Oleh:
Kelompok III
Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan Tugas blok 2 “Looking Through My Patient Eyes”.
Laporan tugas 2 “ Looking Through My Patient Eyes” ini merupakan tugas blok 2
semester genap program studi Magister Manajemen Rumah Sakit dengan
mengambil kasus nyata yang terjadi di Kepanjen Kabupaten Malang dan
melibatkan pasien, dokter, tenaga medis lain dan Rumah Sakit yang diawali
terjadi pada tahun 2023. Pada Laporan ini akan dibahas Kasus yag terjadi di
RSKB Hasta Husada meliputi, Patient experience, Journey Mapping, Gap antara
Patient Experience dan standar Pelayanan, Strategi Pengelolaan Gap, Peran
faktor terhadap timbulnya Gap, dan Indikator Mutu Pelayanan.
Kami menyadari bahwa tugas ini memiliki banyak kekurangan dan masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu bimbingan, kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan, agar kami dapat membenahi diri dan
menjadi lebih baik. Kami berharap tugas ini dapat memberikan manfaat, tidak
hanya bagi kami juga bagi banyak pihak.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................1
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................4
DAFTAR TABEL....................................................................................................5
DESKRIPSI DAN PERTIMBANGAN PEMILIHAN KASUS..................................6
Pertimbangan Pemilihan Kasus..........................................................................6
DIAGRAM ALUR PROSES PELAYANAN PASIEN...........................................10
PELAKSANAAN WAWANCARA.............................................................................10
DESKRIPSI RESPONDEN......................................................................................10
WHAT’S MATTER DAN PENGALAMAN PASIEN................................................13
Temuan Gap antara Patient Experience vs Standar Pelayanan........................13
PERAN FAKTOR TERKAIT TERHADAP TIMBULNYA GAP............................16
INDIKATOR KUALITAS PELAYANAN...............................................................19
KESIMPULAN......................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23
2
DAFTAR GAMBAR
3
DAFTAR TABEL
4
DESKRIPSI DAN PERTIMBANGAN PEMILIHAN KASUS
5
9 N83 Noninflammatory disorders of ovary, fallopian tube, and broad 73
ligament/Cyst Ovarium (kista ovarium,1483)
10 D17 Benign lipomatous neoplasm 71
Patient Experience
Definisi mengenai patient experience banyak dikemukakan oleh para ahli.
Beryl Institute mengemukakan bahwa patient experience adalah keseluruhan
interaksi yang dibentuk oleh budaya organisasi yang mempengaruhi persepsi
6
pasien pada seluruh kontinum perawatan. Patient experience adalah observasi
langsung secara personal tentang pelayanan kesehatan yang diterima.
Ekspektasi dari pengalaman termasuk kebersihan, informasi pelayanan,
kenyamanan dan ketepatan waktu janji pelayanan, tepat waktu pemeriksaan,
pilihan dokter dan pegawai yang membantu, penjelasan dokter yang jelas dan
mudah dimengerti, terlibat dalam keputusan pengobatan, dokter yang respek,
menerima saran tentang kesehatan atau kondisi kesehatan, informasi tentang
penyebab, manajemen kondisi dan informasi tentang manfaat/efek dari
pengobatan, serta menerima peluang atau diskusi masalah
(Bowling et al., 2012)
. The Society of Hospital Medicine juga mengungkapkan bahwa patient
experience merupakan semua perkataan dan tindakan yang dokter lakukan yang
dapat mempengaruhi pikiran, perasaan, dan kesejahteraan pasien
(De Regge et al., 2017)
.
Dimensi patient experience merupakan alat ukur yang digunakan dalam
menilai patient experience di rumah sakit. Dimensi patient experience terdiri atas
enam dimensi, yaitu (Wong et al., 2013) :
a. Akses (Access)
Kemudahan akses terhadap kontak pertama akomodasi serta kemudahan
aksesekonomi.
b. Komunikasi Interpersonal (Interpersonal Communication)
Komunikasi secara umum, penuh rasa menghormati, berbagi info terhadap
setiap keputusan dan pelayanan total terhadap semua orang.
c. Kontinuitas dan Koordinasi (Continuity and Coordination)
Keberlangsungan hubungan, Keberlangsung informasi, Koordinasi.
d. Layanan Komprehensif (Comprehensiveness of Service)
Jenis layanan yang disediakan yaitu promosi kesehatan, pencegahan, dan
pengobatan.
e. Kepercayaan (Trust)
Rasa percaya dan keyakinan terhadap sistem pelayanan kesehatan publik
(PHC) yang ada.
f. Laporan perkembangan pasien yang telah dirawat (Patient-Reported
Impacts of Care)
Perkembangan aktif pasien.
Pada wawancara yang dilakukan kepada pasien yang telah dilakukan
tindakan SC di RS. Khusus Bedah Hasta Husada, pasien merasakan
7
mendapatkan pelayanan yang baik mulai pasien diterima di poli kebidanan dan
kandungan, di kamar bersalin, di ruang operasi, maupun pada saat setelah
pasien pindah di ruangan. Meskipun pasien menggunakan BPJS, pasien
merasakan tidak ada perbedaan pelayanan. Pasien juga merasa tenang karena
setelah operasi bayi dirawat gabung dengan ibu dan juga diajari cara menyusui
yang benar oleh bidan. Suami pasien juga merasa bahwa pelayanan yang
diberikan oleh Rumah Sakit baik pada saat mengurus admisi di pendaftaran
maupun pada saat di ruangan.
8
DIAGRAM ALUR PROSES PELAYANAN PASIEN
PELAKSANAAN WAWANCARA
Hari / tanggal : Selasa, 13 Maret 2023
Waktu : 12.00 WIB
Tempat : Ruang Kasuari kelas 2 RS. Khusus Bedah Hasta Husada
DESKRIPSI RESPONDEN
Ny. W / 30 tahun / BPJS Kesehatan / Post SC dengan G2P002Ab00
9
Pre Hospital
Pada hari Kamis, 9 Maret 2023 Pasien dengan kondisi hamil besar memeriksaan
diri ke Puskesmas Kepanjen dengan keluhan sakit kepala berat selama 2 hari.
Sebelumnya, pasien tidak pernah melakukan ANC (Antenatal Care) atau
pemeriksaan kehamilan sebelumnya. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter
puskesmas, diketahui ternyata usia kehamilan pasien sudah mencapai 38
minggu dengan tensi 180/110 mmHg. Dokter langsung memberikan obat anti
hipertensi dan rujukan ke Poliklinik Kandungan dan Kebidanan (Obgyn) di
Rumah Sakit Khusus Bedah Hasta Husada untuk keesokan harinya.
Intrahospital Surgery
Pada tanggal 10 Maret 2023 pukul 19.30 pasien diantar dari kamar bersalin
menuju ke ruang persiapan operasi di instalasi bedah. Pasien telah menjalani
puasa dari mulai tanggal 10 Maret 2023 pukul 15.00 dan dilakukan operasi pada
tanggal yang sama pukul 21.30. Pembiusan dilakukan pada pukul 21.30 dan
operasi dilakukan mulai pukul 21.45 sampai 22.15. Pada pukul 22.20 Pasien
10
dibawa ke recovery room untuk dilakukan observasi. Bayi lahir dalam keadaan
sehat dan berat cukup dan langsung dibawa ke Ruang perawatan bayi oleh
perawat. Keluarga (suami) diminta untuk menemani pasien di recovery room.
Post hospital.
Setelah dilakukan pelepasan infus dan catheter pada tanggal 12 Maret 2023 dan
pasien bisa berjalan normal, aktifitas mandiri serta tensi yang normal, pasien
diperbolehkan pulang pada tanggal 13 Maret 2023. Pasien dijadwalkan untuk
control Kembali ke Poli Obgyn pada 20 Maret 2023. Selain itu pasien diberikan
KIE untuk segera Kembali ke RSKB Hasta Husada apabila mengalami keluhan
nyeri kepala hebat, mual muntah, pandangan kabur, demam serta perdarahan
yang mungkin terjadi sewaktu-waktu.
11
WHAT’S MATTER DAN PENGALAMAN PASIEN
12
terhadap tiap kategori berbeda, tergantung pada seberapa penting suatu
permasalahan yang dihadapi pasien berdasarkan persepsi pasien.
PEACS 1.0 merupakan kuisioner yang tervalidasi yang mampu mengukur
pengalaman pasien dengan fokus pada peningkatan kualitas.
Diagnosis
Physician in charge
Information about results of initial examination +
Indication
Physician in charge (nominal filter item) +
Advice of a second opinion -
Information about alternative treatment -
Further information about disease +
Possibility/consequence of non-perform treatment +
Self-assessment participation -
Treatment at hospital/institution
Enough time for reading the informed consent form -
Pre-operative consultation (filter item) +
Explanation of the treatment process +
Review risks of treatment +
Possibility to ask questions +
Satisfaction with answers +
Understanding of patient briefing +
Assistance through nurses +
Information about state of health (nurses) +
Nurses were responsive to fears and worries* +
Nurses were responsive to wishes and needs +
Availability of physicians to address a question +
Information about state of health (physician) -
Physician were responsive to fears/worries +
Availability of physicians for relatives +
Waiting time before examination +
Conflicting information by different persons -
Prevent false-side mistake (surgery) +
Medication error -
Culture of dealing with error -
Facility cleanliness +
Adherence to hand hygiene (professionals) +
Frequency of asking for pain +
Immediate receive of pain therapy +
Participation on pain treatment -
Discharge and transition +
Information about (not) allowed behavior +
Information about danger signals +
Information about contact person and data +
Information on self-management +
Information on further treatment measures +
Information on course of disease +
13
Clarification of important issues -
Support by institution on transition to home -
Involvement of relatives +
Support in organization of follow-up rehabilitation +
Written information for home care providers +
Outpatient follow-up care
Continuity of pain treatment +
Information about effects of medication +
Receive of written drug information +
Rating items
Previously care
Outpatient treatment +
Preliminary of medical intervention +
Hospital/institution
Cooperation +
Communication among professionals +
Feeling of being in good hands +
Recommendation to friends/relatives +
Transition to follow-up care or home
Smoothless success of transition +
Provider taking care for follow-up care +
Outcome
Improvement of disorders +
Complications due to treatment -
Satisfaction with outcome +
Decision for intervention was all right +
14
yang tinggi dan kemungkinan untuk
lahir normal tanpa tindakan operasi
sc.
6. Participation on pain + Pasien tidak ikut dilibatkan terkait
treatment pemilihan obat antinyeri post sc.
7. Support by institution on + Setelah pasien pulang, pihak rumah
transition to home sakit tidak menghubungi pasien untuk
menanyakan apakah ada keluhan
setelah pulang ke rumah
8. Provider taking care for + Pihak rumah sakit tidak melakukan
follow-up care follow up care kepada pasien setelah
pulang
15
PERAN FAKTOR TERKAIT TERHADAP TIMBULNYA GAP
1. Peran regulasi
Regulasi yang berperan disini adalah regulasi tentang mutu pelayanan
kesehatan yang tertuang dalam standar akreditasi kementrian kesehatan
(STARKES) baik pada fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama maupun
tingkat lanjut. Regulasi tersebut diharapkan menjadi acuan bagi fasilitas
pelayanan kesehatan untuk memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditetapkan
sehingga dapat menjamin mutu pelayanan yang diberikan. Permasalahan yang
biasanya muncul dalam pelaksanaan mutu di pelayanan kesehatan yaitu pada
tingkat kepatuhan penerapan regulasi dan persyaratan-persyaratan tersebut
direncanakan, diimplementasikan dan dilakukan evaluasi oleh masing-masing
fasilitas pelayanan kesehatan. Selain itu regulasi yang mengatur tentang kode
etik profesi dan pendidikan keprofesian berkelanjutan dalam hubunganya terkait
etik profesi ataupun etik rumah sakit yang berhubungan dengan etik antar rumah
sakit memiliki andil dalam menciptakan model pelayanan kesehatan yang
berbasis bukti dan sesuai dengan harapan atau ekspektasi pasien.
2. Peran fasilitas pelayanan kesehatan
Menurut Institute of Medicine, fasilitas pelayanan kesehatan berperan dalam
menyediakan layanan kesehatan yang berkualitas dan dapat merangkum seluruh
dimensi mutu pelayanan kesehatan yaitu :
a. Efektivitas
Pelayanan kesehatan yang diberikan berdasarkan pengetahuan ilmiah
dan menghasilkan peningkatan kesehatan kepada pasien
b. Efisien
Pelayanan kesehatan yang diberikan dengan memaksimalkan sumber
daya dan menghindari kelebihan-kelebihan yang tidak perlu, yang
bertujuan peningkatan kesehatan dengan biaya yang kecil
c. Akses
Pelayanan kesehatan tersedia setiap saat dan dimanapun dengan
sumberdaya dan keterampilan yang dapat memenuhi kebutuhan medis
serat mudah dicapai oleh pasien
d. Fokus pada pasien
16
pelayanan kesehatan menghormati dan memberikan respon terhadap
pilihan pasien, kebutuhan, budaya dan nilai-nilai kepercayaan yang
dianut oleh pasien
e. Keadilan
pelayanan kesehatan tidak membedakan kualitas pelayanan hanya
karena perbedaan karakteristik seperti gender, etnis, lokasi, status sosial
ekonomi atau kepercayaan yang dianut
f. Ketepatan waktu
pelayanan kesehatan memenuhi ketepatan waktu sehingga mengurangi
waktu tunggu dan keterlambatan yang berbahaya bagi pasien maupun
petugas
g. Keselamatan
pelayanan kesehatan yang diberikan meminimalkan resiko, menghindari
cedera akibat pelayanan.
3. Peran petugas kesehatan
Petugas kesehatan berperan dalam memberikan kesehatan yang sesuai
dengan standar profesi, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Dokter
Bedah dan dokter anestesi memberikan informasi dan edukasi yang cukup jelas
kepada pasien
4. Peran Manajemen Rumah Sakit
Manajemen Rumah Sakit berfungsi sebagai monitoring dan evaluasi
perbaikan yang memperhatikan kepuasan pasien, sarana prasarana yang di
sediakan di rumah sakit sebagai pelangkap pelayanan kepada pasien, dan
kinerja karyawan serta penentu kebijakan terkait perbaikan alur yang dibutuhkan
untuk tercapainya kepuasan seluruh stake holder Rumah Sakit.
17
INDIKATOR KUALITAS PELAYANAN
18
3. Responsiveness ialah dimensi pelayanan yang mengutamakan pengukuran
terhadap kesediaan tenaga kesehatan dalam menolong dan memberikan
pelayanan secara cepat.
4. Assurance ialah gabungan dimensi pelayanan dari kemampuan komunikasi,
rasa dapat dipercaya, tanggung jawab, berkompetensi, dan rasa hormat
tenaga kesehatan terhadap pasien.
5. Empathy ialah gabungan dimensi pelayanan dari rasa ingin mengetahui dan
memahami apa yang dirasakan pasien, serta kemampuan menghadapi
pasien.
19
6. Timeliness adalah Pelayanan kesehatan disampaikan dengan tepat waktu,
mengurangi waktu tunggu dan penundaan berbahaya baik bagi mereka yang
menerima maupun yang memberikan perawatan.
7. Safety adalah Pelayanan kesehatan disampaikan dengan cara yang
meminimalkan risiko dan bahaya bagi pengguna layanan, menghindari
cedera pada pasien dari perawatan yang dimaksudkan untuk membantu
mereka
20
KESIMPULAN
21
DAFTAR PUSTAKA
22