LANJUTAN F
Kelompok 3 :
Risky Isha Prasetya 170810201219
Anton Prayuda 190810201110
Muhammad Syahrijal D. M 190810201205
Nanda Sabillah 190810201133
Teori Servqual dan E-Servqual
Kelebihan dari SERVQUAL antara lain adalah bahwa SERVQUAL diterima sebagai
suatu standar untuk menilai dimensidimensi yang berbeda dari kualitas jasa, telah dibuktikan
valid dalam beberapa situasi jasa, telah terbukti keandalannya, instrumennya tidak banyak
sehingga pelanggan dan pegawai dapat mengisinya dengan cepat, dan memiliki prosedur analisis
yang sudah standar untuk membantu menginterpretasikan hasil (Buttle (1994) di dalam Jabnoun
dan Khalifa, 2005)
Dimensi kualitas pertama adalah assurance berkaitan dengan pengetahuan, sopan santun,
dan kemampuan pegawai dalam menyampaikan kebenaran dan meyakinkan.
Hal semacam ini, jika tidak direspon dengan cepat dan baik oleh pihak pengelola
manajemen dapat mengakibatkan turunnya minat dari konsumen untuk datang dan membeli
produkproduk yang ditawarkan. Metode Service Quality Metode Servqual merupakan metode
yang digunakan untuk mengetahui kriteriakriteria kualitas yang harus ditingkatkan kualitas
pelayanannya berdasarkan gap yang terjadi antara persepsi dan harapan pelanggan.
Set fuzzy merupakan suatu set yang mengandung elemenelemen yang mempunyai derajat
keanggotaan yang berbeda-beda dan sangat kontra dengan set klasik (crisp), karena anggota set
crisp tidak akan menjadi anggota kecuali apabila keanggotaannya penuh dalam set tersebut,
sedangkan dalam set fuzzy untuk dapat menjadi anggota tidak perlu lengkap. Perhitungan Nilai
Fuzzyfikasi Persepsi Konsumen Setelah dilakukan perhitungan difuzzyfikasi dengan
menggunakan Software MS. Excel, hasil pengolahan data perhitungan nilai fuzzyfikasi harapan
konsumen. Metode servqual adalah suatu kuesioner yang digunakan untuk mengukur kualitas
jasa. Cara ini mulai dikembangkan pada tahun 1980-an oleh Zeithaml, Parasuraman & Berry,
dan telah digunakan dalam mengukur berbagai kualitas jasa. Dengan kuesioner ini, kita bisa
mengetahui seberapa besar celah (gap) yang ada di antara persepsi pelanggan dan ekspektasi
pelanggan terhadap suatu perusahaan jasa. Kuesioner servqual dapat diubah-ubah (disesuaikan)
agar cocok dengan industri jasa yang berbeda-beda pula (misalnya bank, restoran, atau
perusahaan telekomunikasi).
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mengukur dimensi-dimensi kualitas
layanan informasi dengan metode servqual, antara lain:
Bagi kita semua yang pernah mempelajari konsep-konsep mengenai layanan konsumen
tentu pernah mendengar atau mengetahui model Servqual. Jikalau kita baru bersentuhan dengan
dunia layanan konsumen dalam konteks pekerjaan profesional, model Servqual tetap akan
membuntuti kita saat menyusun kerangka kerja layanan konsumen dalam berbagai bidang.
Model Servqual dapat dikatakan salah satu warisan terbaik bagi dunia layanan konsumen
dan tentu saja kita harus mengucapkan terima kasih kepada Parasuraman, Valarie Zeithaml, dan
Len Berry. Servqual, atau dapat juga disebut Rater, adalah kerangka kerja manajemen kualitas
layanan yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithaml, dan Berry pada 1988. Model Servqual
ciptaan mereka menekankan pada komponen-komponen utama yang menciptakan layanan
berkualitas wahid.
Keapikan karya mereka tidak memerlukan waktu lama untuk menuai kesuksesan dan
menjadi rujukan di mana-mana. Selama periode Januari 1992 hingga April 1994, diketahui
terdapat 41 publikasi yang menggunakan SERVQUAL sebagai kata kunci dan membahas
mengenai teori dan aplikasi SERVQUAL di berbagai industri.
Publikasi-publikasi yang tercatat menggunakan kata kunci SERVQUAL antara lain studi
mengenai ritel ban (Carman, 1990), layanan perawatan gigi (Carman, 1990), hotel (Saleh and
Ryan, 1992) travel dan turisme (Fick and Ritchie, 1991), perawatan kendaraan (Bouman and van
der Wiele, 1992), sekolah bisnis (Rigotti and Pitt, 1992), pendidikan tinggi (Ford et al., 1993;
McElwee and Redman, 1993), industri perhotelan ( Johns, 1993), kanal rekan business-to-
business (Kong and Mayo, 1993), firma akuntansi (Freeman and Dart, 1993), jasa arsitek (Baker
and Lamb, 1993), jasa rekreasi (Taylor et al., 1993), rumah sakit (Babakus and Mangold, 1992;
Mangold and Babakus, 1991; Reidenbach and Sandifer-Smallwood, 1990; Soliman, 1992;
Vandamme and Leunis, 1993; Walbridge and Delene, 1993), katering maskapai penerbangan
(Babakus et al., 1993a), perbankan (Kwon and Lee, 1994; Wong and Perry, 1991) ritel apparel
(Gagliano and Hathcote, 1994) dan pemerintah daerah (Scott and Shieff, 1993).
Servqual mampu mencapai pertumbuhan minat dengan cepat karena dibangun dengan
pondasi bahwa penilaian konsumen mengenai kualitas layanan adalah sangat penting dan sangat
diutamakan. Penilaian konsumen dikonsepkan sebagai kesenjangan antara apa yang diharapkan
konsumen dari sebuah layanan yang dipandang berkualitas dan evaluasi yang diberikan
konsumen berdasarkan pelayanan riil yang mereka rasakan. Model SERVQUAL juga dapat
digunakan untuk keperluan pemasaran internal. Basis pemikirannya adalah setiap individu di
dalam organisasi, khususnya perusahaan jasa, harus memahami bahwa mereka memiliki
konsumen untuk dilayani. Berdasarkan riset, terdapat hubungan positif antara kualitas layanan
internal dan eksternal dengan kepuasan konsumen, loyalitas konsumen, dan laba perusahaan.
(2) responsiveness;
(3) competence;
(4) access;
(5) courtesy;
(6) communication;
(7) credibility;
(8) security;
(10) tangibles.
Tiga tahun kemudian pada 1988, kesepuluh komponen tersebut diperas menjadi lima dimensi,
yaitu:
(1) reliability (keandalan);
(2) responsiveness (daya tanggap);
(3) assurance (jaminan);
(5) empathy (empati).
Definisi kualitas menurut Goetsch Davis, ( Zulian Yamit, 2005 : 8 ) yakni merupakan
suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan
yang memenuhi atau melebihi harapan. Menurut Parasuraman et al (2005), kualitas pelayanan
dalam internet banking akan berpengaruh pada tingkat kepuasan bagi nasabah.
Berdasarkan tujuh aspek dimensi kualitas pelayanan, dimana terbagi menjadi 2 bagian
yaitu Electronic-Service quality (E-S-Qual) dan Electronic-Recovery Service Quality (E-RecS-
Qual) :
E-S-Qual :
E-RecS-Qual :
Karakteristik Layanan
Jenis Perilaku
Hasil penelitian menemukan bahwa: (1) Tangible berpengaruh positif terhadap kepuasan
konsumen, dengan nilai t hitung sebesar 2,182 > t tabel 1,974 dan tingkat signifikansi 0,31 <
0,05. (2) Reliability berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen, dengan nilai t hitung
sebesar 7,076 > t tabel 1,974 dan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. (3) Responsiveness
berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen, dengan nilai t hitung sebesar 2,998 > t tabel
1,974 dengan tingkat signifikansi 0,003 < 0,05. (4) Assurance berpengaruh positif terhadap
kepuasan konsumen, dengan nilai t hitung sebesar 2,360 > t tabel 1,974 dengan tingkat
signifikansi 0,019 < 0,05. (5) Empathy berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen, dengan
nilai t hitung sebesar 2,085 > t tabel 1,974 dengan tingkat signifikansi 0,039 < 0,05.
Contoh Tesis 7 : Pengaruh E- Service Quality terhadap Minat Pembelian Produk Busana
Muslim di Lazada Indonesia Dalam Perspektif Ekonomi Islam
Perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi ini sudah menyentuh seluruh kalangan
termasuk masyarakat umum, pemerintah, dan bisnis. Keadaan ini menjadi salah satu faktor
pendorong terciptanya persaingan bagi semua kalangan yang khususnya dalam hal ini adalah
para pelaku bisnis. Perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi juga membuat
keadaan pasar semakin dinamis, mengharuskan para pelaku bisnis untuk terus-menerus
berimprovisasi dan berinovasi dalam mempertahankan para pelanggannya. E-Service Quality
dirancang sebagai perluasan dari kemampuan suatu situs untuk memfasilitasi kegiatan belanja,
pembelian, dan distribusi secara efektif dan efisien. Penelitian ini mengkaji pengaruh E-Service
Quality terhadap minat pembelian produk busana muslim di Lazada Indonesia. Penelitian ini
dilakukan kepada mahasiswa muslim di daerah Yogyakarta yang pernah mengakses produk
busana muslim di situs Lazada Indonesia melalui website atau aplikasi smartphone sebagai
responden dengan cara memberikan kuesioner kepada mahasiswa muslim di daerah Yogyakarta
tersebut. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif, uji asumsi klasik, uji regresi, dan uji
hipotesis, koefisien korelasi (R), dan koefisien determinasi (R2). Hasil penelitian e-service
quality terhadap minat beli konsumen diperoleh nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,548 ini
berarti bahwa korelasi antara variabel independen (e-service quality) dengan variabel dependen
(minat beli konsumen) memiliki korelasi keeratan kuat sebesar 0,548. Sementara hasil uji
hipotesis menunjukkan bahwa t hitung (6,740 ) > t tabel (1,982) yang artinya Ha diterima dan Ho
ditolak yang berarti e-service quality berpengaruh terhadap minat beli konsumen.
Keamanan atau privasi merupakan kunci kriteria dalam mengevaluasi kualitas online. Privasi
melibatkan perlindungan terhadap informasi personal artinya informasi pribadi pelanggan yang
dimiliki tidak dipublikasikan kepada website lainnya misalnya daftar pembelian, melindungi
keadaan tanpa nama, dan menyediakan persetujuan yang diberitahukan. Keamanan dilain pihak
melibatkan perlindungan terhadap risiko dari penipuan, kehilangan keuangan dalam
menggunakan kartu kredit atau informasi keuangan lainnya. Persepsi keamanan telah
menunjukan pengaruh yang kuat terhadap sikap dari penggunaan layanan online keuangan. Jenis
penilaian e-service quality terhadap situs internet dari perspektif pelanggan lainnya dikenal
dengan nama WEBQUAL Website Quality. WEBQUAL diciptakan berdasarkan saluran fungsi
kualitas. Menurut Slabey dalam Barnes dan Vidgen, 2001 dinyatakan definisi quality function
deployment QFD adalah “structured and disciplined process that provides a means to identify
and carry the voice of the customer through each stage of product and or service development
and implementation ” yaitu proses yang terstruktur dan teratur yang disediakan untuk
mengidentifikasi dan membawa keluhan pelanggan melalui tiap tingkatan implementasi dan
pengembangan produk atau jasa. Barnes dan Vidgen 2001 mengembangkan penilaian kualitas
layanan menjadi tiga dimensi kualitas layanan online yang dikenal sebagai WEBQUAL yang
terdiri atas: 38 1 Kualitas informasi website web information quality, merupakan penilaian
terhadap kualitas informasi yang disediakan. Misalnya akurasi, tepat waktu, informasi yang
dapat dipercaya. 2 Kualitas interaksi website web interaction quality, merupakan penilaian
terhadap kualitas interaksi antara website dengan pelanggan. Misalnya reputasi yang baik,
keamanan dalam transaksi, keamanan data pribadi, penyerahan sesuai yang dijanjikan. 3 Kualitas
desain situs site design quality, merupakan penilaian terhadap bentuk fisik dari website.
Misalnya navigasi yang mudah, tampilan yang menarik, menunjukan tingkat kompetensi. Skala
dimensi SERVQUAL dengan jelas tidak dapat diterapkan secara langsung pada e-service quality,
tetapi dimensi-dimensi tersebut dapat dirancang ulang untuk mendekati kriteria dari e-service
quality. Meskipun demikian tambahan dimensi diperlukan untuk melengkapi secara utuh
rancangan dari e- service quality. Parasuraman dkk., 2005 telah mengembangkan dimensi dalam
mengukur kualitas layanan online yang berasal dari service quality secara tradisional. Seperti
yang dinyatakan sebelumnya bahwa definisi dari e-service quality adalah melibatkan proses
pengalaman interaksi dengan website selama dan sesudah layanan online diterima. Dimensi inti
dari proses layanan online telah dikembangkan sebagai E-S-QUAL e-core service quality untuk
mengukur kualitas layanan online, yang terdiri atas: 39 1 Efesiensi efficiency: Kemudahan dan
kecepatan dalam mengakses dan menggunakan situs. kemampuan dari pelanggan untuk
mendapatkan website, dimana untuk menemukan produk yang diinginkan dan informasi yang
berhubungan dengan produk tersebut, dan mencari kebenarannya dengan sedikit usaha. 2
Pemenuhan fulfillment: tingkat bagaimana situs menjanjikan seperti penyerahan pesanan dan
ketersediaan item yang dapat dipenuhi. Berhubungan dengan akurasi dari janji layanan, memiliki
stok persediaan, dan menyerahkan produk tersebut pada waktu yang di janjikan. 3 Ketersediaan
sistem system availability: fungsi koreksi teknikal dari situs. Berhubungan dengan fungsional
tehnik dari situs, terutama bagian bagian dari situs yang tersedia dan dapat berfungsi dengan baik
4 Privasi privacy: tingkat dimana situs aman dan melindungi informasi pelanggan. Jaminan data
perilaku berbelanja pelanggan yang tidak dibagikan serta informasi dari kartu kredit pelanggan
yang aman terjaga.
Menurut Fandy Tjiptono 2014:363 E-Service Quality terbagi menjadi 7 dimensi yaitu : a.
Efisensi 40 Kemampuan pelanggan untuk mengakses website, mencari produk yang diinginkan
dan informasi yang berkaitan dengan produk tersebut dan meninggalkan situs bersangkutan
dengan upaya minimal. b. Reliabilitas Berkenaan dengan fungsionalitas teknis situs bersangkutan
khususnya sejauh mana situ tersebut tersedia dan berfungsi sebagai mana mestinya. c.
Fulfillment Mencakup akurasi janji layanan, ketersediaan stok produk dan pengiriman produk
sesuai dengan waktu yang dijanjikan. d. Privasi Berupa jaminan bahwa data perilaku berbelanja
tidak akan diberikan kepada pihak lain manapun dan bahwa informasi kartu kredit pelanggan
terjamin keamanannya. e. Daya tanggap Responsiveness Merupakan kemampuan pengecer
online untuk memberikan informasi yang tepat kepada pelanggan sewaktu timbul masalah,
memiliki mekanisme untuk menangani pengembalian produk dan menyediakan garansi online. f.
Kompensasi Meliputi pengembalian uang, biaya pengiriman dan biaya penanganan produk. g.
Kontak contact 41 Mencerminkan kebutuhan pelanggan untuk bisa berbicara dengan staff
layanan pelanggan secara online atau melalui telepon dan bukan berkomunikasi dengan mesin
Menurut Zeithaml dan Bitner 2004:86 Kepuasan adalah memberikan respon yang penuh
kepada konsumen. Dapat dinilai dari sebuah produk atau fitur-fitur pelayanan, produk atau jasa
sendiri, untuk mengetahui sebuah tingkatan kesenangan dari mengkonsumsimenggunakan
produk atau jasa. Menurut Kotler, kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan kinerja atau hasil yang dia rasakan dibandingkan dengan harapannya Kotler dan
Armstrong : 52. Sedangkan Tse dan Wilton 1988 dalam Lupiyoadi 2004:349 kepuasan atau
ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian
disconfirmation yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang
dirasakan setelah pemakaiannya. Wilkie 1990 mendefinisikannya sebagai suatu tanggapan
nemosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa. Engel, et al
1990 menyatakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purna beli dimana alternatif
yang dipilih sekurang- 42 kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan
ketidakpuasan timbul apabila hasil outcome tidak memenuhi harapan Tjiptono, 2004 : 349 .
Kepuasan pelanggan terhadap suatu produk ataupun jasa, sebenarnya sesuatu yang sulit untuk
didapat jika perusahaan jasa atau industri tersebut tidak benar- benar mengerti apa yang
diharapkan oleh konsumen. Untuk produk atau layanan dengan kualitas yang sama, dapat
memberikan tingkat kepuasan yang berbeda- beda bagi konsumen yang berbeda. Oleh karena itu,
suatu perusahaan harus selalu memperhatikan kualitas produk maupun pelayanan yang diberikan
kepada konsumen. Kepuasan pelanggan merupakan respon pelanggan terhadap ketidaksesuaian
antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakannya setelah pemakaian
Rangkuti, 2002:30. Kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh persepsi kualitas jasa, kualitas produk,
harga dan faktor-faktor yang bersifat pribadi serta yang bersifat situasi sesaat. Dari berbagai
pendapat yang dilontarkan para ahli bisa disimpulkan definisi kepuasan pelanggan adalah respon
dari perilaku yang ditunjukkan oleh pelanggan dengan membandingkan antara kinerja atau hasil
yang dirasakan dengan harapan. Apabila hasil yang dirasakan dibawah harapan, maka pelanggan
akan kecewa, kurang puas bahkan tidak puas, namun sebaliknya bila sesuai dengan harapan,
pelanggan akan puas dan bila kinerja melebihi harapan, pelanggan akan sangat puas.