Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH BAHASA INDONESIA

KENAKALAN REMAJA

Peran Lingkungan Sosial dalam Perkembangan Kenakalan Remaja

(Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Bahasa Indonesia)

KELOMPOK 4 :

1. Intan Nabila
2. Jauza Naura
3. Muhammad Raivata H.
4. Ade Achmad Suryana
5. Khansa Raihan Yusuf

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang dengan limpahan rahmat,
hidayah, dan karunia-Nya, telah melapangkan jalan bagi penulis untuk menyelesaikan
makalah ini berjudul "Peran Lingkungan Sosial dalam Perkembangan Kenakalan Remaja".
Makalah ini menjadi salah satu tonggak penting dalam perjalanan akademik penulis di
Universitas Islam Bandung.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk menggali, menganalisis, dan mendalami
konsep-konsep yang terkait dengan kenakalan remaja. Harapannya, makalah ini akan
memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada pembaca mengenai aspek-aspek
krusial yang berkaitan dengan fenomena tersebut.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasih sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan inspirasi selama proses
penulisan makalah ini. Bimbingan, arahan, dan masukan dari berbagai sumber telah
memberikan kontribusi berharga dalam menghasilkan makalah ini.
Semoga makalah ini bukan hanya menjadi karya tulis semata, melainkan juga sumber
pengetahuan yang bermanfaat bagi pembaca yang ingin menjelajahi lebih dalam mengenai
kenakalan remaja. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan guna
perbaikan dan pengembangan ke depannya.
Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat memberikan kontribusi positif bagi
perkembangan ilmu pengetahuan, serta menjadi bahan referensi yang berguna. Terima kasih
atas perhatian dan kesempatan yang diberikan. Semoga makalah ini dapat menjadi pijakan
untuk pemahaman lebih mendalam tentang peran lingkungan sosial dalam perkembangan
kenakalan remaja.
Bandung ,3 Januari 2024

Hormat Kami

i
ABSTRAK
Makalah ini menggali kompleksitas fenomena kenakalan remaja dalam konteks
perubahan sosial dan dinamika masyarakat modern. Dalam latar belakang yang semakin
kompleks ini, pemahaman terhadap peran lingkungan sosial menjadi kunci untuk
merumuskan solusi pencegahan dan penanganan yang tepat. Fokus utama pengkajian ini
adalah untuk menganalisis faktor-faktor lingkungan sosial yang berkontribusi pada
perkembangan kenakalan remaja, melibatkan perubahan nilai-nilai budaya, dinamika
teknologi, dan interaksi yang semakin kompleks antara remaja dan lingkungan sosial mereka.
Penilaian dampak kenakalan remaja dari perspektif sosial, psikologis, dan ekonomis
juga menjadi fokus utama dalam pengkajian ini. Dengan mengeksplorasi konsekuensi dari
perilaku kenakalan remaja, pengkajian ini bertujuan untuk memberikan wawasan yang lebih
luas tentang bagaimana fenomena ini dapat membentuk dan memengaruhi kehidupan
masyarakat secara menyeluruh. Pemahaman mendalam ini diharapkan dapat membimbing
formulasi solusi pencegahan dan penanganan yang lebih komprehensif.
Selanjutnya, pengkajian ini merespon urgensi untuk memahami peran lingkungan
sosial dalam fenomena kenakalan remaja dengan pendekatan yang lebih kompleks dan
holistik. Evaluasi mendalam terhadap perubahan nilai-nilai budaya dan dinamika interaksi
remaja di dalam masyarakat modern diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam
menyusun strategi yang efektif untuk mencegah dan menanggulangi kenakalan remaja.
Dengan demikian, pengkajian ini tidak hanya berfungsi sebagai refleksi mendalam terhadap
permasalahan yang dihadapi, tetapi juga sebagai langkah menuju pemahaman yang lebih utuh
dan solusi yang lebih efektif dalam menghadapi tantangan kenakalan remaja.

ii
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
ABSTRAK.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2
1.2 Tujuan Pengkajian............................................................................................................2
1.3 Lingkup Kajian.................................................................................................................2
1.4 Metode Penelitian.............................................................................................................2
Bab II..........................................................................................................................................3
KAJIAN TEORI.........................................................................................................................3
2.1 Perkembangan Kenakalan Remaja...................................................................................3
2.2 Teori Perilaku Devian.......................................................................................................3
2.3 Lingkungan Sosial Sebagai Faktor Pengaruh..................................................................5
2.4 Perubaha Nilai Budaya dan Modernisasi.........................................................................6
2.5 Interaksi Media Sosial dan Kenakalan Remaja................................................................7
2.6 Model Pengaruh Lingkungan Sosial................................................................................7
2.7 Perspektif Nilai Budaya dan Agama...............................................................................8
2.8 Tinjauan Terhadap Penelitian Terdahulu..........................................................................9
BAB III.....................................................................................................................................11
KOMPILASI DATA.................................................................................................................11
3.1 Identifikasi Profil Responden dari Sumber Literatur Digital.........................................11
3.2 Analisis Faktor-Faktor Lingkungan Sosial dari Sumber Web........................................11
3.3 Pengolahan Analisis Statistik Online.............................................................................13
3.4 Penelusuran Berita Daring tentang Kenakalan Remaja.................................................14
BAB IV....................................................................................................................................15
PEMBAHASAN......................................................................................................................15
4.1 Pengaruh Keluarga dalam Perkembangan Kenakalan Remaja......................................15
4.2 Dinamika Pertemanan....................................................................................................16
4.3 Pengaruh Sekolah dalam Perkembangan Kenakalan Remaja........................................17
4.4 Pengaruh Media dalam Perkembangan Kenakalan Remaja..........................................18

iii
BAB V......................................................................................................................................20
PENUTUP................................................................................................................................20
5.1 Kesimpulan....................................................................................................................20
5.2 Saran...............................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................22

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam konteks perubahan sosial dan dinamika masyarakat modern, kenakalan remaja
menjadi sebuah fenomena kompleks yang menantang. Perubahan nilai-nilai budaya,
perkembangan teknologi, dan interaksi yang semakin kompleks antara remaja dengan
lingkungan sosialnya menambah kompleksitas dalam memahami dan menanggulangi
perilaku kenakalan remaja. Lingkungan sosial, sebagai bagian integral dari kehidupan remaja,
memegang peran yang signifikan dalam membentuk dan memengaruhi perkembangan
perilaku mereka. Oleh karena itu, pemahaman mendalam terkait peran lingkungan sosial
dalam membentuk kenakalan remaja menjadi esensial untuk merumuskan strategi
pencegahan dan penanganan yang tepat sesuai dengan dinamika masyarakat modern.
Pentingnya pemahaman mendalam tentang faktor-faktor lingkungan sosial yang
berperan dalam kenakalan remaja menjadi dasar pengkajian ini. Fenomena ini tidak hanya
mencerminkan kondisi internal remaja, tetapi juga dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal
yang bersumber dari lingkungan sosialnya. Selain itu, penilaian dampak dari perilaku
kenakalan remaja menjadi krusial untuk merinci konsekuensi yang mungkin timbul di
berbagai aspek kehidupan masyarakat. Dengan menggali lebih dalam aspek-aspek ini,
diharapkan pengkajian ini dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam merumuskan
strategi pencegahan dan penanganan yang holistik dan berkelanjutan.
Selanjutnya, pengkajian ini merespon urgensi untuk merinci peran lingkungan sosial
dalam fenomena kenakalan remaja dengan pendekatan yang lebih kompleks. Evaluasi
mendalam terhadap perubahan lingkungan sosial, nilai-nilai budaya, dan interaksi remaja
dalam masyarakat modern akan memberikan wawasan yang lebih luas dan kompleks. Dengan
demikian, diharapkan pengkajian ini dapat membuka ruang untuk pemikiran baru dan solusi
yang lebih efektif dalam mengatasi tantangan yang dihadapi oleh remaja dan masyarakat
dalam menghadapi kenakalan remaja.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor-faktor lingkungan sosial yang berpotensi mempengaruhi dan membentuk
perilaku kenakalan remaja dalam konteks masyarakat modern?
2. Bagaimana dampak kenakalan remaja dapat dianalisis secara komprehensif, baik dari segi
sosial, psikologis, maupun ekonomis?
3. Apa strategi pencegahan dan penanganan yang efektif dapat dirumuskan berdasarkan
identifikasi faktor-faktor lingkungan sosial yang memainkan peran kunci dalam
perkembangan kenakalan remaja?
1.2 Tujuan Pengkajian
1. Menganalisis Faktor-Faktor Lingkungan Sosial yang Mempengaruhi Kenakalan Remaja
2. Mengevaluasi Dampak Kenakalan Remaja
3. Merumuskan Strategi Pencegahan dan Penanganan Efektif:
1.3 Lingkup Kajian
Lingkup kajian ini mencakup pemahaman yang mendalam terkait peran lingkungan
sosial dalam perkembangan kenakalan remaja, dengan fokus pada dinamika masyarakat
modern. Lingkup kajian melibatkan identifikasi faktor-faktor lingkungan sosial yang
berkontribusi pada kenakalan remaja, termasuk perubahan nilai-nilai budaya, dampak
teknologi, dan kompleksitas interaksi antara remaja dan lingkungan mereka. Selain itu, kajian
ini juga akan mengeksplorasi dampak perilaku kenakalan remaja di berbagai aspek kehidupan
sosial, psikologis, dan ekonomis.
Selanjutnya, lingkup kajian melibatkan penilaian mendalam terhadap solusi
pencegahan dan penanganan yang dapat diintegrasikan dengan faktor-faktor lingkungan
sosial yang telah diidentifikasi. Dengan demikian, kajian ini akan memberikan pandangan
yang lebih komprehensif dan holistik terkait peran lingkungan sosial dalam memahami serta
mengatasi kenakalan remaja. Keseluruhan kajian ini akan diarahkan untuk memberikan
wawasan yang lebih mendalam dan relevan bagi pemangku kepentingan, termasuk pihak-
pihak yang terlibat dalam pembuatan kebijakan, praktisi sosial, dan masyarakat umum, guna
mengatasi dampak negatif dari fenomena kenakalan remaja.
1.4 Metode Penelitian
1. Pencarian Literatur Digital
2. Analisis Konten Sumber Web
3. Analisis Statistik Online
4. Penelusuran Berita Daring

2
3
Bab II

KAJIAN TEORI
2.1 Perkembangan Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja dapat didefinisikan sebagai perilaku menyimpang yang dilakukan
oleh individu yang berusia antara 12 hingga 20 tahun. Perilaku ini dapat mencakup tindakan
kriminal, penyalahgunaan zat, pergaulan bebas, dan tindakan agresif. Perkembangan
kenakalan remaja dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk faktor psikologis, sosial, dan
lingkungan.
Menurut penelitian, masa remaja dikenal sebagai fase rentan dalam perkembangan, di
mana terjadi transisi fisik, psikologis, dan sosial. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kenakalan remaja meliputi aspek psikologis seperti intelegensi, kepribadian, motivasi, konflik
batin, dan emosi, serta aspek sosial dan lingkungan seperti pergaulan teman sebaya,
lingkungan keluarga, dan lingkungan social.
Studi juga menyoroti kompleksitas perkembangan remaja, yang tidak dapat
disamaratakan dalam satu model perkembangan. Perhatian khusus saat ini terfokus pada
konteks sosial-budaya, termasuk budaya, etnisitas, dan gender, yang memengaruhi perilaku
dan masalah remaja. 1
2.2 Teori Perilaku Devian
Teori perilaku devian menjelaskan bagaimana individu dapat menyimpang dalam
berbagai situasi. Berikut ini adalah beberapa teori yang relevan dengan perilaku devian yang
dapat mempengaruhi kenakalan remaja:
1. Teori Strain
Menyatakan bahwa perbedaan antara situasi dan sifat individu dapat menyebabkan
stres dan ketidaknyamanan, yang mungkin mengarah pada perilaku devian.
2. Teori Kontrol Sosial
Menyatakan bahwa individu yang merasa kurangnya kontrol over themen (misalnya,
karena konflik dengan orangtua atau situasi yang ketidaknyaman) dapat mengalami perilaku
devian sebagai cara untuk mengatasi rasa tersebut.
3. Teori Labeling
Menyatakan bahwa persepsi dan etiketas yang diberikan pada individu dapat
mempengaruhi bagaimana mereka berperilaku, dan bahwa perilaku devian dapat terjadi
sebagai respons terhadap label yang diberikan. 1

4
Faktor-faktor internal dan eksternal yang dapat memicu kenakalan remaja meliputi:
1. Faktor Biologis
Terhambatnya perkembangan kognitif, perubahan fisik dan psikis, serta rentan
terhadap masalah emosional dan sosial.
2. Faktor Sosial
Konflik batin, emosi, dan hubungan teman sebaya, serta lingkungan keluarga dan
sosial.
3. Faktor Lingkungan
Budaya, etnisitas, dan gender, yang mempengaruhi perilaku dan masalah remaja.
Meskipun teori-teori perilaku devian memberikan kerangka kerja yang lebih pahaman tentang
perilaku kenakalan remaja, penting untuk diingat bahwa perilaku devian bukanlah karena satu
teori saja. Sebagian besar perilaku devian yang dialami oleh remaja mungkin disebabkan oleh
kombinasi faktor internal dan eksternal yang berbeda. 2
Beberapa teori lain yang relevan dengan perilaku devian dan kenakalan remaja
meliputi:
1. Teori Sikap Pribadi
Menjelaskan bagaimana individu menyesuaikan perilaku dengan sikap mereka
tentang diri sendiri dan sikap yang diterima oleh masyarakat.
2. Teori Konflik
Menyatakan bahwa konflik batin dan emosi negatif dapat mengarah pada perilaku
devian, termasuk kenakalan remaja.
3. Teori Pengaruh Peer
Menyatakan bahwa perilaku yang diberikan oleh teman sebaya dapat mempengaruhi
perilaku individu, termasuk pada remaja.
Meskipun teori-teori ini memberikan kerangka kerja yang lebih komprehensif tentang
perilaku kenakalan remaja, penting untuk diingat bahwa teori-teori ini bukanlah satu-satun
yang mencakup semua aspek perilaku kenakalan remaja. Sebagian besar perilaku kenakalan
remaja mungkin disebabkan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal yang berbeda, serta
mempengaruhi oleh berbagai teori yang berbeda. 3

5
2.3 Lingkungan Sosial Sebagai Faktor Pengaruh
Lingkungan sosial termasuk keluarga, sekolah, teman sebaya, dan media, memiliki
peran yang signifikan dalam membentuk perilaku remaja. Setiap elemen lingkungan sosial ini
dapat berkontribusi secara unik terhadap perkembangan remaja, memengaruhi nilai-nilai,
norma, dan pola perilaku yang akan mereka pilih.
1. Keluarga
Lingkungan keluarga menjadi fondasi utama bagi pembentukan karakter remaja.
Pola asuh yang diterapkan oleh orangtua, tingkat dukungan emosional, dan kualitas hubungan
keluarga memainkan peran penting dalam membentuk nilai-nilai moral dan perilaku remaja.
Interaksi sehari-hari di dalam keluarga dapat membentuk pola komunikasi dan respon
terhadap situasi tertentu. 4
2. Sekolah
Sekolah, sebagai lingkungan formal untuk pendidikan, memberikan pengaruh besar
pada perilaku remaja. Selain aspek pendidikan, struktur sosial di sekolah, norma-norma yang
diterapkan, dan interaksi dengan rekan sekelas dan guru juga dapat membentuk perilaku
remaja. Proses sosialisasi di sekolah dapat membentuk identitas dan perilaku sosial remaja.
3. Teman Sebaya
Teman sebaya berperan dalam menyediakan lingkungan sosial di luar keluarga dan
sekolah. Interaksi dengan teman sebaya dapat membentuk sikap, minat, dan perilaku remaja.
Pengaruh teman sebaya dapat bersifat positif atau negatif, tergantung pada nilai-nilai dan
perilaku yang diterapkan oleh kelompok teman tersebut. 5
4. Media
Media, dengan segala bentuknya, menjadi sumber informasi yang kuat bagi remaja.
Program TV, film, musik, dan internet memberikan model perilaku, nilai-nilai, dan norma
sosial yang dapat memengaruhi cara remaja memahami dunia dan meresponnya. Oleh karena
itu, media memiliki potensi untuk membentuk persepsi dan perilaku remaja. 3
Kesadaran akan pengaruh lingkungan sosial membantu merinci faktor-faktor yang
dapat mendukung atau menghambat perkembangan remaja. Upaya pencegahan dan intervensi
terhadap kenakalan remaja perlu mempertimbangkan peran setiap elemen lingkungan sosial
ini dan bagaimana mereka saling berinteraksi dalam membentuk perilaku remaja. 6

6
2.4 Perubaha Nilai Budaya dan Modernisasi
Perubahan nilai budaya dan modernisasi memberikan dampak yang substansial
terhadap perilaku remaja dan cara mereka merespons lingkungan sekitarnya. Pertama-tama,
modernisasi, dengan konsep pikiran terbuka yang diperkenalkannya, menjadi pendorong
masyarakat untuk menjadi lebih terbuka terhadap pengalaman baru dan mengejar
pengetahuan yang lebih luas. Dengan demikian, remaja sebagai bagian integral dari
masyarakat mengalami perubahan dalam cara mereka menanggapi dan menghadapi
keanekaragaman budaya serta lingkungan sosial yang semakin dinamis. 7
Perubahan sikap dan mentalitas masyarakat, yang terkait erat dengan modernisasi,
membentuk pola pikir remaja dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Perubahan ini
menciptakan paradigma baru dalam pengambilan keputusan sehari-hari, memengaruhi nilai-
nilai yang dijunjung tinggi, dan menciptakan dinamika hubungan antarindividu. Seiring
dengan itu, efisiensi kerja yang menjadi tujuan modernisasi untuk meningkatkan
produktivitas dan menciptakan nilai tambah juga turut memengaruhi perilaku remaja,
khususnya dalam konteks pekerjaan dan kewirausahaan.
Modernisasi juga berdampak pada organisasi tinggi dalam masyarakat, yang pada
gilirannya mempengaruhi struktur sosial dan interaksi antarremaja. Perubahan ini dapat
menciptakan kesempatan baru untuk kolaborasi dan pertumbuhan bersama, tetapi juga
membawa tantangan terkait penyesuaian terhadap perubahan-perubahan tersebut. Pemusatan
wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial sebagai efek dari modernisasi dapat
mengubah cara remaja berpartisipasi dalam keputusan publik dan respons terhadap
lingkungan sekitarnya. Di tengah dinamika ini, kebijakan penguasa yang dipengaruhi oleh
perubahan nilai dan norma masyarakat juga menjadi faktor krusial yang membentuk respon
remaja terhadap lingkungan mereka. Dengan segala kompleksitasnya, perubahan nilai budaya
dan modernisasi membawa dampak positif dan negatif terhadap perilaku remaja dan cara
mereka merespons lingkungannya. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk
menghadapi perubahan ini dengan sikap terbuka dan adaptif, menggalakkan dialog
antargenerasi, serta membangun nilai-nilai yang relevan dengan perkembangan zaman dan
teknologi agar dapat menjaga keseimbangan antara tradisi dan modernitas. 7

7
2.5 Interaksi Media Sosial dan Kenakalan Remaja
Media sosial memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk perilaku
remaja dan memiliki potensi untuk memberikan kontribusi terhadap kenakalan remaja.
Sejumlah temuan dari penelitian dan kajian ilmiah menyoroti adanya hubungan erat antara
interaksi remaja dengan media sosial dan berbagai perilaku yang mungkin berkembang dari
interaksi tersebut. Dampak negatif yang dapat muncul dari media sosial termasuk ekspresi
online dari perilaku offline, seperti bullying dan pelecehan seksual. Fenomena ini
menunjukkan bahwa perilaku buruk yang mungkin terjadi dalam kehidupan sehari-hari
remaja dapat dipindahkan dan diekspresikan melalui platform media sosial. 8
Selain itu, media sosial juga dapat memengaruhi dan memfasilitasi interaksi sosial,
baik secara daring maupun luring, dan pada saat yang sama menciptakan jarak sosial
antarindividu. Kondisi ini dapat mempengaruhi cara remaja berkomunikasi dan berinteraksi
dalam kehidupan sehari-hari, serta memberikan dampak terhadap perkembangan sosial
mereka. Temuan lain menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara media sosial dan
kenakalan remaja di usia sekolah menengah pertama. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
muda usia remaja, semakin besar potensi kontribusi media sosial terhadap perilaku yang tidak
diinginkan.
Dengan demikian, pemahaman tentang interaksi media sosial dengan perilaku remaja
menjadi sangat penting. Meskipun terdapat dampak negatif, media sosial juga dapat
memberikan dampak positif dalam membentuk perilaku remaja, seperti peningkatan
keterampilan komunikasi dan koneksi sosial. Oleh karena itu, upaya untuk mengurangi
kemungkinan kontribusi media sosial terhadap kenakalan remaja perlu mencakup pendekatan
yang seimbang, di mana pemahaman mendalam tentang dinamika interaksi tersebut dapat
membantu merancang strategi yang lebih efektif dalam penggunaan media sosial oleh remaja.
2.6 Model Pengaruh Lingkungan Sosial
Model-model pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku remaja memberikan
gambaran mendalam tentang kompleksitas interaksi antara berbagai faktor lingkungan dan
dampaknya pada kenakalan remaja. Beberapa model konseptual mencakup aspek-aspek kunci
yang memberikan pengaruh signifikan terhadap perkembangan remaja, termasuk lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan teman sebaya, media sosial dan komunikasi, serta
lingkungan masyarakat. 9
Lingkungan keluarga, sebagai lingkungan pertama dan utama bagi remaja, memiliki
peran sentral dalam membentuk kepribadian mereka. Orang tua, sebagai mentor pertama,

8
dapat memberikan pengaruh yang kuat, baik positif maupun negatif, terhadap perkembangan
remaja. Lingkungan keluarga juga menjadi landasan untuk pembentukan nilai-nilai dan
norma-norma yang dapat membentuk perilaku remaja dalam berbagai situasi.
Lingkungan sekolah juga memainkan peran signifikan dalam perkembangan remaja,
baik dari segi pendidikan maupun pengalaman sosial mereka. Suasana sekolah yang kondusif
dapat memberikan pengaruh positif terhadap prestasi akademis dan moral remaja. Faktor-
faktor seperti kebijakan sekolah, kualitas pengajaran, dan interaksi antara guru dan siswa
dapat membentuk lingkungan sekolah yang mendukung perkembangan remaja.
Lingkungan teman sebaya memiliki dampak penting pada perkembangan sosial
remaja. Hubungan dengan teman sebaya dapat memengaruhi sikap, pembicaraan, minat,
penampilan, dan perilaku remaja. Keinginan untuk diterima oleh teman-teman sebaya dapat
memengaruhi pilihan dan perilaku remaja dalam berbagai konteks.
Lingkungan masyarakat, sebagai tingkat yang lebih luas, turut memainkan peran
dalam membentuk perilaku remaja. Perubahan sosial budaya, seperti yang terjadi akibat
modernisasi, dapat mempengaruhi tata nilai dan sikap remaja, yang selanjutnya memengaruhi
cara remaja berinteraksi dengan lingkungan mereka.
Dalam rangka mengurangi kemungkinan kontribusi lingkungan sosial terhadap
kenakalan remaja, penting untuk memahami dampak-dampak kompleks dari berbagai faktor
lingkungan tersebut. Pengembangan sikap yang sesuai dengan perkembangan zaman dan
teknologi menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan
positif remaja dan mengurangi potensi kontribusi terhadap perilaku kenakalan.
2.7 Perspektif Nilai Budaya dan Agama
Nilai budaya dan agama memiliki peran yang signifikan dalam membentuk perilaku
remaja. Faktor-faktor ini dapat memberikan landasan moral dan etika yang memandu remaja
dalam menghadapi berbagai situasi kehidupan sehari-hari. Perilaku remaja sering kali
tercermin dari nilai-nilai keagamaan yang mereka anut dan keyakinan budaya yang diwarisi
dari lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar mereka.
Dalam konteks keagamaan, nilai-nilai seperti tobat, zuhud, sabar, tawakal, tawadlu,
dan wara' dapat membentuk landasan moral yang kuat bagi perilaku remaja. Ketika remaja
menginternalisasi nilai-nilai ini, mereka cenderung mengambil keputusan yang lebih
bijaksana dan menghindari perilaku kenakalan. Penelitian mendukung ide bahwa keterlibatan
remaja dalam praktik keagamaan dapat menjadi pelindung yang kuat terhadap kemungkinan
terjerumus ke dalam perilaku negatif. 10

9
Selain itu, lingkungan sekitar remaja juga turut berperan dalam membentuk perilaku
keagamaan mereka. Keluarga, sebagai lingkungan pertama, memiliki pengaruh besar dalam
membentuk identitas agama remaja. Sekolah, teman sebaya, dan masyarakat juga memiliki
dampak yang signifikan. Pendidikan agama di sekolah, dukungan teman sebaya yang
memiliki nilai-nilai serupa, dan norma-norma masyarakat yang mendorong kepatuhan
terhadap nilai-nilai keagamaan dapat memperkuat landasan moral remaja.
Dalam konteks pencegahan kenakalan remaja, nilai budaya dan agama memainkan
peran kunci. Masyarakat perlu aktif dalam menanamkan dan memelihara nilai-nilai
keagamaan ini pada remaja. Penciptaan lingkungan yang mendukung perkembangan nilai-
nilai tersebut menjadi esensial. Pendidikan agama yang baik, dialog antargenerasi tentang
nilai-nilai keagamaan, dan dukungan masyarakat yang konsisten dapat membantu
membentuk perilaku remaja yang positif dan mencegah terjadinya kenakalan remaja. Oleh
karena itu, kesadaran akan peran nilai budaya dan agama dalam membentuk perilaku remaja
menjadi sangat penting dalam upaya pencegahan kenakalan remaja. 11
2.8 Tinjauan Terhadap Penelitian Terdahulu
Berdasarkan rangkuman temuan-temuan penelitian terdahulu yang relevan dengan
peran lingkungan sosial dalam kenakalan remaja, dapat disimpulkan bahwa lingkungan sosial
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku remaja. Temuan ini mencakup
lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya, media sosial, dan masyarakat sebagai faktor-
faktor utama yang memainkan peran penting dalam membentuk perilaku remaja. Lingkungan
sosial tersebut tidak hanya memengaruhi perilaku remaja secara individual, tetapi juga dapat
berkontribusi terhadap timbulnya kenakalan remaja.
Lingkungan keluarga, sebagai lingkungan pertama dan utama bagi remaja, memiliki
dampak yang kuat terhadap perkembangan kepribadian dan nilai-nilai remaja. Interaksi
dengan orang tua dan pola asuh yang diterapkan dapat membentuk landasan moral remaja,
namun juga memiliki potensi untuk memicu kenakalan jika terjadi ketidakseimbangan atau
kurangnya pengawasan.
Sekolah sebagai lingkungan pendidikan dan sosialisasi juga memiliki peran dalam
membentuk perilaku remaja. Faktor-faktor seperti kebijakan sekolah, kualitas pengajaran, dan
hubungan interpersonal di sekolah dapat memengaruhi suasana belajar dan perilaku remaja.

10
Teman sebaya dan media sosial juga menjadi aspek penting dalam lingkungan sosial
remaja. Interaksi dengan teman sebaya dapat memberikan pengaruh positif atau negatif
tergantung pada nilai-nilai yang dipegang bersama. Media sosial, sebagai platform
komunikasi yang semakin dominan, dapat memengaruhi pola pikir dan perilaku remaja
melalui eksposur terhadap berbagai informasi dan norma sosial.
Lingkungan masyarakat, pada tingkat yang lebih luas, turut memainkan peran dalam
membentuk perilaku remaja. Nilai budaya dan agama yang dianut oleh masyarakat dapat
memengaruhi norma-norma sosial dan moral remaja.
Meskipun telah ada temuan-temuan penelitian yang menyoroti pengaruh lingkungan
sosial terhadap kenakalan remaja, masih terdapat kekosongan pengetahuan terkait dengan
interaksi kompleks antara berbagai faktor lingkungan dan dampaknya pada kenakalan remaja.
Oleh karena itu, diperlukan pengembangan kerangka penelitian yang dapat mengidentifikasi
faktor-faktor lingkungan sosial secara holistik, sehingga dapat memberikan kontribusi pada
pemahaman praktis dan kebijakan pencegahan serta penanganan kenakalan remaja secara
efektif. 12

11
BAB III

KOMPILASI DATA
3.1 Identifikasi Profil Responden dari Sumber Literatur Digital
Berdasarkan hasil pencarian, berikut adalah beberapa profil responden yang
diidentifikasi melalui sumber literatur digital:
1. Usia
Responden dalam penelitian terkait memiliki berbagai usia, mulai dari remaja anak-
anak tengah hingga remaja dewasa. Usia ini mempengaruhi cara responden berinteraksi dan
menjawab pertanyaan penelitian.
2. Jenis Kelamin
Dalam penelitian terkait, responden memiliki jenis kelamin yang berbeda, seperti
laki-laki. Jenis kelamin ini mempengaruhi cara responden berinteraksi dan menjawab
pertanyaan penelitian.
3. Agama Responden
dalam penelitian terkait memiliki agama yang berbeda, seperti Muslim, Katolik,
Protestan, dan lainnya. Agama ini mempengaruhi cara responden berinteraksi dan menjawab
pertanyaan penelitian
Dari profil responden yang diidentifikasi melalui sumber literatur digital, kita dapat
menganalisis karakteristik responden dan mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan sosial
yang berkontribusi terhadap kenakalan remaja.
3.2 Analisis Faktor-Faktor Lingkungan Sosial dari Sumber Web
Berdasarkan hasil pencarian, terdapat beberapa sumber literatur digital yang relevan
dengan peran lingkungan sosial dalam perkembangan kenakalan remaja. Berikut adalah
beberapa sumber literatur digital yang diidentifikasi:
1. Wawasan: Jurnal Kediklatan Balai Diklat Keagamaan Jakarta
Sumber literatur ini membahas pengaruh media sosial dan lingkungan sosial sekolah
terhadap perilaku religius siswa. Analisis korelasi dan regresi digunakan untuk menjelaskan
pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku religius siswa.
2. Jurnal Penelitian Bimbingan dan Konseling
Sumber literatur ini membahas dampak media sosial terhadap interaksi sosial pada
remaja. Analisis kajian sistematis digunakan untuk menjelaskan dampak media sosial
terhadap interaksi sosial pada remaja.

12
13
3. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa
Sumber literatur ini membahas faktor lingkungan sosial penyebab anak tidak
melanjutkan pendidikan ke SMP di Desa Setalik. Analisis faktor lingkungan keluarga,
lingkungan pergaulan teman sebaya, dan lingkungan masyarakat sekitar digunakan untuk
menjelaskan faktor penyebab anak tidak melanjutkan pendidikan ke SMP.
4. Scribd
Sumber literatur ini membahas analisis faktor lingkungan sosial penyebab anak tidak
melanjutkan pendidikan ke SMP di Desa Setalik. Analisis faktor lingkungan keluarga,
lingkungan pergaulan teman sebaya, dan lingkungan masyarakat sekitar digunakan untuk
menjelaskan faktor penyebab anak tidak melanjutkan pendidikan ke SMP.
Dari sumber-sumber literatur digital tersebut, dapat ditemukan analisis faktor-faktor
lingkungan sosial yang berkontribusi terhadap kenakalan remaja, seperti lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan media. Oleh karena itu, sumber-
sumber literatur digital tersebut dapat digunakan sebagai referensi untuk mengidentifikasi
faktor-faktor lingkungan sosial yang berkontribusi terhadap kenakalan remaja.

14
3.3 Pengolahan Analisis Statistik Online
Komposisi remaja pelaku tindak pidana atau remaja nakal menurut jenis kelamin
secara rinci disajikan pada Tabel. Dari tabel tersebut nampak bahwa keberadaan remaja nakal
laki-laki (93,5 persen) lebih dominan jika dibandingkan dengan remaja nakal perempuan (6,5
persen). Dominasi kaum laki-laki di dunia kriminalitas ini merupakan fenomena umum yang
ditemukan di berbagai negara termasuk Indonesia. Seperti yang dikatakan oleh Kartono
(1997) bahwa meskipun kejahatan dapat dilakukan oleh siapapun juga, namun pada
umumnya yang lebih dominan dalam dunia kejahatan adalah kaum pria.
Laporan tahunan Mabes Polri menunjukkan bahwa dari sebanyak 278.537 orang yang
terlibat perkara tindak pidana selama tahun 2009, sebanyak 272.324 orang (98,5 persen)
adalah kaum laki-laki dan sebanyak 4.213 orang lainnya (1,5 persen) adalah perempuan.
Tabel juga menyajikan komposisi remaja pelaku tindak pidana/remaja nakal menurut umur.
Dari tabel tersebut nampak bahwa jumlah/persentase remaja pelaku tindak pidana cenderung
semakin meningkat seiring dengan semakin meningkatnya umur. Dari Tabel nampak bahwa
persentase remaja pelaku tindak pidana yang telah berumur 13 tahun dan 14 tahun masing-
masing hanya sebesar 8,0 persen dan 8,5 persen. Persentase tersebut untuk remaja yang
berumur 16 tahun dan 17 tahun masing-masing mencapai sebesar 29,5 persen dan 38,0
persen. 13

Merujuk pada pengelompokkan remaja/masa remaja yang secara umum digunakan


oleh para pakar (lihat antara lain Monks, Knoers dan Haditono dalam Deswita, 2006),
kelompok usia 16 – 17 tahun diklasifikasikan sebagai masa remaja pertengahan. Remaja pada
masa ini umumnya sedang banyak mengalami perubahan biologis, kognitif, dan sosial

15
emosional. Masa ini juga merupakan masa kritis bagi remaja, selain mereka mulai mencoba
dan meniru perbuatan teman-teman bergaulnya, mereka juga mulai menyukai lawan jenisnya.
Melalui interaksi sosial timbal balik dengan lingkungan pergaulan yang kurang baik,
mereka akan mudah tergoda untuk melakukan berbagai kenakalan atau perbuatan tindak
pidana. Komposisi remaja pelaku tindak pidana menurut umur seperti yang disajikan pada
Tabel 4.1.1 secara faktual mendukung fenomena tersebut. Lingkungan pendidikan (formal)
juga turut berperan dalam menentukan pembentukan perilaku dan kepribadian remaja.
Sejalan dengan fungsinya, lembaga pendidikan tidak hanya untuk menghasilkan manusia-
manusia yang cerdas semata, namun juga menghasilkan manusia yang berakhlak dan berbudi
luhur. Searah dengan itu, materi pelajaran yang diberikan tidak hanya berorientasikan pada
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) semata, namun juga mencakup pembelajaran
tentang iman dan ketaqwaan (IMTAQ). Namun demikian, biaya pendidikan yang relatif
mahal, mengakibatkan tidak semua anak dan remaja dapat memperoleh pendidikan yang
layak. (Statistik, 2010).
3.4 Penelusuran Berita Daring tentang Kenakalan Remaja
Berdasarkan hasil penelusuran, terdapat beberapa berita daring yang relevan dengan
kenakalan remaja. Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Kompas.id
Berita ini membahas tentang remaja Jakarta yang terjerat dalam tindakan kriminal
setelah terlibat dalam gim daring. Berita ini memberikan gambaran tentang bagaimana
lingkungan sosial dapat mempengaruhi perilaku remaja.
2. Digilib UNS
Berita ini membahas tentang hubungan antara kesepian dan kecenderungan
kecanduan internet dengan kemampuan interaksi sosial pada remaja pengguna warung
internet. Berita ini memberikan gambaran tentang bagaimana faktor lingkungan sosial dapat
mempengaruhi perilaku remaja.
3. Wawasan: Jurnal Kediklatan Balai Diklat Keagamaan Jakarta
Berita ini membahas tentang pengaruh media sosial dan lingkungan sosial sekolah
terhadap perilaku religius siswa. Berita ini memberikan gambaran tentang bagaimana
lingkungan sosial dapat mempengaruhi perilaku remaja dalam konteks agama.
4. Jurnal Bayani

16
Berita ini membahas tentang krisis identitas agama pada usia remaja. Berita ini
memberikan gambaran tentang bagaimana faktor lingkungan sosial dapat mempengaruhi
identitas agama remaja.

17
BAB IV

PEMBAHASAN
4.1 Pengaruh Keluarga dalam Perkembangan Kenakalan Remaja
A.Peran Orang Tua dalam Perkembangan Kenakalan Remaja:
1. Pola Asuh Orang Tua
Analisis tentang bagaimana pola asuh orang tua dapat membentuk perilaku remaja.
Penelitian menunjukkan bahwa orang tua yang memantau kondisi anaknya dengan baik akan
lebih mampu merespon kebutuhan anak dengan termasuk memberikan dukungan terhadap
anaknya, kepercayaan anak terhadap orang tua, kesiapan anak untuk berkomunikasi dengan
orang tua, dan kepuasan anak terhadap kontrol yang di lakukan oleh orang tua.
Demikian kualitas hubungan orang tua-anak merupakan tingkatan hubungan orang tua
dan anak dalam sehingga menimbulkan keterbukaan dan ketanggapan satu sama lain.
Keterbukaan untuk berkomunikasi didalam keluarga dapat mengarahkan remaja membangun
perkembangan keterhubungan yang tinggi antara orang tua dan anak mereka.
2. Pengaruh Kehadiran Orang Tua dan Peran Orang Tua dalam Mengendalikan Kenakalan
Remaja
Orang tua yang memantau kondisi anaknya dengan baik akan lebih mampu merespon
kebutuhan anak dengan termasuk memberikan dukungan terhadap anaknya, kepercayaan
anak terhadap orang tua, kesiapan anak untuk berkomunikasi dengan orang tua, dan kepuasan
anak terhadap kontrol yang di lakukan oleh orang tua.
Demikian kualitas hubungan orang tua-anak merupakan tingkatan hubungan orang tua
dan anak dalam sehingga menimbulkan keterbukaan dan ketanggapan satu sama lain.
Keterbukaan untuk berkomunikasi didalam keluarga dapat mengarahkan remaja membangun
perkembangan keterhubungan yang tinggi antara orang tua dan anak mereka.
3. Pengaruh Kesepakan dan Keyakinan Beragama Orang Tua
Kemampuan interaksi sosial pada remaja pengguna warung internet terpengaruh oleh
kesepakan dan kecenderungan internet addiction dengan kemampuan interaksi social.
Kemampuan interaksi sosial pada remaja pengguna warung internet juga terpengaruh oleh
kesepakan dan kecenderungan internet addiction dengan kemampuan interaksi sosial. 4

18
B. Komunikasi Keluarga
Komunikasi Keluarga dan Kenakalan Remaja:
1. Pentingnya Komunikasi Terbuka
Komunikasi terbuka dalam keluarga memiliki peran penting dalam mencegah dan
mengatasi kenakalan remaja. Intensitas komunikasi yang berlangsung dalam keluarga
termasuk tinggi, sehingga apa yang menjadi cita artinya, semakin rendah pula kenakalan
remaja. 14
2. Dampak Kurangnya Komunikasi Keluarga Terhadap Perkembangan Remaja
Kurangnya komunikasi keluarga terhadap perkembangan remaja dapat menyebabkan
kenakalan remaja. Misalnya, perkelahian dan ketidak patuhan terhadap peraturan yang ada
dapat menjadi faktor yang mendorong kenakalan remaja.
Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa komunikasi keluarga
memiliki dampak signifikan terhadap perkembangan kenakalan remaja. Oleh karena itu,
upaya penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi strateg yang efektif dalam mengatasi
kenakalan remaja, seperti pengembangan keterampilan komunikasi dan kesadaran tentang
risiko yang terkait dengan kenakalan remaja, menjadi penting.
4.2 Dinamika Pertemanan
Pengaruh Teman Sebaya dalam Perkembangan Kenakalan Remaja:
A. Dinamika Pertemanan
Hubungan dengan teman sebaya dapat mempengaruhi pilihan dan perilaku remaja.
Teman sebaya sangat berpengaruh terhadap perilaku proaktif remaja, sehingga remaja akan
lebih mendengarkan perkataan teman sebayanya dibandingkan orang tua.
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengaruh teman sebaya terhadap kenakalan remaja
1. Sikap, tingkah laku, dan perilaku sosial remaja banyak ditentukan oleh pengaruh
lingkungan ataupun teman-teman sebaya.
2. Keluarga merupakan fondasi primer bagi pekerjakan sosial remaja.
3. Teman sebaya dapat mempengaruhi sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan perilaku
remaja seringkali meniru bahwa memakai model pakaian yang sama dengan anggota
kelompok yang popular maka kesempatan bagi dirinya untuk diterima oleh kelompok sebaya
menjadi besar.
4. Pengaruh teman sebaya dapat memiliki dampak positif, seperti meningkatkan
perkembangan emosional dan mengembangkan potensi yang ada dalam diri, atau dampak
negatif, seperti menimbulkan sikap menyimpang dari ajaran moral. 5

19
C. Pentingnya Pendidikan Teman Sebaya
Pendidikan teman sebaya dapat menjadi faktor pencegahan kenakalan remaja.
Program pendidikan teman sebaya bertujuan untuk memberikan pemahaman dan
keterampilan kepada remaja dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk isu-isu
kesehatan reproduksi, narkoba, dan HIV/AIDS
D. Contoh Program atau Kegiatan yang Mendukung Pendidikan Teman Sebaya
Beberapa contoh program atau kegiatan yang mendukung pendidikan teman sebaya
antara lain adalah Pelatihan Konselor Teman Sebaya. Program Pendidikan Sebaya yang
meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja putri. Program Pendampingan Mahasiswa
Melalui Teman Sebaya, dan Program Konseling Sebaya di Sekolah.
4.3 Pengaruh Sekolah dalam Perkembangan Kenakalan Remaja
A. Lingkungan Sekolah yang Komprehensif
Lingkungan sekolah tidak hanya mencakup aspek fisik, tetapi juga norma-norma
sosial, nilai-nilai, dan interaksi antarindividu. Kondisi ini menciptakan kerangka yang sangat
berpengaruh terhadap perkembangan kenakalan remaja. Faktor seperti kualitas pendidikan,
norma-norma perilaku, dan hubungan interpersonal di lingkungan sekolah dapat membentuk
pola pikir dan tindakan remaja. Misalnya, atmosfer yang mendukung pendidikan dan
keberagaman dapat mengurangi peluang remaja terlibat dalam perilaku negatif.
B. Peran Guru dan Staf Sekolah dalam Pembentukan Karakter
Guru tidak hanya sebagai penyampai materi pelajaran, tetapi juga sebagai model
peran yang dapat membentuk karakter remaja. Dukungan emosional dan pedagogis yang
diberikan oleh guru dapat menciptakan ikatan positif antara siswa dan sekolah, memotivasi
remaja untuk mengembangkan sikap positif terhadap pendidikan dan masyarakat. Staf
sekolah, seperti konselor atau pekerja sosial, juga memiliki peran krusial dalam mendeteksi
dan mengatasi permasalahan kenakalan remaja.
C. Implementasi Program Pencegahan Kenakalan Remaja
Dari hasil penelitian, disimpulkan bahwa sekolah dapat berperan sebagai agen
perubahan dengan mengimplementasikan program pencegahan kenakalan remaja yang
terstruktur dan efektif. Program ini dapat melibatkan pelatihan keterampilan sosial,
penyuluhan mengenai risiko dan konsekuensi dari perilaku negatif, serta penguatan nilai-nilai
moral. Dengan demikian, sekolah tidak hanya menjadi tempat belajar akademis, tetapi juga
tempat pembentukan karakter yang mampu melawan kenakalan remaja.

20
D. Program Pendidikan Anti Kenakalan Remaja
1. Peninjauan terhadap Program-Program di Sekolah yang bertujuan mencegah kenakalan
remaja
Program-program ini bertujuan untuk mencegah kenakalan remaja dengan
membentuk sikap positif dan meningkatkan pendidikan karakter remaja
2. Keberhasilan dan Hambatan dari Implementasi Program tersebut
Program-program ini memiliki beberapa keberhasilan, seperti meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran tentang risiko kenakalan remaja, serta meningkatkan sikap positif
remaja. Namun, ada beberapa hambatan dalam implementasi program ini, seperti kurangnya
dukungan dari pihak tertentu, serta keterbatasan dalam sumber daya dan waktu.
Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa program pendidikan anti-
kenakalan remaja merupakan solusi yang efektif dalam mengatasi kenakalan remaja. Oleh
karena itu, upaya penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi strateg yang efektif dalam
mengatasi kenakalan remaja, seperti pengembangan keterampilan komunikasi dan kesadaran
tentang risiko yang terkait dengan kenakalan remaja, menjadi penting.
4.4 Pengaruh Media dalam Perkembangan Kenakalan Remaja
A. Dampak media massa
Dampak media massa, termasuk media sosial, memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap perilaku remaja. Beberapa dampak positif media massa antara lain adalah
memperkaya wawasan dan pengetahuan, memberikan hiburan, serta memungkinkan
terciptanya konektivitas sosial. 15 Namun, terdapat pula dampak negatif, seperti gangguan
mental, cyberbullying, kurangnya privasi, dan kurangnya interaksi tatap muka. Media massa
juga dapat memengaruhi perilaku remaja, baik secara positif maupun negatif. Oleh karena itu,
literasi media sangat penting untuk membantu remaja menghadapi dampak negatif media.
Melalui literasi media, remaja dapat mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang
konten media, mengenali dan mengatasi berita palsu, serta memahami dampak media massa
terhadap perilaku dan kesehatan mental mereka. 11
B. Peran Orang Tua dalam Mengontrol Akses Media
1. Pengawasan Orang Tua
Orang tua dapat berperan dalam mengawasi dan mengontrol akses remaja terhadap
media dengan cara mengecek isi hp anak, membatasi waktu penggunaan media sosial, dan
memantau konten yang dikonsumsi anak. 16

21
2. Pendidikan Orang Tua
Orang tua perlu diberikan pemahaman dan kesadaran tentang pengaruh media sosial
terhadap perilaku remaja. Hal ini dapat dilakukan melalui program pendidikan orang tua di
sekolah atau lembaga pendidikan lainnya.
3. Keterlibatan Orang Tua
Orang tua perlu terlibat aktif dalam mendampingi anak-anak dalam menggunakan
media sosial. Hal ini meliputi memberikan masukan tentang manfaat penggunaan media
sosial yang baik, memberikan saran postingan yang baik di media sosial anaknya, dan
mengajarkan anak untuk mengambil hal-hal positif di media sosial.

22
BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan
fenomena kenakalan remaja dalam konteks perubahan sosial dan dinamika sosial
modern. Perubahan nilai budaya, kemajuan teknologi, dan kompleksitas interaksi remaja
dengan lingkungannya semakin menambah kompleksitas pemahaman dan penanganan
perilaku pelaku remaja. Lingkungan sosial memegang peran penting dalam pembentukan dan
perkembangan perilaku remaja, sehingga pemahaman menyeluruh tentang peran lingkungan
sosial menjadi kunci dalam mengembangkan strategi pencegahan dan pengobatan yang tepat.
Penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan sosial yang mempengaruhi
kenakalan remaja, termasuk perubahan nilai budaya, pengaruh teknologi, dan interaksi
dengan teman sebaya. Dalam kaitannya dengan dampak kejahatan remaja, penelitian ini
mengkaji aspek sosial, psikologis, dan ekonomi, serta mencari cara menganalisis dampak
tersebut secara komprehensif.
Strategi pencegahan dan pengobatan yang diusulkan berfokus pada identifikasi faktor
sosial-lingkungan yang berperan penting dalam perkembangan kenakalan remaja. Penelitian
ini berupaya memberikan perspektif yang lebih komprehensif dan holistik terhadap peran
lingkungan sosial, dengan melibatkan analisis perubahan lingkungan sosial, nilai budaya, dan
interaksi antargenerasi dalam masyarakat modern.
Penelitian juga menyoroti urgensi dialog antargenerasi, penerimaan perubahan, dan
adaptasi terhadap modernitas untuk menjaga keseimbangan antara tradisi dan inovasi. Media
sosial diidentifikasi sebagai faktor penting yang dapat mempengaruhi perilaku remaja, baik
positif maupun negatif, dan perlu dikelola dengan pendekatan seimbang untuk
mengoptimalkan dampak positifnya.
Kesimpulannya, makalah ini merangkum pentingnya pemahaman mendalam terhadap
peran lingkungan sosial dalam fenomena kenakalan remaja. Melalui identifikasi faktor-faktor
lingkungan sosial, analisis dampak kejahatan remaja, dan pengembangan strategi pencegahan
yang efektif, diharapkan penelitian ini memberikan wawasan yang lebih dalam kepada para
pemangku kepentingan dalam mengatasi dampak negatif kenakalan remaja dalam masyarakat
modern.

23
5.2 Saran
Dalam merumuskan saran, pertama-tama perlu diperhatikan penguatan pendidikan
karakter di sekolah sebagai landasan utama pembentukan nilai positif pada remaja. Program
pendidikan karakter yang terintegrasi dengan kurikulum dapat membantu membentuk
karakter remaja, sementara pelibatan orang tua dalam proses ini juga sangat penting. Sejalan
dengan itu, penyuluhan media sosial dapat menjadi langkah proaktif untuk memberikan
pemahaman kepada remaja tentang penggunaan yang sehat dan positif dalam dunia digital.
Pentingnya keterlibatan komunitas juga perlu ditekankan dalam upaya menghadapi
kenakalan remaja. Komunitas dapat memainkan peran penting dalam membentuk lingkungan
yang positif, melalui kegiatan bersama dan pendekatan pembinaan yang melibatkan peran
model dan mentor positif. Sementara itu, dukungan psikososial harus menjadi fokus untuk
membantu remaja mengatasi tekanan sosial yang mereka alami.
Selain itu, perlu dipertimbangkan pengembangan program pembinaan yang
melibatkan partisipasi aktif dari komunitas. Melalui pendekatan ini, remaja dapat terlibat
dalam kegiatan positif yang membangun koneksi sosial yang sehat. Studi lebih lanjut tentang
dampak media sosial pada perilaku remaja juga perlu didorong untuk memahami lebih dalam
dinamika interaksi digital yang memengaruhi mereka.
Promosi dialog antargenerasi menjadi hal yang krusial dalam mengatasi perubahan
nilai budaya dan lingkungan sosial. Forum dialog antargenerasi dapat menciptakan
pemahaman yang lebih baik antara generasi muda dan tua, serta membangun kolaborasi
untuk menghadapi tantangan bersama. Terakhir, diperlukan pula pengembangan kebijakan
pendidikan yang mendukung pembentukan karakter positif pada remaja, yang dapat
diintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan.
Dengan implementasi saran-saran ini, diharapkan dapat membentuk lingkungan yang
mendukung pertumbuhan positif remaja dan mengurangi dampak negatif kenakalan remaja
dalam masyarakat modern.

24
DAFTAR PUSTAKA
1. MiQCir. Non-Coen:Ive.
2. Tengah T, Tubo K, Kabupaten S, et al. Analisis Psikologi Terhadap Perilaku Kenakalan
Remaja Di Desa.
3. Fhadila KD. Menyikapi perubahan perilaku remaja. Jurnal Penelitian Guru Indonesia-JPGI.
2017;2(2).
4. Psikologi J, Rahmasari D. Peran Relasi Orang Tua-Anak Terhadap Kenakalan Remaja :
Studi Literatur PERAN RELASI ORANG TUA-ANAK TERHADAP KENAKALAN REMAJA :
STUDI LITERATUR Halimah Sa’diyah.
5. Wardani Simarmata S, Ilyas Karo Karo Penulis adalah Dosen Sekolah Tinggi Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Perguruan Tinggi Budidaya Binjai F. PENGARUH TEMAN SEBAYA
TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG SISWA KELAS X SMK SWASTA SATRIA BINJAI
TAHUN PELAJARAN.; 2017.
6. PENGARUH INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL TERHADAP INTERAKSI
SOSIAL TATAP MUKA PADA SISWA KELAS VIII THE INFLUENCE OF THE USE OF
SOCIAL MEDIA ON INTERFACE SOCIAL INTERACTION.
7. Prodi RW, Antropologi P. MODERNISASI DAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
MASYARAKAT URBAN.
8. Kamil F, Haskas Y, Nani Hasanuddin Makassar S, Perintis Kemerdekaan VIII J, Makassar K.
Hubungan Media Sosial Terhadap Kenakalan Remaja Di Usia Sekolah Menengah Pertama.
9. 932117315 BAB II.
10. Annuar K, Sa N, Sunan Kalijaga Yogyakarta U. Journal of Islamic Guidance and Counseling
Creative Commons Attribution 4.0 International License. www.googlescholar.com
11. Ayub M, Sulaeman SF. DAMPAK SOSIAL MEDIA TERHADAP INTERAKSI SOSIAL PADA
REMAJA: KAJIAN SISTEMATIK. Vol 7.
12. JURNAL_BERCHAH_PITOEWAS_UMPO (1).
13. Direktorat S, Politik S, Penyunting K, Keamanan D, Kulit G, Oleh D. PROFIL
KRIMINALITAS REMAJA 2010.
14. Mewengkang N. PERANAN KOMUNIKASI KELUARGA PADA PERKEMBANGAN
REMAJA DI KELURAHAN SARIO KOTA MANADO.
15. INTERAKSI VIRTUAL REMAJA DI MEDIA SOSIAL.
16. Pendidikan J, Islam A. PERAN ORANG TUA DALAM MENCEGAH TERJADINYA.

25

Anda mungkin juga menyukai