Anda di halaman 1dari 30

05/02/2023

KULIAH KELIMA

1. Tegangan Normal Akibat kombinasi


Gaya Normal Sentris dan Momen
Lentur (Tegangan Majemuk)
2. Tegangan Geser

Tujuan Kuliah :

Memberikan pengenalan tentang perhitungan tegangan


normal akibat kombinasi gaya normal dan momen lentur
dan perhitungan tegangan geser

Diharapkan pada kuliah kelima mahasiswa mengenali


teori dasar tentang perhitungan tegangan normal akibat
kombinasi gaya normal sentris dan momen lentur dan
teori dasar perhitungan tegangan geser
Materi kuliah : Mengenali cara perhitungan tegangan normal akibat
kombinasi gaya normal sentris dan momen lentur, perhitungan
tegangan geser, statis momen pada balok dan penggambaran
diagram tegangan normal akibat gaya normal sentris dan momen
lentur dan diagram tegangan geser.

1
05/02/2023

Tegangan Majemuk

Kombinasi tegangan normal akibat gaya


normal sentris dan momen lentur.

Pada materi kuliah ketiga


telah disampaikan teori
dasar perhitungan
tegangan akibat gaya
normal sentris

2
05/02/2023

Jika pada sebuah batang bekerja gaya normal


tekan atau tarik (titik tangkap gaya normal pada
titik berat penampang), maka pada seluruh
permukaan penampang batang akan timbul
tegangan normal  = P/A

Pada kuliah keempat juga


telah diterangkan tentang
perhitungan tegangan
normal akibat momen
lentur.

3
05/02/2023

Untuk menentukan tegangan pada suatu


penampang akibat momen lentur dapat dilakukan
dengan rumus sebagai berikut:

MY

Ix

Dengan y adalah jarak serat ke sumbu


berat penampang dan Ix adalah momen
inersia penampang terhadap sumbu X.

Tegangan akibat gaya normal :  = P/A


Tegangan akibat momen lentur :  = MY/Ix
Kedua tegangan dapat di kombinasikan (dijumlahkan) dan
rumus kombinasi tegangan menjadi :

N MY
σ 
A Ix

4
05/02/2023

N MY
σ 
A Ix

Tanda + pada rumus tegangan kombinasi dipakai jika


arah tegangan N/A sama dengan MY/Ix
Tanda - pada rumus tegangan kombinasi dipakai jika
arah tegangan N/A berlawanan dengan MY/Ix

N M * Ya Akibat gaya N tekan


Pada balok σa   dan M positif, a
bekerja gaya A Ix selalu akan tekan
normal Tekan Akibat gaya N tekan
dan Momen N M * Yb dan M positif,
Positif σb   tarik
A Ix b tekan
a adalah tegangan maksimum pada serat atas, nol
b adalah tegangan maksimum pada serat bawah
b bisa positif, atau negative
atau dapat juga bernilai nol

5
05/02/2023

Kombinasi tegangan normal akibat gaya normal dan momen lentur tidak pernah
menghasilkan sumbu netral berimpit dengan sumbu berat penampang. Sumbu netral
adalah sumbu dengan nilai kombinasi tegangan sama dengan nol.
Akibat gaya N tekan dan
N M * Ya
σa   1   2   M positif, a selalu akan
A Ix tekan
Akibat gaya N tekan
N M * Yb
σb   1   3   dan M positif,
A Ix b = tarik jika 3 > 1
b = tekan jika 3 < 1
b = nol jika 3 = 1

b = tarik
3>1

b = tekan
3<1

b = 0
3=1

6
05/02/2023

Kombinasi tegangan normal


N MY akibat gaya normal dan
Pada balok σa   momen lentur tidak pernah
bekerja gaya A Ix menghasilkan sumbu netral
berimpit dengan sumbu berat
normal Tekan
penampang. Sumbu netral
dan Momen N MY adalah sumbu dengan nilai
Negatif σb   kombinasi tegangan sama
A Ix dengan nol.

Perhatikan pada kedua kasus


ini suku pertama N/A selalu
diberi tanda positif. N M * Ya N M * Yb
Sedangkan suku kedua dapat σa   σb  
diberi tanda posistif atau A Ix A Ix
negatif

N MY N MY
σa   σb  
A Ix A Ix

7
05/02/2023

N M * Ya
σa    1   2
A Ix
N M * Yb
σb    1   3
A Ix

a = tarik
2 > 1

a = tekan
2 < 1

a = 0
2 = 1

8
05/02/2023

contoh

Sebuah balok di atas dua


tumpuan menderita beban
merata q = 5 kN/m dan beban
normal N = 20 kN.
Hitung dan gambarkan tegangan
maksimum pada balok akibat
gaya normal dan momen lentur

contoh

Pada saat yang bersamaan balok akan menderita dua gaya


dalam yaitu gaya normal tekan (merata sepanjang balok)
sebesar 20 kN dan momen lentur (berubah-ubah) dengan nilai
maksimum terletak di tengah bentang balok

9
05/02/2023

contoh

Jika balok berbentuk empat


persegi panjang dengan
ukuran 30*60 cm2
Perhatikan momen yang
bekerja pada balok adalah
momen positif.

Balok akan menderita


dua jenis tegangan yaitu
tegangan akibat gaya
normal dan akibat
momen lentur

contoh

Akibat momen positif


disebelah atas dari sumbu
balok menderita tegangan
tekan. Disebelah bawah
sumbu berat menderita
tegangan Tarik.

Pada potongan I-I di tengah


bentang balok akan terjadi
tegangan akibat M
σtekan = 7.8125 Mpa
σtarik = 7.8125 MPa
Dan tegangan akibat N
σtekan = 0.111 MPa

10
05/02/2023

σa   0.111  (-7.8125 )   7.9235(tekan)


contoh σb   0.111  (7.8125 )   7.7015(tarik )

Hasil penjumlahan tegangan:


σtekan = 7.9235 MPa
σtarik = 7.7015 MPa
Sumbu netral berjarak 30.426
cm dari sisi atas
((60-Y)*7.7015)/7.9235 y = 29.574
Y = 7.9235/(7.9235+7.7015)*60 = 30.426
Y = 7.7015/(7.9235+7.7015)*60 = 29.574

a menggunakan tanda positif sedangkan b menggunakan tanda negative.


Tegangan Tarik 3 lebih besar dari tegangan tekan 1, sehingga tegangan
bagian bawah Tarik.

contoh Hasil penjumlahan tegangan :


σtekan = 7.9235 MPa
σtarik = 7.7015 MPa
Sumbu netral berjarak 30.426 cm dari sisi atas
Pada perhitungan tegangan beberapa literatur menggunakan tanda negative untuk
tegangan tekan dan tanda positif untuk tegangan Tarik. Jika menggunakan
pendekatan tersebut maka perhitungan kombinasi tegangan pada kasus ini menjadi
sebagai berikut:

Perhatikan tanda “+” σa   0.111  (7.8125)   7.9235 (tekan)


untuk perhitungan
kombinasi tegangan
σb   0.111  (7.8125)   7.7015 (tarik )

11
05/02/2023

contoh Hasil penjumlahan tegangan :


σtekan = 7.9235 MPa
σtarik = 7.7015 MPa
Sumbu netral berjarak 30.426 cm dari sisi atas
Karena adanya dua pendekatan yang berbeda untuk perhitungan tegangan
kombinasi maka sebaiknya hasil akhir tegangan diberi keterangan apakah tegangan
tekan atau tegangan tarik:

a = 7.9235 Mpa (tekan)

b = 7.9235 Mpa (tarik)

Hasil penjumlahan tegangan :


contoh
σtekan = 7.9235 MPa
σtarik = 7.7015 MPa
Sumbu netral berjarak 30.426 cm dari sisi atas
Untuk menghitung posisi sumbu netral dapat dilakukan dengan rumus dua segitiga bertolak
belakang. Perhatikan gambar tegangan kombinasi a dan b dan tinggi balok h.
ya : posisi sumbu a 7.9235
netral dihitung ya  *h  * 60  30.426 cm
dari sisi atas
a  b 7.9235  7.7015
Gambar
yb : posisi sumbu b 7.7015 ini salah
netral dihitung yb  *h  * 60  29.574 cm
dari sisi bawah
a  b 7.9235  7.7015
Gambar yg
benar

30.426

a menggunakan tanda positif sedangkan b menggunakan tanda negative.


Tegangan Tarik 3 lebih besar dari tegangan tekan 1, sehingga tegangan
bagian bawah Tarik.

12
05/02/2023

contoh

Sebuah balok di atas dua tumpuan


menderita beban merata q = 5 kN/m
dan beban normal N = 200 kN.
Hitung dan gambarkan tegangan
maksimum pada balok pada posisi
tumpuan A, B dan pada posisi momen
positif maksimum akibat gaya normal
dan momen lentur

Bidang gaya dalam


pada balok

13
05/02/2023

Dari gambar bidang gaya dalam


terlihat :
MA = 15.625 kNm (-)
MB = 10 kNm (-)
MC = 127.827 kNm (+)
MC adalah momen positif
maksimum terletak pada jarak
7.575 m dari tumpuan A

Gaya normal N = 200 kN (tekan)

contoh

Ix = 1/12*0.3*0.63 m4= 0.0054 m4


A = 0.3*0.6 m2 = 0.18 m2
MA = 15.625 kNm
N = 200 kN
1 = N/A = 1111.111kN/m2 = 1.111MPa
2=3 = 15.625*0.3/0.0054
2=3 = 868.056 kN/m2 = 0.868 Mpa.

14
05/02/2023

contoh

a = -1.111 + (+0.868) = -0.243 (tekan)


b = -1.111 + (- 0.868) = -1.979 (tekan)

Tambahkan keterangan tekan atau Tarik pada nilai akhir tegangan kombinasi
a = 0.243 Mpa (tekan)

b = 1.979 Mpa (tekan)

Tegangan di titik A

contoh

Ix = 1/12*0.3*0.63 m4= 0.0054 m4


A = 0.3*0.6 m2 = 0.18 m2
MB = 10 kNm
N = 200 kN
1 = N/A = 1111.111kN/m2 = 1.111MPa
2=3 = 10*0.3/0.0054
2=3 = 555.556 kN/m2 = 0.556 Mpa.

15
05/02/2023

contoh

Tambahkan keterangan tekan atau Tarik pada nilai akhir tegangan kombinasi
a = 0.555 Mpa (tekan)

b = 1.667 Mpa (tekan)


Tegangan di titik B

contoh

Ix = 1/12*0.3*0.63 m4= 0.0054 m4


A = 0.3*0.6 m2 = 0.18 m2
MB = 127.827 kNm
N = 200 kN
1 = N/A = 1111.111kN/m2 = 1.111MPa
2=3 = 127.827*0.3/0.0054
2=3 = 7101.5 kN/m2 = 7.102 Mpa.

16
05/02/2023

contoh

Tambahkan keterangan tekan atau Tarik pada nilai akhir tegangan kombinasi

a = 8.213 Mpa (tekan)

a = 5.991 Mpa (tarik)

Tegangan di titik C

Tegangan Geser

17
05/02/2023

Untuk melihat bagaimana tegangan geser


dapat terjadi pada elemen batang mari
kita lihat contoh balok ditumpu di atas
dua tumpuan dan menderita beban P.

Jika balok berupa benda masif dan kita


potong pada potongan 1-1 dan 2-2 maka
pada potongan 1-1 akan timbul momen
M1 dan pada potongan 2-2 akan timbul
momen M2 dan M1<M2.
Akibat M1 dan M2 maka pada balok akan
mengalami lendutan.

18
05/02/2023

Momen pada potongan 1 (M1) lebih kecil dari


pada momen pada potongan 2 (M2). Ada
perbedaan momen M1 dan M2

Jika balok berupa benda yang tersusun


dari dua balok masif dan kita potong
pada potongan 1-1 dan 2-2 maka pada
potongan 1-1 akan timbul momen M1 dan
pada potongan 2-2 akan timbul momen
M2 dan M1<M2.
Akibat M1 dan M2 pada balok akan
terjadi lendutan tetapi juga terjadi
pergeseran diantara bidang batas antara
balok 1 dan balok 2

19
05/02/2023

Momen pada potongan 1 (M1) lebih kecil dari


pada momen pada potongan 2 (M2). Ada
perbedaan momen M1 dan M2

Dari gambaran tersebut di atas, maka pada saat balok mengalami


lenturan sebetulnya pada balok terjadi pergerakan dari elemen balok
kesamping (bergeser kesamping). Balok masif tidak bergeser kesamping
karena adanya ikatan yang kuat antara molekul- molekul balok sehingga
dapat menahan pergerakan kesamping. Mengapa pergerakan kesamping
(pergeseran) ini terjadi ?

20
05/02/2023

Lihat eleman balok pada potongan 1-1 dan 2-2.


Jarak kedua potongan = dz. Jarak dz sangat kecil.
Pada potongan 1-1 akan ada momen M1
Pada potongan 2-2 akan ada momen M2

Akibat momen M + dM maka


pada potongan 2-2 akan
timbul tegangan :

(M  dM) * y
σ
M1 = M Ix
M2 = M+dM

Diagram
tegangan normal
pada potongan 1

Akibat momen M
maka pada
potongan 1-1 akan
timbul tegangan :
Diagram
M*y tegangan normal
σ pada potongan 2

Ix

21
05/02/2023

M * ya
σ1  σ3 
(M  dM) * ya
Ix Ix

dy
ya
ya

y
H
yb
yb

M * yb (M  dM) * yb Diagram
σ2 σ4  tegangan normal
Ix Ix pada potongan 2

Diagram
tegangan normal Karena momen pada potongan 1 (M) lebihn kecil dari momen pada
pada potongan 1 potongan 2 (M+dM), maka besarnya tegangan pada potongan1
lebih kecil daripada tagangan pada potongan 2

Lihat pada potongan C-C


dengan jarak y dari sumbu
berat balok (sumbu netral
balok)
Lihat bagian sebelah atas dari balok pada
potongan C-C (dengan tebal dy sangat kecil)

tebal “dy “
sangat kecil

22
05/02/2023

Pada bagian atas dari potongan Pada bagian atas dari potongan
C-C. Disebelah kiri ada gaya C-C. Disebelah kanan ada gaya
resultante F1. F1 = luas resultante F2. F2 = luas
traoesium tegangan traoesium tegangan

F2 > F1 y
ya ya
M M
F1   σ1* dA  Ix  y dA  Ix S
y y

ya ya X
(M  dM) (M  dM)
F2  
y
σ3 * dA 
Ix 
y
y dA 
Ix
S

ya S = statis momen
 y dA  S elemen penampang B
y terhadap sumbu X
Potongan melintang

23
05/02/2023

dz
Y
M * ya 1 2 σ3 (MdM)*ya
σ1 
Ix Ix

dy
dy
F1 C C F2
ya

ya
B

y
y

Sumbu netral

X
F2 > F1 Gambar potongan
Gambar potongan melintang balok
memanjang balok

Y merupakan jarak sumbu Untuk dy yang kecil, maka


netral ke
1 potongan C-C
2 jarak y hamper sama dengan
jarak titik berat elemen B*dy ke
sumbu berat penampang (X)

dz
Y
M * ya 1 2 σ3 (MdM)*ya
σ1 
Ix Ix
dy
dy

F1 C C F2
ya

ya

B
y
y

Sumbu netral

X
F2 > F1

Perhatikan jarak “y” pada potongan memanjang dan potongan


melintang. Untuk
1 nilai “dy” yang
2 sangat kecil, jarak y pada potongan
balok hampir sama dengan jarak titik berat penampang B*dy.

24
05/02/2023

dz
Y
M * ya 1 2 σ3 (MdM)*ya
σ1 
Ix Ix

dy
dy
F1 C C F2
ya

ya
B

y
y

F2 > F1
Sumbu netral

S = statis momen elemen penampang


terhadap
1 sumbu
2 X= B*dy*y
S=B*dy*y

F2 > F1
B

Potongan melintang
Karena gaya F1 tidak sama dengan gaya F2, maka elemen
balok pada potongan C-C tidak seimbang. Elemen batang akan
didorong ke kiri. Jika tidak ada gaya yang menahan
pergerakan tersebut, maka elemen balok akan bergerak
kekiri.

25
05/02/2023

F2 > F1
B

Potongan melintang

Supaya elemen balok ada dalam kondisi seimbang


maka harus ada gaya yang arahnya kekanan yang
besarnya = F2 – F1

ya ya
M M
F1   σ1 * dA 
Ix  y dA  Ix S
y y dM
K  F2  F1  S
ya
(M  dM)
ya
(M  dM) Ix
F2   σ3 * dA 
y
Ix  y dA 
y
Ix
S

K timbul karena adanya gaya gesek antara dua lapisan elemen balok pada
potongan C-C. Pada potongan C-C timbul tegangan geser “”. Akibat gaya
gesek K maka pada potongan C-C akan timbul tegangan geser sebesar “”

26
05/02/2023

Bagian atas

dy
balok

y
Bagian bawah
balok

Terjadi gesekan antara bagian sebelah atas dan sebelah bawah pada
potongan C-C
Akibat gaya gesek pada kedua permukaan, maka akan timbul
tegangan permukaan pada bagian potongan C-C yang juga dikenal
sebagai tegangan gesek atau tegangan geser ()
Besarnya tegangan geser () sangat dipengaruhi oleh bidang
gesek pada potongan C-C. Luas bidang gesek = B*dz

Tegangan geser pada potongan C-


C = K dibagi luas bidang geser.

K
τ
B * dz
dM
τ * B * dz  *S
Ix
dM S
dM
τ *
K  F2  F1  S dz B * Ix
Ix
dM
K  τ * B * dz  gaya lintang  D
dz
D*S
Turunan dari persamaan momen
nilainya sama dengan gaya τ
lintang. B * Ix

27
05/02/2023

D*S
τ
B * Ix
untuk elemen dA  B * dy
S  B * y * dy

M * ya (MdM)*ya
σ1  σ3
Ix Ix

dy
dy
ya

ya

y
y

Penampang balok persegi


empat BxH

1
Ix  B * H3
12
1 1 1
S  B * ( H  y) * * ( H  y )
2 2 2
1 1 Karena nilai D pada satu potongan konstan, pada
S  B*( H2  y 2 ) penampang berbentuk persegi empat nilai B dan Ix
2 4 juga konstan, maka perubahan tegangan geser
ditentukan oleh nilai statis momen S.
D*S
τ  diagram geser berbentuk parabolis
B * Ix
Karena nilai S merupakan fungsi kuadrat dalam “y”, maka perubahan
nilai y akan menyebabkan perubahan nilai tegangan geser berbentuk
fungsi kuadrat ( parabolis).

28
05/02/2023

Penampang balok persegi


empat BxH

Gambar diagram
tegangan geser untuk
penampang persegi
empat

Pada posisi atau sisi atas H


dan bawah balok y = H/2 y
2
1
Ix  B * H3
12
1
S  B*( H 2  y 2 )  0
4
τ0

y0
1
Ix  B * H3
12
1 1 1
S  B * ( H 2 )  BH 2
2 4 8
1
D * BH 2
8 D
Pada posisi sumbu berat τ 
penampang y = 0 1 2
B * BH 3 BH
12 3

29
05/02/2023

y0
1
Ix  B* H3
12
1 1 1
S  B*( H2 )  BH 2
2 4 8
1
D * BH 2
8 D
τ 
1 2
B * BH 3 BH
12 3

D
τ 
2
BH
3
D D
τ  
2 A'
BH
3
Rumus tegangan geser di
atas hanya berlaku untuk
penampang persegi empat

30

Anda mungkin juga menyukai