Disusun oleh:
FAKULTAS TEKNIK
Terima kasih.
Penulis
BAB I................................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN..................................................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang....................................................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................................................4
1.3. Tujuan.................................................................................................................................................4
1.4. Manfaat..............................................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................................................................5
2.1. Metode Servqual.....................................................................................................................................5
2.2. Model Kano.............................................................................................................................................7
2.3. Teori Malcolm Balridgei.........................................................................................................................10
2.4. Teori QFD...............................................................................................................................................11
2.5. Teori Importance Analysis.....................................................................................................................12
BAB III...............................................................................................................................................................13
PEMBAHASAN..................................................................................................................................................13
3.1. Latar Belakang Studi Kasus Metode Kano..............................................................................................13
3.2. Keuntungan Metode Kano.....................................................................................................................15
3.3. Analisis Kepuasan Menggunakan Metode Kano....................................................................................16
3.4. Variabel Desain......................................................................................................................................16
3.6.Kesimpulan.............................................................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengendalian kualitas jasa adalah serangkaian tindakan dan kegiatan yang dirancang untuk
memastikan bahwa layanan yang diberikan oleh suatu organisasi memenuhi atau bahkan
melebihi harapan pelanggan. Hal ini melibatkan pemantauan, evaluasi, dan perbaikan
berkelanjutan terhadap berbagai aspek yang mempengaruhi kualitas layanan. Pengendalian
kualitas jasa bertujuan untuk menciptakan dan memelihara kepercayaan pelanggan,
meningkatkan reputasi perusahaan, dan memberikan nilai tambah melalui pelayanan yang
konsisten dan berkualitas.
1.2. Rumusan Masalah
Mencari tingkat kepuasan pada pengguna sistem E-Learning menggunakan metode Kano
1.3. Tujuan
Untuk Mengetahui Tingkat kepuasan pengguna sistem E-Learning
1.4. Manfaat
Dengan memahami dan mengimplementasikan Metode Kano, hal ini bisa meningkatan
kualitas, efisiensi, dan kepuasan pelanggan, yang semuanya mendukung tujuan keseluruhan
penjaminan mutu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Metode Servqual
Metode servqual adalah suatu kuesioner yang digunakan untuk mengukur kualitas jasa. Cara ini
mulai dikembangkan pada tahun 1980-an oleh Zeithaml, Parasuraman & Berry, dan telah digunakan
dalam mengukur berbagai kualitas jasa. Dengan kuesioner ini, kita bisa mengetahui seberapa besar
celah (gap) yang ada di antara persepsi pelanggan dan ekspektasi pelanggan terhadap suatu
perusahaan jasa. Kuesioner servqual dapat diubah-ubah (disesuaikan) agar cocok dengan industri
jasa yang berbeda-beda pula (misalnya bank, restoran, atau perusahaan telekomunikasi).
Metode Servqual merupakan metode yang digunakan untuk mengukur kualitas layanan dari
atribut masing-masing dimensi, sehingga akan diperoleh nilai gap (kesenjangan) yang merupakam
selisih antara persepsi konsumen terhadap layanan yang telah diterima dengan harapan terhadap
yang akan diterima. Pengukurannya metode ini dengan mengukur kualitas layanan dari atribut
masing-masing dimensi, sehingga akan diperoleh nilai gap yang merupakan selisih antara persepsi
konsumen terhadap layanan yang diterima dengan harapan konsumen terhadap layanan yang akan
diterima. Namun, secara umum memang belum ada keseragaman batasan tentang konsep servive
quality (servqual). Beberapa pendapat para ahli tentang konsep servqual tersebut, antara lain:
1. Christopher Lovelock dalam bukunya “Product Plus: How Product+Service=Competitive
Advantage (1994), yang menyatakan bahwa suatu gagasan yang sangat menarik, yaitu tentang
bagaimana suatu produk bila ditambah dengan pelayanan (service) akan menghasilkan suatu
kekuatan yang dapat memberikan manfaat bagi perusahaan dalam menndapatkan profit
(keuntungan).
2. Lovelock menggambarkan titik rawan dalam pelayanan ke dalam diagram kelopak-kelopak
sebuah bunga yang terdiri dari; information (informasi), consultation (konsultasi), ordertaking
(keyakinan), hospitality (keramahtamahan), caretaking (perawatan), exceptions (pengecualian),
billing (transaksi administrasi), dan payment (pembayaran)
Metode servqual memiliki dua perspektif yaitu perspektif internal dan perspektif
eksternal. Perspektif eksternal digunakan untuk memahami apa yang diharapkan konsumen,
dirasakan konsumen, dan kepuasan konsumen. Pengukurannya menggunakan metode servqul.
aDyke et al (1997), servqual adalah suatu peralatan untuk mengukur kualitas dari pelayanan oleh
sebuah informasi dari penyedia pelayanan. Sedangkan, perspektif internal diidentifikasikan dengan
bebas kesalahan (zero defect) dan melakukan dengan benar saat pertama kali serta menyesuaikan
dengan permintaan. Untuk mengukur perspektif internal yang bebas kesalahan (zero defect) yang
berhubungan dengan kualitas pelayanan digunakan metode six sigma. Six sigma adalah seperangkat
alat yang digunakan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengeliminasi sumber variasi dalam
proses.
Skala servqual meliputi lima dimensi kualitas jasa yaitu; Tangibles, Reliability, Responsiveness,
Assurance, dan Empathy. Setiap dimensi memiliki beberapa pertanyaan dan dijawab dalam rentang
nilai 1 sampai 7, di mana angka 1 mewakili perasaan sangat tidak setuju (strongly disagree) dan
angka 7 mewakili perasaan sangat setuju (strongly agree), dengan total pertanyaan sebanyak 22.
Berikut ini penjelasan mengenai ke-5 dimensi di atas, yaitu:
1. Tangibles (bukti terukur), menggambarkan fasilitas fisik, perlengkapan, dan tampilan dari
personalia serta kehadiran para pengguna.
2. Reliability (keandalan), merujuk kepada kemampuan untuk memberikan pelayanan yang
dijanjikan secara akurat dan handal.
3. Responsiveness (daya tanggap), yaitu kesediaan untuk membantu pelanggan serta
memberikan perhatian yang tepat.
4. Assurance (jaminan), merupakan karyawan yang sopan dan berpengetahuan luas yang
memberikan rasa percaya serta keyakinan.
5. Empathy (empati), mencakup kepedulian serta perhatian individual kepada para pengguna.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mengukur dimensi-dimensi kualitas layanan
informasi dengan metode servqual, antara lain:
a. Menentukan variabel dan dimensi yang akan diukur**
Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi dalam nilai. Adapun variabel yang akan diukur
untuk mengetahui kualitas layanan sistem informasi dengan menggunakan metode servqual adalah:
1. Variabel Independen (Xn) = tangibles (X1), reliability (X2), responsiveness (X3),
assurance(X4), emphaty (X5).
2. Variabel dependen (Y) = Kepuasan pemakai sistem informasi
**Contoh lengkap indikator dari dimensi dan varibel lihat artikel Fathoni yang berjudul;
”Analisis Kualitas Layanan Sistem Informasi Menggunakan Metode Servqual”
b. Membuat dan menyebar kuisioner
Pembuatan quisioner dilakukan dengan mengacu kepada variabel-variabel dan dimensi yang
sudah ditentukan. Selanjutnya quisioner tersebut disebar secara langsung kepada responden terpilih
dengan memperhatikan karakteristik serta metode pengambilan sampel yang sesuai dengan kondisi
di lapangan.
Contoh daftar pernyataan kuesioner:
1. Fasilitas yang mendukung pemanfaatan Sistem Informasi dalam memberikan informasi
2. Kenyamanan fasilitas yang diberikan
3. Dukungan alat yang diberikan untuk pemakai sistem
4. Kemampuan memberikan pelayanan
5. Kemampuan sistem informasi dalam memberikan pelayanan kepada pemakai sistem
6. Kemampuan user dalam menggunakan sistem
7. Kemampuan user untuk pelayanan Sistem Informasi
8. Kemampuan pelayanan yang diberikan staff.
9. Perlengkapan yang mendukung Sistem Informasi
10. Kemampuan peralatan yang diberikan untuk mendapatkan informasi tentang sistem yang
diimplementasikan
11. Fasilitas jasa yang diberikan kepada pemakai sistem
12. Kondisi ruangan tempat sistem informasi dijalankan
13. Kondisi dan kerapihan user yang membantu dalam memberikan informasi dari sistem yang
dijalankan
14. Kenyamanan ruangan yang ada untuk menempatkan sistem informasi
15. Komunikasi yang dibutuhkan lengkap
16. Alat Yang dibutuhkan memadai
17. Penampilan interfaceya menarik
18. Sistem mudah dioperasikan
19. Dalam penggunaan sistem lancar
20. Tidak ada gangguan saat menggunakan sistem informasi
Terdapat beberapa model penelitian yang dapat digunakan untuk menganalisis dan memahami
faktor yang mempengaruhi kepuasan penggunaan dalam menggunakan produk atau jasa dalam
teknologi komputer, salah satunya adalah Metodologi Kano Model. Untuk Model lain, akan kita
sampaikan pada lain kesempatan.
Menurut Garibay, Gutierrez & Figueroa (2010:28), Noriaki Kano adalah orang pertama yang
mengembangkan metode untuk mengidentifikasi kebutuhan pengguna dan harapan melalui teknik
klasifikasi preferensi (Kano et al., 1984).
Dalam modelnya, Kano membedakan 3 tipe produk yang diinginkan, yang dapat mempengaruhi
kepuasan konsumen, yaitu:
1. Must-be requirements
Tipe ini merupakan kriteria dasar yang harus ada pada suatu produk atau jasa. Jika
persyaratan dasar ini tidak ada, tidak dipenuhi atau kurang maka konsumen akan merasa
sangat tidak puas. Tetapi, jikalau kepuasan lebih kepada konsumen. Pada kenyataannya,
konsumen melihat kriteria ini sebagai syarat dasar, tetapi konsumen biasanya tidak secara
tegas menyatakan persyaratan ini. karena konsumen menganggap kategori ini sudah
semestinya, maka pemenuhan kategori ini
Must-be requirements merupakan kriteria dasar dari sebuah produk ataupun jasa.
Pemenuhan kategori ini hanya akan mengarah ke pernyataan tidak puas. Konsumen
memandang must-be requirements sebagai syarat mutlak, mereka menganggap kategori ini
sudah semestinya ada sehingga secara eksplisit tidak memuaskan mereka. Dalam berbagai
hal, must-be requirements merupakan sebuah faktor kompetitif yang pasti, dan jika tidak
dipenuhi, maka konsumen sama sekali tidak akan tertarik kepada produk atau jasa yang
ditawarkan.
Misalnya fasilitas SMS pada handphone, merupakan fasilitas yang sudah seharusnya ada
pada handphone keluaran sekarang. Kepuasan konsumen tidak akan meningkat karena pada
handphone terdapat fasilitas SMS, tetapi konsumen sama sekali tidak akan tertarik membeli
handphone yang tidak memiliki fasilitas SMS.
2. One-dimensional requirements
Pada tipe ini, kepuasan konsumen berbanding secara proportional tingkat pemenuhan
kebutuhan konsumen, dimana semakin tinggi tingkat pemenuhan kebutuhan dari konsumen,
maka semakin tinggi pula derajat kepuasan konsumen dan sebaliknya. One-dimensional
requirements secara eksplisit selalu dituntut oleh konsumen.
Misalnya fasilitas biaya murah ketika menghubungi nomor pada provider yang sama,
jika fasilitas ini diberikan maka kepuasan konsumen akan langsung meningkat, tetapi
kepuasan konsumen akan langsung menurun jika tidak ada fasilitas tsb.
3. Attractive requirements
Persyaratan ini merupakan kunci dari kepuasan konsumen. Persyaratan ini merupakan
kriteria produk yang memiliki pengaruh paling besar pada kepuasan konsumen jika
diberikan. Attractive requirements tidak dituntut harus ada dan juga tidak diharapkan oleh
konsumen. Pemenuhan persyaratan ini akan menyebabkan peningkatan kepuasan konsumen
yang sangat tinggi.
Tetapi jika tidak dipenuhi, tidak akan menyebabkan penurunan tingkat kepuasan. Peryaratan ini
tidak dinyatakan secara tegas dinyatakan maupun diharapkan oleh konsumen.
Misalnya pada handphone diberikan fasilitas camera, maka kepuasan konsumen akan meningkat
sangat tinggi, karena konsumen tidak menuntut agar fasilitas tersebut disediakan. Tetapi jika pada
handphone tidak terdapat fasilitas tersebut, kepuasan konsumen tidak akan menurun.
Harus diperhatikan pula bahwa kategori konsumen tersebut tidak akan tetap sepanjang masa, tetapi
akan berubah sesuai dengan perkembangan waktu.
Secara spesifik, atribut attractive akan menjadi one-dimensional, dan akhirnya akan menjadi
atribut must-be. Sebagai contoh, fasilitas camera pada handphone pada saat pertama kali muncul
merupakan atribut attractive, sekarang telah menjadi one-dimensional atau bahkan menjadi atribut
Implikasi lain dari Model Kano ini adalah keinginan konsumen lebih bersifat dinamis daripada
statis.
Atribut dalam Model Kano
Model Kano pada dasarnya memiliki 3 atribut namun respon pelanggan terkadang
berbeda-beda sehingga muncul kategori indifferent, questionable, dan reverse.
Indifferent merupakan kategori dimana pelanggan acuh tak acuh terhadap fitur produk, dan
tidak peduli apakah fitur tersebut ada atau tidak ada dan tidak membuat perbedaan nyata dalam
reaksi kepuasan terhadap produk tersebut. hal inilah yang harus dihindari dalam mengerjakan ini
karena tidak terlalu berguna.
Contoh: Di Call Center, berbicara dengan sangat sopan dan tanggapan yang sangat cepat
mungkin tidak diperlukan untuk memuaskan pelanggan dan mungkin tidak dihargai oleh
mereka. Hal yang sama berlaku untuk hotel.
Questionable, merupakan kategori dimana biasanya jawaban tidak termasuk dalam kategori ini.
Skor dari questionare menandakan bahwa pertanyaan yang diutarakan salah atau bahwa orang
yang diwawancarai salah memahami pertanyaan atau salah dalam mencoret jawaban.
Reverse, merupakan kategori dimana fitur dari produk ini tidak hanya tidak diinginkan oleh
pelanggan, namun bahkan pelanggan mengharapkan sebaliknya.
Contoh: Di Call Center, dimana menggunakan banyak jargon, menggunakan basa-basi yang
berlebihan, atau menggunakan skrip yang berlebihan saat berbicara dengan pelanggan mungkin
tidak menyenangkan bagi mereka. Di sebuah hotel, menghasilkan foto-foto fasilitas yang rumit
yang menetapkan harapan tinggi yang kemudian tidak puas saat berkunjung dapat membuat
pelanggan tidak puas.
Gambar diatas merupakan bagan kusioner yang merupakan evaluasi dalam metode kano.
Kuesioner yang akan disebarkan memiliki bentuk yang khusus. Bentuk ini disesuaikan dengan
metode yang diperkenalkan oleh Kano, dimana setiap pertanyaan mengandung komponen pilihan
jawaban
a. Suka
b. Harus
c. Netral
d. Boleh
e. Tidak suka
Dari tabel diatas dapat dapat disimpulkan apakah kebutuhan pelanggan ini termasuk:
a. A = Attractive (Menarik)
b. M = Must-be (Harus Ada)
c. O = One-Dimensional (Satu Dimensi)
d. R = Reverse (Kebalikan)
e. Q = Questionable (Diragukan)
f. I = Indifferent (Biasa Saja)
Dari semua responden yang ada nantinya akan dihitung hasilnya dari pengisian kuesioner tersebut
untuk setiap pertanyaan. Kesimpulan diambil dari mayoritas jawaban yang dipilih.
3.2. Keuntungan Metode Kano
Keuntungan menerapkan metode kano dalam proses evaluasi suatu sistem memberikan hasil berupa:
1. Dapat memberikan prioritas untuk pengembangan produk
2. Kebutuhan produk mudah dipahami
3. Model Kano untuk kepuasan pelanggan digunakan sebagai prasyarat untuk mengidentifikasi
kebutuhan, hierarki dan prioritas pelanggan.
4. Metode Kano memberikan bantuan dalam tingkat pengembangan produk.
3.3. Analisis Kepuasan Menggunakan Metode Kano
Dalam analisis kepuasan pengguna terhadap sistem e-learning menggunakan metode KANO
membutuhkan data-data yang akan digunakan dalam proses analisa. Data yang digunakan yaitu
variable penilaian dalam mengukur kepuasan pengguna adapun atribut yang akan digunakan dalam
penilaian tersebut adalah: informasi, desain, pengguna dan loyalitas pengguna. Adapun detail atribut
yang akan digunakan dalam pengukuran kepuasan pengguna adalah sebagai berikut:
1. Informasi:
a. Menampilkan informasi yang akurat
b. Informasi yang terpercaya
c. Informasi up to date
2. Desain:
a. Tampilan yang menarik
b. Penataan layout desain
c. Menu aplikasi memberikan informasi yang mudah dimengerti
3. Pengguna:
a. Aplikasi usefriendly
b. Kemudahan pencarian informasi
c. Waktu yang digunakan untuk mengakses
4. Loyalitas pengguna :
a. Memberikan rekomendasi kepada pengguna lainnya
b. Memberikan informasi tentang keunggulan aplikasi calon pengguna
c. Pengguna kembali di masa mendatang
Tabel diatas menjelaskan bahwa responden terdiri dari program studi sistem informasi yang
berjumlah 136 orang, program studi sistem informasi berjumlah 7 orang dan jurusan manajemen
informatika berjumlah 1 orang. Seluruh responden telah menggunakan sistem e-learning. Sistem
elearning digunakan dalam proses belajar mengajar pada perkuliahan. Pengambilan responden untuk
menjawab pertanyaan ini dilakukan dengan mengacak responden
3.5. Pembahasan Menggunakan Metode Kano
Pemetaan atribut pada masing-masing variabel merupakan langkah awal dalam pengerjaan
dalam metode kano, setiap atribut dipetakan berdasarkan variabel yang digunakan sebagai
pengukuran kepuasan pengguna.
Tabel diatas merupakan atribut yang digunakan untuk menilai apa-apa saja yang menjadi
pembahasan dalam penelitian ini. Variabel yang pertama yaitu tentang informasi, dimana yang
menjadi pertanyaan adalah informasi yang diberikan sistem ke pengguna. Kedua yaitu variabel
Desain dengan 3 atribut yang menjadi point pertanyaan adalah tentang tampilan yang
menarik, layout desain yang menarik, tampilan menu-menu yang memberikan kejelasan
informasi. Seluruh atribut yang ada dalam variabel tersebut dimasukan kedalam sebuah pertanyaan
ayang dibuat dalam dua model pertanyaan negative dan pertanyaan positif.
Kemudian dibuat tabel evaluasi yang merupakan merupakan langkah awal bagi pertanyaan-
pertanyaan yang akan diolah ke dalam kano serta jawaban pada pertanyaan ini diolah sesuai
ketentuan kano.
Hasil Tabulasi
Atribut Kategori
1. Informasi yang akurat A
2. Informasi yang dapat A
dipercaya
3. Informasi yang up to date A
1. Desain Tampilan O
Menarik
2. Layout desain website A
tertata dengan baik
3. Tampilan menu-menu A
memberikan kejelasan
informasi
1.Penggunaan website mudah A
untuk dipelajari
2. Kemudahan dalam M
pencarian informasi yang
diharapkan
3.Waktu mengakses sistem O
1. Rekomendasi Sistem I
kepada pengguna lain
2. Keunggulan website A
yang diberikan pada
pengguna lain
3. Keberlanjutan dalam R
penggunaan sistem
Tabel diatas menunjukan hasil yang di dapat pada masing-masing atrbut. Tabel ini mejelaskan secara
pasti setiap atribut terhadap kepuasan pengguna. Berdasarkan hasil dari nilai Extent of Satisfaction
dan Dissatisfation atribut 1 sampai dengan atribut 12 maka hasil tersebut akan diposisikan pada
gambar diagram scatter seperti dibawah ini:
Dari hasil diagram atribut Model Kano diatas merupakan hasil dari pengolahan data yang telah
dilakukan. Hubungan Satisfaction dengan Dissatisfation menjelaskan bahwa pengguna sistem
elearning membutuhkan suatu kinerja sistem yang tinggi, dan pengguna sistem menolak jika kualitas
sistem rendah.
3.6.Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sudah dilakukan penyebaran kuisioner dan pengujian
terhadap sistem yang telah diimplementasikan. Adapun hasil yang telah di dapat dari kuisioner yang
disebarkan ke mahasiswa terhadap sistem e-learning adalah sistem elearning berada pada fase must-
be dan attractive. Dimana sistem sangat berpengaruh terhadap kinerja pengguna, pengguna
mengharapkan kinerja sistem yang selalu meningkat. Namun dalam penurunan kinerja sistem masih
tetap dapat diterima oleh pengguna.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&opi=89978449&url=https://
repository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/125816/File-14-BAB-II.pdf&ved=2ahUKEwj8pPb5-
p2DAxUi1zgGHUAgAcEQFnoECBkQAQ&usg=AOvVaw2n0BnyV5fIKbmtjfxuKfrF
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&opi=89978449&url=http://
eprints.umg.ac.id/445/2/BAB%2520II.pdf&ved=2ahUKEwj1-
obN9Z2DAxWd2TgGHVGrCpY4ChAWegQIBRAB&usg=AOvVaw2h5ObbRWas_ZfarQfi_Pe3
https://kompetensi.info/umum/model-kano-dalam-pengukuran-kepuasan.html
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/4559/05.1%20bab%201.pdf?
sequence=5&isAllowed=y
https://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/rekaintegra/article/viewFile/198/485
https://digilib.undip.ac.id/2012/05/11/servqual-metode-tepat-meningkatkan-kualitas-layanan-
perpustakaan/#:~:text=Metode%20Servqual%20merupakan%20metode%20yang,harapan
%20terhadap%20yang%20akan%20diterima.