Anda di halaman 1dari 3

HUKUM KEKUASAAN DAN DEMOKRASI MASA YUNANI KUNO

Ada beberapa pandangan Plato dan Aristoteles terhadap hukum, kekuasaan,


dan demokrasi pada masa Yunani Kuno. Plato dikenal sebagai pemikir utopis dan
idealis, sedangkan Aristoteles adalah pemikir emperis-realis yang
mempertanyakan pemikiran Plato. Plato mengembangkan ide-ide yang diajarkan
oleh Socrates, sementara Aristoteles dianggap sebagai bentuk protes terhadap
pemikiran dan gagasan Plato. Mereka berbeda dalam pemahaman tentang negara
ideal, di mana Plato memandang kebajikan sebagai dasar negara ideal, sementara
Aristoteles menyatakan bahwa negara ideal adalah komunitas orang-orang bebas
yang dipimpin oleh seseorang yang bijaksana. Aristoteles juga menyinggung
berbagai bentuk pemerintahan yang dapat terpelintir menjadi bentuk pemerintahan
yang sesat, seperti monarki menjadi tirani, aristokrasi menjadi oligarki, dan
demokrasi menjadi anarki atau parasitokrasi.

Plato dan Aristoteles juga berbeda pendapat tentang hak milik, di mana
Plato menolak hak milik pribadi dan menganjurkan kepemilikan bersama,
sementara Aristoteles membenarkan hak milik individu sebagai tanggung jawab
untuk mempertahankan kelangsungan kehidupan sosial. Pendapat mereka juga
berbeda dalam hal demokrasi, di mana Plato menganggap demokrasi sebagai
sistem yang lemah dan tidak stabil, sementara Aristoteles melihat bagaimana
demokrasi sebagai tempat orang yang bebas berekspresi yang memerintah dengan
pandangan pada kepentingan bersama.

Selain pemikiran tentang hak milik, keduanya memiliki pemikiran yang


juga berbeda tentang negara, kekuasaan, dan demokrasi, Plato menggambarkan
negara ideal yang idealis, utopis, dan tidak realistis, sedangkan Aristoteles
menawarkan pandangan realistis tentang bentuk-bentuk pemerintahan yang dapat
terpelintir menjadi bentuk yang sesat. Meskipun pandangan mereka berbeda,
kontribusi mereka telah memengaruhi pemikiran politik dan filsafat sepanjang
sejarah.
Pada zaman Yunani, Pra Socrates, terdapat perbedaan dalam pemikiran
kenegaraan dalam pandangan seorang ilmuwan. Socrates, yang terkenal karena
metode dialektiknya, menekankan pentingnya keadilan dan kebajikan dalam
negara. Dia juga menekankan pentingnya pengembangan pengetahuan dan
kebijaksanaan dalam pemerintahan.

Plato, murid Socrates, menggambarkan negara ideal sebagai negara yang


didasarkan pada prinsip kebajikan dan kepemilikan bersama, menolak hak milik
pribadi. Dia juga menilai demokrasi sebagai sistem yang lemah dan tidak stabil,
dengan kecenderungan untuk menghasilkan kekacauan. Sementara itu,
Aristoteles, murid Plato, menganggap negara sebagai sesuatu yang alamiah,
karena manusia secara alamiah adalah mahluk politis. Dia juga membagi bentuk
pemerintahan menjadi monarki, oligarki, tirani, dan demokrasi, dan menekankan
pentingnya hukum dan konstitusi dalam setiap bentuk pemerintahan. Ada
perbedaan bagaimana cara pandang sebuah kenegaraan pada masa yunani kuno
mencakup pandangan tentang keadilan, kebajikan, hak milik, demokrasi, dan
peran hukum dalam pemerintahan.

Ada perbedaan pandngan tentang negara dalam 3 ilmuwan Yunani kuno


yaitu, plato, aristotales, socrates perbedaan pendekatan dan pandangan yang unik.
Socrates, yang tidak pernah menulis pemikirannya, namun dipengaruhi oleh
ajaran-ajaran Plato, menekankan pentingnya keadilan dan kebajikan dalam
negara. Dia juga menekankan pentingnya pengembangan pengetahuan dan
kebijaksanaan dalam pemerintahan. Plato, yang merupakan murid Socrates,
menggambarkan negara ideal sebagai negara yang didasarkan pada prinsip
kebajikan dan kepemilikan bersama, menolak hak milik pribadi. Dia juga menilai
demokrasi sebagai sistem yang lemah dan tidak stabil, dengan kecenderungan
untuk menghasilkan kekacauan. Aristoteles, murid Plato, menganggap negara
sebagai suatu unsur yang alami karena dihuni oleh manusia yang tidak gila
dengan hal politis. Dia membagi bentuk pemerintahan menjadi monarki, oligarki,
tirani, dan demokrasi, dan menekankan pentingnya hukum dan konstitusi dalam
setiap bentuk pemerintahan. Aristoteles juga memandang demokrasi sudah
seharusnya menjadi basis sebuah komunitas yang tidak terikat dalam artian bebeas
yang memerintah dengan pandangan pada kepentingan bersama.

Anda mungkin juga menyukai