Anda di halaman 1dari 14

KONSEP PROBABILITAS & SIMULASI PERSILANGAN DIHIBRID

Naomi Stefani Pohan1, Zuriah Aditya Mecca2, Rusni Asmita Sigalingging3,

Elvira Fitri Umayya4, Dewi Azmi5

Abstrak
Dalam ilmu genetika, konsep probabilitas berperan penting, seperti pada saat ingin
menghitung berapa kemungkinan sifat yang dapat diwariskan dari Parental ke filial
melalui gamet-gamet; menghitung kemungkinan keberhasilan fertilisasi oleh
spermatozoa; menghitung kemungkinan kombinasi dari gen-gen yang diekspresikan
dari beberapa gamet. Persilangan Dihibrid adalah persilangan antar dua spesies
dengan dua sifat yang berbeda. Hukum Mendel II berlaku dalam persilangan dihibrid,
yaitu persilangan dengan 2 sifat beda. Pembelajaran mengenai probabilitas dan
persilangan dihibrid dilakukan secara eksperimental (percobaan) menggunakan
kancing genetika dengan 4 warna berbeda yaitu hitam, putih, merah dan hijau serta 5
koin menggunakan aturan probabilitas/peluang. Data yang didapat dari percobaan
akan diuji dengan teknik uji Chi-Square. Tujuan dilakukan nya percobaan ini adalah
untuk membuktikan adanya prinsip berpasangan secara bebas, membuktikan
perbandingan fenotip 9:3:3:1, mampu mengetahui konsep probabilitas pada pola
pewarisan sifat mendelisme, mampu melakukan simulasi persilangan dihybrid, dan
mampu membuktikan pelaksanaan pola pewarisan sifat Dihibrid melalui uji Chi-
Square.
Kata Kunci : Probabilitas; Persilangan Dihibrid; Genotip; Fenotip; Uji Chi-Square.

I. Pendahuluan
Sejak zaman dahulu telah disadari di seluruh penjuru dunia bahwa sifat-sifat itu
diwariskan dari orang tua ke anak. Dapat diketahui melalui ungkapan pepatah
klasik dari penjuru dunia diantaranya dari negara Belanda , “Buah apel jatuh tidak
jauh dari pohonnya”. Pepatah klasik tanah air, “Air cucuran jatuhnya ke pelimpahan
jua”. Pepatah dari Inggris, “Like father like son”. Selain itu sejak zaman dahulu
orang tua selalu mengingatkan mencari pasangan yang terbaik untuk memperoleh
keturunan yang baik pula.
Genetika adalah cabang ilmu Biologi yang mempelajari tentang pewarisan sifat
makhluk hidup, mekanismenya, dan materi pewarisannya. Bidang kajian genetika
dimulai dari wilayah subselular (molekular) hingga populasi. Secara lebih rinci,
genetika berusaha menjelaskan mengenai material pembawa informasi untuk
diwariskan (bahan genetik), bagaimana informasi itu diekspresikan (ekspresi
genetik), dan bagaimana informasi itu dipindahkan dari satu individu ke individu
yang lain (pewarisan genetik), serta mekanisme pewarisan informasi itu sendiri
(meiosis, gametogenesis dan hukum Mendel) (Arsal, 2018).
1
Genetika populasi merupakan salah satu cabang ilmu genetika yang
menguraikan secara matematis besarnya frekuensi gen dalam suatu populasi.
Sebagai contoh dalam suatu populasi manusia di suatu tempat, dapat diketahui
seberapa besar frekuensi penduduk yang memiliki golongan darah A, B, AB
ataupun O dalam kurun waktu tertentu. Dari nilai frekuensi tersebut dapat
ditentukan kemungkinan penyebaran gen dalam suatu populasi.
Penyebaran gen dapat terjadi jika ada persilangan atau perkawinan antar
individu dalam suatu populasi. Berdasarkan jumlah sifat yang disilangkan, terdapat
dua macam persilangan yaitu persilangan monohibrid dan persilangan dihibrid.
Persilangan monohibrid merupakan persilangan dengan satu sifat beda sedangkan
persilangan dihibrid merupakan persilangan dengan dua sifat beda. Persilangan
dihibrid ini lebih rumit dibandingkan dengan persilangan monohibrid karena pada
persilangan dihibrid melibatkan dua lokus yang memiliki keterkaitan antar
keduanya (Wijayanto, dkk., 2013).
Pewarisan suatu sifat diawali oleh tahap pembagian materi genetik. Proses
pembagian materi genetik melalui pembagian kromosom melibatkan pembelahan
meiosis yang terjadi pada gametogenesis. Gametogenesis terjadi sebagai tahapan
awal dalam membagi kromosom dan meneruskannya ke keturunan berikutnya
untuk tujuan utama menjamin kelestarian makhluk hidup di muka bumi. Seluruh
proses rangkaian pewarisan sifat menjadi jelas sejak Mendel mengemukakan hasil
penelitiannya melalui Hukum Mendel I dan Hukum Mendel II.
Hukum Mendel I
Hukum Mendel I terjadi setelah Mendel melakukan persilangan monohibrid.
Persilangan yang dilakukan menggunakan kacang ercis dengan satu sifat beda.
Salah satu sifat yang ditinjau adalah bentuk biji. Pada kacang ercis terdapat sifat
yang berlawanan untuk bentuk biji. Ada yang berbentuk bulat, ada yang berbentuk
kisut. Mula-mula Mendel membuat perkawinan untuk masing-masing bentuk biji
hingga diperoleh galur murni. Langkah selanjutnya galur murni bulat disilangkan
dengan galur murni keriput. Hasil persilangan diperoleh seluruh F1 berbiji bulat.
Kemudian sesama F1 disilangkan lagi, dihasilkan F2 dengan perbandingan antara
berbiji bulat dan berbiji keriput sebanyak 3 :1. Munculnya sifat biji keriput pada F2
mengindikasikan bahwa terdapat faktor penentu (istilah Mendel untuk gen) keriput
yang tidak nampak dimiliki oleh kedua induknya (F1). Faktor penentu yang tidak
nampak diistilahkan resesif dan diberi simbol huruf kecil, yang akan nampak dalam
kondisi homozigot resesif.
Hukum Mendel II
Persilangan dihibrid adalah persilangan antara dua individu sejenis dengan
memperhatikan dua sifat beda. Misalnya persilangan antara kacang ercis berbiji
bulat kuning (dominan) dengan kacang ercis berbiji keriput hijau (resesif) (Arsal,
2018).

2
II. Tujuan Praktikum
1. Membuktikan adanya prinsip berpasangan secara bebas
2. Membuktikan perbandingan fenotip 9:3:3:1
3. Mahasiswa mampu mengetahui konsep probabilitas pada pola pewarisan sifat
mendelisme.
4. Mahasiswa mampu melakukan simulasi persilangan dihibrid
5. Mahasiswa mampu membuktikan pelaksanaan pola pewarisan sifat Dihibrid
melalui uji Chi-Square

III. Metode

A. Alat dan Bahan


Tabel 1 : Alat untuk praktikum Probabilitas
No. Nama Alat Jumlah
1. Alat Tulis 1 buah
2. Kalkulator 1 buah

Tabel 2 : Bahan untuk praktikum Probabilitas


No. Nama Bahan Jumlah
1. Uang koin 5 buah

Tabel 3 : Alat untuk praktikum Persilangan Dihibrid


No. Nama Alat Jumlah
1. Alat Tulis 1 buah
2. Kalkulator 1 buah
3. Kain penutup mata 1 buah
4. Wadah kecil / plastik 4 buah

Tabel 4 : Bahan untuk praktikum Persilangan Dihibrid


No. Nama Alat Jumlah
1. Kancing genetika 4 warna 112 buah x 4 = 448 buah

Pengumpulan data dilakukan secara eksperimental (percobaan) menggunakan


aturan probabilitas dan prinsip Hukum Mendel I dan Hukum Mendel II. Data yang
diperoleh akan diuji dengan uji Chi-Square.

3
B. Prosedur Kerja
1. Probabilitas
Ambil 5 koin yang sudah disiapkan


Gunakan rumus Binomium segitiga pascal untuk menentukan
kombinasi Angka (A) dan Gambar (G)

Lakukan tos sebanyak 160 kali pada 5 koin


Catat kombinasi yang terjadi dalam 1 kali tos

2. Persilangan Dihibrid
Ambil 4 warna kancing genetika yang berbeda


Masukkan masing-masing warna ke wadah plastik yang berbeda


Campurkan 2 warna yang berbeda pada satu wadah, sehingga
terdapat 2 wadah dengan campuran dari masing-masing 2 warna


Ambil 4 kancing dari 2 wadah tersebut dengan mata tertutup
sebanyak 1112 kali


Catat kombinasi yang terbentuk

IV. Hasil & Pembahasan


1. Probabilitas
4
Tabel. Uji Konsep Probabilitas
Kombinasi Tally Frekuensi
5A IIII 4
4A 1G IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIII 29
3A 2G IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII 52
IIIII IIIII IIIII IIIII II
2A 3G IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII 50
IIIII IIIII IIIII IIIII
1A 4G IIIII IIIII IIIII IIIII III 23
5G II 2
∑𝑓 160

Kata probabilitas sering disebut peluang dan kemungkinan. Secara umum


Probabilitas merupakan peluang bahwa sesuatu terjadi. Secara lengkap
didefinisikan sebagai berikut: “Probabilitas” ialah suatu nilai yang digunakan untuk
mengukur tingkat terjadinya suatu kejadian yang acak (Otaya, 2016). Probabilitas
ini dilakukan dengan melemparkan mata uang logam (koin) untuk membuktikan
teori yang melandasi ilmu genetika.
Satu koin memiliki 2 kemungkinan yaitu kemungkinan muncul angka dan
kemungkinan muncul gambar.

• A > Angka
• G > Gambar

Uji konsep probabilitas dilakukan dengan cara melakukan Toss terhadap ke-5
uang koin hingga mendapatkan kombinasi berupa angka dan gambar. Percobaan
dilakukan sebanyak 160 kali, sehingga akan didapatkan 6 kombinasi yaitu ; 5A
sebanyak 4, 4A 1G sebanyak 29, 3A 2G sebanyak 52, 2A 3G sebanyak 50, 1A 4G
sebanyak 23, dan 5G sebanyak 2 (dapat dilihat pada tabel).

Tabel. Analisis Data melalui Uji Chi-Square


Kombinasi Kombinasi Kombinasi Kombinasi Kombinasi Kombinasi
1 2 3 4 5 6
o 4 29 52 50 23 2
e 5 25 50 50 25 5
D (o-e) -1 4 2 0 -2 -3
x2 0,2 0,64 0,08 0 0,16 1,8
∑𝒙 𝟐 2,88

Data kombinasi yang telah didapatkan dari hasil uji konsep probabilitas
menggunakan uang logam, dianalisis menggunakan uji chi-square. Uji chi-square

5
merupakan pengujian terhadap perbedaan antara data sampel dan distribusi
probabilitas (Upomo, 2016). Tujuan analisis data menggunakan uji chi-square ini
adalah untuk mengetahui apakah data yang diperoleh masih sesuai dengan teori
probabilitas atau tidak, apakah terjadi penyimpangan yang jauh dari teori atau
tidak, dan apakah data yang diperoleh dari hasil pengamatan dengan teori
(harapan) berbeda nyata atau tidak.
Langkah-langkah melakukan uji chi-square:
1. Menentukan hipotesis,
Jika f hitung < f tabel, maka data yang didapat sesuai
Jika f hitung > f tabel, maka data yang didapat tidak sesuai
2. Menentukan df atau derajat kebebasan, signifikansi yang dipakai adalah
0,005.
Df = n-1 , dimana n adalah jumlah kombinasinya.
Df = 6-1 = 5, maka dapat dihat nilai f tabel pada derajat kebebasan dan
signifikansi α = 0,005 adalah 16,750 dapat dilihat pada tabel chi-square,
sedangkan nilai f hitungnya adalah 2,88.

Sehingga nilai f hitung < f tabel = 2,88 < 16,750


Maka dapat disimpulkan, bahwa data hasil uji konsep probabilitas yang
dilakukan sesuai dengan teori probabilitas (harapan).

2. Simulasi Persilangan Dihibrid


Tabel . Genotipe Simulasi Persilangan Dihibrid

Genotipe Tally Frekuensi


AABB IIIII IIIII I 11
AABb IIIII IIIII III 13
AaBb IIIII IIIII IIIII IIIII I 21
AAbb IIIII II 7
Aabb IIIII I 6
aaBb IIIII IIIII IIIII III 18
Aabb IIIII IIIII IIIII II 17
AaBB IIIII IIIII IIII 14
aaBB IIIII 5
∑𝑓 112

Persilangan dihibrid adalah persilangan antara dua individu sejenis dengan


memperhatikan dua sifat beda. Misalnya persilangan antara kacang ercis berbiji
bulat kuning (dominan) dengan kacang ercis berbiji keriput hijau (Arsal, 2018).

Persilangan dihibrid sejalan dengan hukum mendel II. Hukum mendel II disebut
juga dengan hukum Asortasi (berpasangan secara bebas). Dalam hukum mendel
II, setiap gen atau sifat yang berbeda dapat berpasangan secara bebas pada saat
pembentukan gamet (Mam et al., 2020).

6
Pada simulasi persilangan dihibrid yang dilakukan, ditentukan dua sifat beda
pada rambut, disimbolkan dengan genotipe :

• A > Lurus (Dominan)


• a > Keriting (Resesif)
• B > Hitam (Dominan)
• b > Coklat (Resesif)

Simulasi Persilangan dihibrid dilakukan dengan menggunakan 4 warna kancing


genetic yang berbeda-beda. Percobaan dilakukan sebanyak 112 kali dengan mata
tertutup, sehingga akan didapatkan 9 genotip ; AABB sebanyak 11, AABb
sebanyak 13, AaBb sebanyak 21, AAbb sebanyak 7, aabb sebanyak 6, aaBb
sebanyak 18, Aabb sebanyak 17, AaBB sebanyak 14 dan aaBB sebanyak 5 (dapat
dilihat pada tabel).

Tabel . Fenotipe Simulasi Persilangan Dihibrid

Fenotipe Tally Frekuensi


Lurus Hitam IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII 59
IIIII IIIII IIIII IIIII IIII
Lurus Coklat IIIII IIIII IIIII IIIII IIII 24
Keriting Hitam IIIII IIIII IIIII IIIII III 23
Keriting Coklat IIIII I 6
∑𝑓 112

Data genotip yang telah didapatkan dari hasil simulasi persilangan dihibrid
menggunakan kancing genetika, diolah dan dianalisis ke dalam sifat fenotip.
Genotip mengacu pada semua gen yang dibawa individu. Sementara itu,
fenotip adalah istilah untuk semua karakteristik yang dapat diamati yang dikodekan
oleh gen. Dengan kata lain, genotip mengacu pada informasi genetik, sedangkan
fenotip mengacu pada karakteristik yang dapat diamati (Firdauzi , 2014).
Perbandingan fenotip nya adalah 9:3:3:1.
Dari hasil simulasi persilangan dihibrid didapatkan 4 sifat fenotip, yaitu Lurus
hitam sebanyak 59, Lurus coklat sebanyak 24, Keriting hitam sebanyak 23, dan
keriting coklat sebanyak 6.
Tabel . Analisis Data melalui uji Chi- Square

Fenotipe 1 Fenotipe 2 Fenotipe 3 Fenotipe 4


(Lurus Hitam) (Lurus (Keriting (Keriting
Coklat) Hitam) Coklat)
o 59 24 23 6
e 63 21 21 7
D (o-e) -4 3 2 -1
x2 0,25 0,42 0,19 0,14

7
∑ 𝒙𝟐 1

Data fenotip yang telah didapatkan dari hasil simulasi persilangan dihibrid
menggunakan kancing genetika, dianalisis menggunakan uji chi-square. Uji Chi-
square disebut juga dengan uji Kai kuadrat. Uji Chi-Square adalah salah satu uji
non-parametris yang dilakukan pada dua variabel, dimana skala data kedua
variabel adalah nominal.
Tujuan analisis data menggunakan uji chi-square ini adalah untuk melihat
kesesuaian hasil simulasi yang dilakukan dengan perbandingan fenotip
persilangan dihibrid.
Langkah-langkah melakukan uji chi-square:
3. Menentukan hipotesis,
Jika f hitung < f tabel, maka data yang didapat sesuai
Jika f hitung > f tabel, maka data yang didapat tidak sesuai
4. Menentukan df atau derajat kebebasan, signifikansi yang dipakai adalah
0,005.
Df = n-1 , dimana n adalah jumlah fenotipnya.
Df = 4-1 =3, maka dapat dihat nilai f tabel pada derajat kebebasan dan
signifikansi α = 0,005 adalah 12,838 dapat dilihat pada tabel chi-square,
sedangkan nilai f hitungnya adalah 1.

Sehingga nilai f hitung < f tabel = 1< 12,838


Maka dapat disimpulkan, bahwa data hasil simulasi persilangan dihibrid yang
dilakukan sesuai dengan perbandingan fenotip persilangan dihibrid.
Perbandingan F1 : F2 : F3 ; F4 adalah 59 ; 24 :23 ; 6 sehingga jika
disederhanakan, akan terlihat kesesuaian dengan perbandingan fenotip
persilangan dihibrid, 9;3;3;1.

8
Tabel . Chi- Square

V. Kesimpulan
Persilangan dihibrid merupakan perkawinan dua individu dengan dua sifat
beda. Persilangan ini dapat membuktikan kebenaran Hukum Mendel II yaitu bahwa
gen – gen yang terletak pada kromosom yang berlainan akan bersegresi secara
bebas dan dihasilkan empat macam fenotipe dengan perbandingan 9:3:3:1. Dapat
dilihat bahwa kemungkinan peluang antar gen-gen tersebut adalah 9:3:3: 1, dan
kemungkinan yang terjadi jika dalam percobaan tidak menunjukkan hasil seperti
tersebut, berarti mempunyai sifat epistasif. Faktor (alel) yang mengatur karakter
yang berbeda (dua atau lebih sifat yang dikenal) memisah secara bebas ketika
terbentuk gamet. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa
pada perkawinan dihibrid secara acak pada kondisi normal, jika tidak ada
keterkaitan antar dua lokus maka besarnya probabilitas genotip tertentu untuk
setiap generasi adalah sama dengan probabilitas genotip pada awal generasi,
sehingga probabilitas genotip generasi ke-n sama dengan probabilitas genotip
generasi ke-1. Simulasi Persilangan dihibrid dapat dilakukan dengan Langkah
pertama adalah menentukan jumlah masing-masing genotip pada generasi n+1
dengan menggunakan aturan probabilitas/peluang. kedua yang harus dilakukan
adalah membentuk persamaan diferensi dari pasangan alel. Langkah ketiga adalah
menyelesaikan persamaan diferensi yang didapatkan dengan memberikan suatu
nilai awal jumlah individu kemudian diamati pola grafik probabilitas genotip individu
yang dihasilkan dari generasi ke-1 sampai generasi ke-n. Chi Square adalah teknik
statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis bila dalam populasi terdiri atas
9
dua atau lebih klas dimana data berbentuk nominal dan sampelnya besar. Uji ini
dilakukan untuk menguji perbedaan lebih dari dua proporsi untuk data kategori.
Jika terdapat adanya penyimpangan atau deviasi antara hasil yang didapat dengan
hasil yang diharapkan secara teorotis harus dievaluasi. Evaluasi tersebut dilakukan
dengan cara chi-square test. Pada percobaan pola pewarisan sifat dihibrid yang
telah dilakukan menggunakan teknik analisis data melalui uji Chi-Square
didapatkan pada fenotip 1: O:59, e: 63, D: -4 dan X²: 0,25. Pada fenotip 2 O:24, e:
21, D: 3 dan X²: 0,42. Pada Fenotip 3 O:23, e: 21, D: 2 dan X²: 0,19 . Dan pada
Fenotip 4 O: 6, e: 7, D: -1 dan X²: 0,14 dengan hasil akhir £x² pada fenotip-4 adalah
1.

VI. Daftar Pustaka


Arsal, A.F. (2018). Genetika I Arif Memahami Kehidupan. Makassar : Badan
Penerbit Universitas Negeri Makassar.
Arumingtyas. E. L, (2016). “Genetika Mendel: Prinsip Dasar Pemahaman Ilmu
Genetika”, Malang : UB Press.
Firdauzi, N.F. (2014). Rasio Perbandingan F1 dan F2 Pada Persilanagan Starin N
x b, Dan Strain X x tx Serta Resiproknya. Jurnal Biology Science , 3 (2),197-
204.
Mam, C., Sarith, P., Youhei, N. Hiroyoshi, F., Tsutomu, I. and Juntaro, K. (2020).
Genetics materials for Experimental Class of Mendel’s 3 rd Law Using Dihybrid
Crosses of Lettuce Cultivars in High School. Intermational Journal of Biological
Education, 2 (1), 033-039.
Otaya, L.G. (2016). Probabilitas Bersyarat, Independensi dan Teorema Bayes
dalam Menentukan Peluang Terjadinya Suatu Peristiwa. Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, 4(1): 68-78.
Tim Dosen Genetika. (2023). Penuntun Praktikum Genetika. Medan : Universitas
Negeri Medan.
Upomo, T.C., Rini, K. (2016). Pemilihan Distribusi Probabilitas pada Analisa Hujan
dengan Metode Goodness of Fit Test. Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan, 2(18):
139-148.
Wijayanto, D.A., Rusli H., Mohammad H. (2013). Penerapan Model Persamaan
Diferensiasi Dalam Penentuan Probabilitas Genotip Keturunan Dengan Dua
Sifat Beda. Jurnal Ilmu Dasar. 14 (2) : 79-84.

10
LAMPIRAN
Lampiran 1. Laporan Sementara

Gambar. Analisis Data Probabilitas (Koin)

11
12
Gambar. Analisis Data Simulasi Persilangan Dihibrid

Lampiran 2. Dokumentasi Praktikum

Gambar 1. Kancing Genetika yang Digunakan dalam praktikum

13
Gambar 2. Proses Pengambilan Data Probabilitas dengan Menggunakan Koin

Gambar 3. Proses Melakukan Simulasi Persilangan Dihibrid dengan Menggunakan


Kancing Genetika

14

Anda mungkin juga menyukai