Anda di halaman 1dari 3

1.

Finding Self Potential (Selasa, 26 Maret 2024)

Hadis tentang Semua Manusia dilahirkan fitrah dengan potensi yang baik.

Sebuah hadis yang relevan dengan menggali potensi diri adalah hadis Riwayat
Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ‫ ﷺ‬bersabda:

‫ َفَأ َب َواهُ ُي َهوِّ دَ ا ِن ِه َأ ْو ُي َمجِّ َسا ِن ِه َأ ْو ُي َنص َِّرا ِن ِه‬،‫ُك ُّل َم ْولُ ْو ٍد ي ُْو َل ُد َع َلى ْال ِف ْط َر ِة‬
"Setiap anak manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kemudian kedua orang
tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi. Sama seperti
binatang yang dilahirkan dengan sempurna tubuhnya. Maka apakah kamu lihat
binatang tersebut ada yang cacat sebelum kamu mencabut keduanya dari
induknya?" (HR. Bukhari & Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa setiap individu lahir dengan potensi dan
kecenderungan yang baik (fitrah). Namun, lingkungan, pendidikan, dan pengaruh
orang tua dapat mempengaruhi perkembangan potensi tersebut. Oleh karena itu,
menggali potensi diri berarti mengembangkan bakat dan fitrah yang telah
diberikan Allah SWT kepada setiap individu itu sendiri.

2. Self Confident (Rabu, 27 Maret 2024)

Hadis tentang Percaya Diri dalam Menyampaikan Kebaikan dan Hanya Boleh
Takut kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

”Janganlah kalian menghinakan diri kalian sendiri.”Para sahabat bertanya


[dengan rasa heran],”Wahai Rasulullah ‫ﷺ‬, bagaimana mungkin kami akan
menjadikan diri kami sendiri hina?” Rasulullah saw menjawab,”Seseorang
mengetahui bahwa ada sebuah perintah Allah yang wajib dia sampaikan
(kepada orang banyak) namun dia tidak menyampaikannya.” Terhadap orang
yang seperti ini, pada hari Kiamat kelak, Allah akan bertanya,”Apa yang telah
menyebabkan kamu tidak menyampaikan hal ini dan hal itu?” Ia
menjawab,”Rasa takut terhadap manusia.”: Allah kemudian berkata,”Kepada-Ku
lah engkau lebih pantas untuk takut.” (HR. Ibnu Majah).
Hadis ini menyuruh kita untuk percaya diri dalam melakukan sesuatu hal yang
positif, yakni dalam hal menyampaikan kebaikan dan kebenaran dari Allah, baik
dengan cara lisan maupun perilaku kita yang positif sebagai seorang muslim
yang baik. Menjadi seorang muslim artinya harus percaya diri bahwa selama apa
yang kita lakukan benar dan bersumber dari Allah. Kita tidak perlu takut kepada
omongan manusia karena satu-satunya Dzat yang berhak untuk kita takuti
adalah Allah Subhanahu wa Ta'ala saja.

Selain itu ada hadis lain yang mengatakan bahwa Allah tidak melihat rupa kita,
tetapi amal-amal kita:

ُ ‫ «إنَّ هللا ال ي ْن‬:ً‫عن أبي هريرة رضي هللا عنه مرفوعا‬


‫ وال ِإلى‬،‫ظ ُر ِإلى أجْ َسا ِم ُك ْم‬
ُ ‫ َو َلكن ي ْن‬،‫ص َُورك ْم‬
ِ ُ‫ظ ُر إلى قُل‬
‫وبك ْم وأعمالكم‬ ِ
Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan secara marfū':

"Sesungguhnya Allah tidak memandang pada fisik kalian, tidak pula pada bentuk
rupa kalian, tetapi Dia memandang pada hati dan amal-amal kalian." (Hadis
sahih - Diriwayatkan oleh Muslim)

3. Finding Mentor (Kamis, 28 Maret 2024)

Hadis tentang menuntut ilmu dari guru

‫ك َط ِري ًقا َي ْل َت ِمسُ ِفي ِه ِع ْلمًا َس َّه َل هَّللا ُ َل ُه ِب ِه َط ِري ًقا ِإ َلى ْال َج َّن ِة‬
َ ‫َو َمنْ َس َل‬
Rasulullah Muhammad ‫ ﷺ‬bersabda: "Sesungguhnya Allah SWT mencintai
hamba-Nya yang senantiasa menuntut ilmu. Dan, ketahuilah bahwa menuntut
ilmu adalah kewajiban atas setiap Muslim. Barangsiapa menempuh jalan untuk
menuntut ilmu, maka Allah SWT akan memudahkan jalannya menuju Surga.
Sungguh, para ulama adalah pewaris para nabi, karena para nabi tidak
mewariskan dinar atau dirham, namun mereka mewariskan ilmu. Barangsiapa
mengambilnya, dia telah mendapatkan bagian yang banyak." (HR. Abu Dawud)
Mencari guru yang baik adalah salah satu ikhtiar dalam menuntut ilmu. Dalam
hadis ini, Rasulullah ‫ ﷺ‬mengajarkan bahwa menuntut ilmu adalah suatu
tindakan yang dicintai oleh Allah SWT dan merupakan kewajiban bagi setiap
Muslim. Allah SWT akan memudahkan jalan menuju Surga bagi mereka yang
berusaha menuntut ilmu. Para ulama dianggap sebagai pewaris para nabi
karena ilmu yang mereka wariskan, yang memiliki nilai yang jauh lebih tinggi
daripada harta benda duniawi. Oleh karena itu, hadis ini menekankan betapa
pentingnya menempuh perjalanan untuk memperoleh pengetahuan dan berbagi
ilmu dengan orang lain.

Ilmu harus dicari kepada orang yang ahlinya, urusan mengajari sesuatu harus
diserahkan kepada seorang guru yang benar-benar ahli dalam bidangnya.
Sebagaimana firman Allah:

َ ‫ٱلذ ۡك ِر ِإن ُكن ُتمۡ اَل َت ۡع َلم‬


‫ُون‬ ِّ ‫سَٔلُ ٓو ْا َأ ۡه َل‬
‍ۡ ‫َف‬
“… maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kalian
tidak mengetahui.” (an-Nahl: 43)

Rasulullah Muhammad ‫ ﷺ‬pernah bersabda:

"Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu."
Hadits Bukhari Nomor 6015.

Anda mungkin juga menyukai