Pertama dan yang utama, penulis memanjatkan puji dan sykur kepada Allah
SWT. karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan
laporan Observasi ini sesuai waktu yang telah di tentukan.
Penulis juga sangat berterima kasih kepada pihak sekolah yang telah
mengizinkan kami untuk melakukan observasi ini di sekolah tersebut , khususnya
bagi Waka Kurikulum dan guru mata pelajaran Bahasa Arab yang kami observasi,
karena atas kerja sama yang baik saya bisa mengerjakan laporan ini. Tak lupa juga
kami ucapkan terima kasih kepada pihak terkait dan anggota kelompok observasi
yang ikut melaksanakan tugas observasi, mudah-mudahan tugas serta laporan
observasi ini dapat memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan khusus bagi
penyusun umum bagi pembaca.
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab. Observasi ini dilaksanakan pada
tanggal 25-27 Maret 2023 yang dilakukan di SMP Darus Sholah dan MTsN 1
Jember.
Penulis menyadari laporan ini bukanlah karya yang sempurna karena
memiliki banyak kekurangan baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik
penulisan, sebagaimana peribahasa “tiada gading yang tak retak”. Oleh sebab itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, semoga laporan ini bisa memberikan
manfaat bagi penulis dan pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Fokus Observasi....................................................................................................2
C. Tujuan Observasi...................................................................................................3
BAB II.................................................................................................................................4
METODE............................................................................................................................4
A. Observasi...................................................................................................................4
B. Wawancara................................................................................................................4
C. Dokumentasi.............................................................................................................4
BAB III................................................................................................................................5
KAJIAN PUSTAKA..........................................................................................................5
A. Struktur Kurikulum di SMP/MTs.........................................................................5
B. Pengembangan Kurikulum (perspektif Yuridis)...................................................6
C. Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab..............................................................8
BAB IV..............................................................................................................................10
PEMBAHASAN...............................................................................................................10
A. Struktur Organisasi Sekolah................................................................................10
B. Visi dan Misi.......................................................................................................11
C. Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab di SMP Plus Darus Sholah dan
MTsN 1 Jember............................................................................................................12
BAB V...............................................................................................................................14
PENUTUP.........................................................................................................................14
A. Kesimpulan..........................................................................................................14
B. Saran....................................................................................................................14
DAFTAR PUTAKA.........................................................................................................15
Lampiran-lampiran.........................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam fase perkembangannya , yakni pada tahun 1973, Bahasa
Arab telah dijadikan sebagai bahasa resmi dalam lingkungan Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) yang sekaligus untuk meningkatkan kedudukan
Bahasa Arab itu sendiri, karena itulah tidak berlebihan jika pengajaran
Bahasa Arab sekarang ini perlu mendapatkan penekanan dan perhatian
seksama, mulai dari tingkat dasar sampai pada lembaga pendidikan tinggi,
baik negeri maupun swasta, umum maupun agama untuk digalakkan dan
diajarkan, Dalam pengajarannya tentu harus sesuai dengan taraf
kemampuan dan perkembangan siswa.1 Dalam pelaksanaannya pemberian
pelajaran Bahasa Arab sekarang ini tidak hanya diajarkan di pondok-
pondok pesanterin saja tetapi sudah dikembangkan dalam lembaga
pendidikan formal bahkan dicantumkan dalam mata pelajaran tersendiri di
sekolah-sekolah khususnya di Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah
dan Madrasah Aliyah serta Perguruan Tinggi. Namun meskipun Bahasa
Arab sudah masuk dalam mata pelajaran tersendiri disekolah, tidak
semudah membalikkan telapak tangan siswa dapat menyerap, memahami
serta menguasai meteri Bahasa Arab yang telah diajarkan gurunya, Bahkan
diantara mereka yang menganggap bahwa Bahasa Arab sebagai momok
yang menakutkan karena terlalu dibebani oleh sederajat hafalan-hafalan
teks berbahasa Arab. Jadi permasalahannya sekarang adalah bagaimana
meningkatkan kualitas berbahasa Arab yang masih dianggap oleh siswa
sebagai bahasa yang sulit.
Untuk memudahkan siswa dalam proses pembelajaran Bahasa
Arab perlu sekali guru yang memiliki keterampilan, baik tentang kaidah
ketatabahasaan Arab maupun keterampilan dalam berbahasa Arab, selain
itu juga yang lebih utama untuk diperhatikan oleh guru adalah unsur
kreatif dalam mengajarkan materi Bahasa Arab, yaitu dalam perencanaan
serta penggunaan berbagai macam strategi pembelajaran Bahasa Arab
yang telah diajarkan, tanpa harus mengalami kejenuhan selama proses
pembelajaran Bahasa Arab berlangsung.
Jika dikatakan bahwa bahasa Arab adalah bahasa agama Islam,
maka konsekuensinya adalah untuk memahami ilmu-ilmu agama Islam
dipersyaratkan menguasai bahasa Arab. Sebab sumber ilmu-ilmu agama
Islam ditulis dengan bahasa Arab. Sehingga agama Islam dan bahasa Arab
bagaikan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Sementara itu,
jika dikatakan bahwa bahasa Arab adalah bahasa asing, maka
konsekuensinya adalah bahasa Arab diposisikan sebagai bahasa
komunikasi yang bukan sebagai prasyarat untuk memahami ilmu-ilmu
agama Islam.
Landasan yuridis untuk pengembangan dan penyusunan kurikulum
bahasa Arab pada tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah serta
pendidikan tinggi mengacu pada: 1. Undang Undang Nomor 20/2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36, 37, dan 38; 2. Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
3. Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2008 tentang Standar Isi (SI)
dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk satuan pendidikan dasar
dan menengah di madrasah (MI, MTs, dan MA). Di dalam UU Nomor 20
Tahun 2003 Tentang Sisdiknas Pasal 36 Ayat (1) dan (2) juga dalam PP
Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 17 ayat (1) diberikan otonomi kepada satuan
pendidikan dasar dan menengah untuk mengembangkan kurikulum
(termasuk kurikulum bahasa Arab) sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat,
dan peserta didik. Namun demikian, pengembangan kurikulum itu harus
tetap mengacu pada standar nasional pendidikan. Selanjutnya, dalam
Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2008 tentang Standar Isi dan
Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Bahasa Arab di Madrasah dijelaskan bahwa Standar Kompetensi Lulusan
mata pelajaran bahasa Arab MI, MTs, dan MA mencakup empat
keterampilan bahasa Arab: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
B. Fokus Observasi
Berkaitan dengan pengembangan kurikulum Bahasa Arab yang
berlangsung di sekolah, maka dilaksanakan penelitian atau observasi
mengenai perkembangan kurikulum Bahasa Arab di SMP Plus Darus
Sholah dan MTsN 1 Jember yang difokuskan pada beberapa subfokus
sebagai berikut :
1. Kurikulum yang berlaku di SMP Plus Darus Sholah dan MTsN
1 Jember
2. Pengembangan kurikulum Bahasa Arab di SMP Plus Darus
Sholah dan MTsN 1 Jember
C. Tujuan Observasi
Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang akan dituju
dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian harus mengacu kepada
masalah-masalah yang telah dirumuskan sebelumnya.
1. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dimana peneliti
mengadakan pengamatan, baik itu secara langsung maupun tidak langsung
terhadap gejala-gejala subyek atau obyek yang diselidiki, baik dalam
situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi yang khusus yang sengaja
diadakan. Teknik observasi non partisipan. Dalam hal ini, peneliti hanya
sebagai pengamat atau observer yaitu peneliti datang ketempat penelitian,
tidak terlibat langsung dengan kegiatan tersebut. Agar hasil observasi
dapat direkam dengan baik, peneliti menggunakan alat pencatat hasil
observasi dan alat perekam kegiatan (foto). Metode ini menggunakan
pengamatan Independen atau penginderaan langsung terhadap suatu
benda, kondisi,situasi, proses, atau perilak
No
. Mata Pelajaran I II iii
A Kelompok A
a. Al-Qur’an Hadits 2 2 2
b. Akidah Akhlak 2 2 2
c. Fikih 2 2 2
d. SKI 2 2 2
2 PPKN 3 3 4
3 B. Indonesia 6 6 6
4 B. Arab 3 3 3
5 Matematika 5 5 5
6 IPA 5 5 5
7 IPS 4 4 4
5
No
. Mata Pelajaran I II iii
8 B. Inggris 4 4 4
Kelompok B
1 Seni Budaya 3 3 4
2 PJOK 3 3 3
3 Muatan Lokal – – –
Jumlah 46 46 46
Penjelasan :
1. Mata pelajaran Kelompok A merupakan kelompok mata pelajaran
yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat.
2. Mapel Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang
muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat
dilengkapi dengan muatan/konten lokal.
3. Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan
lokal yang berdiri sendiri.
4. Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 40 (empat
puluh) menit).
Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan dapat
memuat konten lokal.
5. Untuk Mata Pelajaran Prakarya dan/atau Mata Pelajaran
Informatika, satuan pendidikan menyelenggarakan salah satu atau
kedua mata pelajaran tersebut. Peserta didik dapat memilih salah
satu mata pelajaran yaitu Mata Pelajaran Prakarya atau Mata
Pelajaran Informatika yang disediakan oleh satuan pendidikan.
6
6. Muatan Lokal dapat memuat Bahasa Daerah dan/atau kearifan
lokal atau mata pelajaran lain yang menjadi kekhasan/keunggulan
madrasah terdiri atas maksimal 3 (tiga) mata pelajaran dengan
jumlah maksimal 6 (enam) jam pelajaran.
B. Pengembangan Kurikulum (perspektif Yuridis)
Secara etimologis istilah kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa
Yunani, yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat
berpacu”. Istilah kurikulum berasal dari dunia olahraga, terutama dalam
bidang atletik pada zaman romawi kuno di Yunani. Dalam bahasa Prancis,
istilah kurikulum berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run).
Kurikulum berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari
dari garis start sampai dengan garis finish untuk memperoleh medali atau
penghargaan. Jarak yang harus ditempuh tersebut kemudian diubah
menjadi program sekolah dan semua orang yang terlibat di dalamnya.
Dalam konteks pendidikan kurikulum berarti jalan terang yang dilalui oleh
pendidik dengan peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap serta nilai-nilai.
Saylor dan Alexander sebagaimana dikutip oleh Nasution
merumuskan pengertian kurikulum adalah segala usaha yang ditempuh
sekolah untuk merangsang belajar, baik berlangsung di kelas, di halaman
sekolah, maupun di luar sekolah. Nasution menyimpulkan beberapa
penafsiran tentang kurikulum diantaranya: Pertama, kurikulum sebagai
produk. Kedua, kurikulum sebagai program. Ketiga, kurikulum sebagai hal
yang akan dipelajari oleh siswa. Keempat, kurikulum dipandang sebagai
pengalaman siswa.
Dalam pengertian sempit, kurikulum merupakan seperangkat
rencana, pengaturan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di sekolah.
Pengertian ini menggaris bawahi adanya empat komponen dalam
kurikulum yaitu: tujuan, isi, organisasi, serta strategi. Sedangkan dalam
pengertian yang lebih luas kurikulum adalah seperangkat rencana dan
7
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pengertian ini
menggambarkan bahwa segala bentuk aktivitas sekolah yang dapat
mengembangkan potensi peserta didik adalah kurikulum, baik sebagai
produk, program, materi pelajaran, pengalaman siswa, dan tidak hanya
terbatas pada kegiatan belajar mengajar saja.
Sedangkan pengembangan kurikulum adalah seluruh proses
pengembangan kurikulum atau perbaikan dari kurikulum yang sudah ada.
Pengembangan kurikulum melibatkan pengambilan atau adopsi tujuan
nasional, arah dan sasaran dari pendidikan ke dalam suatu rencana yang
menyatakan apa yang dimaksud dan apa yang dicapai di sekolah. Pada
dasarnya, hal ini merupakan suatu rangkaian tugas yang terencana dan
berurutan yang dibutuhkan untuk mengevaluasi, memperbaiki, dan
mengembangkan kurikulum dan yang pada akhirnya berhubungan dengan
penyusunan rencana kegiatan belajar-mengajar.
Pengembangan kurikulum merupakan suatu hal yang dapat terjadi
kapan saja sesuai dengan kebutuhan. Sebagaimana yang dikutip oleh
Nicholls and Nichools dalam buku Hamalik sebagai berikut,
pengembangan kurikulum adalah: “The planning of learning opportunities
intended to bring about certain desired in pupils and assessment of the
extent to which these changes have taken place”.5 Dari pemaparan ini
menunjukkan bahwa pengembangan kurikulum adalah perencanaan
kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksud untuk membawa siswa
kearah perubahan-perubahan yang diinginkan dan menilai hingga mana
perubahan-perubahan itu telah terjadi pada diri siswa. Sedangkan yang
dimaksud kesempatan belajar (learning opportunity) adalah hubungan
yang telah direncanakan dan terkontrol antara para siswa, guru, bahan
peralatan, dan lingkungan dimana belajar yang diinginkan diharapkan
terjadi.
8
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Landasan yuridis pengembangan kurikulum adalah
1. RPJMM 2010-2014 sektor pendidikan, tentang perubahan metodologi
pembelajaran dan penata kurikulum.
2. PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
3. INPRES Nomor 1 Tahun 2010, tentang Percepatan Pelaksanaan
Pembangunan Nasional, penyempurnaan kurikulum dan metode
pembelajaran aktif berdasarkan nilainilai budaya bangsa untuk membentuk
daya saing dan karakter bangsa.
C. Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab
Kurikulum pembelajaran bahasa Arab, di era globalisasi ini tentu
lebih kompleks karena harus mempertimbangkan berbagai faktor dan
varibel yang terkait dengan filsafat (hakikat dan fungsi) bahasa, aspek
sosial budaya, psikologi siswa yang belajar bahasa, lingkungan sosial
politik, sistem pendidikan dan pembelajaran, dan sebagainya.
Gagasan pengembangan kurikulum Pendidikan Bahasa Arab
idealnya berbasis visi pengembangan keilmuan dan pembelajaran agar
produk kurikulum yang dirumuskan dapat merespon tantangan zaman,
sehingga dapat memberikan jaminan mutu dalam proses dan produk
pembelajarannya.
Dalam rangka memperkaya pemikiran tentang kurikulum
pendidikan bahasa Arab, kajian ini bertujuan untuk mendiskusikan
pengembangan kurikulum pendidikan bahasa Arab di masa depan yang
komprehensif dan mendasar bagi rancang bangun sistem pendidikan
bahasa Arab yang handal, agar tidak mengalami disorientasi tujuan
pembelajaran bahasa Arab itu sendiri sehingga kurikulum pendidikan
bahasa Arab perlu dibangun/dikonstruks berdasarkan epistemologinya.
9
Pengembangan berarti tindak lanjut dari pertumbuhan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata pengembangan diberi
makna Proses, cara, perbuatan mengembangkan. Sedangkan menurut,
istilah pengembangan dapat bermakna kuantitatif dan kualitatif, yang bisa
dalam bentuk: 1) Memperkaya nuansa pemikiran dan terori yang ada; atau
2) Merevisi dan menyempurnakan pemikiran dan teori yang sudah ada;
atau 3) Mengganti pemikiran dan teori lama dengan pemikiran dan teori
baru; atau 4). Menciptakan pemikiran dan teori yang belum ada
sebelumnya.
Kurikulum (curriculum, al-manhaj), yang secara bahasa berarti
jalan yang jelas, tidak hanya berupa struktur mata pelajaran dan silabus,
melainkan keseluruhan pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan
kepribadian yang akan ditransformasikan melalui proses pendidikan,
sehingga peserta didik mengalami perkembangan dan kemajuan ke arah
terbentuknya pribadi yang berpikir rasional, berpengetahuan luas, bersikap
positif, berketerampilan dan berkepribadian sosial. Kurikulum merupakan
seperangkat pengalaman dan program pendidikan yang terencana yang
didesain dan diberikan oleh institusi pendidikan kepada peserta didik
dengan tujuan membantu mereka tumbuh dan berkembang secara terpadu
(fisik, mental, intelektual, emosional, spiritual, sosial, dan sebagainya),
sehingga mampu beradaptasi dan berkreasi dalam menghadapi berbagai
persoalan kehidupan mereka.
Kurikulum pembelajaran bahasa Arab menjadi sangat urgent untuk
dikembangkan agar proses pembelajaran (bahasa Arab) menjadi lebih
bermutu, mengikuti perkembangan keilmuan (relevansi intelektual) dan
kebutuhan masyarakat, serta output yang dihasilkan sesuai dengan
tuntutan pasar (relevansi sosial). Sehingga dengan pengembangan
kurikulum, tujuan pembelajaran, isi (content), metode, media, interaksi,
dan evaluasi pembelajaran pembelajaran bahasa menjadi jelas, terarah, dan
terukur.16 Pengembangan kurikulum Bahasa Arab sama dengan
pengembangan kurikulum lainnya. Oleh karena itu, mau tidak mau harus
10
bersentuhan dengan asas-asas pengembangan kurikulum secara umum,
yaitu: landasan linguistik, landasan edukatif, landasan psikologis, dan
landasan social.
BAB IV
PEMBAHASAN
11
S.Pd.
Mahinunik, S.E Bendahara
Edy Susanto, S.Pd. Ur.Humas
Ir.Ganef Zaiful Guru
Diyan Sartika Weny, Guru
S.Pd.
12
lulusan yang diharapkan oleh sekolah dalam rangka mewujudkan visi
sekolah.
Visi misi di sekolah SMP Plus Darus Sholah adalah sebagai berikut:
Visi :
Berguna bagi nusa dan bangsa serta bahagia dunia akhirat
Misi :
1. Memantapkan religiusitas (Ad Dien)
2. Mengembangkan intelektual (Al Aql)
3. Membangun intergritas (Al Haya’)
4. Meraih prestasi (Al Amalus Sholih)
Visi misi di sekolah MTsN 1 Jember adalah sebagai berikut :
Visi :
Inovatif, cerdas, mandiri dan islami
Misi :
1. Mewujudkan pendidikan yang adil dan merata
2. Berperan membangun masyarakat sadar pendidikan
3. Mewujudkan siswa yang unggul dalam multi kompetensi
4. Mewujudkan sistem kurikulum yang bermutu, efisien dan relevan
5. Mewujudkan madrasah yang menjalankan Sistem Manajemen
Mutu Terpadu.
6. Mewujudkan madrasah yang memiliki teamwork yang kompak dan
cerdas
7. Mewujudkan madrasah yang memiliki Sistem Transparansi
Manejemen yang baik
8. Mewujudkan madrasah yang memiliki sistem monitoring dan
evaluasi yang baik terhadap semua aspek pendukung madrasah.
9. Mewujudkan madrasah yang akuntabel
10. Mewujudkan madrasah yang mampu melahirkan siswa berprestasi
pada bidang akademik ataupun non akademik di tingkat regional,
nasional dan internasional
13
11. Mewujudkan madrasah yang memiliki media komunikasi yang
efektif .
12. Mewujudkan madrasah yang memiliki tingkat partisipasi warga
madrasah dan masyarakat yang tinggi.
13. Mewujudkan budaya dan lingkungan madrasah yang islami,
nyaman, aman, rindang, asri, bersih.
14
arab, semakin banyak anak-anak menghafal atau menguasai
kosakata Bahasa arab maka semakin mudah untuk mempelajari
Bahasa arab, selanjutnya yaitu anak-anak harus berusaha
memahami struktur kalimat yang ada dalam materi pembelajaran,
namun sebelum kedua hal diatas diharapkan anak-anak memiliki
skil seperti menulis dan membaca, selanjutnya setelah kedua hal
tersebut kita mencoba untuk mempelajari bagaimana kita mencoba
memahami teks bacaan yang sudah disiapkan, dengan dua cara
diatas insyaallah anak-anak akan mudah untuk memahami teks
bacaan, setelah itu anak-anak diperkenalkan dengan soal-soal.
Tujuan menggunakan metode seperti adalah agar anak-anak
bisa menguasai materi Bahasa arab yang diajarkan saat itu seperti
membaca, memahami teks arab dll, meskipun tidak keseluruhan
mampu menerima materi Bahasa arab ini, karena Bahasa arab ini
merupakan materi yang sangat sulit dan juga tergantung
kemampuan anak-anak. Dan agar nilai anak-anak itu diatas nilai
KKM (75).
Adapun pengembangan kurikulum di SMP Plus Darus
Sholah Jember memiliki tiga kurikulum yaitu Diknas, Kemenag,
dan Pondok Pesantren. Adapun Kurikulum yang mengikuti Diknas
yaitu masih menggunakan kurikulum K-13. Sedangkan kurikulum
yang diambil dari Kemenag yakni Bahasa Arab, Hadits, Tarikh,
Al-Qur’an, Akhlaq, Fiqih. Kemudian kurikulum yang diambil dari
Pondok Pesantren yaitu Nahwu, Sharaf, Kaligrafi, Tauhid. Kitab
yang digunakan dari Kemenag dan Pondok Pesantren adalah kitab
yang berlandaskan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Adapun mata
pelajaran Akhlaq yaitu bukan diambil dari kemenag melainkan
mengambil dari kita Akhlaqul Banin dan Banat. Adapun mata
pelajaran tarikh itu diambil dari kitab Khulashah Nurul Yaqin.
Kurikulum Kemenag disini tidak langsung mengambil buku
langsung dari sana yang penting ada materi Bahasa Arab.
15
Sedangkan yang dari Pondok Pesantren seperti Nahwu
menggunakan Al-Miftah dari Sidogiri yang merupakan kurikulum
yang berbasis Pondok Pesantren.
16
terlebih tempat tinggal mereka berada dalam lingkungan pondok
pesantren.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu,
meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kehasan,
kondisi, potensi daerah, satuan pendidikan dan oeserta didik.
Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah
Negeri 1 Jember untuk kelas 7 itu menggunakan kurikulum merdeka,
sedangkan untuk kelas 8 dan 9 itu menggunakan kurikulum 2013.
Kurikulum Bahasa arab di Mtsn 1 Jember itu berkembang atau berubah
sesuai kebijakan pemerintah atau arahan Kemenag. Dan pengembangan
kurikulum di SMP Plus Darus Sholah Jember memiliki tiga kurikulum
yaitu Diknas, Kemenag, dan Pondok Pesantren. Pengembangan Kurikulum
yang ada di SMP Plus Darus Sholah ini berkembang atau berubah sesuai
kebijakan pemerintah atau arahan Kemenag, Diknas, dan Pondok
Pesantren tetapi tidak semuanya diambil langsung dari sana melainkan ada
perubahan karena sekolah ini bukan dari sekolah negeri dan sesuai dengan
kebutuhan siswanya.
B. Saran
Sesuai dengan perkembangan dan ilmu pengetahuan sebaiknya
kurikulum disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Kurikulum perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengantuntutan dan
17
perubahan kurikulum harus mengacu pada sumber hukum yaitu pancasila
dan undang-undang dasar 1945.
DAFTAR PUTAKA
18
Lampiran-lampiran
19
20
21
22
23