Disusun Oleh :
Adinda Setyawati 231030490446
Herlina 231030490441
Rina Ardhana 231030490442
Nurulita 231030490461
Nurul Awaliyah 231030490519
Yoseph R. V. Temaluru 231030490445
Dosen Pengampu :
Nurhayati, S. Th. I., M..Ag
Penyusun
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................3
C. Tujuan Masalah............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................4
A. Kesimpulan..................................................................................................21
B. Saran............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................22
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia terdiri dari berbagai pulau yang dihuni oleh suku bangsa yang
memiliki adat istiadat bahasa dan agama. Di Indonesia sendiri setidaknya ada
enam agama yang diakui oleh negara, yaitu: Islam, Kristen Protestan, Kristen
Katolik, Hindu, Budha dan Konghuchu Di luar keenam agama tersebut
dikategorikan sebagai aliran kepercayaan yang keberadaannya bukan bagian dari
agama. Artinya urusan aliran kepercayaan yang oleh para penghayatnya diyakini
sebagai agama, oleh negara tidak diakui sebagai agama sehingga pengurusannya
di bawah kewenangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Aliran
kepercayaan yang kebanyakan berupa agama lokal dianggap sebatas produk
kebudayaan sehingga tidak memenuhi ketentuan untuk diakui sebagai
agama,Seperti Sikh, Bahai, Sunda Wiwitan, serta beragam agama atau
kepercayaan lainnya Permasalahan seperti ini terkadang menimbulkan gejolak di
masyarakat dan tidak jarang berujung pada aksi-aksi kekerasan berbasis agama.
Melihat kemajemukan ini sudah semestinya Indonesia mempunyai kesadaran
sosiologis yang dijadikan sebagai landasan demi terciptanya kerukunan antar
umat beragama, landasan tersebut adalah sikap toleransi yang harus
ditumbuhkembangakan demi terciptanya suasana yang harmonis, aman dan damai
dan dapat bergandeng tangan dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan
yang ada. Sebab selama ini banyak sekali kasus yang terjadi karena sentimen
agama yang mengakibatkan terjadinya konflik berkepanjangan.
Untuk itu masyarakat Indonesia setidaknya memiliki dasar untuk
mengembangkan sikap plural yaitu sikap keberagamaan yang mengajarkan
manusia untuk hidup bergaul dengan berbagai kelompok beragama yang berbeda
sebagai dasar untuk mengembangakan sikap toleransi beragama. Indonesia ini
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui perbedaan agama legal dan non legal
2. Untuk mengetahui cara menyikapi perbedaan agama yang ada di Indonesia
3. Untuk mengetahui agama-agama legal dan non legal yang ada di Indonesia
4. Untuk mengetahui konsep toleransi beragama dalam Islam
PEMBAHASAN
A. Macam-Macam Agama Legal
1. Islam
Mayoritas penduduk Indonesia memeluk agama Islam dengan persentase
87,2% atau sekitar 207 juta orang. Bahkan Indonesia menjadi negara
penduduk muslim terbanyak di dunia. Kamu akan menjumpai banyak
pemeluk agama Islam di wilayah barat Indonesia, seperti Jawa, Sumatera,
hingga pesisir Kalimantan. Agama Islam sendiri diperkirakan muncul sekitar
1.400 tahun yang lalu, yakni tahun 610 Masehi. Hal tersebut ditandai dengan
penerimaan wahyu Alquran di Mekah oleh Nabi Muhammad SAW.
Sementara di Indonesia, Agama Islam diyakini masuk melalui para pedagang
Arab dan Persia sekitar abad ke-7 atau 8.
Mengucapkan dua kalimat syahadat menjadi tanda bahwa kita telah
menjadi pemeluk agama ini dan beriman kepada Allah SWT. Adapun
beberapa ibadah yang wajib dilakukan umat Islam, di antaranya ialah
mendirikan salat, berpuasa di bulan ramadan, zakat, dan pergi haji bila
mampu.
Dalam agama Islam, kitab suci yang digunakan ialah Alquran. Kitab
Alquran terdiri atas 114 surat, 30 juz, dan 6.666 ayat. Kemudian tempat
ibadah umat Islam ialah Masjid. Islam memiliki beberapa hari besar, yakni
idul fitri, idul adha, tahun baru hijriyah, dan isra mi’raj. Hari raya idul fitri
atau lebaran sebagai hari besar bagi umat Islam memiliki makna yang
berkaitan erat dengan tujuan berpuasa, yakni menjadi manusia yang bertakwa.
Kemudian hari besar Idul Adha dilakukan untuk memperingati peristiwa
kurban Nabi Ibrahin AS.
Selanjutnya, tahun baru hijriyah sebagai hari besar umat Islam merupakan
perayaan yang dilakukan untuk terus mengingatkan umat Islam akan sejarah
2. Kristen Protestan
Agama Kristen diperkirakan muncul sekitar 2.000 tahun yang lalu, lho
Grameds. Kemunculan agama Kristen dipengaruhi oleh ajaran Calvinisme dan
Lutheran di Belanda pada abad ke-16. Di Indonesia sendiri, agama Kristen
Protestan menjadi agama kedua terbesar dengan persentase 6,9% atau sekitar
16,5 juta orang.
Kedatangan pada misionaris Eropa ke beberapa wilayah di Indonesia
menandai perkembangan agama Kristen di tanah air. Beberapa wilayah
persebaran agama Kristen di antaranya ialah wilayah barat Papua, sedikit
Kepulauan Sunda, Kepulauan Maluku, Tanah Batak, Tanah Karo, Nusa
Tenggara Timur, dan lain sebagainya.
Alkitab menjadi kitab suci bagi para pemeluk agama Kristen Protestan.
Alkitab sendiri terdiri atas 66 bagian yang terbagi menjadi dua, yakni 39
Perjanjian Lama dan 27 Perjanjian Baru. Bagi penganut agama Kristen
Protestan, ibadah minggu telah menjadi ibadah wajib yang dilaksanakan.
Ibadah tersebut dapat dilakukan di gereja, balai perkumpulan, aula besar
maupun rumah. Ibadah minggu biasanya terbagi menjadi dua, yakni doa
pembuka dan puji-pujian yang berisi firman Tuhan. Pembaptisan, katekisasi,
sidi, dan perjamuan kudus menandai bahwa seseorang telah memeluk agama
Kristen Protestan.
Kristen Protestan memiliki beberapa hari besar, di antaranya ialah natal,
hari paskah, pentakosta, kenaikan Isa Almasih, dan wafat Isa Almasih. Hari
besar natal menjadi perayaan yang dilakukan untuk memperingati kelahiran
Yesus pada tanggal 25 Desember.
3. Kristen Katholik
Kedatangan bangsa Portugis ke Indonesia dengan misi mencari rempah-
rempah menandai kemunculan agama Kristen Katolik di Kepulauan Maluku.
Hal tersebut menjadikan rakyat Maluku sebagai penganut pertama Agama
Katolik di Indonesia.
Pada tahun 1.546, pelopor misionaris Kristen Fransiskus Xaverius tiba di
Kepulauan Maluku tahun dan membaptiskan beberapa ribu penduduk
setempat. Di Indonesia sendiri, penganut agama Katolik memiliki persentase
sebesar 2,9% atau sekitar 6,9 juta orang.
Jumlah tersebut menjadikan agama Katolik sebagai agama ketiga terbesar
di Indonesia. Dalam agama Kristen Katolik, penyebutan kitab suci yang
digunakan ialah Alkitab.
Kitab suci Alkitab dalam ajaran Kristen Katolik terdiri atas 73 bagian
yang terbagi menjadi dua, yakni 46 bagian Perjanjian Lama dan 27 bagian
Perjanjian Baru. Penganut agama Kristen Katolik memiliki beberapa ibadah
yang biasa dilakukan, yakni misa, doa novena, dan doa lingkungan.
Pembaptisan, krisma, ekaristi, pengampunan dosa, pengurapan orang
sakit, imamat, dan sakramen perkawinan menjadi suatu tanda yang dimulai
dari Kristus untuk memberikan rahmat kepada umat-Nya. Dalam agama
Kristen Katolik terdapat beberapa hari besar, seperti natal, hari raya Santa
Perawan Maria, kenaikan Isa Almasih, dan Trihara Suci Paskah.
5. Buddha
Agama Buddha merupakan agama tertua kedua di Indonesia yang datang
pada abad ke-5 Masehi. Hal tersebut terlihat dari beberapa peninggalan
prasasti yang ditemukan.
Agama Buddha pertama kali dibawa oleh pengelana Fa Hsein dari China.
Kemudian pada abad ke-7 kerajaan Buddha di Indonesia, yakni Kerajaan
Sriwijaya mulai berkembang dan menjadi pusat pengembangan agama
Buddha di Asia Tenggara.
6. Konghucu
Konghucu atau ajaran Konfusius pertama kali muncul pada abad ke-17.
Hal tersebut ditandai dengan kemunculan bangunan tua di Pontianak yang
kerap dijadikan sebagai tempat pemujaan bagi para penganut agama
Konghucu.
Di Indonesia sendiri, agama Konghucu menjadi agama keenam terbesar
dengan persentase 0,05% atau sekitar 0,1 juta orang. Kitab Si Shu dan kitab
Wu Jing menjadi dua kitab utama yang digunakan pemeluk agama Konghucu.
Agama Konghucu melakukan peribadatan berupa kebaktian atau
sembahyang yang dilakukan di Lithang, Kelenteng, ataupun rumah. Agama
Konghucu sendiri memiliki beberapa hari besar, yakni tahun baru Imlek, Cap
Go Meh, dan Cheng Beng.
2. Kejawen
Kejawen atau dalam bahasa Indonesia “agama Jawa” adalah agama asli
nusantara yang seluruh aspeknya berhubungan dengan adat dan kepercayaan
Jawa. Dalam praktiknya, Kejawen terdiri dari seni, budaya, tradisi, ritual, juga
berbagai nilai dan filosofi suku Jawa.
Oleh karena itu, para penganut Kejawen tak melihat Kejawen dalam
pengertian agama umum, tetapi sebagai seperangkat cara pandang dan nilai
hidup asli Jawa.
3. Djawa-Sunda
Agama Djawa Sunda (ADS) dikembangkan oleh Pangeran Madrais atau
Kiai Madrais yang merupakan seorang keturunan Kesultanan Gebang,
Cirebon Timur.
Wilayah Cigugur, Kuningan dianggap sebagai basis penganut agama
Djawa Sunda terbesar saat ini dengan sekitar 3.000 orang penganut. Namun,
menurut Abdul Rozak, seorang peneliti kepercayaan Sunda, agama ini tak
hanya terbatas di Cigugur tapi menyebar hingga Kabupaten Lebak, Banten
dan Kabupaten Ciparay, Bandung.
Hari raya agama Djawa Sunda jatuh pada tanggal 22 Rayagung menurut
penanggalan Sunda dan diperingati secara meriah, salah satunya dengan
upacara Seren Taun.
5. Kaharingan
Agama asli nusantara berikutnya yang tak diakui negara adalah agama
Kaharingan yang dianut oleh masyarakat suku Dayak di Kalimantan. Dalam
kepercayaan Kaharingan, Tuhan Yang Maha Esa (Ranying) hidup dan tumbuh
secara turun temurun di dalam masyarakat Dayak.
Sayangnya, karena pemerintah memaksa setiap penganut Kaharingan
untuk menganut agama resmi, akhirnya agama ini berubah menjadi Hindu
Kaharingan.
6. Naurus
Naurus merupakan agama asli nusantara yang menjadi kepercayaan dan
pegangan masyarakat Pulau Seram, Maluku. Pemeluk Naurus tersebar mulai
dari suku Manusela dan suku Wahai di pegunungan Manusela Utara, Seram
serta suku Nuaulu di barat laut Manusela.
Pada awalnya, Naurus lebih dekat dengan animisme, namun seiring
perkembangan zaman, agama ini mulai dipengaruhi oleh ajaran agama Hindu
serta Protestan.
7. Marapu
Sama seperti agama nusantara lainnya, Marapu juga masih hidup dan
dipraktikkan oleh masyarakat Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Dalam
Hal ini, tidak diperkenankan dalam ajaran Islam karena Islam adalah
agama yang mengajak dan memperingatkan dengan cara yang damai dan
penuh hikmah, penuh pelajaran dan argumentasi sehingga dapat diterima
dengan akal yang sehat dan hati yang cernih. Karena orang yang masuk
agama Islam bukan dengan cara paksaan melainkan dengan kesadaran serta
atas kehendak dan hidayah Allah. Dalam kaitan ini, Allah menyatakan dalam
firman-Nya “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);
Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena
itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah,
Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat
yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”
{QS. Al-Baqarah [2]: 256}.
a. Dharma, berarti susila dan berbudi luhur. Dengan Dharma pula seseorang
dapat mencapai kesempurnaan hidup, baik untuk diri, keluarga dan
masyarakat [umat manusia]. Apabila dharma ini telah terwujud, maka
tujuan hidup lainnya seperti Artha, Kama dan Moksha akan dialami pula,
b. Artha berarti kekayaan, dapat memberikan kenikmatan dan kepuasan
hidup, serta cara mencapainya harus dilandasi dharma.
a. Keyakinan Tuhan Yang Maha Esa tidak dapat ditembus oleh pikiran
manusia,
b. Metta, welas asih yang menyeluruh terhadap semua makhluk, sebagai
kasih ibu terhadap putranya yang tunggal,
c. Karunia, kasih sayang terhadap sesama makhluk dan kencendrungan untuk
selalu meringankan penderitaan makhluk lain,
d. Mudita, perasaan turut bahagia dengan kebahgian makhluk lain tanpa
benci, iri hati dan perasaan prihatin bila makhluk lain menderita,
e. Karma, reinkarnasi atau hukum umum yang kekal, karena ini adalah
hukum sebab akibat.
Satu di antara jenis toleransi yang harus diterapkan, yakni toleransi beragama.
Toleransi beragama adalah sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan
agama yang ada dalam kehidupan. Penting bagi kamu untuk mengerti dan
memahami contoh toleransi antarumat beragama mengingat ada beberapa agama
yang berkembang di Indonesia. Dalam beragama, contoh toleransi adalah dengan
menghormati hak setiap orang untuk memilih agamanya serta memberikan ruang
bagi mereka untuk menjalankan ibadah sesuai agamanya masing-masing.
1. Bergaul dengan semua teman tanpa membedakan agamanya. Semua teman itu
harus diperlakukan sama karena itu kita harus bekerja sama satu sama lain,
meski punya latar belakang yang berbeda-beda.
2. Tidak memaksakan orang lain untuk menganut agama kita.
3. Menghargai dan menghormati perayaan hari besar keagamaan umat lain.
Sebagai umat beragama, kita harus menghormati perayaan hari besar agama
lain, tetapi tidak boleh ikut serta dalam ibadah di tempat ibadahnya.
4. Tidak menghina dan menjelek-jelekkan ajaran agama lain. Ketika sudah
memahami toleransi, tentu kita tidak akan menghina orang lain karena
berbeda dengan kita.
5. Memberikan kesempatan kepada teman yang berbeda agama untuk berdoa
sesuai agama masing-masing.
ْ ِنمi ِ ت َّْس ُ ل
´ َِ ا َّْ َْ´ ا ِ ُ ْ َ َ ´ ِ ف َِّن َ َ ل تت
´ِ َِت
َق
َّ َأ ْ´ ´نَّ ِو ْ´ َ ´ ل ل
ِ ´ س
ْْ
س
´ِسi ٍ ِ ِ َق
َِم
Artinya: Dan di Antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya adalah penciptaan
langit dan bumi, perbedaan bahasamu dan warna kulitmu. Sungguh,
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang
yang mengetahui.
Ayat ini mengajarkan kepada kita ketika menghadapi perbedaan kita didorong
untuk mencapai kesepakatan bersama dalam hal yang bisa dijadikan titik
persamaan (kalimatun sawa), sehingga yang dikedepankan adalah sisi
persamaannya, bukan fokus pada perbedaan. Dalam konteks Indonesia, Pancasila
menjadi perekat dan titik persamaan (kalimatun sawa) bagi seluruh warga negara,
tidak melihat perbedaan suku, agama, ras, dan antargolongan, semuanya sepakat
mengenai Pancasila sebagai dasar Negara.
Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitabnya Fath al-Bari Syarh Sahih Bukhari
menjelaskan beberapa poin penting terkait dengan riwayat di atas. Pertama,
berlaku lemah lembut (al-rifq) kepada orang yang melakukan kesalahan karena
tidak tahu dan tidak sengaja (jahl). Kedua, wajib mendidik dan memberi
pengertian bagi orang yang melihat orang yang melakukan kesalahan itu sesuai
dengan akhlak Islam. Ketiga, tidak perlu melakukan kekerasan baik dalam
bentuk fisik maupun verbal dalam mencegah munkar.
Ayat ini memerintahkan kepada kita agar dalam melakukan dakwah atau
mengajak orang lain ke jalan Allah swt dengan cara-cara yang bijak, santun, dan
dengan teladan baik. Sekiranya mereka terus membantah, maka bantah dengan
cara yang lebih baik, bukan dengan cara-cara kasar, emosional, dan kebencian.
Karena tugas kita hanyalah mengajak dan menyampaikan sesuatu yang baik. Di
luar itu semua adalah kewenangan Allah swt.
Dengan tiga cara yang telah dijelaskan: mencari titik persamaan, toleransi,
dan dialog, niscaya perbedaan yang ada di tengah-tengah kita dapat disikapi
dengan lebih bijak dan lebih baik. Tidak perlu timbul konflik hanya karena
berbeda, karena berbeda itu merupakan sunnatullah. Kita tidak perlu risau
dengan banyaknya perbedaan baik dalam kehidupan beragama, bermasyarakat,
maupun bernegara. Perbedaan adalah tanda kekuasaan Allah swt. Oleh
karenanya, tidak perlu kita saling membenci dan bertikai karena perbedaan.
Wallahu A’lam.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan
masyarakat.Hal ini dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia, Pancasila:
“KeTuhanan Yang MahaEsa”. Sejumlah agama di Indonesia berpengaruh
secara kolektif terhadap politik,ekonomi dan budaya. Pada tahun 2010, kira-
kira 85,1% dari 240.271.522 pendudukIndonesia adalah pemeluk Islam, 9,2%
Protestan, 3,5% Katolik, 1,8% Hindu, dan 0,4%Buddha. Dalam UUD 1945
dinyatakan bahwa “Tiap-tiap penduduk diberikan kebebasan untuk memilih dan
mempraktikkan kepercayaannya” dan “menjamin semuanya akankebebasan
untuk menyembah, menurut agama atau kepercayaannya”. Pemerintah
secararesmi hanya mengakui enam agama, yakni Islam, Protestan, Katolik,
Hindu, Buddha danKhonghucu
B. Saran
Bagi para pembaca mampu menambah pengetahuan tentang agama di
Indonesia dan dapat menerapkan didalam kehidupan sehari-hari. Karena
keberagaman yang ada di Indonesia ini sangat banyak terlebih dalam hal
kepercayaan spiritual atau keagamaan. Masyarakat harus mampu menunjukkan
rasa toleransi terhadap keberagaman yang ada di Indonesia dengan saling
menghargai dan tidak menghina keberagaman yang ada di Indonesia.
Almunawar, H., & Agil, S. (2003). Fikih Hubungan Antar Agama. Jakarta: Ciputat
Press.
Wahid, A. (2005). Pendidikan Agama Islam untuk SMP. Jakarta: Ganesa Exact.
Yulianti, C. (2022, November 11). 6 Agama di Indonesia Berikut Kitab Suci, Tempat
Ibadah dan Hari Besar. Dipetik September 16, 2023, dari detikedu:
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6400882/6-agama-di-indonesia-
berikut-kitab-suci-tempat-ibadah-dan-hari- besar#:~:text=Agama%20di
%20Indonesia%20yang%20diakui,di%20Dunia% 2C%20Islam%20Nomor
%20Berapa%3F