan rencana target produksi, desain produk, forecasting
biaya produksi, jumlah tenaga kerja serta bahan baku yang diperlukan.
Target produksi dibuat berdasarkan forecasting permintaan pasar serta
ketersediaan bahan baku. Perusahaan memprediksi dapat menjual 1100
produk pada bulan pertama. Setelah itu, perusahaan memprediksi apabila
penjualan akan meningkat sebesar 40 persen per bulannya pada tahun
pertama, kemudian sebesar 10 persen pada tahun kedua, dan 5 persen
pada tahun ketiga. Setiap tahunnya, tingkat pertumbuhan perusahaan
akan berkurang menuju estimasi pertumbuhan CAGR industri roti hingga
tahun 2025, yaitu 3.66%. Pembelian bahan baku kemudian disesuaikan
dengan penjualan unit produk dan kebutuhan bahan baku per unit
tersebut.

ii. Scheduling
Menjadwalkan tahapan-tahapan serta waktu yang diperlukan
untuk melakukan proses produksi. Waktu yang perlu dialokasikan seperti
jam kerja tenaga kerja serta memperhitungkan proses produksi. Total
waktu 8 jam kerja bagi divisi operasional dapat dibebankan ke direct
labor cost. Kapasitas optimal mesin, mengikuti tahapan peningkatan
kinerja produk per bulan yang berdasar pada tingkat pertumbuhan
multiplier sebesar 1.5 per bulan.

iii. Proses Pembuatan Produk


Sebelum membuat produk, staff akan memastikan sanitasi
fasilitas dan melakukan inspeksi bahan mentah. Berikut adalah standard
operating procedure dari pembuatan masing-masing produk:
1. Roti Tawar
a. Bahan-bahan yang perlu disiapkan untuk membuat 1
loyang roti adalah 600 gram mocaf, 78 gram gula pasir
halus, 10 gram susu bubuk, 9 gram ragi, 3 gram baker’s

17
bonus, 4 gram garam, 6 gram cake emulsifier, 390 liter
susu cair, dan 42 gram baker’s mix.
b. Semua bahan akan diaduk menggunakan mixer dengan
kapasitas bowl 100 liter hingga kalis dan tidak berlubang.
c. Masukan susu hangat, caster sugar, dan ragi kedalam
mangkuk adonan. Tutup mangkuk dan diamkan selama 5
menit. Ini dilakukan untuk mengetahui apakah ragi masih
aktif atau tidak. Apabila muncul buih-buih, artinya ragi
masih aktif dan siap digunakan.
d. Masukan tepung mocaf, baker’s bonus, cake emulsifier,
dan ragi kedalam mangkuk adonan mixer. Campur adonan
menggunakan mixer hingga adonan setengah kalis.
e. Setelah setengah kalis, masukan garam dan baker’s mix
kedalam adonan. Lanjutkan proses mixing hingga adonan
kalis.
f. Setelah adonan kalis, pecah adonan menjadi beberapa
bagian dan letakan ke dalam loyang. Masukan loyang
kedalam proofer agar adonan dapat mengembang.
g. Setelah 20 menit, keluarkan adonan lalu giling
menggunakan rolling pin hingga rata sehingga tidak
menyisakan udara.
h. Adonan yang telah rata lalu digulung sehingga masuk ke
dalam loyang yang sudah dilapisi dengan kertas roti.
i. Masukan adonan kedalam proofer selama 20 menit.
j. Setelah mengembang, masukan adonan kedalam oven
yang sudah dipanaskan. Panggang roti selama 40 menit
dengan suhu 200 derajat celcius.
k. Setelah itu, masukan roti yang sudah jadi kedalam bread
slicer untuk kemudian dikemas.
2. Roti Sobek
a. Bahan-bahan yang perlu disiapkan untuk membuat 70
buah roti sobek adalah 150 ml susu cair hangat, 1 sendok

18
teh ragi, 30 gram gula pasir, 30 gram butter, 250 gram
mocaf, 1 butir telur kocok.
b. Semua bahan nantinya akan diaduk menggunakan mixer
dengan kapasitas bowl 100 liter hingga kalis dan tidak
berlubang.
c. Setelah bahan siap, campurkan susu hangat, ragi, serta
gula yang diaduk rata sampai berbuih selama 5-10 menit
sebagai penanda ragi telah aktif.
d. Aduk rata tepung dan garam. Setelah itu, masukkan telur
kocok, gula pasir, susu, dan ragi yang sudah aktif, dan
diaduk rata.
e. Mix adonan sampai kalis dengan menggunakan mixer, dan
ditambahkan butter sampai kalis elastis dengan mixer
selama 10-15 menit.
f. Bagi adonan menjadi 16 bagian lalu dibentuk bulat dan
dimasukkan kedalam loaf pan. Masukkan ke dalam
proofer selama 20 menit.
g. Setelah mengembang, bagi adonan menjadi kecil dengan
berat per 40 gram dengan menggunakan dough divider.
h. Setelah itu, masukkan filling ke dalam adonan yang sudah
mengembang.
i. Biarkan adonan mengembang di dalam proofer selama
15-20 menit, dan apabila dirasa cukup dapat diolesi
kuning telur dan susu.
j. Panasi oven, lalu panggang 25-30 menit dengan api
cenderung kecil, sampai matang (golden brown) di angka
176-200 derajat celcius.
k. Setelah matang, dapat diolesi butter pada permukaan roti
agar tetap moist.
3. Pengemasan
a. Roti yang sudah jadi lalu dimasukan kedalam plastik

19
b. Plastik yang sudah terisi roti, dimasukan kedalam
continuous band sealer

iv. Evaluasi & Pengembangan Produk


Mengukur dan mengevaluasi produk melalui penjualan
consignment dan e-commerce sesuai dengan feedback pelanggan.
Feedback yang didapat akan digunakan sebagai evaluasi dalam product
development usaha. Feedback customer dipercaya sebagai fundamental
yang krusial dalam menjalin customer relationship. Untuk menjamin
customer relationship, perusahaan juga aktif dalam menggunakan media
sosial sebagai bentuk dari after sale service. Dengan harapan bahwa akan
terjadi value co-creation melalui kepuasan pelanggan dan sustainability
produk.

d. Alur Distribusi Produk Barang/Jasa


i. Inbound & Outbound Logistics
Alur inbound dilakukan dengan pemesanan, verifikasi, serta
inspeksi terhadap bahan baku yang telah dibeli. Apabila bahan baku
tidak sesuai dengan standar, dapat mengajukan penolakan atau
pengembalian. Apabila bahan baku yang dibeli dirasa memenuhi standar,
dapat dilakukan update stok sebelum didistribusikan ke penyimpanan
utama.
Alur outbound kemudian meliputi kegiatan alokasi, verifikasi,
pengemasan produk, dan quality control. Setelah melakukan quality
control, produk akan dikirim oleh driver logistic kepada consignment
yang dituju. Setelah pengiriman diterima, ada 2 hal yang perlu
diperhatikan yakni penerimaan atau pengembalian produk. Apabila
produk diterima, maka akan dicatat sebagai pengurang di laporan stok
dan menagih pembayaran.
Untuk mendukung inbound dan outbound logistics, perusahaan
akan menginvestasikan dananya untuk membeli 3 Isuzu Elf Box.
Pembelian akan dilakukan pada bulan ke-11, 15, dan 28 dengan

20
mempertimbankan kenaikan penjualan dan posisi kas. Sebelum membeli
alat transportasi pada bulan ke-11, usaha akan menggunakan kendaraan
pemilik.

ii. Return
Perusahaan menetapkan acceptable quality level (AQL) sebesar 1
persen dari setiap batch yang diproduksi. Kemudian, perusahaan
mengasumsikan apabila produk yang diretur karena telah kadaluarsa
sebesar 10 persen. Angka 10 persen ini didasarkan oleh persentase retur
produk kadaluarsa yang dialami oleh Brand sari roti pada tahun 2022.
Produk yang cacat produksi atau kadaluarsa kemudian akan
dikembalikan kepada perusahaan setiap bulannya. Produk yang telah
diterima akan dipisahkan menjadi plastik (kemasan) dan roti untuk
dikirim kepada tujuan masing-masing. Plastik akan dikirim kepada pihak
ke-3 yang bersertifikasi untuk didaur ulang, sedangkan roti retur akan
dijual untuk diolah sebagai pangan ternak.

IV. Aspek Anggaran & Keuangan


a. Kebutuhan Modal Awal

21
Tabel 4.1 Initial Investment & Starting Cost

Working capital sebesar 350 juta rupiah digunakan untuk mendanai


operasional perusahaan selama masa kerugian. Initial investment terbesar
digunakan untuk working capital (43.81%), start-up costs (32.19%), dan
terakhir fixed asset (32.19%). Biaya sewa yang besar terjadi karena kebutuhan
perusahaan untuk memproduksi roti dalam skala yang cukup besar.

b. Break-Even Point
Tabel 6. Proyeksi Break-Event Point

22
Tabel 4.2 Break-Even Point, Payback Period & Capital Budgeting

Perusahaan membutuhkan 1.48 tahun untuk mencapai titik break-even.


Karena perusahaan adalah sebuah start-up, perhitungan titik impas, NPV, dan
IRR menggunakan estimasi cash flow selama 3 tahun dan bukan 1 tahun. Sebab,
perhitungan selama 1 tahun tidak akan mencerminkan pertumbuhan start-up
yang pesat dengan baik. Untuk perhitungan NPV, perusahaan menggunakan
discount rate 5.75 persen yang merupakan tingkat BI-7 Day Repo Rate saat ini.

c. Proyeksi Laba/Rugi

Tabel 4.3 Proyeksi Laba/Rugi

Sales terdiri dari penjualan roti tawar, roti sobek, dan scrap materials
(defective inventory yang dijual sebagai pangan ternak). Kami mengasumsikan
apabila scrap materials dapat dijual sebesar 36 persen dari harga produk awal.
Angka ini didapat dengan menggunakan brand Sari Roti sebagai benchmark
ukuran. Kemudian, COGS terdiri dari direct material, labor, dan overhead yang
meliputi biaya utilities pabrik. Sesuai informasi di atas, operating margin
mencapai titik tertingginya pada tahun ke-3. Hal ini dikarenakan oleh volume
penjualan tinggi yang memampukan usaha untuk menutupi fixed cost dengan
lebih mudah. Operating expenses usaha meliputi salaries, supplies, marketing,
product development, shipping, rent & utilities, expired/defective inventory, dan
depreciation expenses.

23
d. Strategi Cash Flow 1 Tahun

Tabel 4.4 Proyeksi Cash Flow 1 Tahun

Pada 12 bulan pertama, pemasukan kas perusahaan sebesar ​Rp. -471,303,538.


Namun, cash inflow yang negatif akan di-offset dengan initial investment untuk
working capital yang tinggi.

Penutup
Berikut adalah business proposal dari usaha CassaBread. Dengan
opportunity dan market momentum yang tinggi, terdapat optimisme akan
keakuratan forecast pendapatan. Di atas itu, proyeksi keuangan membuktikan
apabila ide bisnis tergolong sebagai economically feasible. Selama 3 tahun,
proyeksi mampu menghasilkan NPV yang positif dan IRR yang tinggi.
Operating margin yang hampir menyentuh 50 persen pada tahun ketiga
merupakan indikasi dari potensi tinggi yang akan terbukti di tahun-tahun
berikutnya.
Produk usaha diharapkan dapat membantu masyarakat, terutama mereka
dengan gluten-sensitivity, untuk bisa menjalankan diet mereka dengan biaya
yang murah. Walaupun perusahaan memiliki niche marketnya tersendiri,
diharapkan apabila produk yang dijual memiliki daya tarik yang kuat terhadap
masyarakat luas. Sehingga, kesadaran atas modified cassava flour sebagai
substitusi tepung terigu akan meningkat. Usaha juga berkomitmen untuk
menjaga sustainability lingkungan dengan memastikan apabila barang defective
atau kadaluarsa tidak akan menjadi limbah yang berbahaya bagi masyarakat.

24
Daftar Pustaka

Antara & Widiyarti, Y. (2021, October 25). Kesadaran Gaya Hidup Sehat Naik selama
Pandemi, Cek Alasannya. Gaya. Retrieved September 2, 2023, from
https://gaya.tempo.co/read/1521121/kesadaran-gaya-hidup-sehat-naik-selama-pa
ndemi-cek-alasannya
Ceklikssatu. (2023, August 19). El Nino Berpotensi Landa Argentina Hingga Oktober,
Penanaman Jagung dan Gandum Kena Imbasnya. Ceklissatu.com. Retrieved
September 2, 2023, from
https://ceklissatu.com/internasional/el-nino-berpotensi-landa-argentina-hingga-o
ktober-penanaman-jagung-dan-gandum-kena-imbasnya
CNBC Indonesia. (2023, July 25). Ini 5 Negara Asal Impor Gandum RI, Ukraina
Pernah Terbesar. CNBC Indonesia. Retrieved September 2, 2023, from
https://www.cnbcindonesia.com/news/20230725125458-4-457106/ini-5-negara-
asal-impor-gandum-ri-ukraina-pernah-terbesar
detikfinance. (2013, February 26). Produsen Terigu: Gandum Bisa Tumbuh di Indonesia
Tapi Sulit Buat Komersial. DetikFinance. Retrieved September 2, 2023, from
https://finance.detik.com/industri/d-2180239/produsen-terigu-gandum-bisa-tumb
uh-di-indonesia-tapi-sulit-buat-komersial
Globe news Wire. (2023, April 19). [Latest Report] Global Bread Market Size/Share
Worth USD 291.29 Billion by 2030 at a 3.66% CAGR: Custom Market Insights
(Analysis, Outlook, Leaders, Report, Trends, Forecast, Segmentation, Growth,
Growth Rate, Value). GlobeNewswire. Retrieved September 2, 2023, from
https://www.globenewswire.com/en/news-release/2023/04/19/2649704/0/en/Lat
est-Report-Global-Bread-Market-Size-Share-Worth-USD-291-29-Billion-by-203
0-at-a-3-66-CAGR-Custom-Market-Insights-Analysis-Outlook-Leaders-Report-
Trends-Forecast-Segmentation-Gro.html#
Halidi, R. (2021, July 15). Survei: Kesadaran Pola Hidup Sehat Orang Indonesia
Meningkat Selama Pandemi. Suara.com. Retrieved September 2, 2023, from
https://www.suara.com/lifestyle/2021/07/15/181500/survei-kesadaran-pola-hidu
p-sehat-orang-indonesia-meningkat-selama-pandemi?page=all

25
Kubala, J., & Luo, E. K. (2022, April 6). What Is Cassava Flour? Benefits, Recipes, and
More. Healthline. Retrieved September 2, 2023, from
https://www.healthline.com/nutrition/cassava-flour#health-benefits
Marici, A. (2022, October 16). 64% Masyarkat Indonesia Pakai Jasa Katering untuk
Menerapkan Pola Diet Sehat. Fimela. Retrieved September 2, 2023, from
https://www.fimela.com/health/read/5071814/64-masyarkat-indonesia-pakai-jasa
-katering-untuk-menerapkan-pola-diet-sehat
Mehmet, S. (2020, August 12). Study reveals why wheat and gluten intolerance is
becoming more common. New Food magazine. Retrieved September 2, 2023,
from
https://www.newfoodmagazine.com/news/115778/study-reveals-why-wheat-and
-gluten-intolerance-is-becoming-more-common/
Nasdaq. (n.d.). CBOT Wheat Future Price: Latest Futures Prices, Charts & Market
News. Nasdaq. Retrieved September 2, 2023, from
https://www.nasdaq.com/market-activity/commodities/zw
PT Nippon Indosari Corpino Tbk. (2020). Public Expose 2020.
http://repository.fe.unj.ac.id/3871/3/Chapter1.pdf
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri makanan menunjukan
peningkatan 7,29% ditahun 2015, sedangkan pad. (n.d.). Repository FE UNJ.
Retrieved September 2, 2023, from
http://repository.fe.unj.ac.id/3871/3/Chapter1.pdf
Rahmawati, F. N. (2022, August 31). Tanaman Singkong, si Tahan Banting di Segala
Iklim. Sampaijauh.com. Retrieved September 2, 2023, from
https://sampaijauh.com/tanaman-singkong-tahan-banting-di-segala-iklim-19579
Rizaty, M. A. (2022, April 13). 10 Negara Produsen Singkong Terbesar di Dunia,
Indonesia Masuk Daftar? Databoks. Retrieved September 2, 2023, from
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/04/13/10-negara-produsen-sing
kong-terbesar-di-dunia-indonesia-masuk-daftar
Sutawi. (2023, February 6). Waspada Krisis Gandum - - UMM in Newspapers Online |
University of Muhammadiyah Malang. Universitas Muhammadiyah Malang.
Retrieved September 2, 2023, from
https://www.umm.ac.id/en/arsip-koran/bhirawa/waspada-krisis-gandum.html

26
Lampiran
A. Lembar Orisinalitas

27

Anda mungkin juga menyukai