Anda di halaman 1dari 22

MK.

Pengantar Penginderaan Jauh Kelautan

Inventarisasi Data

Eko Prianto

MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


2024
Pendahuluan
Penentuan sampling kualitas
air secara spasial
Pengenalan alat dan bahan
agenda dalam pengukuran kualitas
air
Protokol pengukuran baik in-
situ maupun pengukuran di
laboratorium

Analisis data
Ruang Lingkup Materi
Materi ini mengupas tentang protokol
standar (mengacu pada standar nasional
Indonesi (SNI)) pengukuran sumber daya
perairan darat, pesisir dan laut.

Mulai dari penentuan sampling spasial


hingga pengolahan data hasil pengukuran
lapangan

20XX presentation title 3


Definisi
• Inventarisasi data adalah proses pengumpulan, pengelolaan dan dokumentasi informasi terkait data
yang dimiliki oleh suatu organisasi atau entitas.
• Hal ini mencakup identifikasi, deskripsi, dan klasifikasi data yang ada untuk memudahkan akses,
penggunaan, dan pengelolaan data secara efisien. Inventaris data membantu organisasi untuk
memahami jenis data yang dimilikinya, sumber data tersebut, formatnya, dan bagaimana data
tersebut digunakan.
• Tujuannya:
1. Memahami Data: Mengetahui jenis data yang dimiliki, sumber data, dan karakteristiknya.
2. Mengelola Data: Memudahkan pengelolaan data termasuk penyimpanan, pembaruan, dan
penghapusan data.
3. Penggunaan Efisien: Memastikan data tersedia secara tepat waktu dan relevan bagi mereka yang
membutuhkan.
4. Kepatuhan dan Keamanan: Memastikan data terkelola dengan aman dan sesuai dengan peraturan
dan kebijakan yang berlaku.
5. Analisis dan Pengambilan Keputusan: Memberikan dasar yang kuat untuk analisis data dan
pengambilan keputusan yang didukung oleh data yang akurat dan tepat.

2024 Inventarisasi Data 4


Bagaimana menentukan sampling KA secara spasial?
Berikut adalah langkah-langkah umum dalam menentukan sampling kualitas air secara spasial:
1.Identifikasi Tujuan Penelitian: Tentukan tujuan dari studi kualitas air Anda. Apakah Anda ingin mengevaluasi polutan
tertentu, memantau perubahan seiring waktu, atau membandingkan kualitas air di berbagai lokasi?
2.Identifikasi Lokasi Sampling: Tentukan lokasi sampling yang mewakili variasi spasial yang signifikan dalam kualitas air.
Lokasi harus dipilih dengan mempertimbangkan faktor seperti kegiatan manusia, jenis penggunaan lahan, dan topografi.
3.Desain Sampling Spasial: Tentukan desain sampling spasial yang sesuai untuk tujuan penelitian Anda. Ini dapat mencakup
penggunaan grid reguler, transek, atau rute survei yang direncanakan dengan cermat.
4.Tentukan Jumlah dan Frekuensi Sampling: Tentukan jumlah sampel yang akan diambil dan frekuensi pengambilan sampel.
Hal ini harus dipertimbangkan berdasarkan luas area yang ingin ditutupi, keragaman spasial dalam kualitas air, dan sumber
daya yang tersedia.
5.Pengambilan Sampel: Lakukan pengambilan sampel air dari setiap lokasi sesuai dengan metode yang telah ditetapkan.
Pastikan untuk mengikuti prosedur pengambilan sampel yang benar untuk memastikan akurasi dan representasi yang tepat
dari kualitas air di setiap lokasi.
6.Pengujian Laboratorium: Kirim sampel air yang diambil ke laboratorium untuk diuji sesuai dengan parameter yang relevan,
seperti pH, kekeruhan, kandungan oksigen terlarut, dan konsentrasi polutan tertentu.
7.Analisis Data: Analisis data yang diperoleh dari pengujian laboratorium untuk memahami variasi spasial dalam kualitas air.
Gunakan teknik statistik dan pemetaan spasial untuk mengidentifikasi pola atau tren yang signifikan.
8.Interpretasi Hasil: Interpretasikan hasil analisis untuk memahami implikasi terhadap kualitas air dan lingkungan secara
keseluruhan. Buat kesimpulan tentang kondisi kualitas air di area yang diteliti dan identifikasi area yang memerlukan
perhatian lebih lanjut atau tindakan pengelolaan.

20XX presentation title 5


Penentuan Sampling Kualitas Air Secara Spasial
Parameter kualitas perairan:
1. Fisika
• Kecerahan
• Kekeruhan
• Kedalaman
• Kecepatan arus
• Suhu
• Daya Hantar Listrik
• Salinitas
2. Kimia
• pH
• Oksigen terlarut
• CO2
• BOD5
• Nitrat
• Fosfat
• dan sebagainya

2024 presentation title 6


Pengenalan Alat Dan Bahan Dalam Pengukuran Kualitas Air

Current meter Salino meter Turbidity meter DO meter CO2 meter Thermometer

Spectrofotometer pH meter pH Indikator Water Quality Checker (pH,


Salinitas, Cond, O2 dan suhu)

2024 presentation title 7


Protokol pengukuran baik in-situ maupun pengukuran di laboratorium
• Protokol pengukuran kualitas air adalah kebiasan-kebiasan dan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan formalitas, tata urutan
didalam mengukur kualitas air baik secara in-situ maupun ex-situ.

• Protokol Pengukuran In-Situ:


1. Persiapan Peralatan:
• Pastikan semua peralatan yang diperlukan telah diperiksa, dikalibrasi, dan siap digunakan.
• Siapkan instrumen pengukuran seperti pH meter, konduktivitas meter, alat pengukur suhu, dll.
2. Penentuan Lokasi Pengukuran:
• Identifikasi lokasi pengukuran yang mewakili variasi spasial yang signifikan dalam parameter yang akan diukur.
• Pastikan untuk mencatat koordinat lokasi dengan tepat menggunakan perangkat GPS atau metode lainnya.
3. Pengambilan Sampel (Opsional):
• Jika diperlukan, ambil sampel air untuk analisis di laboratorium.
• Pastikan pengambilan sampel dilakukan dengan benar dan dalam wadah yang steril.
4. Pengukuran In-Situ:
• Lakukan pengukuran langsung di lapangan menggunakan instrumen yang sesuai.
• Ikuti prosedur pengukuran yang telah ditetapkan untuk masing-masing parameter, seperti pencelupan probe ke dalam air untuk
pengukuran pH atau konduktivitas.
5. Rekam Data:
• Catat hasil pengukuran dengan teliti, termasuk waktu, lokasi, dan kondisi lingkungan saat pengukuran dilakukan.
• Pastikan data tercatat dengan akurat.
6. Pemeliharaan Peralatan:
• Setelah selesai, bersihkan dan kalibrasi kembali peralatan untuk penggunaan selanjutnya.
• Simpan peralatan dengan aman dan sesuai dengan petunjuk penggunaan.

20XX presentation title 8


Protokol Pengukuran di Laboratorium:

1. Persiapan Sampel:
• Jika diperlukan, siapkan sampel air yang telah diambil di lapangan untuk pengujian di laboratorium.
• Lakukan pengolahan awal pada sampel jika diperlukan, seperti filtrasi atau pengasaman.
2. Pengukuran Parameter:
• Lakukan pengukuran parameter kualitas air yang relevan menggunakan peralatan laboratorium yang
sesuai, seperti spektrofotometer, pH meter, atau alat pengukur kekeruhan.
• Ikuti metode analisis standar yang telah ditetapkan untuk masing-masing parameter.
3. Perekaman Data:
• Catat hasil pengukuran dengan teliti, termasuk identifikasi sampel, parameter yang diukur, dan hasil
pengukuran.
• Pastikan untuk mencatat kondisi lingkungan saat pengukuran dilakukan, seperti suhu dan kelembaban.
4. Analisis dan Interpretasi Hasil:
• Analisis data yang diperoleh untuk mengevaluasi kualitas air sesuai dengan standar yang berlaku.
• Interpretasikan hasil pengukuran dan buat kesimpulan tentang kondisi kualitas air.
5. Pelaporan Hasil:
• Siapkan laporan hasil pengukuran yang mencakup detail parameter yang diukur, metode analisis yang
digunakan, dan kesimpulan yang dihasilkan dari analisis tersebut.

20XX presentation title 9


Suhu permukaan laut
Pengukuran dari Platform Pengamatan Jarak Jauh:
1. Penggunaan Data Satelit:
• Dapatkan data suhu permukaan laut dari sumber pengamatan jarak jauh
seperti satelit yang menyediakan informasi SST (sea surface temperature).
• Pastikan untuk menggunakan data dari sumber yang terpercaya dan validasi
dengan pengukuran in-situ jika memungkinkan.
2. Analisis Data:
• Analisis dan interpretasikan data SST yang diperoleh untuk memahami pola
dan tren suhu permukaan laut di wilayah yang diamati.
3. Validasi dengan Pengukuran In-Situ (Opsional):
• Jika memungkinkan, validasi data satelit dengan pengukuran in-situ untuk
memastikan keandalan dan akurasi hasil.

20XX presentation title 10


Deteksi Suhu Permukaan Laut (SPL) Menggunakan Satelit

11
Analisis spayial dan temporal suhu permukaan laut di Perairan Sumatera Barat

20XX presentation title 12


Spatial Variation map of pH for both the dry and wet seasons at the donating region 13
Protokol pengukuran kekeruhan
Protokol pengukuran kekeruhan menggunakan penginderaan jauh melibatkan
penggunaan citra satelit atau pesawat udara untuk mengukur kecerahan permukaan
air di berbagai lokasi. Berikut adalah protokol umum untuk melakukan pengukuran
kekeruhan menggunakan penginderaan jauh:
Persiapan:
1.Pilih Sensor dan Citra: Tentukan sensor penginderaan jauh yang sesuai untuk
aplikasi pengukuran kekeruhan air. Citra dari sensor yang memiliki resolusi spasial dan
temporal yang sesuai dengan skala dan waktu pengukuran yang diinginkan.
2.Pilih Band Spektral: Identifikasi band spektral pada citra yang paling sesuai untuk
pengukuran kekeruhan. Biasanya, pengukuran kekeruhan menggunakan citra dalam
spektrum tampak atau inframerah dekat.
3.Persiapkan Citra: Peroleh citra penginderaan jauh yang diperlukan untuk daerah
yang akan diukur kekeruhannya. Pastikan citra telah dikoreksi radiometrik dan
atmosferik sesuai dengan metode yang diperlukan.

20XX presentation title 14


Pengukuran:
1.Segmentasi Air: Gunakan teknik segmentasi citra untuk memisahkan area
air dari daratan. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan algoritma
segmentasi berdasarkan nilai kecerahan dan tekstur.
2.Ekstraksi Nilai Kecerahan: Ekstraksi nilai kecerahan dari area yang
diidentifikasi sebagai air. Ini bisa dilakukan dengan menghitung statistik
kecerahan seperti rerata, median, atau deviasi standar dari piksel air di
seluruh citra.
3.Konversi Nilai Kecerahan ke Kekeruhan: Ubah nilai kecerahan yang
diekstraksi menjadi satuan kekeruhan yang sesuai. Ini dapat dilakukan
dengan menggunakan model yang dikalibrasi sebelumnya atau dengan
menghubungkan nilai kecerahan dengan kekeruhan yang diukur secara
langsung di lapangan.

20XX presentation title 15


Analisis dan Interpretasi:
1.Analisis Data: Analisis nilai kekeruhan yang diperoleh dari citra
penginderaan jauh. Identifikasi pola spasial dan temporal dalam kekeruhan
air.
2.Validasi: Validasi hasil pengukuran dengan menggunakan data lapangan
atau pengukuran in-situ kekeruhan yang dilakukan pada waktu yang sama
dengan pengambilan citra.
3.Interpretasi: Interpretasikan hasil pengukuran kekeruhan untuk
memahami distribusi spasial dan temporal kekeruhan air di daerah yang
dipelajari. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kekeruhan seperti
aliran sungai, sedimentasi, atau kegiatan manusia.

20XX presentation title 16


20XX presentation title 17
20XX presentation title 18
Chlorophil a
Persiapan:
1.Pilih Sensor dan Citra: Tentukan sensor penginderaan jauh yang sesuai untuk pengukuran konsentrasi klorofil-a. Sensor
yang umum digunakan untuk pengukuran klorofil-a adalah sensor multispektral dengan kemampuan untuk mendeteksi
cahaya dalam rentang spektral yang mencakup panjang gelombang yang sensitif terhadap klorofil-a, seperti sensor Landsat
atau Sentinel-2.
2.Pilih Band Spektral: Identifikasi band spektral pada citra yang paling sesuai untuk pengukuran konsentrasi klorofil-a.
Klorofil-a menyerap cahaya pada panjang gelombang biru (kurang dari 500 nm) dan merah (600-700 nm) sementara
memantulkan cahaya di dekat inframerah. Oleh karena itu, band biru dan merah umumnya digunakan untuk mengukur
konsentrasi klorofil-a.
3.Persiapkan Citra: Peroleh citra penginderaan jauh yang diperlukan untuk daerah yang akan diukur konsentrasi klorofil-a.
Pastikan citra telah dikoreksi radiometrik dan atmosferik sesuai dengan metode yang diperlukan.
Pengukuran:
1.Pengolahan Praproses Citra: Lakukan pengolahan praproses citra seperti koreksi atmosfer, peningkatan kontras, dan
penghapusan efek bayangan awan atau penutupan air.
2.Ekstraksi Nilai Reflektansi: Ekstrak nilai reflektansi dari band spektral yang dipilih pada citra. Nilai reflektansi adalah
tingkat cahaya yang dipantulkan oleh permukaan air pada panjang gelombang tertentu.
3.Kalibrasi dan Normalisasi: Kalibrasi nilai reflektansi untuk menghilangkan efek atmosfer dan normalisasi untuk
mengkompensasi perbedaan kondisi penginderaan jauh di berbagai waktu dan lokasi.
4.Pemodelan Klorofil-a: Gunakan model yang telah dikalibrasi sebelumnya atau algoritma yang dikembangkan untuk
mengestimasi konsentrasi klorofil-a dari nilai reflektansi yang diekstraksi. Beberapa model yang umum digunakan termasuk
algoritma berbasis rasio atau regresi empiris.
20XX presentation title 19
Analisis dan Interpretasi:
1.Analisis Hasil: Analisis hasil yang diperoleh untuk memahami distribusi
spasial dan temporal konsentrasi klorofil-a di daerah yang dipelajari.
2.Validasi: Validasi hasil pengukuran dengan menggunakan data lapangan
atau pengukuran in-situ konsentrasi klorofil-a yang dilakukan pada waktu
yang sama dengan pengambilan citra.
3.Interpretasi: Interpretasikan hasil pengukuran konsentrasi klorofil-a
untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi produksi primer di
ekosistem perairan, seperti nutrien, suhu, dan tingkat cahaya.

20XX presentation title 20


20XX presentation title 21
thank you

Anda mungkin juga menyukai