Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


MACAM-MACAM AGAMA LEGAL DAN NON LEGAL

Disusun Oleh :
Adinda Setyawati 231030490446
Herlina 231030490441
Rina Ardhana 231030490442
Nurulita 231030490461
Nurul Awaliyah 231030490519
Yoseph R. V. Temaluru 231030490445

Dosen Pengampu :
Nurhayati, S. Th. I., M..Ag

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


STIKes WIDYA DHARMA
HUSADA 2023-2024
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil 'Alamin, Segala puji bagi Allah Swt. Tuhan semesta
alam atas segala karunia nikmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Macam-macam Agama Legal dan Non Legal" dengan tepat
waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pendidikan Agama Islam.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang kriteria halal-haram
dalam produksi kosmetik bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam yang telah membimbing dan mengarahkan kami dalam menyelesaikan
makalah ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Tangerang Selatan, 16 September 2023

Penyusun

Makalah Macam-Macam Agama Legal dan Non Legal | i


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................3
C. Tujuan Masalah............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................4

A. Macam-Macam Agama Legal......................................................................4


1. Islam................................................................................................................4
2. Kristen Protestan.............................................................................................5
3. Kristen Katholik..............................................................................................6
4. Hindu...............................................................................................................7
5. Buddha............................................................................................................7
6. Konghucu........................................................................................................8
B. Macam-Macam Agama Non Legal..............................................................8
1. Sunda Wiwitan................................................................................................8
2. Kejawen..........................................................................................................9
3. Djawa-Sunda...................................................................................................9
4. Parmalim.......................................................................................................10
5. Kaharingan....................................................................................................10
6. Naurus...........................................................................................................10
7. Marapu..........................................................................................................10
C. Perbedaan Agama-agama yang Ada di Indonesia...................................11
1. Konsep Kerukunan Islam..............................................................................11
2. Konsep Kerukunan Kristen...........................................................................12
3. Konsep Kerukunan Hindu.............................................................................13

Makalah Macam-Macam Agama Legal dan Non Legal |


4. Konsep Kerukunan Buddha..........................................................................14
5. Konsep Kerukunan Konghucu......................................................................15
D. Posisi dalam Menjalankan Perbedaan Agama.........................................15
E. Cara Menyikapi Perbedaan Agama..........................................................17
BAB III PENUTUP...................................................................................................21

A. Kesimpulan..................................................................................................21
B. Saran............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................22

Makalah Macam-Macam Agama Legal dan Non Legal |


BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia terdiri dari berbagai pulau yang dihuni oleh suku bangsa yang
memiliki adat istiadat bahasa dan agama. Di Indonesia sendiri setidaknya ada
enam agama yang diakui oleh negara, yaitu: Islam, Kristen Protestan, Kristen
Katolik, Hindu, Budha dan Konghuchu Di luar keenam agama tersebut
dikategorikan sebagai aliran kepercayaan yang keberadaannya bukan bagian dari
agama. Artinya urusan aliran kepercayaan yang oleh para penghayatnya diyakini
sebagai agama, oleh negara tidak diakui sebagai agama sehingga pengurusannya
di bawah kewenangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Aliran
kepercayaan yang kebanyakan berupa agama lokal dianggap sebatas produk
kebudayaan sehingga tidak memenuhi ketentuan untuk diakui sebagai
agama,Seperti Sikh, Bahai, Sunda Wiwitan, serta beragam agama atau
kepercayaan lainnya Permasalahan seperti ini terkadang menimbulkan gejolak di
masyarakat dan tidak jarang berujung pada aksi-aksi kekerasan berbasis agama.
Melihat kemajemukan ini sudah semestinya Indonesia mempunyai kesadaran
sosiologis yang dijadikan sebagai landasan demi terciptanya kerukunan antar
umat beragama, landasan tersebut adalah sikap toleransi yang harus
ditumbuhkembangakan demi terciptanya suasana yang harmonis, aman dan damai
dan dapat bergandeng tangan dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan
yang ada. Sebab selama ini banyak sekali kasus yang terjadi karena sentimen
agama yang mengakibatkan terjadinya konflik berkepanjangan.
Untuk itu masyarakat Indonesia setidaknya memiliki dasar untuk
mengembangkan sikap plural yaitu sikap keberagamaan yang mengajarkan
manusia untuk hidup bergaul dengan berbagai kelompok beragama yang berbeda
sebagai dasar untuk mengembangakan sikap toleransi beragama. Indonesia ini

Makalah Macam-Macam Agama Legal dan Non Legal | 1


juga dibangun di atas pluralitas agama, etnis, dan kepercayaan, bahasa dan
manifestasi kultural yang lain. Keragaman itulah yang memungkinkan terjadinya
harmoni dalam suasana dialogis dan dinamika dalam semangat saling menopang,
Sikap dasar yang memungkinkan kemajemukan dan pluralisme agama dalam
masyarakat adalah toleransi, toleransi adalah hal yang sangat mendasar yang
harus dikembangkan, tidak hanya toleransi yang bersifat negatif yang berarti
meniadakan, tidak memerangi dan tidak memusuhi.
Di dalam ajaran Islam ada beberapa prinsip mengenai toleransi. Prinsip itu
terdapat dalam Al Quran antara lain : “ Katakanlah hai Muhammad bahwa telah
datang kebenaran dari Tuhanmu. Oleh karena itu barang siapa yang mau,
berimanlah barang siapa yang tidak mau, biarlah.” ( Q.S. 18:29). Juga dalam surat
lain disebutkan: “Tidak ada paksaan dalam (memeluk sesuatu) agama karena
telah jelas mana yang benar dan mana yang salah.” ( Q.S. 2 : 256). Dari kutipan
ayat tersebut ada beberapa prinsip mengenai toleransi dalam ajaran Islam
diantaranya yaitu tidak boleh ada paksaan dalam beragama, manusia berhak untuk
memilih dan memeluk agama yang dinyakininya dan beribadah menurut
keyakinannya itu, Allah tidak melarang hidup bermasyarakat dengan mereka yang
tidak sepaham atau tidak seagama, asal mereka itu tidak memusuhi umat Islam.
Jadi jelas sikap toleransi beragama dalam Islam sudah diatur sedemikian rupa
sehingga ada batasan-batasan tertentu yang harus dijalankan oleh seseorang.
Dalam pengembangan ajaran toleransi itu yang bersumber dari kesadarannya dan
untuk memperkokoh ajaran tersebut diperlukan pendidikan agama Islam sebagai
pedoman dalam menciptakan manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia yang tercermin dalam kehidupan pribadi dan
sosial yang mampu mengamalkan ajaran agamanya serta mampu menghormati
agama lain dalam rangka kerukunan antar umat beragama.

Makalah Macam-Macam Agama Legal dan Non Legal | 2


B. Rumusan Masalah
1. Apa sebenarnya perbedaan agama legal dan non legal?
2. Bagaimana cara kita menyikapi perbedaan agama yang ada di Indonesia?
3. Apa saja agama-agama legal dan non legal yang ada di Indonesia?
4. Bagaimana konsep toleransi beragama dalam Islam?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui perbedaan agama legal dan non legal
2. Untuk mengetahui cara menyikapi perbedaan agama yang ada di Indonesia
3. Untuk mengetahui agama-agama legal dan non legal yang ada di Indonesia
4. Untuk mengetahui konsep toleransi beragama dalam Islam

Makalah Macam-Macam Agama Legal dan Non Legal | 3


BAB II

PEMBAHASAN
A. Macam-Macam Agama Legal
1. Islam
Mayoritas penduduk Indonesia memeluk agama Islam dengan persentase
87,2% atau sekitar 207 juta orang. Bahkan Indonesia menjadi negara
penduduk muslim terbanyak di dunia. Kamu akan menjumpai banyak
pemeluk agama Islam di wilayah barat Indonesia, seperti Jawa, Sumatera,
hingga pesisir Kalimantan. Agama Islam sendiri diperkirakan muncul sekitar
1.400 tahun yang lalu, yakni tahun 610 Masehi. Hal tersebut ditandai dengan
penerimaan wahyu Alquran di Mekah oleh Nabi Muhammad SAW.
Sementara di Indonesia, Agama Islam diyakini masuk melalui para pedagang
Arab dan Persia sekitar abad ke-7 atau 8.
Mengucapkan dua kalimat syahadat menjadi tanda bahwa kita telah
menjadi pemeluk agama ini dan beriman kepada Allah SWT. Adapun
beberapa ibadah yang wajib dilakukan umat Islam, di antaranya ialah
mendirikan salat, berpuasa di bulan ramadan, zakat, dan pergi haji bila
mampu.
Dalam agama Islam, kitab suci yang digunakan ialah Alquran. Kitab
Alquran terdiri atas 114 surat, 30 juz, dan 6.666 ayat. Kemudian tempat
ibadah umat Islam ialah Masjid. Islam memiliki beberapa hari besar, yakni
idul fitri, idul adha, tahun baru hijriyah, dan isra mi’raj. Hari raya idul fitri
atau lebaran sebagai hari besar bagi umat Islam memiliki makna yang
berkaitan erat dengan tujuan berpuasa, yakni menjadi manusia yang bertakwa.
Kemudian hari besar Idul Adha dilakukan untuk memperingati peristiwa
kurban Nabi Ibrahin AS.
Selanjutnya, tahun baru hijriyah sebagai hari besar umat Islam merupakan
perayaan yang dilakukan untuk terus mengingatkan umat Islam akan sejarah

Makalah Macam-Macam Agama Legal dan Non Legal | 4


peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW. Terakhir, hari besar isra mi’raj
adalah perayaan yang dilakukan untuk memperingati perjalanan malam
Rasulullah SAW.

2. Kristen Protestan
Agama Kristen diperkirakan muncul sekitar 2.000 tahun yang lalu, lho
Grameds. Kemunculan agama Kristen dipengaruhi oleh ajaran Calvinisme dan
Lutheran di Belanda pada abad ke-16. Di Indonesia sendiri, agama Kristen
Protestan menjadi agama kedua terbesar dengan persentase 6,9% atau sekitar
16,5 juta orang.
Kedatangan pada misionaris Eropa ke beberapa wilayah di Indonesia
menandai perkembangan agama Kristen di tanah air. Beberapa wilayah
persebaran agama Kristen di antaranya ialah wilayah barat Papua, sedikit
Kepulauan Sunda, Kepulauan Maluku, Tanah Batak, Tanah Karo, Nusa
Tenggara Timur, dan lain sebagainya.
Alkitab menjadi kitab suci bagi para pemeluk agama Kristen Protestan.
Alkitab sendiri terdiri atas 66 bagian yang terbagi menjadi dua, yakni 39
Perjanjian Lama dan 27 Perjanjian Baru. Bagi penganut agama Kristen
Protestan, ibadah minggu telah menjadi ibadah wajib yang dilaksanakan.
Ibadah tersebut dapat dilakukan di gereja, balai perkumpulan, aula besar
maupun rumah. Ibadah minggu biasanya terbagi menjadi dua, yakni doa
pembuka dan puji-pujian yang berisi firman Tuhan. Pembaptisan, katekisasi,
sidi, dan perjamuan kudus menandai bahwa seseorang telah memeluk agama
Kristen Protestan.
Kristen Protestan memiliki beberapa hari besar, di antaranya ialah natal,
hari paskah, pentakosta, kenaikan Isa Almasih, dan wafat Isa Almasih. Hari
besar natal menjadi perayaan yang dilakukan untuk memperingati kelahiran
Yesus pada tanggal 25 Desember.

Makalah Macam-Macam Agama Legal dan Non Legal | 5


Kemudian hari paskah sebagai perayaan bagi para pemeluk agama Kristen
Protestan dilakukan untuk memperingati kebangkitan Yesus. Penganut agama
Kristen Protestan melakukan pentakosta sebagai perayaan untuk
memperingati pencurahan Roh Kudus.
Selanjutnya, hari besar kenaikan Isa Almasih menjadi perayaan untuk
memperingati kenaikan Yesus 40 hari setelah hari paskah. Terakhir, hari besar
wafat Isa Almasih dilakukan untuk memperingati kematian Yesus.

3. Kristen Katholik
Kedatangan bangsa Portugis ke Indonesia dengan misi mencari rempah-
rempah menandai kemunculan agama Kristen Katolik di Kepulauan Maluku.
Hal tersebut menjadikan rakyat Maluku sebagai penganut pertama Agama
Katolik di Indonesia.
Pada tahun 1.546, pelopor misionaris Kristen Fransiskus Xaverius tiba di
Kepulauan Maluku tahun dan membaptiskan beberapa ribu penduduk
setempat. Di Indonesia sendiri, penganut agama Katolik memiliki persentase
sebesar 2,9% atau sekitar 6,9 juta orang.
Jumlah tersebut menjadikan agama Katolik sebagai agama ketiga terbesar
di Indonesia. Dalam agama Kristen Katolik, penyebutan kitab suci yang
digunakan ialah Alkitab.
Kitab suci Alkitab dalam ajaran Kristen Katolik terdiri atas 73 bagian
yang terbagi menjadi dua, yakni 46 bagian Perjanjian Lama dan 27 bagian
Perjanjian Baru. Penganut agama Kristen Katolik memiliki beberapa ibadah
yang biasa dilakukan, yakni misa, doa novena, dan doa lingkungan.
Pembaptisan, krisma, ekaristi, pengampunan dosa, pengurapan orang
sakit, imamat, dan sakramen perkawinan menjadi suatu tanda yang dimulai
dari Kristus untuk memberikan rahmat kepada umat-Nya. Dalam agama
Kristen Katolik terdapat beberapa hari besar, seperti natal, hari raya Santa
Perawan Maria, kenaikan Isa Almasih, dan Trihara Suci Paskah.

Makalah Macam-Macam Agama Legal dan Non Legal | 6


4. Hindu
Jaringan perdagangan yang terbentang dari China hingga India pada abad
ke-4 menjadi awal kedatangan agama Hindu ke Indonesia. Berdirinya
Kerajaan Kutai dan Kerajaan Tarumanegara menjadi kemunculan agama
Hindu dengan nilai-nilai Hindu.
Di Indonesia sendiri, penganut agama Hindu memiliki persentase sebesar
1,7% atau sekitar 4 juta orang. Jumlah tersebut menjadikan agama Hindu
sebagai agama keempat terbesar di Indonesia.
Kitab Weda atau Veda menjadi kitab suci bagi para pemeluk agama
Hindu. Nama kitab Weda yang berasal dari bahasa Sansekerta berarti
pengetahuan atau mengetahui.
Jika disimpulkan, kitab Weda bermakna sebagai ilmu pengetahuan suci
yang sempurna dan kekal abadi. Kitab Weda sendiri terbagi menjadi dua
kelompok, yakni Weda Sruti dan Weda Smrti.
Trisandhya, Suryasewana, Berjapa, Sembahyang, dan Tirhtayatra menjadi
beberapa ibadah yang dilakukan oleh umat Hindu. Dalam agama Hindu
terdapat beberapa hari besar yang diperingati, yakni Nyepi, Kuningan, dan
Galungan.

5. Buddha
Agama Buddha merupakan agama tertua kedua di Indonesia yang datang
pada abad ke-5 Masehi. Hal tersebut terlihat dari beberapa peninggalan
prasasti yang ditemukan.
Agama Buddha pertama kali dibawa oleh pengelana Fa Hsein dari China.
Kemudian pada abad ke-7 kerajaan Buddha di Indonesia, yakni Kerajaan
Sriwijaya mulai berkembang dan menjadi pusat pengembangan agama
Buddha di Asia Tenggara.

Makalah Macam-Macam Agama Legal dan Non Legal | 7


Hingga saat ini, agama Buddha di Indonesia memiliki penganut dengan
persentase 0,7% atau sekitar 1,7 juta orang. Jumlah tersebut menjadikan
agama Buddha sebagai agama kelima terbesar di Indonesia.
Agama Buddha memiliki istilah Puja yang mengajarkan tata cara
peribadatan untuk menghormati atau memuja keyakinan umat sehari-hari.
Kegiatan peribadatan agama Budhha biasa dilakukan di Vihara.
Kitab suci agama Buddha ialah Pitaka yang terbagi menjadi tiga kelompok
besar, yakni Vinaya Pitaka, Sutta Pitaka, dan Abhidhamma Pitaka. Agama
Buddha memiliki beberapa hari besar, yakni hari Waisak, hari Magha, dan
hari Asadha.

6. Konghucu
Konghucu atau ajaran Konfusius pertama kali muncul pada abad ke-17.
Hal tersebut ditandai dengan kemunculan bangunan tua di Pontianak yang
kerap dijadikan sebagai tempat pemujaan bagi para penganut agama
Konghucu.
Di Indonesia sendiri, agama Konghucu menjadi agama keenam terbesar
dengan persentase 0,05% atau sekitar 0,1 juta orang. Kitab Si Shu dan kitab
Wu Jing menjadi dua kitab utama yang digunakan pemeluk agama Konghucu.
Agama Konghucu melakukan peribadatan berupa kebaktian atau
sembahyang yang dilakukan di Lithang, Kelenteng, ataupun rumah. Agama
Konghucu sendiri memiliki beberapa hari besar, yakni tahun baru Imlek, Cap
Go Meh, dan Cheng Beng.

B. Macam-Macam Agama Non Legal


1. Sunda Wiwitan
Sesuai namanya, Sunda Wiwitan merupakan agama asli nusantara yang
dianut oleh masyarakat Sunda utamanya yang tinggal di wilayah Provinsi
Banten. Penganutnya menyebar mulai dari Kanekes, Lebak, Banten,

Makalah Macam-Macam Agama Legal dan Non Legal | 8


Kasepuhan Ciptagelar, Banten Kidul, Cisolok, Sukabumi, Kampung Naga,
hingga Cigugur, Kuningan.
Sunda Wiwitan merupakan agama asli nenek moyang yang hadir jauh
sebelum masuknya Hindu ke Indonesia. Namun, pada perkembangannya telah
bercampur dengan beberapa unsur ajaran agama Hindu dan sebagian ajaran
Islam.

2. Kejawen
Kejawen atau dalam bahasa Indonesia “agama Jawa” adalah agama asli
nusantara yang seluruh aspeknya berhubungan dengan adat dan kepercayaan
Jawa. Dalam praktiknya, Kejawen terdiri dari seni, budaya, tradisi, ritual, juga
berbagai nilai dan filosofi suku Jawa.
Oleh karena itu, para penganut Kejawen tak melihat Kejawen dalam
pengertian agama umum, tetapi sebagai seperangkat cara pandang dan nilai
hidup asli Jawa.

3. Djawa-Sunda
Agama Djawa Sunda (ADS) dikembangkan oleh Pangeran Madrais atau
Kiai Madrais yang merupakan seorang keturunan Kesultanan Gebang,
Cirebon Timur.
Wilayah Cigugur, Kuningan dianggap sebagai basis penganut agama
Djawa Sunda terbesar saat ini dengan sekitar 3.000 orang penganut. Namun,
menurut Abdul Rozak, seorang peneliti kepercayaan Sunda, agama ini tak
hanya terbatas di Cigugur tapi menyebar hingga Kabupaten Lebak, Banten
dan Kabupaten Ciparay, Bandung.
Hari raya agama Djawa Sunda jatuh pada tanggal 22 Rayagung menurut
penanggalan Sunda dan diperingati secara meriah, salah satunya dengan
upacara Seren Taun.

Makalah Macam-Macam Agama Legal dan Non Legal | 9


4. Parmalim
Parmalim adalah agama asli nusantara atau kepercayaan tradisional yang
dianut oleh masyarakat asli suku Batak di Sumatera Utara. Saat ini agama
Parmalim dipimpin oleh Raja Marnangkok Naipospos dan masih rutin
menjalankan ritual serta aktivitas keagamaannya.
Para penganut Parmalim yang disebut “Umat Ugamo Malim” percaya dan
menyembah Tuhan Yang Maha Esa yang dalam istilah lokal disebut “Tuhan
Debata Mulajadi Nabolon”.

5. Kaharingan
Agama asli nusantara berikutnya yang tak diakui negara adalah agama
Kaharingan yang dianut oleh masyarakat suku Dayak di Kalimantan. Dalam
kepercayaan Kaharingan, Tuhan Yang Maha Esa (Ranying) hidup dan tumbuh
secara turun temurun di dalam masyarakat Dayak.
Sayangnya, karena pemerintah memaksa setiap penganut Kaharingan
untuk menganut agama resmi, akhirnya agama ini berubah menjadi Hindu
Kaharingan.

6. Naurus
Naurus merupakan agama asli nusantara yang menjadi kepercayaan dan
pegangan masyarakat Pulau Seram, Maluku. Pemeluk Naurus tersebar mulai
dari suku Manusela dan suku Wahai di pegunungan Manusela Utara, Seram
serta suku Nuaulu di barat laut Manusela.
Pada awalnya, Naurus lebih dekat dengan animisme, namun seiring
perkembangan zaman, agama ini mulai dipengaruhi oleh ajaran agama Hindu
serta Protestan.

7. Marapu
Sama seperti agama nusantara lainnya, Marapu juga masih hidup dan
dipraktikkan oleh masyarakat Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Dalam

Makalah Macam-Macam Agama Legal dan Non Legal |


bahasa Sumba, Marapu juga merujuk pada arwah leluhur yang berarti “yang
dimuliakan” dan itulah sumber asal nama agama Marapu.
Agama Merapu percaya Marapu (leluhur) terbagi menjadi dua golongan,
Marapu sebagai leluhur cikal bakal kehidupan (kabihu) dan Marapu Ratu
yang merupakan dewa tertinggi.

C. Perbedaan Agama-agama yang Ada di Indonesia


Agama yang diakui secara syah oleh Negara Rapublik Indonesia adalah
agama Islam, agama Kristen [Protestan dan Katolik], agama Hindu, agama
Buddha dan agama Konghuchu. Semua agama tersebut, memiliki Kitab Suci
yang dipercayai dan diimani oleh para pengikutnya, seperti Islam mengimani Al-
Qur’an sebagai kitab sucinya, Kristen kitab sucinya adalah Alkitab atau Bibel,
Hindu kitab sucinya adalah Weda, Buddha kitab sucinya adalah Tripitaka dan
Konghuchu kitab sucinya adalah Susi. Kitab suci tersebut, tentunya
membicarakan tentang kerukunan sebagai landasan dalam hubungan di antara
umat beragama sehingga saling menghormati dan menghargai, saling toleransi
dan rukun serta saling hidup perdampingan dengan harmonis. Bahkan Syahrin
Harahap menyatakan bahwa jika umat beragama bersungguh-sungguh
mempelajari kitab sucinya, segera akan diketahuinya bahwa kitab sucinya
mengajarkan adanya hubungan antar agama

1. Konsep Kerukunan Islam


Islam adalah agama kerukunan atau toleransi karena Islam hadir di
Indonesia bukan dengan penjajahan melainkan dengan keramahan dan saling
menghormati yang dibawa oleh para pedagang dan mubaligh muslim yang
santun dan terbuka sehingga Islam di Indonesia mudah diterima oleh
masyarakat Indonesia. Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. yang
sangat toleran diterapkan di Indonesia. Hal ini, sesuai dengan petunjuk Al-
Qur’an dan Sunnah Rasul yang diterapkan oleh Nabi Muhammad Saw. dan
para pengikutnya, sebab Al-Qur’an dan Sunnah Rasul adalah tidak

Makalah Macam-Macam Agama Legal dan Non Legal |


memaksakan orang lain untuk mengikuti agama Islam melainkan dengan
kesadaran yang mendalam bukan dengan main-main, bahkan diberikan
kebebasan untuk memilih agama sesuai dengan kehendak hatinya, mengakui
keaneragaman penganut agama yang tidak dapat dipungkiri karena itu
termasuk sunnahtullah, menghormati dan menghargai perbedaan keyakinan
agama dan menghargai pula bagi orang yang berkomitkan terhadap agama
yang dipercayai konsep Islam dengan tegas dan jelas bahwa tidak ada paksaan
kepada orang lain untuk menjadi pengikut Islam dengan cara mengajak paksa,
mengajak dengan materi, mengajak dengan berbagairayuan.

Hal ini, tidak diperkenankan dalam ajaran Islam karena Islam adalah
agama yang mengajak dan memperingatkan dengan cara yang damai dan
penuh hikmah, penuh pelajaran dan argumentasi sehingga dapat diterima
dengan akal yang sehat dan hati yang cernih. Karena orang yang masuk
agama Islam bukan dengan cara paksaan melainkan dengan kesadaran serta
atas kehendak dan hidayah Allah. Dalam kaitan ini, Allah menyatakan dalam
firman-Nya “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);
Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena
itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah,
Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat
yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”
{QS. Al-Baqarah [2]: 256}.

2. Konsep Kerukunan Kristen


Yesus Kristus menyebarkan agama Allah kepada Bani Israel yang sesat
bukan kepada kaum Muslim, Hindu, Buddha dan Konghucu melainkan
seharusnya kepada kaum Kristen agar lebih kuat keimanan dan keyakinan
kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Bahkan Yesus Kristus telah memberikan
suatu contoh yang baik tentang kerukunan atau toleransi yang harus
diaplikasikan dalam kehidupan beragama di Indonesia . Sebagaimana

Makalah Macam-Macam Agama Legal dan Non Legal |


dinyatakan dalam Kitab Injil Matius sebagai berikut: “Kedua belas rasul itu
kemudian diutus oleh Yesus dengan mendapat petunjuk-petunjuk ini.
Janganlah pergi ke daerah orang-orang bukanYahudi. Jangan juga ke kota-
kota Samaria.

Tetapi pergilah kepada orangorang Israel, khususnya kepada mereka yang


sesat. Beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah akan segera memerintah
sebagai Raja. Sembuhkanlah orang-orang sakit, hidupkanlah orang-orang
yang mati, sembuhkan orang-orang yang berpenyakit kulit yang mengerikan,
dan usirlah roh-roh jahat. Kalian sudah menerima semuanya itu dengan cuma-
cuma. Jadi, berilah juga dengan Cuma-cuma. Jangan membawa uang emas,
uang perak, ataupun uang tembaga” [Matius, 10-5-9].

3. Konsep Kerukunan Hindu


Agama Hindu adalah agama yang pertama kali datang di Indonesia
melalui para Raja dan agama ini mempunyai pandangan tentang kerukunan
hidup atau toleransi antarumar beragama dapatdiketahui dari tujuan agama
Hindu adalah “Moksartham Jagathita Ya ca iti Dharma” yang artinya
mencapai kesejahteraan hidup manusia baik jasmani maupun rohani. Dari
pengertian tersebut, maka untuk mencapai kerukunan umat beragama manusia
harus mempunyai dasar hidup yang disebut “Catur Purusa Artha”. Yakni
Dharma Artha, Kama dan Moksa. Hal itu dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Dharma, berarti susila dan berbudi luhur. Dengan Dharma pula seseorang
dapat mencapai kesempurnaan hidup, baik untuk diri, keluarga dan
masyarakat [umat manusia]. Apabila dharma ini telah terwujud, maka
tujuan hidup lainnya seperti Artha, Kama dan Moksha akan dialami pula,
b. Artha berarti kekayaan, dapat memberikan kenikmatan dan kepuasan
hidup, serta cara mencapainya harus dilandasi dharma.

Makalah Macam-Macam Agama Legal dan Non Legal |


c. Kama, bermakna kenikmatan dan kepuasan, seperti kesenian dapat
memuaskan orang, Kama dapat pula dipuaskan oleh artha, sehingga dalam
mencari artha dan pemakaiannya harus berdasarkan dharma. Oleh karena
itu, jika orang ingin mencari kama dan artha terlebih dahulu harus
melaksanakan dharma dan tidak boleh menyimpang dari dharma
d. Moksha adalah merupakan kebahagian abadi, yakni berlepasnya atman
[jiwa] dari lingkaran sanfara atau bersatunya kembali atman dengan
paramatma dan moksha menjadi tujuan terakhir dari agama Hindu yang
setiap saat dicari sampai berhasil. Mencapai moksha dasarnya juga
e. Dharma, Jadi hanya dharmalah yang dapat dipakai sebagai wahana untuk
sampai kepada moksha

4. Konsep Kerukunan Buddha


Agama Buddha adalah berkembangan dari agama Hindu yang ada di
India dan juga berkembang di Indoensia yang dibawa oleh para Raja. Agama
Buddha ini, mempunyai pandangan tentang kerukunan hidupBergama yang
berdasarkan empat kebenaran, yakni dhuha satya , samudaya satya, tanha dan
marga satya. Dari dasar ini, maka pelayanan Buddha Gautama terhadap
manusia berarti telah dilaksanakan dengan dasar sebagai berikut adalah

a. Keyakinan Tuhan Yang Maha Esa tidak dapat ditembus oleh pikiran
manusia,
b. Metta, welas asih yang menyeluruh terhadap semua makhluk, sebagai
kasih ibu terhadap putranya yang tunggal,
c. Karunia, kasih sayang terhadap sesama makhluk dan kencendrungan untuk
selalu meringankan penderitaan makhluk lain,
d. Mudita, perasaan turut bahagia dengan kebahgian makhluk lain tanpa
benci, iri hati dan perasaan prihatin bila makhluk lain menderita,
e. Karma, reinkarnasi atau hukum umum yang kekal, karena ini adalah
hukum sebab akibat.

Makalah Macam-Macam Agama Legal dan Non Legal |


Oleh karena itu, karma adalah jumlah keseluruhan dari perbuatan-
perbuatan baik dan tidak baik. Dari dasar tersebut, keyakinan menurut umat
agama Buddha bahwa toleransi adalah kerukunan hidup beragama dapat
dicapai dengan bertilik tolak kepada knsep dharma. Dalam dharma ini
diajarkan bagaimana cara melaksanakan perbuatan baik, bagaimana cara
menghindarkan perbuatan jahat, mengajar cinta kasih dan menumbuhkan
sikap toleransi dan partisipasi, rukun antar umat beragama

5. Konsep Kerukunan Konghucu


Agama Khonghucu termasuk agama yang baru diterima oleh bangsa
Indonesia. Agama ini mengajarkan tentang toleransi yang sebenarnya yang
menjadi prinsip dasar dari ajaran Khongucu adalah “Jangan lalukan [kepada
orang lain] apa yang tidak ingin engkau terima diperlakukan oleh orang lain”
[Tengah Sempurna, XII: 3]. Di samping itu, Nabi Khonghucu menyatakan
bahwa “Seorang budiman berhati longgar dan lapang, seorang rendah budi
berhati sempit dan berbelit-belit” [Sabda Suci, VII: 37]. Kemudian Nabi
Khonghucu menegaskan dengan sabdanya “Seorang budiman menjunjung tiga
syarat di dalam jalan suci. Di dalam sikap dan lakunya, ia menjauhkan sikap
congkak dan angkuh, pada wajahnya selalu menunjukkan sikap dapat
dipercaya dan di dalam percakapan selalu ramah sertamenjauhi kata-kata
kasar” [Sabda Suci, VIII: 43]. Dan “di tempat penjuru lautan, semuanya
bersaudara” [Sabda Suci, XII: 5].

D. Posisi dalam Menjalankan Perbedaan Agama


Agama di Indonesia memiliki keberagaman dan tindakan yang harus
dilakukan sebagai sesama manusia terhadap umat beragama adalah toleransi.
Toleransi beragama merupakan sikap saling menghormati, saling menghargai
setiap keyakinan orang, tidak memaksakan kehendak, serta tidak mencela
ataupun menghina agama lain dengan alasan apapun.

Makalah Macam-Macam Agama Legal dan Non Legal |


Toleransi ialah sikap atau sifat toleran. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) Daring, toleran adalah bersifat atau bersikap menenggang
(menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan,
kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang berbeda atau
bertentangan dengan pendirian sendiri. Itulah mengapa, penting bagi kita dalam
setiap aspek kehidupan baik berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat sehari-hari
mengedepankan toleransi.

Satu di antara jenis toleransi yang harus diterapkan, yakni toleransi beragama.
Toleransi beragama adalah sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan
agama yang ada dalam kehidupan. Penting bagi kamu untuk mengerti dan
memahami contoh toleransi antarumat beragama mengingat ada beberapa agama
yang berkembang di Indonesia. Dalam beragama, contoh toleransi adalah dengan
menghormati hak setiap orang untuk memilih agamanya serta memberikan ruang
bagi mereka untuk menjalankan ibadah sesuai agamanya masing-masing.

Berikut ini beberapa contoh toleransi antarumat beragama di Indonesia:

1. Bergaul dengan semua teman tanpa membedakan agamanya. Semua teman itu
harus diperlakukan sama karena itu kita harus bekerja sama satu sama lain,
meski punya latar belakang yang berbeda-beda.
2. Tidak memaksakan orang lain untuk menganut agama kita.
3. Menghargai dan menghormati perayaan hari besar keagamaan umat lain.
Sebagai umat beragama, kita harus menghormati perayaan hari besar agama
lain, tetapi tidak boleh ikut serta dalam ibadah di tempat ibadahnya.
4. Tidak menghina dan menjelek-jelekkan ajaran agama lain. Ketika sudah
memahami toleransi, tentu kita tidak akan menghina orang lain karena
berbeda dengan kita.
5. Memberikan kesempatan kepada teman yang berbeda agama untuk berdoa
sesuai agama masing-masing.

Makalah Macam-Macam Agama Legal dan Non Legal |


6. Memberikan rasa aman kepada umat lain yang sedang beribadah. Jika kita
tidak mau diganggu saat beribadah, kita juga harus menghormati orang lain
yang sedang beribadah.
7. Menjaga silaturahmi dengan tetangga yang berbeda agama.
8. Menumbuhkan kerukunan dan perdamaian antarumat beragama.
9. Menolong tetangga beda agama yang sedang kesusahan.
10. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.

E. Cara Menyikapi Perbedaan Agama


Perbedaan di antara manusia bahkan seluruh makhluk adalah sebuah
keniscayaan. Manusia lahir dalam perbedaan agama, suku, dan ras, termasuk
juga perbedaan pendapat. Islam mengajarkan untuk merayakan perbedaan
sebagaimana firman Allah Swt dalam Q.S al-Rum Ayat 22:

‫ ْ ِنم‬i ِ ‫ت َّْس ُ ل‬
´ َِ ‫ا َّْ َْ´ ا‬ ِ ُ ْ َ ‫َ ´ ِ ف َِّن َ َ ل تت‬
‫´ِ َِت‬
َ‫ق‬
َّ ‫َأ‬ ْ´ ‫´نَّ ِو ْ´ َ ´ ل‬ ‫ل‬
ِ ‫´ س‬
ْْ
‫س‬
‫´ِس‬i ٍ ِ ِ ‫َق‬
‫َِم‬
Artinya: Dan di Antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya adalah penciptaan
langit dan bumi, perbedaan bahasamu dan warna kulitmu. Sungguh,
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang
yang mengetahui.

Melalui ayat di atas, syekh al-Maraghi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa


Allah swt menjadikan penciptaan manusia dan perbedaan-perbedaannya sebagai
bentuk tanda kekuasaan-Nya. Perbedaan bahasa yang sangat banyak jumlahnya,
begitu pun perbedaan warna kulit yang amat beragama. Jika perbedaan menjadi
bagian dari tanda kebesaran Allah swt, lalu kenapa perbedaan ini seringkali

Makalah Macam-Macam Agama Legal dan Non Legal |


membuat kita bertengkar? Sebenarnya bagaimana cara menyikapi perbedaan
dalam ajaran Islam?

Makalah Macam-Macam Agama Legal dan Non Legal |


Tulisan ini kan mengulas beberapa poin tentang cara menyikapi perbedaan
sesuai dengan ajaran Islam agar perbedaan itu menjadi rahmat bukan laknat.
Pertama, selalu berusaha mencari titik temu dalam setiap perbedaan yang ada.
Dalam bahasa al-Quran, titik temu ini diistilahkan dengan Kalimatun Sawa. Kita
dapat menemukan titik temu ini dalam Q.S Ali Imran: 64

‫ِ´ َْل‬i ‫ْ ´ َ ِ َ َ ِت آو ٍ ٍ ´إ ت´ ´ِ ´ َن ْ ل‬ ´ ‫َوك ِرش‬


َِّ ´َ
‫َّ َ ِسِ´ ِ ´ل‬ ‫اّل اّل َِبع´ ت´ ل ´ت´ِ ´َّن ِقَل‬ ْ‫ل‬
ْ
‫´ا س‬
‫ِ ض ِ ا ´ ا ََِِي َِا‬ ‫َ ِ َِْن نم ْ´ َأ‬ َّ‫اعَْ َ َنّ ت´ ´ن ا َن‬
َ ‫ِ ان´ وِا‬
‫ِ ِض‬
ْ ‫ت´ِ خت´ ل‬ ‫´ِا َِا‬ ‫ي´نِن َُن‬ ََّ
‫نت ِقَنن‬
Artinya: Katakanlah (Muhammad), “Hai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju
kepada satu kalimat yang sama antara kami dan kamu, bahwa kami tidak
menyembah selain Allah, dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan
sesuatu apa pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-
tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada
mereka), “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri
kepada Allah (muslimun).

Ayat ini mengajarkan kepada kita ketika menghadapi perbedaan kita didorong
untuk mencapai kesepakatan bersama dalam hal yang bisa dijadikan titik
persamaan (kalimatun sawa), sehingga yang dikedepankan adalah sisi
persamaannya, bukan fokus pada perbedaan. Dalam konteks Indonesia, Pancasila
menjadi perekat dan titik persamaan (kalimatun sawa) bagi seluruh warga negara,
tidak melihat perbedaan suku, agama, ras, dan antargolongan, semuanya sepakat
mengenai Pancasila sebagai dasar Negara.

Makalah Macam-Macam Agama Legal dan Non Legal |


Begitu pun ketika Nabi Muhammad saw masuk ke kota Madinah, beliau dan
para penduduk Madinah menyepakati sebuah konsensus yang dinamakan Piagam
Madinah. Di dalam kota yang sebelumnya bernama Yatsrib, tinggal orang-orang
dari latar belakang suku dan agama yang beragam. Meskipun demikian, Nabi

Makalah Macam-Macam Agama Legal dan Non Legal |


Muhammad menyepakati Piagam Madinah sebagai titik persamaan bagi seluruh
penduduk kota Madinah.

Kedua, sikap yang bisa dikedepankan untuk meyikapi perbedaan adalah


mengedepankan toleransi dan tenggang rasa, saling memahami satu sama lain
tanpa terlebih dahulu menghakimi orang lain. Nabi Muhammad saw. Sendiri
adalah teladan bagi kita sebagaimana yang tercatat sejarah. Dalam sebuah
riwayat diceritakan bahwa datang seorang Badui (pedalaman) ke Masjid Nabi
dan serta merta kencing di Masjid. Melihat ini, terang saja para sahabat marah
dan akan memukuli orang ini, Rasulullah saw mencegahnya. Bahkan kemudian
beliau menyuruh sahabat untuk menyiram dan membersihkan air seni laki-laki
itu. (HR. Bukhari)

Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitabnya Fath al-Bari Syarh Sahih Bukhari
menjelaskan beberapa poin penting terkait dengan riwayat di atas. Pertama,
berlaku lemah lembut (al-rifq) kepada orang yang melakukan kesalahan karena
tidak tahu dan tidak sengaja (jahl). Kedua, wajib mendidik dan memberi
pengertian bagi orang yang melihat orang yang melakukan kesalahan itu sesuai
dengan akhlak Islam. Ketiga, tidak perlu melakukan kekerasan baik dalam
bentuk fisik maupun verbal dalam mencegah munkar.

Ketiga, berdialog dengan orang-orang yang berbeda pendapat dengan kita.


Allah swt berfirman dalam Q.S Al-Nahl: 125,

َِّ ‫ِّ ٍ ل َِّ ´إ‬


ِ ‫ن ْ´ نتم ِ ِا ا ِِف ْ مِ ِ َ َل تت ْ َ ْ ل ْ َس ل‬
‫ال ِِب‬ َ ‫َ ´ َّ َ َنَ ِِا‬ َ ‫لف‬
‫أ‬ ‫ل‬
‫َّ ل م َل ن أ اال‬ َ ٍ ْ َ ْ ´ ََِ ‫ِ ِا‬
´
‫َِا ْ´ َق´ َل‬ ‫ ´ ق ´ن ِِب ِق َم‬i ‫ِع‬
´ ‫م‬
‫ل‬

Makalah Macam-Macam Agama Legal dan Non Legal |


Artinya: Ajaklah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
teladan yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik (dialog),
sesungguhnya Tuhanmu lebih mengetahui terhadap orang yang telah sesat

Makalah Macam-Macam Agama Legal dan Non Legal |


di jalannya dan Allah juga maha mengetahui terhadap orang yang diberi
petunjuk.

Ayat ini memerintahkan kepada kita agar dalam melakukan dakwah atau
mengajak orang lain ke jalan Allah swt dengan cara-cara yang bijak, santun, dan
dengan teladan baik. Sekiranya mereka terus membantah, maka bantah dengan
cara yang lebih baik, bukan dengan cara-cara kasar, emosional, dan kebencian.
Karena tugas kita hanyalah mengajak dan menyampaikan sesuatu yang baik. Di
luar itu semua adalah kewenangan Allah swt.

Dengan tiga cara yang telah dijelaskan: mencari titik persamaan, toleransi,
dan dialog, niscaya perbedaan yang ada di tengah-tengah kita dapat disikapi
dengan lebih bijak dan lebih baik. Tidak perlu timbul konflik hanya karena
berbeda, karena berbeda itu merupakan sunnatullah. Kita tidak perlu risau
dengan banyaknya perbedaan baik dalam kehidupan beragama, bermasyarakat,
maupun bernegara. Perbedaan adalah tanda kekuasaan Allah swt. Oleh
karenanya, tidak perlu kita saling membenci dan bertikai karena perbedaan.
Wallahu A’lam.

Makalah Macam-Macam Agama Legal dan Non Legal |


BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan
masyarakat.Hal ini dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia, Pancasila:
“KeTuhanan Yang MahaEsa”. Sejumlah agama di Indonesia berpengaruh
secara kolektif terhadap politik,ekonomi dan budaya. Pada tahun 2010, kira-
kira 85,1% dari 240.271.522 pendudukIndonesia adalah pemeluk Islam, 9,2%
Protestan, 3,5% Katolik, 1,8% Hindu, dan 0,4%Buddha. Dalam UUD 1945
dinyatakan bahwa “Tiap-tiap penduduk diberikan kebebasan untuk memilih dan
mempraktikkan kepercayaannya” dan “menjamin semuanya akankebebasan
untuk menyembah, menurut agama atau kepercayaannya”. Pemerintah
secararesmi hanya mengakui enam agama, yakni Islam, Protestan, Katolik,
Hindu, Buddha danKhonghucu

B. Saran
Bagi para pembaca mampu menambah pengetahuan tentang agama di
Indonesia dan dapat menerapkan didalam kehidupan sehari-hari. Karena
keberagaman yang ada di Indonesia ini sangat banyak terlebih dalam hal
kepercayaan spiritual atau keagamaan. Masyarakat harus mampu menunjukkan
rasa toleransi terhadap keberagaman yang ada di Indonesia dengan saling
menghargai dan tidak menghina keberagaman yang ada di Indonesia.

Makalah Macam-Macam Agama Legal dan Non Legal |


DAFTAR PUSTAKA
Akhmadi, A. (2019). Moderasi Beragama dalam Keragaman Indonesia. Inovasi-
Jurnal Diklat Keagamaan, 45-55.

Almunawar, H., & Agil, S. (2003). Fikih Hubungan Antar Agama. Jakarta: Ciputat
Press.

Harahap, S. (2011). Teologi Kerukunan. Jakarta: Prenada Media Group.

Hasan, M. A. (2016). Merajut Kerukunan dalam Keberagaman di Indonesia


(Perspektif Nilai-Nilai Al Quran). Jurnal Studi Islam, 66-67.

Jati, A. (2022, Oktober 7). Contoh-Contoh Toleransi antarumat Beragama di


Indonesia. Dipetik September 16, 2023, dari Bola.com:
https://www.bola.com/ragam/read/5090780/contoh-contoh-toleransi-
antarumat-beragama-di-indonesia

Lestari, J. (2022). Pluralisme Agama di Indonesia: Tantangan dan Keutuhan bagi


Peluang Bangsa. Al Adyan: Journal of Religious Studies, 29-38.

Majid, A. (2005). Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. Bandung: PT


Remaja Rosda Karya.

Mansur, S. (2017). Kerukunan dalam Perspektif Agama-agama di Indonesia. UIN


Sultan Maulana Hasanuddin, 127-172.

Muhammad, W. I. (2023). Tiga Cara Menyikapi Perbedaan Sesuai Tuntunan Al-


Quran. Dipetik September Sabtu, 2023, dari Cari Ustadz:
https://cariustadz.id/artikel/detail/tiga-cara-menyikapi-perbedaan-sesuai-
tuntunan-al-quran

Mulyono, B. (2010). Ilmu Perbandingan Agama. Indramayu: Pustaka Sayid Sabiq.

Paais, L. S. (2021). Keberagaman Agama, Etnis, Bahasa, dan Pembangunan Desa.


Jurnal Perencanaan Pembangunan dan Wilayah Perdesaan, 77-90.

Makalah Macam-Macam Agama Legal dan Non Legal |


Rahmatika, E. (2021, Desember 14). 7 Agama Nusantara yang Masih Ada tapi Tak
diakui Negara. Dipetik September 15, 2023, dari 99.co:
https://berita.99.co/agama-asli-nusantara/

Wahid, A. (2005). Pendidikan Agama Islam untuk SMP. Jakarta: Ganesa Exact.

Yulianti, C. (2022, November 11). 6 Agama di Indonesia Berikut Kitab Suci, Tempat
Ibadah dan Hari Besar. Dipetik September 16, 2023, dari detikedu:
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6400882/6-agama-di-indonesia-
berikut-kitab-suci-tempat-ibadah-dan-hari- besar#:~:text=Agama%20di
%20Indonesia%20yang%20diakui,di%20Dunia% 2C%20Islam%20Nomor
%20Berapa%3F

Zainuddin. (2013, November 1). Kebebasan Beragama dan Melaksanakan Agama/


Kepercayaan Perspektif HAM. Dipetik September Jumat, 2023, dari UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang: https://uin-
malang.ac.id/blog/post/read/131101/kebebasan-beragama-dan-melaksanakan-
agama-kepercayaan-perspektif-ham.html

Makalah Macam-Macam Agama Legal dan Non Legal |

Anda mungkin juga menyukai