Anda di halaman 1dari 106

BAB 1

SEJARAH DAN DEFINISI PSIKOLOGI


Psikologi berasal dari kata-kata Yunani : psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti
ilmu. Jadi secara harfiah psikologi berarti ilmu jiwa. Namun, arti “ilmu jiwa” masih kabur sekali.
Dampak dari kekaburan arti itu, sering menimbulkan berbagi pendapat mengenai definisi
psikologi yang berbeda.
Thales ( 624-548 SM ) yang dianggap sebagai Bapak Filsafat , beliau mengartikan jiwa
sebagai sesuatu yang supernatural. Jadi, jiwa itu tidak ada, karena menurut beliau yang ada di
alam ini hanyalah gejala alam (natural phenomena) dan semua gejala alam berasal dari air.
Anaximander (611-546) berpendapat lain, bahwa segala sesuatu barasal
dari apeironartinya tak terbatas, tak terbentuk, tak bisa mati (the boundless, formless, immortal
matter), yaitu seperti konsep Tuhan di zaman kita sekarang. Berdasarkan hal itu beliau
berpendapat bahwa jiwa itu ada. Filsuf lain seperti Anaximenes percaya bahwa jiwa itu ada,
karena segala sesuatu berasal dari udara.
Beberapa tokoh yang sangat berperan penting terhadap perkembangan psikologi adalah
tiga serangkai Sokrates (469-399 SM), Plato (427-347 SM), dan Aristoteles (384-322 SM), yang
sering disebut TRIO SPA. Plato adalah murid Sokrates, dan Aristoteles murid plato. Sokrates
memperkenalkan teknik maeutics yaitu wawancara untuk memancing keluar pikiran-pikiran dari
seseorang. Ia percaya bahwa pikiran-pikiran itu mencerminkan keberadaan jiwa di balik tubuh
manusia.
Plato kemudian berteori bahwa jika manusia mulai masuk ke tubuhnya sejak manusia ada
di dalam kandungan, dan mempunyai tiga fungsi yaitu Logisticon (akal) yang berpusat di
kepala, Thumecticon (rasa) yang berpusat di dada, dan Abdomen (kehendak) yang berpusat di
perut.Perkembangan definisi-definisi masih berlanjut ada beberapa definisi sebgai berikut:
· Gardner Murphy (1929) à Psikologi adalah ilmu yang mempelajari respons yang diberikan
oleh makhluk hidup terhadap lingkungannya.
· Boring, Edwin G, dll ( 1948) à Psikologi adalah studi tentang hakikat manusia.
· Clifford T. Morgan (1966) à psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia
dan hewan.
Ilmu pengetahuan adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis
dan mempunyai metode-metode tertentu. Psikolokogi di samping merupakan ilmu juga
merupakan seni, karena dalam pengalamannya dalam berbagai segi kehidupan manusia, di
perlukan keterampilan dan kreativitas tersendiri.
perilaku adalah perbuatan-perbuatan terbuka (overt) maupun yang tertutup (covert).
Perilaku terbuka adalah perilaku yang kasat mata, dapat diamati secara langsung melalui
pancaindra, seperti berlari melompat dan sebagainya. Perilaku yang tertutup hanya dapat
diketahui secara tidak langsung melalui metode-metode khusus, misalna berpikir, sedih,
berkhayal, takut dan sebagainya. Istilah perilaku ini bisa mewakili istilah behavior maupun
activity dan intropeksi.
Manusia. Makin lama objek materiil psikologi makin mengarah kepada manusia
dikarenakan manusia paling membutuhkan ilmu ini dalam berbagai segi kehidupannya, di
ekolah, di kantor, di rumah tangga, dan sebagainya.sedangkan hewan masih menjadi objek
psikologi, tetapi hanya sebagai perbandingan saja.
lingkungan adalah tempat dimana manusia hidup, menyesuaikan dirinya (beradaptasi)
dan mengembangkan dirinya, manusia memiliki akal budi dimana alat yang sangat tangguh yang
menyebabkan ia dapat bertahan hidup di dunia ini.

Hubungan Psikologi dengan Ilmu-ilmu lainnya


Ilmu-ilmu sosial adalah yang pertama-tama berhubungan dan yang terdekat dengan
psikologi, karena hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan dalam ilmu-ilmu spsial dikembangkan
berdasarkan perilaku manusia atau kelompok manusia (masyarakat, komunitas, kelompok etnik,
dll). Termasuk dalam ilmu sosial antara lain : sosiologi, ilmu ekonomi, ilmu hukum, ilmu politik,
antropologi, dan filsafat.
Disamping itu ilmu-ilmu pasti dan teknologi juga banyak membantu :
 ilmu kedokteran,
 arsitektur dan tata kota, dan
 teknologi penerbangan.
Selain itu, psikologi pun banyak sekali membantu berbagai profesi, seperti:
 Guru dalam mendidik murid-muridnya
 Manajer perusahaan dalam mengatur pegawai-pegawainya.
 Tentara dalam menyusun perang ”urat saraf” (psywar).
 Polisi dalam menginterogasi tahanan atau mengatasi huru hara dan sebagainya.
Ilmu-ilmu yang kurang mempergunakan psikologi dengan sendirinya adalah ilmu-ilmu yang
tidak langsung berhubungan dengan manusia sebagai objeknya, seperti ilmu pengetahuan murni
dan ilmu pengetahuan alam.

Persamaan dan perbedaan Psikologi dengan Psikiatri


Objek studi dari psikologi dan psikiatri adalah jiawa manusia,, tetapi psikiatri adalah
cabang (spesialisasi) ilmu kedokteran yang bidang utamanya juga mengenai penyakit-penyakit,
dalam hal ini penyakit jiwa. Tugas psikiater sebagai seorang dokter adalah mengobati orang-
orang yang sakit atau mengalami gangguuan jiwa, termasuk psikosis dan penyalah guna narkoba.
Psikologi lebih banyak berhubungan dengan orang normal daripada dengan orang sakit.
Meskipun demikian, memang sering terjadi tumpang tindih (over lapping) karena psikiatri
akhir-akhir ini tidak berorientasi medis saja, tetapi sudah pula memerhatikan factor-faktor sosial,
kebudayaan, dll. Dalam psikologi pun dikenal bidang psikologo klinis atau psikologi abnormal
yang menangani masalah-masalah yang timbul sebagai akibat adanya gangguan-gangguan
kejiwaan.
Teknik yang digunakan oleh psikolog adalah observasi dan berbagai bentuk wawancara,
mulai dari konsultasi, konseling, sampai psikoterapi.

Metode-metode dalam psikologi


Selayaknya ilmu pengetahuan, terdapat metode-metode dalam penelitiannya sehingga dapat
diterapkan pada kehidupan. Beberapa metode dalam psikologi adalah sebagai berikut.
1. Metode Eksperimental
Proses eksperimen dimulai dengan pembagian kelompok. Pertama, kelompok
yang tidak mengalami perlakuan khusus. Kelompok ini selanjutnya disebut kelompok
control. Kelompok lainnya menerima perlakuan khusus. Kelompok ini yang kemudian
disebut kelompok eksperimen. Adapun yang diperlakukan terhadap kelompok
eksperimen adalah perlakuan yang secara khusus dibuat untuk menghasilkan situasi
yang diinginkan.
Dalam wikipedia disebutkan bahwa percobaan atau disebut juga eksperimen
berasal dari bahasa latin yakni ex-periri yang berarti menguji coba, merupakan suatu set
tindakan dan pengamatan, yang dilakukan untuk mengecek atau menyalahkan hipotesis
atau mengenali hubungan sebab akibat antara gejala.
Menurut Cochran (1957) mengartikan eksperimen sebagai sebuah atau
sekumpulan percobaan yang dilakukan melalui perubahan-perubahan terencana
terhadap variabel input suatu proses atau sistem sehingga dapat ditelusuri penyebab dan
faktor-faktor sehingga membawa perubahan pada output sebagai respon dari eksperimen
yang telah dilakukan.
Menurut Zulnaidi (2007: 17) mengungkapkan bahwa metode eksperimen adalah
prosedur penelitian yang dilakukan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dua
variabel atau lebih, dengan mengendalikan pengaruh variabel yang lain. Metode ini
dilaksanakan dengan memberikan variabel bebas secara sengaja (bersifat induse) kepada
objek penelitian untuk diketahui akibatnya di dalam variabel terikat.
Dalam penelitian dengan metode eksperimen, terdapat tiga prinsip dasar yang
terdapat dalam desain eksperimen, antara lain sebagai berikut: 1) replikasi, merupakan
pengulangan dari eksperimen dasar; 2) randomization, prinsip ini digunakan pada uji
signifikan valid. Uji signifikan akan valid bila pengamatan didistribusikan secara bebas
yang dilakukan dengan pengambilan sampel secara random atau acak; 3) blocking,
merpakan prinsip yang digunakan untuk mengisolasi treatment dari pengaruh faktor lain
supaya hasil eksperimen menjadi lebih akurat.
Adapun tujuan dari metode eksperimen menurut Dedi Sutedi (2009: 54) adalah
untuk menguji efektifitas dan efisiensi dari suatu pendekatan, metode,teknik, atau
media pengajaran dan pembelajaran, sehingga hasilnya bisa diterapkan jika memang
baik atau tidak digunakan jika memang tidak baik dalam pengajaran sebenarnya.
Sedangkan menurut Nazir (1988: 75) mengemukakan tujaun dari penelitian
eksperimental adalah untuk menyelidiki ada-tidaknya hubungan sebab akibat serta
berapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-
perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimental dan menyediakan kontrol
perbandingan.
kriteria umum dari metode eksperimental tidak jauh berbeda dengan penelitian-
penelitian dengan menggunakan metode lain. Beberapa kriteria yang penting dari
metode eksperimental adalah sebagai berikut:
a. Masalah yang dipilih harus masalah yang penting dan dapat dipecahkan
b. Faktor-faktor serta variabel dalam percobaan harus didefinisikan seterang-terangnya
c. Percobaan harus dilaksanakan dengan desain percobaan yang cocok, sehingga
maksimisasi variabel perlakuan dan meminimisasikan variabel pengganggu dan
variabel random
d. Ketelitian dalam observasi serta ketepatan ukuran sangat diperlukan
e. Metode, material serta referensi yang digunakan dalam penelitian harus dilukiskan
seterang-terangnya karena kemungkinan pengulangan percobaan ataupun
penggunaan metode dan material untuk percobaan lain dalam bidang yang serupa
f. Interpretasi serta uji statistik harus dinyatakan dalam beda signifikan dari parameter-
parameter yang dicari atau yang diestimasi.
Merencakanan percobaan
Secara singkat Nazir (1988: 76) mengemukakan bahwa terdapat dua hal penting dalam
merencanakan eksperimen, yakni:
1. Langkah-langkah dalam percobaan. Dalam langkah-langkah ini terdapat tiga hal penting
yang perlu dijelaskan, yakni: 1) rumusan masalah serta pernyataan tentang tujuan
percobaan atau penelitian; 2) gambaran dari percobaan yang akan dilakukan, termasuk
tentang besarnya percobaan, jumlah dan jenis perlakuan, material yang dipakai, dan
sebagainya; 3) outline dari penganalisaan yang akan dikerjakan.
2. Desain penelitian percobaan. Desain percobaan merupakan langkah yang utuh dan
berurutan yang dibuat terlebih dahulu sehingga keterangan yang ingin diperoleh dari
percobaan akan mempunyai hubungan yang nyata dengan masalah penelitian.
Melaksanakan percobaan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan percobaan antara lain adalah
pengenalan terhadap material yang digunakan dalam percobaan, dapat juga menggunakan
checklist bilamana diperlukan. Mencatat berbagai hal yang berhubungan dengan penelitian,
dapat menggunakan buku catatan sebagai record book. Dalam buku catatan tersebut dapat
berisikan berbagai data kuantitatif ataupun kualitatif tentang performance dari penelitian
tersebut. Setelah melakukan penelitian percobaan, maka dilanjutkan dengan melakukan analisa,
interpretasi serta generalisasi dari penemuan-penemuan.
Syarat-syarat percobaan yang baik
Nazir (1988: 83-84) mengemukakan bahwa terdapat beberapa syarat pokok dalam
mengadakan penelitian eksperimen yang baik antara lain adalah:
1. Percobaan harus bebas dari bias
Percobaan harus sedemikian rupa direncanakan sehingga tidak bias.
Ketidakbiasakan satu percobaan dapat dijamin dengan adanya desain yang baik. secara
garis besar, adanya randomisasi mengurangi sifat bias dar percobaan.
2. harus punya ukuran terhadap error
Dengan adanya desain yang baik, maka error dapat diukur. Dalam istilah desain
percobaan error tidak sama artinya dengan kesalahan. Yang dimaksud dengan error
adalah semua variasi ekstra, yang juga mempengaruhi hasil di samping pengaruh
perlakuan-perlakuan. Dengan adanya ukuran error, maka percobaan menjadi objektif
sifatnya. Ukuran error ini bergantung pada desain percobaan yang dipilih.
3. Percobaan harus punya ketetapan
Percobaan harus dilakukan dengan desain yang dapat menambah ketepatan.
Ketepatan dapat terjamin jika error teknis dapat dihilangkan dan adanya replikasi pada
percobaan. Ketepatan atau presisi dapat ditingkatkan jika error teknis, seperti kurang
akuratnya alat penimbang, kurang baiknya dalam menggunakan meteran, dan sebagainya,
maka jumlah replikasi dapat menambah ketetapan percobaan.
4. Tujuan harus didefinisikan sejelas-jelasnya
Tujuan percobaan harus dibuat sejelas-jelasnya, ditambah dengan alasan-alasan
yang kuat mengapa memilih perlakukan demikian. Pada kondisi mana hasilnya akan
diaplikasikan serta pada daerah ilmu mana sasaran penelitian tersebut ingin diterapkan.
Tujuan percobaan didefinisikan dan dapat dituangkan dalam hipotesa-hipotesa nol yang
akan dikembangkan.
5. Percobaan harus punya jangkauan yang cukup
Tiap percobaan harus mempunyai jangkauan atau scope yang cukup sesuai
dengan tujuan penelitian. Scope dari percobaan sangat penting artinya untuk keperluan
mengadakan perulangan percobaan satu faktor sudah kita atur konstan. Tetapi pada
dewasa ini dengan adanya teknik percobaan faktorial, pengulangan percobaan telah dapat
dilakukan secara simultan.

Jenis-jenis eksperimen
Zulnaidi (2007: 17) mengemukakan bahwa dalam penggunaan metode eksperimen dapat
dibedakan menjadi dua jenis bila ditinjau dari segi tujuannya, yaitu:
a. Eksperimen eksploratif
Eksperimen ini bermaksud untuk mempertajam masalah dan perumusan hipotesa
tentang hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih. Untuk itu eksperimen
eksploratif biasanya mempergunakan binatang atau benda percobaan. Penggunaan
manusia percobaan dalam eksperimen ini sangat terbatas karena mengandung resiko yang
cukup besar.
b. Eksperimen pengembangan
Eksperimen ini dilakukan untuk menguji/ mengetes atau membuktikan hipotesa
dalam rangka menyusun generalisasi yang berlaku umum.
Lebih lanjut lagi Zulnaidi (2007: 17-18) menjelaskan bahwa bila didasarkan cara pelaksanaannya
metode eksperimen dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yakni:
§ Eksperimen murni
Di dalam eksperimen ini perlakuannya sengaja dibuat akan dikenakan pada objek penelitian
dengan kata lain kondisi objek penelitian sengaja dirubah dengan memberikan perlakuan tertentu
dan mengontrol variabel lain secara cermat selama jangka waktu tertentu.
Nazir (1988: 86) memberikan contoh metode eksperimen murni atau sungguhan, yakni:
Penelitian tentang pengaruh dua metode mengajar bahasa Inggris pada kelas II SLA sebagai
fungsi dari taraf intelegensia (tinggi, sedang, rendah) dan besarnya kelas (besar, kecil), dimana
guru ditempatkan secara random berdasarkan intelegensi, besarnya kelas dan metode mengajar.
Contoh lain:
Percobaan faktorial tentang pengaruh pemupukan dan jarak tanam dengan adanya kontrol pada
percobaan faktorial. Replikasi juga sangat ketat di awasi

§ Eksperimen berpura-pura
Di dalam eksperimen ini kondisi objek penelitian sulit untuk dirubah dalam bentuk
memberikan perlakukan tertentu. Oleh karena itu, di dalam kondisi yang sudah berlangsung itu
diusahakan memisah-misahkan variabel yang ada, sehingga seolah-olah terdapat perlakuan dan
variabel kontrol serta variabel-variabel lain seperti terdapat di dalam eksperimen yang
sebenarnya. Dengan demikian eksperimen bukanlah percobaan yang sesungguhnya, melainkan
yang bersifat pura-pura (quaisy)
Nazir (1988: 86) memberikan contoh metode eksperimen berpura-pura atau semu, yakni:
Penelitian untuk mengetahui pengaruh dua macam cara menghafal kata-kata asing pada 4
buah kelas SLA tingkat I tanpa menentukan penemapatan murid-murid pada perlakuan secara
random atau mengawasi waktu latihan secara cermat.
Perbedaan penelitian eksperimen dan penelitian deskriptif
Terdapat perbedaan pokok yang terdapat antara penelitian eksperimen dan penelitian deskriptif
(ex post facto), yakni:
PENELITIAN PENELITIAN
PEMBEDA EKSPERIMEN DESKRIPTIF
Terdapat kontrol Tidak adanya kontrol
Kontrol terhadap variabel terhadap variabel
Tidak dapat
mengadakan manipulasi
terhadap variabel, karena
Peneliti dapat variabel yang diteliti
mengadakan manipulasi berada dalam keadaan
Peneliti terhadap variabel apa adanya
Tidak dapat melakukan
pengaturan objek, karena
Objek diatur terlebih data dikumpulkan
dahulu, untuk dilakukan setelah kejadian berlalu
Objek berbagai perlakuan (ex post facto)

2. Observasi Ilmiah
Dalam observasi ilmiah tidak diterapkan situasi-situasi sengaja. Disini hanya dilakukan
pengamatan terhadap situasi yang sudah ada, situasi yang terjadi secara spontan, tidak dibuat-
buat dan karenanya dapat disebut sebagai situasi yang sesuai dengan kehendak alam, yang
alamiah. Hasil pengamatan ini kemudian dicatat dengan dengan telitiuntuk kemudian diambil
kesimpulan-kesimpulan umum maupun khusus.
3. Sejarah Kehidupan
Sejarah hidup seseorang dapat merupakan sumber data yang penting untuk lebih mengetahui
jiwa orang yang bersangkutan. Sejarah kehidupan ini dapat disusun melalui dua cara yaitu:
a. Pembuatan buku harian.
b. Rekonstruksi biografi.
c. Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab antara si pemeriksa dan penderita. Maksudnya adalah agar
orang itu mengemukakan isi hatinya sedemikian upa sehingga pewawancara dapat menggali
semua informasi yang diperlukan.
Beberapa teknik wawancara:
Wawancara bebas
Pertanyaan dan jawaban diberikan sebebas-bebasnya oleh
pewawancara maupun yang di wawancara.
Wawancara terarah
Dalam hal ini sudah ada beberapa pokok yang harus diikuti
pewawancara dalam mengadakan wawancara.
Wawancara terbuka
Pertanyaan-pertanyaan sudah ditentukan sebelumnya, tetapi jawaban
dapat diberikan bebas tidak terikat.
Wawancara tertutup
Pertanyaan-pertanyaan sudah ditentukan sebelumnya dan
kemungkinan-kemungkinan jawaban juga sudah disediakan.
5. Angket
Angket adalah wawancara tertulis. Pertanyaan sudah tersusun dalam lem lembar-lembar
pertanyaan. Orang yang akan diperiksa tinggal membaca pertanyaan dan memberi jawaban pada
kolom yang tersedia.
Keuntungan angket adalah daya sebarnya yang luas kepada masyarakat.
6. Pemeriksaan Psikologis
Secara popular metode ini dikenal dengan nama psikotes. Metode ini menggunakan alat-
alat psikodiagnostik tertentu yang hanya dapat digunakan oleh para ahli yang benar-benar
terlatih.
Keuntungan metod ini adalah bahwa dalam waktu yang relative sangat singkat dapat
dikumpulkan banyak data mengenai diri seseorang, termasuk juga data yang tidak dapat
diketahui melalui metode lainnya. Keuntungan lainnya bahwa metode ini dapat dilaksanakan
secara massal sehingga dapat diperiksa banyak orang sekaligus, bahkan jika diperlukan dapat
dilakukan melalui telepon atau internet.
metode ini adalah tidak dapat dipergunakan secra luas, karena hanya dapat dilakukan
oleh orang yang ahli dan memang sudah terlatih.
Aliran-aliran dalam Psikologis
terdapat dua teori yang mengarahkan berdirinya psikologi sebagai ilmu. Kedua teori ini
adalah :
1. Psikologi pembawaan atau Psikologi Nativistik
Teori ini menyatakan bahwa jiwa terdiri dari beberapa factor yang dibawa sejak lahir atau
disebut pembawaan atau bakat. Pembawaan-pembawaan terpenting adalah pikiran, perasaan, dan
kehendak.
2. Psikologi Asosiasi atau Psikologi Empirik
Jiwa berisi ide-ide yang didapatkan melalui panca indera, dimemorikan dan saling
diasosiasikan satu sama lain melalui prinsip-prinsip kesamaan, kekontrasan, dan kelangsungan.

Teori-teori dalam Psikologi


Charles Darwin (1809-1882) , adanya pendapat Darwin bahwa ada kontinuitas antara hewan
dengan manusia, timbullah Psikologi Komparatif (Psikologi Perbandingan). Francis Galton
(1822-1911) perintis Psikologi Eksperimental untuk pertama kalinya perbedaan-perbedaan antara
satu orang dengan orang lainnya dalam berbagai kemampuan (perbedaan-perbedaan individual).
Beberapa aliran yang terkemuka dengan teori-teori masing-masing akan dikemukakan sebgai
berikut :
a. Elementisme atau Stukturalisme
Penyelidikan tentang struktur kejiwaan manusia dan ia mendapati bahwa jika manusia itu terdiri
dari berbagai elemen seperti : pengindraan, perasaan, ingatan, dll.
b. Behaviourisme atau Psikologi S-R
Mementingkan perilaku terbuka yang langsung dapat diamati dan diukur daripada perilaku
tetutup yang hanya dapat diketahui secara tidak langsung. Aliran ini biasa disebut aliran S-R
( Stimulus-Respons) , karena perilaku selalu dimulai dengan adanya rangsangan (stimulus) dan
diikuti oleh suatu reaksi (response) terhadap rangsangan tersebut.
c. Psikologi Gestalt
Bahwa dalam pengamatan atau persepsi suatu situasi, rangsangan ditanggap secara keseluruhan.
d. Psikoanalisis
Teori ini merupakan penemuan baru pada saat itu karena selama itu para ahli hanya
menyibukkan diri dengan alam kesadaran sebagaimana yang nyata dalam teori-teori lain yang
berlaku di saat itu. Teknik penyembuhan penyakit-penyakit kejiwaan (psikoterapi) mempunyai
metode untuk membongkar gangguan-gangguan yang terdapat dalam ketidaksadaran ini, antara
lain dengan metode analisis mimpi dan asosiasi bebas.
e. Psikologi Humanistik
Paham yang mengutamakan manusia sebagai makhluk keseluruhan. Mereka tidak setuju dengan
pendekatan-pendekatan lain yang memandang manusia hanya dari salah satu aspek saja. Manusia
harus dilihat sebagai totalitas yang unik, yang mengandung semua aspek dalam dirinya dan
selalu berproses untuk menjadi dirinya sendiri.
Tugas psikologi menurut paham ini adalah mendorong potensi-potensi yang baik pada diri
seseorang dalam proses aktualisasi dirinya. Karena manusia itu unik, maka penanganannnya
dalam psikoterapi juga unik.
Dua tokoh dari aliran ini adalah Crl Rogers , dan Abraham maslow yang terkenal dengan teori
hierarki motivasinya.
Psikologi dewasa ini tidak hanya mementingkan aliran-aliran yang sifatnya teoritis, tetapi
juga memperhatikan penerapannya. Di Indonesia psikologi baru di kenal secara formal sejak
didirikannya jurusan psikologi ada fakultas Kedokteran UI. Tetapi pada saat diresmikan sebuah
fakultas yang mandiri, fakultas psikologi UI mempunyai beberapa bagian yang masing-masing
mengembangkan cabang psikologi yang berbeda yaitu Bagian Psikologi Klinis, bagian psikologi
Kejuruan dan Perusahaan, Bagian Psikologi Anak, Bagian Psikologi Eksperimen dan Bagian
Psikologi Sosial.
Beberapa Divisi-divisi dalam American Psychology Association :

Topik-topik diteliti
NO Daftar Divisi dalam APA dan dipraktekkan

Society for General Psychology


1 ( Paguyuban Psikologi Umum) Umum
Society for the teaching of
Psychology ( Paguyuban untuk
2 Pengajaran Psikologi) Pengajaran

Society for the Psychology study Konsultasi, industry,


of aesthetics, Creativity and the dn organisasi dan
3 Arts SDM

Educational Psychology (Psikologi Pendidikan,


4 Pendidikan) pengajaran
BAB 2
MANUSIA

Manusia sebagai Makhluk yang Bereksistensi


Proses perkembangan manusia sebagian ditentukan oleh kehendaknya sendiri. Berbeda
dengan makhluk yang lain yang sepenuhnya tergantung pada alam. Kebutuhan untuk terus-
menerus menjadi inilah yang khas manusiawi dunia untuk kepentingannya sehingga timbullah
kebudayaan dalam segala bentuknya itu, yang tidak terdapat pada makhluk yang lainnya.
Bentuk-bentuk kebudayaan antara lain adalah sistem perekonomian, kehidupan sosial, dengan
norma-normanyan dan kehidupan politiknya.
Manusia sebagai Makhluk Hidup
Sifat-sifat manusia pada umumnya:
§ Ikatan-ikatan Biologis
Bertentangan dengan eksistensinya, manusia adalah makhluk biologis yang sampai pada
batas-batas tertentu terikat pada kodrat alam. Manusia membutuhkan udara untuk bernapas serta
makanan dan minuman untuk mempertahankan hidupnya. Dibandingkan dengan makhluk yang
lainnya, manusia adalah satu-satunya makhluk yang tidak dibekali alat-alat untuk bertahan dalam
lingkungannya secara alamiah. Sema ini menunjukkan betapa manusia sebagai makhluk biologis
yang lemah. Menurut teori evolusi Darwin, hanya tingkat kecerdasan yang tinggilah satu-satunya
modal manusia untuk tetap bertahan dalam dunia ini.

§ Makhluk adalah Satuan hidup


bagian-bagian tubuh merupakan sebuah kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
Setiap bagian mempunyai fungsinya sendiri-sendiri dan fungsi itu dikoordinasikan agar makhluk
yang bersangkutan mampu beradaptasi dan bertahan dalam lingkungannya. Bagian-bagian tubuh
kalau dilepaskan dari organisasi tubuh secara keseluruhan tidak dapat lagi berfungsi. Khususnya
pada manusia, jiwa, kesadaran, dan ketidaksadaran juga termasuk dalam satuan hidup tersebut.

§ Sistem Energi yang Dinamis


Manusia selalu membutuhkan energy untuk mempertahankan hidupnya, untuk
mengembangkan keturunan, untuk tumbuh, untuk menyelesaikan tugas. Karena kebutuhan akan
energi itu manusia selalu berusha untuk mengadakan sejumlah energi dalam tubuhnya. Jumlah
energi yang tersedia harus sesuai dengan yang diperlukan, kalau manusia pada saat demikian
akan aktifnya sehinnga membutuhkan energi melebihi persediaan yang ada, maka akan terjadi
berbagai hambtan dalam pelaksanaan aktivitas-aktivitas tersebut.
§ Pertumbuhan yang Mengikuti Pola Tertentu
Pertumbuhan manusia sejak dalam kandungan sudah ditentukan polanya, dan tiap-tiap sel
tubuh berkembang sesuai dengan jalur perkembangannya masing-masing. semuanya mengarah
pada satu tujuan untuk menjadi makhluk manusia dengan organ-organ yang tersusun secara
harmonis.
§ Perkembangan Menjadi Makhluk Manusia
Ketika sel telur di buahi oleh sperma dari lelaki menghasilkan satu sel baru yang disebut
zigot. Zigot ini akan membelah diri menjadi 2 sel, 4 sel, 8 sel, 16 sel, 32 sel, dan seterusnya.
Zigot yang telah membelah menjadi banyak sel tadi akan berkembang menjadi embrio,
kemudian menjadi janin dalam rahim ibu. Lamanya waktu janin tumbuh dan berkambang di
dalam rahim ibu, dari mulai proses pembuahan hingga kelahiran adalah kurang lebih 9 bulan.
Zigot yang berkembang dengan membelah diri menjadi 2 sel, 4 sel, 8 sel, dan terbentuklan
kumpulan sel. Kumpulan sel ini akan berkembang menjadi janin Kumpulan sel di dalam rahim
ibu. Perkembangan janin selama di dalam rahim dibagi dalam tiga tahapan. Lamanya waktu pada
setiap tahapan adalah tiga bulan.
 Trimester Pertama
Tiga bulan pertama embrio berkembang menjadi janin yang panjangnya kurang lebih 5,5
cm. Janin sudah berbentuk seperti manusia walaupun ukuran kepalanya sangat besar. Di akhir
tiga bulan pertama ini janin juga sudah mulai dapat menggerakkan tangan dan kakinya.
 Trimester Kedua
Pada tiga bulan kedua, janin sudah semakin berkembang dan panjangnya sudah
mencapai kurang lebih 19 cm. Tangan dan kakinya telah berkembang, muka tumbuh
memanjang. Pada tiga bulan kedua ini detak jantung janin juga sudah mulai bisa
dideteksi. Gerakan janin juga mulai aktif.

 Trimester Ketiga
Di tiga bulan ketiga terjadi pertumbuhan ukuran janin sangat cepat. Ukuran tubuh
sudah proporsional seperti bayi. Karena ukuran tubuhnya semakin besar, janin
tidakterlalu leluasa bergerak di dalam rahim. Menjelang kelahiran bayi pada umumnya
sudah mencapai panjang sekitar 50 cm. Berikutnya janin akan lahir ke dunia dan
disebutlah dengan sebutan bayi. Rata-rata berat bayi adalah 3.500 gram dengan panjang
berkisar 48-51 cm.
Pengaruh Proses Pematangan Terhadap Perilaku
Perilaku manusia tidak dapat dilepaskan dari proses pematangan organ-organ tubuh. Contoh
klasik dari proses pematangan anggota tubuh ini adalah anak burung yang sejak menetes dari
telurnya dikurung dalam sangkar.

Ciri-ciri Perilaku manusia yang Membedakan dari Hewan


Kepekaan sosial
Manusia bukan saja merupakan makhluk sosial, yaitu makhluk yang harus hidup dengan
sesamanya, tetapi lebih dari itu, manusia mempunyai kepekaan sosial. Kepekaan sosial adalah
kemampuan untuk menyesuaikan perilaku dengan harapan dan pandangan orang lain. Orang
yang tidak mamu memahami dan menyesuaikan diri dengan situasi sosial di sekelilingnya
dianggap tidak mempunyai kepekaan sosial.
Kelangsungan Perilaku
Perilaku atau perbuatan manusia tidak terjadi secara sporadis (timbul dan hilang begitu saja)
tetapi selalu ada kelangsungan antara satu perbuatan dengan perbuatan berikutnya. Perilaku
manusia tidak pernah berhenti pada suatu saat, perbuatan terdahulu merupakan persiapan bagi
perbuatan yang kemudian, sedangkan perbuatan yang demikian kelanjutan dari perbuatan yang
sebelumnya.
Orientasi pada tugas
Suatu perilaku manusia selalu mengarah pada tugas tertentu. Hal ini tampak jelas pada
perbuatan-perbuatan seperti belajar atau bekerja, tetapi hal ini juga terdapat pada perilaku lain
yang tampaknya tidak ada tujannya. Jadi orientasi pada tugas adalah suatu perbuatan atau
tindakan yang mengarah pada belajar atau bekerja.

Usaha dan Perjuangan


sesuatu yang ditentukannya sendiri dan dipilihnya sendiri, dia tidak akan memperjuangkan
sesuatu yang sejak semula memang tidak ingin diperjuangkan. Dengan kata lain, manusia
mempunyai aspirasi yang diperjuangkan, sedangkan hewan hanya berjuang untuk memperoleh
sesuatu yang sudah diberi oleh alam. Harga diri misalnya, merupakan aspirasi yang dapat di
perjuangkan manusia, yang tidak terdapat pada hewan.
Setiap Individu manusia yang unik
Unik berarti beda dengan yang lainnya, jadi setiap manusia selalu mempunyai ciri-ciri dan
sifat-sifat tersendiri yang membedakannya dari manusia-manusia lainnya. Tidak ada dua
manusia yang sama di dunia ini. Pengalaman masalalu dan aspirasinya untuk masa-masa yang
akan datang menetukan perilaku seseorang di masa kini. Karena setiap orang mempunyai
pengalaman dan aspirasi yang berbeda-beda.
Perkembangan Manusia
Dalam mempelajari perkembangan manusia, kita harus membedakan dua hal, yaitu
prosespematangan dan proses belajar. Selain itu ada hal ketiga dan keempat yang menentukan
perkembangan, yaitu kekhasan atau bakat dan lingkungan. Lebih lengkapnya akan di jelaskan
sebagai berikut :
Pematangan, berarti proses pertumbuhan yang menyangkut penyempurnaan fungsi-
fungsi tubuh secara alamiah sehingga mengakibatkan perubahan-perubahan dalam perilaku,
terlepas dari ada atau tidak adanya proses belajar. Perkembangan ini ditentukan oleh proses
pematangan organ-organ tubuh dan terjadi pada setiap manusia normalsehingga kita dapat
memperhitungkan sebelumnya.
Belajar, berarti mengubah atau memperbaiki perilaku melalui latihan, pengalaman, atau
kontak dengan lingkungan ( fisik dan sosial ) yang disebabkan melalui latihan dan pengalaman
serta relatif tidak berubah.
Dalam proses belajar ada tiga hal yang harus dipahami, yakni:
1. Belajar adalah perubahan tingkah laku (yang buruk atau benar);
2. Melalui seperangkat latihan dan pengalaman;
3. Relatif permanen, tidak hanya muncul sesaat.

Dari tiga hal di atas ada beberapa tingkah laku yang terlihat seperti belajar, gerak refleks dan
respons emosi bukanlah dipelajari oleh individu tetapi otomatis dilakukan oleh tubuh.
Pengkondisian Klasik / (Classical Conditioning)
yaitu prinsip belajar yang menggunakan pemasangan stimulus netral dan stimulus yang
dikondisikan. Kesimpulan yang diperoleh adalah asosiasi pada classical conditioning merupakan
hubungan yang memiliki makna antara satu stimulus dan stimulus lainnya, hubungan ini terbina
hanya jika ada stimulus netral yang diiktkan dengan stimulus yang tidak netral lainnya.
Penerapan pengkondisian Klasik Tingkah Laku Manusia
Proses pendekatan sebelum pacaran jika ditelaah memiliki pola kondisioning klasik yang
amat terasa. Orang yang pacaran lebih memerhatikan telepon, karena dering telepon
diasosiasikan dengan sang penelepon yakni pacar. Bunyi dering telepon awalnya adalah sesuatu
yang netral, tetapi perlahan dering tadi muncul berbarengan dengan pacar. Dering yang awalnya
netral menjadi penanda atas kehadiran pacar diseberang sana. Terkait pula dengan emosi, maka
dering telepon kemudian tidak hanya menandakan kehadiran pacar, namun juga membangun
emosi positif (senang).

Pengkondisian Operan / Operant Conditioning


Pada prinsipnya, setiap stimulus akan menghasilkan beberapa kemungkinan respons. Untuk
mendapatkan apa yang diinginkan, maka hanya respons-respons tertentu saja yang diperkuat
(dengan “hadiah”) atau ketika ada respons yang tidak diinginkan, dilemahkan, yang pada
akhirnya menjadikan respons tadi menjadi respons yang “dipelajari.” Jadi pengkondisian operan
adalah respons alami yang diperkuat atau dilemahkan, tergantung pada kondisi diterima atau
ditolak.

Ganjaran positif, ganjaran negative, dan hukuman


adalah stimulus yang ditambahkan pada lingkungan yang kemudian meningkatkan respons awal,
ganjaran negatif adalah jika stimulus tertentu diangkat atau dihilangkandan menimbulkan
ketidaknyamanan sehingga memunculkan kembali respons yang diingnkan di masa yang akan
datang, dan hukuman yaitu stimulus yang memungkinkan untuk mengurangi timbulnya tingkah
laku yang tidak diinginkan di masa mendatang.
Shaping
yaitu proses yang menggunakan pembelajaran dengan jalan pelajaran yang diberikan secara
perlahan mendekati sama dengan tingkah laku rumit.
Terapannya dalam Tingkah Laku
Dalam pelaksanaan teori belajar pengkondisian operan lebih sering dilaksanakan. Hal dasarnya
hanya menguatkan tingkah laku yang diinginkan dan kurangi yang tidak diinginkan. Jika ada
yang kurang, penggunaan hukuman dimungkinkan.

Sinergi Pematangan dan Belajar


Kekhasan berarti sesuatu yang menonjol pada satu dua anak yang berbeda dengan anak yang
lain, seperti itulah yang disebut bakat atau potensi bawaan sejak lahir.
Lingkungan terdiri dari dua yaitu pertama lingkuangan fisik yng terdekat ibu dan yang kedua
lingkungan sosial.

Masa Kanak-kanak
Manusia dilahirkan dalam keadaan yang sepenuhnya tidak berdaya dan harus
menggantungkan diri pada orang lain, terutama ibunya. Uniknya, lamanya waktu harus
tergantung pada orang lain inilah yang membuat ia punya kesempatan paling banyak untuk
mempersiapkan dirinya dalam perkembangannya sehingga pada akhirnya taraf perkembangan
manusia adalah yang tertinggi. Pengaruh orang tua dan lingkungan masa kanak-kanak tidak
berhenti di masa kanak-kanak saja. Menurut penganut Psikoanalisis, pengaruh pengalaman masa
kanak-kanak kadang-kadang tidak dirasakan atau disadari oleh yang bersangkutan, karena semua
itu disimpan di dalam bentuk prilaku-perilaku yang aneh, yang lain daripada perilaku normal.
Masa negativistik kedua timbul pada usia lima atau enam tahun, pada saat anak mulai
mengenal lingkungan yang lebih luas. Karena itu ia mulai lagi suka membantah dan tidak mau
menurut kata orang tuanya. Masa negativistik kedua ini sering ditandaidengan tempertantrum,
yaitu peilaku mengamuk, menangis, menjerit, merusak, menyerang,dan meyakiti diri sendiri,
yang dilakukan apabila ada kehendak-kehendak yang tidak dipenuhi.
Masa negativistik ketiga terjadi pada masa remaja. Anak dalam perkembangan kepribadiannya
selalu membutuhkan seorang tokoh identifiasi. Identifikasi berarti dorongan untuk menjadi
identik (sama) dengan orang lain. Jadi, dalam proses identifikasi anak tidak saja ingin menjadi
identik secara lahiriah tetapi, terutama secara batin. Kontak sosial di luar rumah penting juga
untuk anak, ia harus cukup berani mempertahankan haknya sebaliknya ia juga harus mau
mengakui hak orang lain. Perilakunya mulai di atur oleh norma-norma sosial.
Ada beberapa ciri kepribadian yang dapat timbul pada seorang anak karena adanya prngaruh-
mempengaruhi antar saudara. Beberapa ciri tersebut antara lain:
1. Bertanggung jawab , biasanya pada anak sulung
2. Mudah bergaul, biasanya anak kedua atau di tengah
3. Manja, biasanya anak bungsu
4. Aktif dalam kegiatan social, biasanya anak dari keluarga besar
5. Teliti, juga dalam keluarga besar
6. Isolasi, biasanya pada anak dari keluarga yang terlalu besar sehingga tidak cukup
perhatian dapat diberikan kepada masing-masing anak.
7. Tidak bertanggung jawab, juga dari keluarga terlalu besar
8. Sakit-sakitan, merupakan usaha anak untuk menarik perhatian orang tua karena
orang tua terlalu banyak memerhatikan saudara-saudara yang lainnya.

Masa Remaja : Proses Pendewasaan


Masa Remaja sebagai masa yang penuh kesukaran. Hal ini disebabkan masa remaja
merupakan masa transisi antara kanak-kanak dan masa dewasa. Masa transisi sering kali
menghadapkan individu yang bersangkutan kepada situasi yang membingungkan, di satu pihak
ia masih kanak-kanak, tetapi di lain pihak ia sudah harus bertingkah laku seperti orang dewasa.
Perbedaan pendapat dan perbedaan nilai-nilai antara remaja dan orang tua menyebabkan remaja
tidak selalu mau menurut pada orang tua. Oleh karena itu, masa remaja dikenal juga sebagai
masa negativistik yang ketiga.

Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Istilah ini
menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan; biasanya mulai dari usia 14
pada pria dan usia 12 pada wanita. Transisi ke masa dewasa bervariasi dari satu budaya
kebudayaan lain, namun secara umum didefinisikan sebagai waktu dimana individu mulai
bertindak terlepas dari orang tua mereka.

§ Perkembangan fisik
Perubahan dramatis dalam bentuk dan ciri-ciri fisik berhubungan erat dengan mulainya
pubertas. Aktivitas kelenjar pituitari pada saat ini berakibat dalam sekresi hormon yang
meningkat, dengan efek fisiologis yang tersebar luas. Hormon pertumbuhan memproduksi
dorongan pertumbuhan yang cepat, yang membawa tubuh mendekati tinggi dan berat dewasanya
dalam sekitar dua tahun. Dorongan pertumbuhan terjadi lebih awal pada pria daripada wanita,
juga menandakan bahwa wanita lebih dahulu matang secara seksual daripada pria. Pencapaian
kematangan seksual pada gadis remaja ditandai oleh kehadiran menstruasi dan pada pria ditandai
oleh produksi semen. Hormon-hormon utama yang mengatur perubahan ini adalah androgen
pada pria dan estrogen pada wanita, zat-zat yang juga dihubungkan dengan penampilan ciri-ciri
seksual sekunder: rambut wajah, tubuh, dan kelamin dan suara yang mendalam pada pria; rambut
tubuh dan kelamin, pembesaran payudara, dan pinggul lebih lebar pada wanita. Perubahan fisik
dapat berhubungan dengan penyesuaian psikologis; beberapa studi menganjurkan bahwa
individu yang menjadi dewasa di usia dini lebih baik dalam menyesuaikan diri daripada rekan-
rekan mereka yang menjadi dewasa lebih lambat.
§ Perkembangan intelektual
Tidak ada perubahan dramatis dalam fungsi intelektual selama masa remaja. Kemampuan
untuk mengerti masalah-masalah kompleks berkembang secara bertahap. Psikolog Perancis Jean
Piaget menentukan bahwa masa remaja adalah awal tahap pikiran formal operasional, yang
mungkin dapat dicirikan sebagai pemikiran yang melibatkan logika pengurangan/deduksi. Piaget
beranggapan bahwa tahap ini terjadi di antara semua orang tanpa memandang pendidikan dan
pengalaman terkait mereka. Namun bukti riset tidak mendukung hipotesis ini; bukti itu
menunjukkan bahwa kemampuan remaja untuk menyelesaikan masalah kompleks adalah fungsi
dari proses belajar dan pendidikan yang terkumpul.
§ Perkembangan seksual
Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas bertanggung-jawab atas munculnya
dorongan seks. Pemuasan dorongan seks masih dipersulit dengan banyaknya tabu sosial,
sekaligus juga kekurangan pengetahuan yang benar tentang seksualitas. Namun sejak tahun
1960-an, aktivitas seksual telah meningkat di antara remaja; studi akhir menunjukkan bahwa
hampir 50 persen remaja di bawah usia 15 dan 75 persen di bawah usia 19 melaporkan telah
melakukan hubungan seks. Terlepas dari keterlibatan mereka dalam aktivitas seksual, beberapa
remaja tidak tertarik pada, atau tahu tentang, metode Keluarga Berencana atau gejala-gejala
Penyakit Menular Seksual (PMS). Akibatnya, angka kelahiran tidak sah dan timbulnya penyakit
kelamin kian meningkat.
§ Perkembangan emosional
Psikolog Amerika G. Stanley Hall mengatakan bahwa masa remaja adalah masa stres
emosional, yang timbul dari perubahan fisik yang cepat dan luas yang terjadi sewaktu pubertas.
Psikolog Amerika kelahiran Jerman Erik Erikson memandang perkembangan sebagai proses
psikososial yang terjadi seumur hidup.
Tugas psikososial remaja adalah untuk tumbuh dari orang yang tergantung menjadi orang
yang tidak tergantung, yang identitasnya memungkinkan orang tersebut berhubungan dengan
lainnya dalam gaya dewasa. Kehadiran problem emosional bervariasi antara setiap remaja.

Masa Dewasa
Memasuki alam kedewasaan, seorang laki-laki harus mempersiapkan diri untuk dapat
hidup dan menghidupi keluarganya, kaum perempuan juga harus mempersiapkan diri untuk
berumah tangga. Semua ini menunjukkan bahwa usia-usia 40 tahunan, yang sering disebut pula
sebagai usia pertengahan atau usia setengah baya, merupakan masa krisis bagi sebagian orang.
Sebgaian besar orang pada umumnya dapt mengatasi masalah-masalah dalam periode krisis ini
dengan baik.
secara psikologi ada 4 jenis kelamin (gender), yaitu:
1. Maskulin, yang biasa terdapat pada laki-laki: tegas, rasional, cepat mengambil keputusan,
dan lain-lain)
2. Feminin, yang biasa terdapat pada perempuan: lemah lembut, emosinal, lebih suka
mengikuti keputusan, dan lain-lain.
3. Androgin, pria atau perempuan yang mempunyai sifat maskulin maupun feminin yang sama
kuat.
4. Tak tergolongkan , dalam tes gender menunjukkan skor maskulin maupun feminin sama
rendah.
Masa Tua
Pada masa tua ini terjadilah perubahan-perubahan yang mudah terlihat, yakni perubahan
fisik. Masalah utama pada orang-orang tua adalah rasa kesepian dan kesendirian. Batasan Usia
bagi Tiap Masa Perkembangan adalah menetapkan tahap-tahap perkembangan manusia, maka
dalam Psikologi Perkembangan sekarang ini digunakan pedoman-pedoman tertentu untuk
menetapkan tingkat perkembangan psikologi manusia.
Pada masa tua umumnya diikuti waktu masa pensiun tiba, padahal orang yang bersangkutan
masih cukup kuat, maka harus di usahakan agar kesibukan-kesibukannya tidak berhenti dengan
tiba-tiba. Di indonesia usia pensiun adalah 55 tahun, padahal pada usia tersebut lansia masih bisa
berkarya. Kondisi ini harus di lihat dalam konteks yang lebih luas karena jumlah lansia yang
cukup besar. Beberapa cara untuk menghindari penghentian kegiatan secara mendadak, antara
lain:
 Memberikan masa bebas tugas sebelum pensiun
 Memberi pekerjaan yang lebih ringan sebelum pensiun
 Mencari pekerjaan lain dalam masa pensiun
 Melakukan kegiatan yang bersifat kegemaran.

Batasan Usia bagi Tiap Masa Perkembangan


Dalam psikologi memanng sulit ditetapkan batas-batas usia yang tegas bagi masing-
masing masa perkembangan tersebut. Akan tetapi, dalam praktik, sering kali diperlukan batasan-
batasan yang tegas. Demikian pula dalam ilmu kesehatan, program-program kesehatan
memerlukan batasan usia yang sangat tegas antara berbagai tahap perkembangan jiwa manusia.
Mengingat susahnya menetapkan batasan usia yang berlaku umum untuk menetapkan
tahap-tahap perkembangan manusia, maka dalam psikologi perkembangan sekarang ini lebih
banyak digunakan pedoman-pedoman tertentu untuk menetapkan tingkat perkembangan
psikologi manusia, yaitu;
a. Bayi (infancy): masa sebelum bias berjalan. Biasana di bawah umur satu tahun.
b. Toddler: sekitar umur 18 bulan. Perbendaharaan katanya berkembang pesat. Ia bias
mempelajari 7-9 kata baru setiap hari.
c. Kanak-kanak (childhood): yaitu tahap antara masa bayi dan remaja.
d. Praremaja (preadolescence): yaitu tahap perkembangan manusia dalam rangka masa kanak-
kanak.
e. Remaja (adolescence): masa transisi dari kanak-kanak ke dewasa. Ciri khas seorang remaja
ketika masuk remaja adalah pubertas (tumbuhnya tanda-tanda seksual sekunder)
f. Dewasa (adulthood): bias mengandung banyak arti. Tergantung dari sudut pandangnya,
bahkan bias saling bertentangan. Seseorang bias sudah dewasa secara biologis, tetapi masih
kanak-kanak secara social, atau menurut agama sudah boleh menikah, tetapi menurut agama
belum. Dewasa di bagi menjadi tiga tahapan, yaitu:
g. Dewasa muda, biasanya berusia antara 19-40, yaitu orang-orang yang masih sangat produktif
dari segi seksual, social, dan ekonomi.
h. Usia pertengahan, yaitu usia antara dewasa muda dengan dengan usia lanjut. Sukar untuk
mendefinisikan batas usia pertengahan, karena cukup banyak orang yang masih jauh
melampaui usia 40 tahun. Karena itu sebagai atokan hanya di sebutkan bahwa usia
pertengahan adalah sekitar dua pertiga dari usia harapan hidup di masyarakat yang terkait.
i. Usia lanjut, yaitu usia yang sudah melewati batas usia rata-rata harapan hidup.
BAB 3
FUNGSI-FUNGSI PSIKIS

Persepsi
Objek-objek di sekitar kita, kita tangkap melalui alat-alat indra dan diproyeksikan pada
bagian tertentu di otak sehingga kita dapat mengamati objek tersebut.
Pada bayi yang baru lahir, bayangan-bayangan yang sampai ke otak masih tercampur aduk
sehingga bayi belum dapat membeda-bedakan benda-benda dengan jelas.kemampuan untuk
membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan dan sebagainya itu, yang selanjutnya
diinterpretasi disebut presepsi.
Presepsi berlangsung saat seseorang menerima stimukus dari dunia luar yang di tangkapoleh
organ-organ bantunya yang kemudian masuk ke dalam otak. Di dalamnya terjadi proses berpikir
yang pada akhirnya terwujud dala sebuah pemahaman. Pemahaman ini yang disebut persepsi.
Telinga
Telinga mempunyai tiga bagian , yakni telinga bagian luar, telinga bagian tengah dan telinga
bagian dalam. Untuk bagian luar dimulai dari bunyi. Bunyi adalah gerakan molekul-molekul
udara yang terbuat oleh getaran sebuah objek (feldman, 2003). Pola bunyi sampai terdengar di
telinga mirip dengan gelombang air yang terjadi ketika air tenang dilempar batu dan muncul
gelombang menjauhi tempat batu terjatuh.
Organ pertama yang bertemu dengan gelombang suara adalah gendang telinga. Ketika
bunyi semakin intensif maka gendang telinga semakin bergetar. Getaran yang di terima oleh
gendang di transfer ke telinga bagian tengah. Di bagian tengah terdapat tiga tulang
yakni hammer, anvil, stirrup. Dari bagian tengah ini getaran di transmisikan. Dan kemudian
getaran ini masuk ke telinga bagian dalam.
Pada bagian dalam, getaran suara diubah agar bisa ditransmisikan ke otak. Organ pertama di
bagian dalam ini adalah kokhlea. Berbentuk tabung yang terselubung berisi cairan yang bergetar
ketka terdapat suara. Di dalam kokhlea juga terdapat sel-sel rambut yang berfungsi
menyampaikan getaran menjadi pesan untuk otak.
Hidung
Manusia bisa menghidu 10.000 bauan yang berbeda ( Feldman, 2008). Antara lelaki dan
perempuan juga diketahui bahwa bisa saling membedakan (Feldman, 2008) dan perempuan
memiliki kemampuan membaui lebih baik daripada lelaki ( Engen, 1987, dalam feldman, 2008).
Cara kerja penghidu dimulai ketika molekul-molekul dari sebuah substansi masuk dalam
saluran hidung dan mengenai sel-sel olfaktori. Sel olfaktori merupakan syaraf reseptor yang
jumlah dan jenisnya ribuan. Tiap-tiap reseptor bekerja untuk bauan yang spesifik. Setelah
diterima oleh reseptor kemdian dikirimkan ke otak dan dimulailah proses pengenalan untuk
masing-masing bauan ( Rubin dan Katz; Murphy dkk., 2004 dalam Feldman, 2008).
Bebauan juga berguna untuk komunikasi. Hasil penelitian terhadap kelompok mamalia
ditemukan pola komunikasi berdasar bauan yang amat berguna. Simpulan yang diambil dari
penelitian ini adalah bahwa mamalia dapat mengomunikasikan adanya bahay terhadap
sesamanya lewat penciuman ( Jurnal science dalam koran tempo, Rabu, 27 Agustus 2008).

Lidah
Bagian pengecap ini mempunyai leihdari seribu tipe sel reseptor. Secara garis besar para ahli
percaya hanya terdapat empat tipe dasar reseptor, yakni untukmengecap rasa manis, asam, asin,
dan pahit. Pada tiap sel reseptorterdapat 10.000 kuncup cicip yang menyebar di lidah, bagian
mulut, dan kerongkongan ( Feldman, 2003).
Penelitian terhadap manusia tentang lidah menemukan bahwa setiap orang memiliki ciri yang
berbeda. Ada segolongan individu yang di sebut perasa super ( supertasters), yakni orang yang
sangat sensitif dalam mengecap rasa.
Kulit
Kulit sangat membantu manusiadalam mempersepsi dunia sekeliling. Kita bisa membedakan
satu objek kasar atau halus, keras atau lembek dimulai dari informasi yang diterima oleh kulit.
Bahkan bagi individu buta, sentuhan pada jemarinya adalah cara untuk mengetahui dunia. Pada
bagian ujung jemari terdapat sel-sel Meisners berespons terhadap bintik-bintik huruf Braille
( Garret, 2005). Pada bagian ini ada beberapa hal yang dirasakan yakni sentuhan, tekanan, suhu,
dan sakit yang amat berguna untuk kebertahanan hidup. Manusia menjadi siaga untuk mengadapi
bahaya yang ada di luar tubuh. Reseptor-reseptormenyebar keseluruh bagian kulit dengan
berbeda kedalamannya pada tiap-tiap bagian tubuh.
Mata
Dalam bahasa puisi, mata adalah jendela hati. Yang dilihat oleh mata adalah cahaya yang
merupakan energi fisik yang menstimulasi mata (Feldman, 2003). Dalam analogi yang sederhana
, mata mirip dengan kamera. Mata harus mengukur dan mengatur besarnya cahaya yang masuk.
Lensa mata kemudian memfokuskan cahaya ke retina yang bekerja layaknya film, membentuk
gambar (Schwartz, 1986).
Penglihatan dimulai dengan cahaya yang merupakan gelombang radiasi elegtromagnetik.
Rentang panjang gelombang yang disebut juga sebagai spektrum visual relatif kecil. Tentunya
dengan demikian mata membutuhkan kemampuan dasar yang baik. Di dalam mata terdapat
sekitar 126 juta reseptor cahaya, lengkap dengan jaringan yang rumit yang berujung pada syaraf
optik (Garret, 2005).
Struktur dan Proses Penglihatan
Saat pertama kali sebuah objek muncul di depan mata, organ mata yang pertama kali bekerja
adalah kornea. Kornea berupa lapisan yang transparan bekerja layaknya jendela pengaman,
cahaya yang masuk diatur lebih besar atau lebih kecil. Setelah melewati kornea cahaya melewati
pupil, bagian gelap yang merupakan pusat dari iris. Pupil mengatur masuknya cahaya, ini terlihat
ketika seseorang matanya akan berkontraksi ketika melihat cahaya terang dan tetap tenang ketika
melihat cahaya yang redup (Feldman, 2003; Garret, 2005). Iris adalah bagian berwarna dari
mata.
Bagian berikut yang di masuki cahaya adalah lensa. Terletak persis di belakang pupil. Lensa
bertugas membelokkan cahaya sehingga bisa di fokuskan pada objek yang dilihat. Kerja lensa
yang memfokuskan sinar sehingga bisa berbentuk cekung atau cembung ini yang disebut sebagai
akomodasi. Bagian yang terakhir dari mata adalah retina. Bagian ini mengubah energi
elegtromagnetik dari cahaya menjadi informasi yang berharga bagi otak. Retina terbentuk dari
sel-sel resptor yang sensitif terhadap cahaya dan tersambung dengan sel-sel syaraf (Garret,
2005).

Persepsi
Alat-alat indra tadi amatlah membantu dalam kehidupan seseorang. Ia dapat memberi
sensasi. Sensasi adalah stimulan dari dunia luar yang dibawa masuk oleh sistem syaraf. Hampir
semua “hal” di dunia ini dibawa masuk oleh indra melalui sensasi. Bentuk, tekstur, dan rasa yang
anda terima merupakan sensasi, sedangkan perbandingan yang anda lakukan adalah interpretasi.
Persepsi visual
Organisasi dalam persepsi mengikuti beberapa prinsip, yaitu:
1. Wujud dan Latar (figure and ground atau emergence)
Objek-objek yang kita amati di sekitar kita selalu muncul sebagai wujud (figure) dengan hal-
hal lainnya sebagai latar (ground). Sebagai contoh ketika kta melihat beruang di bukit berbatu,
maka beruang itu akan menjadi wujud dan bebatuan di belakangnya akan menjadi latar. Namun
tidak selalu perbedaan latar sejelas itu. Dalam gambar Wujud dan Latar, kita bisa melihatnya
sebagai dua wajah (siluet) yang saling berhadapan dengan latar belakang putih, atau sebagai
sebuah vas bunga dengan latar belakang hitam. Bentuk seperti ini dinamakan ambigous
figure(bentuk ambigu) atau multistability (stabilitas ganda). Dalam kehidupan sehari-hari justru
pola ambigu ini yang sering terjadi sehingga terjadilah perbedaan persepsi atau
miskomunikasi.
2. Pola pengelmpokan
Dalam psikologi, cara manusia mengelompokkan apa yang dipersepsinya dengan
mengikuti hukum tertentu yang dinamakan hukum Gestalt (artinya; bentuk, keseluruhan) atau
hukum Pragnanz (bahasa jerman, artinya kesadaran, atau consciousness). Termasuk di dalamnya
adalah hukum kesamaan, hukum kedkatan, dan hukum keutuhan.
3. Ketetapan (constancy atau invariance)
Teori Gestalt juga mengemukakan bahwa dari proses belajarnya, manusia cenderung
akan memersepsikan segala sesuatu sebagai sesuatu yang tidak baerubah, walaupun indra kita
sebetulnya menangkap adanya perubahan. Bayangkan jika kita tidak mempunyai asa ketetapan
itu, setiap hari kita tidak mengenali anak atau suami/istri kita sendiri karena bajunya berganti-
ganti.
Dalam persepsi ada empat ketetapan dasar yang di kemukakan oleh Psikologi Gestalt,
yaitu Ketetapan Warna, Ketetapan Bentuk, dan Ketetapan Ukuran.
Ilusi
Otak manusia begitu unggulnya sehingga otak dapat menginterpretasikan apa yang
diindrakannya sebagai persepsi yang tepat mendekati kebenaran. Ketetapan ukuran misalnya,
sangat penting untuk penerbang yang sedang mendaratkan pesawat terbangnya. Di retinanya,
terpapar bayangan (image) landasan yang sangat kecil di kejauhan, tetapi bayangan itu berubah-
ubah terus dan makin membesar ketika dia mendekati (approach) landasan dengan kecepatan
sekitar 200 km/jam, namun, pilot tak kehilangan orientasi karena otaknya menyesuaikan diri
terus dan menerjemahkannya ke dalam persepsi yang tepat sehingga akhirnya pesawat itu
menyentuh landasan dan mendarat dengan selamat.
Ilusi adalah suatu persepsi panca indera yang disebabkan adanya rangsangan panca indera
yang ditafsirkan secara salah. Dengan kata lain, ilusi adalah interpretasi yang salah dari suatu
rangsangan pada panca indera. Sebagai contoh, seorang penderita dengan perasaan yang
bersalah, dapat meng-interpretasikan suara gemerisik daun-daun sebagai suara yang
mendekatinya. Ilusi sering terjadi pada saat terjadinya ketakutan yang luar biasa pada penderita
atau karena intoksikasi, baik yang disebabkan oleh racun, infeksi, maupun pemakaian narkotika
dan zat adiktif. Ilusi terjadi dalam bermacam-macam bentuk, yaitu ilusi visual (penglihatan),
akustik (pendengaran), olfaktorik (pembauan), gustatorik (pengecapan), dan ilusi taktil
(perabaan).
Di sisi lain hukum-hukum persepsi itu, terkadang justru bisa menimbulkan kesalahan
persepsi, yang di sebut ilusi.
Gejala ilusi adalah gejala normal. Setiap orang mengalaminya. Selain ilusi visual ada juga
ilusi dari indra yang lain, misalnya ilusi auditif (pendengaran) terjadi ketika kita mendengarkan
rekaman stereo dengan menggunakan sepasang head set. Ilusi kinestetik (gerak otot) biasa di
alami oleh orang yang telah di amputasi salah satu anggota tubuhnya. Orang ini masih bisa
merasakan gatal, atau bahkan sakit pada kakina, padahal kakinya itu sudah tdak ada. Gejala ini
dinamakan phantom limb (anggota tubuh fantasi).
Masalahnya adalah karena gejala itu normal dan terjadi pada setiap manusia, maka ketika
ilusi itu meningkat maka menjadi ilusi sosial maka timbullah berbagai persoalan. Ilusi sosial
adalah ilusi yang terjadi pada persepsi sosial. Yang termasuk ilusi sosial adalah prasangka,
stereotipi, rasialisme, fanatisme, favoritisme, dan sebagainya.
Perbedaan Persepsi
Ilusi menyebabkan perbedaan antara persepsi dengan realita, namun, sejauh masih
menangkut ilusi indra (visual, auditif), maka belum akan timbul masalah karena semua orang
akan mengalami ilusi yang sama. Lain halnya kalau sudah masuk ke persepsi sosial. Karena
banaknya faktor yang memengaruhi persepsi sosial dan faktor-faktor itupun tidak tetap, maka
seringkali terjadi perbedaan persepsi antara satu orang dengan lainnya. Hal-hal yang
menyebabkan perbedaan persepsi antarindividu dan antar kelompok adalah sebagai berikut.
1. Perhatian
Pada setiap saat ada ratusan, mungkin ribuan rangsangan yang tertangkap oleh semua
indra kita. Tentunya kita tidak mampu menyerapseluruh rangsangan yang ada di sekitar kita
sekaligus karena keterbatasan daya serap dari persepsi kita, maka kita terpaksa memusatkan
perhatian pada salah satu atau dua objek saja.
2. Set
Set (mental set) adalah kesiapan mental seseorang untuk menghadapi sesuatu rangsangan
yang akan timbul dengan cara-cara tertentu. Misalnya, seorang atlet pelari yang siap di garis
“start” mempunyai set bahwa beberapa detik lagi akan terdengar bunyi pistol saat mana ia harus
berlari. Terlambatnya atau batalnya bunyi pistol, bisa membuat atlet tersebut kebingungan
karena tidak tahu apa yang harus dilakukan.
3. Kebutuhan
Kebutuhan-kebutuhan sesaat maupun yang menetap pada diri seseorang, akan
memengaruhi ersepsi orang tersebut. Dengan demikian, kebutuhan-kebutuhan yang berbeda akan
menyebabkan perbedaan persepsi.
4. Sistem Nilai
Sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh pula terhadap persepsi.
Suatu eksperimen di Amerika Serikat menunjukkan bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga
miskin mempersepsikan mata uang logam lebih besar daripada ukuran yang sebenarnya. Gejala
ini tiak terdapat pada anak-anak yang berasal dari keluarga kaya.
5. Tipe Kepribadian
Tipe kepribadian juga akan memengaruhi persepsi. Misalnya, frida dan linda bekerja di
satu kantor yang sama di bawah pengawasan satu orang atasan yang sama. Frida bertipe tertutup
dan pemalu sedangkan linda lebih terbuka dan percaya diri. Sangat mungkin frida akan
mempersepsikan atasanhya sebagai tokoh yang menakutkan dan perlu di jauhi, sementara buat
linda bosnya itu biasa saja yang dapat diajak bergaul seperti orang biasa lainnya
6. Gangguan Kejiwaan
Sebagai gejala normal, ilusi berbeda dari halusinasi dan delusi, yaitu kesalahan persepsi
pada penderita gangguan jiwa. Penyandang gejala halusinasi visual seakan-akan melihat sesuatu
(cahaya, bayangan, hantu atau malaikat) dan ia percaya betul bahwa yang dilihatnya adalah
realita . sedangkan penyandang halusinasi auditif seakan-akan mendengar suara tertentu yang
diyakininya swebagai realita. Gejala ini bisa terdapat pada satu rang yang menyebabkan orang
itu mengalami delusi, Delusi merupakan keyakinan bahwa dirinya sesuatu yang tidak sesuai
dengan realita.

Berpikir dan Belajar


Belajar adalah suatu proses dimana suatu perilaku ditimbulkan diubah atau diperbaiki
melalui serentetan reaksi atau situasi yang terjadi. Proses belajar tidak hanya meliputi perilaku
motorik, tetapi juga berpikir dan emosi. Belajar bahasa inggris atau belajar komputer merupakan
kombinasi antara belajar berpikir dan belajar motorik.
Dalam proses belajar yang melibatkan berpikir, ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi
proses belajar itu:
1. Waktu istirahat: kalau sedang mempelajari sesuatu yang meliputi bahan yang banyak
atau proses yang panjang, dan dilakukan sebagian-sebagian, perlu disediakan waktu-
waktu tertentu untuk jeda atau beristirahat. Istirahat menghindari kejenuhan otak
sehingga proses belajar itu lebih efektif
2. Pengetahuan tentang materi yang di pelajari secara menyeluruh: dalam
mempelajari sesuatu lebih baik kalau kita pelajari dulu materi atau bahan yang ada secara
keseluruhan, baru setelah itu pelajari secara seksama bagian-bagiannya.
3. Pemahaman terhadap materi yang dipelajari: kalau kita mempelajari sesuatu, tanpa
pemahaman, maka usaha kita akan menemui banyak kesulitan. Misalnya, dua orang
menghafal puisi berbahasa inggris. Orang pertama mengerti bahasa inggris, sedangkan
orang kedua tidak dapa berbahasa inggris. Akibatnya, bahan yang sama akan dihafal jauh
lebih cepat oleh orang yang pertama.
4. Pengetahuan akan prestasi sendiri: kalau tiap kali kita dapat mengetahui hasil
prestasi sendiri, yaitu mengetahui mana-mana yang masih salah (untuk diperbaiki) dan
mana-mana yang sudah betul, maka akan lebih mudah kita memperbaiki kesalahan-
kesalahan itu. Dengan kata lain, pengetahuan akan prestasi sendiri akan mempercepat
kita dalam mempelajari sesuatu.
5. Transfer: Pengetahuan kita mengenai hal-hal yang pernah kita pelajari sebelumnya,
bisa memengaruhi proses belajar. Pengaruh ini yang disebut transfer.
Selanjutnya proses berpikir itu sendiri dapat kita golongkan ke dalam dua jenis, yaitu
berpikir asosiatif dan berpikir terarah.
1. Berpikir Asosiatif, yaitu proses dimana suatu ide merangsang timbulnya ide-ide lain.
Ide-ide itu timbul atau terasosiasi dengan ide sebelumnya secara spontan. Jenis berpikir
ini disebut juga jenis berpikir divergen (menyebar) atau kreatif, umumnya pada para
penemu, encipta dan sebagainya dalam bidang ilmu, seni, pemasaran dan sebagainya.

Jenis-jenis berpikir asosiatif adalah


 Asosiasi Bebas: satu ide akan menimbulkan ide mengenai hal lain, yaitu hal apa saja
tanpa ada batasnya.
 Asosiasi Terkontrol: satu ide akan menimbulkan ide mengenai hal lain dalam batas-
batas tertentu saja.
 Melamun: mengkhayal bebas, sebebas-bebasnya tanpa batas, juga mengenai hal-hal
yang tidak realistis. Di sisi lain, banyak temuan-temuan penting dalam ilmu pngetahuan
yang di mulai dengan melamun.
 Mimpi: ide-ide tentang berbagi hal yang timbul secara tidak disadari pada waktu tidur.
 Berpikir Artistik: proses berpikir yang sangat subjektif. Jalan pikiran sangat
dipengaruhi oleh pendapat dan pandangan diri pribadi tanpa menghiraukan keadaan
sekitar.

2. Berpikir Terarah: proses berpikir yang sudah ditentukan sebelumnya dan di arahkan pada
sesuatu, biasanya diarahkan pada pemecahan suatu persoalan. Jenis berpikir seperti ini disebut
juga berpikir konvergen. Berpikir konvergen (memusat) biasanya dapat diukur dengan tes-tes IQ.
Penggunaan Simbol Dalam Berpikir
Proses berpikir selalu menggunakan simbol, yaitu segala sesuatu yang dapat mewakili segala
hal di lingkungan luar, maupun yang ada pada diri kita sendiri, dalam alam pikiran kita. Kata-
kata adalah simbol. Kata “saya” mewakili diri kita sendiri. Makin banyak hal yang perlu diwakili
otak kita, makin banyak kosakata yang harus disimpan oleh otak kita. Di samping kata-kata,
bentuk-bentuk simbol yang digunakan manusia antara lain adalah angka-angka. Makna simbol
bisa dalam sekali dan tidak terbatas.
Strategi Berpikir
Ada dua macam strategi umum dalam memeahkan persoalan, yaitu:
a. Strategi menyeluruh: di sini persoalan dipandang sebagai suatu keseluruhan dan dicoba
dipecahkan dalam rangka keseluruhan itu.
b. Strategi detailistis: di sini ersoalan dibagi-bagi dalam bagian-bagian dan dicoba dipecahkan
bagian demi bagian.
Dalam strategi pertama, seringkali dapat dilihat hal-hal yang sama pada beberapa bagian
sehingga dapat diatasi sekaligus. Dengan demikian, cara ini lebih efisien dan lebih cepat, dan
terutama berguna kalau waktunya terbatas.
Kesulitan dalam memecahkan persoalan dapat ditimbulkan oleh:
1.Set: cara pemecahan persoalan yang berhasil biasanya cenderung dipertahankan pada
persoalan-persoalan yang berikutnya. Pola yang sama untuk memecahkan soal yang
berbeda disebut set.
2. Sempitnya Pandangan: seringkali dalam memecahkan persoalan, seseorang hanya
melihat satu kemungkinan jalan ke luar. Tentu saja dia akan menemui banyak kegagalan.
Kesulitan seperti ini disebabkan oleh sempitnya pandangan orang tersebut sehingga dia
tidak dapat melihat adanya beberapa kemungkinan jalan keluar.

Ingatan
Mengingat adalah perbuatan menyimpan hal-hal yang pernah diketahui untuk dikeluarkan
dan pada saat lain digunakan kembali. Pemikiran lain yang beraliran faali, menyatakan ingatan
adalah simpanan pola dari sambungan-sambungan antara neuron-neuron di otak. Tanpa ingatan,
maka hampir tidak mungkin seseorang mempelajari sesuatu.
Tiga Sistem Ingatan
Proses dari ingatan telah dijelaskan yakni melalui pengodean, penyimpanan, dan pengeluaran
informasi. Sistem yang dibangun untuk ingatan agar sebuah informasi tetap diingat adalah
melalui ingatan sensori, ingatan jangka pendek, dan ingatan jangka panjang.
Ingatan sensori
adalah tempat sementara penyimpanan informasi. Informasi yang disimpan oleh individu
sama persis dengan apa yang diterima.
Ingatan jangka pendek
Di bagian ini ingatan dapat bertahan selama 15-25 detik (Feldman, 2003) . kapasitasnya
terbatas, sekitar lima sampai sembilan unit informasi, sering disebut”seven-plus-or-minus-two”.
Unit tadi bisa berupa angka, huruf atau kata. Bagian otak yang bekerja adalah korteks frontal
(Foer, 2007).
Ingatan Jangka Panjang
Penyimpanan informasi relatif permanen, walaupun terkadang sulit untuk dikeluarka
kembali. Kapasitasnya nyaris tak terbatas.

Cara Mengingat
Ada beberapa cara untuk mengingat kembali hal-hal yang sudah pernah diketahui
sebelumnya, yaitu:
1. Rekoleksi, yaitu menimbulkan kembali dalam ingatan suatu peristiwa, lengkap dengan
segala detail dan hal-hal yang terjadi di sekitar tempat peristiwa itu dahulu terjadi.
2. Pembaruan ingatan, ingatan hanya timbul kalau ada hal yang merangsang ingatan itu.
3. Memanggil Kembali Ingatan (recall), yaitu mengingat kembali suatu hal, sama sekali
terlepas dari hal-hal di masa lalu.
4. Rekognisi, yaitu mengingat kembali sesuatu hal setelah menjumpai sebagian dari hal
tersebut.
5. Mempelajari Kembali, terjadi kalau kita mempelajari sesuatu yang dulu pernah kita
pelajari. Maka untuk mempelajari hal yang sama untu kedua kalinya, banyak hal-hal yang
akan di ingat kembali sehingga tempo belajar dapat menjadi jauh lebih singkat.
Lupa
Daya ingat kita tidaklah sempurna. Banyak hal yang pernah diketahui, tidak dapat diingat
kembali, atau dilupakan. Ebbinghaus menyimpulkan bahwa proses lupa terjadi secara
mekanistik, dengan sendirinya, dan hanya dipengaruhi oleh waktu saja.
Adapun lupa bisa terjadi karena kondisi otak, khususnya penyakit karena virus.
Ada empat cara untuk menerangkan proses lupa secara psikologis, dan satu cara
menerangkannya secara fisiologis.
1. Apa yang telah kita ingat, disimpan dalam bagian tertentu di otak. Kalau materi yang harus
diingat itu tidak pernah digunakan, maka karena proses metabolisme otak, lambat laun jejak
materi itu akan terhapus dari otak kita dan kita tidak dapat mengingatnya kembali. Jadi, karena
tidak di gunakan, materi itu lenyap sendiri.
2. Mungkin pula materi itu tidak lenyap begitu saja, melainkan mengalami perubahan secara
sistematis, mengikuti prinsip-prinsip Psikologi Gestalt sebagai berikut:
a. Penghalusan: materi berubah bentuknya ke arah bentuk yang lebih simetris, lebih halus, dan
kurang tajam sehinga bentuknya yang asli tidak dapat diingat lagi.
b. Penegasan, bagian-bagian yang paling mencolok dari suatu hal adalah yang paling
mengesankan sehinggga dalam ingatan bagian-bagian ini dipertegas, dan yang diingat hanya
bagian-bagian yang mencolok ini sedangkan bentuk keseluruhan tidak begitu diingat.
c. Asimilasi, bentuk yang mirip botol, misalnya kita ingat sebagai botol, sekalipun bentuk itu
bukan botol sama sekali. Perubahan materi di sini disebabkan karena kita cenderung mencari
bentuk yang ideal dan lebih sempurna.
3. kalau kita mempelajari hal yang baru, mungkin hal-hal yang sudah pernah kita ingat, tidak dapat
diingat lagi. Dengan kata lain, materi kedua menghambat ingatan tentang materi pertama.
Hambatan seperti ini disebut hambatan retroaktif. Sebaliknya materi yang baru kita pelajari
mungkin pula tidak dapat masuk kedalam ingatan karena terhambat oleh adanya materi lain yang
sudah terlebih dahulu dipelajari. Hambatan seperti ini disebut hambatan proaktif.
4. Represi, yaitu melupakan peristiwa yang mengerikan, menakutkan, penuh dosa, menjijikkan dan
sebagainya, intinya semua hal yang tidak dapat mengancam ego kita agar kita tidak merasa
bersalah atau berdosa.
5. Jenis lupa yang lain adalah yang terkait dengan fisiologi pada otak, termasuk di antaranya karena
proses penuaan. Proses fisiologi lain yang dapat menyebabkan lupa adalah trauma atau karena
penyalahgunaan narkoba. Amnesia, penyakit yang mengganggu ingatan terkini dari individu.
Gangguan terjadi pada hubungan ingatan jangka endek dan ingatan jangka panjang.

Ingatan dan Kebudayaan


Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat atau mendengar individu yang bisa
menghafal sesuatu dengan sangat cepat. Orang-orang seperti ini tidak tumbuh dari sembarang
kelompok. Asumsinya, kelompok tempat individu tumbuh haaruslah yang menekankan ingatan
sebagai bagian dari usaha untuk bertahan hidup, sejarah dan tradisi.
Emosi
Selain di pengaruhi oleh pengindraan (persepsi) dan pikiran, perilaku manusia juga disertai
oleh perasaan atau emosi. Perasaan itu bisa positif atau negatif.
Perbedaan antara perasaan dan emosi tidak dapat dinyatakan dengan tegas, karena keduanya
merupakan suatu kelangsungan kualitatif yang tidak jelas batasnya. Orang yang baru selesai
makan enak dan kenyang, merasa puas dan senang. Hal itu adalah warna afeksi yang positif.
Sebaliknya, orang yang kelaparan karena terlambat makan, cenderung cepat marah walaupun
tidak ada masalah yang serius. Penyebabnya adalah karena warna afeksinya sedang negatif. Di
lain kesempatan, warna afeksi juga dapat dikatakan sebagai emosi.
Definisi Emosi
Emosi banyak sekali jenisnya. Seringkali tidak ada keseragaman dalam memberi nama pada
jenis emosi tertentu karena sangat tergantung pada banyak faktor, seperti perilaku yang tampak
(misalnya: menangis, tertawa), rangsangan yang memicu emosi tersebut (benda yang
menakutkan, ucapan yang memuji), reaksi fisiologik yang timbul, watak individu itu sendiri, dan
situasi sosial-budaya setempat.
Oleh karena itu, dapat di pahami bahwa emosi adalah suatu konsep yang sangat majemuk
sehinga tidak ada satupun definisi yang diterima secara universal. Emosi sebagai reaksi penilaian
(positif atau negatif) yang kompleks dari sistem syaraf seseorang terhadap rangsangan dari luar
atau dari dalam dirinya sendiri.
Teori-teori Emosi
Ada dua macam pendapat tentang terjadinya emosi, yaitu pendapat nativistik (emosi adalah
bawaan) dan pendapat empirik (emosi adalah hasil belajar/pengalaman).
@ Teori James-Lange
Emosi yang dirasakan adalah persepsi tentang perubahan tubuh. Salah satu dari teori paling
awal dalam emosi dengan ringkas dinyatakan oleh Psikolog Amerika William James: “Kita
merasa sedih karena kita menangis, marah karena kita menyerang, takut karena kita gemetar”.
Teori ini dinyatakan di akhir abad ke-19 oleh James dan psikolog Eropa yaitu Carl Lange,
yang membelokkan gagasan umum tentang emosi dari dalam ke luar. Diusulkan serangkaian
kejadian dalam keadaan emosi:
(1) kita menerima situasi yang akan menghasilkan emosi,
(2) kita bereaksi ke situasi tersebut,
(3) kita memperhatikan reaksi kita.
Persepsi kita terhadap reaksi itu adalah dasar untuk emosi yang kita alami. Sehingga
pengalaman emosi – emosi yang dirasakan – terjadi setelah perubahan tubuh; perubahan tubuh
(perubahan internal dalam sistem syaraf otomatis atau gerakan dari tubuh) memunculkan
pengalaman emosional.
Agar teori ini berfungsi, harus ada suatu perbedaan antara perubahan internal dan eksternal
tubuh untuk setiap emosi, dan individu harus dapat menerima mereka. Di samping ada bukti
perbedaan pola respon tubuh dalam emosi tertentu, khususnya dalam emosi yang lebih halus dan
kurang intens, persepsi kita terhadap perubahan internal tidak terlalu teliti.
@ Teori Cannon-Bard
Emosi yang dirasakan dan respon tubuh adalah kejadian yang berdiri sendiri-sendiri. Di
tahun I920-an, teori lain tentang hubungan antara keadaan tubuh dan emosi yang dirasakan
diajukan oleh Walter Cannon, berdasarkan pendekatan pada riset emosi yang dilakukan oleh
Philip Bard. Teori Cannon-Bard menyatakan bahwa emosi yang dirasakan dan reaksi tubuh
dalam emosi tidak tergantung satu sarna lain, keduanya dicetuskan secara bergantian. Menurut
teori ini, kita pertama kali menerima emosi potensial yang dihasilkan dari dunia luar; kemudian
daerah otak yang lebih rendah, seperti hipothalamus diaktifkan. Otak yang lebih rendah ini
kemudian mengirim output dalam dua arah:
1) ke organ-organ tubuh dalam dan otot-otot eksternal untuk menghasilkan ekspresi emosi
tubuh,
2) ke korteks cerebral, dimana pola buangan dari daerah otak lebih rendah diterima sebagai
emosi yang dirasakan.
Kebalikan dengan teori James-Lange, teori ini menyatakan bahwa reaksi tubuh dan emosi
yang dirasakan berdiri sendiri-sendiri dalam arti reaksi tubuh tidak berdasarkan pada emosi yang
dirasakan karena meskipun kita tahu bahwa hipothalamus dan daerah otak di bagian lebih bawah
terlibat dalam ekspresi emosi, tetapi kita tetap masih tidak yakin apakah persepsi tentang
kegiatan otak lebih bawah ini adalah dasar dari emosi yang dirasakan.
@ Teori Kognitif tentang Emosi
Teori ini memandang bahwa emosi merupakan interpretasi kognitif dari rangsangan
emosional (baik dari luar atau dalam tubuh). Teori ini dikembangkan oleh Magda Arnold (1960),
Albert Ellis (1962), dan Stanley Schachter dan Jerome Singer (1962). Berdasarkan teori ini,
proses interpretasi kognitif dalam emosi terbagi dalam dua langkah:
1. Interpretasi stimulus dari lingkungan
Interpretasi pada stimulus, bukan stimulus itu sendiri, menyebabkan reaksi
emosional. Contohnya, jika suatu hari kamu menerima kado dari Wini dimana Wini
adalah musuh besarmu, maka kamu akan merasa takut atau bisa mengganggap bahwa
kado tersebut berbahaya. Tetapi akan berbeda ceritanya bila Wini adalah seorang teman
karibmu, maka kamu akan dengan senang hati menerima dan membuka kado tersebut
tanpa curiga. Jadi dalam teori kognitifpada emosi, informasi dari stimulus berangkat
pertama kali ke cerebral cortex, dimana akan diinterpretasi pada pengalaman masa kini
dan lamapau. Lalu pesan tersebut dikirim ke limbyc system dan sistem saraf otonom yang
kemudian akan menghasilkan arousl secara fisiologis.
2. Interpretasi stimuli dari tubuh yang dihasilkan dari arousal saraf otonom
Langkah kedua dalam teori kognitif pada emosi yaitu interpretasi stimulus dari
dalam tubuh yang merupakan hasil dari arousal otonom. Teori kognitif menyerupai teori
James-Lange teori menekankan pentingnya stimuli internal tubuh dalam mengalami
emosi, tetapi sebenarnya itu berlanjut ke interpretasi kognitif dari stimuli, dimana hal
tersebut lebih penting dari pada stimuli internal itu sendiri.
Ada dua macam pendapat tentang terjadinya emosi, yaitu pendapat nativistik (emosi adalah
bawaan) dan pendapat empirik (emosi adalah hasil belajar/pengalaman).

Beberapa kajian tentang emosi oleh para ahli :


Dasar
Nama pengambilan
Pakar Emosi Dasar Kesimpilan
Ekman, Hubungan
Friesen, dengan
dan Marah,enggan,berani,kecewa,hasrat,put kecenderungan
Ellswort us asa,takut,benci,berharap,cinta, dan -
h sedih kecenderungan
Bentuk
Hasrat,bahagia,minat,kejutan,kaget,dan kesiapan
Frijda duka bertindak

Gray Gusar,terror,cemas, dan gembira Bakat


Keadaan emosi
yang tidak
Mowrer Sakit, dan senang dipelajari

Watson Takut,cinta, dam gusar Bakat


Weiner
dan Atributsi
Graham Bahagia, dan sedih mandiri
Emosi yang kuat pada umumnya diikuti oleh perubahan-perubahan pada tubuh :

1 Reaksi elektris pada kulit Meningkat bila terpesona

2 Peredaran darah Bertambah cepat bila marah

Membesar bila sakit atau


3 Pupil mata marah

4 Buluroma Berdiri kalau takut


5 Pernafasan Bernafas panjang kalau
kecewa

Salah satu argumentasi yang melandasi teori-teori nativistik adalah bahwa ekspresi emosi
pada dasarnya sama saja di antara hewan dan manusia, anak kecil maupun dewasa.
Di sisi lain, golongan empiris sangat mengutamakan hubungan antara jiwa yang berpusat di
otak dengan rangsangan-rangsangan dari lingkungan melalui jaringan syaraf pada tubuh
manusia.
Selanjutnya, ada tiga teori empirik klasik tentang emosi yang didasarkan pada hubungan
otak/syaraf dengan rangsangan darimlingkungan. Yang pertama adalah Teori Somatik dari
William James dan Carl Lange (akhir abad ke-19), yang kemudian dikritik oleh Canon Bard, dan
yang termodern adalah Teori Kognitif tentang emosi yang disebut juga sebagai Teori Singer-
Schachter.
Menurut teori James-Lange, sebuah emosi adalah reaksiterhadap perubahan-perubahan
dalam sistem fisiologi tubuh. Tetapi, Walter Canon dan Philip Bard (1992) membuktikan bahwa
reaksi motorik di timbulkan setelah takut. Jadi, orang menjerit dan lari karena takut, bukan
menjerit dulu baru takut.
Teori Canon-Bard ini pun masih belum dianggap baik, karena penelitian-penelitian
berikutnya oleh para penganut aliran psikologi kognitif menemukan bahwa reaksi orang terhadap
suatu rangsangan tertentu bisa berbeda-beda.jadi, disini ada faktor interpretasi terhadap
rangsangan yang menyebabkan akan timbul emosi atau tidak, dan emosi apa yang akan timbul.
Jelaslah bahwa menurut Psikologi Kognitif, emosi sangat tergantung pada pengalaman,
dipelajari, dan empirik.
Emosi yang kuat pada umumnya diikuti perubahan-perubahan pada tubuh, seperti:
1. Reaksi elektris pada kulit: meningkat bila terpesona
2. Peredaran darah: bertambah cepat bila marah.
3. Denyut jantung: bertambah cepat bila terkejut.
4. Pernafasan: bernafas panjang kalau kecewa.
5. Pupil mata: membesar bila sakit atau marah
6. Liur: mengering kalau takut atau tegang
7. Buluroma: berdiri kalau takut
8. Pencernaan:mencret-mencret kalau tegang
9. Otot: ketegangan dan katakutan menyebabkan otot menegang atau bergetar
(tremor).
10. Komposisi darah: komposisi darah akan ikut berubah dalam keadaan emosional
karena kelenjar-kelenjar lebih aktif.

Takut
Takut adalah salah satu bentuk emosi yang mendorong individu untuk menjauhisesuatu dan
sedapat mungkin menghindari kontakdengan suatu hal. Bentuk ekstrem dari rasa takut adalah
takut yang patologis, yang disebut phobia. Fobia adalah perasaan takut terhadap hal-hal tertentu
yang demikian kuatnya, meskipun tidak ada alasan yang nyata.
Rasa takut lain yang bisa merupakan indikasi kelainan kejiwaan adalah kecemasan, yaitu rasa
takut yang tak jelas sasarannya dan juga tidak jelas alasannya. Kecemasan juga dapat terjadi
pada orang normal. Biasanya kecemasan yang normal ini disebut khawatir atau was-was.
Takut adalah suatu mekanisme pertahanan hidup dasar yang terjadi sebagai respons terhadap
suatu stimulus tertentu, seperti rasa sakit atau ancaman bahaya. Beberapa ahli psikologi juga
telah menyebutkan bahwa takut adalah salah satu dari emosi dasar,
selain kebahagiaan, kesedihan, dankemarahan.
Ketakutan harus dibedakan dari kondisi emosi lain, yaitu kegelisahan, yang umumnya terjadi
tanpa adanya ancaman eksternal. Ketakutan juga terkait dengan suatu perilaku spesifik untuk
melarikan diri dan menghindar, sedangkan kegelisahan adalah hasil dari persepsi ancaman yang
tak dapat dikendalikan atau dihindarkan.
Perlu dicatat bahwa ketakutan selalu terkait dengan peristiwa pada masa datang, seperti
memburuknya suatu kondisi, atau terus terjadinya suatu keadaan yang tidak dapat diterima.
Dalam sebuah artikel numerologi, sifat takut adalah dasar. Orang yang bernomor dengan inisial
B, K, T memiliki sifat dasar takut dan cenderung khawatir atau cemas terhadap segala hal . Di
lain pihak orang dengan sifat dasar 2 ( takut , khawatir, cemas ) tidak menyukai perubahan dan
rasa takutnya bisa merusak keadaan yang telah ada .
Bahaya kekhawatiran adalah pandangan terhadap keadaan dan persepsi yang tidak ia sukai
harus ia ikuti. Di lain pihak, sudah tidak ada kemampuan karena usia dan kelemahan kecuali
dengan dukungan dan bantuan orang lain dan pihak lain. Rasa takut harus diatasi dengan
menjalin dukungan dan hubungan, diplomasi dengan pihak pihak yang dipercaya dan
dibutuhkan. Membangun sebuah struktur kemampuan dan manajemen antisipasi juga
membangun sebuah struktur perisai.
Ketakutan dapat diatasi dengan teknologi dan ilmu pasti. Kecepatan mobil sudah bisa
diprediksi kekuatannya dengan perhitungan disain mobil yang akurat dan tepat. Halilintar dan Jet
Coaster di tempat wisata telah terhitung dengan matang sehingga menjamin tidak ada korban.
Yang menarik adalah rasa takut yang ditimbulkan oleh ketakutan menaiki gondola atau kereta
gantung dan ketakutan atas adanya ancaman harimau itu sama. Ketakutan akan krisis ekonomi
dan ketakutan atas jatuh dari ketinggian adalah hal yang sama.

Cemburu
Kecemburuan adalah bentuk khusus dari kekhawatiran yang didasari oleh kurang adanya
keyakinan terhadap diri sendiri dan ketakutan akan kehilangan kasih sayang dari seseorang.
Seseorang yang cemburu selalu mempunyai sikap benci terhadap saingannnya.
Kata cemburu berasal dari Yunani yaitu zelos yang berarti persaingan dan menunjukkan
intensitas perasaan. Cemburu merupakan reaksi terhadap ancaman yang dianggap terjadi dalam
suatu hubungan (Pines, 1998). Salovey (1991) berpendapat cemburu adalah emosi yang dialami
ketika seseorang merasa hubungan dengan pasangan terancam dan mengakibatkan hilangnya
kepemilikan, biasanya ini akan timbul apabila ada pihak ketiga dalam hubungan tersebut.
Mameros (Duma, 2009) menyatakan cemburu merupakan reaksi yang terjadi pada hubungan
romantis yang sedang terancam oleh pihak ketiga, ancaman ini bersifat subyektif dan nyata. Hal
ini biasanya diikuti dengan rasa takut kehilangan pasangannya. Menurut Surbakti (2009),
cemburu timbul karena ingin memiliki sendiri pasangannya dan perasaan terancam karena
kehadiran orang lain dalam hubungannya. Saat mengalami rasa cemburu biasanya sistem
rasionalnya tidak bekerja sebagaimana mestinya. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa cemburu adalah perasaan terancam oleh kehadiran pihak ketiga dan takut
kehilangan dalam suatu hubungan romantis.
Ciri-ciri cemburu
Hauck (1994) menjelaskan bahwa ciri-ciri cemburu terhadap pasangan yaitu :
 § Rasa rendah diri adalah menganggap diri terlalu kecil. Salah satu ukuran tidak
menguntungkan yang dipakai orang pencemburu untuk menilai kepantasan itu adalah
apakah seorang pencemburu dicintai atau tidak.
 § Mentalitas Tuan-Hamba adalah sama seperti rasa rendah diri yang menjadi dasar rasa
cemburu, maka pribadi pencemburu pastilah mentalitas Tuan- Hamba. Jarang orang
pencemburu posesif mengalami letupan emosi secara diam- diam, kebanyakan orang
pencemburu menyatakan keluhannya dengan suara yang keras dan jelas.
 § Perilaku merusak diri merupakan ciri khas seorang pencemburu dan posesif. Sebenarnya
pencemburu mampu dan menonjol dalam banyak bidang kehidupan. Tetapi apabila
menyangkut orang-orang yang dicintai, seorang pencemburu dapat melakukan tindakan
seperti orang terbelakang (retarded).
 § Kesulitan Menerima tanggung jawab, hampir dapat dipastikan seorang pencemburu akan
menuduh pasangan menyebabkannya malang dengan menyiksa, seorang pencemburu
jarang memandang kenyataan pada persoalan yang sebenarnya.
 § Mementingkan diri sendiri dan tidak matang adalah selalu mementingkan diri sendiri
apabila ada sesuatu yang tidak beres dalam kehidupan cintanya, tidak peduli akan perasaan
siapapun kecuali perasaan sendiri, merasa bahwa orang lain tidak berhak mengubah
pikirannya.
 § Rasa takut adalah merasa terancam oleh kejadian yang sama sekali tidak mengancam.
Seorang pencemburu persaingan dan kemungkinan orang yang dicintai terus menerus
menjadi obsesi.
Gembira
Gembira adalah ekspresi dari kelegaan, yaitu perasaan terbebas dari ketegangan. Biasanya
kegembiran disebabkan oleh hal-hal yang bersifat tiba-tiba dan kegembiraan biasanya bersifat
sosial, yaitu melibatkan orang-orang lain di sekitar orang yang sedang gembira tersebut.
Marah
sumber utama kemarahan adalah hal-hal yang mengganggu aktivitas untuk sampai ada
tujuannya. Dengan demikian, ketegangan yang terjadi dalam aktivitas itu tidak mereda, bahkan
bertambah. Untuk menyalurkan ketegangan-ketegangan itu individu yang bersangkutan menjadi
marah.
Kecerdasan Emosi
tiga teori tentang emosi. Pertama, emosi itu bukan bakat, melainkan bisa dibuat, dilatih,
dikembangkan, dipertahankan dan yang kurang baik dikurangi atau dibuang sama
sekali. Kedua, emosi itu bisa diukur seperti intelegensi. Hasil pengukurannya disebut
EQ(Emotional Quotient).Dngan demikian kita tetap dappat memonitor kondisi kecerdasan
kita. Ketiga, dan ini yang terpenting, EQ memegang peran lebih penting ketimbang IQ. Menurut
Goleman, sumbangan IQ dalam menentukan keberhasilan seseorang hanya sekitar 20-30% saja,
selebihnya ditentukan oleh EQ yang tinggi.
Lima kriteria orang yang mempunyai EQ tinggi, yaitu
(1) mampu mengenali emosinya sendiri;
(2) mampu mengendalikan emosinya sesuai dengan situasi dan kondisi;
(3) mampu menggunakan emosinya untuk meningkatkan motivasinya sendiri; (4) mampu
mengenali emosi orang lain; dan
(5) mampu berinteraksi positif dengan orang lain.

Motif
Motif yaitu berarti gerakan atau suatu yang bergerak. Dalam psikologi, istilah motifpun erat
hubungannya dengan “gerak” yaitu gerakan yang dilakukan oleh manusia atau disebut juga
perbuatan atau perilaku. Motif dalam psikologi berarti juga rangsangan, dorongan, atau
pembangkit tenaga bagi terjadinya suatu perbuatan (action) atau perilaku (behavior).
Di samping istilah “motif”, dikenal pula dalam psikologi istilah “motivasi”. Motivasi
merupakan istilah yang lebih umum, yang merujuk kepada seluruh proses gerakan itu, termasuk
situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, perilaku yang ditimbulkan
oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir daripada tindakan atau perbuatan.
Ada beberapa pendapat mengenai apa sebenarnya motif itu. Salah satu pendapat mengatakan
bahwa motif itu merupakan energi yang terdapat dalam diri seseorang. Setiap perilaku menurut
Freud, didorong oleh suatu energi dasar yang disebut insting atau naluri. Insting di bagi menjadi
dua, yaitu (1) insting kehidupan atau insting seksual atau libido, yaitu dorongan untuk
mempertahankan hidupdan keturunan, dan (2) insting kematian, yang mendorong perbuatan-
perbuatan agresif atau yang menjurus kepada kematian.
Pendapat lain mengatakan bahwa motivasi mempunyai fungsi perantara pada orgnisme atau
manusia untuk manusia itu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Suatu perbuatan
dimulai dengan adanya suatu kondisi dalam diri individu yang dinamakan ketidakseimbangan,
misalnya kepanasan. Terjadinya ketidakseimbangan dalam diri individu karena terlalu banyak
rangsang panas. Keadaan tidak seimbang itu tidak menyenangkan bagi individu sehingga timbul
kebutuhan untuk meniadakan ketidakseimbangan itu, yaitu menurunkan suhu badan dengan
mencari tempat yang lebih sejuk.
Pada manusia, lingkaran motivasi bersifat dinamis, ini disebabkan karena keseimbangan pada
manusia seringkali merangsang ketidakseimbangan baru yang lebih tinggi tingkatannya. Berbeda
dengan lingkaran motivasi pada hewan yang bersifat statis.
Motif adalah instansi terakhir bagi terjadinya perilaku. Meskipun ada kebutuhan misalnya,
tetapi kebutuhan ini tidak menciptakan motif, maka tidak akan terjadi perilaku. Hal ini
disebabkan karena motif tidak saja ditentukan oleh faktor-faktor diri individu, seperti faktor-
faktor biologis, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial dan kebudayaan.
Motif dibedakan menjadi 2 motif
1. Motif primer
PERTAMA Motif primer ini disebut juga motif dasar ( basic motive ) atau biological drives
( karena bersal dari kebutuhan biologis ).
Motif primer meliputi :
a. Dorongan fisiologis ( physiological needs ) yang eliputi :
· Dorongan untuk makan, minum dan bernapas.
· Dorongan untuk mengembangkan keturunan
· Dorongan untuk beristirahat dan bergerak dan sebagainya.
b. Dorongan umum dan motif darurat
Walaupun dasrnya motif ini telah ada pada sejak lahir namun bentukya swsuai dengan
perangsang tertentu berkembang karena dipelajari, yang termasuk motif ini adalah :
· Perasaan takut
· Dorongan kasih saying
· Dorongan igin tahu
· Dorongan untuk melahirkan diri
· Dorongan untuk menyerang
· Dorongan untuk berusaha
· Dorongan untuk mengejar
2. Motif sekunder
Motif ini sering disebut juga motif yang disyaratkan secara social , karena manusia hidup dalam
lingkungan social bersama manusia, sehingga motif ii disebut juga motif social.
a. Dalam perkembangan motif ini dipengaruhi oleh tinggkat peradaban, adat istiadat dan nilai –
nilai yang berlaku dalam masyarakat tempat individu itu berada. Dalam pengelolaan ini
termasuk pada antara lain :
a. Dorongan untuk belajar
b. Dorongan untuk mengejar suatu kedudukan
c. Dorongan berprestasi
d. Moti objective
e. Dorongan ingin diterima , dihargai persetujuan, merasa aman.
f. Dorongan untuk dikenal.
KEDUA, pengelompokan motif menurut woodword dan marquis. Motif itu dapat dibedakan 3
macam, yaitu sebagai berikut :
 Motif kebutuhan organis
 Motif darurat
 Motif objective
KETIGA pengelompokan motif berdasakan atas jalarannya. Pengelompokan ini dapat dibedakan
kedalam 2 bagian yaitu :
1. Motif instrinsik, yaitu motif yang tidak usah dirangsang dari luar, karena dalam
dirinya individu telah ada dorongan itu.
2. Motif ekstrinsik, yaitu motif yang disebabkan oleh pengaruh dari rangsangan dari
luar
KEEMPAT, pengelompokan motif berdasarkan isi atau persangkutpautnya, yaitu sebagai berikut
:
1. Motif jasmiah, seperti : reflex, instink, dan sebagainya.
2. Motif rohaniah, yaitu kemaunan.
KELIMA, motif ini dari jenjang yang paling rendah ke janjang paling tinggi adalah berikut :
1. Kebutuhan biologis
2. Kebutuhan rasa aman
3. Kebutuhan social
4. Kebutuhan akan pemuas harga diri
5. Kebutuhan aktualisasi diri.
pengukuran motif
motif ini merupakan benda yang secara langsung dapat diamati, tetapi merupakan suatu
kekuatan dalam diri individu yang bersifat abstrak.
beberapa usaha untuk membangkitkan atau memperkuat motif.
i. menciptakan situasi kompetensi yang sehat
ii. adakan pacemaking, usaha untuk merinci dalam jangka panjang dan jangka pendek.
iii. mengimformasikan tujuan yang jelas.
iv. memberikan ganjaran, berupa hadiah, seperti pujian, piagam dan fasilitas.
v. memberikan kesempatan untuk sukses.
Frustasi
Frustasi adalah suatu keadaan emosi yang disebabkan oleh tidak tercapainya kepuasan atau
suatu tujuan akibat adanya hambatan atau rintangan dalam usaha mencapai kepuasan atau tujuan
tersebut.
Di samping istilah frustasi yang banyak dipakai orang dalam psikologi ada istilah lain, yaitu
“deprivasi relatif”. Istilah ini dikemkakan oleh T.R. Gurr yang mengemukakan bahwa frustasi
saja tidak selalu memicu reaksi yang serius.
Dengan dmikian, deprivasi relatif adalah salah satu jenis frustasi yang disertai dengan
kesenjangan antara kenyataan dan harapan yang makin lama makin besar, dan pada suatu titik
akan menimbulkan perasaan kecewa bercampur putus asa yang begitu mendalam sehingga
menimbulkan kemarahan yang sangat kuat. Salah satu ciri khas deprivasi relatif dibandingkan
dengan frustasi lainnya adalah bahwa faktor subjektif pada deprivasi relatif sangat dominan.
Ada beberapa hal yang dapat merupakan sumber frustasi. Berbagai sumber frustasi
menimbulkan pula berbagai jenis frustasi yang dapat kita golongkan sebagai berikut.
1. Frustasi Lingkungan, yaitu frustasi yang disebabkan oleh halangan atau rintangan yang
terdapat dalam lingkungan. Misalnya seorang ingin segera pulang tetapi tidak bisa karena
semua bus penuh atau sedang hujan lebat.
2. Frustasi Pribadi, yaitu frustasi yang tumbuh dari ketidakmampuan orang itu sendiri
dalam mencapai tujuan. Dengan kata lain, frustasi pribadi ini terjadi karena adanya
tingkatan aspirasi dengan tingkatan kemampuannya.
3. Frustasi Konflik, yaitu frustasi yang disebabkan konflik dari berbagai motif dalam diri
seseorang. Dengan adanya motif-motif yang saling bertentangan, maka pemuasan dari
salah satunya akan menyebabkan frustasi bagi yang lain. Frustasi konflik ini dapat timbul
dari tiga macam konflik yang berbeda:
a. Konflik Mendekat-mendekat, yaitu individu dihadapkan kepada dua atau lebih
tujuan yang sama-sama mempunyai nilai positif, di mana individu harus memilih satu
dari beberapa pilihan tersebut.
b. Konflik Mendekat-Menjauh, di mana objek yang menjadi tujuan mempunyai nilai
yang positif dan negatif sekaligus.
c. Konflik Menjauh-Menjauh, yaitu individu dihadapkan pada dua pilihan yang sama-
sama harus dihindari.
Reaksi seseorang terhadap frustasi dapat berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh adanya
perbedaan-perbedaan pada struktur psikis maupun pisik, serta perbedaan sosial kultural di mana
orang itu hidup. Individu dalam ikhtiarnya mengatasi keadaan frustasi ini dapat menempuh
beberapa cara, yaitu:
1. Bertindak Eksplosif
Semua energi yang terdapat dalam diri individu diledakkan atau dihabiskan dengan
jalan melakukan perbuatan-perbuatan atau ucapan-ucapan yang biasanya bersifat eksplosif.
Setelah “meletus”, maka biasanya individu merasa ketegangan dalam dirinya berkurang
atau menghilang.
2. Melakukan Kompensasi
Dalam melakukan kompensasi, orang berusaha untuk menutupi kekukarangan atau
kegagalannya dengan cara-cara lain yang dianggapnya memadai atau lebih baik. Energi
dan motif 1 dapat diarahkan untuk memperkuat motif 2 sehingga tujuan 2 dapat dicapai
atau berakhir dengan suatu penyelesaian yang lebih baik. Dngan demikian individu dapat
merasakan kepuasan yang lebih besar, yang dapat merupakan imbangan atau kompensasi
daripada frustasi yang dialami sebelumnya.
3. Dengan Cara Introversi
Individu yang tidak dapat mencapai tujuannya dalam dunia realitas, ia menempuh
jalan dengan menarik diri dan masuk dalam dunia khayalan. Dalam dunia khayal ia
membayangkan dirinya seolah-olah sudah berhasil mencapai tujuanya. Proses ini disebut
introversi dan salah satu yang sering dijumpai adalah melamun. Ada kalanya hasil lamunan
ini berlanjut pada proses kreatif yang produktif, yang akhirnya menghasilkan puisi atau
prosa yang indah. Di sisi lain introversi bisa menimbulkan waham atau delusi yang sering
kali diikuti halusinasi.
4. Sublimasi
Individu dalam hal ini mengalihkan tujuannya pada tujuan alternatif, yang memiliki
sifat-sifat yang kurang lebih sama dengan tujuan awal. Akan tetapi, di samping itu tujuan
alternatif tersebut mempunyai nilai sosial dan nilai etis yang lebih tinggi.
5. Reaksi Psikopatis
Rintangan yang menghalangi tercapainya suatu tujuan dapat terdiri atas beberapa
hal yang bersifat fisik-material, namun bisa juga berupa rintangan yang terdiri dari
larangan-larangan yang berdasarkan sopan santun, adat-istiadat, dan sebagainya. Ada
segolongan individu yang kurang mau memerhatikan atau sama sekali tidak menghiraukan
norma-norma sosial itu. Golongan individu yang cenderung bertindak melanggar aturan
dalam mengatasi frustasinya disebut individu yang bereaksi secara psiopatis. Reaksi
psikopatis banyak terjadi di jalan raya.
6. Simbolisasi
Dalam keadaan di mana individu tidak berhasil menembus memecahkan rintangan,
maka ia dapat berbuat seolah-olah telah berhasil mencapai tujuannya. Proses ini
disebut simbolisasi, sedangkan benda yang digunakan sebagai pengganti disebut substitusi.
Dalam menghadapi keadaan yang menimbulkan frustasi, tidak semua individu
menghayatinya secara sama. Ketegangan yang ditimbulkan berbeda tergantung kepada derajat
toleransinya.
Jenis Motif
Untuk lebih mudah mempelajari berbagai motif, maka para sarjana membagi-bagi macam-
macam motif ke dalam beberapa golongan. Salah satu penggolongan didasarkan pada kebutuhan
primer dan kebutuhan sekunder. Termasuk ke dalam kebutuhan primer adalah kebutuhan-
kebutuhan badaniah, misalnya kebutuhan makanan dan minuman, seks, tidur dan sebagainya.
Jadi, kebutuhan primer adalah kebutuhan bawaan yang tidak di pelajari atau disebut juga
kebutuhan fisiologis. Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan sosial, misalnya kebutuhan akan
rasa aman, kebutuhan akan cinta dari orang lain, harga diri dan sebagainya. Kebutuhan sekunder
ini tumbuh melalui pengalaman dan proses belajar.
Motivasi dapat digolong-golongkan ke dalam beberapa jenis mengikuti suatu hierarki
(jenjang) tertentu. Artinya, motivasi dari kebutuhan yang lebih rendah merupakan motivasi yang
mendesak sifatnya sehingga perlu diprioritaskan. Tetapi, kalau kebutuhan-kebutuhan pada
tingkat yang rendah telah terpenuhi, maka akan timbul kebutuhan pada tingkat-tingkat yang lebih
tinggi yang akan memotivasi perilaku dan kebutuhan yang lebih rendah ini tidak lagi mendorong
tingkah laku. Golongan-golongan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Kebutuhan biologis dan fisiologis: kebutuhan akan udara, makanan, seks dan lainnya
(biological)
2. Kebutuhan akan perasaan aman (safety need).
3. Kebutuhan akan cinta kasih dan kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki (need for
socialization).
4. Kebutuhan akan penghargaan (self-esteem).
5. Kebutuhan akan kebebasan tingkah laku tanpa hambatan dari luar untuk menjadikan
diri sendiri sesuai dengan citra dirinya sendiri (self-actualization).
Pembagian motif yang lain adalah menurut David McClelland yang terdiri atas (1) kebutuhan
untuk berkuasa (need for power), (2) kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement), dan
(3) kebutuhan untuk mencari tteman, mencari pegangan pada orang lain (need for affiliation).
Insentif
Hal yang erat hubungannya dengan motif adalah insentif. Insentif adalah kondisi atau situasi
di luar diri individu yang dapat meningkatkan atau menghambat suatu motif. Insentif ini penting
sekali artinya terutama dalam dunia pendidikan dan dunia usaha. Karena sifatnya yang
merupakan kondisi di luar diri individu, maka insentif mudah di kontrol oleh pihak-pihak
penguasa dengan tujuan untuk merangsang atau menghambat motif-motif tertentu pada orang
yang dibina, dididik, atau dilatihnya.
Sesuai dengan fungsinya, maka insentif dapat dibagi kedalam dua jenis, yaitu:
1. Insentif yang meningkatkan motif, disebut insentif positif. Misalnya, piala kejuaraan
merupakan insentif positif bagi olahragawa yang berlomba sehingga masing-masing
berusaha sekuat-kuatnya.
2. Insentif yang menghambat motif, disebut insentif negatif. Misalnya hukuman yang
diberikan kepada seorang pencuri dapat menghambat motif orang tersebut untuk mencuri
lagi.

Agar insentif ini dapat diberikan secara efektif, maka terlebih dahulu perlu di ketahui struktur
kepribadian dan motif orang yang akan diberi insentif tersebut.
BAB 4
KEKHUSUSAN INDIVIDUAL:
(Intelegensi dan Kepribadian)

Tiap individu (manusia maupun hewan) mempunyai kekhususannya sendiri yang


membedakannya dengan individu-individu lainnya, sudah lama disadari orang. Kalau kita
pandangi orang-orang yang berada disekitar kita, maka secara sepintas lalu saja sudah akan
nampak bahwa mereka itu berlain-lainan satu sama lain. Ada yang gemuk, ada yang kurus, ada
yang tampan, ada yang cantik, ada yang lemah dan sebagainya.
Dari contoh di atas dapat kita lihat bahwa perbuatan yang berintelegensi adalah perbuatan
yang menuntut kemampuan yang lebih dari pada sekedar kemampuan untuk persepsi biasa.
Kemampuan itu adalah kemampuan untuk mengelolah lebih jauh lagi tentang intelegensi.

Intelegensi
Banyak sekali definisi yang mengemukakan tentang intelegensi, namun satu sama lain
berbeda sehingga tidak memperjelas persoalan. Edourd Claparade (1873-1940)dan William Stern
(1871-1938) seorang pakar psikologi penemu konsep IQ misalnya mendefinisikan intelegensi
secara sangat fungsionala dan terbatas, yaitu : intelegensi adalah penyesuaian diri secara mental
terhadap situasi atau kondisi baru. Dilain pihak seorang psikologi gestalt mengatakan bahwa
intelegensi adalah perbuatan yang disertai dengan pemahaman atau pengertian.
Perdebatan tentang definisi ini tidak kunjung selesai. Pada tahun 1990-pun para pakar
mencoba sepakat dengan definisi intelengensi yang masih terdapat versi dua kelompok yaitu :
Mainstream Science on Intelligensi (MSI) dan versi American Psychological Association (APA).
Versi MSI memberikan definisi tentang intelegensi adalah suatu kemampuan yang sangat
umum yang antara lain melibatkan kemampuan akal, merencana, memecahkan masalah, berfikir
abstrak, memahami ide-ide yang kompleks, cepat belajar dan belajar dari pengalaman. Dalam
versi APA definisi MSI itu dianggap sebagai hanya sekedar sebuah daftar dari berbagai
kemampuan yang diidentifikasikan. Oleh karena itu, versi APA tidak memberikan suatu definisi,
melainkan hanya menyebutkan tentang perbedaan antar individu dalam memahami suatu ide,
lingkungan, masalah, dan sebagainya.
Dengan demikian, intelegensi itu adalah kemampuan untuk mengolah lebih jauh lagi hal-
hal yang kita amati. Kemampuan ini terdiri dari dua jenis yaitu kemampuan khusus dan
kemampuan umum. Kemampuan khusus adalah kemampuan dalam bidang-bidang tertentu.
Disamping kemampuan khusus, terdapat kemampuan umum. Kemampuan umum ini mendasari
kemampuan-kemampuan khusus, tetapi ia bukan merupakan kumpulan, gabungan, atau
penjumlahan-penjumlahan kemampuan khusus belaka, melainkan merupakan kualitas tersendiri.
Teori lama mengatakan bahwa tingkat perbedaan kecerdasan itu sudah bawaan setiap lahir.
Di samping orang-orang yang ditakdirkan pandai, terdapat pula orang-orang yang bodoh sejak
lahirnya, sedangkan yang terbanyak adalah orang yang bertaraf rata-rata. Menyadari hal ini,
sejak lama sudah diusahakan dalam psikologi untuk mengukur taraf intelegensi pada manusia.
Setelah melalui beberapa eksperimen terbukti bahwa mengukur taraf intelegensi itu dapat
diperkirakan melalui pengukuran terhadap beberapa aspek kemampuan khusus tertentu.
Yang sekarang menjadi perdebatan, para pakar psikologi adalah apakah IQ masing-masing
individu benar-benar diperoleh sejak lahir dan tidak bisa diubah lagi (factor nature) atau justru
lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan, social, pendidikan dan kebudayaan.
Ada dua jenis intelegensi yakni fluid intelegenci yaitu : kemampuan proses informasi
secara cepat, hubungan berfikir dan ingatan dalam bentuk analogi, mengingat rangkaian angka
dan kategorisasasi. Sementara crystallized intellegenci yaitu : akumulasi informasi, ketrampilan-
ketrampilan dan strategi yang telah dipelajari selama hidup dan dapat diterapkan untuk
memecahkan masalah.

Faktor pembawaan
Perdebatan antara kaum nativis dan kaum empiris dalam ilmu psikologi, tidak terbatas pada
intelengensi saja. Cesare Lombrosso terkenal dengan teorinya “ deliquento nato” yaitu bahwa
penjahat sudah mempunyai watak jahat sejak lahirnya, yang tercermin pada bentuk tengkoraknya
(fisiognami). Tentu teori ini sudah tidak relevan lagi, karena sekarang kejahatan adalah hasil
pengaruh berbagai factor pada diri individu maupun lingkungannya (keadaan social, ekonomi,
pendidikan, factor kesempatan ).
Ilmu-ilmu yang mempercayai sifat/watak/nasib sudah ditentukan sejak lahir antara lain
astrologi, frenologi (dengan mengukur tengkorak kepala) palmistry (melalui garis-garis tangan).
Ilmu semacam ini seakan-akan ilmiah padahal tidak ilmiah. Itulah sebabnya disebut sebagai ilmu
semu.
Intelegensi sebagai isu tak hanya dilihat sebagai ilmu pengetahuan saja, bahkan dipakai juga
dalam isu-isu social. Intelegensi dipakai oleh kelompok-kelompok politik tertentu untuk
mendiskreditkan kelompok lain, yang biasanya minoritas.

Faktor lingkungan dan kebudayaan


Ada pendapat atau aliran yang percaya bahwa sifat manusia (termasuk kecerdasan dan
kepribadian lainnya sepenuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Pandangan ini disebut empirisme.
Seorang tokoh empirisme John b. Wanston mengatakan karena jiwa manusia waktu lahir
masih bersih, maka untuk menjadikannya manusia itu sesuai dengan yang dikehendaki, kepada
orang itu tinggal diberikan lingkungan dan pengalaman-pengalaman yang diperlukan. Jadi
manusia dapat dibentuk sesuai dengan lingkungan yang ditempati.
Interaksi bawaan dan lingkungan : konvergensi
Intelegensi adalah hasil dari kontribusi lingkugan dan bawaan. Dari sudut pandang bawaan
para peneliti beranjak pada penelitian terhadap otak. Temuan ini dikuatkan oleh penelitian
dengan menggunakan metode pemindaian otak dikenali beberapa area otak yang terkait dengan
intelegensi. Contohnya anak dosen akan menjadi dosen juga, membuktikan bahwa lingkungan
pun ada pengaruhya.
Jadi, lingkungan bisa berpengaruh terhadap perkembangan intelegensi seseorang, tetapi
dalam batas-batas bawaan yang ada.
Pembentukan kepribadian
Istilah bahasa inggris untuk kepribadian adalah personality yang berasal dari kata
“persona” yang artinya adalah topeng. Kepribadian (personality) adalah sebuah konsep yang
sukar dimengerti dalam psikologi, meskipunistilah itu digunakan sehari-hari. Karena banyak
definisi tantang kepribadian maka definisi yang paling mudah dipahami adalah definisi dari
Gordon W. Allport yaitu kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu yang terdiri
dari system-sistem psiko-fisik yang menetukan cara penyesuain diri yang unik dari individu
tersebut terhadap lingkungannya.
Dari definisi diatas terdapat kata-kata kunci yaitu system psikis (pikiran, perasaan, minat,
motivasi, dan sebagainya) dan system fisik (tinggi badan, warna kulit, system syaraf,
pencernaan, gemuk, kurus dan lain-lain). Organisasi dinamais yang menggabungkan semua
system psiko-fisik tadi dalam suatu proses kerja yang kait mengait dan terus berubah dari waktu
ke waktu sebagi upaya penyesuaian diri individu tersebut terhadap lingkungannya dan secara
khusus.
Kepribadian selalu berubah-rubah sesuai dengan kondisi lingkuangannya. Salah satu teori
sifat (trait) yang sekarang popular dikalangan psikologi adalah teori lima dimensi model
kepribadian atau sering disebut teori 5 besar. Teori ini menyatakan ada lima sifat dasar atau inti
manusia yaitu:
1. Keterbukaan pada pengalaman dan gagasan-gagasan baru Vs tradisional dan berorientasi
semata-mata pada ritinitas.
2. Memenuhi tugas, berencana, teratur Vssantai, spontan, tidak dapat diandalkan.
3. Ceria dan berorintasi pada rangsangan yang ada diluar Vs pendiam dan menghindari
stimulus dari luar.
4. Bersifat social, bersahabat, cinta damai, Vs agresif, dominan, tidak setuju pada orang
lain.
5. Reaktif secara emosional, mudah terpicu emosi negatifnya Vs tenang, terkendali, optimis.
Pengalamn-pengalaman yang umum maupun yang khusu member pengarih yang berbeda-
beda pada masing-masing individu. Individu itu pun merencanakan pengalaman-pengalaman
tersebut secara berbeda-beda pula, sampai akhirnya ia membentuk dalam dirinya suatu
kepribadian permanen. Proses intergasi pengalaman-pengalaman ke dalam kepribadian yang
makin lama makin menjadi dewasa disebut proses pembentukan identitas diri.
Sebelum sampai kepada pembentukan kepribadian yang matang, dewasa, permanen, proses
pembentukan diri harus melalui beberapa tingkatan. Salah satu tingkat yang harus dimulai adalah
imitasi (keinginan untuk meniru orang lain) yang dilanjutkan dengan identifikasi (dorongan
untuk menjadi identik dengan orang lain).
Kepribadian seseorang itu diekspresikan kedalam beberapa kateristik sehingga dengan
memahami karekteristik-krekteristik tersebut, kita dapat mengerti pula kepribadian orang yang
bersangkutan. Karekteristik yang dapat dikenali yaitu :
a. Penampilan fisik, misalnya tubuh yang besar, wajah yang tampan, dan lain-lainnya
semua bisa menggambarkan diri seseorang atau yang bersangkutan.
b. Temperamen: yaitu suasana hati yang menetap dank has pada orang yang bersangkutan,
misalnya: pemurung, pemarah, periang dan sebagainya.
c. Kecerdasan dan kemampuan: termasuk kreativitas-kreativitasnya mengikuti teori
multiple intelligence, kita bisa mengidentifikasi kemampuan yang menonjol pada orang
yang bersangkutan.
d. Arah minat dan pandangan mengenai nilai-nilai:hobi, pekerjaan-pekerjaan yang selalu
dilakukan, serta kebiasaan sehari-hari merupakan indicator terbia untuk
menggambarkan arah minat dan pandangan moral seseorang.
e. Sikap social: hal ini bisa diukur dengan beberapa psikotes, namun bisa juga digali
dengan wawancara mendalam atau observasi dalam proses simulasi, games, atau
diskusi.
f. Kecendurungan-kecenderungan dalam motivasinya: hal inipun dapat diketahui melalui
beberapa tes dan wawancara serta observasi selama proses pemeriksaan..
g. Cara-cara pembawaan diri: bentuknya misalnya sopan santun, banyak bicara, kritis dan
sebagainya.
h. Kecenderungan patologis: merupakan tanda-tanda adanya gangguan jiwa yang serius.
Sekalipun kepribadian itu unik, yaitu berbeda-beda pada tiap-tiap orang, tetapi ada pakar
psikologi yang tetap berusaha menggolongkan kepribadian dalam beberapa jenis. Penggolongan
menirut Ernst Kretscmer didasari pada cirri-ciri fisik dan berorientasi pada penyakit-penyakit
kejiwaan ada tiga macam tipe : tipe Asthenis, tipe Atlenis, tipe piknis.
Bapak ilumu kedoteran, Hiprokates berpendapat bahwa kepribadiaan seseorang
dipengaruhui oleh proses-proses faali dalam tubuh, terutama oleh bekerjamay cairan-cairan
dalam tubuh yaitu : tipe sanguinis, tipe phlegmatic, melankolik, kholerik.
Tipologi yang lebih modern dilakukan antara lain oleh Carl Gustav Jung yang mendasarkan
penggolongannya pada perilaku atau karektiristik psikologis saja yaitu : tipe introvert, tipe
ekstrovet, tipe ambivert.

Pembentukan identitas diri


Mengenai pengalaman-pengalaman yang ikut membentuk kepribadian, kita dapat
membedakannya dalam dua golongan :
1. Pengalaman yang umum
Yaitu yang dialami oleh tiap-tiap individu dalam kebudayaan tertentu. Pengalaman ini erat
hubungannya dengan fungsi dan peranan seseorang dalam masyarakat. Misalnya, sebagai laki-
laki atau wanita seseorang mempunyai hak dan kewajiban tertentu. Beberapa dari peran itu
dipilih sendiri oleh orang yang bersangkutan tetapi masih tetap terikat pada norma-norma
masyarakat, misalnya jabatan atau pekerjaan. Meskipun demikian, kepribadian seseorang tidak
dapat sepenuhnya diramalkan atau dikenali hanya berdasarkan pengetahuan tentang struktur
kebudayaan dimana orang itu hidup. Hal ini disebabkan karena :
a. Pengaruh kebudayaan terhadap seseorang tidaklah sama karena medianya (orang tua,
saudara, media massa dan lain-lain) tidaklah sama pula pada setiap orang. Setiap orang
tua atau media massa mempunyai pandangan dan pendapatnya sendiri sehingga orang-
orang yang menerima pandangan dan pendapat yang berbeda-beda itu akan berbeda-beda
pula pendiriannya.
b. Tiap individu mempunyai pengalaman-pengalaman yang khusus, yang terjadi pada
dirinya sendiri.
2. Pengalaman yang khusus
Yaitu yang khusus dialami individu sendiri. Pengalaman ini tidak tergantung pada status dan
peran orang yang bersangkutan dalam masyarakat. Pengalaman-pengalaman yang umum
maupun yang khusus di atas memberi pengaruh yang berbeda-beda pada tiap individu-individu
itu pun merencanakan pengalaman-pengalaman tersebut secara berbeda-beda pula sampai
akhirnya ia membentuk dalam dirinya suatu stuktur kepribadian yang tetap (permanen). Proses
integrasi pengalaman-pengalaman ke dalam kepribadian yang makin lama makin dewasa,
disebut proses pembentukan identitas diri.
Proses pembentukan identitas diri harus melalui berbagai tingkatan. Salah satu tingkat
yang harus dilalui adalah identifikasi, yaitu dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang
lain, misalnya dengan ayah, ibu, kakak, saudara, guru, dan sebagainya. Pada masa remaja, tahap
identifikasi ini dapat menyebabkan kebingungan dan kekaburan akan peran sosial, karena
remaja-remaja cenderung mengidentifikasikan dirinya dengan beberapa tokoh sekaligus,
misalnya dengan ayahnya, bintang film kesayangannya, tokoh politik favoritnya dan sebagainya.
Kalau kekaburan akan peranan sosial ini tidak dapat dihapuskan sampai remaja itu menjadi
dewasa, maka besar kemungkinannya ia akan menderita gangguan-gangguan kejiwaan pada
masa dewasanya. Karena itu penting sekali diusahakan agar remaja dapat menentukan sendiri
identitas dirinya dan berangsur-angsur melepaskan identifikasinya terhadap orang-orang lain
untuk akhirnya menjadi dirinya sendiri.

Ekspresi Kepribadian
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa arti kepribadian sangat luas. Oleh karena itu, jika kita
hendak menggambarkan atau menguraikan kepribadian seseorang, kita harus membagi-bagi
kepribadian tersebut dalam beberapa karakteristik yang dapat dilihat atau diukur. Dengan kata
lain, kepribadian seseorang itu diekspresikan kedalam beberapa karakteristik sehingga dengan
memahami karakteristik-karakteristik tersebut, kita dapat mengerti pula kepribadian orang yang
bersangkutan.
Sekalipun tidak semua pakar sependapat tetapi karakteristik-karakteristik yang dianggap
terpenting untuk mengenali kepribadian adalah:
1. Penampilan fisik : tubuhyang besar, wajah yang tampan, pakaian yang rapi, atau tubuh
yanhg kurus sehat, wajah yang kuyu , pakaian kusut, semuanya menggambarkan
kepribadian dari orang yang bersangkutan. Juga bisa dilihat apakah ia berwibawa dan
percaya pada diri sendiri atau kurang semangat dan mempunyai perasaan rendah diri dan
sebagainya.
2. Tempramen : yaitu suasana hati yang menetap dan khas pada orang yang bersangkutan,
misalnya: pemurung, pemarah, periang, dan sebagainya.
3. Kecerdasan dan kemampuan: termasuk kreativitasny: mengikuti teoti Multiple
Intelligence. Kita bisa mengidentifikasiakan kemampuan yang menonjol pada orang yang
bersangkutan.
4. Arah Minat dan Pandangan Mengenai Nilai-nilai: hobi, pekerjaan yang selalu dilakukan,
serta kebiasaan sehari-hari merupakan indicator terbaik untuk menggambarkan arah
minat dan pandangan moral seseorang.
5. Sikap Sosial: hal ini bisa diukur dengan beberapa psikotes atau skala seperti MPPT,
EPPS, The big Five Test, atau tes-tes proyeksi. Namun, bisa digali juga dari wawancara
mendalam atau observasi dalam proses simulasi, games, atau diskusi.
6. Kecenderungan-kecenderungan dalam motivasinya: hal ini pun dapat diketahui melalui
beberapa tes dan wawancara serta observasi selama proses pemeriksaan.
7. Cara-cara Pembawaan Diri: dalam bentuk misalnya sopan santun, banyak bicara, kritis,
mudah bergaul, dan sebagainya. Cara pembawaan diri ini terlepas dari isi atau materi
yang dibawakan. Seseorang dapat berbicara tentang berita kematian atau soal-soal
perdaganagan atau mengundang seseoarng ke suatu perjamuan , atau menegur kesalahan
seseorang, tetapi semuanya dilakukan dengan cara yang sopan atau justru sebaliknya.
8. Kecenderungan Patologis: merupakan tanda-tanda adanya gangguan jiwa yang serius
(bukan sekedar stress atau depresi karena frustasi). Memang, yang paling tepat untuk
mendiagnosis gangguan jiwa adalah dokter spesialis kejiwaaan (SpKJ) atau psikolog
klinis. Tetapi, mata seorang psikolog non-klinis, atau asesor, bahkan awam yang waspada
pun akan mampu mengidentifikasikan adanya gangguan jiwa berat seperti
skhiozophrenia (berbicara dan berperilaku aneh, ngawur tanpa arah (bizarre), ada
halusinasi, dan sebagainya). Bisa juga autism (hiperaktif, tetapi tidak ada kontak dengan
orang lain, tidak bisa diajak bercakap-cakap lebih suka dengan kegiatan sendiri yang
bersifat mengulang-ngulang dan lain-lain.

Jenis Kepribadian
Menurut Galen, seorang ahli fisiolog Romawi yang hidup di abad ke-2 Masehi ,
yang pertama kali memperkenalkan teori empat kepribadian. Ia menyatakan bahwa kepribadian
manusia bisa dibagi menjadi empat jenis : sanguin (populer), koleris (kuat), melankolis
(sempurna), dan phlegmatis (damai). Meski teori ini tergolong sangat kuno, para psikolog masa
sekarang mengakui, teori kepribadian ini banyak benarnya.
Dari 4 tipe kepribadin ini, tiap orang mempunyai kombinasi dari dua kepribadian.
Umumnya salah satunya lebih dominan, kadang juga keduanya seimbang. Bila hanya 1 dari tipe
kepribadian, maka dapat dikatakan tipe kepribadian sejati. Misalnya Sanguinis sejati. Sanguin
dan koleris bisa berkombinasi secara alami karena keduanya ekstrovert, optimis dan terus terang.
Kombinasi ini menghasilkan individu yang sangat energik. Phlegmatis dan melankolis bisa
berkombinasi karena keduanya introvert, pesimis dan lembut.
Empat jenis tersebut diantaranya :
1) Sanguin, tipe yang mempunyai energi yang besar, suka bersenang-senang, dan
supel. Mereka suka mencari perhatian, sorotan, kasih sayang, dukungan, dan
penerimaan orang-orang di sekelilingnya. Orang bertipe sanguin suka memulai
percakapan dan menjadi sahabat bagi semua orang. Orang tipe ini biasanya
optimis dan selalu menyenangkan. Namun, ia tidak teratur, emosional, dan sangat
sensitif terhadap apa yang dikatakan orang terhadap dirinya. Dalam pergaulan,
orang sanguin sering dikenal sebagai “si tukang bicara”.
Kekuatan
Kepribadian yang menyenangkan, ceria, supel, suka bicara dan bercerita. Punya
selera humor yang baik. Emosional dan demonstratif. Antusias dan ekspresif.
Optimis, Penuh rasa ingin tahu. Berhati tulus, tidak menyimpan dendam dan cepat
meminta maaf. Menyukai kegiatan spontan. Dalam bekerja, mengajukan diri
secara sukarela untuk bekerja, mengilhami orang lain untuk bergabung dan dapat
mempesona orang lain untuk bekerja.
Kelemahan
Mendominasi percakapan dan suka membesar-besarkan, egoistis, suka mengeluh,
kekanak-kanakan, tidak pernah dewasa. Mudah marah/emosional. Sensitif
terhadap yang dikatakan orang tentang dirinya. Melupakan kewajiban. Keyakinan
cepat luntur, tidak disiplin, mudah teralihkan perhatiannya. Benci sendirian. Tidak
tetap/mudah berubah dan pelupa. Pandai berdalih. Suka mencari perhatian,
sorotan dan kasih sayang, dukungan dan penerimaan orang di sekelilingnya.
Memutuskan dengan perasaan.
2) Koleris, yang suka berorientasi pada sasaran. Aktivitasnya dicurahkan untuk
berprestasi, memimpin, dan mengorganisasikan. Orang bertipe koleris menuntut
loyalitas dan penghargaan dari sesama, berusaha mengendalikan dan
mengharapkan pengakuan atas prestasinya, serta suka ditantang dan mau
menerima tugas-tugas sulit. Tapi mereka juga suka merasa benar sendiri, suka
kecanduan jika melakukan sesuatu, keras kepala, dan tidak peka terhadap
perasaan orang lain. Orang koleris seperti ini sering diidentifikasi sebagai “si
pelaksana”.
Kekuatan
Tipe ini berbakat menjadi pemimpin. Suka berprestasi dan mengorganisasikan.
Hidupnya berorientasi pada tujuan, aktif dan dinamis.. Berkemauan keras dan
tidak mudah putus asa. Tidak menyukai air mata dan emosi. Bebas dan mandiri.
Dalam bekerja, suka yang serba teratur dan mencari pemecahan praktis. Mau
melakukan tugas yang sulit dan suka ditantang. Bisa mendelagasikan pekerjaan
dan mau bekerja untuk kegiatan kelompok . Bergerak cepat untuk bertindak
sehingga unggul dalam keadaan darurat.
Kelemahan
Orang bertipe koleris terlalu bersemangat, suka memerintah dan tidak sabaran,
keras kepala dan kaku. Menyukai kontroversi dan pertengkaran, tidak mau
menyerah kalau kalah. Tidak simpatik/kurang peka terhadap perasaan orang lain.
Suka merasa benar sendiri. Mendominasi orang lain Dalam bekerja, termasuk
pecandu kerja, menuntut loyalitas dan penghargaan bawahan. Bisa kasar atau
taktis. Mngharapkan pengakuan atas prestasinya.
3) Melankolis yang cenderung diam dan pemikir. Ia berusaha mengejar
kesempurnaan dari apa yang menurutnya penting. Orang dalam tipe ini butuh
ruang dan ketenangan supaya mereka bisa berpikir dan melakukan sesuatu. Orang
bertipe melankolis berorientasi pada tugas, sangat berhati-hati, perfeksionis, dan
suka keteraturan. Karenanya, orang melanklolis sering kecewa dan depresi jika
apa yang diharapkannya tidak sempurna. Orang melankolis sering diidentifikasi
sebagai “si perfeksionis” atau “si pemikir”.
Kekuatan
Perfeksionis, standar tinggi. Cenderung diam dan pemikir sehingga membutuhkan
ruang dan ketenangan supaya bisa berpikir dan melakukan sesuatu. Serius dan
bertujuan. Analitis. Berbakat dan kreatif. Berfilsafat dan puitis. Bijaksana, Idealis.
Menghargai keindahan. Sensitif kepada orang lain. Berteman dengan hati-hati.
Puas ada di belakang layar. Menghindari perhatian. Setia dan mengabdi. Mau
mendengarkan keluhan dan mudah terharu. Dalam bekerja: suka keteraturan.
Serba tertib dan hati-hati. Rapi dalam perencanaan, hemat.
Kelemahan
Mengingat yang negatif dan menikmati sakit hati. Citra diri rendah dan
merendahkan diri sendiri. Standar suka terlalu tinggi. Sangat memerlukan
persetujuan. Mementingkan diri sendiri. Terlalu instropektif. Tertekan karena
ketidaksempurnaan. Tidak aman secara sosial. Menarik diri dan menjauh. Suka
mengkritik orang lain. Tidak menyukai yang menentang. Mencurigai orang lain,
pendendam. Tidak mudah memaafkan dan penuh kontradiksi. Dalam kerjaan :
suka memilih pekerjaan sulit. suka ragu-ragu dan melewatkan banyak waktu.
4) Phlegmatis, yang seimbang, stabil, merasa diri sudah cukup, dan tidak merasa
perlu merubah dunia. Ia juga tak suka mempersoalkan hal-hal sepele, tidak suka
risiko atau tantangan, dan butuh waktu untuk menghadapi perubahan. Orang
bertipe ini kurang disiplin dan motivasi sehingga suka menunda-nunda sesuatu.
Kadang, ia dipandang orang lain sebagai lamban. Bukannya karena ia kurang
cerdas, tapi justru karena ia lebih cerdas dari yang lain. Orang phlegmatis tak suka
keramaian ataupun banyak bicara. Namun, ia banyak akal dan bisa mengucapkan
kata yang tepat di saat yang tepat, sehingga cocok menjadi negosiator. Orang
phlegmatis kadang diidentifikasi sebagai “si pengamat” atau “si manis”.
Kekuatan
Kadang tipe ini dipandang sebagai orang yang lamban. Sebenarnya bukan karena
ia kurang cerdas, tapi justru karena ia lebih cerdas dari yang lain. Mudah bergaul
dan santai. Mudah diajak rukun dan menyenangkan. Tenang, teguh, sabar dan
seimbang. Hidup konsisten. Tidak banyak cakap tetapi bijaksana. Simpatik dan
baik hati. Menyembunyikan emosi. Hidupnya penuh tujuan. Tidak suka
mempersoalkan hal sepele. Punya banyak akal dan bisa mengucapkan kata-kata
yang tepat di saat yang tepat. Pendengar yang baik, memiliki rasa humor yang
tajam. Suka mengawasi orang lain. Berbelas kasihan dan peduli. Dalam bekerja:
cakap dan mantap, dapat menengahi masalah. Menghindari pertikaian.
Menemukan cara yang mudah. Baik dibawah tekanan.
Kelemahan
Terlalu pemalu dan tidak banyak bicara. Tidak suka keramaian. Suka takut dan
kawatir. Mementingkan diri sendiri dan suka merasa benar sendiri. Tidak
antusias. Suka menilai orang lain. Suka menunda-nunda sesuatu. Kurang disiplin
dan motivasi diri. Malas dan tidak peduli. Membuat orang lain merosot
semangatnya. Lebih suka menonton. Tidak suka tantangan/resiko. Terlalu suka
kompromi. Perlu waktu untuk menerima perubahan. Tidak suka didesak-desak.

Tipe Tipe Kepribadian Menurut Eduard Spranger Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, bahwa masing masing ahli ini mempunyai dasar dalam memberikan pendapatnya
tentang tipe kepribadian. Nah apakah yang menjadi dasar Eduard?? Ternyata ia melihat tipe tipe
kpribadian seseorang berdasarkan sikap manusia terhadap yang hidup di dalam masyarakat. Dan
inilah tipe tipe kepribadian yang dimaksud oleh Eduard Spranger:
 Manusia Politik. Seseorang yang memiliki kepribadian seperti ini cendrung mempunyai
sifat ingin menguasai orang lain, dan setiap langkanya selalu berbau hal politik.
 Manusia Ekonomi. Kalau kita ingin mengetahui orang orang bertipe kepribaidan
ekonomi kita bisa melihat pada ras china yang hidup di negara kita ini. Kebanyakan para
etnik china ini selalu mencari hal hal baik dan berpotensi bisnis. Pada intinya orang orang
yang memiliki tipe kepribadian seperti ini segala sesuatunya dipertimbangkan dengan
hitung hitungan bisnis.
 Manusia Sosial. Anda tau orang yang supel atau mudah bergaul? inilah orang yang
mempunyai kepribadian sosial. Karena orang berkepribadian sosial biasanya mudah dan
suka bergaul, suka menolong, dan rela berkorban untuk orang lain.
 Manusia Seni. Untuk melihat orang yang memiliki kepribadian seni bagi kita tidak sulit.
Kita bisa melihat para musisi, penyanyi, pelukis dan lain sebagainya, atau kita bisa
melihat orang orang yang dalam kesehariannya menghabiskan waktunya untuk
keindahan. Karena pada intinya orang yang memiliki kepribadian seni ialah orang yang
jiwanya dipengaruhi oleh nilai nilai keindahan.
 Manusia Agama. Inilah kepribadian yang dimiliki oleh para ulama, pastur, pendeta dan
pemuka atau tokoh tokoh agama lainnya. Bagi orang yang memiliki kepribadian agama
yang terpenting bagi mereka adalah menghambakan diri dan menghabiskan hidupnya
demi tuhan yang maha kuasa.
 Manusia Teori. Ciri ciri dari orang yang memili kepribadian teori antara lain ia adalah
seorang pemikir, suka membaca, dan mengabdi pada ilmu.

Tipe Tipe Kepribadian Menurut C.G Jung.C.G Jung adalah seorang ahli penyakit jiwa yang
berasal dari negara swis. Jung membagi kepribadian kedalam dua tipe,
Yaitu ekstovert dan Introvert.
Orang yang memiliki Kepribadian Ekstrovert adalah orang yang perhatiannya diarahkan
ke luar dari dirinya. Ciri ciri atau sifat yang dimiliki oleh orang ekstrovert adalah ia lancar dalam
berbicara, mudah bergaul, tidak malau mudah menyesuaikan diri, ramah dan suka berteman.
Adapun orang yang memiliki kepribadiannya Introvert merupakan kebalikan dari
kepribadian ekstrovert. Perhatiannya lebih mengarah pada dirinya. Sifat yang dimiliki oleh orang
yang berkpribasian seperti ini adalah cendrung diliputi kekhawatiran, mudah malu dan
canggung, lebih senang bekerja sendiri, sulit menyesuiakan diri dan jiwanya agak tertutup.
Tipe Tipe Kepribadian Menurut Gerart Heymans. Gerart Heymans mengolongkan tipe
kepribadian berdasarkan kuat dan lemahnya seseorang. Tipe tipe kepribadian yang ia maksud
adalah:
 Gapasioneerden (orang hebat). Ciri dari orang yang memiliki kepribadian seperti ini aka
terlihat sifat antara lain selalu bersikap keras, ambisius, egois, dan emosional. Selain itu
sifat yang terlihat dari orang yang mempunyai kepribadian ini antara lain memiliki rasa
kekeluargaan yang baik, dan suka menolong yang lemah.
 Cholerici ( orang garang). Sifat yang terlihat dari orang yang memiliki kepribadian
seperti ini antara lain orangnya agresif, giat bekerja, pemberani, optimistis, dan suka
pada hal hal yang bersifat nyata. Selain itu ciri lainnya adalah bahwa orang ini
mempunyai sifat boros dan suka bertindak ceroboh.
 Sentimentil (orang perayu) Ciri cirinya adalah emosional, pintar berbicara, senang
dengan kehidupan alam, dan tidak suka keramaian.
 Nerveuzen ( Gugup), Sifat yang terlihat dari kepribadian semacam ini adalah mudah naik
darah, suka memprotes, tidak mau berfikir panjang, dan tidak pendendam.
 Flegmaciti (orang tenang) Sifat yang terlihat pada orang yang memiliki kepribadian ini
adalah antara lain selalu bersikap tenang dan sabar, tekun bekerja, memiliki pemikiran
yang luas, rajin dan cekatan.
 Sanguinici ( Kekanak kanakan) Jika kita melihat seseorang memiliki sifat seperti anak
anak, itulah orang yang berkepribadian sanguinici. Sifat yang terlihat antara lain sukar
atau plinlan dalam mengambil keputusan, ragu ragu dalam bertindak dan suka
menyendiri.
 Amorfem (orang tak berbentuk) sifat yang terlihat dari tipe kepribadian ini adalah
intelektualnya kurang, picik, tidak praktis, tidak punya jati diri dan terombang ambing.
Itulah pendapat beberapa ahli yang meskipun tidak semua pendapat ahli termuat di sini,
tetapi paling tidak tulisan ini dapat memberikan gambaran seperti apakah tipe tipe kepribadian.

Setiap orang mempunyai kombinasi dari dua kepribadian. Umumnya salah satunya lebih
dominan, kadang juga keduanya seimbang. Sanguin dan koleris bisa berkombinasi secara alami
karena keduanya ekstrovert, optimis dan terus terang. Kombinasi ini menghasilkan individu yang
sangat energik. Mereka punya daya tarik serta banyak bicara sambil menyelesaikan pekerjaan
mereka, entah melakukannya sendiri atau menyuruh orang lain untuk mengerjakannya.
Phlegmatis dan melankolis bisa berkombinasi karena keduanya introvert, pesimis, dan lembut.
Mereka melakukan segala sesuatu dengan sempurna dan tepat waktu, tidak mau mengambil
sikap konfrontatif. Namun anak tipe ini akan mudah terkuras energinya jika berurusan dengan
orang lain.
Kombinasi koleris-melankolis dan sanguin-phlegmatis menggabungkan optimis dan pesimis,
yang suka hura-hura dengan yang tidak suka hura-hura, dan yang supel dengan yang suka
menarik diri. Akibatnya anak cenderung tidak seimbang dan berubah-ubah kepribadiannya
tergantung keadaan. Kombinasi koleris-melankolis menghasilkan individu yang sangat
berorientasi pada tugas. Kombinasi ini akan menjadi peraih prestasi tertinggi, melakukan segala
sesuatu dengan cepat dan sesempurna mungkin. Namun mereka bisa menjadi nge-boss dan
manipulatif sekaligus mudah stres jika orang lain tak bisa melakukan segalanya dengan benar
dan tepat waktu.
Kepribadian sanguin dan phlegmatis juga bisa berkombinasi, menghasilkan orang yang
berorientasi pada hubungan. Kombinasi ini menjadikannya teman bagi semua orang. Ia dikagumi
karena sifat humornya, selalu rileks, dan menerima orang lain apa adanya. Namun ia cenderung
tidak disiplin, tidak suka melakukan apapun, mudah lupa tanggung jawabnya, dan selalu dapat
merayu orang lain untuk mengerjakannya bagi mereka.
Kepribadian memang bisa dirubah sedikit demi sedikit setelah tumbuh dewasa.
Misalnya, jika ia merasa terlalu emosional, ia bisa merubahnya sedikit demi sedikit sehingga bisa
lebih sabar. Namun kepribadian seseorang telah ada sejak ia lahir, dan akan mempengaruhi cara
berpikir dan bertindak dalam kehidupannya. Maka ada baiknya jika kita bisa memahami
kepribadian diri kita sendiri, juga kepribadian orang-orang di sekitar kita. Karena tiap tipe
kepribadian ini mempunyai kelebihan dan kekurangan, dan masing-masing tipe ini akan
berinteraksi dengan baik jika dapat saling melengkapi.
Kritik terhadap penggolongan kepribadian
Penggolongan atau tipologi kepribadian memang memudahkan kita untuk memahami
kepribadian, tetapi pendekatan itu mengundang beberapa kritik, yaitu :
a. Setiap penggolongan mereduksi kepribadian manusia yang sangat kompleks. Hanya
menjadi satu atau dua variable saja yang digunakan untuk membuat tipologi. Akibatnya,
tipologi ini sangat kurang memperhatikan faktor-faktor khusus yang sifatnya individual.
b. Tipologi ini tidak memperhatikan kenyataan bahwa manusia berubah-ubah sesuai
dengan kondisi lingkungan, dan karenanya kepribadian pun bersifat dinamis. Tipologi
ini membuat kepribadian seolah-olah statis.
c. Penggolongan kepribadian sangat kurang mempertimbangkan pengaruh kebudayaan
terhadap kepribadian.
Oleh karena itu, tipologio dalam psikologi zaman sekarang lebih terfokus pada
setting atau konteks tertentu saja. Misalnya, dalam lingkungan industry dan organisasi dikenal
dengan tipe kepemimpinan transaksional (memimpin berpedoman pada hak dan kewajiban
masing-masing) dan transformational (memimpin berdaarkan nilai-nilai yang dikembangkan
bersama anak buah) (James V. Downton, 1973) ; dalam bidang pendidikan ada tipe orang tua
yang otoriter, serba boleh (laissez faire) dan otokratik (demokratik tetapi tetap tegas) (Baumrind,
1991); dalam penyesuaian diri terhadap stress ada tipe yang berorientasi pada tugas (task
oriented), ada yang berorientasipada emosi (emotional oriented) (Lazarus and Folkman, 1984).
BAB 5
INTERAKSI SOSIAL

Sebagaimana di ketahui bahwa manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang selalu
membutuhkan sesamanya dalam kehidupannya sehari hari. Oleh karena itu, tidak dapat di hindari
bahwa manusia harus selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Hubungan manusia dengan
manusia lainnya atau hubungan manusia dengan kelompok, atau hubungan kelompok dengan
kelompok lainnya inilah yang disebut dengan interaksi sosial, yang juga menjadi objek studi dari
cabang psikologi yang di namakan psikologi sosial.
Dalam bab ini akan dibicarakan beberapa aspek yang mendasari interaksi sosial tersebut
yaitu komunikasi, sikap,tingkah laku, kelompok dan norma norma sosial.
Komunikasi
Komunikasi adalah proses pengiriman berita dari seseorang kepada orang lainnya .Dalam
kehidupan sehari hari kita melihat komunikasi ini dalam berbagai bentuk ,misalnya percakapan
antara dua orang . Pidato dari ketua kepada anggota rapat ,berita yang di bacakan oleh pembawa
acara televisi,buku cerita, Koran, teleks, telepon, telegram, faksmile, internet, e-mail, sms, dan
sebagainya.
Dalam tiap bentuk komunikasi, terdapat lima unsur dalam proses komunikasi, yaitu:
 µ Adanya pengirim berita;
 µ Penerima berita;
 µ Adanya berita yang dikirimkan;
 µ Ada media atau alat pengirim berita; dan
 µ Ada system symbol yang digunakan untuk menyatakan berita.
Dalam tiap bentuk komunikasi di atas kita lihat bahwa terdapat lima unsur dalam proses
komunikasi :
Pengirim dan Penerima berita
Syarat pertama untuk terjadinya komunikasi adalah adanya dua orang atau lebih. Orang
pertama berfungsi sebagai pengiri berita, sedangkan orang yang kedua dan seterusnya berfungsi
sebagai penerima berita. Sebaliknya orang yang kedua ,ketiga mdan lainnya stelah menerima
berita dapat pula mengirimkan berita kembalisehingga dia berfungsi sebagai penerima berita.
Hala terakhir terjadi dalam dialog atau percakapan .
Hal hal yang perlu diperhatikan untuk mencapai komunikasi yang sempurna bagi pengirim
dan penerima berita :
 Pengirim dan penerima berita harus bersiaga terhadap pokok persoalan yang yang sama.
 Kalaupun pokok persoalan sudah sama antara pengirim dan penerima berita harus sepaham
tentang arah dan tujuan pembicaraan.
Berita yang di kirim
Isi berita yang dikirimkan dalam proses komunikasi bermacam macam tetapi pada
umumnya dapat digolong golongkan sebagai berikut :
a. Fakta dan Informasi : Menyampaikan tentang informasi dan hal hal yang terkait dengan rasio
saja.
b. Emosi : Intinya dari proses komunikasi emosi adalah hanya ingin mengungkapkan perasaan-
perasaan .
c. Fakta yang bercampur dengan emosi : berita seperti ini yang sering di jumpai di
masyarakat ,karena pada hakekatya perasaan atau setidak tidaknya warna afeksi seseorang
terus menerus memengaruhi semua perbuatannya.Oleh karena itu perkataan serta ungkapan
ungkapan seseorang selalu mengandung persaan perasaan ,disamping isi berita yang
sesungguhnya.

Dalam komunikasi yang baik perlu dijaga benar sifat sifat isi berita.Kalu hendak
disampaikan fakta dan informasi saja (misalnya dalam berita) ,maka hendaknya dihindari kata
kata atau ungkapan ungkapan yang dapat menimbulkan emosi karena hal ini akan menyebabkan
masuknya unsur unsur subjektif kedalam berita yang seharusnya menjadi unsur objektif.
Media pengiriman berita
Dalam bentuk yang sederhana manusia berkomunikasi dengan manusia lainnya hanya
melalui bunyi bunyi aytau suara dihasilkan oleh mulut dan dingarkan oleh telinga .Berbeda dari
hewan ,suara suara ini disusun sedemikian rupa dan dinamakan bahasa.Dengan bahasa manusia
bisa berkomunikasi tentang apa saja tidak terbatas pada hal hal yang terjangkau oleh panca indra.
Bahasa lisan kemudian berkembang menjadi bahasa tulisan sehingga manusia dapat
berkomunikas lintas tempat dan lintas waktu.Tulisan tulisan Aristoteles ,atau Ibnu Sina atau Ki
Hajar Dewantara masih dibaca sampai saat ini . Sementara itu dengan Tekhnologi Informasi (TI)
yang makin canggih ,melalui telpon selluler ,internet dan sebagainya ,manusia bisa
berkomunikasi dalam hitungan detik dengan orang lain di seluruh penjuru dunia.Sangat jauh
berbeda dengn Columbus sampai benua Amerika .Saat itu masih mengirimkan kurir jika hendak
melapor kpada Raja Spanyol dengan menggunakan kapal dan berita tersebut akan sampai ke
Raja Spanyol selama 6 bulan.
Selain itu ,teknologi juga memungkinkan berkembangnya media masa dimana satu orang
dapat berhubungan dengan banyak orang skaligus.Sudah lama kita mengenal radio ,koran ,
majalah dan televisi Media itu dikelola secara profesional dengan orang orang tertentu melalui
perusahaan dan organisasi organisasi tertentu juga.
Sekarang teknologi informasi saat ini (yang makin canggih justru ,makin murah), setiap
orang sudah bisa mengirimkan berita secara massal ,kepada setiap orang hanya melalui
website,blog,bahkan sering kali hanya melalui mailist saja.Namun hasilnya tidak kalah dahsyat
dengan CNN dan BBC,apalagi jika dilakukan dengan maksud jahat seperti hacker ,pembobolan
bank dll.
Kebanyakan komunikasi yang diterima oleh manusia melalui telinga dan mata.Sedangakan
bagi manusia yang tunanetra dan tunarungu ,masih bisa berkomunikasi dengan menggunakan
kode-kode jari tangan yang sudah di ajarkan oleh pendidik mereka.
Jadi, letak kekuatan manusia dalam berkomunikasi adalah dalam kemampuannya
menggunakan simbol-simbol bahasa yang bisa dinyatakan secara lisan tulisan dan isyarat.
Sistem Simbol
Hewan berkomunikasi dengan mengggunakan tanda tanda anjing menggonggong kalau
gembira atau marah ,melengking kalau kesakitan ,atau melolong kalau memanggil
kawannya.Lebah membuatgerakan gerakan tertentu untuk menunjukkan letak dan arah makanan
kepada kawan-kawannya.Tanda tanda ini bersifat konkret dan terbatas artinya satu tanda hanya
mempunyai satu arti itu tidak berubah ubah untuk jangka waktu yang sangat lama di turunkan
melalui sistem genetik melalui generasi ke generasi.
Beberapa hewan seperti Anjing,Lumba lumba dan kera dapat di latih untuk emenuhi
perintah tertentu yang di berikan oleh majikan atau pelatinya.Bunyi siulan yang membuat anjing
lari kepada tuannya,bunyi peluit berarti lumba lumba harus melompat melalui lingkaran . dan
genderang bertabuh memicu kera “sarimin” untuk langsung menyambar sepedahnya untuk pergi
ke kantor.
Bukan hanya hewan yang membuat aba-aba untuk membuat tanda-tanda tetapi terkadang
manusia juga membuat tanda tanda untuk berkomunikasi ,misalnya saja membuat tanda asap jika
tersesat.
Karena sifat yang tak terbatas dan abstrak inilah maka manusia dapan menyusun pikiran-
pikiranya secra lebih sempurna ,dapat saling berkomunikasi secra lebih baik ,dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan dan sebagainya dengan menggunakan simbol-simbol.Salah
satu bentuk sistem simbol adalah bahasa.

Jenis Komunikasi
Dilihat dari jalannya komunikasi dapat dibedakan menjadi dua jenis ,yaitu:
1. Komunikasi Searah, adalah komunikasi yang datang dari satu pihak saja , sedangkan pihak
yang lain hanya menjadi penerima .
2. Komunikasi Dua Arah, adalah penerima dapat berubah fungsi menjadi pengirim berita
sedangkan ,sedangkan pengirim dapat menjadi penerima berita. Kalau komunikasi dua arah
atau timbal balik ini terjadi terus menerus berganti ganti ,maka terjadilah dialog.

Struktur Komunikasi
Dilihat dari sudut hubungan antara individu dalam kelompoknya ,komunikasi dapat di bagi
kedalam dua macam struktur yaitu :
1. Jenis Bintang : Di sini, ada satu orang yang menjadi pusat komunikasi dan setiap individu
lainnya harus melalui pusat itu terlebih dahulu.Jenis ini terdapat pada rapat rapat organisasi-
organisasi dan kelompok-kelompok formal lainnya. Individu-individu disini jadinya lebih
terikat dan tidak bebas menyatakan penadapatnya masing masing pada saat ysng mereka
mau, tetapi sebaliknya komunikasi menjadi lebih tertib dan semua orang pada gilirannya
akan mendapat kesempatan berbicara. Pada jenis ini kemungkinan dominasiasi oleh satu
atau beberapa orang tertentu saja dapat dihindari.
2. Jenis hubungan langsung : Disini setiap individu dapat berbicara langsung dengan individu
lainnya pada detiap saat yang dikehendakinya. Jeniss ini biasanya dapat di dapatai dalam
kelompok kelompok yang tidak formal, seoperti arisan, reuni, dan acara keluarga.
Kelemahan jenis komunikasi ini adalah karena semua orang bisa mengikuti kehendaknya
sendiri-sendiri ,sehingga tidak terarah. Sedangkan keuntungannya adalah bawa setiap orang
bebas dan tidak terikat dalam menyatakan pendapatnya.

Sebab-sebab Kesalahan Dalam Komunikasi


Seperti dikatakan di atas ,sering kali terjadi komunikasi yang tidak sempurna . Penerima
tidak mengerti sama sekali apa yang dimaksut oleh pengirim berita ,atau mengerti hanya
sebagian atau salah mengerti .Kesalahan-kesalahan dalam komunikasi pada umumnya
disebabkan tiga hal ,yaitu:
1. Terbatasanya perbendaharaan kata atau sistem simbol .
2. Terbatasnya daya ingat
3. Gangguan pada media komunikasi

Kabar Angin
Sehubungan dengan lemahnya daya ingatan ini , dapat terjadi kabar angin atau desas-
desus .Kabar angin ini biasanya bermula dari keinginan orang untuk mendapat informasi
mengenai suatu hal ,tetapi saluran komunikasi dengan sumber berita tertutup karena satu dan lain
hal .Akibatnya oraang mencari hubungan yang tidak langsung yaittu mencari informasi dari
sumber kedua atau ketiga atau bahkan dari sumber yang kesekian puluh.Akibatnya orang
tersebut banyak mendapatkan berita yang sudah berbeda dengan aslinya ,sudah banyak
berkurang dan bertambah sesuai dengan orang-orang yang meneruskan kabar angin tersebut.

SIKAP
Sikap (attitude) adalah istilah yang mencerminkan rasa senang atau tidak senang atau
persaan biasa biasa saja (netral) dari seseornag terhadap sesuatu. ”sesuatu “ itu bisa berupa benda
,kejadian, situasi orang-orang atau kelompok .Kalau yang timbul dari seseatu itu adalah perasaan
senang maka itu disebut sikap positif, sedangkan kalua yang timbul itu perasaan tidak sennang
itu disebut sikap negatif, Kalau yang timbul sifat apa-apa yang biasa ssja disebut netral.
Sikap dinyatakan sebagai tiga dominan ABC, yaitu Affect, Behavior dan Cognition. Affect
adalah perasaan yang timbul (denang,tak senang), behaviour adalah perilaku yang mengikuti
perasaan itu (mendekat,menghindar) dan cognition adalah penilaian terhadap objek sikap (bagus,
tidak bagus) (sarwono, 1997)
Manusia mempunyai bermacam-macam sikap terhadap bermacam-macam hal (objek,sikap).
Sikap negatif dari generasi tua terhadap tingkah laku generasi muda akan memperlebar
jurang pemisah antara kedua generasi tersebut. Sikap yang di anut banyak orang yang disebut
sikap sosial, sedangkan yang dianut hanya oleh satu orang tertentu saja yang disebut sikap
individual. Sikap sosial adalah sikap yang ada pada kelompok orang yang ditunjukan pada suatu
objek yang menjadi perhatian selyuruh anggota tersebut. Sementara itu sikap individuala adalah
sikap yang khusus terdapat pada satu – satu orang terhadap objek – objek yang menjadi perhatian
orang – orang yang perhatian saja.
Dalam sikap selalu terdapat hubungan subjek objek. Tidak ada sikap yang tanpa objek.
Objek sikap bisa berupa benda, orang, kelompok orang, nilai – nilai sosial, pandanga
hidup, hukum, lembaga masyarakat dan sebagaiunya. Sikap bukan bakat atau bawaan sejak lahir,
melainkan dipelajari dan dibentuk melalaui pengalaman-pengalaman.
Karena sikap dipelajari ,maka sikap dapat berubah-ubah sesuai dengan keadaan lingkungan
disekitar individu yang bersangkutan pada saat dan tempat yang berbeda. Sikap tidak hanya
terdiri atas satu macam saja, melainkan bermacam-macam, sesuai dengan banyaknya objek yang
dapat menjadi perhatian orang yang bersangkutan.

Proses Pembentukan dan Perubahan Sikap


Sikap dapat berbentuk atau berubah melalui empat macam cara :
1. Adopsi : kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang-ulang dan
terus menerus, lama kelamaan secara bertahap di serap kedalam diri individu dan
mememngaruhi terbentuknya suatu sikap.
2. Diferensiasi: Dengan berkembangnya intelegensi, bertambahnya pengalaman sejalan
dan bertambahnya usia maka ada hal yang tadinya dia anggap sejenis sekarang
dipandang tersendiri lepas dari sejenisnya. Terhadap objek tersebut dapat terbentuk
sikap tersendiri pula.
3. Intergrasi: Pembentukan sikap disini terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai
pengalaman yang berhubungan dengan satu hal tertentu sehingga akhirnya terbentuk
sikap mengenai hal tersebut.
4. Truama: trauma adalah pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan, yang meninggalkan
kesan mendalam pada jiwa seseorang yang bersangkutan. Pengalaman-pengalaman
yang traumatis dapat juga menyebabkan terbentuknya sikap.
Terbentuknya sikap terjadi demikian saja, melainkan melalui suatu proses tertentu, melalui
kontak sosial terus menerus antara individu dengan individu-individu lain disekitarnya.dengan
hubungan ini, faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap adalah:
1. Faktor Internal: yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan,
seperti faktor pilihan.
2. Faktor Eksternal: Selain faktor-faktor yang terdapat dalam diri sendiri, maka
pembentukan sikap di temukan pula oleh faktor –faktor yang berada di luar, yaitu:
a. Sifat objek ,itu sendiri ,bagus ,atau jelek dan sebagainya.
b. Kewibawaan: orang yang mengemukakan suatu sikap.
c. Sifat orang-orang atau elompok yang mendukung sikap tersebut.
d. Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap.
e. Situasi pada saat sifat itu dibentuk.
Tentunya tidak semua faktor harus dipenuhi untuk membentuk suatu sikap. Kadang-kadang
satu atau dua faktor sudah cukup. Yang menarik adalah makin banyak faktor yang ikut
memengaruhi, semakin cepat terbentuk sikap.
Prasangka
Prsangka adalah penilaian terhadap sesuatu hal berdasarkan fakta dan informasi yang tidak
lengkap. Jadi sebelum orang tau benar mengenai sesuatu hal, ia sudah menetapkan
pendapatnya.mengenai hal tersebut dan atas dasar itu apriory (Sarwono2006).
Pengukuran Sikap
Menurut beberapa ahli ,sikap dapat diukur dengan menggunakan suatu alat yang dinamakan
skala sikap. Diantara banyak skala sikap yang di kenal ,ada dua skala sikap yang banyak di
gunakan ,yaitu skala sikap dari R.Likert (1932) dan L.L Thurstone (1934). Bentuk kedua skala
itu hampir serrupa, hanya proses pembuatannya yang berbeda.
Secara ilmiah sikap dapat diukur, dimana sikap terhadap objek diterjemahkan dalam sistem
angka. Dua metode pengukuran sikap:
1. Self Report
Misalnya ketika menyatakan kesukaan terhadap objek saat ditanya dalam interview atau
menuliskan evalusi-evalusi dari suatu kuesioner. dalam metode ini, jawaban yang diberikan
dapat dijadikan idikator sikap seseorang. Kelemahannya jika individu tidak menjawab
pertanyaan yang diajukan maka tidak dapat diketahui pendapat atau sikapnya. Self Report terdiri
dari:
a. Public Opinion Polling
Digunakan untuk mengumpulkan data dari masyarakat yang berkaitan dengan
opini. Bisa juga digunakan untuk meramalkan sesuatu atau menyediakan informasi.
Empat langkah polling:
1. Seleksi terhadap sampel dari responden
2. Menyusun item-item sikap
3. Mengambil data terhadap sampel
4. Tabulasi data
Dalam pengukuran Public Opini Polling, item skala terdiri dari: Pertanyaan-
pertanyaan tentang objek dan Format jawaban: tertutup (setuju – tidak setuju), terbuka.
b. Skala Sikap
skala sikap yaitu: kumpulan pertanyaan mengenai objek sikap. Di gunakan untuk
mencoba memperoleh pengukuran yang tepat tentang sikap seseorang. Akurasi
pengukuran dilakukan dengan penggunaan beberapa item yang berkaitan dengan isyu
yang sama. Skala sikap melibatkan: belief dan opini terhadap suatu objek. Pertanyaan-
pertanyaan atau item yang membentuk skala sikap dikenal dengan statement (pernyataan
yang menyangkut objek psikologis).
2. Pengukuran Involuntary Behavior (Pengukuran terselubung)
Pengukuran dapat dilakukan jika memang diinginkan atau dapat dilakukan oleh responden.
Dalam banyak situasi, akurasi pengukuran sikap dipengaruhi oleh kerelaan responden.
Pendekatan ini merupakan pendekatan observasi terhadap reaksi-reaksi fisiologis yang terjadi
tanpa disadari dilakukan oleh individu yang bersangkutan. Observer dapat menginterpretasikan
sikap individu mulai dari fasial reaction, voice tones, body gesture, keringat, dilatasi pupil mata,
detak jantung, dan beberapa aspek fisiologis lainnya.

Tingkah Laku Kelompok


Mekanisme yang mendorong tingkah laku kelompok ini disebut dinamika kelompok.Ada
dua teori yang menerangkan tingkah laku kelompok yang dikemukaakan oleh tokoh-tkoh
psikologi dan Lee Bon. Teori yang pertama adalah unit terkecil yang dipelajari oleh psikologi
adalah individu. Oleh karena itu, kelompok tidak lain adalah sekumpulan individu dan tingkah
laku individu secara bersama-sama. Teori kedua adalah seperti sifat kimia yaitu molekul
mempunyai sifat yang sangat berbeda dari sifat-sifat atom-atom yang membentuk molekul itu.
Teori dinamika kelompok diajukan pertama kali oleh Kurth Lewin yang menyatakan bahwa
tingkah laku kelompok adalah fungsi dari kepribadian individu dan situasi sosial.
Rumusnya adalah:
B = f (P.e)
Keterangan : B : behavior
f : fungsi
P : personality (kepribadian)
e : environment (lingkungan)
Teori lain tentang mekanisme kelompok diajukan oleh Neil Smeler. Pendekatan sosiaologis
karena pada hakikatnya smelser adalah sosiolog. Ia mengatakan bahwa perilaku kelompok
(massa) ditimbulkan oleh enam faktor yang berurutan secara logis, walaupun tidak usah
berurutan secara kronologis, yaitu :
1. Keadaan Masyarakat yang tertekan (structural strain) dimana masyarakat dalam hal-
hal tertentu tidak lagi merasa nyaman.
2. Keadaan masyarakat yang kondunsif untuk terjadinya perilaku massa (structural
condusivenes).
3. Adanya kepercayaan masyarakat bahwa sesuatu hal sedang atau akan terjadi
(generalized belief).
4. Ada sarana dan prsarana untuk mengarahkan kelompok (mobilization for action)
5. Kurangnya kontrol sosial (lack of social control)
6. Ada peristiwa pencetus (triggering factor)
Yang dimaksud dengan kelompok adalah sekumpulan orang. Kelompok dapat dibagi-bagi
dalam beberapa jenis yaitu :
 Kerumunan (crowd) : kumpulan orang ini terjadi jika sejumlah orang berada disuatu tempat
tertentu pada suatu waktu tertentu.
 Massa : Massa adalah sejumlah besar orang yang berada dalam suatu lingkungan besar yaitu
lingkungan yang lebih besar daripada lingkungan kerumunan.
 Publik : Lingkungan publik lebih luas dibandingkan dengan massa dan hubungan
interpersonal lebih lebih tidak erat lagi.
Macam macam kerumunan,di lihat dari jenisnya kerumunan berbeda-beda dalam beberapa
macam :
o Kerumunan biasa yaitu orang-orang berkumpul hanya untuk mengisi waktu luang saja,
atau secara kebetulan yang sama.
o Kerumunan konvensional yaitu kerumunan yang aktifitasnya di atur oleh kebiasaan .
o Kerumunan aksi yaitu kerumunan yang perilakunya jelas menuju ke suatu tujuan tertentu
dan besifat agresif.
o Kerumunan ekspresif yaitu kerumunan yang bertujuan untuk mengekspresikan
perasaannya dengan jalan menangis, tertawa, berteriak dan sebagainya.
Gerakan sosial adalah perilaku masa yang ditunjukan untuk menciptakan atau menyusun
kembali aturan sosial. Ada tiga macam gerakan sosial :
1. Gerakan sosial yang berlaku umum yaitu gerakan sosial yang di ikuti secara luas oleh
banyak orang .
2. Gerakan sosial khusus yaitu tingkah laku masa yang jelas tujuannya.
3. Gerakan sosial ekspresif yaitu yang semata-mata di tunjukan untuk menampilkan
perasaan-perasaan tertentu.
Tingakah laku publik adalah yang paling terbatas dari ketiga jenis kelompok di atas.
Karena tidak berada dalam suatu tempat tertentu sehingga anggota kelompok tidak saling
berhubungan secara fisisk, maka sulit untuk menjadi sesuatu yang kesat mata. Perilaku publik
hanya terbatas pada pendapat publik saja. Pendapat publik adalah konsensus antara berbagai
pendapat yang ada di dalam publik.
Kepemimpinan
Dalam tingkah laku kelompok penting sekali seorang pemimpin. Kadang-kadang suatu
kelompok berbuat dan tidak berbuat sesuatu disebabkan oleh ada atau tidak adanya
kepemimpinan yang kuat dalam kelompok itu.

Teori tentang apa dan bagaimana kepemimpinan itu :


o Teori keseimbangan :teori ini mengatakan bahwa dalam diri seseorang pemimpin haruslah
terdapat beberapa sifat yang saling mengimbangi dan berbagai kemampuan.
o Pemusatan energi pssikis : menurut teori ini seseorang pemimpin adalah orang biasa, dengan
kelemahan-kelemahan dan tidak mempunyai bakat yang istimewa, tetapi orang ini mau
bekerja keras dan memusatkan energinya terhadap suatu bidang tertentu, sehingga dalam
bidang itu orang tersebut mengunggulli orang-orang yang lain.
o Teori bakat khusus : teori ini menekankan bahwa seseorang dapat mnjadi pemimpin berkat
kemampuan-kemampuannya yang khusus yang sudah merupakan bakatnya. Kemampuan
khusus ini harus sesuai dengan keadaan kelompok disekitarnya, sehingga kelompok mau
menganggap dia sebagai pemimpin .
o Pemahaman yang tiba-tiba : menurut teori ini, seseorang mnjadi pemimpin karena tiba-tiaba
ia meliahat hubungan antara dua atau beberapa hal yang terjadinya tidak dilihat oleh orang
lain, sedangkan hubungan itu penting sekali artin ya untuk memecahkan suatu masalah yang
sedang dihadapi oleh kelompok yang bersangkutan.
o Teori kemampuan diantara Ketidak mampuan : teori ini menyatakan sesuatu yang lemah atau
yang kurang akan di kompensasi (ditutup atau diatasi) oleh sesuatu yang kuat. Alampun
mengatur dirinya seperti itu.
o Teori konjungtur :Konjungtur berarti gabungan beberapa macam faktor yang muncul pada
waktu yang bersamaan. Teori ini menyatakan bahwa teori ini muncul karena disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu:
a. Kemampuan khusus yang dimiliki oleh pemimpin.
b. Adanya problem atau krisis yang dialami oleh kelompok.
c. Adanya kesempatan untuk pemimpin untuk membuktikan kemampuannya.
o Teori proses kelompok : teori ini berpendapat bahwa kepemimpinan, semata-mata
ditentukan oleh proses yang terjadi dalam kelompok yang hasil interaksi antara anggota
kelompok.
Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin agar dapat mempertahankan
kedudukannya cukup lama dan dapat menjalankan misinya dengan cukup efektif adalah:
1. Stamina yaitu kemampuan untuk bertahan dan tidak mudah menyerah kalau
menghadapi kesuliatan.
2. Pengikut : tidak ada pemimpin tanpa penguikut,.
3. Energi :seserorang pemimpin harus mempunyai semangat dan dorongan untuk
mencapai cita-citanya
4. Kecakapan : tidak hanya kecakapan tetapi juga kecerdasan.
5. Karakter : harus berkarakter dan berkepribadian kuat,
6. Berpikiran bersih dan jujur : pemimpin tidak punya iktikad lain selain
mempejuangakan kepentingan kelmpoknya .
7. Simpati .
Sementara itu di tinjau dari keadaan kelompok ,tujuan dan sifat kelompok maka ada
beberapa macam kepemimpinan yaitu :
 Kepemimpinan langsung dan tidak langsung. Kepemimpinan langsung adalah
kepemimpianan yang datang dari pribadi dari pemimpin itu sendiri. Sedangkan
kepemimpinan tidak langsung adalah kepemimpinan yang terjadi melalui hasil karya
pemimpin yang bersangkutan.
 Kepemimpinan konservatif atau liberal :pemimpin yang konserfatif adalah pemimpin
yang memperjuangkan hal-hal dari masa laulu.
 Kepemimpinan bisa bersifat sosial, mental atau eksekutif: kepemimpinan sosial
terjadi dikarenakan adanya kegiatan pemimpin di tengah pengikutnya ,
kepemimpinan mental terjadi karena adanya gagasan-gagasan yang datang dari
pemimpin sedangkan kepemimpinan eksekutif terjadi melalui aktifitas maupun
melalui gagasan.
 Kepemimpinan dapat bersifat otokratis, liz faire atau otoratif : pemimpin otokratis
adalah pemimpin bergaya diktator bergaya otoriter mengikuti kehendaknya sendiri
saja,suka menyuruh, tak ingin dibantah, dan tidak meminta pendapat pengikutnya.
Sebaliknya pemimpin laize feire adalah pemimpin pemimpin yang serba boleh yang
membiarkan pengikutnya pengikutnya megikuti kemauannya masing-masing.
 Kepemimpinan partisan dan kepemimpinan yang tidak memihak: kemempinan
partisan atau pro yang anti pada sesuatu (memihak). Bertolak belakang dengan
pemimpin yang tidak memihak.

NORMA SOSIAL
Norma sosial adalah nilai-nilai yang berlaku dalam suatu kelompok yang membatasi
tingkah laku individu dalam kelompok itu. Yang membedakan norma sosial dengan produk-
produk sosial dan budaya, serta konsep-konsep psikologi lainnya adalah bahwa dalam norma
sosial terkandung sanksi sosial. Artinya ,barang siapa melakukan sesuatu yang melanggar norma
akan dikenai tindakan tertentu oleh masyarakatnya. Sansi ini bisa berupa di jadikan bahan
gunjingan sampai dicela di dpan publik atau disingkirkan oleh pergaulan.
Pengaruh norma sosial terhadap kepribadian individu anggota kelompok adalah sebagai
berikut :
1. Norma sosial merupakan faktor yang mendorong motivasi. Norma itu selalu
mempengeruhi tiap tingkah laku dalam hubungan interpersonel seperti presepsi, sikap,
ingatan dan sebagainya.
2. Norma sosial selalu menimbulkan tekanan psikis. Dalam masyarakat yang modern,
terdapat banyak mcam norma, dan norma yang berlaku berubah dengan cepat sekali
seakan individu teromabang ambing merasa tidak yakin akan diri sendiri merasa ragu
akan masa depan merasa harus berjuang dan sebagainya.
3. Norma- norma yang saling bertentangan memaksa individu untuj slah satu norma saja
untuk diikutinya.akan tetapi hal ini tidak selalu mudah. Untuk mengatasi hal ini maka
dapat ditempuh beberapa cara, yaitu:
a. Masyarakat atau kelompok sendiri memberikan kelonggaran dalaam melaksanakan
norma-normanya.
b. Rasionalisasi kebudayaan, yaitupenjelasan atau penalaran atau memberikan dasar
logika kepada perilaku yang sesungguhna tidak dapat dibenarkan.
Peran dan Status
Individu mempunyai fungsi tertentu dalaam kelompoknya. Dalam masyarakat yang belum
berkembang ,perempuan bertugas menguras rumah , memasak, menjaga anak-anak, sementara
pria bertugas mencari nafkah. Dalam perkembangan masyarakat selanjutnya timbul fungsi-fungsi
lain seperti kepala suku, raja, tentara, dan didalam masyarakat modernterdapat dokter ,guru
petani mentri,dan sebagainya. Semunya mempunyai tugas dan fungsi dan peran tertentu yang
harus di jalankan dalam kelompoknya.
Peran sosial adalah peran yang dimainkan seseorang dalam lingkungan sosialnya. Peran
ini adalah merupakan tuntutan dari masyarakat terhadap individu untuk memberikan sumbangan
sosial dari anggotanya dalam rangka menjaga keutuhan sosial dan meningkatkan kebaikan dalam
masyarakat tersebut.
Peran sosial bisa berupa aktivitas individu dalam masyarakat dengan cara mengambil
bagian dalam kegiatan yang ada di masyarakat dalam berbagai sektor, baik sosial, politik,
ekonomi, keagamaan dan lain-lain. Pengambilan peran ini tergantung pada tuntutan masyarakat
dan atau pada kemampuan individu bersangkutan serta kepekaannya dalam melihat keadaan
masyarakatnya.
Ada tiga golongan kelas sosial yan biasanya di gunakan dalam mempelajari masyarakat
yang sudah maju, yaitu:
1. Kelas atas, yang terdiri atas sebagian sangat kecil dari masyarakat yang menduduki
jabatan-jabatan tertinggi dalam negara atau memiliki pendapat yang sangat besarsehingga
taraf hidupnya jauh melebihi orang kebanyakan, atau yang mempunyai kekuasaan yang
sangat besar.
2. Kelas menengah, terdiri atas pegawai menengah ,pengusaha menengah dan kecil, kaum
intelektual, guru, mahasiswa pedagang tukang dan sebagainya. Kelas ini berfariasi
pesertanya dari yang mulai sangat terdidik hingga tidak.
3. Kelas rendah, yaitu orang kebanyakan tidak ada jabatan tertentu, pendidikan terbatas,
penghasilan pun tidak memadai. Seperti petani, buruh, tukang becak, pesuruh dan
sebagainya.
Jenis-Jenis Status Sosial
1. Ascribed StatusAscribed status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis
kelamin, ras, kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.
2. Achieved StatusAchieved status adalah status sosial yang didapat sesorang karena kerja
keras dan usaha yang dilakukannya. Contoh achieved status yaitu seperti harta kekayaan,
tingkat pendidikan, pekerjaan, dll.
3. Assigned StatusAssigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam
lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan
kepercayaan masyarakat. Contohnya seperti seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua
adat, sesepuh, dan sebagainya.
BAB 6
GANGGUAN MENTAL

Didalam psikologi dikenal perilaku-perilaku yang menyimpang dari perilaku yang normal
sebagai gejala dari gangguan mental. Penyimpangan perilaku ini dapat disebabkan oleh adanya
kelainan psikis pada orang-orang bersangkutan tetapi bisa juga disebabkan karenan adanya
stresor (sumber stres) yang datang dari luar atau perubahan sosial yang mengubah kriteria
normal menjadi tidak ormal. Cabang psikologis yang khusus mempelajari gangguan mental ini
disebut Psikopatologi atau Psikologi Abnormal,sedangkan usaha memperbaiki atau
menyembuhkan kelainan-kelainan dilakukan oleh Psikologi klinis.
Gangguan mental bisa murni psikologis. Misalnya, depresi berat karena putus hubungan
dngan pacar atau gagal memenuhi cita-citanya untuk masuk ke perguruan tinggi favorit. Disisi
lain sering kali pula disebabkan oleh ganguan fisik (sakit). Mislanya pecandun narkoba bisa
menjadi agresif, depresif atau paranoid (curiga), tergantung narkoba yang digunakannya.
Oleh karena itu, gangguan mental, selain menjadi slah satu bidang psikologi, dipelajari juga
oleh ilmu kedokteran, khusunya kedoteran jiwa atau psikiatri. Perbedaan antara psikologi klinis
dan psikiatriadalah perbedaan metode pendekatan. Psikologi klinis, menanggani kasus-kasus
gangguan mental dari sudut psikologi. Teori-teori yang digunakan pun adalah teori-teori ilmu
psikologi yang merupakan bagian dari ilmu social. Kasus depresi mislanya dianalisis oleh
psikologis klinis dengan mencoba menemukan stressor (sumber setres) dan mendiskusikan
dengan klien(panggilan psikolog untuk pasien) bagaimana cara mengatasi stresor.
Psikiatri dilain pihak, memandang gangguan mental dari sudut ilmu kedokteran, yaitu dari
sudut penyakit dan cara pengobatan. Dokter berusaha mencari factor penyebab dari soma
(tubuh)pasien mulai dari factor keturunan, sampai kelainan atau gangguan syaraf. Untuk menjadi
seorang psikiater, harus menjadi dokter dulu, sedangkan untuk menjadi psikologi klinis, sejak
lulus SMA harus masuk fakultas psikologi. Dengan demikian tidak benar anggapan bahwa
seorang psikolog adalah seorang dokter.
Cara lain membedakan dokter jiwa (psikiater) darri psikolog (klinis) adalah bahwa dokter
mengurusi orang sakit, sedangkan psikolog pada dasrnya mengurusi orang sehat. Hanya psikolog
klinis yang menanggani orang dengan keluhan gangguan jiwa. Masalahnya antara yang sakit
dan yang sehat pun sering kali tak jelas batasnya, apalagi dengan perubahan-perubahan
normamasyarakat yang sekarang terjadi. Sebagai contoh, sekarang banyak orang (pria) yang
memelihara jenggot, berbaju koko, bercelana ngantung dan bersandal. Saat ini, (tahun 2000-an),
orang akan menafsirkannya sebagai salah satu model busana muslim dari aliran tertentu. Kalau
busana macam ini dipakai tahun 1960-an pemakainya bisa dinggap sakit jiwa.
DSM IV (Diagnosis and Statistical Manual of Mental Disorder)
Psikiater dan Psikolog klinis tidak bekerja sembarangan. Mereka tetap menggunakan
metode ilmiah. Kalaupun ada perubahan-perubahan , bukan psikiater atau psikolognya yang
bekerja tidak ilmiah melainkan ilmunya yang belum sampai kesitu, hususnya dalam pengobatan
gangguan mental.
Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan psikiatri dan psikologi klinis mendasarkan diri
pada penelitian empiris. Berdasarkan penelitian berpuluh tahun dan melibatkan banyak
pasien/klient disusunlah buku pedoman yang dijadikan rujukan oleh semua dokter spesialis jiwa
dan psikolog klinis di seluruh dunia. Buku rujukan itu dikenal dengan nama DSM IV (Diagnosis
and Statistical Manual of Mental Disorders) ,yang saat ini sudah masuk ke versi ke empat.
Buku ini memang sering mengandung kontroversi, terutama karena buku ini dibuat
karena mengandung kasus-kasus di Amerika Serikat. Oleh karena itu, dikembangkan juga versi
internasionalnya saja kemudian dimasukan ke BAB tentang mental disorders. Dalam
perkembangan DSM dari versi keversi, bisa terjadi perubahan, penambahan, pengurangan
ataupun penggolongan ulang kategori yang ada. Berikut adalah kategori ringkasan kategori
gangguan mental dalam DSM IV versi 1994.

Poros 1
Deprssion (depresi)
Depresi disebut juga dengan unipolar disorder, untuk membedakannya dengan bipolar
disorder bergantian antara low dan hight mood, yaitu perasaan murung. Kehilangan gairah untuk
melakukan hal-hal yang biasa dilakukannya dan tidak bisa mengeksoresikan kegembiraan.
Biasanya terjadi pada awal sampai pertengahan usia dewasa. Bisa terjadi sekali,bisa terjadi
sering kali. Bisa sebentar, bisa selama hidup. Bisa bertahap, bisa mendadak berat.
Penyebab depresi sangat bermacam-macam . faktor psikolog yang bisa menyebabkan
depresi antara lain adalah adanya harapan yang tidak terpenuhi, seperti putus cinta tidak diterima
di perguruan tinggi favorit, atau masalah perkawinan yang kronis. Hal lain yang menyebabkan
depresi adalah keadaan fidik (misalnya harus dirawat dirumah sakit atau rasa sakit yang tidak
sembuh-sembuh) atau pengaruh narkoba. Depresi karena sebab fisik atau medis tetapi harus di
uji secara laboratorium agar dapat diapstikan apakah benar ini gejala depresi atau gejala faktor
fisik medis saja.
Jika depresi itu murni pun tidak selalu memerlukan perawatan. Depresi yang hanya sekali
atau sekali-kali terjadi, apalagi yang sebentar ringan sama skali tidak perlu di rawat. Deprsi yang
emerlukan penanganan psikiater atau psikologis klinis adalah yang berlangsung rslatif lama dan
berat sehingga menggagu kehidupan sosial orang yang bersangkuatan termasuk mengganggu
pekerjaan ,pelajaran atau pergaulan. Dalam hal ini biasanya dilakukan oleh psikiater biasa
memberikat obat-obat antideoresant.
Adapun inventory (BDI) yang dikemukakan oleh Beck mengandung 21 gejala dan tingkah
laku yaitu : (1) sedih, (2) pesimistis, (3) rasa kegagalan , (4) ketidak puasan, (5)rasa bersalah,
(6)rasa terhukum, (7)tidak suaka terhadap dirisendiri, (8) menyalahkan diri sendiri, (9) keinginan
untuk bunuh diri, (10) berteriak tiba-tiba, (11) lekas marah, (12) mundur dari kehidupan social,
(13) keragu-raguan, (14) citra tubuh yang keliru, (15) hambatan kerja, (16)gangguan tidur, (17)
kecenderunganlelah, (18)hilang selera makan, (19) turun berat badan, (20) postur tubuh tertentu,
(21)kehilangan hasrat seksual.

Anxiety Disorders (gangguan kecemasan)


Orang dewasa biasanya mencampuradukan saja pengertian dari fear, phobia dan axiety.
Semuanya disebut takut saja, tetapi dalam psikiatri dan psikologi. Ketiga istilah itu mempunyai
arti masing-masing. Fear adalah rasa takut (keadaan emosi yang tidak menyenangkan), yang di
timbulkan oleh suatu objek yang jelas dan alasannya pun jelas, atau disebut juga dengan takut
rasional. Fobia adalah takut yang irasional pada satu objek atau situasi tertentu artinya objeknya
memang jelas, tetapi alasannya tidak masuk akal atau tidak jelas. Fobia termasuk gangguan
mental.
Anxiety atau cemas, adalah takut yang tidak jelas objeknya dan tidak jelas pula alasannya.
Pada orang normal sering terjadi cemas yang normal. Jenis-jenis kecemasan antara lain adalah
generalizated anxiety disorder (kecemasan umum) ,panic disorder atau panik yaitu perasaan teror
yang intens,gemetar, bingung ,mau muntah sesak napas, dan merasa dunia akan kiamat.
Berikutnya adalah sosial anxiety disorder atau disebut juga fobia sosial, orang yang bersangkutan
merasa dirinya selalu dinilai jelek oleh orang lain. Separation anxiety atau cemas menghadapi
perpisahan banyak terjadi pada anak-anak .
Kecemasan bisa berawalsejak masih usia kanak-kanak dan berkembang tahat demi tahap.
Misalnya kecemasan yang timbul karena di masa kecil sering di kunci dikamar sendirian
sementara ibunya berbelanja. Disisi lain kecemasan juga bisa terjadi setelah suatu peristiwa
yang menimbulkan trauma mental.penderita kecemasan pascaperistiwa traumatis ini diberi
sebutan khusus, yaitu PTSD (Posttraumatic stress disorder) dan untuk mereka para pakar
psikologi telah mengembangkan berbagai teknik psikoterapi yang dasarnya adalah terapi
perilaku kognitif untuk orang dewasa dan terapi bermain untuk anak-anak. Untuk penderita
kecemasan selain PTSD kadang-kadang psikiater memberikan juga obat-obatan, karena ada
kemungkinan dari factor neurolgis terhadap timbulnya kecemasan itu. Tetapi, dalam kenyataan
sangat sedikit atau hamper tidak ada enderita kecemasan yang disebabkan murni oleh factor
neurologis. Hamper semua disebabkan oleh factor psiko-sosial dan lingkungan.
Jenis-jenis kecemasan antara lain adalah generalized anxiety disorder atau keemasan
umum, yang terdapat pada perempuan dua kali lebih banyak daripada laki-laki. Jenis ini tidak
focus pada objek atau situasi tertentu, tidak spesifik atau mengambang. Orang yang bersangkutan
bisa bilang bahwa dia cemas, takut, tetapi tidak bisa menebutkan mengapa dia cemas. Yang jelas,
dia tidakbisa mengontrol emosi takutnya dan reaksi takut pada tubuhnya.
Jenis yang lain adalah panic disorder atau panic, yaitu perasaan terror yang intens, gemetar,
bingung, mau muntah, sesak napas dan merasa dunia akan kamat. Walaupun bisa muncul begitu
saja, rasa panic ini biasanya timbul karena suatu peristiwa yang menakutkan, stress yang
berkelanjutan, atau setelah latian olahraga. Reaksi fisik yang intens bisa terjadi selama
sepuluhmenit atau kurang, tetapi dampaknya bisa berjam-jam sesudahnya. Mereka yang
mendapat serangan panic sehabis olahraga mengira dirinya mendapat serangan jantung, dan
dilarikan ke Unit Gawat Darurat, namun setelah diperiksa ternyata dia sehat-sehat saja.
Berikutnya adalah social anxiety disorder atau disebut juga fobia social. Orang yang
bersangkutan merasa bahwa dirinya selalu dinilai jelek oleh orang lain. Termasuk dalam
golongan ini adalah demam panggung. Yaitu orang yang takut untuk tampil di depan umum.
Separation anxiety atau cemas menghadapi perpisahan banyak terjadi pada anak-anak, yaitu
ketika anak itu harus berpisah dari orang yang selama ini memberinya perasaan aman dan
terlindung.
Bipolar Disorder (emosi yang berubah-ubah dari positif ke negatif dan sebaliknya)
Dulu gangguan mental ini disebut dengan manis-depressif, karena gejalanya adalah
pergantian terus menerus antara emosi sangat positif (manis) seperti riang gembira, euphoria,
senang dan sebagainyadan emosi sangat negatif (depresif) seperti murung, sedih ,ingin menangis
dan sebagainya. Sekarang gangguan ini disebut bipolar (dua-kutub), karena emosi itu bergerak
bolak-balik dari satu kutub yang ekstrem (manis) ke kutub yang lainnya (deprsif). Masa
perubahan antara kedua kutub ini diisi dengan emosi yang netral bisa juga perubahan begitu
cepat sehingga tidak sempat diselingi emosi netral.
ADHD (Attention-Deficit Hyperactivity Disorder,Hiperaktif tetapi Kurang Konsentrasi)
Gangguan mental yang satu ini sepenuhnya disebabkan oleh gangguan dalam
perkembangan syaraf. Ciri ADHD adalah :
a. Terus menerus tidak dapat memfokuskan perhatian dari satu hal.
b. Hiperaktif
c. Mudah lupa dan tidak dapat mengendalikan implus-implusnya.
Kondisi ini jelas sangat melelahkan bagi orang disekitarnya, orang tua dan guru khususnya .

Autism
Seperti halnya ADHD, autism adalah juga merupakan gangguan mental kerena kelainan
neurologis ,yaitu ada gangguan di otak, dan atau sistem syarafnya. Soekadar (2007) menemukan
bahwa penderita autis terdapat setidaknya tiga bagian otak yang terganggu, yakni lobus frontalis,
sistem limbik dan hemisfer kanan. Berbeda dengan ADHD yang tidak berkosentrasi.
Autism dipercaya sebagai akibat dari mutasi (perubahan) genetik sehingga bisa terjadi pada
anak-anak termasuk kepada yang kondisi orang tuanya sehat. Penderita autism sudah dapat
dilihat sejak berumur 2-3 tahun. Tanda-tanda lain selain gerakan-gerakan yang berulang-ulang
adalah tidak ada kontak mata dengan orang lain ,kalau dipanggil tidak menyahut. Dampaknya
adalahbahwa seseorang autis bisa tidak peduli sama sekali dengan kejadian disekitarnya
sehingga ia bisa melakukan sesuatu tanpa memedulikan bahaya sama sekali. Disisi lain seorang
autis bisa mempunyai bakat yang luar biasa yaitu biasa disebut autis savant.
Phobias/fobia (Rasa takut yang tidak beralasan)
Fobia berasal dari kata Yunani ,phobos yang berarti “takut”, takut dalam fobia adalah
rasional, menetap dan sangat intens yang ditunjukkan kepada situasi, benda, kegiatan atau orang
tertentu. Para pakar menduga bahwa fobia disebabkan oleh kombinasi antara faktor bakat,
keturunan, dan pengalaman tertentu. Penyebab pobia itu adalah pengalaman traumatis ketika
secara tidak sengaja meliahat sesuatu yang disimpan dalam ketidaksadarannya. Jenis pobia
banyak sekali bahkan sampai mencapai ratusan.
Secara umum, phobia adalah rasa ketakutan kuat (berlebihan) terhadap suatu benda,
situasi, atau kejadian, yang ditandai dengan keinginan untuk ngejauhin sesuatu yang ditakuti
itu.Bedanya sama rasa takut biasa adalah, hal yang ditakuti sebenarnya nggak menyeramkan
untuk sebagain besar orang. Phobia terjadi karena adanya faktor biologis di dalam tubuh, seperti
meningkatnya aliran darah dan metabolisme di otak. Bisa juga karena ada sesuatu yang nggak
normal di struktur otak. Tapi kebanyakan psikolog setuju, phobia lebih sering disebabkan oleh
kejadian traumatis.
Fobia ( phobia ) adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena.
Fobia ( phobia )bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi
sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap Fobia sulit dimengerti. Itu sebabnya, pengidap
tersebut sering dijadikan bulan bulanan oleh teman sekitarnya.
Ada perbedaan "bahasa" antara pengamat fobia dengan seorang pengidap fobia.
Pengamat fobia menggunakan bahasa logika sementara seorang pengidap fobia biasanya
menggunakan bahasa rasa. Bagi pengamat dirasa lucu jika seseorang berbadan besar, takut
dengan hewan kecil seperti kecoak atau tikus. Sementara dibayangan mental seorang pengidap
fobia subjek tersebut menjadi benda yang sangat besar, berwarna, sangat menjijikkan ataupun
menakutkan.
Dalam keadaan normal setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut.
Akan tetapi bila seseorang terpapar terus menerus dengan subjek Fobia, hal tersebut berpotensi
menyebabkan terjadinya fiksasi. Fiksasi adalah suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi
terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampuan orang yang bersangkutan dalam
mengendalikan perasaan takutnya. Penyebab lain terjadinya fiksasi dapat pula disebabkan oleh
suatu keadaan yang sangat ekstrim seperti trauma bom, terjebak lift dan sebagainya. Seseorang
yang pertumbuhan mentalnya mengalami fiksasi akan memiliki kesulitan emosi (mental blocks)
dikemudian harinya.
Hal tersebut dikarenakan orang tersebut tidak memiliki saluran pelepasan emosi
(katarsis) yang tepat. Setiap kali orang tersebut berinteraksi dengan sumber Fobia secara
otomatis akan merasa cemas dan agar "nyaman" maka cara yang paling mudah dan cepat adalah
dengan cara "mundur kembali"/regresi kepada keadaan fiksasi. Kecemasan yang tidak diatasi
seawal mungkin berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif yang secara terus menerus
ditekan kembali ke bawah sadar (represi). Pola respon negatif tersebut dapat berkembang
terhadap subjek subjek fobia lainnya dan intensitasnya semakin meningkat.
Walaupun terlihat sepele, “pola” respon tersebut akan dipakai terus menerus untuk
merespon masalah lainnya. Itu sebabnya seseorang penderita fobia menjadi semakin rentan dan
semakin tidak produktif. Fobia merupakan salah satu dari jenis jenis hambatan sukses lainnya.
Phobia atau fobia bukan merupakan penyakit jiwa. Tapi kalau tidak disembuhkan, bisa
menular ke orang lain. Fobia adalah suatu ketakutan yang tidak mempunyai alasan. Bagi mereka
yang menderita fobia, sesuatu yang remeh tampak sangat menakutkan. Bahkan berubah menjadi
kengerian.
Penyebab fobia bisa bermacam-macam. Yang jelas, berkaitan dengan pengalaman pribadi
di masa lalu. Pola asuh yang salah dari orangtua juga berpengaruh. Jadi, bisa dikatakan,
penyebab utama timbulnya fobia adalah rasa cemas yang berlebihan. Penderita fobia biasanya
memiliki beberapa gejala psikologis. Jika ketakutannya muncul, dia langsung merasa sakit
kepala, denyut nadi bertambah cepat atau berkeringat, muka menjadi merah. Bahkan kalau sudah
parah, bisa muntah atau pingsan.
Macam-macam fobia
Menurut sebuah penelitian, di dunia ini, kira-kira cuma sepuluh persen orang yang
menderita fobia. Kita tidak perlu malu kalau ternyata kita menderita fobia. Semua orang
sebenarnya memiliki fobia, namun perbedaannya, fobia itu mengganggu atau tidak, itu saja.
Sampai sekarang, ada sekitar 264 jenis fobia yang telah dikenal, semuanya ada namanya.
Fobia sederhana adalah bentuk yang paling umum. Ketakutan pada sesuatu yang khusus,
misalnya pada pesawat terbang atau binatang.

Bentuk yang paling unik adalah fobia sosial, yang disebabkan oleh keadaan psikologis dan
biasanya banyak diderita oleh remaja. Penyebab utamanya, ketakutan pada perhatian orang
terhadap dirinya. Penderita takut melakukan suatu tindakan, malu atau takut dirinya akan
dipermalukan.
Bentuk fobia ini bisa bermacam-macam. Contohnya tiba-tiba kamu jadi tidak bisa bicara
dan tidak bisa melakukan sesuatu yang sebenarnya “biasa”. Misalnya kencan, makan atau minum
di depan orang banyak, dan lain-lain. Orang yang menderita fobia biasanya menjadi terlena oleh
ketakutannya. Rasa takut tersebut cenderung dipelihara. Rasa takut yang berlebihan, apalagi
tanpa alasan yang jelas, akan merugikan dan mengganggu. Si penderita jadi tidak bisa
melakukan aktivitas lain karena merasa ketakutan yang berlebihan. Kerugian lain, ketakutan itu
berubah menjadi rasa benci atau anti terhadap penyebab fobia. Benci terhadap orang, benda, atau
binatang tertentu.
Kalau fobia tidak mengganggu kehidupan sosial, ini bukan gangguan jiwa. Kalau sudah
mengganggu, sehingga tidak bisa menjalankan kegiatan sehari-hari, disebut sebagai gangguan
jiwa.

Schizophrenia/Skizofrenia
Skizofrenia berasal dari kata yunani yang artinya suatu diagnosis gangguan mental yang
ditandai oleh kelainan dalam presepsi atau expresi dari realitas. Yang paling sering adalah
halusinasi auditif (seakan-akan mendengar suara-suara atau mengajak bercakap-cakap). Delusi
paranoid (curiga).

Faktor penyebabnya belum jelas. Bisa dikarenakan turunan atau genetik , bisa juga karena
gangguan syaraf,tetapi dalam biologi menyatakan bahwa ada beberapa kromosom yang
berkontribusi terhadap timbulnya skizofrenia tersebut.

Gangguan-gangguan psikis yang sekarang dikenal sebagai schizophrenia, untuk pertama


kalinya diidentifikasi sebagai "demence precoce" atau gangguan mental dini oleh benedict muler
(1809-1873), seorang dokter berkebangsaan belgia pada tahun 1860 (dalam pratiknya, 1995).
konsep yang lebih jelas dan sistematis diberikan oleh emil kraepelin (1856-1926), seorang
psikiatri jerman pada tahun 1893. kraepalin menyebutnya dengan istilah "dementia praecox".
istilah dementia praecox berasal dari bahasa latin "dementis" dan "precocous", mengacu pada
situasi dimana seseorang mengalmi kehilangan atau kerusakan kemampuan-kemampuan
mentalnya sejak dini.merupakan proses penyakit yang disebabkan oleh penyakit tertentu dalam
tubuh meliputi hilangnya kesatuan dalam pikiran, perasaan, dan tingkah laku. penyakit ini
muncul pada usia muda yang ditandai oleh kemampuan-kemampuan yang menurun yang
akhirnya menjadi disentegrasi kepribadian yang kompleks. gambarannya meliputi pola tingkah
laku seperti delusi, halusinasi, dan tingkah laku yang aneh.
Uegen Bleuler (1867-1939), seorang psikiatri swiss memperkenalkan istilah schizophrenia.
istilah ini berasl dari bahasa yunani schitos artinya terbelah/terpecah dan phren artinya pikiran.
secara harafiah schizophrenia berarti pikiran/jiwa yang terbelah/terpecah.bleuler lebih
menekankan pola perilaku yaitu tidak adanya integrasi otak yang mempegaruhi pikiran, persaan
dan afeksi. dengan demikian tidak adanya kesesuaian antara pikiran dan emosi, persepsi
kenyataan yang sebenarnya.
Schizophrenia termasuk dalam kelompok psikosis fungsional.psikosis fungsional merupakan
penyakit mental secara fungsional yang non organis sifatnya, hingga terjadi kepecahan yang
ditandai oleh desintegrasi kepribadian dan maladjusment sosial yang berat, tidak mampu
mengadakan hubungan sosial dengan dunia luar bahkan sering terputus sama sekali dengan
realitas hidup lalu menjadi ketidakmampuan secara sosial. hilanglah rasa tanggung jawabnya dan
terdapat gangguan pada fungsi intelektualnya. jika perilakunya tersebut menjadi begitu abnormal
dan irasionalnya, sehingga dapat membahayakan dan mengancam keselamatan dan dirinya
sendiri secara hukum disebut gila. schizophrenia merupakan gangguan mental dan klasifikasi
berat dan kronik(psikotik) yang menjadi beban utama pelayanan kesehatan jiwa di indonesia
sejak jaman pemerintahan hindia belanda sampai sekarang. mengapa menjadi beban? karena ciri
produktif dan harus ditanggung hisupnya selamanya oleh sanak keluarga, masyarakat, dan
negara.

PENYEBAB GANGGUAN SCHIZOPHRENIA


Terdapat beberapa pendekatan yang dominan dalam menganalisa penyebab schizophrenia
yaitu meliputi pendekatan biologis (meliputi faktor genetik dan faktor biokimia) pendekatan
psikodinamik, pendekatan teori belajar.
PENDEKATAN HOLISTIK
Faktor genetic
Beberapa penelitian menunjukkan pengaruh faktor genetis dalam menularkan shizophrenia,
namun tetep menjadi pertayaan: bagaimana penularan genetis terjadi. beberapa peneliti mencoba
dengan beberapa model (Rathus,et al., 1991), antara lain:
a. Distinct Heterogenity Model
model ini menyatakan bahwa shizophrenia terdiri dari sejumlah psikosis, beberapa
diantaranya disebabkan oleh kerusakan gen yang dapat diikuti oleh gen-gen tertentu dan
yang hanya disebabkan oleh faktor lingkungan.
b. Monogenic Gen
Model ini menyatakan bahwa semua bentuk schizophrenia dapat disebabkan oleh
suatu gen yang cacat. gen yang cacat ini dapat menyebabkan schizophrenia pada orang
yang menerima gen itu dari kedua orang tuanya.
c. Multifactorial-Polygenic Model
Model ini menekankan pengaruh nilai ambang. disebabkan pengaruh oleh berbagai
gen, trauma biologis prenatal dan postnatal dan tekenan psikososial yang salaing
berinteraksi.
Faktor biokimia.
Otak
Bagi orang yang normal kelainan saraf, sistem switch pada otak bekerja dengan
normal.sinyal-sinyal persepsi yang datang dikirim kembali dengan sempurna tanpa adanya
gangguan sehingga menghasilkan perasaan, pemikiran dan akhirnya melakukan tindakan
sesuai kebutuhan saat itu. pada otak penderita schizophrenia sinyal-sinyal yang dikirim
mengalami gangguan sehingga tidak berhasil mencanpai sambungan otak yang dituju.
GEJALA
Para psikiatri membedakan membedakan gejala serangan schizophrenia menjadi 2 yaitu
gejala positif dan negative.
Gejala positif
Halusinasi selalu terjadi saat ransangan terlalu kuat dan otak tidak mampu
menginterpretasikan dan merespon pesan atau ransangan yang datang. Penderita
schizophrenia mungkin mendengar suara-suara atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak
ada, atau mengalami suatu sensasi yang tidak biasa pada tubuhnya. Auditory hallucinations,
gejala yang biasanya timbul, yaitu penderita merasakan ada suara dari dalam dirinya. Kadang
suara itu dirasakan menyejukkan hati, memberi kedamaian, tapi kadang sura itu
menyuruhnya melakukan Sesuatu yang sangat berbahaya, seperti bunuh diri.
Penyesatan pikiran (delusi) adalah kepercayaan yang kuat dalam menginterpretasikan
sesuatu yang kadang berlawanan dengan kenyataan. Misalnya pada penderita schizophrenia,
lampu trafik dijalan raya yang berwarna merah kuning hijau, dianggap sebagai suatu isyarat
dari luaar angkasa. Beberapa pendarita schizophrenia berubah menjadi seorang paranoid.
Mereka selalu merasa sedang diamati-mati, diintai, atau hendak diserang.
Kegagalan berpikir mengarah kepada masalah dimana penderita schizophrenia tidak
mampu memproses dan mengatur pikirannya. Kebanyakan penderita tidak mampu
memahami hubungan antara kenyataan dan logika. Karena penderita schizophrenia tidak
mampu mengatur pikirannya mebuat mereka berbicara secara serampangan dan tidak bisa di
tangkap secara logika. Ketidakmampuan dalam berpikir mengakibatkan ketidakmampuan
mengandalikan emosi dan perasaan. Hasilnya, kadang panderita schizophrenia tertawa
sendiri dengan keras tanpa memperdulikan sekelilingnya. Semua itu membuat penderita
schizophrenia tidak bisa memahami siapa dirinya, tidak berpakaian, dan tidak bisa mengarti
apa itu manusia. Dia juga tidak bisa mengerti kapan dia lahir, dimana dia berada, dan
sebainya.
Gejala negative
Penderita schizophrenia kehilangan motivasi dan apatis berarti kehilangan energi dan
minat dalam hidup yang membuat penderita menjadi orang yang malas. Karena penderita
schizophrenia hanya memiliki energi yang sedikit, mereka tidak bisa melakukan hal-hal yang
selain tidur dan makan. Perasaan yang tumpul membuat emosi penderita schizophrenia
menjadi datar. Penderita schizophrenia memiliki ekspresi baik dari raut muka maupan
gerakan tangannya, seakan-akan dia tidak memiliki emosi apapun. Tapi ini tidak berarti
bahwa penderita schizophrenia tidak bisa merasakan perasaan apapun. Mereka mungkin bisa
menerima pemberian dan perhatian orang lain, tetapi tidak bisa mengekspresikan perasaan
mereka.
Depresi yang tidak mengenal perasaan ingin ditolong dan berharap, selalu menjadi bagian
dari hidup mereka. Mereka tidak meras memiliki perilaku yang menyimpang, tidak bisa
membina hubungan yang relasi dengan orang lain, dan tidak mengenal cinta. Perasaan
depresi adalah sesuatu yang sangat menyakitkan. Disamping itu perubahan otak secara
biologis juga memberi adil dalam depresi. Depresi yang berkelanjutan akan membuat
penderita schizophrenia menarik diri dari lingkungannya. Mereka selalu merasa aman bila
sendirian.
Menurut bleuler diagnosa schizophrenia sudah boleh dibuat bila terdapat gangguan –
gangguan primer dan disharmoni (keretakan, perpecahan atau ketidakseimbangan) pada
unsure-unsur kepribadian (proses berpikir, emosi, kemauan dan psikomotorik) diperkuat
dengan gejala-gejala sekunder.
Kurt Schneider (1939) menyusun 11 gejala rangking pertama (“first rank symptoms”)
dan berpendapat bahwa diagnosa schizophrenia sudah boleh dibuat bila terdapat satu gejala
dari kelompok A dan satu gejala dari kelompok B, dengan syarat bahwa kesadaran penderita
tidak menurun.
Pengobatan harus secepat mungkin, karena keadaan psikotik yang lama menimbulkan
kemungkinan yang lebih besar bahwa penderita menuju kemunduran mental.
1. Farmakoterapi
Neroleptika dengan dosis efektif rendah lebih bermanfaat pada penderita dengan
schizophrenia yang menahun, yang dengan dosis efektif tinggi lebih berfaedah pada
penderita dengan psikomotorik yang meningkat. Sesudah gejala-gejala menghilang, maka
dosis dipertahankan lagi, jika serangan itu baru yang pertama kali. Jika serangan
schizophrenia sudah lebih dari 1 kali maka obat diberi terus selama satu sampai dua
tahun.
2. Terapi elektro konvulsi (TEK)
Terapi konvulsi dapt memperpendek serangan schizophrenia dan mempermudah kontak
dengan penderita. Akan terapi ini tidak dapat mencengah serangan yang akan datang.
3. Terapi koma insuli
Meskipun pengobatan ini tidak khusus, bila diberikan pada permulaan penyakit hasilnya
memuaskan. Persentasi kesembuhan lebih besar bila dimulai dalam waktu 6 bulan
sesudah penderita jatuh sakit.
4. Psikoterapi dan rehabilitas
Psikoterapi suportif individual atau kelompok, serta bimbingan yang praktis dengan
maksud untuk mengambalikan penderita ke masyarakat. Terapi kerja baik sekali untuk
mendorong penderita bergaul lagi dengan orang lain, penderita lain, perawat dan dokter.
5. Lobotomy prefrontal
Dapat dilakukan bila terapi lain secara intensif tidak beerhasil dan bila penderita sangat
menganggu lingkungannya.

Poros II
Dissociative Identity Disorder (DID)
DID, atau yang sering dikenal dengan Split personality atau multiple personality
(kepribadian ganda), dulu di anggap sebagai salah satu jenis Skizofrenia karena mengandung
suatu gejala dari gangguan mental itu, yaitu pola pikir yang kacau. Dalam DSM IV, DID sudah
digolongkan sebagai jenis gangguan mental tersendiri.
Cirinya adalah minimal dua identitas atau kepribadian yang berbeda mengendalikan
perilaku orang yang bersangkutan. Kepribadian-kepribadian itu mempersepsi ,menilai dan
beraksi terhadap lingkungan dengan cara sangat berbea dan ketika yang satu sedang memegang
kendali ,kepribadian-kepribadian yang lain tidak tahu menahu. Dengan demikian terjadi gejala
yang khas dari pasien DID yaitu tidak ingat dengan apa yang sudah dilakukannya. Gejala ini
bukan karena pengaruh obat-obatan ,trauma,benturan di kepala,usia tua atau penyebab medis
yang lain, melainkan karena pergantian kendali dalam jiwa penderita.
Poros III
Paranoia
Paranoia adalah gangguan jiwa yang cukup dikenal oleh orang awam disamping
kepribadian ganda. Bahkan ada istilah awam untuk gangguan jiwa yang satu ini yaitu “parno”
(singkatan dari paranoia) yang maksudnya adalah orang yang sering curiga.
Dalam dunia psikiatri dan psikologi istilah paranoia mempunyai arti yang baku yaitu
gangguan dalam proses berpikir yang ditandai dengan kecemasan atau ketakutan yang berlebihan
seingga mencapai tingkat yang masuk akal dan disertai delusi (waham). Ciri Khas orang
“paranoia” adalah merasa selalu ada ancaman.
Paranoia adalah salah satu gangguan kepribadian yang cukup mempengaruhi efektivitas
perilaku individu dalam berinteraksi dilingkungannya. Menurut JP Chaplin, Phd, paranoia adalah
suatu ciri gangguan psikotic yang ditandai adanya delusi yang sistematis atau waham dengan
sedikit deterioasi. Hal ini cenderung menetap dan cukup kuat pengaruhnya serta membuat
individu pada kondisi incapacity.
Disamping itu dikenal istilah lain, yaitu paranoic atau paranoiac, yang berarti individu yang
menderita paranoia atau paranoid schizophrenia. Beberapa istilah lain yang terkait adalah sebagai
berikut :
Paranoid :
1. Berhubungan atau sama dengan paranoia.
2. Individu yang memiliki ciri perilaku atau sikap seperti orang paranoia, atau orang yang
merasa terancam oleh orang lain.
Paranoid personality :
Suatu kepribadian yang ditandai adanya sikap penuh curiga, sangat sensitif tanpa adanya
deteriorasi atau delusi.
Paranoid schizophrenia :
Salah satu jenis dari schizophrenia yang ditandai oleh gejala delusi atau sikap sangat curiga.
Hal ini disebabkan adanya gangguan difungsi berpikir, halusinasi dan deteriorasi.
Seorang ahli psikologi lain James C. Coleman, menyebutkan beberapa pengertian berkaitan
dengan ini sebagai berikut :
Paranoia :
Suatu ciri psikosis yang ditandai adanya delusi yang sistematis.
Paranoid Personality :
Individu yang menunjukan gejala perilaku proyeksi seperti defence mencahnism, curiga, iri,
sangat cemburu dan keras kepala.
Paranoid Schizophrenia :
Salah satu jenis dari schizophrenia yang ditandai adanya delusi dan halusinasi yang biasanya
cukup kuat.
Istilah paranoia sendiri telah digunakan dalam waktu yang cukup lama. Pada jaman Yunani
kuno dan Romawi istilah ini digunakan untuk mengacu pada suatu gangguan yang tidak dapat
dibedakan dengan berbagai gangguan mental lainnya. Saat ini penggunaan istilah ini lebih
terbatas sejak Kraeplin menunjukan suatu kasus dimana adanya delusi dan kontak yang minim
dengan realitas namun tidak terjadi disorganisasi personality yang kuat seperti yang terjadi pada
kasus schizophrenia.
Saat ini ada 2 jenis psikosis paranoid yang termasuk dalam kelompok gangguan paranoid, yaitu :
1. Paranoia, dimana terjadinya delusi yang berkembang secara perlahan kemudian menjadi
rumit, logis dan sistematis serta hal tersebut berpusat pada delusi merasa dikejar-kerjar
atau waham kebesaran. Meski adanya delusi, kepribadian penderita masih utuh, tidak ada
disorganisasi yang serius dan tanpa halusinasi.
2. Paranoid state, terjadinya perubahan delusi yang paranoid dan cara berpikir menjadi tidak
logis serta munculnya ciri-ciri paranoia, meskipun belum menunjukkan perilaku yang
aneh atau deteriorasi seperti yang ditemukan pada kasus schizophrenia paranoid.
Biasanya kondisi ini berhubungan dengan stress yang kuat dan mungkin pula karena
fenomena kefanaan. Paranoid states sering mewarnai gambaran klinis dari jenis gangguan
patologis lainnya.
Namun, perhatian utama kita saat ini tertuju pada paranoia. Paranoia relatif sedikit ditemukan
pada pasien yang dirawat di rumah sakit jiwa, namun hal ini mungkin terjadi karena kekeliruan
dalam mengidentifikasi gangguan mental. Banyak para penemu/inventor, guru, eksekutif bisnis,
reformer fanatik, pasangan pencemburu, orang-orang nyentrik yang mendalami suatu ajaran
tertentu termasuk dalam kategori ini. Namun, uniknya mereka ini mampu mempertahankan
eksistensinya di masyarakat. Dalam beberapa kasus diantara mereka ada yang berkembang
menjadi seseorang yang sangat berbahaya.
Individu yang mengalami paranoia merasa sendirian, diabaikan, dimata-matai, dan persepsi
salah lainnya tentang adanya ancaman dari ‘musuh.’ Delusi ini biasanya berpusat pada satu hal
misalnya menyangkut masalah keuangan, pekerja, pasangan yang tdk dapat dipercaya atau
masalah-masalah kehidupan lainnya. Orang yang mengalami kegagalan dalam bekerja akan
mengembangkan sikap curiga seperti ada orang lain yang cembutu terhadap prestasi kerjanya
sehingga ingin menjatuhkannya.
Seorang paranoia memiliki alasan tertentu mengapa mereka curiga dan tidak mau menerima
alasan lain yang sebenarnya lebih benar. Karena sikap curiga tersebut ia dapat melakukan
interogasi terhadap mereka yang dianggap musuh.
Banyak dari penderita paronoia ini memiliki waham dimana ia seorang superior dan memiliki
kemampuan yang unik. Terkadang mereka merasa mendapat mandat atau wahyu untuk
menjalankan suatu misi suci, melakukan pembaharuan dan perubah sosial. Para paranoiac
religius mengembangkan keyakinan bahwa ia mendapat amanat dari Tuhan untuk
menyelamatkan manusia dan melakukan khotbah-khotbah bahkan mengajak dilakukannya
perang suci.
Berkaitan dengan delusi yang dialami paranoiac dapat tampil dengan sangat sempurna,
berbicara fasih dan terkesan memiliki emosia yang matang. Halusinasi dan ciri gangguan lain
jarang ditemukan pada paranoiac ini. Mereka berupaya melakukan pembenaran dengan cara-cara
yang logis agar dapat dipercaya. Dalam kasus ini sangat sukar dibedakan mana yang fakta atau
hanya sekedar imaji. Mereka berupaya agar orang-orang disekitarnya mempercayai apa yang
dikatakannya. Mereka gagal untuk melihat fakta lain diluar apa yang mereka yakini dan kurang
dapat membuktikan keyakinannya, kecurigaanya serta mereka menjadi tidak komunikatif saat
ditanyakan mengenai delusinya tersebut.
Meskipun demikian paranoic ini tidak selalu berbahaya, tetapi mereka tetap memiliki
peluang untuk melakukan sesuatu hal yang merugikan terhadap orang-orang dianggap
musuhnya.
Tahapan berpikir yang mendorong terjadinya paranoia :
1. Suspiciousness/Curiga - individu menjadi tidak percaya kepada orang lain, takut akan
dirugikan dan menjadi sangat siaga.
2. Protective Thinking – mengkaji secara selektif tindakan orang lain dan melihatnya secara
curiga dan mulai menyalahkan orang lain atas kegagalannya.
3. Hostility/permusuhan – sangat sensitif terhadap ketidakadilan yang dirasakan meskipun
tidak benar, hal ini direspon secara marah dan sikap permusuhan dan ini semakin
meningkatkan kecurigaan.
4. Paranoid Illumination / Berkembangnya Paranoid – Sikap penuh curiga sudah menjadi
bagian dirinya dan ia merasakan adanya sesuatu yang aneh namun ia ia telah tenggelam
dalam situasi kecurigaan tersebut.
5. Delusions – merasa dikejar-kejar atau adanya waham kebesaran namun ia
mengembangkan suatu alasan yang logis dan mengembangkan tindakan-tindakan yang
dapat dipahami oleh orang lain.
Faktor Penyebab Paranoia :
1. Kegagalan proses belajar.
2. Kegagalan & inferiority
3. Elaborasi sistem pertahan diri & Pseudocommunity.
Kegagalan proses belajar – biasanya sejak masa kanak-kanak, paranoia suka menyendiri,
pencuriga, mengasingkan diri, keras kepala dan sangat sensitif. Saat diingatkan mereka cemberut
dan uring-uringan. Hanya sedikit dari mereka yang menunjukan kemampuan bermain dengan
anak lain yang normal atau bersosialisasi dengan baik.
Latarbelakang keluarga memegang peranan yang penting. Situasi lemahnya penerimaan
dalam keluarga dan penggiringan sikap inferioritas akan mengembangkan sikap anak untuk
berusaha menjadi superior. Ketidakmantapan latarbelakang keluarga mempengaruhi perasaan
anak terhadap orang lain dan membentuk perilaku negaif anak terhadap orang lain.
Proses sosialisasi yang tidak tepat membentuk perilaku anak yang mudah curiga kepada
orang lain. Dengan demikian akan terbentuk sikap permusuhan dan ingin mendominasi orang
lain. Kondisi ini akan saling mempengaruhi, sikap bermusuhannya direspon secara negatif oleh
lingkungan dan iapun semakin curiga dengan orang lain sehingga perlahan-perlahan terbentuk
kepribadian yang paranoia. Selanjutnya terjadilah isolasi sosial dan ia semakin tidak percaya
kepada orang lain.
Perkembangan kepribadian selanjutnya dimasa kanak-kanak ini mengembangkan suatu
sikap gabungan dari merasa diri penting, kaku, arogan, ingin mendominasi dan membentuk
gambaran diri yang tidak realistis dan menimpakan kegagalan atau kesialannya kepada orang
lain. Mereka menjadi sangat curiga dan sangat peka menghadapi situasi ketidakadilan. Selanjut
individu tidak memiliki selera humor.
Mereka mulai mengkategorikan mana orang baik dan jahat. Harapan mereka dan tujuan
hidup mereka seringkali tidak realistik. Mereka menolak untuk menerima permasalahan yang
dengan cara-cara yang lebih realistik. Mereka cenderung menjadi orang yang uring-uringan dan
menolak kontak yang normal. Mereka tidak mampu membina hubungan sosial yang hangat,
bersikap agresif dan merasa superior.
Kegagalan dan Inferiority: Biasanya riwayat para paranoiac sarat dengan kegagalan
dalam beradaptasi dengan situasi kehidupan yang penting seperti lingkungan sosial, pekerjaan
dan perkawinan. Menghadapi ini mereka bersikap rigid, membuat goal yang tidak realistik dan
tidak mampu membina hubungan jangka panjang dengan orang lain. Kegagalan ini
diinterpretasikan olehnya sebagai penolakan, penghinaan dan peremehan oleh orang lain.
Kegagalan ini menyebabkannya sukar untuk memahami sebab-sebab utama sebenarnya
dari permasalahan yang ia alami. Misalnya, mengapa mereka harus meningkatkan
kemampuannya dalam berhubungan sosial dalam rangka mencegah reaksi negatif dari orang lain
– mengapa mereka sampai tidak disukai dalam pekerjaan misalnya karena mereka menyelidiki
sesuatu secara sangat rinci. Ia tidak mampu untuk memahami dirinya dan situasi secara objektif,
tidak mampu memahami mengapai ia sampai menarik diri dan mengapa orang lain menolaknya.
Meskipun demikian perasaan inferiority dari penderita paranoia bersifat topeng saja,
karena sesungguhnya mereka ingin superior dan menganggap dirinya penting dan hal ini
dimanifestasikan dalam banyak aspek dari perilakunya. Mereka sangat ingin dihargai,
hipersensitif terhadap kritik, sangat teliti dan rajin.
Para individu paranoid pada saat dihadapkan dengan kegagalan mereka biasanya
mengatakan “orang-orang tidak menyukai kamu,” barangkali ada sesuatu yang salah pada diri
kamu,” kamu inferior.” Mereka sering bersikap defensif, menjadi sangat kaku dan cenderung
menyalahkan orang lain. Pola-pola defensif ini akan membantu melindungi dirinya dari perasaan
inferiority dan perasaan tidak berharga.
Selanjutnya dikenal pula istilah elaborasi mekanisme pertahanan diri dan
“Pseudocommunity.” Dimana diri merasa kaku, merasa diri penting, tidak humoris dan
pencuriga membuat penderita tidak populer dilingkungan sosialnya. Mereka saring salah
menangkap maksud orang lain. Sensitif terhadap ketidakadilan.
Reaksi paranoid biasanya berkembang secara bertahap. Kegagalan yang ia alami
membuat ia mengelaborasi defence mechanism. Untuk menghindari agar dinilai tidak mampu
mereka mengembangkan alasan logis dibalik kegagalannya.
Secara bertahap gambaran dimulai dengan kristalisasi proses yang lazim disebut paranoid
illumination. Kemudian hal tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga penyebab-
penyebabnya semakin kabur. Penderita mulai melindungi dirinya dan memiliki asumsi bahwa
ada sesuatu yang salah dengan dirinya (ditahap awal). Selanjutkan kegagalan tersebut ia
timpakan kepada orang lain.
Kemudian terjadi proses apa yang disebut dengan pseudo community dimana penderita
mulai mengkategorisasikan orang-orang disekitarnya (faktual atau bayangan) yang menentang
atau tudak menyukai dirinya.
Kejadian-kejadian menjadi perhatian penderita. Ia selalui menyikapi hal-hal disekitarnya
dengan sikap curiga. Pseudo community ini bisa disebabkan karena stress yang kuat, misalnya
akibat kegagalan ditempat kerja. Ia akan menimpakan kesalahan tersebut kepada orang lain dan
mulai mengidentifikasikan orang-orang yang dianggap menghambatnya atau menentang dirinya.
Upaya penanganan: Pada tahap awal paranoia, penanganan secara kelompok maupun
individual masih efektif, terutama apabila penderita memiliki kesadaran untuk mencari bantuan
profesional.
Tehnik terapi tingkah laku menunjukkan hal-hal menjanjikan seperti, ide paranoid
muncul karena berbagai kombinasi hal-hal yang tidak menyenangkan, berbagai faktor perubah
dalam situasi kehidupan seseorang semakin memperkuat perilaku maladaptifnya dan
berkembang menjadi cara yang ampuh untuk mengatasi permasalahannya.
Sekali sistem delusi menetap, penanganan akan menjadi sangat sukar. Biasanya sulit
berkomunikasi dengan paranoiac untuk mengatasi masalahnya dengan cara-cara yang rasional.
Dalam situasi seperti ini penderita enggan berkonsultasi, tetapi mereka berusaha mencari
pembenaran dan pengertian dari orang lain terhadap kesalahan yang mereka lakukan.
Hal yang tidak menguntungkan adalah kurang begitu bermanfaatnya merumahsakitkan
paranoiac. Kepada paranoiac biasanya lebih efektif memberikan hukuman daripada penanganan.
Mereka cenderung menunjukkan kesuperiorannya kepada pasien lain apabila di rumah sakit dan
mengeluh apabila keluarga dan petugas kesehatan menempatkan mereka di rumah sakit tanpa
alasan yang valid, sehingga mereka menolak bekerjasama dan berpartisipasi dalam kegiatan
treatment. Dengan demikian kegagalannya untuk mengendalikan tindakan dan pikirannya dan
sulitnya bekerjasama membuat mereka tinggal dalam waktu lama di rumah sakit. Hal ini
membuat mereka susah untuk recovery. Meskipun demikian secara tradisional prognosa tentang
paranoia kurang begitu bermanfaat.
Pada saat awal mengidentifikasikan psikosis dengan schizophrenia dan paranoia, telah
disepakati bahwa manifestasi klinis dari kasus ini harus dibedakan dengan gangguan neurosis
atau psikosomatik. Ciri schizophrenia jelas adanya kegagalan pemahaman/kontak dengan realitas
dan terjadi disorganisasi kepribadian seperti gangguan dalam fungsi berpikir, afek/perasaan
maupun masalah perilaku.
Identifikasi sebagian besar jenis schizophrenia seperti acute, paranoid, katatonik,
hebephrenic dan simple memperlihatkan perbedaan klinis untuk setiap jenis. Berbagai faktor
penyebab masih sulit dipahami mengapa hal tersebut dapat berkembang. Meskipun demikian
para ahli melihat adanya peran faktor genetik yang signifikan yang menyebabkan schizophrenia.
Mungkin karena neuropshysiological atau perubahan biochemical yang mengganggu otak
berfungsi normal, termasuk disini adalah kegagalan dalam menyeleksi mekanismenya. Penyebab
yang tepat dari perubahan tersebut harus dapat dipastikan untuk menentukan apakah karena
faktor genetik atau karena gangguan mental. Namun, harus pula diperhatikan penyebab
psikologis lainnya yang signifikan. Disamping itu faktor psikososial memegang peranan penting
pula.Penanganan inovatif perlu dipertimbangkan seperti chemotherapy, terapi psikososial,
program paska perawatan akan membuat kondisi penderita lebih baik.
Gangguan paranoid biasanya tidak mengalami disorganisasi kepribadian yang parah
dibandingkan dengan jenis psikosis lainnya, namun mereka sangat resisten/menolak berbagai
tindakan terapi yang diberikan.

Psikopat
Psikopat yaitu istilah yang digunakan orang-orang yang secara kronik (terus menerus)
menunjukkan prilaku immoral dan anti social. Oleh karena itu, kadang-kadang digunakan juga
istilah “sosiopat”. Biasanya psikopat tahubahwa prilkunya memalukan atau merusak atau
merugikan orang lain, tetapi ia tidak peduli atau tidak dapt menahan diri untuk tidak
melakukannya. Menurut para psikolog dan psikiater, ketidak peduliannya itu disebabkan karena
pada dasrnya para psikopat memang mengalami kelainan kpribadian.
Prilaku psikopat biasanya menyangkut prilakuagresif, criminal, atau seksual (misalnya
berkali-kali membunuh atau memperkosa orang), tetapi ada juga yang hanya terkait dengan
prilaku social. Misalnya, bolak-balik meminjam uang tetangga atau teman tetapi tidak pernah
dikembalikan sehingga keluarganya berkali-kali harus mengumpulkan dana untuk
mengembalikan utang itu, sementara yang bersangkutan terus saja berutang lagi tanpa merasa
bersalah. Dalam terminology psikoanalisi Freud, psikopat adalah orang yang egonya terlalu
dikuasai id dansuper-ego tidak ada wibawa/pengaruhnya sama sekali terhadap ego.
Jadi Ego hanya mendengar kata id.
Masa depan psikopat pada umumnya tidak bagus. Mungkin pada awalnya dia akan
berhasil mempengaruhi beberapa orang yang mau jadi pengikutnya, karena berlainan dengan
pendapat awam (bahwa psikopat selalu ganas dan menyakitkan), psikopat bisa tampil sangat
menawan. Dia pandai berbicara sehingga cepat dapat memperoleh kepercayaan dari orang lain
(korban-korban psikopat biasanya tertipu oleh penampilan yang menawan ini), tetapi karena
perbuatan immoral dan anto sosialnya terus menerus dilakukan, maka makin lama psikopat akan
makin terisolasi dengan lingkunagnnya, diberhentikan dari pekerjaannya dan sebagainya
sehingga akhirnya, ia jatuh dalam kesendirian dan kemiskinan.
Psikopat secara harfiah berarti sakit jiwa. Psikopat berasal dari kata psyche yang berarti
jiwa dan pathos yang berarti penyakit. Pengidapnya juga sering disebut sebagai sosiopat karena
perilakunya yang antisosial dan merugikan orang-orang terdekatnya. Psikopat tak sama
dengan gila (skizofrenia/psikosis) karena seorang psikopat sadar sepenuhnya atas perbuatannya.
Gejalanya sendiri sering disebut dengan psikopati, pengidapnya seringkali disebut orang gila
tanpa gangguan mental. Menurut penelitian sekitar 1% dari total populasi dunia mengidap
psikopati. Pengidap ini sulit dideteksi karena sebanyak 80% lebih banyak yang berkeliaran
daripada yang mendekam di penjara atau di rumah sakit jiwa, pengidapnya juga sukar
disembuhkan Seorang ahli psikopati dunia yang menjadi guru besar di Universitas British
Columbia, Vancouver, Kanada bernama Robert D. Hare telah melakukan penelitian psikopat
sekitar 25 tahun. Ia berpendapat bahwa seorang psikopat selalu membuat kamuflaseyang rumit,
memutar balik fakta, menebar fitnah, dan kebohongan untuk mendapatkan kepuasan dan
keuntungan dirinya sendiri.
Narkoba
Istilah narkoba bukanlah istilah kedokteran atau psikologi. Istilah itu, walaupun sering
digunakan institusi resmi (termasuk pemerintah) bahkan digunakan dalam undang-undang, hanya
merupakan singkatan dari kata-kata “narkotik” dan “obat-obatan berbahaya”. Dalam ilmu
kedokteran narkotika dan obat-obat berbahaya justru sering digunakan untuk tujuan pengobatan.
Karena itu, yang berbahya bukan narkoba itu sendiri, melainkan penyalah gunaan narkoba untuk
tujuan-tujuan lain diluar tujuan kedokteran.
Istilah narkotika berasal dari kata yunani “narcosis” yang dikemukakan oleh bapak ilmu
kedokteran Hiprokartes, untuk zat-zat yang menimbulkan mati rasa atau lumpuh.
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain "narkoba",
istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik
Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.
Semua istilah ini, baik "narkoba" ataupun "napza", mengacu pada kelompok senyawa yang
umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan, narkoba
sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat
hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini persepsi itu
disalahartikan akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang semestinya. Narkotika adalah
zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis
yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan . Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah,
semi sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang
dapat mengganggu sistem syaraf pusat, seperti ,alkohol yang mengandung ethyl etanol,
inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat organik (karbon) yang menghasilkan efek yang sama
dengan yang dihasilkan oleh minuman yang beralkohol. Di Indonesia walaupun ada Undang-
Undang anti alkhohol,pengawaan praktik tidak terlalu ketat sebab dampak sosialnya tidak
segawat narkoba.

Gangguan Seksual
Gangguan seksual ada dua macam. Pertama adalah gangguan fungsi seksual (sexual
disfunnction) dan kedua adalah kelainan seksual (sexual deviance).
Gangguan fungsi seksual adalah gangguan yang terjadi dalam tahap tertentu dari siklus
seksual seseorang. Misalnya timbul rasa ragu, takut, sakit atau takut sakit atau merasa mual atau
merasa jijik sehingga orang tersebut tidak dapat melaksanakan fungsi seksual tertentu dengan
sempurna.
Kelainan seksual (sexual disorder) atau disebut juga paraphilia adalah jika cara atau objek
dalam perilaku seksual seseorang tidak lazim secara alamiah dan social. Termasuk dalam
kelainan seksula adalah menyukai anak-anak dibawah umur, perlu menyakiti pasangannya
sebelum berhubungan seks, disakiti dulu sebelum berhubungan seks, kepuasaan seks melalui
mengintip, kepuasan seks melalui pakaian dalam atau aksesoris perempuan, mempertontonkan
alat kelamin didepan umum, dan lain-lain.

PSIKOTERAPI
Psikoterapi berawal dari upaya menyembuhkan pasien yang menderita penyakit jiwa -
berabad-abad yang lalu orientasi mistik, upaya mengusir roh jahat dengan cara tidak manusiawi
(mengisolasi, mengikat, memasung, memukul) - Philipe Pinel Melakukan pendekatan bersifat
manusiawi, yang berorientasi kasih sayang (love oriented approach), mendirikan asylum - Anton
Mesmer Mempergunakan teknik hypnosis & sugesti, teknik hypnosis kemudian digunakan oleh
Jean Martin Charcot - Paul Dubois Merumuskan & menekankan peranan penting teknik
berbicara (speech technique, talking cure) yang digunakan kepada pasien. Paul Dubois tercatat
sebagai “The First Psychotherapiest” - Joseph Breuer (senior dari Sigmund Freud) & Sigmund
Freud - menggunakan teknik hypnosis & teknik berbicara dalam upaya menyembuhkan pasien2
histeria - Pada Breuer, talking cure dilakukan terhadap pasien dalam keadaan hypnosis - Pada
Sigmund Freud, talking cure dilakukan terhadap pasien dalam keadaan sadar (cikal bakal
lahirnya psikoanalisis)
Psikoterapi adalah upaya intevensi oleh psikotepis terlatih agar kliennya bisa mengatasi
persoalaannya. Berdasarkan teori dan tekhnik yang diterapkan ada beberapa jenis psikoterapi :
psikonalisi yaitu dengan cara menjelajahi ketidaksadarn pasiennya melalui wawancara yang
dinamakan assosiasi bebas.
Hypnoterapi yaitu untuk menurunkan ambang kesadarn dan mensusgesti pasien untuk
sembuh. Terapi kelompok yaitu dalam tehnik ini, psikoterapis mengajak beberapa orang dalam
terapi. Terapi bermain yaitu tehnik ini digunakan pada anak-anak. Tujuannya adalah agar sambil
bermain, anak bisa memproyeksikan perasaan-perasaannya terhadap linkungannya. Psikodrama
yaitu sejumlah pasien atau pesien bersama keluarganya, bermain peran seakan-akan mereka
mempunyai masalah yang harus diselesaikan bersama. Terapi humanistic beranggapan bahwa
semua orang mempunyai aspek positif dalam dirinya.
Terapi prilaku bahwa prilaku bisa ditimbulkan atau dihambat dengan memberinya ganjaran
yang positif untuk menghambat negative. Terapi prilaku kognitif dalam tehnik ini semua emosi
negative terhadap sesuatu benda dibahas tuntas secara rasional. Terapi seni yaitu klien dalam
membuat benda seni, klien dapat melepaskan emosinya dan memproyeksikan perasan-
perasannya sehingga terasa ringan. Konseling tehnik ini berbentuk wawancara, dimana terapis
membantu klien untuk mencari penyelesaian yang terbaik untuk masalahnya.
Umumnya psikoterapi dianjurkan bila seseorang bergulat dengan kehidupan, masalah
hubungan atau kerja atau masalah kesehatan mental tertentu, dan isu-isu atau masalah yang
menyebabkan banyak individu yang besar rasa sakit atau marah selama lebih dari beberapa hari.
Ada pengecualian untuk aturan umum, tetapi sebagian besar, tidak ada salahnya untuk pergi ke
terapi bahkan jika Anda tidak sepenuhnya yakin Anda akan mendapat manfaat dari itu. Jutaan
orang mengunjungi psikoterapis setiap tahun, dan sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa
orang yang melakukannya manfaat dari interaksi. Kebanyakan terapis juga akan jujur dengan
Anda jika mereka yakin Anda tidak akan mendapatkan keuntungan atau pendapat mereka, tidak
perlu psikoterapi.
Psikoterapi modern sangat berbeda dengan versi Hollywood. Biasanya, kebanyakan
orang melihat terapis mereka sekali seminggu selama 50 menit. Untuk obat-janji saja, sesi akan
bersama seorang perawat kejiwaan atau psikiater dan cenderung terakhir hanya 15 sampai 20
menit. Janji ini pengobatan cenderung dijadwalkan sekali per bulan atau sekali setiap enam
minggu.
Kebanyakan psikoterapi cenderung berfokus pada pemecahan masalah dan berorientasi
pada tujuan. Itu berarti pada awal perawatan, Anda dan terapis Anda memutuskan perubahan
spesifik yang Anda ingin lakukan dalam kehidupan Anda. Tujuan ini akan sering dipecah ke
dalam tujuan dicapai lebih kecil dan dimasukkan ke dalam rencana pengobatan formal. Sebagian
psikoterapis hari bekerja dan fokus pada membantu Anda untuk mencapai tujuan tersebut. Hal
ini dilakukan hanya melalui berbicara dan membahas teknik yang dapat menyarankan terapis
yang dapat membantu Anda lebih menavigasi daerah-daerah yang sulit dalam kehidupan Anda.
Seringkali psikoterapi akan membantu mengajar orang tentang gangguan mereka juga, dan
menyarankan mekanisme bertahan tambahan bahwa orang tersebut dapat menemukan lebih
efektif.
Kebanyakan psikoterapi hari ini adalah jangka pendek dan berlangsung kurang dari
setahun. Kebanyakan gangguan mental yang umum sering dapat diatasi dalam waktu tersebut,
sering dengan kombinasi psikoterapi dan obat-obatan .
Psikoterapi yang paling berhasil ketika individu memasuki terapi sendiri dan memiliki
keinginan kuat untuk berubah. Jika Anda tidak ingin mengubah, perubahan akan lambat datang.
Ubah berarti mengubah aspek-aspek kehidupan Anda yang tidak bekerja untuk Anda lagi, atau
berkontribusi masalah atau isu yang sedang berlangsung. Hal ini juga yang terbaik untuk
menjaga pikiran yang terbuka sedangkan di psikoterapi, dan bersedia untuk mencoba hal baru
yang biasanya Anda tidak dapat melakukannya. Psikoterapi sering sekitar menantang seseorang
ada serangkaian keyakinan dan sering, seseorang sangat diri. Hal ini paling berhasil apabila
seseorang mampu dan mau untuk mencoba melakukan hal ini dalam lingkungan yang aman dan
mendukung.

Anda mungkin juga menyukai