Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI


Dosen Pengampu: Leni Apriani S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh:
Altrio Tarigan 236610715
Gilang Putra Pratama 236610410
Rizal Febri Pratama 236610093
Sandi Apferta Pramana 236610051
Tri Wahyu Ningsih 236610604

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2023/2024
KATA PENGANTAR

Dengan segala rasa syukur, kami memulai dengan ungkapan puji kepada Allah
SWT., yang telah memberikan berbagai nikmat kesehatan dan petunjuk-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Dasar-dasar Penjas dengan judul
“PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI” ini.
Shalawat dan salam kami persembahkan kepada Nabi besar, Muhammad saw., yang
telah memberikan petunjuk dalam Al-Qur’an dan sunnahnya, sebagai pedoman hidup bagi
keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang harus kami selesaikan dalam mata
kuliah Dasar-dasar Penjas di program studi Pendidikan Jasmani dan Rekreasi Universitas
Islam Riau. Kami juga ingin menyampaikan terimakasih kepada Ibu Leni Apriani S.Pd.,
M.Pd., selaku dosen pengampu. Kami sadar bahwa makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca untuk meningkatkan kualitas makalah ini.

Pekanbaru, 19 Desember 2023

Penulis

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
2.1 Model Pembelajaran Dalam Pendidikan Jasmani.......................................................3
2.2 Model Pembelajaran Konvensional..................................................................................5
2.3 Metode Pembelajaran Inkuiri...........................................................................................7
2.4 Metode Pembelajaran Kooperatif...................................................................................11
2.5 Metode Pembelajaran Taktis..........................................................................................13
BAB III.....................................................................................................................................17
PENUTUP................................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan................................................................................................................17
3.2 Kritik dan Saran..............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan jasmani merupakan instrumen yang efektif untuk mendidik peserta
didik, pendidikan jasmani merupakan komponen kunci untuk mencapai pendidikan
yang berkualitas dan menjadi bagian integral dari pembelajaran sepanjang hidup.
Pendidikan jasmani merupakan sarana untuk mendorong perkembangan keterampilan
motorik, kemampuan jasmani, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai (sikap,
mental-emosional-religius dan sosial), serta pembiasaan untuk menjalani gaya hidup
sehat untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang. Model
pembelajaran dalam pendidikan jasmani menjadi bagian penting untuk dapat
mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran disetiap jenjang pendidikan. model
pembelajaran penjas terdiri dari berbagai macam model yang dapat diterapkan oleh
guru, diantaranya yaitu model pembelajaran konvensional, model inkuiri, model
kooperatif dan model pembelajaran taktis.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas maka dapat disimpulkan rumusan masalahnya
sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud model pembelajaran dalam pendidikan jasmani?


2. Bagaimanakah model pembelajaran konvensional?
3. Bagaimanakah model pembelajaran inkuiri?
4. Bagaimanakah model pembelajaran kooperatif?
5. Bagaimanakah model pembelajaran taktis?

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana model pembelajaran dalam pendidikan jasmani.


2. Untuk mengetahui bagaimana model pembelajaran secara konvensional.
3. Untuk mengetahui bagaimana model pembelajaran secara inkuiri.
4. Untuk mengetahui bagaimana model pembelajaran secara kooperatif.
5. Untuk mengetahui bagaimana model pembelajaran secara taktis.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Model Pembelajaran Dalam Pendidikan Jasmani


Strategi metode pembelajaran adalah komponen penting untuk menentukan
keberhasilan terhadap proses pembelajaran (Budi et al., 2019). Strategi metode
pembelajaran sangatlah berbeda satu dengan yang lainnya tetapi saling berkaitan.
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang bersifat masih sangat umum. Oleh karena itu strategi dan metode
pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau bergantung pada pendekatan
tertentu. Menurut Sanjaya (2013) dan Suherman (2009) menyatakan bahwa Terdapat
dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru dan
pendekatan yang berpusat pada siswa. Selain pendekatan, ada istilah lain yang sering
digunakan dalam proes pembelajaran yaitu model pembelajaran.
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang akan disajikan secara khusus. Dengan kata
lain, model pembelajaran merupakan bingkai dari penerapan suatu pendekatan
pembelajaran. Berkenaan dengan model pembelajaran, Trianto (2007) menjelaskan
bahwa Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat kita
gunakan untuk mendesain pola-pola mengajar secara tatap muka di dalam kelas atau
mengatur tutorial dan untuk menentukan material atau perangkat pembelajaran
termasuk di dalam buku-buku, filem-filem, program-program, media dan kurikulum
(sebagai kursus untuk belajar).
Strategi merupakan sebuah upaya untuk mencari perubahan dari sebuah
tatanan yang ada. Suherman (2009) menyebutkan bahwa Strategi itu adalah suatu
ketentuan yang ditetapkan secara lebih rinci dan berlandaskan pada tujuan. Sedangkan
menurut Juliantine, Subroto (2001) menyebutkan bahwa Strategi merupakan suatu
prosedur memilih, menetapkan dan memadukan kegiatan-kegiatan dalam upaya
mencapai tujuan pembelajaran. Perumusan strategi adalah penentuan pilihan terbaik
dari sejumlah pilihan yang berhasil diidentifikasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.

2
2.2 Model Pembelajaran Konvensional
Model pembelajaran konvensional adalah model atau pendekatan yang
dilakukan guru dalam proses belajar dan mengajarnya disekolah dengan
menggunakan drill (pengulangan) dan pemberian cara demonstrasi atau contoh
dengan tujuan mendapatkan keterampilan gerak. Dalam model pembelajaran
konvensional juga pembelajarannya dapat dikatakan pembelajaran yang berdominan
pada pemberian informasi, memperagakan suatu gerakan, dan pemberian kesempatan
untuk menampilkan aktivitas kerja gerak secara langsung.
Pada model ini suatu pembelajaran selalu berpedoman pada materi yang sudah
tertera pada kurikulum pembelajaran penjas disekolah. Dengan kata lain tugas guru
dalam pembelajaran konvensional yaitu guru lebih sering menggunakan strategi
penyampaian informasi secara langsung kepada siswa dengan mengikuti urutan materi
dalam kurikulum. Dalam hal ini keberhasilan pembelajaran penjas dapat dilihat dari
bagaimana guru menuntaskan seluruh materi yang ada didalam kurikulum dalam
proses pembelajarannya. Pembelajaran konvensional juga aktivitas belajarnya lebih
menekankan pada buku pedoman materi pembelajaran atau yang biasa kita kenal
sebagai buku teks. Oleh karena itu pembelajaran konvensional dinilai kurang dalam
pemberian aktivitas yang mengedepankan keterampilan.
Dalam pendidikan jasmani, metode pembelajaran konvensional umumnya
mencakup sejumlah pendekatan tradisional yang masih banyak digunakan di kelas
olahraga atau pelajaran jasmani. Beberapa metode konvensional dalam pendidikan
jasmani melibatkan:
1. Demonstrasi oleh Guru:
Guru memberikan instruksi verbal sambil melakukan demonstrasi gerakan
atau teknik olahraga tertentu. Siswa kemudian diminta untuk meniru gerakan
tersebut.
2. Pemberian Perintah Langsung:
Guru memberikan perintah langsung untuk melakukan aktivitas fisik
atau latihan tertentu. Ini dapat mencakup pengaturan langkah-langkah spesifik
yang harus diikuti oleh siswa.
3. Latihan Drill dan Repetisi:
Siswa melakukan latihan drill dan repetisi untuk memperbaiki
keterampilan dan teknik olahraga tertentu. Pendekatan ini bertujuan untuk
meningkatkan keahlian melalui praktik yang konsisten.

3
4. Evaluasi Kinerja Fisik:
Siswa dievaluasi berdasarkan kemampuan fisik mereka dalam hal
kecepatan, daya tahan, kekuatan, dan keterampilan lainnya. Evaluasi seringkali
bersifat formal, seperti tes kebugaran fisik
5. Pembelajaran Berbasis Kelompok:
Pembagian siswa menjadi kelompok-kelompok kecil untuk
berpartisipasi dalam aktivitas atau permainan tertentu. Ini bertujuan untuk
membangun kerjasama dan keterlibatan siswa dalam kelompok.
6. Pembelajaran Berbasis Permainan:
Menggunakan permainan olahraga atau kegiatan fisik yang menantang
untuk mengajar keterampilan, strategi, dan konsep yang terkait dengan olahraga
tertentu.
Meskipun metode pembelajaran konvensional masih digunakan,
pendidikan jasmani juga semakin mengintegrasikan pendekatan inovatif dan
kreatif untuk meningkatkan keterlibatan siswa, seperti pendekatan berbasis
permainan, teknologi pendidikan, dan penekanan pada kebugaran menyeluruh.

2.3 Metode Pembelajaran Inkuiri


Model pembelajaran Inkuiri merupakan sebuah proses dalam menjawab
pertanyaanpertanyaan dan memecahkan masalah berdasarkan pengujian logis atas
fakta-fakta dan observasi-observasi. Selanjutnya model inkuiri menggunakan proses
untuk membelajarkan konten dan membantu peserta didik berpikir secara analisis
(Masek & Yamin, 2011). Lebih lanjut (Juliantine, 2010) menjelaskan menjelaskan
bahwa :
“model pembelajaran inquiry dapat digunakan untuk mengembangkan
kreativitas, sebab dalam model inquiry proses pembelajarannya adalah guru
membingkai masalah dan siswa memulai untuk berpikir dan bergerak, siswa diberi
kebebasan untuk mengeksplorasi jawaban yang memungkinkan”.
Dalam pembelajaran inkuiri, biasanya siswa akan saling bekerja sama untuk
mengambil keputusan. Pada saat ini siswa berupaya untuk mengobservasi dan
mengevaluasi hasil yang didapatkan untuk selanjutnya secara bersama-sama
mengambil keputusan akhir. Dengan model ini siswa dibangkitkan rasa belajarnya
melalui berbagai masalah mengenai perkembangan fisik, sosioemosional, kognitif,
afektif, dan nilai-nilai moral. Selain itu juga Subroto (2001) model inkuiri bisa efektif

4
untuk seluruh tingkatan kelas seandainya tingkatan permasalahan kognitif dan
psikomotor yang di berikan pada siswa sesuai dengan kesiapan perkembangannya.
Penerapan metode pembelajaran inkuiri dalam pendidikan jasmani bertujuan
untuk mendorong siswa berpikir kritis, meningkatkan pemahaman konsep, dan
memotivasi mereka untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan fisik. Berikut adalah
beberapa strategi inkuiri yang dapat diterapkan dalam konteks pendidikan jasmani:
1. Penelitian Tindakan:
Siswa dapat merancang dan melaksanakan penelitian tindakan untuk
memahami dampak latihan fisik atau gaya hidup sehat terhadap kesejahteraan
mereka. Ini melibatkan perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi atas tindakan
yang diambil.
2. Penemuan Berbasis Olahraga:
Siswa diberikan kebebasan untuk menyelidiki aturan, strategi, atau
sejarah suatu cabang olahraga. Mereka dapat merumuskan pertanyaan,
melakukan penelitian, dan berbagi temuan mereka dengan kelas.
3. Studi Kasus Kebugaran:
Siswa dapat mengkaji studi kasus kebugaran dan kesehatan, termasuk
analisis tentang bagaimana aktivitas fisik dapat memengaruhi berbagai aspek
kesehatan. Mereka kemudian dapat membuat rekomendasi untuk memperbaiki
kesehatan atau kebugaran.
4. Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Kegiatan Fisik:
Memberikan situasi atau masalah di lapangan yang memerlukan
pemecahan masalah fisik. Siswa kemudian harus merancang solusi atau strategi
untuk mengatasi tantangan tersebut.
5. Analisis Gerakan:
Siswa dapat melakukan analisis gerakan untuk memahami teknik dan
strategi yang terlibat dalam suatu kegiatan olahraga atau aktivitas fisik tertentu.
Mereka dapat mencari tahu bagaimana teknik gerakan dapat memengaruhi hasil
akhir.
Penerapan metode inkuiri dalam pendidikan jasmani dapat memberikan
pengalaman pembelajaran yang lebih mendalam dan relevan bagi siswa, membantu
mereka mengaitkan konsep teoritis dengan pengalaman fisik praktis.

5
2.4 Metode Pembelajaran Kooperatif
Pada saat ini, model pembelajaran kooperatif menjadi salah satu model
pengajaran pendidikan yang dilakukan oleh seluruh dunia. Pada awalnya, Slavin
menamai model tersebut dengan istilah Kelompok Belajar Siswa (Student Team
Learning/STL) dan kemudian merubahnya menjadi istilah Pembelajaran Kooperatif
(Cooperative Learning/CL). Metzler (2000) dan Slavin (2008) mengemukakan bahwa
Model pembelajaran kooperatif didasari oleh tiga konsep, yaitu penghargaan
kelompok, tanggung jawab individu dan kesempatan yang sama untuk berhasil.
1. Penghargaan Kelompok, dasar dari pembelajaran kooperatif adalah pemberian
tugas lepada setiap kelompok. Semua kelompok dapat bekerja pada tugas yang sama
atau bekerja berbeda tetapi masih saling berhubungan.
2. Tanggung Jawab Individu, bagian penting lainnya dari tugas pembelajaran
adalah spesifikasi bahwa penampilan semua angggota kelompok dimasukan dalam
skor kelaompok atau penilaian kelompok.
3. Kesempatan Yang Sama Untuk Berhasil, proses pemilihan kelompok sangat
penting bagi setiap siswa. Dalam model ini dibentuk kelompok kecil (4 s.d 6 siswa
per kelompok) yang heterogen.
Berdasarkan pemaparan konsep dan tujuan model pembelajaran kooperatif di
atas, jelas kiranya bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif
diharapkan akan terjadi hubungan/interaksi antar siswa, baik dalam kelompok maupun
antar kelompok, siswa akan mendapat kesempatan yang sama untuk berhasil, dan
siswa anak memiliki tanggung jawab individu untuk meningkatkan prestasi akademik,
terutama pada pembelajaran pendidikan jasmani di setiap jenjang pendidikan.
Penerapan metode pembelajaran kooperatif dalam pendidikan jasmani dapat
meningkatkan keterlibatan siswa, membangun keterampilan sosial, dan
mempromosikan kerjasama tim. Berikut adalah beberapa metode kooperatif yang
dapat diterapkan:
1. Tim Olahraga:
Siswa dikelompokkan menjadi tim untuk berpartisipasi dalam berbagai
kegiatan olahraga, seperti permainan basket, sepak bola, atau voli. Kolaborasi
diperlukan untuk mencapai tujuan tim.

6
2. Relay Games (Permainan Estafet):
Siswa berpartisipasi dalam permainan estafet yang memerlukan
kerjasama dan koordinasi antaranggota tim. Ini dapat mencakup lari estafet,
berenang estafet, atau permainan lainnya.
3. Kooperatif dalam Pengembangan Keterampilan:
Siswa bekerja sama untuk mengembangkan keterampilan tertentu,
seperti teknik lempar bola atau strategi dalam suatu cabang olahraga. Mereka
memberikan umpan balik positif dan bantuan kepada rekan setim mereka.
4. Pertandingan Timbal Balik:
Kelompok siswa mengadakan pertandingan atau lomba antar tim,
menciptakan situasi kompetitif yang melibatkan kerjasama dan dukungan
antaranggota tim.
5. Kooperatif dalam Perencanaan Latihan:
Siswa bekerja sama dalam merencanakan dan merancang latihan atau
rutinitas kebugaran. Ini mempromosikan partisipasi aktif dan tanggung jawab
bersama.
Penerapan metode pembelajaran kooperatif dalam pendidikan jasmani
membantu menciptakan lingkungan di mana siswa dapat belajar bersama, membangun
keterampilan sosial, dan merasakan manfaat dari kerjasama tim di bidang kebugaran
dan olahraga.

2.5 Metode Pembelajaran Taktis


Proses pembelajaran pendidikan jasmani, khususnya pembelajaran permainan
terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan, yaitu pendekatan teknis dan
pendekatan taktis. Pendekatan teknis adalah suatu pendekatan yang lebih menekankan
terhadap penguasaan teknik dari suatu permainan atau olahraga, sedangkan
pendekatan taktis menekankan kepada taktik bermain dari suatu permainan dalam
olahraga (Budi et al., 2019).
Penerapan metode pembelajaran taktis dalam pendidikan jasmani bertujuan
untuk mengembangkan pemahaman taktis siswa dalam berbagai kegiatan olahraga.
Berikut adalah beberapa strategi taktis yang dapat diterapkan:

7
1. Analisis Permainan:
Siswa menganalisis pertandingan olahraga tertentu untuk memahami
strategi, taktik, dan peran setiap pemain. Mereka dapat membahas aspek-
aspek taktis yang memengaruhi hasil pertandingan.
2. Simulasi Pertandingan:
Siswa terlibat dalam simulasi pertandingan di mana mereka dapat
menerapkan taktik yang telah dipelajari. Ini menciptakan situasi yang mirip
dengan pertandingan sebenarnya.
3. Diskusi Taktis:
Guru memfasilitasi diskusi taktis di kelas, di mana siswa berbagi
pemahaman mereka tentang taktik yang dapat digunakan dalam berbagai
olahraga. Diskusi melibatkan analisis taktis dan perencanaan strategi.
4. Pembelajaran Berbasis Masalah:
Siswa dihadapkan pada situasi atau tantangan taktis dalam permainan
olahraga dan diminta untuk merumuskan solusi atau strategi untuk
mengatasinya.
5. Permainan Taktis:
Penggunaan permainan khusus yang menekankan pada pengembangan
pemahaman taktis. Ini dapat mencakup permainan yang memerlukan
kerjasama, koordinasi, dan pengambilan keputusan taktis.
Penerapan metode pembelajaran taktis membantu siswa mengembangkan
pemahaman mendalam tentang strategi dan taktik dalam berbagai olahraga, serta
meningkatkan kemampuan mereka dalam membuat keputusan taktis yang cerdas.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas
jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan
ketrampilan motorik, pengetahuan, perilaku hidup sehat, aktif, sikap sportif, dan
kecerdasan emosi. Pengalaman belajar yang disajikan akan membantu untuk
memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukannya gerakan
yang aman, efisien dan efektif. Belajar adalah mengajar siswa menggunakan prinsip-
prinsip pendidikan dan teori-teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan
pendidikan.

3.2 Kritik dan Saran


Manusia dalam berbuat tentunya terdapat kesalahan. Terlebih dalam kegiatan
menyusun makalah ini. Untuk itu, penulis harapkan dari pembaca dalam kritik dan
sarannya guna perbaikan penyusunan makalah selanjutnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://journal.uny.ac.id/index.php/majora/article/download/34259/pdf
https://www.researchgate.net/publication/
348885246_Model_Pembelajaran_dalam_Pendidikan_Jasmani
https://ejournal.upi.edu/index.php/penjas/article/download/4119-18/pdf
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJP/article/view/33742/17966

10

Anda mungkin juga menyukai