PELATIHAN PENGEMBANGAN
VIDEO MICRO-LEARNING BERBASIS
AI UNTUK PEMBELAJARAN
Diajukan Untuk Memperoleh Angka Kredit
Jabatan Fungsional Guru
LOGO
INSTANSI
KAB.
PROV
TAHUN
i
IDENTITAS
1 Nama Sekolah :
2 Nama Guru :
3 NIP :
4 Jabatan/Golongan Guru :
5 Alamat Sekolah
. Jalan :
Kabupaten :
Provinsi :
Telpon/Fax
7 Alamat Rumah
. Jalan :
Kabupaten :
Provinsi :
Telpon/HP :
Email :
ii
LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI
Oleh:
……………………………..
disahkan oleh:
-----------------------------------------------
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan laporan
Kegiatan Pelatihan Pengembangan Video Micro-learning Berbasis AI Untuk Pembelajaran
ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-
tingginya kepada :
1. Bapak/Ibu Guru beserta seluruh karyawan ………………. yang telah berkenan
memberian bantuannya dalam penyelesaian laporan ini.
2. Semua pihak baik langsung maupun tidak langsung yang ikut membantu penulis dalam
menyelesaikan penulisan laporan pengembangan diri ini.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca pada
umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Amin.
Penulis.
iv
DAFTAR ISI
v
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perkembangan sains dan teknologi memicu adanya dinamika pada praktik
pembelajaran bagi peserta didik. Apabila dahulu pembelajaran identik dengan
pertemuan secara langsung antara pendidik dengan peserta didik di suatu lingkungan
pembelajaran, kini imbas dari implementasi teknologi proses pembelajaran dapat
dilakukan secara jarak jauh, baik dengan waktu yang telah ditentukan (synchronous)
ataupun dengan waktu yang tidak ditentukan (asynchronous). Penggunaan teknologi
kini bukan hanya sebagai opsional belaka, namun sudah menjadi suatu keharusan
guna mengikuti relevansi peradaban abad 21 yang sangat identik dengan teknologi.
Dewasa ini, salah satu lokomotif teknologi yang dapat digunakan memberikan
edukasi pembelajaran ialah melalui pemanfaatan media sosial. Menurut laporan yang
dikeluarkan oleh We Are Social, jumlah pengguna media sosial di Indonesia
jumlahnya mencapai 167 juta jiwa per Januari 2023. Angka tersebut setara dengan
60,4% dari total jumlah penduduk di Indonesia. Itu menunjukkan bahwasanya
konsumsi media sosial masyarakat di Indonesia cukup tinggi secara kuantitas. Ini
memberikan peluang akan optimalisasi media sosial sebagai salah satu sarana untuk
memberikan edukasi pembelajaran berbasis digital (Fitriani, 2021). Kini terdapat
beberapa platform yang banyak digunakan untuk membagikan konten edukasi seperti
misalnya Tiktok (Rasyid et al., 2022), Instagram (Sari & Basit, 2020), WhatsApp
(Pustikayasa, 2019), YouTube (Haryadi, 2019) dan juga media sosial yang lainnya.
Pemanfaatan media sosial terbukti efektif untuk meluaskan wawasan pengetahuan
baru bagi penggunanya (Setiadi, 2016). Hal ini juga dapat mendorong pemanfaatan
media sosial guna memperoleh suatu value positif untuk pengembangan diri baik itu
dengan berbagi (sharing), berkolaborasi (collaboration) dan bukan hanya sebagai
media berekspresi saja. Pernyataan tersebut didukung oleh definisi media sosial yang
dikemukakan Boyd (dalam Nasrullah, 2014) yang berpendapat bahwa media sosial
merupakan perangkat lunak yang memungkinkan adanya interaksi komunikasi berupa
berkumpul, berbagi, dan berkolaborasi dalam suatu hal tertentu. Oleh karenanya, pola
komunikasi pembelajaran dengan memanfaatkan media sosial dapat menjadi salah
satu pembaharuan sistem dan praktik belajar untuk meningkatkan pengetahuan
melalui cara penyajian yang menarik bagi peserta didik serta dalam durasi waktu
yang pendek.
Pada praktiknya, kini tren konten pembelajaran di media sosial dapat bersifat
mikro atau penyampaian materi dengan jangka waktu yang cenderung singkat.
Keunggulan dari micro-learning menurut (Pratiwi & Riandy Agusta, 2020) antara
lain: lebih efisien, fleksibel, dan juga dapat meningkatkan retensi atau serapan
pengetahuan karena sifat micro-learning yang singkat sehingga mudah untuk diingat.
Penelitian yang dilakukan oleh (Bradbury, 2016) menyimpulkan bahwa rata-rata
mahasiswa hanya mampu konsentrasi dalam rentang waktu 10 hingga 15 menit dalam
belajar. Tak hanya itu, TEDed Conferences LLC (lebih dikenal dengan TED talks)
juga menyampaikan pernyataan senada bahwa hanya dibutuhkan waktu sebanyak 8
detik untuk memecah konsentrasi seseorang. Kedua hasil temuan tersebut
menegaskan bahwa waktu efektif rata-rata seseorang untuk belajar tidak lebih dari 15
menit atau dalam jangka waktu pendek.
Pembelajaran mikro (micro-learning) biasanya menyajikan materi dalam bentuk
poin-poin penting alih-alih merepresentasikan materi dalam bentuk paragraf-paragraf
yang kompleks. Asumsi dasar yang digunakan ialah peserta didik akan lebih mudah
mencerna materi yang singkat ketimbang harus membaca paragraf demi paragraf
untuk menemukan pokok bahasan atau intisari dari topik pembelajaran yang
diajarkan. Selain itu, apabila materi pembelajaran diajarkan dalam balutan teks yang
panjang maka besar kemungkinan siswa cenderung memperoleh makna atau
informasi secara cepat dan ini juga dapat berpotensi siswa melompati (skip) konten
pembelajaran tersebut. Gagasan mengenai micro-learning membuat satu topik
pembelajaran dipecah menjadi beberapa sub-topik tersendiri yang masing-masing
disajikan dalam waktu yang relatif singkat.
Pada realitanya, konsep micro-learning bukanlah hal yang baru melainkan sudah
sering digunakan dalam pembelajaran bauran (blended learning) yang
mengelaborasikan pembelajaran tatap muka konvensional dengan pembelajaran
mandiri melalui micro-content yang digunakan sebagai reinforcement belajar untuk
peserta didik. Oleh sebab itu, pengaplikasian micro-learning bukan menjadi
permasalahan yang besar bagi para pendidik, justru menjadi salah satu peluang yang
dapat dimaksimalkan untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih baik bagi
peserta didik. Adapun implementasi micro-learning dapat melalui berbagai media,
misalnya ialah media visual yang berupa konten micro-blog di Instagram, media
audio visual berupa video micro-learning, hingga media multimedia interaktif yang
banyak dijumpai pada LMS.
Untuk dapat menggunakan media pembelajaran micro-learning, pendidik perlu
mengembangkannya terlebih dahulu sesuai dengan rencana pembelajaran yang sudah
disusun sebelumnya. Baik itu media yang berbentuk visual, audio, audio visual
hingga multimedia interaktif sekalipun, semuanya perlu memiliki perencanaan dan
pengembangan yang jelas dan terstruktur supaya produk media yang dihasilkan
nantinya dapat diimplementasikan secara efektif dalam rangka mencapai tujuan dari
pembelajaran.
Berkat kemajuan teknologi saat ini, semua hal dapat dilakukan secara mudah dan
cepat termasuk proses pengembangan media yang tadinya kompleks dan memerlukan
banyak waktu untuk mengembangkan satu produk saja. Salah satu teknologi yang
dapat dimanfaatkan ialah artificial intellegence atau kerap dikenal dengan AI.
Kecerdasan buatan merupakan ilmu teknis yang mempelajari dan mengembangkan
suatu teori, metode, teknologi guna mensimulasikan seolah-olah merupakan buah
pemikiran dari otak manusia dalam memecahkan suatu hal secara logis dan
kompeherensif serta interdisipliner. Artificial intellegence memungkinkan perangkar
komputer memproses banyak informasi dan data hingga menghasilkan kesimplan
yang logis dalam waktu yang relatif singkat dan cepat. Berangkat dari hal tersebut,
teknologi AI kiranya penting untuk dipelajari termasuk oleh pendidik supaya dapat
dimanfaatkan, misalnya dalam menyusun materi pembelajaran, menyusun strategi
pembelajaran yang efektif, hingga menyederhankan pembuatan produk media
pembelajaran.
Oleh sebab itu, pelatihan pengembangan video micro-learning berbasis AI untuk
pembelajaran ini diadakan guna membantu guru memproduksi video micro-learning
dengan mendayagunakan teknologi Artificial Intellegence. Melalui penyelenggaraan
pelatihan ini, diharapkan guru dapat memahami, dan mempraktikkan konsep micro-
learning melalui produk media pembelajaran yang dihasilkan.
2. Tujuan Pelatihan
Pelatihan Pelatihan Pengembangan Video Micro-learning Berbasis AI Untuk
Pembelajaran ini bertujuan untuk:
a. Membekali guru dengan pengetahuan mengenai konsep micro-learning, serta
pemanfaatan teknologi AI pada pembelajaran.
b. Meningkatkan kompetensi dalam mengoperasikan Teknologi Informasi dan
Komunikasi khususnya teknologi artificial intellegence (AI).
c. Mengembangkan kemampuan guru dalam memproduksi video micro-
learning dengan memanfaatkan teknologi AI.
Pengenalan platform
10JP
Fliki AI
Analisis Kebutuhan
Media Video 10JP
Microlearning
Desain Media Video
Microlearning: GBIM 10JP
dengan ChatGPT
Pengembangan Video
Microlearning dengan 10JP
Platform Fliki AI
Implementasi Video
9JP
Microlearning
Evaluasi Video
10JP
Microlearning
Lampiran lainnya:
1. Surat tugas
2. Fotocopy sertifikat
3. Undangan
4. Materi Pelatihan