Anda di halaman 1dari 21

PENDIDIKAN POLITIK PADA MATA PELAJARAN PPKN SEBAGAI

UPAYA PENANAMAN SIKAP KESADARAN BERPOLITIK PADA


SISWA SMA N 1 KARANGANOM
Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Umum Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu Mata Kuliah Prof. Dr. Kundharu Saddhono, S.S., M.Hum
Maulana Danar Maaliki H, S.Pd

Disusun Oleh :
1. Arfani Isro’ Gumpito (K6423012)
2. Meriesta Faradilla (K6423047)
3. Roshetama Setyowati (K6423062)
4. Selviana Wahyu Putri Az'zahra (K6423068)

PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2023
ABSTRAK

Pendidikan politik dimaknai sebagai usaha yang terencana, dengan sadar untuk memberikan
penyadaran kepada warga negara yang sudah berhak memilih. Pendidikan politik di sekolah
diajarkan melalui mata pelajaran PPKn. Siswa SMA N 1 Karanganom sudah banyak yang
pernah diajarkan mengenai pendidikan politik, yaitu sebanyak 87% siswa. Pengajaran
pendidikan politik di SMA N 1 Karanganom menggunakan metode penjelasan langsung oleh
guru, diskusi secara kelompok, praktek musyawarah, dan presentasi yang dilakukan oleh
siswa. Pelaksanaan pendidikan politik yang sangat sering dilakukan di sekolah ini adalah
penjelasan langsung oleh guru, dengan presentase 57% siswa yang pernah melakukan hal
tersebut. Dampak pendidikan politik di SMA N 1 Karanganom dapat dibuktikan dengan
angka ketertarikan siswa terhadap politik, yaitu sebesar 83% siswa yang tertarik terhadap
politik. Ketertarikan siswa tersebut didorong oleh kemauan siswa untuk mengasah
kemampuan berpikir kritis, sarana penambah wawasan, dan dasar sebagai pembentuk sikap
kepemimpinan. Kebanyakan siswa tertarik politik karena ingin mengasah kemampuan
berpikir kritis, yaitu sebanyak 58,5% siswa. Akan tetapi mayoritas siswa tidak tertarik untuk
terjun di dunia politik, yaitu sebanyak 50,94% yang tidak tertarik untuk terjun di dunia
politik, dan hanya sebanyak 37,73% siswa yang tertarik. Tentunya siswa di sekolah akan
mengimplementasikan politik di dunia sekolah. Contoh implemetasi tersebut di SMA N 1
Karanganom adalah dengan mengikuti pemilihan ketua kelas, mengikuti kegiatan
musyawarah, mengikuti organisasi, dan hanya 1% siswa yang merasa tidak berpolitik di
sekolah.

Kata kunci : Pendidikan Politik, PPKN, Sikap Berpolitik

i
ABSTRACT

Political education is defined as a planned, conscious effort to provide awareness to citizens


who have the right to vote. Political education in schools is taught through Civics subjects.
Many Karanganom 1 Public High School students have been taught about political
education, namely 87% of students. Teaching political education at Karanganom 1 Public
High School uses methods of direct explanation by the teacher, group discussions,
deliberation practices, and presentations made by students. The implementation of political
education that is very often carried out in this school is direct explanation by the teacher,
with a percentage of 57% of students who have done this. The impact of political education
at Karanganom 1 Public High School can be proven by the number of students' interest in
politics, namely 83% of students who are interested in politics. This student interest is driven
by students' willingness to hone critical thinking skills, a means of adding insight, and a
basis for forming leadership attitudes. Most students are interested in politics because they
want to hone their critical thinking skills, namely 58.5% of students. However, the majority
of students are not interested in entering politics, as many as 50.94% are not interested in
entering politics, and only 37.73% of students are interested. Of course, students at school
will implement politics in the school world. An example of this implementation at
Karanganom 1 Public High School is by participating in the political party.

The key words: Political Education, PPKN, Political Behaviour

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, petunjuk, dan nikmat-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabat yang setia meniti jejak-Nya.
Makalah ini kami susun sebagai bagian dari tugas akademis untuk menggali dan
mendalami pendidikan politik pada mata pelajaran PPKn sebagai upaya penanaman sikap
kesadaran berpolitik pada siswa SMA N 1 Karanganom, suatu topik yang dianggap memiliki
relevansi dan signifikansi dalam konteks Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan. Kami
bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam serta memberikan kontribusi
pemikiran dalam bidang ini.
Proses penyusunan makalah ini tidak terlepas dari berbagai hambatan dan tantangan.
Namun, dengan semangat pantang menyerah dan kerja sama tim yang baik,kamu berhasil
menyelesaikan tugas makalah ini dengan penuh dedikasi . Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada pihak-pihak sebagai berikut.
(1) Prof. Dr. Kundharu Saddhono, S.S., M.Hum., dan Maulana Danar Maaliki H, S.Pd
selaku dosen pengampu mata kuliah umum Bahasa Indonesia yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam pemberian materi pembelajaran.
(2) Teman-teman kelompok 13 yang telah bekerja sama dalam penyusunan laporan
makalah dengan kompak.
(3) Teman-teman seperjuangan angkatan 2023 Pendidikan Pancasila Dan
Kewarganegaraan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan saran sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna dan masih memiliki
kekurangan. Oleh karena itu, segala saran, kritik, dan masukan yang membangun sangat kami
harapkan untuk perbaikan di masa depan.
Akhir kata, kami berharap laporan makalah ini dapat menambah wawasan dan referensi
keilmuan bagi pembaca dan masyarakat Indonesia, khususnya generasi penerus bangsa.

iii
Surakarta, Desember 2023

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK............................................................................................................................................................................... i
ABSTRACT............................................................................................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................................................2
1.3 Kegunaan.................................................................................................................................................................... 2
1.4 Metode Penelitian................................................................................................................................................... 2
1.5 Manfaat........................................................................................................................................................................ 2
BAB II KAJIAN TEORI................................................................................................................................................. 4
2.1 Pengertian Pendidikan Politik.......................................................................................................................... 4
2.2 Konsep Pendidikan Politik Pada Mata Pelajaran PPKN.........................................................................4
2.3 Ruang Lingkup Pembelajaran Pendidikan Politik Di PPKN.................................................................5
2.4 Hubungan Pendidikan Politik Dengan Mata Pelajaran PPKn..............................................................5
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................................................................6
3.1 Pelaksanaan Pendidikan Politik Di Mata Pelajaran PPKn Yang Ada Di SMA N 1
Karanganom......................................................................................................................................................................6
3.2 Dampak Pendidikan Politik Pada Mata Pelajaran PPKn Yang Ada Di SMA N 1 Karanganom
................................................................................................................................................................................................ 8
3.3 Pengaruh Pendidikan Politik Terhadap Sikap Berpolitik Siswa Di Sekolah.............................11
BAB IV PENUTUP..........................................................................................................................................................13
4.1 Kesimpulan............................................................................................................................................................. 13
4.2 Saran.......................................................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................................14

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menjadikan manusia Indonesia
yang bermoral, beretika dan menjadi warganegara yang baik. Dalam Pasal 1 Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Presiden Republik Indonesia,
2003) dijelaskan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang
memfokuskan pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-
hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 (Presiden Republik Indonesia, 2003, p. 49). Pendidikan Pancasila Dan
Kewarganegaraan dapat dilakukan lewat pendidikan formal yaitu persekolahan dan
pendidikan di masyarakat melalui organisasi yang ada. PPKn ini menjadi mata pelajaran yang
wajib di SD, SMP, dan SMA sebagaimana yang diamanatkan dalam UU Sisdiknas.
Pendidikan politik sangatlah penting, bagi kalangan pelajar dan atau lembaga
pendidikan formal. Dikarenakan, pendidikan politik dapat menambah pengetahuan siswa
kemudian mengembangkan dan menjadikannya bekal ketika menjadi generasi penerus di
masa yang akan datang. Pendidikan politik tersebut terdapat pada mata pelajaran Pendidikan
Pancasila Dan Kewarganegaraan yang diajarkan pada tingkat SD, SMP, dan SMA atau
sederajat. Tentunya pendidikan politik tersebut akan mempengaruhi sikap siswa yang belajar
tentang politik yang kemudian bisa menimbulkan sikap berpolitik bagi siswa. Sehingga,
artikel ini membahas mengenai dampak dari pendidikan politik yang ada pada mata pelajaran
PPKn yang kemudian dapat mempengaruhi sikap kesadaran berpolitik siswa di SMA N 1
Karanganom. Artikel ini mengeksploitasi kesadaran berpolitik siswa SMA N 1 Karanganom
yang ditimbulkan oleh pendidikan politik pada mata pelajaran PPKn yang telah diajarkan
oleh guru mata pelajaran tersebut. Artikel ini sangat membantu pemerintah atau pihak yang

1
berhubungan dalam menganalisis apakah mata pelajaran PPKn berdampak besar bagi
karakter siswa dan seberapa penting Pendidikan politik ditanamkan kepada siswa.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah kami uraikan sebelumnya, maka
dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah yang menjadi pokok perhatian penulis untuk
dibahas dalam artikel ini, yaitu :
1. Bagaimana pelaksanaan pendidikan politik di mata pelajaran PPKn yang ada di SMA
N 1 Karanganom?
2. Bagaimana dampak dari pendidikan Politik di mata pelajaran PPKn yang ada di SMA
N 1 Karanganom?
3. Bagaimana pengaruh Pendidikan Politik terhadap sikap berpolitik siswa di sekolah?

1.3 Kegunaan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan secara komprehensif pelaksanaan
pendidikan politik di mata pelajaran PPKn di SMA N 1 Karanganom dan dampak yang
ditimbulkannya terhadap sikap berpolitik siswa di lingkungan sekolah. Penelitian ini
bertujuan untuk memahami implementasi praktik pendidikan politik di mata pelajaran PPKn,
sekaligus mengevaluasi dampaknya terhadap kesadaran dan sikap berpolitik para siswa di
SMA N 1 Karanganom

1.4 Metode Penelitian


Judul dan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini agar supaya dapat
memberikan hasil yang bermanfaat maka penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode penelitian kualitatif. Metode tersebut adalah mengumpulkan data dari berbagai
responden dengan cara wawancara atau menggunakan kuisoner. Metode tersebut digunakan
agar kami dapat mengetahui dari sudut pandang partisipan seberapa pengaruh pendidikan
politik dalam mata pelajaran PPKn yang kemudian dapat menumbuhkan sikap kesadaran
berpolitik bagi siswa. Partisipan dalam wawancara dan kuisoner metodo penelitian ini adalah
siswa SMA N 1 Karanganom.

1.5 Manfaat
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi banyak orang
baik secara langsung maupun tidak langsung diantaranya :

2
1. Bagi Siswa
Mengembangkan wawasan serta mengetahuan berhubungan dengan politik melalui
pembelajaran PPKn yang ada di sekolah.
2. Bagi Guru
Sebagai sumber informasi serta informasi dalam pengembangan inovasi pembelajaran
yang kreatif.
3. Bagi Peneliti
Sebagai sarana belajar menambah pengetahuan dan keterampilan dengan terjun
langsung ke lapangan sehingga dapat melihat langsung apakah pembelajaran yang
diberikan kepada siswa sudah efektif.
4. Bagi Pembaca
Sebagai bacaan untuk mengetahui seberapa penting pendidikan politik dan
mengetahui dampak yang ditimbulkan dari pendidikan politik yang didapat oleh siswa
setelah mempelajari mata kuliah PPKn di sekolah tersebut.

3
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Pendidikan Politik


Alfian dalam jurnal Nasiwan menyatakan bahwa pendidikan politik dimaknai sebagai
usaha yang terencana, dengan sadar untuk memberikan penyadaran kepada warga negara
yang sudah berhak memilih. Tujuan dari pendidikan politik yang terpenting adalah
membentuk kesadaran warganegara tentang hak dan kewajibannya sesuai dengan konstitusi.
Pendidikan politik merupakan faktor penting bagi terbentuknya sikap politik warganegara
yang mendukung berfungsinya sistem pemerintahan secara sehat. Pendidikan politik adalah
usaha sadar untuk mengubah proses sosialisasi politik masyarakat sehingga mereka
memahami dan menghayati betul nilai-nilai yang terkandung dalam suatu sistem politik yang
ideal yang hendak di bangun (Alfian dalam jurnal Sunarso).

2.2 Konsep Pendidikan Politik Pada Mata Pelajaran PPKN


Ruang lingkup pembelajaran pendidikan politik dalam pendidikan PPKN meliputi
beberapa hal, yaitu:
1. Membangun sikap demokratis siswa melalui sikap interaktif guru di kelas dan
pemberian materi PPKN menggunakan metode pembelajaran seperti diskusi
kelompok.
2. Membangun partisipasi siswa dilakukan melalui pembelajaran di kelas, dengan
dukungan sekolah melalui kegiatan forum diskusi yang membantu siswa dalam
berfikir dan bersikap aktif.
3. Pendidikan politik juga melibatkan upaya untuk mengatasi hambatan dalam
membangun sikap demokratis dan partisipasi siswa, seperti mengupayakan
pembelajaran yang menarik untuk siswa dan memberikan motivasi agar mampu
mengambil setiap keputusan.
4. Selain itu, pendidikan politik juga mencakup kegiatan sekolah seperti pemilihan ketua
kelas, pemilihan ketua organisasi, dan kegiatan lain yang mengajarkan siswa untuk
aktif, kritis, dan memahami pentingnya tanggung jawab serta hak dan kewajibannya.
Dengan demikian, ruang lingkup pembelajaran pendidikan politik dalam pendidikan PPKN
mencakup pembentukan sikap demokratis, partisipasi siswa, dan upaya mengatasi hambatan

4
dalam membangun sikap demokratis dan partisipasi siswa. (Wilda Hamisa & Mukhamad
Murdiono) Tahun 2018

2.3 Ruang Lingkup Pembelajaran Pendidikan Politik Di PPKN


Pendidikan politik dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(PPKn) memiliki beberapa konsep yang meliputi pembangunan sikap demokratis siswa,
partisipasi siswa dalam organisasi, kesadaran politik, dan kemampuan berpartisipasi politik
yang tinggi. Guru PPKn berperan dalam membangun sikap siswa dengan menyisipkan hal-
hal yang dapat membangun sikap demokratis, memberi motivasi, dan memahamkan akan
pentingnya membangun sikap demokratis. Selain itu, kegiatan sekolah seperti pemilihan
ketua kelas dan organisasi kesiswaan juga merupakan bagian dari pendidikan politik yang
siswa dapatkan melalui mata pelajaran PPKn.
Pendidikan politik dalam mata pelajaran PPKn juga mencakup upaya untuk mengatasi
hambatan dalam membangun sikap demokratis dan partisipasi siswa, seperti mengupayakan
pembelajaran yang menarik untuk siswa, memberikan motivasi agar mampu mengambil
setiap keputusan, serta mengontrol tingkah laku siswa melalui kerjasama antara guru dan
orang tua. Dengan demikian, konsep pendidikan politik dalam mata pelajaran PPKn
mencakup pembentukan sikap demokratis, partisipasi siswa, kesadaran politik, dan upaya
mengatasi hambatan dalam membangun sikap demokratis dan partisipasi siswa. (Kartini &
Kartono) 1996

2.4 Hubungan Pendidikan Politik Dengan Mata Pelajaran PPKn


Kartini & Kartono (1996, p. 16) mengemukakan bahwa PPKn di sekolah berperan
sebagai pendidikan politik bagi siswa, salah satu tujuan pendidikan politik adalah membuat
rakyat menjadi sadar politik. Sadar politik ialah kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai
warga negara. Hal ini menyangkut minat dan perhatian seseorang terhadap lingkungan
masyarakat dan politik tempat ia hidup (Surbakti, 2010 p 114). Oleh karena itu, kesadaran
politik siswa dapat dibentuk salah satunya melalui pembelajaran PKn. Pendapat tersebut telah
dipertegas melalui misi PKn yang dikemukakan oleh Maftuh & Sapriya (2005, p. 321)
bahwa: PPKn sebagai pendidikan politik yang berarti program pendidikan ini memberikan
pengetahuan, sikap dan keterampilan kepada siswa agar mereka mampu hidup sebagai warna
negara yang memiliki tingkat kemelekan politik (political literacy) dan kesadaran politik
(political awareness), serta kemampuan berpartisipasi politik (political participacion) yang
tinggi.

5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pelaksanaan Pendidikan Politik Di Mata Pelajaran PPKn Yang Ada Di SMA N 1
Karanganom
Pelaksanaan Pendidikan politik di SMA N 1 Karanganom tentunya dilakukan di mata
pelajaran PPKn yang diajarkan dari kelas 10, 11, dan 12. Oleh karena itu, kuisoner yang kami
sebarkan di SMA N 1 Karanganom diisi oleh masing-masing angkatan agar hasil yang di
dapat bisa objektif.

Daftar Kelas
Kelas X Kelas XI
Kelas XII

32.07 39.62

28.3

Data tersebut adalah presentase siswa yang telah mengisi kuisoner penelitian
kelompok kami. Dapat dilihat juga siswa terbanyak yang mengisi kuisoner adalah siswa kelas
10. Hal tersebut bisa dipahami juga dikarenakan penyebaran kuisoner ini sangat masif di
kelas 10 dan cukup pasif di kelas 11 dan 12.

6
Cara Dalam Mengajarkan Pendidikan
Politik di Mata Pelajaran PPKn

Penjelasan Biasa Oleh


6% Guru
9% Diskusi Kelompok
13% Praktek Musyawarah
57% Presentasi
15% Cara Lainya

Tentunya pelaksanaan pendidikan politik yang diajarkan guru di kelas menggunakan


metode pelaksanaan yang berbeda-beda di setiap kelas dan setiap kali pertemuan. Data
tersebut menunjukan beberapa metode yang digunakan guru PPKn SMA N 1 Karanganom
untuk mengajarkan pendidikan politik kepada siswa di kelas. Metode pengajaran yang paling
sering digunakan oleh guru PPKn adalah pengajaran dengan memaparkan atau penjelasan
materi seperti guru pada umumnya. Pemaparan atau penjelasan materi yang dilakukan guru
bisa saja menggunakan bahan ajar buku atau PPT yang disediakan guru untuk memberikan
materi kepada siswa. Siswa yang merasa diberikan pendidikan politik melalui pengajaran
lebih dari 50%. Data tersebut adalah bukti bahwa guru PPKn di SMA N 1 Karanganom
dominan menggunakan metode penjelasan untuk mendidik siswa dalam pendidikan politik.
Kemudian pelaksanaan pendidikan politik di SMA N 1 Karanganom juga
menggunakan metode diskusi kelompok. Pada pelaksanaan pengajaran ini, guru membentuk
kelompok-kelompok diskusi agar siswa dapat saling bertukar pikiran mengenai masalah
politik atau ilmu politik yang diberikan oleh guru. Tidak terlalu sering siswa mendapatkan
pengajaran melalui diskusi, dikarenakan hanya 15% siswa yang pernah melakukan diskusi
mengenai pembelajaran pendidikan politik. Diskusi tersebut sebenarnya melatih siswa untuk
berfikir secara kritis mengenai studi politik yang ada di Indonesia. Upaya menumbuhkan
kemampuan berfikir kritis juga bisa melalui praktek musyawarah yang masuk di peringkat ke
3 metode pengajaran yang dilakukan dalam pendidikan politik yang ada di SMA N 1
Karanganom. Sebanyak 13% siswa yang telah melakukan praktek musyawarah di
pembelajaran PPKn. Data tersebut juga menunjukan bahwa hanya sedikit siswa yang pernah
mengalami paraktek musyawarah di KBM mata Pelajaran PPKn.

7
Selain metode penjelasan, diskusi kelompok, dan musyawarah, siswa SMA N 1
Karanganom juga pernah melakukan pembelajaran pendidikan politik dengan presentasi,
yaitu sebanyak 9%. Metode pembelajaran presentasi mengasah kemampuan public speaking
siswa sebagai bekal siswa di masa yang akan datang. Jadi, 4 metode tersebut adalah bagian
dari bentuk pelaksanaan pendidikan politik pada mata Pelajaran PPKn yang diberikan guru di
SMA N 1 Karanganom, dan 6% siswa yang mengisi “Lainya” adalah siswa kelas 10 yang
belum diajarkan pendidikan politik oleh gurunya, dikarenakan belum sampai di BAB yang
mengajarkan tentang politik, dapat dibuktikan melalui diagram berikut :

APAKAH SISWA SISWI DI SMAN 1 KARANGANOM PERNAH


MENERIMA PEMBELAJARAN MENGENAI POLITIK?
Sudah Belum

Belum
13%

Sudah
87%

Dapat ditarik kesimpulan bahwa sebanyak 13% siswa yang belum menerima
pendidikan politik, dikarenakan masih kelas 10 dan belum ada materi yang bersangkutan
dengan politik. Akan tetapi kelas 10 adalah kelas yang paling banyak mengisi kuisoner, dan
sebagian dari mereka mungkin sudah pernah mendapat pendidikan politik di luar KBM.
Selain itu dapat dipahami juga bahwa pelaksanaan pendidikan politik di SMA N 1
Karanganom menggunakan 4 bentuk metode pembelajaran, yaitu dengan penjelasan oleh
guru, diskusi kelompok, pratek musyawarah, dan presentasi. Penjelasan oleh guru adalah
metode pembelajaran yang sering digunakan oleh guru PPKn sebagai bentuk pendidikan
politik kepada siswa SMA N 1 Karanganom.

3.2 Dampak Pendidikan Politik Pada Mata Pelajaran PPKn Yang Ada Di SMA N 1
Karanganom
Siswa SMA N 1 Karanganom yang pernah diajarkan pendidikan politik biasanya akan
mendapatkan gambaran tentang politik secara umum. Tentunya berhubungan dengan materi
yang diajarkan atau yang sesuai dengan kurikulum yang ada di SMA tersebut. Kemudian

8
setelah itu siswa akan merasa sadar tentang penting atau tidaknya politik menurut pendapat
para siswa. Pendapat tersebut dapat dibuktikan dengan diagram berikut :

PENDAPAT SISWA SISWI SMAN 1 KARANGANOM APAKAH POLITIK


ITU PENTING
Iya Tidak Netral

6%
4%

91%

Menurut data tersebut, dapat dipahami bahwa 90% siswa menganggap politik itu
penting. Berarti banyak siswa yang sudah sadar dan peka akan pentingnya politik di
kehidupan kita sehari-hari. Tentunya hasil pemikiran tersebut dapat dikaitkan dengan dampak
dari pengajaran politik yang diberikan di mata Pelajaran PPKn. Akan tetapi sebanyak 4%
siswa tidak menganggap bahwa politik itu penting. Walaupun cukup sedikit siswa yang
menganggap politik tidak penting, akan tetapi hal tersebut harus menjadi sorotan. Tetapi
pentingnya politik di kehidupan tergantung kepada kepribadian seseorang yang menjalani
aktivitas sehari-hari, apakah orang tersebut menggunakan politik sebagai pedomannya dalam
beraktivitas atau tidak sama sekali, padahal setiap keputusan di hidup kita menggunakan
keputusan politik juga secara umumnya. Kemudian sebanyak 6% siswa memilih netral,
mereka memilih netral dikarenakan mereka belum mendalami politik secara mendalam.
Siswa yang telah belajar pendidikan politik di SMA biasanya akan mulai memiliki
daya Tarik kepada politik. Daya Tarik tersebut bisa berupa mimpi ingin terjun di dunia
politik di masa yang akan datang atau bisa saja dengan menjadi orang yang mengikuti
perkembangan politik saat ini. Data berikut ini adalah gambaran umum siswa SMA N 1
Karanganom yang sudah mulai tertarik terhadap politik :

Keterta rika n Siswa SM AN 1 KAR ANGANOM Terh a d a p


Politik

11% 6%

83%

Iya Tidak Ragu-ragu

9
Data tersebut menjadi bukti bahwa mayoritas siswa SMA N 1 Karanganom sudah
mulai tertarik kepada politik. Angka ketertarikan tersebut cukup tinggi, yaitu 83%. Tentunya
siswa yang merasa tertarik kepada politik disebabkan oleh beberapa faktor yang
mempengaruhi ketertarikan tersebut. Faktor-faktor tersebut dapat dilihat melalui data berikut
ini :

Alasan lain 9.5


Membentuk sikap kepemimpinan 9.4
Menambah wawasan 22.6
Melatih untuk berfikir secara kritis 58.5
0 10 20 30 40 50 60 70

Sales

Faktor-faktor tersebut adalah alasan siswa tertarik kepada politik. Dapat dilihat dari
data diatas bahwasanya mayoritas siswa tertarik kepada politik disebabkan karena siswa ingin
mempunyai pikiran yang kritis. Jadi pandangan siswa kepada politik adalah sebagai sarana
mengasah kemampuan kritis siswa untuk menjalani aktivitas politik atau bahkan aktivitas di
sekolah maupun di kehidupan sehari-hari. Tentunya siswa SMA mendapatkan materi
mengenai politik pada mata pelajaran PPKn, dan secara tidak langsung mata pelajaran PPKn
di SMA adalah faktor pendorong siswa tertarik terhadap politik yang tentu saja dapat
mengasah kemampuan berpikir kritis siswa. Pernyataan tersebut dapat dibuktikan dengan
presentase siswa yang tertarik terhadap poitik disebabkan rasa ingin melatih kemampuan
berpikir kritis sebanyak 58,5%. Angka tersebut mejadi bukti bahwa siswa SMA N 1
Karanganom sudah mulai sadar akan pentingnya kemampuan berpikir kritis sebagai bekal
untuk menjalani kehidupan yang akan datang.
Selain faktor diatas, siswa SMA N 1 Karanganom tertarik terhadap politik disebabkan
faktor faktor yang lain, salah satunya adalah dapat menambah wawasan. Faktor tersebut bisa
menjadi bukti, betapa pentingnya politik sebagai sumber wawasan kebangsaan para penerus
bangsa. Presentase siswa yang memilih faktor tersebut juga cukup tinggi, yaitu 22,6%. Siswa
yang memilih faktor penambah wawasan adalah siswa yang sadar akan pentingnya
pendidikan politik sebagai bekal untuk masa depan. Pada masa depan, generasi penerus akan
menjadi sosok pemimpin di Indonesia, oleh karena itu, sebanyak 9,4% siswa menganggap
politik itu penting karena dapat menumbuhkan jiwa kepemimpinan bagi siswa tersebut. Akan
tetapi angka tersebut menunjukan masih sedikit siswa SMA N 1 Karanganom yang berani
untuk menjadi pemimpin. Akan tetapi sudah cukup baik apabila mejadikan pendidikan politik
sebagi dasar kita untuk menjadi pemimpin di masa sekarang atau di masa yang akan datang.

10
Setelah mendapatkan pendidikan politik yang kemudian menumbuhkan pemikiran
pentingnya politik di kehidupan sehari-hari, dan setelah itu siswa akan tertarik kepada politik.
Penelitian selanjutnya adalah mencoba mencari tahu, seberapa besar ketertarikan siswa SMA
N 1 Karanganom untuk terjun di dunia politik di masa mendatang. Presentase ketertarikan
terjun di dunia politik dapat dilihat pada data berikut :

60
40 50.94
37.73
20 11.32
0

t...

gu
ik

r
r

ra
Te
ta

u-
r

k
Te

g
da

Ra
Ketertarikan Siswa SMAN 1 KARANGANOM Terjun ke Dalam Dunia
Ti

Data tersebut menunjukan bahwa presentase siswa yang tidak tertarik untuk terjun di
dunia politik lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang tertarik terjun di dunia politik.
Hal tersebut menjadi sebuah bukti bahwa anak SMA dengan rentan umur 16-18 tahun, hanya
seglintir anak yang ingin terjun di dunia politik untuk masa depannya. Terjun di dunia politik
adalah hak bagi setiap orang di dunia ini, anak-anak SMA juga mempunyai hak untuk tidak
terjun di dunia politik dan memilih menekuni cita-cita diluar politik. Siswa yang sudah punya
niat untuk terjun di politik juga baik, dikarenakan sudah mempunyai tekad untuk ikut andil
terhadap jalannya sistem politik dan keberlangsungan pemerintahan di negara ini. Bagi siswa
yang ragu-ragu juga tidak salah, dikarenakan masa SMA masih awal dari proses pendidikan
yang kemudian mengarah ke karir selanjutnya, oleh karena itu, ragu-ragu terhadap masa
depan akan kemana dan menjadi apa adalah hal yang wajar bagi anak SMA.
Data-data diatas adalah bagaimana dampak dari pendidikan politik di SMA N 1
Karanganom yang mempengaruhi sikap berpolitik siswa. Hasil penelitian diatas adalah
gambaran bagaimana pendidikan politik cukup penting bagi siswa yang kemudian
berpengaruh kepada sikapnya dan pemikirannya baik di sekolah maupun di masyarakat.
Pendidikan politik menyadarkan siswa akan pentingnya politik itu sendiri, mayoritas siswa
beranggapan bahwa seandainya kita belajar politik, siswa tersebut akan terasah kemapuan
berpikir kritis yang mereka miliki. Selain itu, pendidikan politik juga menambah wawasan
siswa dan menumbuhkan jiwa kepemimpinan yang sangat bermanfaat bagi masa depan siswa
tersebut. Akan tetapi siswa SMA N 1 Karanganom mayoritas tidak tertarik untuk terjun di
dunia politik di masa depannya, hal tersebut tidak dipermasalahkan karena siswa mempunyai
hak masing-masing untuk menentukan masa depanya sendiri-sendiri.

11
3.3 Pengaruh Pendidikan Politik Terhadap Sikap Berpolitik Siswa Di Sekolah
Pada pembahasan kali ini, kami meneliti terkait pengaruh pendidikan politik yang
diajarkan di mata pelajaran PPKn terhadap sikap berpolitik siswa di dalam sekolah. Sikap
berpolitik siswa di sekolah sering terjadi hampir di seluruh sekolah yang ada di Indonesia.
Sikap berpolitik tersebut bisa berupa pemilihan ketua kelas atau ketua organisasi,
musyawarah untuk mufakat, pengambilan keputusan oleh ketua organisasi, dan masih banyak
lagi. Oleh karena itu, berikut disajikan bentuk kegiatan yang menunjukan sikap berpolitik
siswa di SMA N 1 Karanganom :

CARA SISWA SISWI SMAN 1 KARANGANOM


MENGIMPLEMENTASIKAN SIKAP BERPOLITIK DI
LINGKUNGAN SEKOLAH
Ikut bergabung dalam Tidak Berpolitik Mengikuti pemilihan ke-
organisasi 1% tua (organisasi, kelas,
28% ekskul)
39%

Ikut serta dalam kegiatan


musyawarah ( baik di dalam
maupun luar kelas )
32%

Data tersebut adalah bukti bagaimana implementasi sikap berpolitik yang ada di SMA
N 1 Karanganom. Mayoritas siswa berpolitik dengan mengikuti pemilihan ketua kelas atau
organisasi. Hal tersebut maklum terjadi, dikarenakan di sekolah manapun mestinya
melakukan pemilihan ketua. Jadi wajar saja apabila seluruh siswa SMA pasti pernah
berpartisipasi dalam segala pemilihan, baik itu pemilihan ketua kelas, maupun ketua
organisasi dan ekstrakurkuler. Selanjutnya siswa juga mengikuti kegiatan musyawarah.
Kegiatan musyawarah yang dilakukan di SMA biasanya dilakukan di dalam forum organisasi
dan ekstrakurikuler, akan tetapi tidak dipungkiri juga seandainya musyawarah dilakukan
didalam KBM di kelas. Selain kedua kegiatan tersebut, sikap berpolitik siswa SMA N 1
Karanganom yang ada di sekolah juga dapat dilakukan dengan bergabung ke dalam
organisasi. Gabung ke dalam organisasi dapat mengasah kemampuan siswa dalam
berhubungan dengan orang lain, berkerja sama, menghargai pendapat orang lain, dan masih
banyak manfaat lainnya, yang tentu saja sangat berhubungan erat dengan politik.
Ketiga kegiatan tersebut sangat baik dilakukan sebagai implementasi sikap berpolitik
di ranah SMA. Penelitian tersebut juga mengetahui bahwa presentase paling tinggi sikap

12
berpolitik siswa adalah dengan mengikuti pemilihan ketua, dengan presentase sebanyak 39%.
Kemudian diurutan kedua adalah kegiatan musyawarah dengan angka presentase sebanyak
32%. Yang terakhir adalah mengikuti organisasi ada pada urutan ketiga, yaitu 28% siswa
yang mengimplementasiakan sikap berpolitik siswa di SMA. Selisih ketiga presentase
tersebut tidak begitu jauh, dan dapat dipahami bahwa implementasi sikap berpolitik siswa
SMA N 1 Karanganom di ranah SMA cukup seimbang dan hanya 1% siswa yang tidak
berpolitik. Jadi kegiatan politik di SMA N 1 Karanganom yang diikuti siswa cukup baik dan
berjalan dengan benar dan seimbang sesuai yang diajarkan pada mata pelajaran PPKn.

13
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pendidikan politik dalam mata pelajaran PPKn di SMA N 1 Karanganom memiliki
dampak yang positif terhadap siswa. Meskipun mayoritas siswa tidak tertarik untuk terjun
langsung ke dalam dunia politik di masa depan, namun pendidikan politik ini berhasil
meningkatkan kesadaran politik, kemampuan berpikir kritis, pengetahuan, dan pembentukan
sikap kepemimpinan. Mayoritas siswa juga terlibat dalam kegiatan politik di sekolah,
menunjukkan implementasi sikap berpolitik yang baik sesuai dengan yang diajarkan dalam
mata pelajaran PPKn.
Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) memiliki peran penting dalam
membangun sikap demokratis dan partisipasi siswa dalam organisasi kesiswaan di SMA.
Keterlibatan guru PKn dalam organisasi kesiswaan menjadi faktor penting dalam
membangun sikap demokratis siswa. Partisipasi siswa dalam organisasi kesiswaan sangat
penting untuk memupuk sikap disiplin, percaya diri, kritis, dan solidaritas.

4.2 Saran
Berdasarkan hasil simpulan tersebut terdapat implementasi dari pendidikan politik
yang ada pada mata pelajaran PPKn yang dilakukan oleh siswa di sekolah. Pengajaran
pendidikan politik di SMA N 1 Karanganom sudah berjalan dengan baik dan berdampak
kepada sikap berpolitik siswa di sekolah. Pelaksanaan pembelajaran juga cukup baik, akan
tetapi jauh lebih baik apabila pelaksanaan pendidikan politik dilakukan dengan terjun di
lapangan, sehingga siswa akan langsung merasakan bagaimana dinamika berpolitik.
Pelaksanaan tersebut akan mempengaruhi sikap berpolitk siswa secara langsung, sehingga
ketertarikan siswa untuk terjun di dunia politik akan jauh lebih banyak.

14
DAFTAR PUSTAKA
Hamisa, W., & Murdiyono, M. (2018). Peran PKn sebagai pendidikan politik dalam
membangun sikap demokratis dan partisipasi siswa dalam organisasi di
SMA. Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS, 5(2), 192-201.

Hartono, R. (2016). Fungsi dan Peran Pendidikan Politik Dalam Kehidupan


Bermasyarakat. Universitas Negeri Yogyakarta.s

Mahmud, R., Ahmad, N., Dahiba, H., & Nurdin, J. (2023). Pendidikan Politik Bagi Siswa Di
Sma Negeri 1 Telaga Menjelang Pemilu Serentak 2024. Community Development
Journal: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4(2), 2040-2048.

Ningrum, F. W., Handayani, T., & Ibrahim, M. M. (2018). PENGUATAN PENDIDIKAN


POLITIK DALAM MENINGKATKAN SIKAP BELA NEGARA SISWA DI SMA
NEGERI 3 MALANG. Jurnal Civic Hukum, 3(1), 45-51.

Kartikasari, D. W., Bulqiyah, H., Purba, G. H., & Zaki, A. (2022). Metode Blended Learning
pada Pendidikan Politik di Organisasi Intra Sekolah Dalam Menanamkan Sikap
Tanggung Jawab Bagi Siswa SMA Di Kabupaten Tuban. CIVICUS: Pendidikan-
Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 10(2), 1-5.

Rahman, A. (2018). Konsep Dasar Pendidikan Politik bagi Pemilih Pemula melalui
Pendidikan Kewarganegaraan. JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 10(1),
44-51.

15

Anda mungkin juga menyukai