Teori Psikososial

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 4

TEORI PERKEMBANGAN

PSIKOSOSIAL ERICK H. ERIKSON

( POINT 7 DAN 8 )

KELOMPOK 1:

1. NURUL HIDAYATI NIM 12206173063

2. DEBBIE ELIZANTY RUDDINAYA NIM 12206173065

3. HITA ASTININGRUM NIM 12206173067

4. MEGA INDAH ELVARIANI NIM 12206173069

5. AISYAH GHOYATI SHOFA NIM 12206173071

6. ELVANI MARLIANTI NIM 12206173078

7. SITI ZAENAP NIM 12206173079

8. SUPRIHATIN NIM 12206173103

9. UMAIYAH NIM 12206173114


A. Point 7 Generativity – Self Absorbtion

Teori ini merupakan suatu masa kritis dimana setiap individu menghadapi

adanya tuntutan untuk membantu orang lain diluar keluarganya baik itu berupa

pengabdian kepada masyarakat maupun manusia secara umum.

Ini adalah suatu tahap kedua perkembangan menuju kedewasaan. Noarmnya,

seseorang pada masa ini sudah mapan dalam kehidupannya. Jika seseorang pada

masa ini mengalami kemajuan dalam berkarir atau rumah tangganya maka akan

memberikan seorang tersebut suatu perasaan untuk memiliki suatu tujuan. Masa-

masa ini biasanya terjadi pada usia 35 sampai 64 tahun.

Pada masa ini adalah suatu masa yang sangat kritis pada seseorang. Jadi

apabila seseorang bisa melewati dengan baik, maka dia akan mampu berbuat

kebaikan yang lebih banyak lagi bagi kemanusian dan bagi generasi yang akan

dating, tentunya hal ini didasari pada pengalaman positif seseorang tersebut dimasa

lalu. Namun krisis tahap ini juga akan dapat berhasil dilalui dengan melewati bebrapa

bentuk-bentuk lain dari produktivitas dan kreatifitas. Selama tahap ini seseorang

harus terus tumbuh. Salah satu tugas yang harus dicapai dalam tahap ini ialah

dengan mengabdikan diri guna untuk mendapatkan keseimbangan antara sifat

melahirkan sesuatu (generativitas) dengan tidak berbuat apa-apa atau tidak peduli

dengan orang lain (stagnasi). Karena generativitas adalah suatu perluasan cinta

kemasa depan. Ini adalah sifat kepedulian terhadap generasi yang akan datang.

Melalui generavitas akan dapat dicerminkan sikap mempedulikan orang lain. Dalam

tahap ini juga seseorang yang telah memasuki usia dewasa menengah diharapkan

dapat menjalin hubungan atau berinteraksi secara baik dan menyenangkan dengan

generasi penerusnya dan tidak memaksakan kehendak mereka pada penerusnya

berdasarkan pengalaman yang mereka alami.


Apabila pada tahapan ini seseorang tidak dapat melewatinya dengan baik

maka, ia akan terperangkap dalam kebutuhan dan permasalahan pribadinya (self

absorbtion). Karena seseorang tersebut tidak merasa nyaman dengan alur

kehidupannya dan mempunyai pengalaman yang negative, biasanya akan muncul

penyesalan terhadap apa yang telah dilakukan dimasa lalu dan merasa hidupnya

megalami stagnasi.

B. Point 8 Ego Integerity – Despair

Fase ini akan memunculkan dinamika dimana setiap individu akan meninjau

kembali ke masa lalu. Pada fase ini seseorang akan mengalami penglihatan kembali

atau flash back tentang alur kehidupannya yang telah dijalani. Ini di alami pada usia

65 tahun keatas dan pada tahap ini seseorang berusaha menyelesaikan

permasalahan yang sebelumnya belum terselesaikan.

Penerimaan terhadapa presatasi, kegagalan dan keterbatasan adalah hal

utama yang membawa dalam sebuah kesadaran bahwa hidup seseorang adalah

tanggungjawab sendiri. Orang yang berhasil melewati tahap ini, berarti ia dapat

mencerminkan keberhasilan dan kegagalan yang pernah dialami. Individu ini akan

menacapai kebijaksanaan, meskipun saat menghadapi kematian. Tetapi apabila

seseorang tidak bisa menghadapi tahap ini, maka akan terjadi keputusasaan dan

akana menyesali cara mereka dalam menjalani hidup atau bagaimana kehidupan

mereka telah berubah. Bila saat mengevaluasi masa lalu individu merasa semuanya

belum siap atau gagal, maka akan timbul kekecewaan yang mendalam ( ego

despair), bila saat mengevaluasi prestasi positif yang memuaskan dimasa lalu dan

tindakan dimasa lalulnya sehingga akan menimbulkan perasaan puas (Ego

Intergerity)

Anda mungkin juga menyukai