Laporan Praktikum Kel 2 - Konsep Probabilitas Dan Simulasi Persilangan Dihibrid
Laporan Praktikum Kel 2 - Konsep Probabilitas Dan Simulasi Persilangan Dihibrid
Abstrak
Dalam ilmu genetika, konsep probabilitas berperan penting, seperti pada saat ingin
menghitung berapa kemungkinan sifat yang dapat diwariskan dari Parental ke filial
melalui gamet-gamet; menghitung kemungkinan keberhasilan fertilisasi oleh
spermatozoa; menghitung kemungkinan kombinasi dari gen-gen yang diekspresikan
dari beberapa gamet. Persilangan Dihibrid adalah persilangan antar dua spesies
dengan dua sifat yang berbeda. Hukum Mendel II berlaku dalam persilangan dihibrid,
yaitu persilangan dengan 2 sifat beda. Pembelajaran mengenai probabilitas dan
persilangan dihibrid dilakukan secara eksperimental (percobaan) menggunakan
kancing genetika dengan 4 warna berbeda yaitu hitam, putih, merah dan hijau serta 5
koin menggunakan aturan probabilitas/peluang. Data yang didapat dari percobaan
akan diuji dengan teknik uji Chi-Square. Tujuan dilakukan nya percobaan ini adalah
untuk membuktikan adanya prinsip berpasangan secara bebas, membuktikan
perbandingan fenotip 9:3:3:1, mampu mengetahui konsep probabilitas pada pola
pewarisan sifat mendelisme, mampu melakukan simulasi persilangan dihybrid, dan
mampu membuktikan pelaksanaan pola pewarisan sifat Dihibrid melalui uji Chi-
Square.
Kata Kunci : Probabilitas; Persilangan Dihibrid; Genotip; Fenotip; Uji Chi-Square.
I. Pendahuluan
Sejak zaman dahulu telah disadari di seluruh penjuru dunia bahwa sifat-sifat itu
diwariskan dari orang tua ke anak. Dapat diketahui melalui ungkapan pepatah
klasik dari penjuru dunia diantaranya dari negara Belanda , “Buah apel jatuh tidak
jauh dari pohonnya”. Pepatah klasik tanah air, “Air cucuran jatuhnya ke pelimpahan
jua”. Pepatah dari Inggris, “Like father like son”. Selain itu sejak zaman dahulu
orang tua selalu mengingatkan mencari pasangan yang terbaik untuk memperoleh
keturunan yang baik pula.
Genetika adalah cabang ilmu Biologi yang mempelajari tentang pewarisan sifat
makhluk hidup, mekanismenya, dan materi pewarisannya. Bidang kajian genetika
dimulai dari wilayah subselular (molekular) hingga populasi. Secara lebih rinci,
genetika berusaha menjelaskan mengenai material pembawa informasi untuk
diwariskan (bahan genetik), bagaimana informasi itu diekspresikan (ekspresi
genetik), dan bagaimana informasi itu dipindahkan dari satu individu ke individu
yang lain (pewarisan genetik), serta mekanisme pewarisan informasi itu sendiri
(meiosis, gametogenesis dan hukum Mendel) (Arsal, 2018).
1
Genetika populasi merupakan salah satu cabang ilmu genetika yang
menguraikan secara matematis besarnya frekuensi gen dalam suatu populasi.
Sebagai contoh dalam suatu populasi manusia di suatu tempat, dapat diketahui
seberapa besar frekuensi penduduk yang memiliki golongan darah A, B, AB
ataupun O dalam kurun waktu tertentu. Dari nilai frekuensi tersebut dapat
ditentukan kemungkinan penyebaran gen dalam suatu populasi.
Penyebaran gen dapat terjadi jika ada persilangan atau perkawinan antar
individu dalam suatu populasi. Berdasarkan jumlah sifat yang disilangkan, terdapat
dua macam persilangan yaitu persilangan monohibrid dan persilangan dihibrid.
Persilangan monohibrid merupakan persilangan dengan satu sifat beda sedangkan
persilangan dihibrid merupakan persilangan dengan dua sifat beda. Persilangan
dihibrid ini lebih rumit dibandingkan dengan persilangan monohibrid karena pada
persilangan dihibrid melibatkan dua lokus yang memiliki keterkaitan antar
keduanya (Wijayanto, dkk., 2013).
Pewarisan suatu sifat diawali oleh tahap pembagian materi genetik. Proses
pembagian materi genetik melalui pembagian kromosom melibatkan pembelahan
meiosis yang terjadi pada gametogenesis. Gametogenesis terjadi sebagai tahapan
awal dalam membagi kromosom dan meneruskannya ke keturunan berikutnya
untuk tujuan utama menjamin kelestarian makhluk hidup di muka bumi. Seluruh
proses rangkaian pewarisan sifat menjadi jelas sejak Mendel mengemukakan hasil
penelitiannya melalui Hukum Mendel I dan Hukum Mendel II.
Hukum Mendel I
Hukum Mendel I terjadi setelah Mendel melakukan persilangan monohibrid.
Persilangan yang dilakukan menggunakan kacang ercis dengan satu sifat beda.
Salah satu sifat yang ditinjau adalah bentuk biji. Pada kacang ercis terdapat sifat
yang berlawanan untuk bentuk biji. Ada yang berbentuk bulat, ada yang berbentuk
kisut. Mula-mula Mendel membuat perkawinan untuk masing-masing bentuk biji
hingga diperoleh galur murni. Langkah selanjutnya galur murni bulat disilangkan
dengan galur murni keriput. Hasil persilangan diperoleh seluruh F1 berbiji bulat.
Kemudian sesama F1 disilangkan lagi, dihasilkan F2 dengan perbandingan antara
berbiji bulat dan berbiji keriput sebanyak 3 :1. Munculnya sifat biji keriput pada F2
mengindikasikan bahwa terdapat faktor penentu (istilah Mendel untuk gen) keriput
yang tidak nampak dimiliki oleh kedua induknya (F1). Faktor penentu yang tidak
nampak diistilahkan resesif dan diberi simbol huruf kecil, yang akan nampak dalam
kondisi homozigot resesif.
Hukum Mendel II
Persilangan dihibrid adalah persilangan antara dua individu sejenis dengan
memperhatikan dua sifat beda. Misalnya persilangan antara kacang ercis berbiji
bulat kuning (dominan) dengan kacang ercis berbiji keriput hijau (resesif) (Arsal,
2018).
2
II. Tujuan Praktikum
1. Membuktikan adanya prinsip berpasangan secara bebas
2. Membuktikan perbandingan fenotip 9:3:3:1
3. Mahasiswa mampu mengetahui konsep probabilitas pada pola pewarisan sifat
mendelisme.
4. Mahasiswa mampu melakukan simulasi persilangan dihibrid
5. Mahasiswa mampu membuktikan pelaksanaan pola pewarisan sifat Dihibrid
melalui uji Chi-Square
III. Metode
3
B. Prosedur Kerja
1. Probabilitas
Ambil 5 koin yang sudah disiapkan
↓
Gunakan rumus Binomium segitiga pascal untuk menentukan
kombinasi Angka (A) dan Gambar (G)
↓
Lakukan tos sebanyak 160 kali pada 5 koin
↓
Catat kombinasi yang terjadi dalam 1 kali tos
2. Persilangan Dihibrid
Ambil 4 warna kancing genetika yang berbeda
↓
Masukkan masing-masing warna ke wadah plastik yang berbeda
↓
Campurkan 2 warna yang berbeda pada satu wadah, sehingga
terdapat 2 wadah dengan campuran dari masing-masing 2 warna
↓
Ambil 4 kancing dari 2 wadah tersebut dengan mata tertutup
sebanyak 1112 kali
↓
Catat kombinasi yang terbentuk
• A > Angka
• G > Gambar
Uji konsep probabilitas dilakukan dengan cara melakukan Toss terhadap ke-5
uang koin hingga mendapatkan kombinasi berupa angka dan gambar. Percobaan
dilakukan sebanyak 160 kali, sehingga akan didapatkan 6 kombinasi yaitu ; 5A
sebanyak 4, 4A 1G sebanyak 29, 3A 2G sebanyak 52, 2A 3G sebanyak 50, 1A 4G
sebanyak 23, dan 5G sebanyak 2 (dapat dilihat pada tabel).
Data kombinasi yang telah didapatkan dari hasil uji konsep probabilitas
menggunakan uang logam, dianalisis menggunakan uji chi-square. Uji chi-square
5
merupakan pengujian terhadap perbedaan antara data sampel dan distribusi
probabilitas (Upomo, 2016). Tujuan analisis data menggunakan uji chi-square ini
adalah untuk mengetahui apakah data yang diperoleh masih sesuai dengan teori
probabilitas atau tidak, apakah terjadi penyimpangan yang jauh dari teori atau
tidak, dan apakah data yang diperoleh dari hasil pengamatan dengan teori
(harapan) berbeda nyata atau tidak.
Langkah-langkah melakukan uji chi-square:
1. Menentukan hipotesis,
Jika f hitung < f tabel, maka data yang didapat sesuai
Jika f hitung > f tabel, maka data yang didapat tidak sesuai
2. Menentukan df atau derajat kebebasan, signifikansi yang dipakai adalah
0,005.
Df = n-1 , dimana n adalah jumlah kombinasinya.
Df = 6-1 = 5, maka dapat dihat nilai f tabel pada derajat kebebasan dan
signifikansi α = 0,005 adalah 16,750 dapat dilihat pada tabel chi-square,
sedangkan nilai f hitungnya adalah 2,88.
Persilangan dihibrid sejalan dengan hukum mendel II. Hukum mendel II disebut
juga dengan hukum Asortasi (berpasangan secara bebas). Dalam hukum mendel
II, setiap gen atau sifat yang berbeda dapat berpasangan secara bebas pada saat
pembentukan gamet (Mam et al., 2020).
6
Pada simulasi persilangan dihibrid yang dilakukan, ditentukan dua sifat beda
pada rambut, disimbolkan dengan genotipe :
Data genotip yang telah didapatkan dari hasil simulasi persilangan dihibrid
menggunakan kancing genetika, diolah dan dianalisis ke dalam sifat fenotip.
Genotip mengacu pada semua gen yang dibawa individu. Sementara itu,
fenotip adalah istilah untuk semua karakteristik yang dapat diamati yang dikodekan
oleh gen. Dengan kata lain, genotip mengacu pada informasi genetik, sedangkan
fenotip mengacu pada karakteristik yang dapat diamati (Firdauzi , 2014).
Perbandingan fenotip nya adalah 9:3:3:1.
Dari hasil simulasi persilangan dihibrid didapatkan 4 sifat fenotip, yaitu Lurus
hitam sebanyak 59, Lurus coklat sebanyak 24, Keriting hitam sebanyak 23, dan
keriting coklat sebanyak 6.
Tabel . Analisis Data melalui uji Chi- Square
7
∑ 𝒙𝟐 1
Data fenotip yang telah didapatkan dari hasil simulasi persilangan dihibrid
menggunakan kancing genetika, dianalisis menggunakan uji chi-square. Uji Chi-
square disebut juga dengan uji Kai kuadrat. Uji Chi-Square adalah salah satu uji
non-parametris yang dilakukan pada dua variabel, dimana skala data kedua
variabel adalah nominal.
Tujuan analisis data menggunakan uji chi-square ini adalah untuk melihat
kesesuaian hasil simulasi yang dilakukan dengan perbandingan fenotip
persilangan dihibrid.
Langkah-langkah melakukan uji chi-square:
3. Menentukan hipotesis,
Jika f hitung < f tabel, maka data yang didapat sesuai
Jika f hitung > f tabel, maka data yang didapat tidak sesuai
4. Menentukan df atau derajat kebebasan, signifikansi yang dipakai adalah
0,005.
Df = n-1 , dimana n adalah jumlah fenotipnya.
Df = 4-1 =3, maka dapat dihat nilai f tabel pada derajat kebebasan dan
signifikansi α = 0,005 adalah 12,838 dapat dilihat pada tabel chi-square,
sedangkan nilai f hitungnya adalah 1.
8
Tabel . Chi- Square
V. Kesimpulan
Persilangan dihibrid merupakan perkawinan dua individu dengan dua sifat
beda. Persilangan ini dapat membuktikan kebenaran Hukum Mendel II yaitu bahwa
gen – gen yang terletak pada kromosom yang berlainan akan bersegresi secara
bebas dan dihasilkan empat macam fenotipe dengan perbandingan 9:3:3:1. Dapat
dilihat bahwa kemungkinan peluang antar gen-gen tersebut adalah 9:3:3: 1, dan
kemungkinan yang terjadi jika dalam percobaan tidak menunjukkan hasil seperti
tersebut, berarti mempunyai sifat epistasif. Faktor (alel) yang mengatur karakter
yang berbeda (dua atau lebih sifat yang dikenal) memisah secara bebas ketika
terbentuk gamet. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa
pada perkawinan dihibrid secara acak pada kondisi normal, jika tidak ada
keterkaitan antar dua lokus maka besarnya probabilitas genotip tertentu untuk
setiap generasi adalah sama dengan probabilitas genotip pada awal generasi,
sehingga probabilitas genotip generasi ke-n sama dengan probabilitas genotip
generasi ke-1. Simulasi Persilangan dihibrid dapat dilakukan dengan Langkah
pertama adalah menentukan jumlah masing-masing genotip pada generasi n+1
dengan menggunakan aturan probabilitas/peluang. kedua yang harus dilakukan
adalah membentuk persamaan diferensi dari pasangan alel. Langkah ketiga adalah
menyelesaikan persamaan diferensi yang didapatkan dengan memberikan suatu
nilai awal jumlah individu kemudian diamati pola grafik probabilitas genotip individu
yang dihasilkan dari generasi ke-1 sampai generasi ke-n. Chi Square adalah teknik
statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis bila dalam populasi terdiri atas
9
dua atau lebih klas dimana data berbentuk nominal dan sampelnya besar. Uji ini
dilakukan untuk menguji perbedaan lebih dari dua proporsi untuk data kategori.
Jika terdapat adanya penyimpangan atau deviasi antara hasil yang didapat dengan
hasil yang diharapkan secara teorotis harus dievaluasi. Evaluasi tersebut dilakukan
dengan cara chi-square test. Pada percobaan pola pewarisan sifat dihibrid yang
telah dilakukan menggunakan teknik analisis data melalui uji Chi-Square
didapatkan pada fenotip 1: O:59, e: 63, D: -4 dan X²: 0,25. Pada fenotip 2 O:24, e:
21, D: 3 dan X²: 0,42. Pada Fenotip 3 O:23, e: 21, D: 2 dan X²: 0,19 . Dan pada
Fenotip 4 O: 6, e: 7, D: -1 dan X²: 0,14 dengan hasil akhir £x² pada fenotip-4 adalah
1.
10
LAMPIRAN
Lampiran 1. Laporan Sementara
11
12
Gambar. Analisis Data Simulasi Persilangan Dihibrid
13
Gambar 2. Proses Pengambilan Data Probabilitas dengan Menggunakan Koin
14