Laprak Patum 13
Laprak Patum 13
Oleh :
1 Respirasi 1 Definisi:
Tumor Tumor atau kanker paru-paru merupakan benjolan tidak normal yang
paru-paru dapat tumbuh dan bekermbang pada jaringan paru-paru (Juwita et al.
2021). Sama halnya dengan tumor lain, kanker atau tumor paru-paru
bisa bersifat ganas dan juga bisa bersifat jinak (Iqbalawaty et al.
2019). Tumor jinak paru adalah tumor yang hanya mengenai satu
tempat di paru dan tidak menyebar ke organ lainnya. Tumor ganas
(kanker) paru adalah keganasan dari luar paru-paru (Girsang dan
Lumbanraja, 2022). Kanker paru dikategorikan menjadi dua jenis,
yaitu small cell lung carcinoma (SCLC) dan non small cell lung
carcinoma (NSCLC) (Fatmawati 2019). Gambar 2. Kanker paru pada
bronkioalveolar alpaka dewasa
Penyebab: (Moser et al., 2019).
Penyebab pasti dari kanker paru belum diketahui secara jelas. Paparan
mikroorganisme seperti virus dan bakteri atau inhalasi berlanjut
terhadap suatu zat yang bersifat karsinogenik. Selain itu, terdapat
faktor lainnya yang mendukung terjadinya kanker paru seperti
kekebalan tubuh, genetik, dan lainnya (Joseph dan Rotty 2020).
Pengobatan:
Penatalaksanaan medis berupa pembedahan kanker paru memiliki
tujuan untuk mengangkat semua jaringan yang sakit serta
mempertahankan sebanyak mungkin fungsi paru-paru yang tidak
terkena kanker. Kemoterapi bertujuan mengganggu pola pertumbuhan
tumor, untuk menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau
dengan metastasi luas serta untuk melengkapi bedah atau terapi
radiasi. Pengobatan dengan radioterapi dibedakan menjadi dua jenis
yaitu, radioterapi radikal yang digunakan pada kasus kanker paru
bukan sel kecil dan radioterapi paliatif untuk hemoptisis, batuk, sesak
napas atau nyeri lokal (Sali 2019).
Makroskopik/patologi anatomic:
2 Respirasi 2 Definisi:
Tumor Tumor merupakan keadaan abnormalitas pertumbuhan atau bentuk
paru-paru masa abnormal dari jaringan. Tetapi beberapa jaringan tumor juga
Pneumonia dapat terjadi pada sel hematopoietik dan karsinoma in situ (Widyarini
Alveolarias et al. 2022). Tumor pada paru-paru terbagi menjadi dua berdasarkan
asalnya yaitu, primer serta sekunder. Neoplasma paru-paru primer
berasal dari jaringan paru-paru yang mengalami perubahan, tetapi
neoplasma sekunder merupakan akibat adanya metastasis dari
neoplasma pada organ lain. Secara histopatologi massa tumor sendiri
terdiri dari sel kuboid hingga kolumnar dengan pola papiler, ukuran Gambar 4. Pneumonia
seragam, inti dengan ukuran bervariasi, dan beberapa sel memiliki alvelaris histopatologi
vakuola pada sitoplasmanya (Sari et al. 2013). (Carvall 2022)
Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang dapat disebabkan oleh
berbagai mikroorganisme, seperti bakteri, virus, jamur, atau parasit.
Pneumonia dapat menyebabkan gejala seperti batuk, demam, sesak
napas, nyeri dada, dan kelelahan. Pneumonia dapat menyerang
kantung udara di dalam paru-paru (alveolus) sehingga menyebabkan
radang dan bengkak (Damara 2023).
Penyebab:
Menurut Utami (2020), menyebutkan Pneumonia merupakan infeksi
akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli) yang dapat
disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti virus, jamur dan
bakteri. Pneumonia dapat didefinisikan sebagai infeksi paru-paru
yang secara khas melibatkan ruang alveolar. Pneumonia alveolaris
dicirikan dengan peradangan pada kantung udaranya (Carvall 2022).
Pengobatan:
Pengobatan yang dapat dilakukan, yaitu dengan melakukan terapi
oksigen. Terapi oksigen diberikan sebagai upaya meningkatkan
masukan oksigen ke dalam sistem respirasi, meningkatkan daya
angkut hemodinamik dan meningkatkan daya ekstraksi O2 jaringan.
Terapi oksigen adalah pemberian tambahan oksigen untuk mencegah
dan mengatasi kondisi kekurangan oksigen jaringan. Terapi oksigen
merupakan tindakan integral pada pasien dengan gangguan oksigenasi
guna mecegah terjadinya hipoksia. Dengan meningkatnya oksigen
dalam tubuh, meningkat pula oksigen yang dibawa sel darah merah
dan hemoglobin, sehingga saturasi oksigen juga ikut meningkat.
Terapi ini dilakukan dengan tindakan memonitor kecepatan aliran
oksigen, memonitor posisi alat terapi oksigen, memonitor aliran
oksigen secara periodic dan memonitor efektifitas terapi oksigen
dengan mengukur saturasi saat oksigen dilepas dan dipasang,
memonitor kemampuan melepaskan oksigen saat makan, memonitor
tanda-tanda hipoventilasi, monitor tingkat kecemasan akibat terapi
oksigen, kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan/atau tidur
(Damara 2023).
Makroskopik/patologi anatomic:
3 Respirasi 3 Definisi:
Pneumonia Pneumonia alveolar adalah suatu kondisi peradangan pada paru-paru,
Alveolaris terutama pada alveoli. Kondisi ini bersifat akut dan alveoli akan
dipenuhi nanah sehingga mengganggu pernapasan. Pada uji daya
apung, paru-paru penderita pneumonia alveolar akan tenggelam Gambar 6. Patologi pola
karena alveoli tidak lagi menampung udara. Selain itu, bagian pneumonia interstitial
paru-paru akan berwarna kemerahan hingga hitam akibat nonspesifik (NSIP)
penumpukan darah, cairan, dan nanah di alveoli (Priestnall et al. (Hashisako dan Fukuoka 2015).
2014).
Penyebab:
Pneumonia dapat disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur. Gejala
klinis yang dapat ditemukan pada penderita pneumonia adalah sesak
napas, demam, dan takikardia.
Pengobatan:
Pengobatan dapat dilakukan dengan perawatan suportif seperti
pemberian oksigen tambahan dan terapi antimikroba jika terindikasi
adanya mikrobakteri (Tonozzi 2022).
Gambar 7. Terlihat fibrosis
seperti jaring pada septa
Makroskopik/patologi anatomic: alveolar
(Theegarten et al. 2012)
4 Respirasi 4 Definisi:
Tumor Tumor merupakan sekelompok sel-sel abnormal yang terbentuk dari
Paru-paru hasil pembelahan sel yang berlebihan dan tak terkoordinasi, bisa
bersifat jinak maupun ganas. Tumor paru adalah tumor yang memiliki
kaitan erat dengan kanker paru-paru, karena sebagian besar tumor
pada paru-paru bersifat ganas (Wiguna et al. 2021). Tumor paru-paru
pada hewan kecil umumnya terjadi di anjing maupun kucing. Anjing Gambar 9. Temuan mikroskop
yang mengalami sesak nafas, batuk, dan lesu disertai gejala lain tumor paru-paru
seperti penurunan berat badan, muntah, serta sindrom paraneoplastik (Cappelleri et al. 2022)
spesifik pada beberapa tumor. Tumor terjadi akibat perkembangan sel
epitel yang tidak terkendali dan tidak teratur pada paru-paru. Tumor
paru-paru ketika dapat berkembang dan menyebar ke lokasi lain
selain paru-paru maka dikategorikan sebagai tumor akut yang
menyebar dari pembuluh darah. Diagnosa jenis tumor hanya dapat
dilakukan setelah dilaksanakan pemeriksaan histopathology dan
pemeriksaan laboratorium lainnya pada sampel paru-paru
(Rathiymaler et al. 2018)
Penyebab:
Tumor ganas pada paru-paru dapat berasal dari tumor ganas epitel
primer saluran nafas yang dapat menginvasi struktur jaringan
disekitarnya dan berpotensi menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran
darah dan sistem limfatik (Tandi et al. 2016). Tumor paru-paru dapat
disebabkan oleh paparan bahan kimia bersifat karsinogenik,
Aspergillus terreus yang dilaporkan pernah terjadi pada anjing
german shepherd, dan kelainan genetik bawaan dari lahir (Ozmen et
al. 2015)
Pengobatan:
Pembedahan bagian paru-paru yang mengandung tumor atau sudah
menyebar dapat diobati dengan kemoterapi, radioterapi,
immunoterapi, dan terapi target (Kuehn 2018).
Makroskopik/patologi anatomic:
Stadium Kanker
Penentuan stadium tumor pada hewan berkaitan dengan penyebaran dan dampaknya terhadap jaringan sekitarnya (Chocteau et al. 2019).
Penentuan stadium atau tingkat keparahan tumor dilihat dari tumor utama, limfonodus , serta metastatisnya (Giannasi et al. 2021). Tingkat I dan
tingkat II disebut sebagai ''kelas rendah'' atau ''jinak,'' sedangkan tingkat III dan IV dianggap ''tingkat tinggi'' atau ''ganas.'' Tingkat I adalah yang
tumor yang tidak agresif dan tidak menyebar ke jaringan di sekitarnya, umumnya tumbuh cukup lambat dan dapat disembuhkan dengan operasi
bedah. Tumor tingkat II adalah tumor yang tumbuh perlahan kecuali cenderung demikian menyerang jaringan di dekatnya serta pertumbuhannya
lebih cepat dari tingkat I (Irmak 2021). Pada tumot ganas atau tingkat tinggi, tumor tingkat III merupakan tumor yang sudah tumbuh hingga
ukuran tertentu, terdiri dari beberapa tumor dan/atau telah menyebar ke limfonodus, organ, atau jaringan di dekatnya, serta memiliki
penampakan abnormal di bawah mikroskop. Terakir, tumort tingkat IV adalah tumor yang cepat menyebar atau metastasenya ke jaringan atau
organ lain yang jauh dari lokasi tumor utama (Irmak 2021).
Cara mendiagnosa atau mengetahui stadium dapat dilakukan dengan pemeriksaan awal yaitu pemeriksaan awal seperti riwayat penyakit
dan jenis kelamin, selanjutnya pemeriksaan penunjang 1) Ultrasonografi, 2) Rontgen, 3) Biopsi. Dokter dapat mengetahui stadium tumor setelah
adanya pemeriksaan diagnostik dan juga klinis, serta mengetahui cara yang tepat untuk memberi perawatan untuk penyakit tumor bergantung
pada stadium yang diderita (Pambudi 2010).
DAFTAR PUSTAKA
Baba AI, Catoi C. 2007. Comparative Oncology. Bucharest (RO): The Publishing House of
the Romanian Academy.
Bottero E, Mussi E, Raponi F, Lorenzi DD, Ruggiero P. 2021. Diagnosis and outcome of
nasal polyposis in 23 dogs treated medically or by endoscopic debridement. Can. Vet.
J. 62(7): 736-742.
Cappelleri A, Bertola L, Caniatti M, Recordati C. 2022. Diagnostic challenge in veterinary
pathology: Disseminated tumor in a young dog. Veterinary Pathology. 59(3):
394-396.
Carvall FR, Stevenson VB. 2022. Interstitial pneumonia and diffuse alveolar damage in
domestic animals. Veterinary Pathology. 59(4): 586-601.
Ceylan KC, Akpinar D, Usluer O, Unsal S, Polat H, Dinc ZA. 2011. Trakea Leiomiyomu:
Olgu sunumu. Leiomyoma of the Trachea. (13)2: 125-127.
Chocteau F, Boulay MM, Besnard F, Valeau G, Loussouarn D, Nguyen, F. 2019. Proposal for
a histological staging system of mammary carcinomas in dogs and cats. Frontiers in
Veterinary Science. 6(387): 1–13.
Damara, F. C., Pangastuti, P., Sari, E. N., & Mardianto, L. 2023. Penerapan terapi oksigen
dalam memperbaiki pertukaran gas pada pasien penumonia di rsud dr. wahidin sudiro
husodo. Ezra Science Bulletin. 1(2A): 106-113.
Fatmawati, F. 2019. Tumor Paru-Paru. In A. S. Price, M. L. Wilson, Patofisiologi Edisi 6.
2(1): 174-177. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Giannasi C, Rushton S, Rook A, Steen NVD, Venier F, Ward P, Bell R, Trevail T, Lamb V,
Eiras A, et al.. 2021. Canine thyroid carcinoma prognosis following the utilisation of
computed tomography assisted staging. Veterinary Record. 189(1): 1–9.
Girsang, R. A., Lumbanraja, W. 2022. Radiografi Thorax dengan Sangkaan Tumor Paru di
Rumah Sakit Umum Royal Prima Medan. Jurnal Medika Radiologi. 4(1): 35-41.
Guerriero M, Carbone A, Colasurdo F, Pellegrini V, Pollio AM. 2019. Sudden onset acute
liver failure in a patient with clinically occult small cell lung carcinoma: autopsy
report and review of the medical literature. Autops Case Rep [Internet]. 9(2).
https://doi.org/10.4322/acr.2019.089
Harris C, Cao C, Croce B, Cao C. 2018. Tracheal tumors. Annals of Cardiothoracic.
7(2):317. doi: 10.21037/acs.2018.02.02.
Hashisako M, and Fukuoka J. 2015. Pathology of idiopathic interstitial pneumonias. Clinical
Medicine Insights: Circulatory, Respiratory and Pulmonary Medicine. 9.
Irmak E. 2021. Multi-classification of brain tumor MRI images using deep convolutional
neural network with fully optimized framework. Iranian Journal of Science and
Technology, Transactions of Electrical Engineering. 45(3): 1015–1036.
Juwita, Amalita, N., Dewi, M. P. 2021.Faktor-Faktor Risiko yang Mempengaruhi Kanker
Paru-Paru dengan Menggunakan Analisis Regresi Logistik. Journal of Mathematics
UNP. 4(1): 38–42.
Joseph, J., Rotty, L. W. 2020. Kanker paru: laporan kasus. Medical Scope Journal. 2(1).
Kuehn NF. 2018. Cancers and Tumors of the Lung and Airway in Dogs. MSD MANUAL:
Veterinary Manual. [Diakses 28 Nov 2023].
https://www.msdvetmanual.com/dog-owners/lung-and-airway-disorders-of-dogs/canc
ers-and-tumors-of-the-lung-and-airway-in-dogs.
Moser, L., Kegler, K., Precht, C. et al. 2019. Bronchioalveolar carcinoma in an adult alpaca
(Vicugna pacos). BMC Vet Res 15. 139. https://doi.org/10.1186/s12917-019-1895-8
Odani K, Tachibana M, Nogaki F, and Tsutsumi Y. 2021. Late relapse of IgM
nephropathy‐associated nephrotic syndrome after repeated administration of immune
checkpoint inhibitor against pulmonary adenocarcinoma. Clinical Case Reports.
9(4):1917-1924.
Ozmen O, Haligur M, İpek V. 2015. Immunohistochemical expression of osteopontin in
canine and feline tumors. Revue de médecine vétérinaire. 1(2): 2-10.
Pambudi P. 2010. Early Detection of Metastatic Cancer Pain: Focus on Bone Metastase.
Priestnall SL, Mitchell JA, Walker CA, Erles K, Brownlie J. 2014. New and emerging
pathogens in canine infectious respiratory disease. Veterinary Pathology. 51(2):
492-504. doi:10.1177/0300985813511130.
Rathiymaler M, Gayathri TS, Mazlina M, Leslie TLT. 2018 .Pulmonary papillary
adenocarcinoma with Aspergillus versicolor infection in a dog. Medical Mycology
Case Reports.19(1): 25-29.
Sali, G. I. 2019. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Tn. B. T Dengan Tumor Paru Di Ruangan
Kelimutu Rsud Prof. Dr. W. Z Johannes Kota Kupang. Doctoral dissertation.
Poltekkes Kemenkes Kupang.
Sari. KD, Priosoeryanto. PB, Agungpriyono. RD, Yamaguchi. R, Uchida. K, Tateyama. S.
2013. Ultrastructural and Immunohistochemical Studies of Transplanted Canine Lung
Carcinoma Cell to Severe Combined Immunodeficiency Mice. Jurnal Veteriner.
14(4): 394-401.
Siddiqui. NA, Fuhrman. CR. 2011. Best cases from the AFIP: Pulmonary alveolar
microlithiasis. Radiographics. 31(2): 585-590.
Shoieb. 2014. Causes and lesions of fatal pneumonia in domestic cats. J. Comp. Path. 189 :
59-71.
Tandi M, Tubagus VN, Simanjuntak ML. 2016. Gambaran CT scan tumor paru di bagian
/SMF radiologi FK UNSRAT RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal e-Clinic.
4(1):10–11.
Theegarten D, Müller HM, Bonella F, Wohlschlaeger J, and Costabel U. 2012. Diagnostic
approach to interstitial pneumonias in a single centre: report on 88 cases. Diagnostic
Pathology. (7):1-12.
Tonozzi CC. 2022. Pneumonia in dogs and cats. MSD Manual: Veterinary Manual
Utami. NF. 2020. Kontribusi Faktor Lingkungan dan Perilaku terhadap Kejadian Penyakit
Pneumonia Balita. Higeia Journal of Public Health Research and Development. 4(2):
437-447.
Widyarini. S, Kristianginrum. PY, Sutrisno. B. 2022. Studi Histopatologis Tumor Pada
Hewan Kesayangan dan Hewan Liar. Jurnal Sain Veteriner. 40(1): 73-84.
Wiguna PDA, Saputra H, Dewi IGASM. 2021. Diagnosis sitologi pasien dengan diagnosis
klinis tumor paru berdasarkan berbagai metode pengambilan sampel sitologi di RSUP
SANGLAH. Jurnal Medika Udayana. 10(11): 6–9.