Anda di halaman 1dari 41

BAB 4

IMPLEMENTASI

4.1. Pelaksanaan
Desiminasi awal yang dilakukan pada tanggal 12 Februari 2024, didapatkan beberapa
permasalahan yang ada di ruang Paru (Al-Fath) dan disepakati untuk diselesaikan
diantaranya adalah belum optimalnya sosialisasi visi misi ruangan Paru (Al-Fath),
belum optimalnya sosialisasi Struktur Organisasi di ruangan Paru (Al-Fath), dan
belum adanya SOP PLB (purse lips breathing) di Paru (Al-Fath).

Dimulai dari pelaksanaan Role Play pada tanggal 16 Februari 2024 oleh mahasiswa
Ners Universitas Muhammadiyah Banjarmasin yang berjumlah 8 (Delapan) orang
dan terbagi menjadi 2 (dua) tim. Dalam satu tim terdiri dari 3 (tiga) shift pagi, siang
dan malam. Role Play ini dilakukan sejak tanggal 16 Februari s.d 29 Februari 2024
dengan jumlah kamar kelolaan secara keseluruhan 1 kamar yang terdiri dari 5 tempat
tidur pasien. Adapun hasil dari Role Play di ruang Paru (Al-Fath) RSUD Brigjend H.
Hasan Basery Kandangan adalah sebagai berikut :
4.1.1 Material (Sarana dan Prasarana) Membuat Struktur Organisasi
Ruangan Paru (Al-Fath) Yang Terbaru

Berdasarkan hasil pengkajian dari hasil wawancara dan observasi didapatkan


data (masalah) bahwa didapatkan kalau struktur organisasi belum di update
untuk nama-nama perawatnya dan belum ditempel struktur yang baru karena
adanya pergantian kepala ruangan sehingga masih proses perbaikan. Maka
dari tanggal 12 Februari s.d 29 Februari 2024 dilaksanakan implementasi
dengan membuat, menyerahkan struktur organisasi di Ruang Paru (Al-Fath)
yang sesuai dengan metode Primer yang diterapkan dan memasangnya di
Ruang Paru (Al-Fath) di tempat yang telah disepakati dengan kepala ruangan.

Pembuatan struktur organisasi merupakan salah satu model/pendekatan system


dalam pengorganisasian di Ruangan perawatan. Pengorganisasian sebagai
proses membagi kerja kedalam tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai
dengan kemampuannya dan mengalokasikan sumber daya manusia, serta
mengkoordinasikannya dalam rangka efektifitas pencapaian tujuan organisasi.

179
18

Apabila serangkaian kegiatan telah disusun dalam rangka mencapai tujuan


organisasi, maka untuk pelaksanaan kegiatan tersebut harus diorganisasikan.
Agar organisasi dapat berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan secara
efektif, maka dalam fungsi organisasi harus terlihat pembagian tugas dari
tanggung jawab orang-orang atau karyawan yang akan melakukan kegiatan
masing-masing.

Pengorganisasian di ruangan MAKP dilakukan dengan menerapkan sistem


yang ada dalam proses pemberian pelayanan. Menerapkan metode tim.
Dimana metode Primer yang terdiri dari perawat Primer dan perawat
Pelaksana dalam pemberian asuhan keperawatan terhadap semua pasien.

Gambar 4.1 Struktur organisasi ruang Paru (Al-Fath) RSUD Brigjend H. Hasan
Basry Kandangan
18

Material (Sarana dan Prasarana) membuat papan visi misi ruangan


Paru (Al-Fath)
Berdasarkan hasil pengkajian dari hasil wawancara dan observasi didapatkan
data (masalah) bahwa terdapat visi misi Rumah Sakit di dinding nurse station
namun visi misi ruang paru tidak terlihat di tempel di dinding karena masih
prose pembaharuan visi misi. Padahal tujuan adanya visi dan misi yang
tertempel di dinding agar dapat dilihat oleh pasien dan pengunjung sehingga
mereka tahu keunggulan perawatan di ruang Paru (Al-Fath). Maka dari tanggal
16 s.d 29 Februari 2024 dilaksanakan implementasi dengan membuat,
menyerahkan visi misi ruangan di Ruang Paru (Al-Fath) yang sesuai dengan
yang sudah disepakati dan memasangnya di Ruang Paru (Al-Fath) di tempat
yang telah disepakati dengan kepala ruangan.

Proses perumusan visi misinya dengan cara mengkoordinasikan melalui rapat


dan usulan-usulan yang diajukan oleh perawat yang kemudian disepakati
bersama serta untuk mensosialisasikanya yaitu dengan cara penjelasan
langsung ketika rapat.

Gambar 4.2 Visi dan Misi ruang Paru (Al-Fath) RSUD Brigjend H. Hasan Basry
Kandangan
18

4.1.2 Method membuat draf SOP Pursed Lip Breathing (PLB) di ruang Paru
(Al-Fath)
Standar inidkator mutu di RSUD Brigjend H. Hasan Basery Kandangan
khususnya di ruang Paru (Al Fath) menggunakan standar indikator mutu
ruangan dengan barcode kepuasan pasien. Untuk menilai tingkat kepuasan
pasien terhadap pelayanan dilakukan oleh tenaga kesehatan selama 1 bulan
sekali. Selama 1 tahun terakhir yaitu pada tahun 2023 presentase dari
kuesioner 14 indikator mutu tersebut yaitu dengan nilai rata-rata 89,4% tingkat
pencapaiannya.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan kepala ruangan,


didapatkan belum adanya SOP untuk perawatan luka sesuai dengan kondisi
luka.
DRAF OPERASIONAL
PURSED LIP BREATHING
NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN 1/2
STANDAR Ditetapkan : Kandangan,
PROSEDUR Tanggal Terbit DIREKTUR
OPERASIONAL

dr. Hj. Siti Zainab


Pengertian Purse lips breathing adalah latihan pernapasan dengan menghirup
udara melalui hidung dan mengeluarkan udara dengan cara bibir
lebih dirapatkan atau dimonyongkan dengan waktu ekshalasi lebih
di perpanjang. Terapi rehabilitasi paru paru dengan purse lips
breathing ini adalah cara yang sangat mudah dilakukan, tanpa
memerlukan alat bantu apapun, dan juga tanpa efek negatif seperti
pemakaian obat-obatan (Suzanne c. Smeltzer, 2013).
Tujuan Meningkatkan kemampuan otot-otot pernafasan
Meningkatkan ventilasi paru
Memperbaiki oksigenasi
Kebijakan
Pesiapan Alat 1. Buku catatan
2. Alat tulis
3. Lembar Informed Consent
Prosedur Kerja 1. Tahap PraInteraksi
a. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien
b. Cuci tangan
c. Siapkan alat yang diperlukan
2. Tahap Orientasi
a. Lakukan kebersihan tangan sesuai dengan SOP.
b. Sampaikan salam dan memperkenalkan diri.
c. Lakukan identifikasi pasien sesuai dengan SOP.
18

d. Sampaikan maksud dan tujuan tindakan.


e. Jelaskan langkah dan prosedur tindakan.
f. Kontrak waktu dengan pasien.
g. Tanyakan kesiapan pasien sebelum tindakan dilakukan.
h. Berikan privasi untuk pasien jika pasien membutuhkan.
3. Tahap Kerja
a. Atur posisi pasien dalam posisi semi fowler.
b. Instruksikan pasien untuk mengambil napas dalam,
kemudian mengeluarkannya secara perlahan-lahan
melalui bibir yang membentuk seperti huruf O.
c. Ajarkan bahwa pasien perlu mengontrol fase ekhalasi
lebih lama dari fase inhalasi.
d. Menarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik
sampai dada dan abdomen terasa terangkat lalu jaga
mulut agar tetap tertutup selama inspirasi dan tahan
napas selama 2 detik.
e. Hembuskan napas melalui bibir yang dirapatkan dan
sedikit terbuka sambil mengkontraksikan otot-otot
abdomen selama 4 detik. Lalukan inspirasi dan
ekspirasi selama 5 sampai 8 kali latihan.
f. Selama prosedur, tingkatkan keterlibatan dan
kenyamanan pasien.
g. Kaji toleransi pasien selama prosedur
4. Tahap Terminasi
a. Beritahukan kepada klien bahwa tehnik pernapasan
purse lips breathing yang dilakukan telah selesai
b. Berikan reinforsement positif kepada klien
c. Kontrak waktu untuk pertemuan berikutnya
d. Bereskan alat-alat
e. Cuci tangan
5. Tahap Dokumentasi
Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan
18

4.2 Penerapan metode MAKP


4.2.1 Persiapan
Proses persiapan pelaksanaan MAKP dilakukan dengan menerapkan sistem
yang ada dalam proses pemberian pelayanan. Menerapkan metode tim dengan
pembagiaan pasien kelolaaan berdasarkan pasien yaitu 3 pasien untuk tim 1
dan 2 pasien untuk tim 2 masing – masing tim dipimpin oleh 1 orang katim
dan membawahi PP 2 & 3 orang.
Jumlah jam kerja setiap orang:
Dinas pagi : 6,5
jam/hari
Dinas sore : 6,5 jam/hari
Dinas malam : 12 jam/hari.

4.2.1 Pelaksanaan
Dilakukan role play terhadap pelaksanaan penerapan MAKP dari tanggal 16-
29 Februari 2024 di Ruang Paru (Al-Fath) kamar non TB laki-laki, terdiri dari
5 bed. Pembagian tugas dilakukan untuk penetapan sebagai kepala ruangan 1
orang, ketua TIM 1 dan Ketua TIM 2 masing-masing 1 orang, perawat
pelaksana 1-2 orang untuk setiap pergantian shift (pagi, siang, malam).

4.3 Timbang terima


4.3.1 Persiapan
Tujuan timbang terima adalah sebagai berikut
a. Menyampaikan kondisi dan keadaan klien.
b. Menyampaikan hal-hal yang sudah dilakukan dalam asuhan keperawatan
pada klien.
c. Menyampaikan permasalahan keperawatan atau diagnosa keperawatan
klien yang masih ada dan yang sudah terselesaikan.
d. Menyampaikan hal-hal penting yang harus ditindak lanjuti oleh dinas
berikutnya.
e. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
f. Timbang terima yang efektif dapat dilakukan secara lisan atau tulisan.
Timbang terima yang baik bila semua perawat dapat mengikuti
perkembangan klien secara kontinu dan dapat meningkatkan kemampuan
komunikasi perawat, kerjasama yang bertanggung jawab antar anggota
tim perawat
18

4.3.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan role play timbang terima dilaksanakan mulai pada tanggal 16-29
Februari 2024. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift, dilakukan
secara lisan atau tertulis. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa stase manajemen
dan perawat ruangan Al-Fath (ruang paru) RSUD Brigjend H. Hasan Basry
Kandangan. Dalam kegiatan timbang terima, perawat asosiate yang bertugas
pada shift malam melakukan timbang terima (operan) kepada ketua tim yang
bertugas pada shift pagi, begitu juga dari perawat yang dinas shift pagi ke shift
sore dan dari shift sore ke shift malam. Materi timbang terima meliputi
menggunakan SBAR (Situation Background Assessment Recomendation).
Timbang teori diawali dengan penyampaian informasi perkembangan klien di
nurse station oleh perawat yang dinas, setelah itu dilanjutkan berdoa bersama
sebelum memulai kegiatan dan dilanjutkan dengan memvalidasi data yang
telah disampaikan langsung ke kamar klien. Setelah memvalidasi data ketua
tim (perawat primer) mengadakan pre conference kepada masing-masing
perawat pelaksana dan mendelegasikan rencana tindakan pada klien kelolaan
kepada perawat primer.

4.3.3 Evaluasi Timbang Terima


Struktur
1) Semua perawat untuk pergantian shift sudah siap
2) Format timbang terima telah dibuat sesuai dengan format
3) Sarana dan prasaran yang menunjang timbang terima telah tersedia antara
lain: catatan timbang terima dan kelompok shift timbang terima

Proses
1) Proses timbang terima pagi dimulai di nurse station dipimpin oleh kepala
ruangan stage manajemen dan dilaksanakan oleh seluruh perawat yang
telah bertugas dinas manapun perawat yang akan menggantikan
shift.Proses timbang terima pagi ke siang dimulai di nurse station
dipimpin oleh kepala ruangan, kemudian di laporkan oleh ketua tim
masing – masing yang bertugas pada shift pagi dan diikuti oleh semua
perawat asosiete yang telah bertugas pada shift sebelumnya maupun yang
akan menggantikan shift.
2) Isi timbang terima mencakup jumlah klien, diagnosis keperawatan,
intervensi yang telah dilakukan maupun yang belum dilakukan, rencana
tindakan dan tindakan kolaboratif pada hari tersebut.
3) Setelah timbangan terima di nurse station dilanjutkan dengan berkunjung
ke masing-masing bed klien untuk menvalidasi data.
18

4) Perawat primer (ketua TIM) selalu berperan aktif dalam memimpin


validasi data ke bed klien.
Hasil :
1) Timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan
Pada pergantian shift dari malam ke pagi dan dari pagi ke sore dipimpin
oleh kepala ruangan dan laporan dibacakan oleh Ketua TIM I dan ketua
18

TIM II, sedangkan pergantian shift dari sore ke malam dipimpin oleh

perawat penanggung jawab.


2) Timbang terima sudah diterapkan di ruangan Al Fath
Shift Pagi : Pukul 07.30 Wita
Shift Siang : Pukul 14.00 Wita
Shift Malam : Pukul 20.30 Wita
3) Perawat pagi dan sore yang menerima timbang terima tampak fokus
memperhatikan dan perawat yang membacakan laporan
didengarkan/diperhatikan.
4) Pelaporan timbang terima menyampaikan keluhan klien, diagnosa
keperawatan yang muncul, intervensi yang sudah dilakukan dan belum
dilakukan, serta tindakan kolaboratif
5) Timbang terima dilakukan awalnya di nurse station dan kemudian
langsung ke bed klien untuk memvalidasi data.
6) Setiap perawat mengetahui perkembangan klien dan komunikasi antar
perawat berjalan dengan baik.
7) Klien dapat dengan aktif menyampaikan perubahan keluhan yang
dirasakan setiap harinya.
8) Terbina kepercayaan dan kerjasama yang baik antara perawat, klien
maupun keluarga klien.

4.3 Ronde keperawatan


4.3.1 Persiapan
Sebelum kegiatan ronde keperawatan dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan
persiapan seperti berikut ini:
a. Menentukan penanggung jawab ronde keperawatan
b. Menentukan klien yang akan dijadikan subyek dalam ronde keperawatan
yang dianggap memenuhi kriteria
c. Menyusun proposal kegiatan ronde keperawatan
d. Menyiapkan klien dengan membuat informed consent dan membuat hasil
pengkajian.

4.3.2 Pelaksanaan
Menurut teori kegiatan ronde keperawatan diawali dengan pembukaan oleh
kepala ruangan (yang diperankan oleh mahasiswa) dengan memperkenalkan
tim ronde, menjelaskan identitas dan masalah klien serta tujuan dilaksanakan
ronde keperawatan. Selanjutnya dilakukan penjelasan tentang klien oleh ketua
18

tim yang difokuskan pada masalah dan rencana tindakan yang akan
dilaksanakan dan atau telah dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu
didiskusikan. Kegiatan ronde keperawatan dilanjutkan ke kamar klien untuk
dilakukan validasi data dengan mencocokkan dan menjelaskan kembali data
yang telah disampaikan ketua tim. Selain itu melakukan diskusi antar anggota
tim dan klien/keluarga tentang masalah yang muncul pada klien. Kegiatan
berlanjut kembali ke nurse station untuk dilakukan evaluasi dan rekomendasi
intervensi keperawatan. Kegiatan ronde keperawatan dihadiri oleh pejabat RS
yaitu Kabid Keperawatan, Sub Koordinator Keperawatan Rawat Jalan dan
Keperawatan Intensif, Sub Koordinator Keperawatan Rawat Inap, Kepala
Ruangan, Ketua tim ruangan, petugas gizi dan dokter penanggung jawab
pasien. Kegiatan ronde keperawatan dibuka oleh mahasiswa yang berperan
sebagai kepala ruangan. Pelaksanaan ronde keperawatan dilakukan pada hari
senin, 27 Februari 2024, sebelumnya dilakukan pengkajian pada klien yang
memenuhi kriteria yang ditentukan. Pengkajian dari tanggal 24 Februari 2024
dengan diagnosa medis pasien yaitu Pneumothorax.

Pengorganisasian
Kepala ruangan : Yuli Rahman, S. Kep
Ketua Tim I (PP) : Tina Iliyanti, S.kep
Ketua Tim II (PP) : Zakaria Surya, S. Kep
Perawat Pelaksana : Suci Lestari, S. Kep
Wisnawati, S. Kep
Irawan Indera Wiranata, S.Kep
Yedi Yusuf Kasfi Rahman, S. Kep
Dokumentasi : Irawan Indera Wiranata, S.Kep
Fasilitator : Tina Iliyanti, S. Kep
Pembimbing akademik : Yustan Azidin, Ns., M.Kep
Pembimbing Klinik : Saidatunnisa, S.Kep.,Ns

4.3.3 Evaluasi Penilaian ronde keperawatan:


1) Persiapan klien untuk dilakukan ronde keperawatan telah dilakukan
sebelumnya.

2) Pengkajian telah dilakukan terlebih dahulu pada klien yang ditetapkakn


untuk ronde keperawatan.
3) Konsultasi telah dilakukan baik pada pembimbing klinik (C1) atau
pembimbing akademik (CT) untuk penetapan kasus.
4) Informed consent sudah diberikan kepada klien dan keluarga 1 hari
sebelum pelaksanaan pada ronde keperawatan.
18

5) Persiapan tempat telah dilakukan yaitu di ruang Al Fath (pasien ruang


isolasi).
6) Undangan telah dibagikan 1 hari sebelum ronde keperawatan dilakukan
kepada para konselor seperti kepala ruangan Al Fath, pembimbing
akademik, pembimbing klinik (C1), ahli gizi, dokter, petugas farmasi,
serta pejabat struktural dan fungsional yang terkait dengan keperawatan
dan pelayanan rawat inap RSUD Brigjend H.Hasan Basry Kandangan.

Proses :
1) Pelaksanan ronde keperawatan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
yaitu pukul 14.00 - 16.00 WITA
2) Peserta yang berhadir di ronde keperawatan sudah sesuai yang diharapkan.
3) Peserta yang berhadir kepada ruangan Paru (Al-Fath), pembimbing klinik
(C1), pembimbing akademik (CT). dokter, ahli gizi, petugas farmasi,
pembimbing akademik (CT). Kabid Keperawatan, sub koordinator
layanan rawat inap dan sub koordinator layanan rawat jalan
4) Hasil pengkajian dan penyampaian masalah keperawatan yang belum
teratasi telah dijabarkan telebih dahulu oleh perawat primer (Ketu Tim)
mahasiswa profesi ners stase manajemen. Dilanjutkan dengan masukan
dan saran dari konselor: kepala ruang Paru (Al-Fath), pembimbing klinik
(C1), dokter, ahli gizi, dan pembimbing akademik (CT). Kabid
Keperarwatan, sub koordinator layanan rawat inap dan sub koordinator
layanan rawat jalan
5) Validasi dilakukan ke bed klien, peserta yang berhadir pada saat validasi
kekurangan klien mengikuti : kepala ruangan Paru (Al-Fath), pembimbing
klinik (C1), dokter, dan pembimbing akademik (CT).
6) Setelah validasi data, kegiatan dilanjutkan dengan melakukan diskusi.
7) Ronde keperawatan dipimpin oleh kepala ruangan mahasiswa stase
manajemen profesi Ners B Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.
8) Semua konselor yang berhadir aktif memberikan saran, dimana saran
tersebut kemudian disampaikan kepada keluarga klien.
19

Hasil :
1) Konselor aktif menjawab pertanyaan dan memberikan informasi terkait
masalah yang dihadapi klien.
2) Keluarga pasien bersedia menjadi pilihan dalam kegiatan ronde
keperawatan.
3) Solusi dari permasalahan klien telah didapatkan, yaitu :
4) Pemberian makanan ke pasien melalui NGT karena pasien mengalami
sulit menelan dan kondisi sudah sangat lemah

5) Keluarga tidak mengijinkan pemberian makanan melalui slang NGT dengan


hasil ronde keperawatan

6) Keluarga klien telah mendapat penjelasan yang kedua kalinya tentang tujuan
pemasangan NGT untuk perbaikan kondisi pasien, namun keluaga tetap menolak
dan keluarga pasien menanda tangani form penolakan tindakan.

4.4 Supervisi
4.4.1 Persiapan
Sebelum kegiatan supervisi dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan persiapan
seperti berikut ini:
a. Menentukan penanggung jawab dalam supervisi
b. Menentukan klien yang akan dijadikan subyek dalam proses kegiatan
supervisi
c. Menyusun proposal supervisi
d. Melakukan konsultasi dengan preseptor sekaligus penentuan waktu
pelaksanaan
e. Menentukan tindakan yang akan disupervisi

4.4.2 Pelaksanaan
Pada pelaksanaan supervisi awal mulanya dilakukan diruangan kepala ruangan
dimana supervisor menyampaikan alur kegiatan yang disampaikan kepada
kepala ruangan dan didengarkan oleh perawat primer dan perawat asosiate.
Setelah itu, supervisor meminta perawat primer untuk membacakan atau
menguraikan isi daripada SOP PLB dimana SOP itu akan dilaksanakan oleh
perawat asosiate setelah itu kegiatan dilakukan dinurse station dimana perawat
asosiate menyiapkan alat-alat yang akan digunakan saat Teknik pursed
breathing. Kemudian dilanjutkan diruangan pasien, dimana supervisor
mensupervisi perawat asosiate yang sedang melakukan Tindakan perawatan
luka. Setelah selesai supervisor melakukan evaluasi dan pendokumentasian.
19

4.4.3 Evaluasi Struktur


Persiapan dilaksanakan 2 hari sebelum acara dimulai pembuatan proposal, dan
berlatih role play untuk ketua tim dan perawat associate yang akan dilakukan
supervise serta supervisor dalam kegiatan supervisi.
Evaluasi Proses
1) Mengevaluasi jalannya supervise.
2) Mengevaluasi proses pelaksanaan tindakan Teknik pursed lip breathing
sesuai dengan SOP ruangan.
Evaluasi Hasil
1) Pada tahap preinteraksi, perawat sudah mencuci tangan sebelum
menyiapkan alat, alat sudah dipersiapkan dan dicek kembali kelengkapan
alat yang diperlukan
2) Tahapan orientasi, saat pertama bertemu klien dan keluarga klien, perawat
memberikan salam dan menyapa nama klien, perawat juga
memperkenalkan dirinya, menanyakan keluhan saat itu, perawat juga
tidak lupa menunjukkan sikap empatinya kepada klien, lalu menjelaskan
akan melakukan Teknik pursed lip breathing, dimana prosedurnya akan
dilakukan sekitar 15 menit di tempat itu serta tidak lupa menanyakan
persetujuan klien dengan tindakan yang akan dilakukan oleh perawat.
3) Pada tahapan kerja, secara keseluruhan sudah cukup baik dimana
keseluruhan tindakan dilakukan dengan baik, dari saat menyiapkan alat
maupun saat melakukan Teknik pursed lip breathing.
4) Tahap terminasi sudah sesuai dan baik, saat mengakhiri kegiatan perawat
sudah mampu mengevaluasi kegiatan yang dilakukan, memberikan
reinforcement pada klien, mengakhiri tindakan dengan cara yang baik
serta tidak lupa mencuci tangan setelah kegiatan selesai dilakukan.
5) Sikap perawat pada saat orientasi dan melakukan tindakan sudah sangat
baik terhadap klien maupun keluarga dimana perawat memberi salam saat
pertama datang, memperkenalkan diri, serta menunjukkan sikap empati
pada klien, perawat juga terlihat begitu ramah dengan klien dan keluarga
dimana perawat selalu tesenyum saat berbicara dan bersikap sangat sopan
saat berinteraksi dengan klien dan keluarga.
19

Tahapan evaluasi, perawat sudah melakukan evaluasi dengan baik, perawat


juga menanyakan kembali bagaimana perasaan klien setelah diberikan
tindakan Teknik pursed lip breathing.

4.5 Penerimaan pasien baru


4.5.1 Persiapan
Sebelum kegiatan penerimaan pasien baru dilaksanakan, terlebih dahulu
dilakukan persiapan seperti berikut ini:
a. Menyiapkan kelengkapan administtasi
b. Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai pesanan
c. Menyiapkan format penerimaan pasien baru
d. Menyiapkan format pengkajian
e. Menyiapkan informed consent
f. Menyiapkan nursing kit
g. Menyiapkan lembar tata tertib pasien dan pengunjung ruangan
h. Menyiapkan kuesioner kepuasan pasien

4.5.2 Pelaksanaan
a. Pasien datang diruangan diterima oleh kepala ruangan /katim / perawat
yang didelegasi
b. Perawat mengenalkan diri kepada klien dan keluarganya
c. Perawat menunjukkan kamar atau tempat tidur klien dan mengantar
ketempat yang telah ditetapkan
d. Perawat bersama karyawan lain memindahkan pasien ketempat tidur
( apabila pasien datang dengan brankar atau kursi roda) dan berikan posisi
yang nyaman.
e. Perawat melakukan pengkajian terhadap pasien sesuai dengan format
f. Perkenalkan pagsien baru dengan pasien yang sekamar
g. Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan perawat
memberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang orientasi
ruangan, perawatan( termasuk erawat yang bertanggung jawab dan
sentralisasi obat), medis (dokter yang bertanggung jawab dan jadwal
visite), dan tata tertib ruangan
h. Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah
disampaikan
i. Apabila pasien atau keluarga sudah jelas, maka diminta untuk
menandatangani informed consent
19

j. Perawat menyerahkan kepada pasien lembar kuesioner tingkat kepuasan


pasien.

4.5.3 Evaluasi struktur pasien baru :


1) Tersedia sarana dan prasarana yang menunjang antara lain menyiapkan
format penerimaan pasien baru, format pengkajian, informed consent,
nursing kit, lembar tata tertib pasien dan pengunjung ruangan, kuesioner
kepuasan pasien.
2) Penerimaan pada pasien baru pada shift pagi dilakukan oleh kepala
ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana. Sedangkan pada shift sore
dilakukan oleh ketua tim dan perawat pelaksana.

4.5.4 Evaluasi proses


1) Pasien baru disambut oleh kepala ruangan, ketua tim dan perawat
pelaksana.
2) Pasien baru diberi penjelasan tentang perawatan, medis, serta tata terib
ruangan dan orientasi ruangan.
3) Perawat melakukan komunikasi teraupetik dengan klien dan keluarga.

4.5.5 Evaluasi hasil


1) Hasil penerimaan pasien baru didokumentasikan dengan baru.
2) Pasien mengetahui tentang fasilitas ruangan, perawatan, medis, serta tata
tertib ruangan.

4.6 Discharge planning


4.6.1 Persiapan
Awalnya perawat pelaksana melakukan pengkajian terhadap pasien yang akan
diberikan discharge planning kemudian perawat pelaksana mempersiapkan
perencanaan pulang yang sudah ditetapkan seperti lembar discharge planning
dan leafleat. Kemudian perawat pelaksana memanggil keluarga atau orang
terdekat pasien untuk memberikan pengarahan serta penyuluhan tentang
penyakit yang diderita,rencana kontrol, dan cara pencegahan kekambuhan
kemudian perawat pelaksana melakukan pengisian pada lembar discharge
planning yang berisi tentang penjelasan terapi yang akan dilanjutkan pada saat
pulang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan serta rencana kontrol
selanjutnya. Terakhir perawat pelaksanan menayakan apakah keluarga atau
orang terdekat pasien memahami apa yang sudah dijelaskan.
19

4.6.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan disharge planning dilakukan di nurse station dengan memanggil
keluarga pasien atau orang terdekat pasien. Selanjutnya perawat pelaksana
secara bertahap menjelaskan tentang pemberian perawatan lanjutan dirumah,
penataan lingkungan yang tepat, serta pelayanan yang dapat mendukung
kesehatan pasien.

4.6.3 Evaluasi Struktur


1) Persiapan dilakukan saat pasien masuk ruang Al Fath (Ruang paru )
RSUD Brigjend H.Hasan Basry Kandangan
2) Karu melihat persiapan untuk discharge planning pada Perawat pelaksana.
3) Perawat pelaksana menunjukkan kelengkapan untuk discharge planning
(kartu, leaflet, resume) serta menyebutkan hal-hal yang perlu diajarkan
pada klien dan keluarga.

4.6.4 Evaluasi proses


1) Kepala ruangan membuka acara discharge planning
2) Perawat pelaksana mengucapkan salam.
3) Perawat pelaksana menyampaikan pendidikan kesehatan tentang: tanggal
dan tempat kontrol, makanan, obat yang diminum, perawatan luka
aktivitas, serta hal-hal khusus lain.
4) Perawat pelaksana memberikan kesempatan pada untuk memberikan
informasi tambahan yang diperlukan.
5) Perawat pelaksana memberikan kesempatan pada klien dan keluarga
untuk bertanya serta melakukan evaluasi tentang hal-hal yang telah
disampaikan.
6) Perawat pelaksana melakukan pendokumentasian.

4.6.5 Hasil Evaluasi


Informasi yang disampaikan dapat diterima oleh pasien dan keluarga dan ada
dokumentasi dalam rekam medik pasien.

4.7 PSBH :
4.7.1 Prinsip PSBH ialah :
a. Inovasi (ide baru yang kreatif)
19

Dengan adanya SOP PLB di harapkan dapat meningkatkan kemampuan


otot otot pernapasan, meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan
oksigenasi paru, metode yang spesifik dapat di terapkan di rumah sakit.
b. Proses Sederhana dan jelas
c. Gunakan sumber daya yang tersedia
d. Hanya kita yang tahu dan mau memecahkan masalah kita bukan orang
lain

4.7.2 Masalah yang ditemukan


a. Belum terupdate nya SOP di ruangan, khususnya SOP untuk non
farmakologis
b. Struktur organisasi ruangan belum di update dan belum terpasang.
c. Papan Visi Misi untuk ruangan paru belum terlihat dan terpasang.

4.7.3 Nama Proyek inovasi


a. Pembuatan SOP PLB (Purse lips breating)
b. Pemasangan papan struktur organisasi ruangan dan papan visi misi ruang
Paru RSUD H.Hasan Basry Kandangan

4.7.4 Proses Proyek Inovasi


a. Persiapan kegiatan
1) Koordinasi awal dengan Kepala Ruangan, Ka Tim 1 & 2 terkait
Pembuatan SOP PLB (Purse lips breating)
2) Mencari Pedoman atau referensi yang Resmi yang mendasari suatu
standar operasional prosedur
3) Melalui Tim mempertimbangkan standar operasional prosedur
4) Mencari literatur dan informasi lain yang terakit yang mendukung
SOP tersebut
5) Menyusun Standar Opersional Prosedur
19

6) Konsultasi dengan pejabat ruangan atau pejabat yang berwenang


mengambil keputusan untuk menilai SOP apakah bisa di setujui atau
tidak
7) Koordinasi dan konsultasi dengan kepala ruangan dan ketua tim
tentang pemasangan papan struktur organisasi dan papan visi misi
ruangan

b. Pelaksanaan Kegiatan
Pembuatan draf SOPPLB (Purse lips breating) . Selanjutnya, diserahkan
ke ruang Paru (Al- Fath) RSUD Brigjend H. Hasan Basery Kandangan.

c. Evaluasi
1) Dievaluasi melalui tingkat kepatuhan perawat terhadap SOP
PLB (Purse lips breating)
2) Terpasangnya papan struktur organisasi dan papan visi misi ruang
rawat inap Paru

4.8 M1 – M5
4.8.1 Tenaga dan Pasien (MAN-M1)
Pengorganisasian kegiatan praktik mahasiswa Program Profesi Ners
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin kelompok 2B Manajemen
Keperawatan dilakukan pada tanggal 12 Februari 2024 s.d 2 Maret 2024,
meliputi pembuatan jadwal rencana kegiatan dan peran harian sebagai Kepala
Ruangan, Ketua Tim dan Perawat Pelaksana, penentuan kamar kelolaan di
Ruang Paru (Al-Fath), persiapan berkas dan peralatan yang akan digunakan di
Nurse Station. Pembuatan Struktur Organisasi Untuk efektifitas pelaksanaan
Sistem pemberian Pelayanan Perawatan Profesional dalam menentukan
kebijakan-kebijakan internal yang sifatnya umum, kelompok menyusun
struktur organisasi sebagai berikut :
Ketua : Yuli Rahman, S.Kep
Sekretaris : Suci Lestari, S.Kep
Bendahara : Ronna Abdiyati, S.Kep
Seksi Perlengkapan : Irawan Indera Wiranata, S.Kep
Seksi Humas : Zakaria Surya S.Kep
Seksi Askep : Yeddi Yusuf Kasfi Rahman, S.Kep
Seksi dokumentasi : Wisnawati, S.Kep
Tina Iliyanti, S.Kep
19

4.8.1.1 Uraian tugas masing-masing berdasarkan struktur


pengorganisasian kelompok :
Ketua :
1. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan keberhasilan
praktek klinik manajemen keperawatan.
2. Mengkoordinasikan pelaksanaan program dalam manajemen
keperawatan.
3. Mengembangkan hubungan antara organisasi ruangan dan
pendidikan.
4. Menentukan berbagai kebijakan strategis dalam organisasi.
5. Memutuskan masalah yang berkaitan dengan organisasi.
6. Memimpin rapat organisasi.
7. Menandatangan surat keluar
8. Mengupayakan pengembalian dana.
9. Memeriksa dan menandatangi buku kas umum.
10. Menyetujui pengeluaran kas organisasi.
11. Bertanggung jawab penuh terhadap laporan pelaksanaan
kegiatan.

Sekertaris
1. Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan administrasi
organisasi (surat menyurat, dokumentasi kegiatan organisasi,
lain-lain)
2. Merencanakan dan menyiapkan acara rapat pengurus.
3. Bertanggung jawab pada semua bentuk pelaporan.
4. Membuat surat untuk kepentingan keluar.
5. Membuka rapat, mendokumentasi hasil rapat dan menutup rapat.
6. Membuat laporan kegiatan organisasi.
7. Memantau keadaan ruangan dan memeriksa buku bantu
keuangan.
19

Bendahara
1. Membukukan dan menyiapkan uang organisasi secara
keseluruhan.
2. Bertanggung jawab terhadap pembukuan anggaran belanja
organisasi dan mempertanggung jawabkannya kepada ketua.
3. Melaporkan keadaan keuangan organisasi secara berkala.
4. Mengeluarkan keuangan yang telah mendapat persetujuan dari
ketua
5. Membuat laporan keuangan.

Seksi Perlengkapan
1. Bertanggung jawab terhadap pengadaan kelengkapan berkas-
berkas kegiatan.
2. Membantu kelancaran kegiatan.
3. Melakukan koordinasi dengan seksi yang lain.

Seksi Dokumentasi
2. Bertanggung jawab terhadap pencatatan dan pengumpuan data
yang ada.
3. Mendokumentasikan setiap kegiatan yang dilakukan.
4. Melakukan koordinasi dengan anggota yang lain.

Seksi Humas
1. Bertanggung jawab terhadap kelancaran surat-menyurat.
2. Bertanggung jawab terhadap kelancaran diskusi, seminar,
maupun desiminasi.
3. Melaporkan sosialisasi seluruh program yang telah ditetapkan
kepada anggota.
4. Meyebarluaskan seluruh informasi yang berkaitan dengan
kegiatan pelayanan keperawatan.
5. Membantu semua kegiatan yang berhubungan dengan orang lain.

Seksi ASKEP
1. Bertanggung jawab terhadap Asuhan Keperawatan yang
direncakan.
2. Mengimplementasikan Asuhan Keperawatan yang telah dibuat.
19

4.8.1.2 Uraian Tugas Berdasarkan Metode MAKP


a. Metode TIM
Pada saat role play dimana dilakukan pembagian tugas
berdasarkan Metode Tim yang roleplay di mana role play
dilakukan di Ruang Paru kelas 3A Tim 1 dari bed 1 sampai bed
4 dan Tim 2 Ruang Paru kelas 3D dari bed 1 sampai bed 4.
Pembagian tugas tersebut yaitu :
1) Kepala Ruangan
2) Katim
3) Perawat Pelaksana

b. Pengaturan jadwal dinas


Jadwal dinas dibagi menjadi 2 tim dan mengelola pasien diruang
kelas 3A dan kelas 3D dengan jumlah masing-masing bed 4 dan
kapasitas pasien masing-masing 4 jadi total pasien kelolaan 2 tim
perhari 8 bed ( kapasitas 8 pasien )
1) Tiap Katim akan membawahi 1-3 perawat.
2) Jadwal dinas akan dibagi 3 shift :
Shift pagi : jam 08.00-14.30 WITA
Shift sore : jam 14.00-21.30 WITA
Shift malam : jam 21.00-08.00 WITA

Prinsip penyusunan jadwal hendaknya memenuhi beberapa


prinsip, diantaranya harus ada kesinambungan antara kebutuhan
unit kerja dan kebutuhan staf. Prinsip berikutnya, setiap staf
harus terlibat dalam siklus atau rotasi pagi-sore-malam : motede
yang dipakai harus sesuai dengan kuantitas staf dalam suatu unit
kerja. Siklus yang digunakan mengikuti metode penugasan yang
dipakai dan setiap staf harus dapat mencatat hasil dinas, libur
dan shift.

Pelaksanaan role play penerapan MAKP dengan metode Tim


oleh mahasiswa di Ruang Al Fath ( Ruang Paru ) dilaksanakan
selama 12 hari yaitu pada tanggal 16 Februari 2024 sampai 27
Februari 2024 pembagian tugas sesuai lampiran. Mahasiswa
kelompok 23 H2 AJ terdiri dari 8 orang sehingga pembagian
peran tiap hari yaitu 1 orang Kepala Ruangan, 2
20

orang Ketua Tim, dan 5 orang Perawat Asociate (Pagi, Siang dan
Malam). Dalam pelaksanaannya selama 2 minggu kegiatan tidak
ada hambatan pada proses ketenagaan. Mahasiswa mendapatkan
dukungan berupa kemauan dari pihak manajemen ruangan untuk
memberikan kesempatan mengelola 1 kamar kelas 3A dan 3D di
Ruang Al Fath (Ruang Paru) RSUD Brigjend.H.Hasan Basry
Kandangan.

Mahasiswa mendapatkan kamar kelolaan kelas 3A dan 3D


dengan total 8 bed dan jam pelayanan untuk dinas pagi 6,5 jam,
dinas siang 6,5 jam, dan dinas malam 12 jam. Rata-rata jam
pelayanan keperawatan mahasiswa yaitu 30,5 jam/minggu.

Pada pelaksanaan role play di Ruangan Al Fath selama 2 minggu


mahasiswa stase manajemen melakukan koordinasi dengan
beberapa bidang terkait yaitu :
a. Pada tanggal 16 Februari 2024 menyiapakan kelengkapan
Role Play
b. Pada tanggal 20 Februar 2024 Sosialisasi timbang terima.
c. Pada tanggal 22 Februari 2024 koordinsi dan konsultasi
pembuatan SOP PLB (Purse lips breating)
d. Pada tanggal 23 Februari 2024 melakukan penerimaan
pasien baru.
e. Pada tanggal 24 Februari 2024 melakukan Discharge
planning.
f. Pada tanggal 27 Februari 2024 melakukan ronde
keperawatan.
g. Pengaturan Daftar Pasien

c. Sistem Perhitungan Tenaga


Pada suatu pelayanan professional, jumlah tenaga yang
dibutuhkan tergantung pada jumlah klien dan derajat
ketergantungan klien. Menurut Douglas (1984) Loverige dan
Cummings (1996) diklasifikasikan derajat ketergantungan klien
3 kategori yaitu :
1) Perawatan Minimal : 1-2 jam/ 24 jam
2) Perawatan Intermediet/ Partial : 3-4 jam/ 24 jam
20

3) Perawatan Total : 5-6 jam/ 24 jam

d. Perhitungan Ketenagaan
Perhitungan kebutuhan tenaga perawat/ shift di Ruang Al Fath
sebagai berikut :
1) Jumlah kebutuhan tenaga perawat berdasarkan perhitungan
bulan Januari 2024 (sebelum role play) menurut Metode PPNI
TP = 6 x 52 x 7 (17x67,91) x 125 %
41 x 40
= 16,4 perawat

2) Jumlah kebutuhan tenaga perawat berdasarkan perhitungan


15 Februari 2024 (sebelum role play) menurut Metode
Douglas
Pagi Perawatan Minimal : 8 x 0,17 = 1,36
Perawatan Parsial : 4x 0,27 = 1,08
Perawatan total : -
Kebutuhan Perawat untuk jaga pagi = 2,44
Sore Perawatan Minimal : 8 x 0,14 = 1,12
Perawatan Parsial : 4 x 0,15 = 0,6
Perawatan total : -
Kebutuhan Perawat untuk jaga sore = 1,72
Malam Perawatan Minimal : 8 x 0,10 = 0,8
Perawatan Parsial : 4 x 0,07 = 0,28
Perawatan total : -
Kebutuhan Perawat untuk jaga malam =1,08

Klasifikasi klien berdasarkan tingkat ketergantungan dengan


Metode Douglas (1984)

Tabel 4.1 Klasifikasi dan kriteria pasien dengan Metode Douglas


(1984)

KLASIFIKASI DAN KRITERIA


Minimal Care (1-2 jam)
a. Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, mandi, ganti
b. pakaian dan minum.
c. Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan.
d. Observasi Tanda vital setiap shift.
e. Pengobatan minimal, status psikologi stabil.
f. Persiapan prosedur pengobatan
20

Intermediet Care (3-4 jam)


a. Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum,
b. ambulasi.
c. Observasi tanda vital tiap 4 jam.
d. Pengobatan lebih dari 1 kali.
e. Pakai foley kateter.
f. Pasang infuse, intake out-put dicatat.
g. Pengobatan perlu prosedur.
Total Care (5-6 jam)
a. Dibantu segala sesuatunya.
b. Posisi diatur.
c. Observasi tanda vital tiap 2 jam.
d. Pakai NGT.
e. Terapi intravena, pakai suction.
f. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak sadar.

Tenaga Perawat di Ruang Paru RSUD Brigjend H. Hasan Basery


kandangan tanggal 16-17 Februari 2024 (sesudah role play)

Tabel 4.2 tenaga perawat di Ruang Paru RSUD Brigjend H. Hasan


Basry Kandangan tanggal 16 Februari 2024

Kualifikasi Jumlah Pagi Siang Malam


Klien Klien

Jum at, 16 Februari 2024


20

Total Care -
Patrial Care 7 0,27 x 7 0,15 x 7 0,10 x 7
1,89 1,05 = 0,7

Minimal Care 3 0,17 x 3 0,14 x 3 0,07 x 3


0,51 =0,42 =0,21

Jumlah 10 2,4 1,47 0,91


Jumlah Keseluruhan Perawat per hari adalah 5 orang

Jumlah kebutuhan pegawai perawat perhari berdasarkan tingkat


ketergantungan klien menurut teori Douglas perhitungan tanggal
16 Februari 2024 :
1. Pagi sebanyak 2,47 = 3 orang perawat
2. Siang sebanyak 1,47 = 2 orang perawat
3. Malam sebanyak 0,91 = 1 orang perawat

Tabel 4.3 Tenaga perawat di Ruang Bedah RSUD Brigjend H.


Hasan Basry Kandangan tanggal 17 Februari 2024

Kualifikasi Jumlah Pagi Siang Malam


Klien Klien

Sabtu, 17 Februari 2024


Total Care -
Partial Care 9 0,27 x 9 0,15 x 9 0,10 x 9
= 2,43 = 1,35 = 0,9

Minimal Care 2 0,17x2 0,14x2 0,07x2


=0,34 =0,28 =0,14
Jumlah 11 2,77 1,63 1,04

Jumlah Keseluruhan Perawat per hari adalah 6 orang

Jumlah kebutuhan pegawai perawat perhari berdasarkan tingkat


ketergantungan klien menurut teori Douglas perhitungan tanggal
17 Februari 2024 :
1. Pagi sebanyak 2,77 = 3 orang perawat
2. Siang sebanyak 1,63 = 2 orang perawat
3. Malam sebanyak 1,04 = 1 orang perawat
20

Tabel 4.4 Kesimpulan Jumlah Tenaga Kerja menurut Douglas


(per hari).

No Rumus/ Perhitungan Kebutuhan Jumlah


Jumlah Tenaga Tenaga Perawat Di
Keperawatan Keperawatan Ruang Paru

1. Douglas tanggal 4,78 = 5 14 + 1 Karu


16 Februari 2023
2. Douglas tanggal 5,44 = 6 14 + 1 Karu
17 Februari 2023
Rata-rata (5+6) : 2 = 5,5 14 + 1 Karu

Sehingga total rata-rata keseluruhan perawat yang dinas perhari


berjumlah yaitu (5+6) : 2 = 5,5 dibulatkan menjadi 6 (6
orang/hari). Jadi, rata-rata tingkat kebutuhan tenaga perawat di
Ruang Paru RSUD Brigjend H. Hasan Basery kandangan selama
2 hari yaitu tanggal 16 dan 17 Februari 2024 berjumlah 6 orang.
Jumlah tenaga lepas dinas perhari :
78
286 x 6 = 1,53 di bulatkan menjadi 2 orang
Angka 78 merupakan jumlah hari tak kerja dalam 1 tahun,
sedangkan 286 adalah hari kerja efektif selama 1 tahun kerja.
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas sehari di
Ruang Paru RSUD Brigjend H. Hasan Basery kandangan adalah
6 orang + 2 orang lepas dinas + 1 kepala ruangan + 2 perawat
primer = 11 orang/hari.

Tenaga keperawatan yang ada di Ruang Paru RSUD Brigjend


H. Hasan Basery kandangan ada 15 orang tenaga perawat
dimana di dalamnya terdiri dari perawat primer dan kepala
ruangan. Dari perhitungan douglass, kebutuhan tenaga
keperawatan dihitung berdasarkan tingkat ketergantungan pasien,
sedangkan di dalam RSUD Brigjend H. Hasan Basery
kandangan khususnya Ruang Paru (Al-Fath) tenaga perawat
memiliki hak untuk cuti, tugas belajar, dan ijin belajar sehingga
perhitungan douglas yang didapatkan dari perhitungan dibanding
jumlah tenaga keperawatan yang ada saat ini di Ruang Paru
RSUD Brigjend H. Hasan Basery kandangan.
20

Tenaga Perawat di Ruang Paru RSUD Brigjend H. Hasan Basery


kandangan tanggal Tanggal 16 Februari 2024 sampai 27 Februari
2024 (sesudah role play)

Tabel 4.5 Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan


Tenaga Keperawatan Pada Pasien Kelolaan di Ruang
Paru (Al-Fath) Tanggal 16 Februari 2024
sampai 27 Februari 2024

Kualifikasi Jumlah Pagi Siang Malam


Klien Klien

Tanggal 16 Februari sampai 27 Februari 2024


Total Care -
Partial Care 55 0,27 x 55 0,15 x 55 0,10 x 55
= 14,85 = 8,25 = 5,5

Minimal Care 5 0,17 x 5 0,14 x 5 = 0,07 x 5 =


= 0,85 0,7 0,35
Jumlah 60 15,7 8,95 5,85

Jumlah Keseluruhan Perawat per hari adalah 3 orang

Sumber: data primer

Jumlah kebutuhan pegawai perawat perhari berdasarkan tingkat


ketergantungan klien menurut teori Douglas perhitungan tanggal
16 Februari sampai 27 Februari 2024 :
1. Pagi sebanyak 15,7 = 16 orang perawat
2. Siang sebanyak 8,95 = 9 orang perawat
3. Malam sebanyak 5,85 = 6 orang perawat

Sehingga total rata-rata keseluruhan perawat yang dinas perhari


berjumlah yaitu (16+9+6) : 12 = 2,58 dibulatkan menjadi 3 (3
orang/hari). Jadi, rata-rata tingkat kebutuhan tenaga perawat di
Ruang Paru RSUD Brigjend H. Hasan Basery kandangan selama 12
hari yaitu tanggal 16 Februari sampai 27 Februari 2024 berjumlah
3 orang.

Jumlah tenaga lepas dinas perhari :


78
286 x 9 = 2,58 dibulatkan menjadi 3 orang
20

Angka 78 merupakan jumlah hari tak kerja dalam 1 tahun,


sedangkan 286 adalah hari kerja efektif selama 1 tahun kerja.
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas sehari di
Ruang Paru RSUD Brigjend H. Hasan Basery kandangan adalah
3 orang + 3 orang lepas dinas + 1 kepala ruangan + 2 perawat
primer = 9 orang/hari.

Berdasarkan pelaksanaan role play penerapan MAKP oleh


mahasiswa di Ruang Al Fath yang dilaksanakan setiap harinya
didapatkan hasil rata-rata tenaga keperawatan pada shift pagi
adalah 2 orang, shift siang 1 orang dan shift malam 1 orang.

3) Jumlah kebutuhan tenaga perawat berdasarkan perhitungan 15


Februari 2024 (sebelum role play) menurut Metode PPNI
Total Care : -
Partial Care : 10 Pasien
Minimal Care : 2 Pasien
- Minimal Care : ( 2x1 jam) + (2x1 jam) + ( 2x0,25 jam) = 4,5
jam
- Partial Care : ( 1 0 x2 jam) + (10x2 jam) + ( 1 0 x0,25 jam)
= 40,25 jam
- Total Care : -
Jumlah jam asuhan = 4,5 + 40,25 = 44,75 jam
= 45 jam : 15 perawat = 3 jam
(3x 52 x 7 x(20x 0,7)
TP : 1640 x 125 % = 11,65 perawat
Dibulatkan menjadi 12 orang perawat pelaksana.

Berdasarkan perhitungan jumlah kebutuhan tenaga kerja


menggunakan metode Depkes 2005, metode Douglas, dan
metode PPNI di ruang Paru (Al Fath) RSUD Brigjend. H. Hasan
Basry Kandangan dari perhitungan tersebut perhitungan jumlah
tenaga kerja dengan total jumlah 12 perawat per hari dengan
menyesuaikan rata-rata kunjungan pasien dan jumlah total bed di
ruang Paru (Al Fath).
20

Jumlah kebutuhan tenaga perawat berdasarkan perhitungan


tanggal 16 Februari - 27 Februari 2024 (sesudah role play)
menurut Metode PPNI
Total Care :-
Partial Care : 12
Pasien Minimal Care :1
Pasien
- Minimal Care : ( 1x1 jam) + (1x1 jam) + ( 1x0,25 jam) =
2,25 jam
- Partial Care : ( 1 2 x2 jam) + (12x2 jam) + ( 1 2 x0,25 jam)
= 51 jam
- Total Care : -
Jumlah jam asuhan = 2,25 + 51 = 53,25 jam
= 53,25 jam : 15 perawat = 3,5jam
(3,5x 52 x 7 x( 20x0,65)
TP : 1640 x 125 % = 12,6 perawat
Dibulatkan menjadi 13 orang perawat pelaksana.

Berdasarkan perhitungan jumlah kebutuhan tenaga kerja


menggunakan metode Depkes 2005, metode Douglas, dan metode
PPNI di ruang Paru (Al Fath) RSUD Brigjend. H. Hasan Basry
Kandangan dari perhitungan sebelum role play tersebut
perhitungan jumlah tenaga kerja dengan total jumlah 13 perawat
per hari dengan menyesuaikan rata-rata kunjungan pasien dan
jumlah total bed di ruang Paru (Al Fath).

Berdasarkan perhitungan standar kebutuhan perawat menurut


lokakarya PPNI berjumlah 13 orang, dan untuk jumlah tenaga
perawat Mahasiswa Manajemen di Ruang Al Fath ( Ruang Paru )
yang saat ini berjumlah 8 orang.

Berdasarkan pelaksanaan role play penerapan MAKP oleh


mahasiswa di Ruang Al Fath yang dilaksanakan seriap harinya
didapatkan hasil rata-rata tenaga keperawatan pada shift pagi
adalah 2 orang, shift siang 1 orang dan shift malam 1 orang.
20

Tabel 4.6 Nilai BOR Harian

No. Hari/ Tanggal Nilai BOR Harian

1. Jum at, Total Klien = 4 orang


16 Februari 2024 𝑢𝑙ℎ 𝑒 𝑒
BOR = 𝑢𝑙ℎ 𝑒 𝑒𝑒 x 100%
= 4 x 100% = 80 %
5
2. Sabtu, Total Klien = 2 orang
17 Februari 2024 𝑢𝑙ℎ 𝑒 𝑒
BOR = 𝑢𝑙ℎ 𝑒 𝑒𝑒 x 100%
= 2x 100% = 40 %
5
3. Minggu, Total Klien = 3 orang
18 Februari 2024 𝑢𝑙ℎ 𝑒 𝑒
BOR = 𝑢𝑙ℎ 𝑒 𝑒𝑒 x 100%
= 3 x 100% = 60 %
5
4. Senin, Total Klien = 4 orang
19 Februari 2024 𝑢𝑙ℎ 𝑒 𝑒
BOR = 𝑢𝑙ℎ 𝑒 𝑒𝑒 x 100%
= 4 x 100% = 80%
5
5. Selasa, Total Klien = 5 orang
20 Februari 2024 𝑢𝑙ℎ 𝑒 𝑒
BOR = 𝑢𝑙ℎ 𝑒 𝑒𝑒 x 100%
= 5 x 100% = 100 %
5
6. Rabu, Total Klien = 4 orang
21 Februari 2024 𝑢𝑙ℎ 𝑒 𝑒
BOR = 𝑢𝑙ℎ 𝑒 𝑒𝑒 x 100%
= 4 x 100% = 80 %
5
7. Kamis, Total Klien = 4 orang
22 Februari 2024 𝑢𝑙ℎ 𝑒 𝑒
BOR = 𝑢𝑙ℎ 𝑒 𝑒𝑒 x 100%
= 4 x 100% = 60 %
5
8. Jumat, Total Klien = 3 orang
23 Februari 2024 𝑢𝑙ℎ 𝑒 𝑒
BOR = 𝑢𝑙ℎ 𝑒 𝑒𝑒 x 100%
= 3 x 100% = 60 %
5
9. Sabtu, Total Klien = 2 orang
24 Februari 2024 𝑢𝑙ℎ 𝑒 𝑒
BOR = 𝑢𝑙ℎ 𝑒 𝑒𝑒 x 100%
= 2 x 100% = 40%
5
10. Minggu, Total Klien = 3 orang
25 Februari 2024 𝑢𝑙ℎ 𝑒 𝑒
BOR = 𝑢𝑙ℎ 𝑒 𝑒𝑒 x 100%
= 3 x 100% = 60 %
5
11. Senin, Total Klien = 3 orang
26 Februari 2024 𝑢𝑙ℎ 𝑒 𝑒
BOR = 𝑢𝑙ℎ 𝑒 𝑒𝑒 x 100%
= 3 x 100% = 60%
5
12. Selasa, Total Klien = 1 orang
27 Februari 2024 𝑢𝑙ℎ 𝑒 𝑒
BOR = 𝑢𝑙ℎ 𝑒 𝑒𝑒 x 100%
= 1 x 100% = 20%
5

Sumber: Data Primer


20

4.8.2 Money (M2)


a. Tenaga kerja
1) PNS: Pemerintah
2) P3K: Pemerintah
3) Kontrak: BLUD

b. Barang
Barang -barang yang besar dananya dari APBN pengajuan pendanaan
menggunakan telahan/proposal. Sedangkan barang-barang yang kecil itu
menggunakan formulir yang diserahkan ke depo farmasi.

4.8.3 Sarana dan prasarana ( Material-M3 )


Pada saat role play mahasiswa tidak melakukan perencanaan untuk
memperbaiki sarana dan prasarana dikarenakan keterbatasan waktu serta
keterbatasan biaya, namun dapat disimpulkan berdasarkan observasi yang
dilakukan selama 2 hari tidak ditemukan papan struktur organisasi dan papan
visi misi serta denah ruangan yang terpasang.

Berdasarkan data daftar barang-barang diruang Al Fath (Ruang Paru) RSUD


Brigjend H.Hasan Basry Kandangan, menunjukkan bahwa material atau
fasilitas yang berada diruang Al Fath sudah sesuai dengan kebutuhan ruangan.
Sarana dan prasarana sudah tersedia dengan baik dan sudah digunakan dengan
baik sesuai fungsinya, namun berdasarkan observasi tidak ada sarana yang
rusak karena mendapatkan perawatan yang berkelanjutan. Ruang kepala
ruangan dan administrasi cukup baik karena sudah mempunyai ruangan
tersendiri. Nurse Station sudah dimanfaatkan dengan baik dan letaknya cukup
strategi. Buku administrasi penunjang dokumentasi keperawatan sudah
lengkap.
21

4.8.4 Mutu (M5)


4.8.4.1 Indikator pelayanan
Tabel 4.7 Data lama hari rawat pasien tanggal 16 – 27 Februari
2024 di ruang Paru (Al- Fath) RSUD Brigjend
H. Hasan Basry Kandangan

Jumlah bulan Period(H) Tempat Lama hari


tidur rawat
16 – 27 Februari 2024 12 hari 5 65

Tabel 4.8 Indikator di Rumah Sakit RSUD Brgjen H.Hsan Basry


Kandangaan tanggal 16 – 27 Februari 2024 di ruang
Paru (Al- Fath)
NO INDIKATOR NILAI
1. BOR 108 %
2. BTO 7,6
3. ALOS 1,7
4. TOI -0,13
Sumber : data primer 16 – 27 Februari 2024

Berdasarkan tabel 4.8 diketahui BOR ruang Paru (Al-Fath) tanggal 16


-27 Februari 2024 angka BOR 108 %, BTO 7,6 kali, ALOS 1,7 hari,
TOI -0,13 hari. Sehingga dapat disimpulkan bahwa indicator
pelayanan di ruang Paru (Al Fath) selama Role Play dilakukan
ruangan hampir selalu penuh.
21

d. Kepuasan pasien
Tabel 4.9 Kepuasan pasien sebelum role play mahasiswa

No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1 Apakah perawat selalu memperkenalkan diri 12 3
(80%) (20%)
2 Apakah perawat melarang anda/pengunjung merokok di 11 4
ruangan (73%) (27%)
3 Apakah perawat selalu menanyakan bagaimana nafsu 10 5
makan anda (67%) (33%)
4 Apakah perawat pernah menanyakan pantangan dalam 10 5
hal makanan kepada anda (67%) (33%)
5 Apakah perawat menanyakan atau memperhatikan 5 10
berapa jumlah makanan dan makanan yang anda (33%) (67%)
habiskan
6 Apabila anda/keluarga anda tidak mampu makan sendiri 3 12
apakah perawat membantu menyuapi (20%) (80%)
7 Pada saat anda/keluarga anda dipasang infuse, apakah 14 1
perawat selalu memeriksa cairan infuse/tetesannya dan (93%) (7%)
area sekitar pemasangan jarum infuse

8 Apabila anda/keluarga anda mengalami kesulitan buang 13 2


air besar apakah perawat menganjurkan makan buah- (87%) (13%)
buahan, sayuran, minum yang cukup dan banyak
bergerak
9 Pada saat perawat membantu ada/keluaga anda buang air 12 3
besar/buang air kecil, apakah perawat memasang (80%) (20%)
sampiran/selimut, menutup pintu/jendela.
Mempersilahkan pengunjung keluar ruangan

10 Apakah ruangan tidur anda/keluarga anda selalu dijaga 12 3


kebersihannya dengan disapu/dipel setiap hari (80%) (20%)

11 Apakah lantai kamar mandi/wc selalu bersih, tidak licin, 12 3


tidak berbau dan cukup terang (80%) (20%)
12 Selama anda/keluarga anda belum mampu mandi dalam 3 12
keadaan istirahat total apakah dimandikan oleh perawat (20%) (80%)

13 Apakah anda/keluarga anda dibantu oleh perawat jika 2 13


tidak mampu memgosok gigi, membersihkan mulut atau (13%) (87%)
mengganti pakaian atau menyisir rambut

14 Apakah alat tenun seperti seprei, selimut diganti setiap 12 3


kotor (80%) (20%)
15 Apakah perawat memberikan penjelasan akibat dari 13 2
kurang bergerak, atau berbaring terlalu lama (87%) (13%)
16 Pada saat anda/keluarga anda masuk rumah Sakit, 13 2
apakah perawat memberikan penjelasan tetang fasilitas (87%) (13%)
yang tersedia dan cara penggunaanya. Peraturan/tat tertib
yang berlaku di Rumah Sakit
17 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan apakah 13 2
perawat memanggil nama dengan benar (87%) (13%)
21

18 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan apakah 15 0


perawat mengawasi keadaan anda secara teratur pada (100%)
pagi sore maupun malam hari
19 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan apakah 15 0
perawat memberi bantuan bila diperlukan. (100%)
20 Apakah perawat bersikap sopan, ramah 15 0
(100%)
21 Apakah anda/keluarga anda mengetahui perawat yang 11 4
bertanggung jawab setiap kali pergantian dinas (73%) (27%)

22 Apakah perawat selalu memberi penjelasan sebelum 15 0


melakukan tindakan perawatan/pengobatan (100%)

23 Apakah perawat selalu bersedia mendengarkan dan 14 1


memperhatikan setiap keluhan anda/keluarga anda (93%) (7%)

24 Dalam hal memberikan obat apakah perawat membantu 10 5


menyiapkan/meminumkan obat (67%) (33%)
25 Selama anda/keluarga anda dirawat apakah diberikan 14 1
penjelasan tentang perawatan/pengobatan/pemeriksaan (93%) (7%)
lanjutan setelah andakeluarga anda diperbolehkan pulang

Total 279 x 2 96 x 1
= 558 = 96
Persentase 85,3% 14,7%

Sumber: Data primer

Berdasarkan hasil evaluasi melalui kuesioner yang telah dilakukan pada tanggal
13 Februari 2024 dari 15 responden didapatkan kesimpulan bahwa pasien merasa
puas sebanyak 13 orang (85.3 %), dan pasien kurang puas sebanyak 2 orang
(14.7%). Pasien merasa puas pada item pertanyaan 1,2,3,4,7,8,9,10,11,
14,15,16,16,18,18,20,21, 22,23 dan 24.

Survei Kepuasan Pasien :


Dari hasil wawancara didapatkan pasien merasa puas dengan pelayanan dan
perawatan di Ruang Paru (AL Fath), hasil observasi pasien tidak ada keluhan
dengan pelayanan dan perawatan di ruang Paru (Al Fath). Dengan hasil kuesioner
didapatkan hasil kepuasan pasien adalah puas dengan skor nilai
85.3 %.
21

Kepuasan pasien sesudah role play mahasiswa

Tabel 4.10 Kepuasan pasien sesudah role play mahasiswa

No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1 Apakah perawat selalu memperkenalkan diri 7 6
(54%) (46%)
2 Apakah perawat melarang anda/pengunjung merokok di 13 0
ruangan (100%)
3 Apakah perawat selalu menanyakan bagaimana nafsu makan 13 0
anda (100%)
4 Apakah perawat pernah menanyakan pantangan dalam hal 9 4
makanan kepada anda (69%) (31%)
5 Apakah perawat menanyakan atau memperhatikan berapa 5 8
jumlah makanan dan makanan yang anda habiskan (38%) (62%)
6 Apabila anda/keluarga anda tidak mampu makan sendiri 5 8
apakah perawat membantu menyuapi (38%) (62%)
7 Pada saat anda/keluarga anda dipasang infuse, apakah 13 0
perawat selalu memeriksa cairan infuse/tetesannya dan area (100%)
sekitar pemasangan jarum infuse
8 Apabila anda/keluarga anda mengalami kesulitan buang air 13 0
besar apakah perawat menganjurkan makan buah-buahan, (100%)
sayuran, minum yang cukup dan banyak bergerak
9 Pada saat perawat membantu ada/keluaga anda buang air 8 5
besar/buang air kecil, apakah perawat memasang (62%) (38%)
sampiran/selimut, menutup pintu/jendela. Mempersilahkan
pengunjung keluar ruangan
10 Apakah ruangan tidur anda/keluarga anda selalu dijaga 13 0
kebersihannya dengan disapu/dipel setiap hari (100%)
11 Apakah lantai kamar mandi/wc selalu bersih, tidak licin, 13 0
tidak berbau dan cukup terang (100%)
12 Selama anda/keluarga anda belum mampu mandi dalam 3 10
keadaan istirahat total apakah dimandikan oleh perawat (23%) (77%)
13 Apakah anda/keluarga anda dibantu oleh perawat jika tidak 5 8
mampu memgosok gigi, membersihkan mulut atau (38%) (62%)
mengganti pakaian atau menyisir rambut
14 Apakah alat tenun seperti seprei, selimut diganti setiap kotor 10 3
(80%) (20%)
15 Apakah perawat memberikan penjelasan akibat dari kurang 13 0
bergerak, atau berbaring terlalu lama (100%)
16 Pada saat anda/keluarga anda masuk rumah Sakit, apakah 12 1
perawat memberikan penjelasan tetang fasilitas yang tersedia (92%) (8%)
dan cara penggunaanya. Peraturan/tat tertib yang berlaku di
Rumah Sakit
17 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan apakah perawat 12 1
memanggil nama dengan benar (92%) (8%)
18 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan apakah perawat 13 0
mengawasi keadaan anda secara teratur pada pagi sore (100%)
maupun malam hari
19 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan apakah perawat 13 0
memberi bantuan bila diperlukan. (100%)
20 Apakah perawat bersikap sopan, ramah 13 0
(100%)
21

21 Apakah anda/keluarga anda mengetahui perawat yang 9 4


bertanggung jawab setiap kali pergantian dinas (69%) (31%)
22 Apakah perawat selalu memberi penjelasan sebelum 13 0
melakukan tindakan perawatan/pengobatan (100%)
23 Apakah perawat selalu bersedia mendengarkan dan 13 0
memperhatikan setiap keluhan anda/keluarga anda (100%)
24 Dalam hal memberikan obat apakah perawat membantu 10 3
menyiapkan/meminumkan obat (77%) 233%)
25 Selama anda/keluarga anda dirawat apakah diberikan 13 0
penjelasan tentang perawatan/pengobatan/pemeriksaan (100%)
lanjutan setelah andakeluarga anda diperbolehkan pulang
Total589 264 x 2 61 x 1
= 528 = 61
Persentase 89,6% 10,4%

Sumber: Data primer

Berdasarkan hasil evaluasi kuesioner yang telah dilakukan pada tanggal 27


Februari 2024 dari 13 responden didapatkan kesimpulan bahwa pasien merasa
puas sebanyak 12 orang (89,6%) dan 1 orang (10,4%). Pasien merasa puas pada
item
pertanyaan 1,2,3,4,7,8,9,10,11, 14,15,16,16,18,18,20,21, 22,23 dan 24.

Survei Kepuasan Pasien :


Dari hasil wawancara didapatkan pasien merasa puas dengan pelayanan dan
perawatan di Ruang Paru (AL Fath), hasil observasi pasien tidak ada keluhan
dengan pelayanan dan perawatan di ruang Paru (AL Fath). Dengan hasil
kuesioner didapatkan hasil kepuasan pasien meningkat adalah puas dengan skor
nilai 89,6 %.
Keterangan :
80%-100% : puas
<80% : Kurang Puas

e. Instrument A (Pendokumentasian asuhan keperawatan)


1. Hasil evaluasi penerapan standar asuhan keperawatan pengkajian
1) Pengkajian
Tabel 4.11 Aspek Pengkajian
No Aspek yang Dinilai Sebelum Sesudah
1 Mencatat data yang dikaji sesuai dengan 100% 100%
pedoman pengkajian
2 Data dikelompokkan (bio-psiko-sosial- 100% 100%
spiritual)
3 Data dikaji sejak pasien masuk sampai 100% 100%
pulang
4 Masalah dirumuskan berdasarkan 100% 100%
kesenjangan antara status kesehatan dengan
norma dan pola fungsi kehidupan
PERSENTASE 100% 100%
21

Dari tabel diatas, dapat dilihat dari aspek pengkajian asuhan keperawatan
yang dilakukan di ruang Paru (AL Fath) RSUD Brigjend. H. Hasan Basry
Kandangan, nilai persentase keseluruhan adalah 100%.

2) Diagnosa
Tabel 4.12 Aspek Diagnosa

No Aspek yang Dinilai Sebelum Sesudah


1 Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah 100 100
yang telah dirumuskan
2 Diagnosa keperawatan mencerminkan 100 100
PE/PES
3 Merumuskan diagnosa keperawatan 100 100
aktual/potensial
PERSENTASE 100 100

Dari tabel diatas, dapat dilihat dari aspek diagnosa keperawatan yang
dilakukan di ruang bedah (Al Insyirah) RSUD Brigjend. H. Hasan Basry
Kandangan, nilai persentase keseluruhan adalah 100%.

3) Perencanaan
Tabel 4.13 Aspek Perencanaan

No Aspek yang Dinilai Sebelu Sesuda


m h
1 Merumuskan perencanaan sesuai dengan 100% 100%
diagnosa yang didapat saat pengkajian
2 Menetapkan rencana keperawatan sesuai 100% 100%
dengan prioritas masalah
PERSENTASE 100% 100%

Dari tabel diatas, dapat dilihat dari aspek perencanaan asuhan keperawatan
yang dilakukan di ruang Paru (AL Fath) RSUD Brigjend. H. Hasan Basry
Kandangan, nilai persentase keseluruhan adalah 100%.

4) Tindakan
Tabel 4.14 Aspek Tindakan

No Aspek yang Dinilai Sebelum Sesudah


1 Tindakan dilaksanakan mengacu pada 100% 100%
rencana perawatan
2 Perawat mengobservasi respon pasien 100% 100%
terhadap tindakan keperawatan
3 Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi 100% 100%
4 Semua tindakan yang telah dilaksanakan 100% 100%
dicatat ringkas dan jelas
PERSENTASE 100% 100%
21

Dari tabel diatas, dapat dilihat dari aspek tindakan asuhan keperawatan yang
dilakukan di ruang Paru (AL Fath) RSUD Brigjend. H. Hasan Basry
Kandangan, nilai persentase keseluruhan adalah 100%.

5) Evaluasi
Tabel 4.15 Aspek Evaluasi
No Aspek yang Dinilai Sebelum Sesudah
1 Evaluasi mengacu pada tujuan 0 0
2 Hasil evaluasi di catat 100% 100%
PERSENTASE 50% 50%

Dari tabel diatas, dapat dilihat dari aspek evaluasi asuhan keperawatan yang
dilakukan di ruang Paru (AL Fath) RSUD Brigjend. H. Hasan Basry Kandangan,
nilai persentase keseluruhan adalah 50%.

6) Rekapitulasi Hasil Evaluasi Penerapan SAK (Instrumen A) di Ruang Paru (AL


Fath)) RSUD Brigjend. H. Hasan Basry Kandangan

Tabel 4.16 Rekapitulasi Hasil Evaluasi Penerapan SAK (Instrumen A) di Ruang


Paru (AL Fath) RSUD Brigjend. H. Hasan Basry Kandangan

No Aspek yang Dinilai Sebelum Sesudah


1 Pengkajian 100% 100%
2 Diagnosa Keperawatan 100% 100%
3 Perencanaan 100% 100%
4 Tindakan Keperawatan 100% 100%
5 Evaluasi 50% 50%
PERSENTASE 90% 90%

4.9 Hambatan dan faktor pendukung


4.9.1 M1 – M5
4.9.1.1 M1 (Mutu)
Dalam pelaksanaannya selama 2 minggu kegiatan tidak ada hambatan
pada proses ketenagaan. Mahasiswa mendapatkan dukungan berupa
kemauan dari pihak manajemen ruangan untuk memberikan
kesempatan mengelola 1 kamar kelas 3 di Ruang Paru (AL Fath)
RSUD Brigjend H. Hasan Basery Kandangan.

4.9.1.2 Sarana dan prasarana (M2)


Sarana dan prasarana sudah tersedia dengan baik dan sudah digunakan
dengan baik sesuai fungsinya, namun berdasarkan observasi tidak ada
sarana yang rusak karena mendapatkan perawatan yang berkelanjutan.
21

Ruang kepala ruangan dan administrasi cukup baik karena sudah


mempunyai ruangan tersendi. Nurse Station sudah dimanfaatkan
dengan baik dan letaknya cukup strategi. Buku adminitrasi penunjang
dokumentasi keperawatan sudah lengkap.

4.9.1.3 Metode(M3)
a. Penerapan MAKP
1) Hambatan
a) Mahasiswa manajemen belum tersosialisasi kegiatan
masing-masing peran dengan baik.
b) Mahasiswa manajemen belum sepenuhnya memahami
proses asuhan keperawatan dengan baik.

2) Dukungan
Pihak ruangan sudah menerapkan MPKP dengan metode
perawatan primer dengan baik dan sangat membantu
mahasiswa dalam menjadi contoh untuk melakukan
roleplay.

b. Timbang terima
1) Hambatan
Ada beberapa mahasiswa yang datang terlambat saat akan
dilakukan timbang terima
2) Dukungan
a. Pembimbing lahan membimbing dan memberikan
pengarahan dalam pelaksanaan role play timbang
terima dan juga memberi masukan-masukan demi
perbaikan pelaksanaan timbang terima.
b. Adanya kerja sama dan partisipasi perawat ruangan
dalam kegiatan timbang terima.
c. Melibatkan mahasiswa dalam mengkaji permasalahan
pasien dan menetapkan diagnosa keperawatan.
d. Proses pembuatan rencana asuhan berdasarkan konsep
NANDA, NOC, NIC
21

c. Ronde Keperawatan
1) Hambatan
Minimnya pengetahuan mahasiswa stase manajemen
tentang pelaksanaan ronde keperawatan sehingga kegiatan
yang dilakukan belum optimal dan kurang sesuai dengan
SOP.

2) Dukungan
a. Adanya kerjasama yang baik serta partisipasi dari pihak,
konselor gizi, ketua tim ruangan Paru (AL Fath), dan
kepala ruangan ruang Paru (AL Fath)).
b. Adanya kemauan dari mahasiswa stase manajemen
untuk bersama-sama membahas masalah yang belum
bisa teratasi demi kebaikan status kesehatan klien
tersebut.
c. Adanya kerja sama yang baik antara perawat dan
keluarga dalam proses berjalannya ronde keperawatan.
3) Rencana tindak lanjut
Pelaksanaan ronde keperawatan hendaknya dilakukan 3
bulan sekali yang bertujuan untuk menumbuhkan cara
berpikir yang kritis dan sistematis dan dapat meningkatkan
kemampuan kognitif, efektif dan psikomotor . kepekaan dan
cara berpikir kritis perawat akan tumbuh dan terlatih melalui
transfer pengetahuan dan pengaplikasian konsep teori ke
dalam parktik keperawatan yang optimal.

d. Supervisi
1) Hambatan
Dalam pelaksanaan supervisi, mahasiswa belum
berpengalaman dalam melakukan supervisi sehingga
mahasiswa belum bisa menjiwai dengan perannya
masing – masing.

2) Dukungan
a. Pengorganisasian supervisi yang terstruktur
21

b. Proses bimbingan pelaksanaan supervisi oleh


pembimbing akademik dan lapangan
c. Hubungan saling percaya terjalin antara pihak
perawat ruangan dengan mahasiswa sebagai
pelaksana
d. Tersedianya fasilitas pendukung untuk kelancaran
proses supervisi di ruang Paru (AL Fath)RSUD
Brigjend H. Hasan Basery Kandangan.
e. Penerimaan pasien baru
1) Hambatan
Pada pelaksanaan penerimaan pasien baru tidak
terdapat hambatan dan keterbatasan pada pelaksanaan
pasien baru perawat memberi penjelasan tentang
fasilitas ruangan, jam berkunjung, dan tata tertib secara
optimal.

2) Dukungan
a. Adanya kerjasama yang baik antara Katim dengan
perawat pelaksana saat pelaksanaan
b. Hubungan saling terpercaya yang terjalin antara
keluarga dan klien dengan perawat.
c. Proses bimbingan pelaksanaan penerimaan,
perawat pelaksana pasien baru oleh pembimbing
klinik dan akademik

f. Discharge planning
1) Hambatan
Dalam pelaksanaan discharge planning, belum lengkap
dalam proses pelaksanaan yaitu belum melalui proses
seleksi, pengkajian dan perencanaan.

2) Dukungan
Discharge planning mendapatkan dukungan serta
bimbingan dari perawat dan pembimbing ruangan
karena selama ini discharge planning juga selalu
dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai