Menyikapi Kesalahan Guru - Ust. Abdullah Zaen
Menyikapi Kesalahan Guru - Ust. Abdullah Zaen
Pemateri:
Ust. Abdullah Zaen, Lc., M.A
Perangkum:
Abu Yusuf Wisnu Prasetya, S.H
Tata Letak:
Team Pustaka an-Nafidzah
Layout:
Team Pustaka an-Nafidzah
Cetakan:
Pertama, Sya’ban 1445 H / Febuari 2024 M
14x20 cm | 20 hlm.
1
MUKADIMAH PERANGKUM
3
4
MENYIKAPI KESALAHAN GURU
ِ ِ ِ
ُ فَإِ ْن ََلْ ََت ُدوا َما تُ َكاف ُؤونَه،ُ فَ َكاف ُؤوه،صنَ َع إِلَْي ُك ْم َم ْعُروفًا َ َوَم ْن
.ُفَ ْادعُوا لَهُ َح ىَّت تَ َروا أَنى ُك ْم قَ ْد َكافَأُُْتُوه
5
“Barangsiapa yang melakukan kebaikan kepada
kalian, maka balaslah kebaikannya.Seandainya engkau tidak
punya sesuatu untuk membalas kebaikannya, maka
doakanlah dia sampai kira-kira doa kalian itu sepadan dengan
kebaikannya.”1
Sabda beliau, “Barangsiapa berbuat kebaikan kepada
kalian…,” kebaikan di sini mencakup kebaikan duniawi
maupun ukhrowi.
Contoh kebaikan duniawi; seseorang memberikan
makanan kepada kita, maka kita membalasnya dengan
mengirim makanan yang jauh lebih baik dari apa yang dia
beri.
1
HR. Abu Dawud, no. 1672. Dinilai shahiih oleh Imam Ibnu Hibban, al-
Hakim, adz-Dzahabi dan Syekh al-Albani.
6
Ada seorang petani masuk ke ladang. Sampai di pintu
ladang, ada seekor anjing yang kondisinya terlihat kelaparan.
Maka, petani itu pun masuk ke tempat peristirahatan, lalu
memakan makanan yang ia bawa sebagai bekal, kemudian
sisa-sisa makanan itu ia berikan kepada si anjing tadi. Maka,
mulai hari itu juga, anjing tersebut selalu menjaga ladang si
petani itu sampai bertahun-tahun.
Anjing “saja” tahu membalas budi, nah ini kok ada
murid tidak tahu balas budi?!
7
jauh dari ilmu. Inilah salah satu proyek iblis untuk
menyesatkan manusia.
Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah ta’la ketika
menjelaskan beberapa perangkap iblis, beliau menyatakan
ada enam perangkap. Saat beliau menjelaskan perangkap-
perangkap itu, beliau menyampaikan seperti ini; bahwa salah
satu perangkap iblis adalah menjerumuskan manusia ke dosa
besar. Ketika yang terjerumus adalah ahli ilmu, maka setan
akan berupaya bagaimana caranya agar ahli ilmu ini jatuh
kehormatannya di hadapan manusia. Ketika kehormatan
jatuh, maka umat akan menjauhi ulama, dan mereka tidak
mau menghadiri majelis-majelis ilmu, hingga pada akhirnya
mereka pun berada di dalam kebodohan. Dan itu pula yang
pernah disampaikan oleh Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah.
Jadi, menyikapi kesalahan ulama tidak boleh
sembarangan. Karena dampak buruk yang akan ditimbulkan
tidak hanya mengenai beliau (ulama/ustaz) saja, namun juga
bisa menimpa (berdampak kepada) umat.
8
1. Kita punya kewajiban untuk menjelaskan kebenaran
dan menerangkan kesalahan.
2. Kita punya kewajiban untuk menghargai dan
menghormati para ulama.
Dua kewajiban ini sangat bisa untuk dilakukan secara
bersamaan. Sebagian orang mengira, bahwa dua hal ini tidak
bisa dilakukan secara bersama-sama. Menurut mereka, kalau
kita menjelaskan kebenaran, menerangkan kesalahan ulama,
berarti harus menjatuhkan harga diri atau kehormatan ulama
yang melakukan kesalahan tersebut, dari mana aturan seperti
ini?! Sebaliknya, ketika kita ingin menghormati ulama, bukan
berarti kita membiarkan kesalahan mereka. Bukan berarti kita
membuat kebenaran itu menjadi kabur tidak jelas.
Demikianlah pernyataan Lajnah ad-Da’imah, ketika
ditanya tentang bagaimana menyikapi orang-orang yang suka
menjatuhkan kehormatan harga diri dan kehormatan ulama,
maka mereka menjelaskan dua poin penting di atas, yaitu;
yang pertama bayaanul haq (kewajiban menjelaskan
kebenaran), dan yang kedua ihtiraamu ahlil ‘ilmi (menjaga
kehormatan dan harga diri ulama walaupun mereka
melakukan kesalahan).
11
“Lah, tapi kata fulan antum memelihara tuyul. Dia
melihat bahwa ada anak kecil gundul lari-lari di depan rumah
antum, ustaz?”
12
Contoh: Sekarang sudah banyak yang memakai batik,
kan? Dan banyak pula yang pakai songkok hitam. Dahulu,
“salafi” ndak ada yang begitu. Sebagian dari mereka tidak ada
yang memakai batik dan songkok hitam. Rata-rata dari
mereka memakai gamis dan peci putih. Dulu, memakai batik
terasa aneh sekali, sehingga dahulu memakai baju batik
dianggap sebagai penyimpangan dalam manhaj.
Ada salah seorang ustaz, beliau memakai baju koko
dan bawahnya memakai sarung, lalu dia dicap sebagai Sururi.
Subhanallah! Jadi, belum tentu juga permasalahan yang
katanya dianggap kesalahan itu sebuah kesalahan. Bisa jadi,
itu bukan termasuk kesalahan. Dan ternyata benar, setelah
kita dipelajari lebih dalam, ternyata itu bukan sebagai
tasyabbuh, justru para ulama kita menjelaskan agar kita
mengenakan pakaian yang umum, yang dipakai oleh
masyarakat sekitar selama tidak menyelisihi syariat.
3. Jangan mengikuti kesalahan tersebut
Kapankah kita melakukan langkah yang ketiga ini?
Yaitu setelah memastikan bahwa apa yang dilakukan itu
adalah kesalahan. Setelah memastikan bahwa itu adalah
kesalahan, maka jangan sampai mengikuti kesalahan tersebut
sebagai bentuk balas budi kepada guru kita.
Kok bisa begitu? Ya, begitu, karena guru kita
mengajari kita ingin mendapatkan pahala jariyah, bukan dosa
jariyah. Jika murid mengikuti kesalahan gurunya, maka yang
akan didapatkan oleh sang guru adalah dosa jariyah.
13
Oleh karena, itu saya (ust. Abdullah Zaen) sering
menyampaikan kepada murid-murid saya, “Antum tau bahwa
ana itu manusia biasa, dan mungkin sekali melakukan
kesalahan. Tolong, jangan ikuti kesalahan ana. Ana ingin
mendapatkan pahala jariyah, bukan dosa jariyah.”
Maka, salah satu bentuk kebaikan (balas budi) kita
kepada guru kita, adalah dengan tidak mengikuti kesalahan
yang dilakukan oleh guru kita, supaya guru kita tidak terkena
“getahnya”, yaitu getah atas kesalahan yang dilakukan oleh
beliau, yang kemudian ditiru oleh murid- muridnya. Guru kita
adalah manusia biasa, yang mana kemungkinan bisa
melakukan kesalahan dan kekurangan dalam mendidik
anaknya, istrinya, keluarganya, maka jika kita melihat itu
terjadi pada guru kita, maka jangan hal itu dijadikan sebagai
dalih.
14
Apa itu uzur? Uzur adalah alasan, yaitu alasan untuk
memaklumi kesalahan yang dilakukan oleh ustaz tersebut.
Ingat pesan Umar bin al-Khaththab radhiyallahu’anhu,
15
keliru, maka carilah uzur untuknya. Bisa jadi dalil belum
sampai ke ulama tersebut.
“Masa ulama tidak tahu dalil?”
16
dha’iif. Perbedaan semacam ini merupakan hal yang lumrah.
Biasa di kalangan para ulama hadis.
Jadi, yang kita bahas di sini ialah perbedaan pendapat
yang terjadi di antara para ulama, bukan para juhala. Para
ulama yang berbeda pendapat semisal Ibnu Abdil Hadi
dengan Ibnul Mulaqqin, Ibnul Jauzi dengan an-Nawawi,
mereka itu semua para ulama. Perbedaan pendapat yang
terjadi di antara mereka adalah sesuatu yang wajar dan biasa.
5. Berilah nasihat secara halus dan rahasia
***
18
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
19
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………
20