Self Identity
Self Identity
menerima kekhasan pribadi, peran, komitmen, orientasi dan tujuan hidup sehingga individu
tersebut mampu berperilaku sesuai kebutuhan dirinya dan harapan masyarakat (Desmita,
2005)
Secara umum dengan mengetahui Self Identity (Baroon & Doon 2003, 162-163) yang ada
pada dirinya, secara tidak langsung akan memberikan pemahaman mengenai dirinya dan
Giddens dalam Barker (2008, 175) memaparkan jika Self Identity memiliki keterkaitan
dengan apa yang dirinya pikirkan sendiri sebagai sesuatu konteks yang pribadi. Karena
menurut Giddens, self identity bukan berbentuk seperti benda yang dapat ditunjukka, tetapi
Self Identity adalah tata cara berpikir tentang dirinya sendiri. Memang dalam praktiknya, bisa
saja apa yang kita pikirkan mengenai diri kita sendiri dapat berubah dari satu sudut sisi ke
sudut sisi lainnya, dimana situasi berpengaruh besar terhadap perubahan tersebut.
Self Identity (Purwadi, 2004 : 47-48) terdiri berdasarkan dua dimensi, yaitu eksplorasi dan
komitmen. Eksplorasi merupakan suatu aktivitas yang dilakukan untuk mencari nilai, dan
tujuan hidup seseorang. Sedangkan komitmen merupakan suatu sikap yang cenderung
Baroon, R. A. & Donn Bryne. (2003). Psikologi Sosial Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Barker, C. (2008). Cultural Studies Teori & Praktek. Yogyakarta: Kreasi Wacana