Artikel Sri Setio Ningrum
Artikel Sri Setio Ningrum
Abstrak
Kurikulum merdeka belajar sudah disosialisasikan lebih dari saru tahun yang lalu.
Setiap sekolahan wajib untuk mengimplementasikan kurikulum tersebut sebagai upaya
penyesuaian diri terhadap perubahan. Terlebih lagi untuk sekolah penggerak yang
menjadi pelopor sekaligus pilot project perubahan paradigma baru dalam proses
pembelajaran. Untuk itu kepala sekolah harus mempersiapkan guru sedini mungkin agar
berkompeten dalam mengikuti ritme perubahan yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh motivasi intrinsik dan ekstrinsik baik secara parsial maupun
simultan terhadap kesiapan guru untuk mengimplementasikan kurikulum merdeka
belajar pada sekolah penggerak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
dengan responden berjumlah 53 guru yang dipilih dengan teknik sampling jenuh.
Instrumen penelitian menggunakan kuisioner dan teknik analisa data yang digunakan
adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian menemukan bahwa baik secara parsial
motivasi intrinsik dan ekstrinsik berpengaruh signifikan terhadap kesiapan individu
untuk berubah dalam hal ini adalah guru dalam mengimplementasikan kurikulum
merdeka belajar disekolah penggerak. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan kepada kepala sekolah terkait pemberian motivasi kepada seluruh guru sesuai
dengan karakteristik dan tahapan yang dibutuhkan. Karena setiap guru memiliki latar
belakang yang berbeda-beda.
Kata Kunci : Motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik, kesiapan individu untuk berubah,
sekolah penggerak
Pendahuluan
Kesiapan peruabahan individu dalam hal ini adalah guru perlu diperhatikan dan
dievaluasi secara berkala. Karena guru disini sebagai pelaku utama perubahan yang
akan mengimplementasikan kurikulum merdeka belajar khususnya disekolah
penggerak. Menurut Armenakis dkk (1993) menjelaskan bahwa kesiapan individu
adalah keyakinan, perilaku dan intensi seseorang terhadap perubahan yang memang
dibutuhkan. Hal ini dipertegas oleh Holt dkk (2007) yang menambahkan bahwa
kesiapan individu untuk berubah adalah seberapa besar individu secara kognitif dan
emosional menunjukkan penerimaan dan usaha untuk melaksanakan rencana untuk
melakukan perubahan saat itu.
Faktor lain untuk menunjang percepatan perubahan diatas adalah motivasi kerja dari
guru tersebut. Bagaimanapun juga motivasi berperan penting untuk menentukan
kesiapan individu dalam menerima perubahan. Dimana pegawai yang termotivasi akan
memberikan pelayanan baik kepada masyarakat sehingga tercipta kepuasan dalam
pelayanan yang merupakan bagian dari harapan semua instansi (Roy et al., 2020).
Termasuk guru wajib memberikan pelayanan pembelajaran yang berkualitas pada siswa
sehingga siswa bisa lebih siap dalam menerima hal baru dalam pembelajaran dan
tentunya ini akan berdampak positif pada hasil belajar siswa (Mustiko & Trisnawati,
2021). Oleh karena pihak kepala sekolah harus memastikan cara yang tepat untuk
memotivasi guru sesuai dengan karakteristik masing-masing guru. Disatu sisi apabila
guru termotivasi maka kinerja nya juga secara otomatis akan meningkat yang ini
tentunya sangat menguntungkan organisasi (Anwar et al., 2021).
Berdasarkan fenomena dan penjelasan diatas maka penelitian ini memiliki tujuan
diantaranya adalah 1) menganalisis pengaruh motivasi terhadap kesiapan guru dalam
mengimplementasikan kurikulum sekolah penggerak, 2) menganalisis pengaruh
knowledge sharing terhadap kesiapan guru dalam mengimplementasikan kurikulum
sekolah penggerak, dan 3) menganalisis pengaruh motivasi dan knowledge sharing
terhadap kesiapan guru dalam menngimplementasikan kurikulum sekolah penggerak.
Landasan Teori
Kurikulum sekolah penggerak
Kurikulum merdeka belajar diluncurkan oleh Menteri Pendidikan dan kebudayaan
(Mendikbud) yaitu Nadiem Anwar Makarim pada hari Senintanggal 01 Februari 2021.
Dalam arahannya, Mendikbud mengatakan Program Sekolah Penggerak ini merupakan
katalis untuk mewujudkan visi pendidikan di Indonesia dengan mewujudkan Profil
Pelajar Pancasila (Kemendikbud,2021). Sekolah penggerak merupakan sekolah yang
mengedepankan pengembangan hasil belajar peserta didik dimana salah satu faktor
penting yang diprioritaskan bahwa profil belajar siswa harus berbasis pancasila. Oleh
karena itu dialam kurikulum sekolah penggerak ini harus mengedepankan kurikulum
yang meliputi aspek berkehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Fauziyah,
F. F., 2021). Program sekolah penggerak bertujuan untuk mendorong proses perubahan
satuan pendidikan agar dapat meningkatkan capaian hasil belajar peserta didik secara
holistic baik dari aspek kompetensi kognitif (literasi dan numerasi) maupun non-
kognitif (karakter) dalam rangka mewujudkan profil pelajar pancasila. Dalam sekolah
penggerak terdapat lima komponen intervensi yang saling terkait diantaranya.
1) Pendampingan konsultatif dan asimetris yaitu Program kemitraan antara
Kemendikbud dan pemerintah daerah dimana Kemendikbud memberikan
pendampingan implementasi Sekolah Penggerak
2) Penguatan SDM sekolah yaitu Penguatan Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah,
Penilik, dan Guru melalui program pelatihan dan pendampingan intensif
(coaching) one to one dengan pelatih ahli yang disediakan oleh Kemdikbud
3) Pembelajaran dengan Paradigma Baru
Pembelajaran yang berorientasi pada penguatan kompetensi dan pengembangan
karakter yang sesuai nilainilai Pancasila, melalui kegiatan pembelajaran di
dalam dan luar kelas.
4) Perencanaan berbasis data merupakan Manajemen berbasis sekolah:
perencanaan berdasarkan refleksi diri sekolah
5) Digitalisasi sekolah adalah Manajemen berbasis sekolah: perencanaan
berdasarkan refleksi diri sekolah.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kantitatif dengan teknik deskriptif.
Lokasi penelitian ini di SMP Negeri 2 Kertosono Kabupaten nganjuk Propinsi Jawa
Timur.. Responden dalam penelitian ini berjumlah 53 guru dengan teknik sampling
jenuh yaitu mengambil semua populasi untuk dijadikan sampel. Menurut Supriyanto
dan Machfud (2010:188) teknik sampling jenuh merupakan bagian dari non probability
sampling yang dikhususkan bagi populasi dengan jumlah kecil.
Instrumen yang digunakan adalah kuisioner mengacu pada 3 (tiga) variabel yang
akan dianalisis. Untuk instrumen motivasi indtrinsik dan ekstrinsik mengacu pada
indikator yang digunakan oleh Hamzah B. Uno (2016) dimana untuk motivasi intrinsik
terdiri dari 7 indikator dan motivasi ekstrinsi terdiri dari 4 indikator. Sedangkan
kesiapan individu untuk berubah menggunakan acuan penelitian dari (Guamaradewi &
Mangundjaya, 2018) yang disesuaikan dengan konteks penelitin ini. Pengukuran
menggunakan skala likert 1-5. Teknik analisis yang digunakan adalah Regresi linier
berganda dengan uji t (parsial) dan F (simultan)
Kerangka Konseptual Penelitian
Adapaun kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Berdasarkan konseptual diatas maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut.
H1 : Motivasi intrinsik berpengaruh signifikan terhadap kesiapan individu untuk
berubah
H2 : Motivasi ekstrinsik berpangaruh signifikan terhadap kesiapan individu untuk
berubah
H3 : Motivasi intrinsi dan Motivasi ekstrinsik secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap kesiapan individu untuk berubah
Hasil dan Pembahasan
Hasil Uji Normalitas Data
Uji normalitas data yang digunakana dalah mengacu pada hasil grafik normal
probability plot sebagai berikut ini.
Total 405.698 52
a. Dependent Variable: Kesiapan Individu untuk berubah
b. Predictors: (Constant), Motivasi ekstrinsik, Motivasi intrinsik
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi uji F adalah
0.000 < 0.05. Hal ini berarti dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama (simultan)
kedua variabel independen yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik berpengaruh
signifikan terhadap kesiapan individu untuk berubah.
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji tersebut digunakan untuk mengetahui sebesarapa besar kontribusi variabel
independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini digunakan nilai Adjusted
R Square dan beikut ini adalah hasilnya.
Tabel 4. Nilai koefisien determinasi
Model R R Square Adjusted R
Square
.859a .739 .728
1