Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan dan pemaparan yang telah penulis sampaikan

pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal

sebagai berikut:

1. Sebagai ulama fikih kontemporer yang memiliki integritas akademik di

berbagai bidang, khususnya bidang hukum Islam, dan banyak dijadikan

referensi oleh para ulama dan masyarakat. Dalam hal ini, Wahbah az-Zuhaili

berpendapat bahwa pernikahan beda agama terbagi menjadi 3 bagian:

a. Pernikahan antara laki-laki Muslim dan wanita musyrik.

Menurut Wahbah az-Zuhaili pernikahan tersebut hukumnya

haram dilakukan, Argumennya didasarkan pada QS. al-Baqarah ayat

221. Menurut Wahbah az-Zuhaili, alasan pelarangan pernikahan ini

adalah bahwa pernikahan yang dilakukan dengan orang musyrik

mengajak pada kekafiran dan mengarah ke neraka dan orang musyrik

tidak punya agama yang membimbing mereka pada kebenaran

sehingga kehidupan dalam keluarga menjadi tidak harmonis.

b. Pernikahan antara wanita muslimah dengan laki-laki kafir

Menurut Wahbah az-Zuhaili hukumnya haram, meskipun pria

tersebut termasuk dalam kategori pria ahl al-kitab. Pendapat Wahbah

az-Zuhaili ini berdasarkan dalil QS. al-Baqarah ayat 221 dan QS. Al-

85
86

Mumtahinah ayat 10. Salah satu alasan pelarangan tersebut adalah

karena takut muslim menyebabkan wanita berpaling dari Islam,

karena pengaruh kuat dari suami yang kafir.

c. Pernikahan antara laki-laki Muslim dan wanita dari Ahl al-Kitab

Menurut Wahbah az-Zuhaili, hukumnya boleh. Pendapat ini

berdasarkan QS. al Maidah ayat 5. Wahbah az-Zuhaili untuk

menetapkan hukum pernikahan beda agama menggunakan sumber

pertama hukum Islam, Al-Qur'an, dan menemukan dua dalil yang

bertentangan. Kemudian Wahbah Az Zuhaili mengkompromikan dalil

agar kedua dalil tersebut tetap dapat digunakan dalam kedua hukum

tersebut.

2. Pemikiran Wahbah az-Zuhaili tentang perkawinan beda agama tidak

sesuai dengan semangat masyarakat dan hukum di Indonesia. Meskipun

Indonesia adalah negara yang majemuk (beragam), tapi ada batasannya.

Pembatasan ini dimaksudkan hanya untuk memastikan kehidupan rumah

tangga yang aman dan tentram. Perkawinan lintas agama tidak diakui

dalam hukum Indonesia karena tidak sesuai dengan cita-cita hukum

masyarakat Indonesia.

B. Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan dalam skripsi ini untuk menunjang

perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan penulis pada khususnya

adalah sebagai berikut:


87

1. Mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan buruk yang mungkin timbul

dalam pernikahan, para pemuda dan pemudi hendaknya berusaha lebih keras

untuk mencari pasangan hidup yang potensial. Salah satu hal yang menjadi

perhatian khusus adalah aspek keserupaan dalam aqidah atau iman.

2. Dalam bidang akademik, diharapkan semakin banyak ulama yang

mendalami pernikahan beda agama, khususnya dalam proses istinbath,

sehingga semakin banyak ditemukan rumusan-rumusan pembaharuan dalam

kajiannya.

3. Di bidang pemerintahan diharapkan adanya undang-undang yang mengatur

secara tegas pernikahan beda agama dengan memperhatikan maqasid

syari'ahnya. Oleh karena itu, permasalahan ini dapat diakomodir dengan

peraturan tersebut.
88

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. Kompilasi Hukum Islam di Indonesia . Jakarta : Akademik

Presindo, 2010..

Al Lahham, Dr. Badi’ As Sayyid.Wahbah Az Zuhaily . Damaskus: Dar al-Qolam,

2001.

Al-Hamdani. Risalah Nikah, Alih bahasa Agus Salim,. Jakarta: Pustaka Amani,

2002.

Al-Jaziri, Abdurrahman. Fiqh ala Al-Madzahib Al-Arba’ah. t.t : Dar alFikr, t.th.

al-Malibary, Zainuddin. Fath al-Mu’in. Beirut : Dar Ibn Hazm, 2004.

Al-Mufarraj, Sulaiman. Bekal Pernikahan. Jakarta: Bumi Aksara, 2004.

An-Nawawi. Abi Zakaria Yahya Rawdah at-Talibin. Beirut: Dar al-Kutub al-

Ilmiyyah, 1992.

An-Nisaburi, Abu al-Husein Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim al-Qusyairi. al-Jami'

as-Sahih al-Musamma Sahih Muslim. Beirut: Dar al-Afaq al-Jadidah, t.th.

Arends, Richards I. Leraning To Teaching. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2008.

Asy-Syaibani, Ahmad bin Muhammad bin Hanbal. Musnad Ahmad bin Hanbal.

Beirut: Alam al-Kutub, 1998.

Az-Zuhaili, Wahbah. Al Wajiz. Damaskus: Dar al-Fikr, 1999.

--------, al-Fiqh al-Islam wa Adillatuhu. Damaskus: Dar Al-Fikr, 1985.

--------, At Tafsir Al Munir . Damaskus: Dar al-Fikr, 2009.

--------, Ushul al-Fiqhi Al Islamy. Damaskus: Dar al-Fikr, 1986.

Darajat, Zakiyah dkk. Ilmu Fikih. Jakarta : Depag RI, 1985.


89

Fauziyah, Khoiratul. “Konsep Kafa’ah Dalam Menikah Menurut Hadits Nabi :

Kajian Ma’ani Al-Hadith Dalam Sunan Al-Kabir Karya Al-Baihaqy No.

Indeks 13.769”. Skripsi, Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2018.

Ghazali, Abdul Rahman. Fiqh Munakat. Jakarta : Kencana Prenada Media, 2003.

Hakim, Abdul Hamid. Mabadi Awaliyah. Jakarta: Bulan Bintang, 1976.

Hazairin. Hukum Kekeluargaan Nasional Indonesia. Jakarta : Tintamas, 1964.

Hosein, Ibrahim. Fikih Perbandingan Masalah Perkawinan. Jakarta: Pustaka

Firdaus 2003.

Kurniasih, Dewi. Teknik Analisa. Bandung : Alfabeta, 2021.

Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur’an Kemenag RI. Al Qur’an dan

Terjemahannya . Jakarta: Balitbang dan Diklat Kemenag RI, 2019.

Mardani, Hukum Keluarga Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana, 2016.

--------, Hukum Perkawinan Islam di Dunia Islam Modern. Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2011.

Mayert, Ibrahim dan Abd al-Halim Hasan. Pengantar Hukum Islam di Indonesia.

Jakarta : Garuda, 1984.

Mufidah. Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender Edisi Revisi. Malang:

UIN Maliki Press, 2013.

Ramulyo, Moh. Idris. Hukum Perkawinan Islam suatu analisis dari UU No. 1

Tahun 1974 dan kompilasi Hukum Islam. Jakarta : Bumi Aksara, 2004.

--------,. Beberapa Maslah tentang Hukum Acara Perdata Peradilan Agama. Jakarta

: In Hill Co, 1991.


90

Rihana, Dede. “Pernikahan Beda Agama Perspektif Al-Quran : Kajian sosio

historis terhadap QS. Al- Mumtahanah /60:10”. Skripsi. Jakarta: UIN

Syarif Hidayatullah, 2017.

Sari, Rahma Nurlinda. “Pernikahan Beda Agama Di Indonesia Ditinjau Dari

Hukum Islam Dan HAM. Skripsi. Lampung: UIN Raden Intan, 2018.

Syarifuddin, Amir. Hukum Perkawinan Islam di Indonesia Antara Fiqh Munakat

dan Undang-undang Perkawinan. Jakarta : Kencana, 2006.

Tarigan, Amir Nuruddin dan Azhar Akmal. Hukum Perdata Islam di Indonesia :

Studi Kritis Perkembangan Hukum Islam dan Fikih, UU No. 1/1974

sampai KHI. Jakarta: Prenada Media, 2004.

Tihami dan Sohari Sahrani. Fikih Munakat Kajian Fikih Nikah Lengkap. Jakarta :

Rajawali Press, 2013.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan.

Jakarta : yayasan Peduli Anak Negeri, t.t.

Yafie, Ali. Pandangan Islam terhadap Kependudukan dan Keluarga Berencana.

Jakarta : Lembaga kemaslahatan keluarga NU dan BKKBN, 1982.

Yunus, Mahmud. Hukum Perkawinan dalam Islam. Jakarta : Al Hidayah, 1964.

--------, Kamus Arab Indonesia. Jakarta : Yayasan Penyelenggara Penterjemah/

pentafsiran Al-Qur’an, 1973.


91

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : M. Alaika Rizqon Hasan

Tempat, Tanggal Lahir : Kediri, 13 Juni 1998

Orang Tua : 1. Ayah : Husnuddin

2. Ibu : Nur Khalimah

Alamat : Dsn. Nglamong Ds. Karangtengah Kec.

Kandangan Kab. Kediri

Riwayat Pendidikan : 2002-2004 TK Kusuma Mulia

2004-2010 MI Darussa’adah

2010-2013 MTsN Jombang Kauman

2013-2016 MTs Darussalamah

2016-2019 MA Darussalamah

2019-2023 IAIFA Kediri

Anda mungkin juga menyukai