Anda di halaman 1dari 4

Nama : Salma Dhiya Ulhaq (03040420061)

Surah Madaniyah

Menurut kamus risalah muslim, “Madaniyah adalah istilah yang diberikan kepada
ayat Al Qur’an yang diturunkan di Madinah atau diturunkan setelah Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam hijrah ke Madinah.

Sebuah surat dapat terdiri atas ayat-ayat yang diturunkan di Madinah secara keseluruhan
namun bisa juga sebagian diturunkan di Mekkah (Makiyyah).

Nama-nama surat Madaniyah berdasarkan urutan Juz: QS. Al-Baqarah QS. Ali ‘Imran QS.
An-Nisaa’ QS. Al-Maidah QS. Al-Anfal QS. At-Taubah QS. Al-Hajj QS. An-Nur QS. Al-
Ahzab QS. Muhammad QS. Al-Fath QS. Al-Hujurat QS. Ar-Rahman QS. Al-Hadid QS. Al-
Mujadilah QS. Al-Hasyr QS. Al-Mumtahanah QS. Ash-Shaf QS. Al-Jumu’ah QS. Al-
Munafiqun QS. At-Taghabun QS Ath-Thalaq QS. At-Tahrim QS. Al-Insan QS. Al-Bayyinah
QS. Al-Zalzalah QS. An-Nashr.” (1)

Ciri-ciri surah Madaniyah adalah sebagai berikut :

 Kandungan surahnya berkaitan dengan kewajiban semua makhluk dalam beribadah,


beramal shaleh, berdakwah dan lain sebagainya.
 Ayat madaniyah mengandung berbagai hukum juga ketetapan.
 Panjang: Ayat Madaniyah biasanya panjang. Tapi dalam beberapa contoh ada surah
dari Madinah yang lebih pendek, yaitu Surah Ash-Shu`ara '(26) adalah priode Mekah
yang memiliki 227 ayat. Surat Al-Anfal (8) adalah periode Madinah yang hanya
memiliki 75 ayat.
 Bentuk alamat: Seringkali alamat "Hai orang-orang yang beriman" dan "Wahai orang-
orang alhlul Kitab" menunjukkan asal Madinah. Ada 19 surah dengan apa yang
disebut al-Huruf al-muqatta`ah seperti alif, lam, mim. Sebagian besar Alquran dari
kelompok Mufassal dimulai dengan Surat Qaaf (50) di bagian akhir dari Alquran yang
turun di Makkah. Semua referensi untuk munafik (munafik) berasal dari Madinah,
kecuali Surat Al-`Ankabut (29) ayat 11 adalah Makkah.”

1. https://risalahmuslim.id/kamus/madaniyah
2. Ilham, 2015. Memahami Tanda-tanda Alquran Makiyah dan Madaniyah – diakses pada tanggal 21 oktober 2020)
3. Makalah dan video presentasi dari Anindya Aisyah Putri
4. SuaraIslam.id : Begini Penyusunan Al-Qur’an di Masa Rasulullah Saw (diakses pada 29 oktober 2020)
 Referensi langsung : Kadang-kadang ada referensi langsung, Perang Badar di Surat
Ali `Imran 3: 123. Peristiwa-peristiwa tersebut terjadi sesuia dengan periodenya,
surah Ali Imran turun pada periode Madinah (2)
Sejarah Penulisan Al-Qur’an Pada Masa Nabi Muhammad SAW

Pada makalah dan video presentasi yang telah saya simak dengan baik,
pemateri memberi penjelasan bahwasannya, penulisan Al-Qur’an pada masa Nabi
Muhammad di tempuh dengan dua cara yaitu Al Jam’u fis Sudur, Rasulullah SAW
merupakann hafidz Al-Qur’an pertama dan contoh paling baik bagi para sahabat
dalam menghafal Al-qur’an. Setiap kali Nabi Muhammad meneriama wahyu, para
sahabat langsung menghafalnya di luar kepala. Sedangkan, Al jam’u fis Suthur, bila
ayat turun, beliau memerintahkan al-khulafaa al-raasyiduun yang empat,
Mu’awiyah, Zaid bin Tsaabit, Ubay bin Ka’ab, Khaalid bin al Waalid, dan
Tsaabit bin Qays untuk menuliskan dan menunjukkan tempat ayat tersebut dalam
surah. Proses penulisan Al-Qur’an pada masa Nabi sangat sederhana dan berupa
lontaran kayu, pelepah kurma, tulang belulang dan batu. (3)

Setiap ayat Al-Qur’an, terdapat penghafal yang jumlahnya mencapai derajat


tawaatur, terlebih pada saat penulisannya. Attawaatur merupakan nash yang
diriwayatkan oleh sejumlah orang yang mustahil secara adat mereka bersepakat untuk
berdusta. Terkait penyusunan ayat dan surat dalam Al-Qur’an itu bersifat tauqifiy,
yakni merupakan hak prerogatif Allah Swt. Allah memerintahkan Rasul-Nya, melalui
jalan wahyu, untuk menempatkan setiap ayat di dalam sebuah surat pada posisinya
masing-masing.

Bukti bahwa susunan surat bersifat tauqifiy adalah susunan surat yang disusun
oleh Utsman yang tercantum di dalam mushaf-mushaf, dilembagakan dengan susunan
seperti itu. Susunan tersebut tidak diingkari oleh seorang sahabatpun, ataupun mereka
menyangkal penyusunan seperti itu. Oleh karena itu, pelembagaan Al-Qur’an tersebut
termasuk bagian dari ijma’ sahabat. Sementara ijma’ sahabat merupakan salah satu
dalil yang diakui secara syar’i. Ini adalah pengumpulan dan penyusunan Al-Qur’an di
masa Rasulullah. Sementara pembukuan Al-Qur’an dimulai pada masa Khalifah Abu
Bakar As-Shiddiq dan Utsman bin Affan. (4)
1. https://risalahmuslim.id/kamus/madaniyah
2. Ilham, 2015. Memahami Tanda-tanda Alquran Makiyah dan Madaniyah – diakses pada tanggal 21 oktober 2020)
3. Makalah dan video presentasi dari Anindya Aisyah Putri
4. SuaraIslam.id : Begini Penyusunan Al-Qur’an di Masa Rasulullah Saw (diakses pada 29 oktober 2020)
Sejarah Pengumpulan Al-Qur’an Pada Masa Abu Bakar dan Ummar bin Khattab

Dari video presentasi serta makalah yang telah dijelaskan oleh pemateri yang dapat
saya simpulkan adalah, Pengumpulan Al-Qur’an dimulai pada masa pemerintahan Abu Bakar
As-shidiq, atas saran dari Ummar Bin Khattab. Karena pada masa pemerintahan Abu Bakar
As-shidiq terjadi perang yang mengakibatkan para penghafal Al-qur’an gugur, Ummar
khawatir akan eksistensi Al-Qur’an akan menhilang. Maka dari itu, Ummar bin Khattab
memberi saran kepada Abu Bakar untuk mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an yang pada masa
itu masih tertulis di kepingan-kepingan batu, pelepah-pelepah kurma dan kulit binatang.

Awalnya, Abu Bakar Ash-shidiq agak berat melakukan tugas tersebut, tetapi akhirnya
beliau menyetujui saran dari Ummar bin Khattab. Abu Bakar membentuk tim pengumpul Al-
qur’an yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit. Sumber pengumpulan Al-Qur’an adalah dari para
penghapal Al-Qur’an itu sendiri, juga dari catatan-catatan Al-qur’an yang ada sejak dari
jaman Rasulullah SAW. Untuk menguatkan validitas teks al-qur’an, panitia pembukuan al-
qur’an memberi syarat, harus ada minimal dua orang saksi atas benarnya teks tersebut.

Mushaf Al-qur’an hasil dari pengumpulan tersebut diserahkan kepada Abu Bakar As-
shidiq hingga beliau wafat, yang kemudian diserahkan kepada Ummar bin Khattab yang
merupakan khalifah penerus Abu Bakar As-shidiq.

Pada Masa pemerintahan Ummar bin Khattab, wilayah islam semakin meluas sampai
ke negara-negara yang tidak menggunakan bahasa arab sebagai bahasa sehari-hari. Hingga
akhirnya, Ummar bin Khattab mengutus para sahabat yang mempunyai bekal ilmu mumpuni
untuk ditempatkan ke wilayah-wilayah tersebut untuk belajar islam, termasuk belajar Al-
qur’an.

Setelah Ummar bin Khattab wafat, mushaf Al-qur’an tadi dipegang oleh Hafshah, istri
Rasulullah SAW dan juga merupakan putri dari Umar bin Khattab. Mushaf yang dipegang
oleh Hashfah tadi diminta oleh Usman bin Affan yang merupakan Khalifah setelah Ummar
bin Khattab untuk dilakukan penyalinan dan penggandaan teks Al-qur’an.

Tokoh yang terlibat dalam pengumpulan dan penyalinan Al-qur’an adalah sebagai
berikut : Zaid bin Tsabit sebagai penulis Al-qur’an juga ketua tim pengumpulan Al-qur’an,

5. https://risalahmuslim.id/kamus/madaniyah
6. Ilham, 2015. Memahami Tanda-tanda Alquran Makiyah dan Madaniyah – diakses pada tanggal 21 oktober 2020)
7. Makalah dan video presentasi dari Anindya Aisyah Putri
8. SuaraIslam.id : Begini Penyusunan Al-Qur’an di Masa Rasulullah Saw (diakses pada 29 oktober 2020)
Abdurrahman bin Harits sebagai anggota panitia pengumpulan Al-qur’an, Abdullah bin
Zubair sebagai anggota panitia pengumpulan Al-qur’an, Said bin Al ash sebagai anggota
panitia pengumpulan Al-qur’an, Usman bin Affan berperan sebagai pengusul pembukuan Al-
qur’an

5. https://risalahmuslim.id/kamus/madaniyah
6. Ilham, 2015. Memahami Tanda-tanda Alquran Makiyah dan Madaniyah – diakses pada tanggal 21 oktober 2020)
7. Makalah dan video presentasi dari Anindya Aisyah Putri
8. SuaraIslam.id : Begini Penyusunan Al-Qur’an di Masa Rasulullah Saw (diakses pada 29 oktober 2020)

Anda mungkin juga menyukai