Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN TAHUNAN

UPTD PUSKESMAS SINDANGJAYA


TAHUN 2023

Ditetapkan
Kepala UPTD Puskesmas Sindangjaya

drg. DEWI ARIANTI, M.H.KES


NIP.19750208 200212 2 006

PEMERINTAH KOTA BANDUNG


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SINDANGJAYA
Jl. Arcamanik No. 30 Tlp ( 022) - 63727656 Kota Bandung
Kode pos 40195 email:uptpkm.sindangjaya@gmail.com

i
KATA PENGATAR

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
...........................................................................................................................
ii
DAFTAR ISI
...........................................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
...........................................................................................................................
1
I.1 Latar Belakang.........................................................................................
1
I.2 Tujuan ....................................................................................................
2
I.2.1 Tujuan Umum................................................................................
2
I.2.2 Tujuan Khusus ..............................................................................
2
BAB II GAMBARAN UMUM
...........................................................................................................................
3
2.1 Gambaran Umum Wilker Puskesmas ......................................................
3
2.2 Analisa Situasi Program ..........................................................................
7
BAB III TARGET DAN CAKUPAN
...........................................................................................................................
9
3.1 Perbandingan Target Dan Cakupan Dalam Bentuk Tabel.........................
9
3.2 Indikator Tercapai/Tidak Tercapai ..........................................................
10
3.3 Perbandingan Target Dan Cakupan .........................................................
10
BAB IV ANALISA KESENJANGAN MASALAH
...........................................................................................................................
12
4.1 Identifikasi Masalah Dalam Bentuk Grafik...............................................
12
4.2 Prioritas Masalah Dengan Usg..................................................................
15
4.3 Analisa Fish Bone....................................................................................
16

iii
BAB V RENCANA PEMECAHAN MASALAH
...........................................................................................................................
17
BAB VI RENCANA USULAN KEGIATAN
...........................................................................................................................
18
BAB VII RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
...........................................................................................................................
20
BAB VIII PENUTUP
...........................................................................................................................
22
8.1 Kesimpulan............................................................................................
22
8.2 Saran.....................................................................................................
22

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan adalah hak setiap masyarakat dan kini kesehatan
menjadi permasalahan yang kompleks dan pergeseran yang cukup nyata di
tengah masyarakat. Merespon dari perubahan dan perkembangan,
pemerintah menerbitkan Permenkes no 43 tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan dan Permenkes No 39 tahun 2015
tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga (PIS-PK)
Kesehatan lingkungan sebagai salah satu upaya kesehatan
ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik,
kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, sebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2015 tentang Kesehatan. Ketentuan
mengenai penyelenggaraan kesehatan lingkungan selanjutnya diatur dalam
pasal 22 ayat (2) dan ayat (3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992
tentang Kesehatan, yang pengaturannya ditujukan dalam rangka
terwujudnya kualitas lingkungan yang sehat tersebut melalui upaya
pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko
kesehatan lingkungan di permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi serta
tempat dan fasilitas umum. Sampai saat ini penyakit yang terkait kualitas
lingkungan masih merupakan masalah kesehatan masyarakat.
Untuk mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat terutama
karena meningkatnya penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan
oleh Faktor Risiko Lingkungan, Pemerintah telah menetapkan Puskesmas
sebagai fasilitas pelayanan kesehatan terdepan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat
pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya.

1
Kesehatan Lingkungan merupakan salah satu pelayanan wajib
puskesmas termasuk di Puskesmas Sindangjaya yang mempunyai peranan
strategis mendukung peningkatan pencapaian target lintas program dan
diharapkan berdampak pada peningkatan kinerja puskesmas. Hal ini
dilakukan untuk mewujudkan visi Puskesmas Sindangjaya yaitu
Terwujudnya kota bandung yang unggul nyaman sejahtera dan agamis.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum

Mengetahui perkembangan program Kesehatan Lingkungan


UPTD Puskesmas Sindangjaya melalui data pencapaian dan analisa
yang tertuang dalam Laporan Tahunan Program Kesehatan
Lingkungan Tahun 2023

1.2.2 Tujuan Khusus :


1. Mengetahui kemajuan program Kesehatan Lingkungan selama
tahun 2023
2. Mengetahui kendala yang dihadapi program Kesehatan Lingkungan
Tahun 2023
3. Sebagai sarana dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
di tahun 2023

2
BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 Gambaran Umum Puskesmas


2.1.1 Geografis
UPTD Puskesmas Sindangjaya sebelumnya bernama Puskesmas
Cicadas,dengan alamat Jalan Arcamanik No.30 Desa Sindanglaya, Kecamatan
Cicadas Kabupaten Bandung, Bangunan pertama dibangun tahun 1976 untuk
ruang pelayanan sedangkan rumah dinas dibangun tahu 1980. Pada tahun
1989 terjadi pemekaran sehingga Puskesmas Cicadas masuk ke wilayah
Pemerintah Kota Bandung. Pada tahun 2008 berdasarkan Kebijakan Kepala
Dinas Kesehatan Kota Bandung Puskesmas Cicadas berubah nama menjadi
UPTD Puskesmas Sindangjaya sampai sekarang
UPTD Puskesmas Sindangjaya terletak di wilayah Kecamatan Mandalajati
merupakan salah satu bagian wilayah timur Kota Bandun dengan luas lahan
sebesar 717 Ha, pada tahun 2007 Kecamatan Mandalajati dilakukan pemekaran
Kecamatan yang terdiri dari 4 Kelurahan yaitu Kelurahan Jatihandap,
Kelurahan Karang Pamulang, Kelurahan Pasir Impun dan Kelurahan
Sindangjaya. Sedangkan untuk Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sindangjaya
sendiri terdiri dari Kelurahan Pasir Impun dengan Wilayah 127 Ha. Dan
Kelurahan Sindangjaya 187 Ha. Peta geografis wilayah kerja UPTD Puskesmas
Sindangjaya dapat terlihat dalam gambar
Gambar 1.1
Peta Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sindangjaya

3
Secara administratif wilayah kerja UPTD Puskesmas Sindangjaya
Kecamatan Mandalajati berbatasan dengan Kecamatan dan Kabupaten lainya
yaitu:
1. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Antapani Kota Bandung
2. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Cimenyan Kabupaten
Bandung
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Ujung Berung Kota Bandung
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Cibeunying Kidul Kota
Bandung
Untuk mewujudkan kualitas pelayanan kesehatan prima
diperlukan kerjasama dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan
dengan 4 Kecamatan lainya di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung
mengingat masalah – masalah kesehatan tidak mengenal batas wilayah
kerja.
Dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan pada
masyarakat UPTD Puskesmas Sindangjaya mempunyai 4 Puskesmas
jejaring dan mempunyai wilayah kerja binaan masing-masing adalah:
UPTD Puskesmas Sindangjaya dengan wilayah kerja 2 Kelurahan yaitu
Kelurahan Sindangjaya, 12 RW, 60 RT dan Kelurahan Pasir Impun, 11
RW, 57 RT. Secara topografis, ketinggian tanah dari permukaan laut
500m, curah hujan berkisar 300 mm2/tahun, suhu berkisar 18-260C,
kelembaban 40-60 % dan kebisingan 70db, iklim dipengaruhi oleh iklim
pegunungan yang sejuk tetapi beberapa tahun belakangan mengalami
peningkatan suhu yang di sebabkan polusi dan meningkatnya suhu
global akibat efek rumah kaca.
Situasi geografis dan keterjangkauan wilayah kerja UPTD
Puskesmas Sindangjaya oleh kendaraan roda 2, roda 4 dan berjalan kaki
terlihat dalam tabel 2.1.

4
Tabel 2.1
Situasi Georafis
di Wilayah UPTD Puskesmas SindangjayaTahun 2023

Luas Jml Jarak Kondisi Keterjangkauan Rata-rata tempuh


No Kelurahan Terjauh Jalan
Wil RW Roda 2 Roda 4 Roda 2 Roda 4
(Km) Kaki
15-31 + 30
1. Sindangjaya 183,75 12 3 v v v
mnt mnt
20-40 + 40
2. Pasir Impun 112,6 11 4 v v v
mnt mnt
(Sumber data : Laporan Kependudukan Kec. Mandalajati, tahun 2019

Situasi geografis dan keterjangkauan wilayah kerja UPTD


Puskesmas Sindangjaya oleh kendaraan roda 2, roda 4 dan berjalan kaki
terlihat dalam tabel 2.1. Keterjangkauan masyarakat terhadap pelayanan
masing-masing Puskesmas bervariasi, untuk UPTD Puskesmas
Sindangjaya, Puskesmas Jatihandap dan Puskesmas Pamulang terletak
berdekatan dengan Jalan Raya A.H Nasution sehingga lebih mudah
mencapai lokasi puskesmas. Puskesmas Mandalamekar dan Girimande
terletak + 2,5 km dari Jalan Raya A.H Nasution sehingga diperlukan
kendaraan pribadi atau ojek untuk menempuh puskesmas.

2.1.2 Demografis
Dalam demografis ini diuraikan tentang data–data dan analisa
kondisi kependudukan yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas yang
berkaitan dengan kebutuhan data pembangunan kesehatan.
a. Jumlah dan komposisi penduduk berdasarkan golongan umur

Tabel 2.2
Jumlah Penduduk dan Komposisi Penduduk
di Wilayah UPTD Puskesmas Sindangjaya Tahun 2023

Jumlah Penduduk
JML JML
No Puskesmas Laki-laki Perempuan
KK Pddk JML JML
0-4 5-14 15-44 45-64 >65 0-4 5-14 15-44 45-64 >65
1 Sindangjaya 3922 13246 504 1008 3117 1633 350 6612 501 1004 3245 1599 285 6634
2 Pasir Impun 3452 13131 385 1039 3805 1246 128 6603 376 1079 3637 1312 124 6528
JUMLAH 7374 26377 886 2047 6922 2879 478 13215 877 2083 6882 2911 409 13162

(Sumber data : Laporan Kependudukan Kecamatan Mandalajati, tahunb 2023)

5
Berdasarkan tabel 1.2, penduduk wilayah kerja UPTD Puskesmas
Sindangjaya sebesar 26.377 orang dengan jumlah puskesmas Komposisi
jumlah penduduk laki-laki sebanyak 13.215 orang dan jumlah penduduk
perempuan sebanyak 13.162 jadi jumlah penduduk laki-laki lebih banyak
daripada jumlah penduduk perempuan oleh sebab itu dilihat dari Jumlah
puskesmas yang ada dibandingkan dengan jumlah penduduk yang ada
berarti sudah mencukupi, hanya letak puskesmas yang ada tidak merata.
Puskesmas sindangjaya membawahi 2 kelurahan.
Grafik 2.1
Piramida PendudukWilayah Kerja
UPTD Puskesmas Sindangjaya Tahun 2023

Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Go-


longan Usia

>65

45-64

15-44

5-14

0-4

500 1500 2500 3500 4500 5500 6500 7500


0-4 5-14 15-44 45-64 >65
Laki-laki 886 2047 6922 2879 478
Perempuan 877 2083 6882 2911 409

Berdasarkan grafik 1.1, komposisi penduduk terbanyak adalah usia


produktif yaitu kelompok usia 15-44 tahun. Hal ini memberikan
kesempatan dalam memberikan pelayanan kesehatan secara optimal pada
usia produktif tersebut sebagai upaya peningkatan kualitas derajat
kesehatan masyarakat di masa yang akan datang.Pengelompokan
penduduk berdasarkan umur berguna bagi intervensi program kesehatan
yang akan di lakukan terutama bagi keluarga rentan seperti balita dan usia
lanjut.

6
2.2 Analisa Situasi Program Kesehatan Lingkungan
2.2.1 PKP
PKP merupakan salah satu instrumen kinerja yang
digunakan oleh Dinas Kesehatan Kota Bandung untuk menilai
kinerja puskesmas.Ada tiga ruang lingkup kegiatan puskesmas yang
dinilai dalam PKP yakni penilaian terhadap pencapaian pelayanan
kesehatan, manajemen puskesmas dan mutu pelayanan puskesmas
Pada pencapaian pelayanan kesehatan terdapat diantaranya
sebagai berikut :
Tabel 2.3
PKP KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN 2023

TARGET CAKUPAN
No KEGIATAN DEFINISI OPERASIONAL SATUAN SASARAN
SUB
VARIABEL
VARIABEL
Prosentase Penduduk terhadap akses
sanitasi yang layak (Jamban Sehat)
Prosentase
adalah Prosentase penduduk dengan
Penduduk
akses fasilitas sanitasi yang layak
terhadap akses 25.388
1 adalah perbandingan antara penduduk Persen (%) 98,1% X
sanitasi yang (100%)
yang akses terhadap fasilitas sanitasi
layak (jamban
yang layak (jamban sehat) dengan
sehat)
penduduk seluruhnya, dinyatakan
dalam persentase
Prosentase Prosentase penduduk dengan akses
penduduk berkelanjutan terhadap air minum yang
terhadap akses berkualitas adalah perbandingan antara
air minum dan penduduk dengan akses terhadap 25.388
2 Persen (%) 99,6% X
air bersih yang sumber air minum berkualitas (100%)
berkualitas (memenuh syarat) dengan penduduk
(memenuhi seluruhnya, dinyatakan dalam
syarat) persentase.
Inspeksi Kesehatan Lingkungan
terhadap Sarana Air Bersih, Pasar
Presentase Sehat, TFU dan TPP adalah kegiatan
Inspeksi pemeriksaan dan pengamatan secara
Kesehatan langsung terhadap media lingkungan 480
3 Persen (%) 99,6% X
lingkungan dalam rangka pengawasan berdasarkan (100%)
terhadap TFU standar, norma dan baku mutu yang
dan TPP berlaku untuk meningkatkan kualitas
lingkungsn sehat pada Sarana Air
Bersih, Pasar Sehat, TFU dan TPP
Jumlah desa yang melaksanakan STBM
di Wilayah Puskesmas setiap tahunnya
Jumlah desa adalah dimana Desa yang
yang melaksanakan ditandai desa tersebut
4 Jumlah desa 2 100% X
melaksanakan sudah melakukan pemicuan minimal 1
STBM dusun/RW, adanya rencana kerja
masyarakat (RKM) dan adanya natural
leader
Klinik sanitasi merupakan upaya yang
mengintegritaskan pelayanan kesehatan
promotif, preventif dan kuratif yang
5 Klinik Sanitasi difokuskan pada penduduk yang Persen (%) 14(20%) 49% X
beresiko tinggi. Klinik sanitasi ini
bermanfaat untuk menanggulangi
penyakit berbasis lingkungan.

7
2.2.2 PROGRAM
Program Kesehatan Lingkungan merupakan upaya preventif untuk
meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan sehingga bermanfaat untuk
meningkatkan kualitas hidup kesehatan manusia sesuai Kepmenkes RI No.
1482/2006 yaitu kesehatan lingkungan wajib dilaksanakan di puskesmas.
Adapun kegiatan program kesehatan lingkungan tahun 2023 adalah
sebagai berikut :

TABEL 2.4
KEGIATAN PROGRAM KESLING
TAHUN 2023

No
Indikator Formulasi Target
.
Jumlah Rumah yang dilakukan 100% Sarana di
1 Rumah Sehat IKL / Jumlah seluruh rumah yang IKL
ada di Kelurahan dikali 100%
Jumlah SAB yang dilakukan IKL / 100% Sarana di
2 Air Bersih Jumlah seluruh SAB yang ada di IKL
Kelurahan dikali 100%
a. Jumlah TPP yang di lakukan IKL TPP memenuhi
Sarana Tempat
dibagi jumlah TPP yang ada dikali syarat 40%,
Pengeloaan
100%. 100% sarana TPP
3 Pangan yang
b. Jumlah TPM yang laik sehat
Memenuhi
dibagi jumlah seluruh TPP yang di
Syarat
lakukan IKL
Jumlah Tempat Fasilitas Umum 100% Sarana TFU
Sarana Tempat
(institusi) yang memenuhi syarat
Fasilitas Umum
4 dibagi Tempat Fasilitas Umum
yang memnuhi
yang ada di wilayah kerja dikali
syarat
100%
Jumlah RW yang dilakukan 30% RW
RW yang pemicuan 5 pilar STBM dibagi dilakukan
5 melaksanakan dengan Jumlah RW yang ada pemicuan STBM
pemicuan STBM dalam 1 Kelurahan

Jumlah Pasien+klien yang dilayani 20% kunjungan


dibagi jumlah pasien / klien pasien
6 Klinik Sanitasi penyakit berbasis lingkungan ke
puskesmas dikali 100%

Seluruh Limbah B3 Puskesmas 100% Limbah


Pengelolaan terkelola dan bekerjasama dengan terangkut
7
Limbah pihak ke 3 pengelola limbah B3
infeksius

8
BAB III
TARGET DAN CAKUPAN

3.1 Perbandingan Target Dan Cakupan 2023


3.1.1 PKP
Pencapaian program Kesehatan Lingkungan pada PKP adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.1

PKP KESEHATAN LINGKUNGAN


TAHUN 2023
CAKUPAN
TARGET
No KEGIATAN DEFINISI OPERASIONAL SATUAN SASARAN
SUB
CaAKUPAN VARIABEL
VARIABEL
Prosentase Penduduk terhadap
akses sanitasi yang layak (Jamban
Persentase Sehat) adalah Prosentase penduduk
Penduduk dengan akses fasilitas sanitasi yang
terhadap akses layak adalah perbandingan antara 25.388 25010
1 Persen (%) 98,5% X
sanitasi yang penduduk yang akses terhadap (100%)
layak (jamban fasilitas sanitasi yang layak (jamban
sehat) sehat) dengan penduduk
seluruhnya, dinyatakan dalam
persentase
Prosentase penduduk dengan akses
Persentase
berkelanjutan terhadap air minum
penduduk
yang berkualitas adalah
terhadap akses air
perbandingan antara penduduk
minum dan air 25.388
2 dengan akses terhadap sumber air Persen (%) 25310 99,6% X
bersih yang (100%)
minum berkualitas (memenuh
berkualitas
syarat) dengan penduduk
(memenuhi
seluruhnya, dinyatakan dalam
syarat)
persentase.
Inspeksi Kesehatan Lingkungan
terhadap Sarana Air Bersih, Pasar
Sehat, TFU dan TPP adalah kegiatan
Persentase
pemeriksaan dan pengamatan
Inspeksi
secara langsung terhadap media
Kesehatan 480
3 lingkungan dalam rangka Persen (%) 468 97,5% X
lingkungan (100%)
pengawasan berdasarkan standar,
terhadap TFU dan
norma dan baku mutu yang berlaku
TPP
untuk meningkatkan kualitas
lingkungsn sehat pada Sarana Air
Bersih, Pasar Sehat, TFU dan TPP
Jumlah desa yang melaksanakan
STBM di Wilayah Puskesmas setiap
Jumlah tahunnya adalah dimana Desa yang
kelurahan yang melaksanakan ditandai desa Jumlah
4 100% X
melaksanakan tersebut sudah melakukan desa 2 2
STBM pemicuan minimal 1 dusun/RW,
adanya rencana kerja masyarakat
(RKM) dan adanya natural leader
Klinik sanitasi merupakan upaya
yang mengintegritaskan pelayanan
kesehatan promotif, preventif dan
kuratif yang difokuskan pada
5 Klinik Sanitasi Persen (%) 14(20%) 49% X
penduduk yang beresiko tinggi. 35
Klinik sanitasi ini bermanfaat untuk
menanggulangi penyakit berbasis
lingkungan.

9
3.2 Indikator Ketercapaian
Cakupan program Kesehatan Lingkungan memiliki 5 cakupan di
PKP diantaranya cakupan presentase penduduk terhadap akses sanitasi
yang layak (jamban sehat) memiliki target 25388 (100%) dan pencapaian di
tahun 2023 mencapai 25010 (98,5%) artinya TIDAK TERCAPAI.
Begitupun dengan cakupan PKP tentang cakupan presentase
terhadap akses air minum yang berkualitas (memenuhi syarat) yang
memiliki target 25388 (100%) hanya tercapai 25310 (99,6%) di tahun 2023
dan hasil ketercapaian tersebut adalah TIDAK TERCAPAI.
Untuk cakupan presentase inspeksi kesehatan lingkungan
terhadap TFU dan TPP memiliki target 480 (100%) dan ketercapaian
tahun 2023 mencapai 468 (97,5%) artinya TIDAK TERCAPAI.
Untuk cakupan PKP tentang cakupan desa yang melaksanakan
STBM memili target 2 (100%) dan ketercapaian 2 (100%) di tahun 2023
dan hasil ketercapaian tersebut adalah TERCAPAI.
Untuk kegiatan program Kesehatan Lingkungan dilakukan Klinik
Sanitasi didalam gedung TERLAKSANA.

3.4 Perbandingan Target Dan Cakupan 2023

Tabel 3.2
Analisis Banding Cakupan Program Pelayanan Kesehtan Lingkungan
Tahun 2022 dan tahun 2023

No. Indikator Cakupan Trend


2022 2023
1. Rumah Sehat 98,2% 98,5%  0,3% (+)
2. Sarana Air Bersih 98,6% 99,6%  1% (+)
3. Sarana Tempat Pengelolaan Pangan yang
46.4% 50,6%  4,2% (+)
Memenuhi Syarat

4. Sarana Tempat Fasilitas Umum yang


74% 82,7%  8,7% (+)
memnuhi syarat
5. Kelurahan yang melaksanakan pemicuan
100% 100% 100%
STBM
6. Klinik Sanitasi 100% 100% 100%

10
Cakupan program Kesehatan Lingkungan memiliki 6 cakupan
target diantaranya cakupan tentang presentase penduduk terhadap rumah
sehat (jamban sehat) (100%) pada tahun 2023 memiliki capaian sebanyak
(98.5%) artinya target TIDAK TERCAPAI.
Cakupan target tentang presentase penduduk terhadap akses air
minum dan air bersih yang berkualitas (memenuhi syarat) (100%) pada
tahun 2023 memiliki capaian sebanyak (99.6%) artinya target TIDAK
TERCAPAI.
Untuk cakupan Sarana Tempat Pengolahan Makanan yang
Memenuhi Syarat (50%) pada tahun 2023 memiliki capaian sebanyak
(50,6%) artinya target TERCAPAI.
Untuk cakupan Sarana Tempat umum yang memnuhi syarat
(100%) pada tahun 2022 memiliki capaian sebanyak (82,7%) artinya target
TIDAK TERCAPAI.
Cakupan presentase Kelurahan yang melaksanakan pemicuan
STBM (30%) dan pencapaian di tahun 2023 mencapai (100%) artinya
TERCAPAI.
Untuk cakupan tentang Inspeksi Klinik Sanitasi (100%) pada tahun
2023 memiliki capaian sebanyak (100%) artinya target TERCAPAI.
.

11
BAB IV
ANALISA KESENJANGAN MASALAH

4.1 Identifikasi Masalah


Identifikasi masalah dalam program Kesehatan Lingkungan
merupakan salah satu kegiatan untuk memecahkan masalah kesenjangan
yang dicapai. Berikut dipaparkan tabel pencapaian kegiatan proram
Kesehatan Lingkungan :
Grafik 4.1
CAKUPAN PKP 2023
120%
100% 100% 100% 100%
100% 100.00%
80% 99.60%
98.50% 97.50%
60% 49.00%
40%
20%
20%
0%

Target
Capaian

Persentase Penduduk terhadap akses sanitasi yang layak (jamban


sehat) di kelurahan sindangjaya dan pasir impun memiliki persentase
sebesar 98,50%. Angka ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
keterbatasan lahan pemukiman karena padatnya penduduk, selain itu
Pemukiman dilalui sungai atau selokan dan belum ada kerja sama dengan
lintas sektor swasta.
Persentase penduduk terhadap akses air bersih dan air minum
yang berkualitas (memenuhi syarat) di kelurahan sindangjaya dan pasir
impun memiliki persentase 99,6%.

12
Persentase Inspeksi Kesehatan lingkungan terhadap TFU dan TPP
belum tercapai dan masih ada sarana yang belum memenuhi syarat
dikarenakan adanya penolakan IKL dari sasaran serta tidak adanya sanksi
bagi TPM / TFU yang TMS. Hasil ini di dapat dari inspeksi kesehatan
lingkungan kolaborasi dengan promkes.
Jumlah kelurahan yang melaksanakan STBM, masing-masing
kelurahan sudah dilakukan pemicuan pada tahun 2023 namun output
dari pemicuan muncul pada tahun ini dengan advokasi kewilayah dan
pembangunan septictank yang meningkat.
Kegiatan konseling klinik sanitasi sudah mencapai target sasaran
yaitu pasien yang menderita penyakit berbasis lingkungan lebih dari 20%
sudah diberikan konseling klinik sanitasi.

Grafik 4.2
CAKUPAN PROGRAM KESLING
105%
100% 100%
100% 98,2% 98,6%
95%
98.50%
99.60% 100.00%100.00%
97.50%
90%
85% 84%
80%
75%

Tahun 2022
Tahun 2023

13
Persentase penduduk terhadap rumah sehat (jamban sehat) di
kelurahan sindangjaya dan pasir impun didapatkan cakupan pada tahun
2022 sebanyak 98,2% dan pada tahun 2023 sebanyak 98,5% hingga di
dapatkan trend yang meningkat secara signifikan sebanyak 0,3%.
Persentase penduduk terhadap sarana air bersih di kelurahan
sindangjaya dan pasir impun didapatkan cakupan pada tahun 2022
sebanyak 98,6% dan pada tahun 2023 sebanyak 99,6% hingga di
dapatkan trend yang meningkat secara signifikan sebanyak 1%.
Persentase Inspeksi Kesehatan lingkungan terhadap sarana Tempat
Pengelolaan Pangan yang Memenuhi Syarat di kelurahan sindangjaya dan
pasir impun didapatkan cakupan pada tahun 2022 sebanyak 46,4% dan
pada tahun 2023 sebanyak 50,6% hingga di dapatkan trend yang
meningkat sebanyak 4,2%.
Persentase Inspeksi Kesehatan lingkungan terhadap sarana Tempat
Tempat Umum yang memenuhi syarat di kelurahan sindangjaya dan pasir
impun didapatkan cakupan pada tahun 2022 sebanyak 74% dan pada
tahun 2023 sebanyak 82,7% hingga di dapatkan trend yang meningkat
sebanyak 8,7%. Angka tidak terlalu tinggi dalam peningkatan ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adanya penolakan IKL dari
sasaran, tidak adanya sanksi bagi TTU yang TMS, Hasil ini di dapat dari
inspeksi kesehatan lingkungan kolaborasi dengan promkes.
Persentase kelurahan yang melaksanakan pemicuan STBM di
kelurahan sindangjaya dan pasir impun didapat cakupan pada 2022
sebanyak 100% dan pada tahun 2023 sebanyak 100%. Jumlah kelurahan
yang melaksanakan STBM, masing-masing sudah dilakukan pemicuan
pada tahun 2023 namun output dari pemicuan muncul pada tahun ini
dengan advokasi kewilayah dan pembangunan septictank yang meningkat.
Program Klinik Sanitasi di UPTD Puskesmas Sindangjaya
didapatkan cakupan 100% disetiap tahunnya angka ini didapatkan dari
hasil observasi Klinik sanitasi dan sudah mencapai target.

14
4.2 Priositas Masalah
Penentuan pokok masalah dengan menggunakan Analisa USG
mengisi table penentuan masalah dengan table USG dengan mengukur
Urgency (penting tidak penting), Serioussness (seberapa serius
permasalahan tersebut), dan Growth (Pertumbuhan jika masalah
dibiarkan) dengan skala likert 1-5 (1=sangat kecil, 2=kecil, 3=sedang,
4=besar, 5=sangat besar).
TABEL 4.1
Prioritas Masalah Program Kesehatan Lingkungan
Tahun 2021

No Permasalahan U S G Total
Presentase Penduduk
1 terhadap akses sanitasi yang 4 4 4 12
layak (jamban sehat)

Dari hasil analisis table USG, maka diperoleh pokok


permasalahan yang akan diangkat adalah Persentase Penduduk terhadap
akses sanitasi yang layak (jamban sehat). Dikarenakan jika jamban yang
tidak sehat akan mempengaruhi angka kesakitan diare. Jika tidak
ditangani segera akan mencemari lingkungan sekitar dan mencemari
makanan yang akan dimakan oleh masyarakat banyak.

15
4.3 Analisa Fish Bone Jamban Sehat

Sumber Daya Manusia Metode

Kurangnya kesadaran masyarakat Pemicuan STBM baru


mengenai pentingnya jamban sehat dilaksanakan di sebagian RW
dan kurangnya lahan yang ada di
masing-masing RW

Rendahnya cakupan
akses sanitasi yang layak
jamban sehat

Dana Lingkungan

Anggaran Pemerintah untuk Lahan pemukiman yang tidak


jamban terbatas memadai (sempit) sehingga tidak
tidak ada dana swadaya bisa membuat septic tank
masyarakat

16
BAB V
RENCANA PEMECAHAN MASALAH

Rencana Pemecahan masalah program Kesehatan Lingkungan


sesuai analisa USG dan fish bone adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pemberdayaan dengan metode pemicuan berkolaborasi
dengan lintas sektor sehingga akan tepat sasaran
2. Koordinasi dengan pemegang program lain untuk meningkatkan
cakupan
3. Melaksanakan sosialisasi 5 Pilar di Seluruh RW dan Sekolah Dasar
4. Koordinasi lintas sektor/pembentukan TIM STBM
5. Melakukan pemantauan berkala pembangunan septictank.
6. Update data kepemilikan jamban dengan dibantu kader serta
pemanfaatan data PIS PK
7. Menjadwalkan kembali pelaksanaan IKL di tahun 2023
8. Refreshing Kader Kesling

17
18
19
20
21
BAB VIII
PENUTUP

8.1 Kesimpulan
Kesehatan Lingkungan merupakan salah satu pelayanan

wajib puskesmas termasuk di Puskesmas Sindangjaya yang

mempunyai peranan strategis mendukung peningkatan pencapaian

target lintas program dan diharapkan berdampak pada peningkatan

kinerja puskesmas. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan visi

Puskesmas Sindangjaya yaitu terwujudnya Kota Bandung yang

unggul nyaman sejahtera dan agamis.

Untuk kegiatan program Kesehatan Lingkungan dilakukan

Klinik Sanitasi di dalam gedung TERLAKSANA.

8.2 Saran
Untuk Pelaksana Kegiatan
1. Peran Pembina wilayah ditingkatkan karena sangat penting

dalam menunjang kegiatan luar gedung.

2. Diperlukan koordinasi dan monitoring evaluasi yang

berkesinambungan dengan lintas program, lintas sektor, kader

untuk mencapai cakupan program sesuai dengan target yang

telah ditetapkan.

3. Diperlukannya Sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan

program Kesehatan Lingkungan.

22
4. Pemenuhan SDM yang berkualitas dan terampil serta

peningkatan pengetahuan SDM yang sudah ada dengan

pelatihan bagi petugas kesehatan.

5. Pemenuhan sarana sesuai dengan kebutuhan puskesmas yang

bersangkutan.

Mengetahui, Bandung, 31 Desember 2023


Kepala UPTD Puskesmas Sindang Jaya Penanggungjawab Program

drg.Dewi Arianti,M.H.Kes
Nani agustini,A.Md.Kes
Nip.19750802 200212 2 006
NIP. 19700825 199403 2005

23

Anda mungkin juga menyukai