Anda di halaman 1dari 14

ASUMSI DASAR POST POSITIVISME

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Iswahyudi, M. Ag

DISUSUN OLEH :

Dita Wahyu Sucianingrum S.W. (302230130)


KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN
DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI
PONOROGO 2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayahnya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah tentang “Asumsi Dasar Post
Positivisme” sebagai salah satu tugas mata kuliah “Filsafat Komunikasi”. Dan
tidak lupa shalawat serta salam tetap kami curahkan kepada junjungan kita Nabi
besar Muhammad S.A.W. yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju
alam terang benderang dan semoga kita mendapatkan syafaatnya di hari akhir
nanti. Dengan seluruh kerendahan hati tentunya kami meminta kritik dan saran
yang membangun untuk kepada seluruh pembaca makalah kami ini yang tentunya
kami yakin bahwa masih banyak kekurangan, semoga dengan adanya makalah
dari kami dapat bermanfaat dan bisa menjadi bahan pembelajaran bagi kami
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Aamin. cukup sekian pengantar
dari kami, mohon maaf jika ada salah salah penulisan karena kesempurnaan
hanya milik Allah semata. Terima Kasih. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Ponorogo, 19 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar : ……………………………..…….


………………………………….………………………………….
………………………………….………………………………….
………………………………….………………………………….
………………… i

Daftar Isi :
…………………………………………………………………….
………………………………….………………………………….
………………………………….………………………………….
………………………………….…………………………. ii

BAB I

Pendahuluan : ………………………………………………………….
………………………………….………………………………….
………………………………….………………………………….
………………………………….…………………….……………. 1
A. Latar Belakang : ………...
………………………………………………….
………………………………….………………………………….
………………………………….………………………………….
………………………………….………………………. 1
B.Rumusan Masalah : …...
……………………………………………………………….
………………………………….………………………………….
………………………………….………………………………….
………………………………….……………. 1
C.TujuanPembelajaran : ………..………………….
…………………….………………………………….
………………………………….………………………………….
………………………………….………………………………….
……………………………. 2

BAB II
Pembahasan : ……………………………………………………………….
………………………………….………………………………….
………………………………….………………………………….
………………………………….…………………………..… 3
A. Pengertian Post Positivisme. : …...…….………...……………......
………….………………………………….………………………………….
………………………………….………………………………...
………………………………….………………………3
B. Asumsi Dasar Post Positivisme : ………………………...…...……...
….…………………….………………………………….
………………………………….………………………………….
………………………………….…………………………………....…. 3
C. Keyakinan Dasar Post Positivism. : ……...
………………………………….………………………………….
………………………………….………………………………….
………………………………….………………………………...
………………………. 5
D. Sejarah Kemunculan Dasar Post Positivisme : ……….
……………………….………………………………….
………………………………….………………………………….
………………………………….
………………………………………………………. 5

BAB III
Penutup : ………………………………………………………….
………………………………….………………………………….
………………………………….………………………………….
………………………………….…………………………….………….
7
Kesimpulan : ……..…………………………………….
………………………………….………………………………….
………………………………….………………………………….
………………………………….……………………...
…………………….. 7
Daftar Pustaka : ………….……...………………………….
………………………………….………………………………….
………………………………….………………………………….
…………………….....…………….……………….…………………….
8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Positivisme adalah pandangan filsafat yang menekankan pada
pentingnya metode ilmiah dalam memperoleh pengetahuan. Latar
belakang asumsi dasar positivisme adalah bahwa dunia nyata dapat
dijelaskan secara objektif melalui pengamatan dan pengujian yang
sistematis dan terkontrol. Selain itu, positivisme juga mengasumsikan
bahwa pengetahuan yang diperoleh melalui pengamatan dan pengujian
tersebut adalah pengetahuan yang valid dan dapat diandalkan. Asumsi
dasar positivisme juga mencakup pemisahan antara subjek dan objek.
Dalam hal ini, positivisme mengasumsikan bahwa pengetahuan hanya
dapat diperoleh dari objek yang diamati secara objektif, dan tidak
dipengaruhi oleh pandangan atau kepentingan subjek yang mengamati.
Selain itu, positivisme juga mengasumsikan bahwa realitas dunia nyata
adalah sama bagi semua orang dan dapat dikenali secara objektif. Namun,
kritik terhadap positivisme menunjukkan bahwa asumsi-asumsi dasar
tersebut memiliki kelemahan, seperti mengabaikan peran interpretasi dan
konteks dalam memahami pengetahuan, serta tidak mempertimbangkan
faktor sosial dan budaya yang dapat mempengaruhi pengamatan dan
pengujian.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian Post Positivisme.

2. Asumsi Dasar Post Positivisme.

3. Keyakinan Dasar Post Positivisme.


4. Sejarah Kemunculan Dasar Post Positivisme.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Untuk Mengetahui Pengertian Post Positivisme.

2. Untuk Memahami Asumsi Dasar Post Positivisme.

3. Untuk Mempelajari Keyakinan Dasar Post Positivisme.

4. Untuk Mengetahui Sejarah Kemunculan Dasar Post Positivisme.


2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN POST POSITIVISME


Post-positivisme adalah aliran yang ingin memperbaiki kelemahan
pada Positivisme. Satu sisi Post-positivisme sependapat dengan
Positivisme bahwa realitas itu memang nyata ada sesuai hukum alam.
Tetapi pada sisi lain Post-positivisme berpendapat manusia tidak mungkin
mendapatkan kebenaran dari realitas apabila peneliti membuat jarak
dengan realitas atau tidak terlibat secara langsung dengan realitas. Aliran
filsafat ini menyatakan bahwa pengetahuan yang benar hanya berasal dari
ilmu alam dan tidak berkaitan dengan metafisika. Aliran ini berpendapat
bahwa pengetahuan yang valid harus bersumber dari fakta empiris yang
dapat diamati dan diukur secara objektif, terutama dalam ilmu alam dan
ilmu sosial. Positivisme juga menekankan aspek rasionalitas ilmiah dan
pengalaman objektif sebagai dasar pemikiran. .Hubungan antara peneliti
dengan realitas harus bersifat interaktif, untuk itu perlu menggunakan
prinsip triangulasi yaitu penggunaan bermacam-macam metode, sumber
data, data, dan lain-lain.

1. Banyak post-positivisme yang berpengaruh yang merupakan


penganut sebuah kenyataan. Realisme mengungkapkan bahwa
semua pandangan itu benar sedangkan realis hanya berkepentingan
kepada pandangan yang dianggap baik dan benar.
2. Pandangan positivisme bukan suatu realitas yang menolak adanya
realitas dari suatu teori. Realism modern bukanlah perkembangan
dari aliran positivisme melainkan perkembangan akhir dari
pandangan post-positivisme.
3. Karena pandangan persepsi setiap orang berbeda. Maka tidak ada
sesuatu yang benar benar pasti. Pandangan ini tidak bisa diterima
karena objektivitas merupakan indikator kebenaran yang
melandasi penyelidikan yang ingin ditekankan bahwa objektivitas
tidak menjamin mencapai kebenaran

B. ASUMSI DASAR POST POSITIVISME


Asumsi dasar post-positivisme adalah bahwa realitas bersifat
subyektif dan jamak, serta pengetahuan bersifat tidak bebas nilai. Hal
itu berarti bahwa realitas ( perilaku manusia tidak tunggal ) melainkan
hanya bisa menjelaskan dirinya sendiri. Post-positivisme menekankan
penjelasan kualitatif daripada kuantitatif, dengan fokus pada deskripsi
yang mendalam. Selain itu, post-positivisme mengkritik positivisme
karena hanya mengandalkan realitas empiris dan mengejar objektivitas
dengan mengakui kemungkinan efek bias. Post-positivisme juga
memperbaiki kelemahan positivisme dengan menggunakan metode
triangulasi, yang melibatkan berbagai metode, sumber data, peneliti,
dan teori untuk mendekati realitas dengan lebih komprehensif. Fokus
kajian post-positivisme adalah tindakan tindakan manusia sebagai
ekspresi dari sebuah keputusan.

Berikut asumsi-asumsi dasar Post-Positivisme:

1. Fakta tidak bebas nilai, melainkan bermuatan teori.

2. Falibilitas Teori, tidak satupun teori yang dapat sepenuhnya


dijelaskan dengan bukti- bukti empiris, bukti empiris memiliki
kemungkinan untuk menunjukkan fakta anomali.
3. Fakta tidak bebas melainkan penuh dengan nilai.

4. Interaksi antara subjek dan objek penelitian. Hasil penelitian


bukanlah reportase objektif melainkan hasil interaksi manusia dan
semesta yang penuh dengan persoalan dan senantiasa berubah.
tas adalah jamak individual.
usia) tidak tunggal melainkan hanya bisa menjelaskan dirinya sendiri
7. Fokus kajian postpositivisme adalah tindakan-tindakan (actions)
manusia sebagai ekspresi dari sebuah keputusan.

C. KEYAKINAN DASAR POST POSITIVISME


Menurut Guba (1990:23) sistem keyakinan dasar pada peneliti
Postpositivisme adalah sebagai berikut:
1. Ontologi: Realitas itu memang ada, tetapi tidak akan pernah
dapat dipahami sepenuhnya. Realitas diatur oleh hukum-
hukum alam yang tidak dipahami secara sempurna.
2. Epistomologi: Objektivis modifikasi - artinya objektivitas
tetap merupakan pengaturan (regulator) yang ideal, namun
objektivitas hanya dapat diperkirakan dengan penekanan
khusus pada penjaga eksternal, seperti tradisi dan
komunitas yang kritis.
3. Eksperimental/manipulatif yang dimodifikasi, maksudnya
menekankan sifat ganda yang kritis. Memperbaiki
ketidakseimbangan dengan melakukan penelitian dalam
latar yang alamiah, yang lebih banyak menggunakan
metode-metode kualitatif, lebih tergantung pada teori-
grounded (grounded-theory) dan memperlihatkan upaya
(reintroducing) penemuan dalam proses penelitian.

D. SEJARAH KEMUNCULAN DASAR POST POSITIVISME


Munculnya gugatan terhadap positivisme di mulai tahun 1970-1980an.
Pemikirannya dinamai “post-positivisme”. Tokohnya; Karl R. Popper,
Thomas Kuhn, para filsuf mazhab Frankfurt (Feyerabend, Richard Rotry).
Paham ini menentang positivisme, alasannya tidak mungkin
menyamaratakan ilmu-ilmu tentang manusia dengan ilmu alam, karena
tindakan manusia tidak bisa diprediksi dengan satu penjelasan yang mutlak
pasti, sebab manusia selalu berubah. Post-positivisme merupakan perbaikan
positivisme yang dianggap memiliki kelemahan-kelemahan, dan dianggap
hanya mengandalkan kemampuan pengamatan langsung terhadap objek
yang diteliti. Secara ontologis aliran post-positivisme bersifat critical
realism dan menganggap bahwa realitas memang ada dan sesuai dengan
kenyataan dan hukum alam tapi mustahil realitas tersebut dapat dilihat
secara benar oleh peneliti. Post-positivisme menentang positivisme dengan
alasan bahwa ilmu tentang manusia tidak dapat disamakan dengan ilmu
alam karena tindakan manusia tidak dapat diprediksi dengan penjelasan
yang mutlak. Post-positivisme berusaha memperbaiki kelemahan
positivisme dengan mengakui bahwa realitas memang nyata sesuai dengan
hukum alam, tetapi manusia tidak dapat mencapai kebenaran dari realitas
tanpa interaksi yang lebih aktif antara peneliti dan realitas, serta dengan
menggunakan prinsip triangulasi yang melibatkan berbagai metode, sumber
data, dan lain. Secara epistomologis: Modified dualist/objectivist, hubungan
peneliti dengan realitas yang diteliti tidak bisa dipisahkan tapi harus
interaktif dengan subjektivitas seminimal mungkin. Secara metodologis
adalah modified experimental/ manipulatif.
6
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Postpositivisme adalah aliran yang memperbaiki kelemahan pada
Positivisme bahwa realitas memang nyata ada sesuai hukum alam.
Realism mengungkapkan bahwa semua pandangan itu benar sedangkan
realis hanya berkepentingan kepada pandangan yang dianggap baik dan
benar. Empat pertanyaan postpositivisme dasar berikut, akan memberikan
gambaran tentang posisi aliran ini dalam kancah paradigma ilmu
pengetahuan yang lain. Salah satu indikator yang membedakan antara
keduanya bahwa positivisme lebih mempercayai proses verifikasi
terhadap suatu temuan hasil observasi melalui berbagai macam metode.
Bukankah positivisme bergantung pada paradigma realisme yang sudah
sangat tua dan usang? Dugaan ini tidak seluruhnya benar. Pandangan awal
aliran positivisme (old-positivism) adalah anti realis, yang menolak
adanya realitas dari suatu teori. Sistem keyakinan dasar pada peneliti
Postpositivisme adalah realitas, objektivis modifikasi, ketidakseimbangan,
metode-metode kualitatif, teori-grounded, dan upaya (reintroducing)
penemuan dalam proses penelitian. Post-positivisme merupakan perbaikan
positivisme yang dianggap memiliki kelemahan-kelemahan, dan dianggap
hanya mengandalkan kemampuan pengamatan langsung terhadap objek
yang diteliti. Secara ontologis bersifat critical realism dan menganggap
bahwa realitas memang ada dan sesuai dengan kenyataan dan hukum
alam. Secara epistemologis adalah modified experimental/ manipulatif.
7
DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2021.
"https://hi.unida.gontor.ac.id/perspektif-post-positivis-dalam-hubungan-
internasional" diakses 9 April 2023 pukul 22.10

Pingge, Delu. 2013.


"https://www.kompasiana.com/amp/delupingge/
552ad88af17e615848d6243a/filsafat-i lmu-pendekatan-postpositivistik"
diakses pada 9 April 2023 pukul 23.37
8

Anda mungkin juga menyukai