Anda di halaman 1dari 2

Material Safety Data Sheet

1. CaO (Kaksium Oksida)


Memiliki nama lain kalsium oksida yang merupakan kristal basa atau sering
disebut dengan kapur. Kalsium oksida memiliki sifat fisik berwarna putih dan tidak
berbau. CaO dapat menyebabkan beberapa masalah apabila terjadi kontak dengan
anggota tubuh seperti kulit dan mata. Pada kulit dapat menyebabkan kemerahan dan
gatal, jika terkena mata akan menyebabkan kebutaan. Penanganan yang tepat ketika
terjadi kesalahan penggunaan CaO yaitu jika terjadi kontak pada bagian tubuh
segera basuh dengan menggunakan air mineral atau air hangat. Selain itu sebelum
kontak dengan bahan kimia pastikan telah memakai APD sesuai standar yang
berlaku (Fatkhurrozi et al., 2020).

2. KOH (Kalium Hidroksida)


Merupakan senyawa organic dengan rumus KOH atau sering disebut kalium
hidroksida. Kalium hidroksida adalah senyawa yang sangat berbahaya. Merupakan
jenis basa kuat dengan bentuk kristal berwarna putih. KOH tidak dapat menyala,
namun apabila terjadi kontak dengan air senyawa akan menjadi panas. KOH dapat
menyebabkan korosi, iritasi, luka bakar yang parah dan kebutaan sehingga
diperlukan peralatan keselamatan yang tepat terutaman perlindung pada mata
(Nurfitria et al., 2019).

3. AgCl (Perak Klorida)


AgCl memiliki nama lain yaitu perak klorida dimana dalam satu senyawa
terdiri dari 2 unsur yaitu Ag dan Cl. AgCl memiliki sifat tidak mudah terbakar, namun
saat dipanaskan dapat mengeluarkan asap beracun. Senyawa ini dapat
menyebabkan iritasi pada pernafasan, sehingga harus menghindari untuk menghirup
debu atau asapnya. Tindakan pertolongan pertama yang dapat dilakukan apabila
terkena senyawa ini diantaranya, apabila terhirup segera pindahkan korban ke udara
segar, apabila terkena mata segera bilas dengan air, dan jika terkena kulit segera
hubungi petugas medis (Mu’izayanti dan Sutrisno, 2017).

4. HNO3 (Asam Nitrat)


Asam Nitrat mempunyai rumus kimia HNO3. Asam jenis ini dapat larut dalam
air dan ketika bereaksi dengan air akan menghasilkan panas. Asam nitrat berbentuk
cairan yang tidak memiliki warna dan biasanya digunakan untuk produksi ammonium
nitrat. Asam nitrat tergolong kedalam asam kuat dan memiliki sifat beracun. Asam
nitrat dapat menyebabkan iritasi pada mata dan pemnyumbatan saluran pernafasan
(Septiani et al., 2018).

5. CH3COOH (Asam asetat)


Asam asetat merupakan senyawa karboksilat yang higroskopis. Asam asetat
berbentuk cairan yang tidak memiliki warna dan memiliki aroma yang tajam serta
korosif terhadap logam. Dapat menyebabkan luka bakar, kerusakan mata, dan iritasi
Asam asetat tergolong kedalam cairan yang mudah menyala sehingga dalam
penggunaannya harus dijauhkan dari api (Maulidani et al., 2020).
DAFTAR PUSTAKA
Fatkhurrozi A, Patonah D, dan Machmudin J. 2020. Masalah penyimpanan calsium oksida di
gudang PT. Sibelco Bhumiadya. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan 6(2): 152-
156.
Maulidani NI, Swastawati F, dan Suharto S. 2020. Pengaruh perendaman larutan cuka
(asam asetat) dengan konsentrasi yang berbeda terhadap residu formalin pada
udang vaname (litopenaeus vannamei). Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan 2(2):
50-56.

Mu’izayanti VA dan Sutrisno H. 2017. Aplikasi TiO 2 tersensitifkan AgCl pada konsidi pH basa
sebagai material antiburam. Jurnal Kimia Dasar 6(1): 27-34.

Nurfitria N, Febrianingrum K, Utomo WP, Nugraheni ZV, Pangastuti DD, Maulida H, dan
Ariyanti. 2019. Pengaruh konsentrasi aktivator kalium hidroksida (koh) pada karbon
aktif dan waktu kontak terhadap daya adsorpsi logam Pb dalam sampel air kawasan
Mangrove Wonorejo, Surabaya. Akta Kimia Indonesia 4(1): 75-85.

Septiani M, Susanto K, dan Majid RA. 2018. Efektivitas asam nitrat (HNO 3) sebagai pelarut
alternatif pada proses acid wash terhadap plate electrolyzer di PT. Kaltim Nitrate
Indonesia. Journal of Chemical Process Engineering 3(2): 17-21.

Anda mungkin juga menyukai