Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI FERMENTASI

MATA KULIAH TEKNOLOGI PANGAN

Dosen Pengampu Mata Kuliah :

Lirista Dyah Ayu Oktafiani, S.Gz., M.Biomed

Disusun oleh :

Poutry Dhewy Roushitha Shary

212110102036

Kelas A

PROGRAM STUDI GIZI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNVERSITAS JEMBER

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................................2

DAFTAR TABEL……………………………………………………………………………….3

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………………………3

1. PENDAHULUAN......................................................................................................................5

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................................5

1.2 Tujuan ....................................................................................................................................5

2. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................................5

2.1 Fermentasi Tempe..................................................................................................................5

2.2 Fermentasi Tape……………………………………………………………………………..7

3. PROSEDUR.............................................................................................................................8

3.1 Pembuatan Tempe...................................................................................................................8

3.2 Pembuatan Tape......................................................................................................................9

4. HASIL ......................................................................................................................................9

4.1 Pengamatan Tempe ...............................................................................................................9

4.2 Pengamatan Tape...................................................................................................................10

5. PEMBAHASAN…………………………………………………………………………….11

5.1 Pembuatan Tempe dari Kedelai, Kacang Hijau, dan Kacang Tolo…………………….11

5.2 Pembuatan Tape dari Singkong dan Beras Ketan……………………………………11

6. KESIMPULAN………………………………………………………………………………12

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................14

LAMPIRAN .................................................................................................................................15
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Pengamatan Pembuatan Tempe……………………………………………..9

Tabel 2. Data Pengamatan Pembuatan Tape Beras Ketan Putih…………………………10

Tabel 3. Data Pengamatan Pembuatan Tape Beras Ketan Hitam………………………..10

Tabel 4. Data Pengamtan Pembuatan Tape Singkong…………………………………….10

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kedelai…………………………………………………………………………15

Gambar 2. Pengupasan kulit kedelai…………………………………………………......15

Gambar 3. Pendinginan kedelai setelah direbus…………………………………………15

Gambar 4. Penambahan ragi pada kedelai……………………………………………….15

Gambar 5. Pembungkusan kedelai………………………………………………………15

Gambar 6. Tempe kedelai jadi……………………………………………………………15

Gambar 7. Perendaman kacang hijau……………………………………………………16

Gambar 8. Perebusan kacang hijau………………………………………………………16

Gambar 9. Pendinginan kacang hijau……………………………………………………16

Gambar 10. Penambahan ragi pada kacang hijau………………………………………16

Gambar 11. Pembungkusan kacang hijau……………………………………………….16

Gambar 12. Tempe kacang hijau jadi……………………………………………………16

Gambar 13. Pengupasan kulit kacang tolo………………………………………………17

Gambar 14. Pendinginan kacang tolo setelah direbus…………………………………..17

Gambar 15. Pengemasan kacang tolo…………………………………………………….17

Gambar 16. Singkong……………………………………………………………………..17

Gambar 17. Pendinginan singkong setelah dikukus……………………………………17

Gambar 18. Tape singkong jadi………………………………………………………….17

Gambar 19. Beras ketan putih……………………………………………………………17


Gambar 20. Pendinginan beras ketan putih setelah dikukus…………………………….17

Gambar 21. Tape beras ketan putih jadi…………………………………………………..17

Gambar 22. Perendaman beras ketan hitam………………………………………………18

Gambar 23. Pengukusan beras ketan hitam……………………………………………….18

Gambar 24. Penambahan ragi pada beras ketan hitam…………………………………..18

Gambar 25. Pembungkusan beras ketan hitam……………………………………………18


I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fermentasi adalah teknik pengawetan makanan secara alami. Proses ini melibatkan
mikroorganisme seperti ragi dan bakteri yang mengubah karbohidrat menjadi alkohol dan
asam amino organik dalam kondisi anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum perilaku
mikroorganisme terhadap makanan dapat memberikan dampak positif maupun negatif,
dan fermentasi makanan mewakili dampak positif tersebut. Proses fermentasi dapat
mengubah rasa, aroma dan tekstur pada makanan dan juga mengawetkan umur makanan.
Bahkan, makanan yang melalui proses ini juga memiliki dampak positif bagi kesehatan
bila dikonsumsi. Maka tak heran fermentasi menjadi teknik yang ada secara turun
temurun dengan berbagai perkembangan pengelolaannya.
Menurut Faridah dan Sari (2019) dalam jurnal “Utilization of Microorganism on
the Development of Halal Food Based on Biotechnology”, makanan fermentasi dapat
dibagi menjadi empat macam dilhat dari prosesnya yaitu fermentasi asam laktat,
fermentasi jamur, fermentasi alkohol dan fermentasi dengan menggunakan kadar garam
tinggi. Hingga sekarang fermentasi masih menjadi teknik mengolah makanan yang cukup
populer, seperti pembuatan tempe, keju, yoghurt, tape, kimchi, natto, acar hingga wine.
Makanan yang melalui proses fermentasi berbeda dengan makanan basi, karena teknik ini
merupakan proses pengawetan alami dan tetap layak untuk dikonsumsi. Pada laporan
praktikum ini akan dibahas mengenai praktik pembuatan tempe dan tape.

1.2 Tujuan

Tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Mengetahui cara pembuatan makanan secara fermentasi
2. Mengetahui pengaruh fermentasi terhadap sifat organoleptik makanan
3. Mengetahui keuntungan dan kerugian produk hasil fermentasi

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fermentasi Tempe

Tempe adalah produk kedelai fermentasi asli Indonesia yang kaya akan
komponen nutrisi. Selama fermentasi, mikroorganisme menghasilkan beberapa
komponen bioaktif vital dan menurunkan agen anti- nutrisi. Perubahan biokimia
terjadi selama fermentasi kedelai dalam tempe yang meningkatkan kesehatan
manusia ( Tamam 2019). Ada peningkatan protein larut, folat, vitamin B12,
oligosakarida, inhibitor trypsin, dan tannin Fermentasi memungkinkan mikroorganisme
untuk mengeluarkan enzim proteolitik yang mampu mengubah protein dalam kedelai
menjadi peptide (seperti dipeptida, tripeptida, dan oligopeptida) yang memiliki
banyak sifat biofungsional.
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa peptide dalam produk kedelai
fermentasi seperti doenjang (Korea), douche (Cina), natto (Jepang), thua nao (Thailand),
dan tempe (Indonesia) dikaitkan dengan sifat biofungsional seperti penghambatan enzim
pengonversi angiotensin I (ACE), antioksidan, antidiabetes, antikanker, antitrombotik,
hipokolesterolemik, dan aktivitas imunomodulator (Tamam 2019). Fermentasi tempe
melibatkan Rhizopus sp, jamur dan mikroorganisme lain seperti bakteri asam laktat dan
ragi, ada empet langkah penting untuk membuat tempe termasuk merendam, merebus
kacang kedelai, inokulasi kapang menggunakan starter yang disebut ragi (mengandung
banyak mikroorganisme, terutama Rhizopus spp), dan inkubasi pada suhu kamar selama
24-36 jam.
Banyak jenis cetakan yang terlibat dalam pembuatan tempe di Indonesia termasuk.
Rhizopus oligosporus, R.oryzae, R. arrhizus, R.stolonifer, R.microsporus,
R.rhizopodiformis,R. chinensis, dan Mucor sp. 1,20. Produksi tempe di Indonesia
mungkin berbeda antara daerah dan produsen mengenai proses dan kondisi fermentasi.
Tidak ada standar untuk pembuatan tempe di Indonesia. Fermentasi memiliki
kemampuan luar biasa untuk mempengaruhi sekuens peptide dan biofungsionalitas
tempe, tetapi hubungan antara produk peptide dan detail fermentasi belum banyak
dipelajari (Tamam 2019).
Di dalam tempe kandungan Gizinya lebih baik dibandingkan dengan kedelai
dan produk turunan lainnya. Kandungan tersebut diantaranya ialah Vitamin B2,
Vitamin B12, Niasin dan juga asam pantotenat, bahkan hasil analisi, Gizi tempe
menunjukkan kandungan niasin sebesar 1,13 mg/100 gram berat tempe yang dimakan.
Menurut Dwinaningsih (2010) dalam (Dewi dan Aziz,2011), kelompok vitamin yang
terdapat di dalam tempe terdiri atas dua jenis yaitu yang larut di dalam air (Vitamin B
kompleks) dan larut lemak (Vitamin A, D, E dan K).
Ada beberapa manfaat tempe sebagai berikut:
a. Kandungan zat bezi, flavonoid yang bersifat antioksidan sehingga mampu untuk
menurunkan tekanan darah (Amani, 2014).
b. Kandungan kalsium yang tinggi, sehingga mampu untuk mencegah terjdinya
osteoporosis (Yoo, 2014).
c. protein, asam folat, dan Vitamin B12, sehingga bsa mencegah terjadinya kanker dan
juga proses penuaan dini (Muji, 2011).
d. Kandungan asam lemak jenuh dapat menurunkan kadar kolesterol tubuh (Hassan,
2014)
2.2 Fermentasi Tape

Proses fermentasi merupakan tahap terpenting dalam proses pembuatan tape. Proses
fermentasi yang terjadi selama pembuatan tape pada dasarnya meliputi empat tahap
penguraian, yaitu :
1. Molekul-molekul pati yang ada dalam bahan dipecah oleh kelompok kapang yang
menghasilkan enzim amilolitik menjadi dekstrin dan gula-gula sederhana seperti
disakarida dan proses sakarifikasi atau hidrolisis enzimatis
2. Kemudian khamir akan mengubah sebagian gula sederhana tersebut menjadi alkohol.
Inilah yang menyebabkan aroma alkoholis pada tape.
• Enzim yang mampu mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2 selama fermentasi
adalah enzim zimase yang dihasilkan oleh khamir Saccharomyces cereviseae.
• Dalam proses fermentasi, selain alkohol, juga terbentuk asam piruvat dan asam laktat.
• Asam piruvat adalah produk antara yang terbentuk pada hidrolisis gula menjadi
etanol dan dapat diubah menjadi etanol atau asamlaktat.
3. Pada fermentasi lebih lanjut alkohol oleh bakteri Pediococcus dan Acetobacter
dioksidasi menjadi asam-asam organic antara lain asam asetat, asam suksinat dan asam
malat. Perubahan asam piruvat menjadi asam laktat dikatalisis oleh bakteri Pediococcus
pentasaeus.
4. Melalui proses oksidasi alkohol, sebagian asam organik akan bereaksi dengan alkohol
membentuk ester yang memberi cita rasa pada tape
• Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan
dan produk yang dihasilkan.
• Proses fermentasi tidak hanya menimbulkan efek pengawetan tetapi juga
menyebabkan perubahan tekstur, cita rasa dan aroma bahan pangan yang membuat
produk fermentasi lebih menarik, mudah dicerna dan bergizi.
• Kualitas tape sangat tergantung pada kondisi lingkungan yaitu suhu dan kondisi
anaerob, jenis bahan yang digunakan dan lama fermentasi

Faktor yang mempengaruhi proses fermentasi, adalah sebagai berikut :


1. pH
• Mikroba tertentu dapat tumbuh pada kisaran pH yang sesuai untuk pertumbuhannya.
2. Suhu
• Suhu yang digunakan dalam fermentasi akan mempengaruhi mikroba yang berperan
dalam proses fermentasi.
• Suhu optimal pada proses fermentasi yaitu 35o C dan 40o C
3. Oksigen
• Derajat aerobiosis adalah merupakan faktor utama dalam pengendalian fermentasi.
• Bila tersedia O2 dalam jumlah besar, maka produksi sel-sel khamir dipacu.
• Bila produksi alkohol yang dikehendaki, maka diperlukan suatu penyediaan O2 yang
sangat terbatas.
• Produk akhir dari suatu fermentasi sebagian dapat dikendalikan dengan tegangan O2
substrat apabila faktor-faktor lainnya optimum.
4. Substrat
• Proses fermentasi mikroba memerlukan substrat yang mengandung nutrisi sesuai
dengan kebutuhan untuk pertumbuhannya.
• Fermentasi adalah perubahan kimia dalam bahan pangan yang disebabkan oleh
enzim-enzim yang dihasilkan oleh mikroba atau telah ada dalam bahan pangan itu
sendiri.
• Pertumbuhan mikroba pada media tumbuhnya ditandai dengan peningkatan jumlah
massa sel.

III. PROSEDUR

3.1 Pembuatan Tempe


 Alat
1) Panci
2) Kompor
3) Tampah/nampan
4) Kantong plastic
5) Alat pengaduk
6) Garpu
 Bahan
1) Bahan utama : Kedelai, kacang hijau, dan kacang tolo (masing-masing kelompok
memilih 1 bahan)
2) Ragi tempe
 Skema Praktikum Pembuatan Tempe
1.Bahan yang sudah dibersihkan (Kedelai/kacang hijau/kacang tolo)
2.Perebusan 60 menit (tidak sampai masak)
3.Pengupasan kulit dengan tangan dan dilakukan pencucian
4.Perendaman 24 jam untuk memberi kesempatan fermentasi oleh bakteri asam
5.Perebusan 30 menit, tidak sampai rusak untuk memudahkan menghilangkan kulitnya
6.Penirisan dan Pendinginan
7.Inokulasi dengan kapang murni atau dengan tempe segar
8.Pembungkusan dengan plastik kemudian dilubangi dengan jarum dan difermentasi
selama 38-40 jam
9.Tempe
3.2 Pembuatan Tape
 Alat
1) Panci dengan tutup
2) Sendok
3) Kardus
 Bahan
1) Bahan utama: singkong, beras ketan putih, dan beras ketan hitam (masing-masing
kelompok memilih 1 bahan)
2) Ragi tape
 Skema Praktikum Pembuatan Tape
A. Beras Ketan
1.Pendinginan
2.Perendaman 5 jam
3.Pengukusan
4.Pembersihan dan pencucian
5.Penaburan ragi
6.Tape ketan
B. Singkong
1.Pendinginan
2.Pengerokan dan pencucian
3.Pengukusan
4.Pengupasan kulit
5.Penaburan ragi
6.Tape singkong

IV. HASIL

4.1 Pengamatan Tempe

Tabel 1. Data Pengamatan Pembuatan Tempe


Sampel Parameter yang diamati Keterangan
Aroma Kekompakan Tekstur Warna
(asam/busuk) (kompak/berongga) (keras/lunak) (putih/hitam)
Kedelai Asam Kompak Keras Putih Tumbuh/berhasil
Kacang Asam Kompak Lunak Putih Tumbuh/berhasil
Hijau
Kacang Asam Kompak Keras Putih Tumbuh/berhasil
Tolo

4.2 Pengamatan Tape


Tabel 2. Data Pengamatan Pembuatan Tape Beras Ketan Putih

Kelompok/ Aroma (aroma Tekstur Warna Keterangan


Jenis alkohol/asam/bus (keras/lunak/sang (cerah/pudar/hita (tumbuh
Bahan uk) at lunak) m atau busuk) kapang/tidak)
Beras ketan Asam Keras Pudar Tidak
putih (Hari
ke-1)
Beras ketan Asam Keras Cerah Tidak
putih (Hari
ke-2)
Beras ketan Alkohol Lunak Pudar Tidak
putih (Hari
ke-3)

Tabel 3. Data Pengamatan Pembuatan Tape Beras Ketan Hitam

Kelompok/ Aroma (aroma Tekstur Warna Keterangan


Jenis alkohol/asam/bus (keras/lunak/sang (cerah/pudar/hita (tumbuh
Bahan uk) at lunak) m atau busuk) kapang/tidak)
Beras ketan Asam Keras Hitam Tidak
hitam (Hari
ke-1)
Beras ketan Asam Keras Hitam Tidak
hitam (Hari
ke-2)
Beras ketan Alkohol Lunak Hitam Tidak
hitam (Hari
ke-3)

Tabel 4. Data Pengamatan Pembuatan Tape Singkong

Kelompok/ Aroma (aroma Tekstur Warna Keterangan


Jenis alkohol/asam/bus (keras/lunak/sang (cerah/pudar/hita (tumbuh
Bahan uk) at lunak) m atau busuk) kapang/tidak)
Singkong Alkohol (tidak Keras Putih cerah Tumbuh
(Hari ke-1) terlalu
menyengat)
Singkong Alkohol Lunak Putih cerah Tumbuh
(Hari ke-2) (menyengat)
Singkong Alkohol (sangat Sangat lunak Menguning Tumbuh
(Hari ke-3) menyengat)
V. PEMBAHASAN

5.1 Pembuatan Tempe dari Kedelai, Kacang Hijau, dan Kacang Tolo

Pada hasil pengamatan pembuatan tempe pada kedelai, kacang hijau, dan kacang
tolo memiliki aroma yang sama yaitu asam. Setiap sampel bahan dasar pembuatan
tempe yaitu kedelai, kacang hijau, dan kacang tolo juga memiliki kekompakan yang
sama yaitu kompak. Tekstur tempe yang bahannya terdiri dari kedelai dan kacang
tolo adalah keras sedangkan tekstur tempe dari bahan kacang hijau adalah lunak.
Warna dari hasil pembuatan tempe yang terbuat dari kedelai, kacang hijau, dan
kacang tolo yaitu sama-sama berwarna putih. Dan para proses fermentasi tempe
terdapat bakteri Rhizopus sp dan jamur yang tumbuh sehingga proses pembuatan
tempe dengan teknologi fermentasi dikatakan berhasil.
Tahap perendaman pada kedelai, kacang hijau, dan kacang tolo bertujuan agar
bakteri asam laktat dapat tumbuh secara alami sehingga diperoleh kondisi asam yang
sesuai dengan kondisi pertumbuhan jamur tempe. Selanjutnya dilakukan perebusan
kembali menggunakan air rendamannya, lalu ditiriskan. Apabila kedelai, kacang
hijau, dan kacang tolo sudah agak dingin (±40˚C), kemudian dilakukan inokulasi atau
peragian dengan ragi/jamur tempe atau laru atau usar.
Tahap peragian ini tentunya bertujuan agar proses fermentasi tempe dapat terjadi
sesuai yang dikehendaki. Inokulum atau ragi yang ditambahkan pada kedelai, kacang
hijau, dan kacang tolo dapat berupa ragi komersial berbentuk serbuk yang dapat
dengan mudah dibeli di pasar atau dapat menggunakan usar. Usar merupakan ragi
tradisional yang diperoleh dengan cara membiarkan spora kapang tumbuh di antara
dua lapis daun yaitu daun waru dan jati. Selain kedua jenis inokulum atau ragi
tersebut, dapat juga digunakan kultur Rhizopus oligosporus murni yang biasanya
digunakan oleh para pengrajin dengan teknik fermentasi moderen.

5.2 Pembuatan Tape dari Singkong dan Beras Ketan

Pada hasil pengamatan tape singkong hari pertama memiliki aroma alkohol yang
tidak terlalu menyengat, tekstur tape singkong keras, memiliki warna yang putih
cerah dan terdapat kapang yang tumbuh. Hasil pengamatan hari kedua tape singkong
memiliki aroma alkohol yang menyengat, teksturnya lunak, memiliki warna yang
putih cerah, dan terdapat kapang yang tumbuh. Hasil pengamatan hari ketiga tape
singkong memiliki aroma alkohol yang sangat menyengat, teksturnya sangat lunak,
warnanya menguning, dan terdapat kapang yang tumbuh.
Pada hasil pengamatan tape beras ketan putih hari pertama memiliki aroma yang
asam, teksturnya keras, memiliki warna yang pudar, dan tidak ada kapang yang
tumbuh. Hasil pengamatan hari kedua tape beras ketan putih memiliki aroma yang
asam, teksturnya keras, memiliki warna yang cerah, dan tidak ada kapang yang
tumbuh. Hasil pengamatan hari ketiga tape beras ketan putih memiliki aroma alkohol,
teksturnya lunak, warnanya pudar, tetapi masih tidak ada kapang yang tumbuh.
Pada hasil pengamatan tape beras ketan hitam hari pertama memiliki aroma
yang asam, teksturnya keras, memiliki warana hitam, dan tidak ada kapang yang
tumbuh. Hasil pengamatan hari kedua tape beras ketan hitam memiliki araoma yang
asam, teksturnya keras, warnanya hitam, dan tidak ada kapang yang tumbuh. Hasil
pengamatan hari ketiga tape beras ketan hitam memiliki araoma alkohol, teksturnya
lunak, warnanya hitam, tetapi masih belum ada kapang yang tumbuh.
Selama fermentasi, tape mengalami perubahan, perubahan biokimia akibat
aktivitas mikroorganisme. Mikroorganisme yang berperan dalam proses pembuatan
tape adalah dari genus Aspergillus, Saccharomyces dan Acetobacter. Mikroba
Aspergillus dalam pembuatan tape berfungsi untuk menghidrolisis pati pada bahan
baku menjadi gula-gula sederhana, Saccharomyces berfungsi mengubah gula menjadi
alkohol, sedangkan Acetobacter mengubah alkohol menjadi asam laktat. Hal ini
sesuai dengan Ganjar (2003) bahwa dalam proses fermentasi tape digunakan
beberapa jenis mikroorganisme seperti Saccharomyces cerevisiae, Rhizopus oryzae,
Aspergillus dan Acetobacter. Tahapan dalam pembuatan tape ketan memiliki masing-
masing fungsi yaitu pencucian sebanyak dua kali berfungsi untuk membersihkan
kotoran dan menghilangkan kontaminasi benda asing yang ada pada beras ketan.
Proses perendaman memiliki fungsi dalam proses gelatinisasi pada tahap
selanjutnya. Pengukusan memiliki fungsi dalam pematangan beras ketan menjadi nasi
ketan, mematikan mikroba patogen serta untuk memperoleh tekstur yang lembek
pada nasi ketan. Pemberian ragi memiliki fungsi untuk fermentasi ketan menjadi tape.
Proses pengemasan tape berfungsi untuk memperoleh suasana anaeobik sehingga
dapat mendukung proses fermentasi oleh mikroba amilolitik dan menjaga agar tetap
steril. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hasanah (2008), yang menyatakan bahwa
Proses pembuatan tape ketan dilakukan dengan beberapa tahap yaitu beras ketan
dicuci, lalu direndam, kemudian beras ketan dikukus sampai masak, beras ketan yang
sudah masak didinginkan dan diinokulasi dengan inokulum tape ketan, dibungkus
rapat dan dibiarkan terfermentasi dalam suhu kamar.
Pembuatan tape menggunakan beras ketan hitam dan beras ketan putih
berfungsi agar diperoleh tekstur yang lunak dan berair serta dapat menutupi sifat dari
beras ketan hitam yang memiliki tekstur tidak mudah hancur dan yang lebih keras
dibanding beras ketan putih. Mekanisme fermentasi tape yaitu pati di hidrolisis oleh
enzim amilase yang dihasilkan oleh kapang, khamir, atau bakteri yang
bersifat amilolitik.
VI. KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapatkan pada praktikum Fermentasi Tempe dan Tape ini yaitu :
1. Proses pembuatan tape dilakukan dengan berbagai tahapan yaitu penimbangan,
pencucian, perendaman, pengukusan, penambahan ragi dan pembungkusan. Dan
untuk proses pembuatan tempe meliputi tahap penghilangan kotoran,
penghilangan kulit, perendaman, proses perebusan, penirisan, inokulasi atau
pemberian ragi, dan pengemasan.
2. Oksigen, suhu, kelembaban, waktu penyimpanan dan pH sangat berpengaruh
terhadap proses fermentasi tempe. Konsentrasi ragi yang terlalu banyak
menyebabkan gula sederhana yang dihasilkan selama proses fermentasi akan
semakin berkurang, hal tersebut terjadi karena gula akan diubah menjadi alkohol.
Akibatnya rasa manis pada tape akan berkurang.
3. Penyimpanan dilakukan pada ruangan yang tertutup atau gelap supaya dapat
menghasilkan tape ketan dengan kualitas terbaik.
DAFTAR PUSTAKA

Marniza, Syafnil, Sari Fitria. 2020. Karakteristik Tapai Ketan Hitam dengan Variasi Metode
Pemasakan. JURNAL e-ISSN 2598-5884 TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI p-ISSN 2407-4624
Vol. 7 No. 2; November 2020

Yati, Sri Hari. 2017. Pengaruh Penggunaan Dosis dan Jenis Ragi terhadap Kualitas Fermentasi
Tape Ketan Hitam (Oryza Sativa Var. Setail). Artikel Ilmiah. Universitas Jambi.

Septi, Tara. 2020. PROSES PEMBUATAN TEMPE HOME INDUSTRY BERBAHAN DASAR
KEDELAI (Glycine max (L.) Merr) DAN KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris L.) DI
CANDIWESI, SALATIGA.Southeast Asian Journal of Islamic Education Volume 03, No. 01,
2020 E-ISSN: 2621-5861, P-ISSN: 2621-5845

Adini Alvina, Dany Hamdani. 2019. PROSES PEMBUATAN TEMPE TRADISIONAL.


Jurnal Pangan Halal Volume 1 Nomor 1, April 2019. Universitas Djuanda Bogor.
LAMPIRAN

Pembuatan Tempe

 Kedelai

Gambar 1. Kedelai Gambar 2. Pengupasan kulit

Gambar 3. Pendinginan setelah direbus Gambar 4. Penambahan ragi

Gambar 5. Pembungkusan Gambar 6. Tempe kedelai jadi


 Kacang Hijau

Gambar 7. Perendaman kacang hijau Gambar 8. Perebusan kacan hijau

Gambar 9. Pendinginan Gambar 10. Penambahan ragi

Gambar 11. Pembungkusan Gambar 12. Tempe kacang hijau jadi


 Kacang Tolo

Gambar 13. Pengupasan kulit Gambar 14. Pendinginan Gambar 15. Pengemasan

Pembuatan Tape

 Singkong

Gambar 16. Singkong Gambar 17. Pendinginan Gambar 18. Tape jadi

 Beras Ketan Putih

Gambar 19. Ketan putih Gambar 20. Pendinginan Gambar 21. Tape jadi
 Beras Ketan Hitam

Gambar 22. Perendaman Gambar 23. Pengukusan

Gambar 24. Penambahan ragi Gambar 25. Pembungkusan

Anda mungkin juga menyukai