Abstrak Sistem konseling adalah menyediakan kondisi di mana dapat menolong klien, salah satunya
dengan menciptakan lingkungan konseling yang hangat dan aplikasi berbagai prosedur konseling.
Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan kualitas hubungan antar pribadi yang baik konselor dan
klien. Konseling sebagai sebuah profesi yang digambarkan dengan tampilan konselornya. Konselor
profesional merupakan figur yang dapat menampilkan dirinya sebagai teladan. Di antara kompetensi
konselor, yang paling penting adalah kualitas pribadi konselor karena konselor sebagai pribadi harus
mampu menampilkan jati dirinya secara utuh, tepat, dan berarti, serta membangun hubungan in-
terpersonal yang baik sehingga menjadi motor penggerak keberhasilan layanan. Pribadi konselor
merupakan ‘instrumen’ yang menentukan hasil positif dalam proses konseling, sebab inti dari proses
terapeutik dalam konseling yaitu hubungan yang dibangun antara konselor dan konseli. Sehingga
kualitas pribadi konselor merupakan hal yang esensial bagi konselor untuk mencapai tujuan dalam
proses konseling.
Abstract The aim of the counselling system is to provide conditions which can help clients to
develop This process of learning to behave effectively is facilitated by creating a warm counselling
environment and the application of a variety of counselling procedures. Counselling as a profession is
described by the appearance of a counsellor. Professional counsellors are figures who can present
themselves as role models. Among the competence of the counsellor, the most important thing is the
personal quality of the counsellor because the counsellor as a person must be able to present his /
her identity completely, precisely, and meaningfully, and build good interpersonal relationships so that
it becomes the driving force for service success. The counsellor’s person is an "instrument" that
determines the positive results in the counselling process, because the core of the therapeutic
process in counselling is the relationship that is built between the counsellor and the counselee. So
that the personal quality of the counsellor is essential for the counsellor to achieve goals in the
counselling process.
yang baik dan berkualitas maka mereka proses konseling seorang konselor ini
keterampilan emosi dan spiritual konselor pandangan, keyakinan dan tingkah laku
harus lebih ditekankan dari pada sisi konselinya baik itu secara langsung
maupun tidak langsung. Kemudian Dalam konteks bimbingan dan
kualitas konselor ialah semua kriteria konseling kualitas pribadi konselor dalam
keunggulan termasuk kepribadian, hal sikap dan perilaku sehari-hari akan
pengetahuan, wawasan, keterampilan, dan menjadi modal utama dan pertama dalam
nilai- nilai yang dimiliki konselor, yang menjalankan bimbingan dan konseling
akan menentukan keberhasilan yang efektif. Hal itu terjadi karena hanya
(efektivitas) suatu proses bimbingan dan dengan kualitas pribadi yang tinggilah
konseling. Salah satu kualitas adalah tujuan konseling akan tercapai, yang
kualitas pribadi konselor, yang lainnya ditentukan oleh teknik yang
menyangkut segala aspek kepribadian digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa
yang amat penting dan menentukan betapa pentingnya kualitas pribadi yang
efektivitas konseling. harus dimiliki oleh konselor. Cavanagh
merekomendasikan 12 kualitas pribadi
Rogers menyatakan bahwa ada
seorang konselor, yaitu ;
beberapa kompetensi konselor yang dapat
memberikan perubahan langsung terhadap 1. Pemahaman tentang diri sendiri;
konseli pada saat melakukan proses karakteristik yang ditunjukkan
konseling di antaranya yaitu: 1) Ketulusan, adalah menyadari kebutuhannya,
2) Penerimaan. menghargai konseli menyadari perasaannya, menyadari
sebagai individu yang berharga, 3) Empati faktor yang membuat kecemasan
yaitu suatu kemampuan untuk dalam konseling dan cara yang
menempatkan diri, jiwa, dan perasaan dari dilakukan untuk mengurangi
konselor ke dalam jiwa, dan perasaan kecemasan, dan menyadari akan
konseli. Beberapa perubahan ini di kelebihan dan kekurangan diri.
antaranya konseli akan menjadi: 1) lebih 2. Kompetensi, upaya mendapatkan
realistis dalam memandang dirinya sendiri, kualitas secara fisik, intelektual,
2) lebih percaya diri dan memiliki emosional, sosial dan kualitas
kemampuan dalam mengarahkan diri, (3) moral yang harus dimiliki oleh
lebih positif dalam menilai diri sendiri, 4) konselor.
lebih dewasa, 5) mampu mengatasi stres 3. Keadaan psikologis konselor yang
yang dihadapinya, 6) lebih memiliki baik, konselor yang memiliki
struktur kepribadian yang sehat. kesehatan psikologis yang baik
memiliki karakteristik, mencapai
kepuasan akan kebutuhannya,
proses konseling tidak dipengaruhi yang sering dilakukan secara non
oleh pengalaman masa lalu dan verbal, dengan tujuan untuk
pengalaman pribadi di luar proses mencairkan berkomunikasi dengan
konseling yang tidak memiliki orang di luar kalangannya sendiri,
implikasi penting dalam konseling. memberikan perlakukan kepada
4. Dapat dipercaya, konselor dituntut klien dengan cara yang dapat
untuk konsisten dalam ucapan dan memunculkan respons yang berarti,
perbuatan, memakai ungkapan dan berbagi tanggung jawab secara
verbal dan non verbal untuk seimbang dengan klien.
menyatakan jaminan kerahasiaan, 9. Kesabaran, sikap sabar
tidak pernah membuat seseorang ditunjukkan dengan kemampuan
menyesal telah membuka konselor untuk bertoleransi pada
rahasianya. keadaan yang ambigu, mampu
5. Kejujuran, konselor bersifat berdampingan secara psikologis
terbuka, otentik dan penuh dengan klien, tidak merasa boros
keikhlasan. waktu, dan dapat menunda
6. Memiliki kekuatan untuk pertanyaan yang akan disampaikan
mengayomi klien, kemampuan pada sesi berikutnya.
untuk membuat klien merasa aman 10. Kepekaan, memiliki sensitivitas
yang ditunjukkan dalam hal terhadap reaksi dirinya sendiri
memiliki batasan yang kebekuan dalam proses konseling, dapat
suasana, berbagi pengalaman mengajukan pertanyaan yang
emosional dan memungkinkan “mengancam” klien secara arif dan
klien menjadi peduli beralasan peka terhadap hal-hal yang mudah
dalam berpikir, dapat mengatakan tersentuh dalam dirinya.
sesuatu yang sulit dan membuat 11. Kebebasan, sikap konselor yang
keputusan yang tidak populer, mampu membedakan antara
fleksibel dan menjaga jarak manipulasi dan edukasi serta
dengan klien (tidak terbawa pemahaman perbedaan nilai
emosi klien). kebebasan dan menghargai
7. Kehangatan, merupakan pada perbedaan.
dirinya sendiri. 12. Kesadaran menyeluruh, memiliki
8. Pendengar yang aktif ditunjukan pandangan secara menyeluruh
dengan sikap dapat komunikasi dalam hal menyadari dimensi
kepribadian dan kompleksitas hubungan membantu konseli tetapi juga
keterkaitannya, terbuka terhadap mampu menyadari dunia lingkungannya,
teori-teori perilaku. mau menyadari masalah sosial politiknya,
dan dapat berdaya cipta secara luas dan
Kemudian ada beberapa hal yang dapat
tidak terbatas dalam pandangan
mempengaruhi konselor berperilaku secara
profesionalnya. Maka dari itu dibutuhkan
tepat terkait dengan perspektif nilai
pemahaman yang luas tentang
adalah ; 1) konselor memiliki kualitas
pengembangan pribadi konselor yang
pribadi yang positif, 2) kemampuan
terintegrasi, demi terwujudnya lulusan
memahami isu-isu etis dalam konseling, 3)
guru pembimbing atau konselor yang
adanya kesadaran kultural dalam konteks
profesional dibidangnya.
Multi budaya, 4) konselor dapat
membangun kualitas hubungan konselor – Terlebih juga kadang-kadang diajarkan
klien yang efektif, dan 5) konselor mampu kepada konselor bahwa yang ideal adalah
memahami prinsip-prinsip keyakinan dan bahwa ia tetap “tidak berpihak pada nilai
nilai dari perspektif klien. tertentu”. Dia harus berusaha untuk tidak
menonjolkan nilai tertentu dan bahwa ia
Lalu ada pembahasan tentang
harus memisahkan sistem nilai dan
Kepribadian, Kepribadian tidak terbentuk
falsafah hidupnya dari kegiatan terapi yang
semata-mata karena pengalaman, tetapi
diberikannya. Namun ada yang
merupakan suatu integritas dari kemauan
berpendapat, seperti halnya Patterson
dan kemampuan dirinya untuk dapat
(Corey, 2012: 27), bahwa sistem nilai
bersikap dan bertindak sebagai konselor
yang dianut konselor tidak dapat
profesional. Figur ini merupakan titik awal
dilepaskan dari proses konseling. Ini
dan sebagai landasan sekaligus
berarti bahwa para praktisi konseling wajib
penyeimbang antara ketrampilan dan
benar-benar sadar akan sistem nilai sendiri.
kemampuan. Realitas menunjukkan bahwa
Bagi Patterson, kesadaran bahwa seorang
sikap dan volunterisme (filantropi)
konselor itu adalah orang yang
konselor memiliki derajat yang tinggi
berpartisipasi dalam hubungan antar
dalam mengangkat klien ke arah
pribadi dengan para konseli membuat arti
pengenalan terhadap realitas. Konselor
penting sistem nilai konselor menjadi titik
diharapkan memiliki pribadi yang dapat
fokus.
mencerminkan perilakunya dalam
mewujudkan kemampuan dalam
Jadi seperti pendapat dari salah satu d. Strong memperoleh hasil penelitian
ahli mengenai kualitas dan karakteristik bahwa sikap yang diinginkan
pribadi konselor yang sangat ideal di atas, konseli dari konselor adalah:
pendapat saya tidak dapat dipenuhi oleh menarik, dapat dipercaya, dan ahli
seorang konselor secara utuh keseluruhan. di bidangnya.
Namun, konselor tetap harus berupaya
Dalam Willis (2013, hlm. 86-87)
memenuhinya sebanyak mungkin dengan
menyimpulkan bahwa karakteristik
tetap memiliki ciri pribadi sendiri yang
konselor khususnya untuk kondisi
khas (unik). Menjadi konselor yang baik,
Indonesia adalah sebagai berikut:
yaitu konselor yang efektif, perlu
mengenal diri sendiri, mengenal konseli, 1. Beriman dan bertakwa
memahami maksud dan tujuan konseling, 2. Menyenangi manusia
serta menguasai proses konseling. Adapun 3. Komunikator yang terampil
juga yang terdapat dalam Willis (2013, 4. Memiliki ilmu dan wawasan
hlm.83-85) yang memaparkan pendapat tentang manusia, sosial budaya;
dari beberapa ahli mengenai karakteristik merupakan nara sumber yang
konselor di antaranya : kompeten
5. Fleksibel, tenang, dan sabar
a. Rogers merumuskan aspek-aspek
6. Menguasai keterampilan teknik;
kepribadian konselor yang penting
memiliki intuisi
dalam hubungan konseling adalah:
7. Memahami etika profesi
empati, respek, menerima,
8. Respek, jujur, asli, menghargai,
menghargai, dan jujur.
tidak menilai
b. C.Gilbert W mengatakan kunci
9. Empati, memahami, menerima,
kualitas konselor adalah pada sikap
hangat, bersahabat
mengasuh (memelihara). Brammer
10. Fasilitator, motivator
mengungkapkan bahwa seorang
11. Emosi stabil; pikiran jernih; cepat
konselor harus fleksibel, pribadi
dan mampu
yang menyenangkan, dan bersikap
12. Objektif, rasional, logis, konkret.
objektif.
c. Tucker dan Snyder menemukan Pendapat akhir dari saya yaitu bahwa
dari hasil penelitiannya bahwa sifat kualitas pribadi konselor dalam hal sikap
toleran itu membuat konselor lebih dan perilaku sehari-hari akan menjadi
efektif. modal utama dan pertama dalam
menjalankan bimbingan dan konseling menyangkut segala aspek kepribadian
yang efektif. Hal itu terjadi karena hanya yang amat penting dan menentukan
dengan kualitas pribadi yang tinggilah keefektifan konselor jika dibandingkan
tujuan konseling akan tercapai, yang dengan pendidikan dan latihan yang ia
lainnya ditentukan oleh teknik yang dapat. Kualitas pribadi konselor di dunia
digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan khususnya di Indonesia adalah
betapa pentingnya kualitas pribadi yang sebagai berikut:
harus dimiliki oleh konselor.
Beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, yang
ditunjukkan dengan
menampilkan kepribadian yang
beriman dan bertakwa,
konsisten dalam menjalankan
kehidupan beragama dan
toleran terhadap pemeluk
agama lain, berakhlak mulia
II. PENUTUP dan berbudi pekerti luhur,
sehingga konselor dapat
Konselor merupakan sebuah profesi,
menjadi teladan bagi konseli.
Tuntutan secara profesi, konselor harus
Menghargai perbedaan
memiliki kualitas pribadi yang memadai
individu, ditunjukkan dengan
untuk menunjukkan profesionalisme
sikap toleran dengan
perilaku dan aktivitasnya. Konselor yang
perbedaan, peduli, saling
memiliki pribadi mantap, akan sangat
menghargai dan menghormati
menyadari profesinya, yang harus
keberagaman, bersikap
ditunjang dengan kompetensi-kompetensi
demokratis.
pribadi, akademik, sosial dan profesional.
Menunjukkan integritas dan
Efektivitas konseling sangat ditentukan
stabilitas kepribadian yang
oleh kualitas pribadi konselor. Konseling
kuat, dengan menampilkan
yang efektif bergantung pada kualitas
kepribadian dan perilaku yang
hubungan antara klien dengan konselor.
terpuji seperti berwibawa, jujur,
Kualitas pribadi konselor yang
sabar, ramah, dan konsisten,
dimaksudkan adalah kriteria yang
menampilkan emosi yang
stabil, peka, empati, peduli dengan menyadari fungsi diri maka
pada kepentingan konseli konselor akan dapat memahami keadaan
(altruistis), menghormati konseli dengan lebih baik sehingga
keragaman dan perubahan, terbentuklah kepribadian yang mantap.
bersemangat, disiplin, mandiri,
Kepribadian merupakan titik tumpu
berpenampilan menarik dan
dari dua jenis kemampuan yang lain
menyenangkan, berkomunikasi
(pengetahuan dan ketrampilan), namun
secara efektif
demikian ketiga aspek memiliki
Menampakkan kinerja dan
keterkaitan bersifat reciprocal atau dengan
penampilan yang berkualitas
kata lain ketiganya harus ada dan saling
tinggi, ditunjukkan dengan
mempengaruhi. Kepribadian tidak
menampilkan tindakan yang
terbentuk semata-mata karena pengalaman,
cerdas, kreatif, inovatif,
tetapi merupakan suatu integritas dari
produktif, bersemangat,
kemauan dan kemampuan dirinya untuk
disiplin, mandiri,
dapat bersikap dan bertindak sebagai
berpenampilan menarik dan
konselor profesional. Karena kepribadian
menyenangkan.
konselor ini dirasakan sangat penting
Dengan kata lain keberhasilan atau adanya dalam proses konseling yang
keefektifan dalam proses konseling dilakukan konselor dan konseli, maka
dipengaruhi oleh kualitas pribadi konselor disarankan agar konselor terus mengasah
dalam melakukan teknik atau keterampilan kemampuan diri untuk menyadari bahwa
dalam setiap tahap proses konseling. dirinya merupakan seorang helper , dengan
Pentingnya kualitas hubungan konselor menyadari fungsi diri maka konselor akan
dengan konseli ditunjukkan melalui dapat memahami keadaan konseli dengan
kemampuan konselor dalam kongruen lebih baik sehingga terbentuklah
(congruence), empati (empathy), perhatian kepribadian yang mantap. Serta para calon
secara positif tanpa syarat (unconditional konselor diharapkan meningkatkan
positive regard), dan menghargai (respect) kualitas diri melalui jalur formal untuk
kepada konseli. Kepribadian merupakan mencapai standar kompetensi tertentu,
titik tumpu dari dua jenis kemampuan sedangkan usaha magang dipakai sebagai
yang lain (pengetahuan dan ketrampilan), model untuk menjembatani antara teori
karena kualitas kepribadian konselor ini dengan praktik, sejauh mana kemampuan
memiliki peran penting dalam konseling, konselor/ calon konselor dalam
mengimplementasikan studi ilmiahnya
terhadap pengalaman-pengalaman di
lapangan. Jalur formal menjadi salah satu
media bagi calon konselor untuk
mengembangkan kemampuan
keterampilan dan pengetahuan tentang
teori, konsep dan kerangka seorang
konselor.
III. DAFTAR PUSTAKA
Pesan dari saya ialah, Sangat Penting 1. Amalia putri, (2016) Pentingnya
bagi para calon kandidat konselor untuk Kualitas Pribadi Konselor dalam
lebih faham dengan karakteristik serta Konseling. Dalam muatan jurnal
komponen kualitas untuk menjadi konselor volume 1 nomor 1 Prodi Bk
yang baik dan berkepribadian yang patuh Universitas Tanungpura,Pontianak.