Laporan A1 Farmasi Toleransi Sila 1
Laporan A1 Farmasi Toleransi Sila 1
Tiara (231320010)
Dosen Pengampu:
TAHUN 2024
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan laporan ini yang berjudul “Toleransi
dalam sila pertama ” Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
telah turut memberikan kontribusi. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak
mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam laporan ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
laporan ini.
Kami berharap semoga laporan yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN ................................................................................................................5
C. Tujuan ......................................................................................................................... 8
D. Manfaat ....................................................................................................................... 8
BAB II ...................................................................................................................................9
A. Pembahasan ............................................................................................................... 9
B. Sistem Toleransi Didalam Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa ............................. 12
BAB IV ............................................................................................................................... 15
BAB V .................................................................................................................................16
PENUTUP .......................................................................................................................... 16
3
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 16
B. Saran .........................................................................................................................16
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
5
Pencipta itu merupakan causa prima yang memiliki hubungan dengan yang
diciptakannya. Manusia sebagai makhluk yang dicipta wajib melaksanakan
perintah Tuhan dan menjauhi larangannya. Dengan adanya beberapa agama di
Indonesia, maka rasa toleransi yang seharusnya tertanam di masyarakat Indonesia
harus lebih dalam. Maksudnya, toleransi antar warga tidak hanya tampak secara
palsu dalam pergaulan hidup dan dalam tata hidup sosial.
6
Toleransi dalam pergaulan antar umat beragama berpangkal dari
penghayatan ajaran agama masing-masing. Demi memelihara kerukunan beragama
sikap toleransi harus dijaga dan dipahami untuk menghindari konflik. Biasanya
konflik antar umat beragama disebabkan oleh sikap merasa paling. benar dengan
cara mengeliminasi kebenaran orang lain. Ironisnya, hal tersebut menjangkit
Indonesia yaitu krisisnya sikap toleransi antar umat beragama. Indonesia juga
merupakan salah satu negara yang memiliki prinsip tersendiri dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara yang berbeda dengan negara lain dan hal ini tentunya
dapat menjadikan Indonesia yang unik yaitu dengan menjadikan Pancasila sebagai
dasar negara. Pancasila dipilih sebagai dasar negara tentunya sangat diperlukan
untuk menjaga eksistensi bangsa Indonesia, karena di dalam setiap sila Pancasila
pasti terkandung nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang sesuai dengan kepribadian
bangsa dan negara itu sendiri. Asal-usul Pancasila sebagai dasar negara dapat
dilihat dari berbagai faktor dan nilai-nilai yang terkandung dalam bangsa Indonesia
yang kemudian ditinjau dari pandangan hidup bangsa indonesia dan alasan inilah
kami mengambil tema ini agar kami dapat mengetahui bagaimana pendapat mereka
mengenai toleransi di lingkungan mereka dan bagaimana mereka menanggapi nya
di lingkungan mereka apakah mereka dapat mampu menerima hal baru di
lingkungan mereka dan mampu menerima ras,agama lain dan suku lain di sekitar
mereka dan hal inilah yang menjadi alasan kami mengangkat tema ini, sehingga
kami dapat mengetahui dan mampu mempelajari hal baru juga untuk kami dan juga
kami bisa menerapkan hal-hal yang kami dapat dari penelitian ini.
7
B. Rumusan Masalah
1. Apa makna dari toleransi dalam sila ketuhanan yang maha esa ?
3. Apa yang mampu mahasiswa terapkan di lingkungan kampus dalam sila pertama ?
C. Tujuan
D. Manfaat
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembahasan
Agama dan kebangsaan merupakan sebuah ikatan. Antara agama dan berbangsa
adalah jodoh yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Agama memiliki peran begitu
penting dalam perjuangan kemerdekaan bangsa. Agama juga merupakan representasi
sebuah teoogis berkebangsaan. Maka tidak dapat dipungkiri oleh siapapun jika agama
menjadi kekuatan paling penting bagi bangsa. Melalui toleransi, mengingat di mana
Indonesia memiliki kemajemukan yang luar biasa. Dalam menjalin hubungan yang
baik antar pemeluk agama, untuk saling toleran diperlukan kekuatan yang bersifat
kultural agar diterima oleh semua agama. Maka dari itu, Pancasila memiliki
kedudukan sebagai basis nilai dalam membangun sikap keberagaman di tengah
kemajemukan agama serta budaya. Sesuai dengan pendasaran falsafah negeri ini yaitu
“negara beragama”. Identitas keagamaan pondasi kebangsaan yang paling
fundamental. Sehingga para leluhur/pahlawan menjadikan sila pertama sebagai visi
dasar berketuhanan, dengan tujuan yaitu melahirkan kekuatan yang begitu mendasar
lintas agama dalam menjaga kedaulatan bangsa. Dalam kehidupan beragama, sikap
toleransi ini sangat dibutuhkan, karena sikap toleransi ini kehidupan antar umat
beragama dapat tetap berlangsung dengan tetap saling menghargai serta memelihara
hak dan kewajiban masing-masing. Dengan kita mengingat toleransi, maka toleransi
harus diajarkan kepada anak-anak baik di lingkungan formal maupun lingkungan
informal. Pada lingkungan formal kita bisa memberi bekal mengenai nilai-nilai yang
berkaitan dengan keagamaan, seperti spiritualisme seperti pengajian dan lain
sebagainya. Selain itu terdapat beberapa manfaat yang akan kita dapatkan dengan
menanamkan sikap toleransi, manfaat tersebut adalah: hidup bermasyarakat akan lebih
tenteram, terhindar dari adanya perpecahan antara umat beragama, memperkuat tali
silaturahmi antar umat beragama. Selain itu, persatuan, bangsa Indonesia akan
terwujud dan pembangunan negara akan lebih mudah. Penganut agama yang baik
tidak mesti bertentangan dengan sikap toleran. Sikap militan dan fanatik dalam
membela agama yang dianut sama sekali tidak mengharuskan hilangnya sikap toleran.
10
untuk bersikap toleran, seseorang hanya dituntut kesediannya untuk menghargai dan
menghormat pilihan orang lain terhadap sesuatu yang dianggap benar, tanpa adanya
pendidikan kewarganegaraan pada keyakinan dan pilihannya terhadap agamanya
sendiri (Suharyanto, 2013).
Sikap toleransi sangat dianjurkan bagi umat yang beragama, andai kata umat
beragama tidak memiliki sikap tersebut, maka akan timbul diskriminasi kaum
mayoritas terhadap kaum minoritas. Kaum yang dianggap kecil akan ditindas baik
secara fisik maupun non fisik. Jika itu sampai terjadi terus menerus, maka banyak hal
buruk yang akan terjadi seperti pertikaian antar pemeluk agama bahkan bisa memicu
antar warga negara. Maka, antisipasinya adalah dialog transformatif . Kejadian seperti
ini didasari beberapa hal: pertama, perdebatan agama. Realitanya, kita hidup
berdampingan dengan umat beragama lain di lingkungan kita. Biasanya, dibenak kita
muncul suatu pemikiran dan bertanya-tanya apa yang mereka lakukan dalam
beribadah. Kemudian akan timbul perdebatan kecil yang kemudian terus berkembang
dan tidak akan akan pernah selesai karena dasar yang dipegang berbeda. Kedua, salah
tafsir. Banyak sekali perdebatan yang di mulai dari salah tafsir, sebab hal seperti ini
lebih berbahaya. Oleh karena itu diperlukan tokoh agama yang baik dan benar untuk
meluruskannya.
Pertama, Nilai Ketuhanan yaitu Secara hierarkis, nilai ini bisa dikatakan
sebagai nilai yang tertinggi karena menyangkut nilai yang bersifat mutlak. Seluruh
nilai kebaikan diturunkan dari nilai ini (nilai ketuhanan). Suatu perbuatan dikatakan
baik apabila tidak bertentangan dengan nilai, kaidah, danhukum Tuhan. Pandangan
demikiansecara empiris bisa dibuktikan bahwa setiap perbuatan yang melanggar
nilai,kaidah, dan hukum Tuhan, baik itu kaitannya dengan hubungan kasih sayang
antarsesama, akan menghasilkan konflik dan permusuhan. Dari nilai ketuhanan
menghasilkan nilai spiritualitas, ketaatan, dan toleransi. Sehingga terdapat contoh
penerapan sila pertama Pancasila misal untuk di lingkungan sosial antara lain :
menghormati orang tua dan antar saudara, berdoa dengan tekun. Misalnya sebelum
dan sesudah makan serta sebelum dan bangun tidur, menjaga kerukunan dan tidak
melakukan perbuatan yang menyinggung, saling menghormati antar teman yang
memiliki agama atau kepercayaan berbeda, tidak membedakan-bedakan teman atau
berteman dengan siapa saja walau memiliki agama berbeda, tidak menertawakan cara
ibadah umat lain Toleransi masyarakat Indonesia terhadap berbagai macam agama
yang ada di Indonesia terhitung cukup baik dan sangat bertoleransi di luar yang bukan
ranahnya. Dalam beragama, jika seseorang memaksakan tidak boleh, maka apalagi
juga mengganggu, tentu tidak dibenarkan. Disepersilahkan seseorang memilih agama
dan kepercayaannya masing-masing.
12
Manakala sikap dan pandangan itu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-
hari oleh pemeluk agama, maka sebenarnya idak akan terjadi masalah. Mereka yang
beragama Islam beribadah ke masjid, mereka yang kristen ke gereja, dan demikian
pula agama lain juga menganjurkan agar umatnya menjadi yang terbaik, yaitu saling
mengenal, memahami, menghargai, mengasihi, dan bahkan juga saling bertolong
menolong di dalam kebaikan. Umpama semua umat beragama, apapun agamanya,
mampu menunjukkan perilaku terbaik sebagaimana perintah ajaran agamanya, maka
sebenarnya tidak akan terjadi persoalan terkait agama orang lain dalam menjalani
hidup sehari-hari (Wahyudi, 2017). Toleransi baru menjadi terasa tidak terpelihara
oleh karena di antara mereka yang berbeda merasakan ada sesuatu yang mengganggu.
Bisa jadi, gangguan itu sebenarnya bukan bersumber dari agamanya, tetapi berasal
dari aspek lain, misalnya dari ekonomi, sosial, hukum, keamanan, dan semacamnya.
Melihat orang atau sekelompok orang terlalu memonopoli kegiatan ekonomi sehingga
merugikan atau mengganggu orang atau kelompok lain, maka muncul rasa kecewa
dan atau sakit hati.
Demikian pula jika terdapat sekelompok orang tidak mempedulikan dan bahkan berperilaku
merendahkan, maka orang lain dimasud merasa terganggu.
13
BAB III
A. Lokasi Kegiatan
Lokasi tempat penelitian praktek dilaksanakan Di kota Palopo, Sulawesi
Selatan.
B. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Dalam melaksanakan pelaksanaan penelitian praktek dikerjakan mulai
dari tanggal 4 Desember 2023 sampai dengan 6 desember 2023, penelitian
prkatek dilaksanakan dalam waktu 3 hari Senin , Selasa , Rabu.
C. Metode Wawancara
Metode wawancara merupakan suatu proses atau cara pemperoleh suatu
informasi yang detail mengenai apa yang menjadi tujuan penelitian, dalam
bentuk ini adalah penulis. Pihak-pihak yang terlibatkan dalam kegiatan
wawancara dalam projek Pembangunan Papa Mama Residances ialah dari
kontraktor dan tukang- tukang yang ada disana. Beberapa pertanyaan yang
ditanyakan pembuat dalam mencapai tujuan dari penulis ialah kendala-kendala
yang dihadapi selama progress pembangunan, serta menanyakan hal yang tidak
diketahui penulis dalam jenis pekerjaan itu dan metoda-metode pembangunan
yang dipakai selama proyek berkelanjutan. Kegunaan dari tahap wawancara ini
yaitu penulis menghindari kesalahan informasi yang didapatkan dari sumber lain,
serta mendapatkan informasi yang penulis inginkan bertujuan untuk
menyelesaikan laporan serta menjadi bekal kedepannya.
D. Metode Observasi
Pada observasi ini kami melakukan wawancara langsung di rumah dan
kampus mahasiswa dan kami menggunakan beberapa tahap dalam melakukan
14
wawancara yaitu kami menentukan tema,tujuan, waktu, dan responden yang akan
kami wawancara.
BAB IV
HASIL KEGIATAN
15
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kami dapat mengetahui sikap toleransi agar mampu saling menghargai
2. Kami mengetahui bahwa mahasiswa mampu mengimplementasikan sikap
toleransi
3. Kami juga dapat mengetahui bahwa mahasiswa menerima sikap toleransi di
kampus.
4. Kami juga mengetahui bahwa bagi mahasiswa yang non mampu ber adaptasi
dengan baik walaupun mayoritas mahasiswa/i nya ber agama islam
5. Kami juga dapat melihat bahwa mereka mampu menjalin hubungan dengan baik.
B. Saran
1. Kami dapat melihat bahwa yang mesti di perbaiki lagi yaitu cara komunikasinya
dalam menyampaikan sebuah argument dalam memberikan sebuah saran.
2. Kami melihat juga bahwa kekurangan di dalam lingkungan kampus itu ialah
tempat ibadah bagi mahasiswa yang non, yang membuat mungkin mereka merasa
berbeda.
3. Kami juga dapat melihat bahwa mahasiswa yang beragama muslim harus tau
bahwa kita lahir dinegara yang ringan tangan jadi kita sabagi anak terpelajar harus
tau sikap saling membantu seperti saat di dalam kelas kita harus tidak membuang
sampah sembarangan walaupun ada pembersih.
16
DAFTAR PUSTAKA
Ma, Rubei, D Utami (2018).Penanaman Sila Ketuhanan Yang Maha Esa Pada Mata
Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Kelas Xi Sm
Negeri 1 Toho Kabupaten Mempawah.
Azka Aulia Azzahrah,. Dinie Anggraeni Dewi. (2021). Toleransi Pada Warga
Negara Indonesia Berlandaskan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa.Jurnal
Penelitian Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, 173-178.
17
LAMPIRAN – LAMPIRAN
18
PERTANYAAN UNTUK RESPONDEN
mahasiswa?
6. Bagaimna dampak tidak terjalanya toleransi di kawasan kampus?
mahasiswa?
11. Apa alasan menerapkan toleransi dilingkungan kampus?
19
20
21
22
23