Media Pembelajaran
Dosen Pengampu :
Dewi Syafriani,S.Pd.,M.Pd
Disusun Oleh:
Elisabeth Pangaribuan 4213131003
Emma Tresia Simamora 4213331009
Kritine Desiyanti Tambunan 4212431011
Metha Lolyta Sitanggang 4211131017
Risma Nur Hasanah 4213131051
Tio Fanny Elisabeth Hutasoit 4213331021
PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah memberika n
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul " Makalah
Perbedaan Pendekatan,Strategi,Metode,Teknik,Taktik,Model dan Media Pembelajaran". Dan
Terimaksih kami ucapkan pada dosen pengampu yang telah memberikan kami kepercayaan atas
tugas makalah ini. Tujuan penulisan ini untuk memenuhi tugas , tugas ini diharapkan dapat
menambah wawasan penulis serta pembaca makalah ini.
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah berbagi pengetahuannya,
sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Tidak ada gading yang tak retak,
kami menyadari jika makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, Kami
mengharapkan kritik serta saran demi kesempurnaan dari makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilik i
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya. masyarakat, bangsa, dan negara. (UU Sisdiknas 2003).
Hal ini menekankan bahwa pendidikan menjadi pondasi yang amat pentingdalam proses
terbentuknya sumberdaya manusia dalam suatu negara untuk mengembangkan potensi yang ada
dalam diri setiap peserta didik, diharapkan nantinya dapat berguna untuk keperluan diri sendiri,
masyarakat maupun bangsa dan negara.
Pendidikan merupakan kebutuhan dan sekaligus hak dasar setiap warga negara tanpa
mendiskriminasikan ras, suku, usia, gender (jenis kelamin) status sosial maupun letak geografis,
artinya setiap individu memperoleh hak yang sama di dunia pendidikan untuk memperole h
pendidikan. Berbagai kendala pendidikan yang muncul sudah menjadi tanggung
jawab pemerintah untuk mencarikan solusi yang tepat dalam mengurai permasalahdi dunia
pendidikan. Salah satu masalah dalam dunia pendidikan saat ini adalah kurang meratanya
pendidikan di negara Indonesia. Pendidikan jarak jauh adalah solusi yang tepat untuk mengura ika n
permasalah pendidikan yang terkendala letak geografi yang tidak
memungkinkan dilakukan pembelajaran secara konvensional. Sistem pendidikan jarak jauh
salah satu pilihan solusi yang tepat untuk dapat memenuhi hak setiap warga negara dalam
memperoleh pendidikan.
Seiring berkembangnya zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan sangat
pesat. Perkembangan ini memiliki dampak dan tersebarnya informasi dan pengetahuan dari
seluruh dunia menembus batas jarak, tempat, ruang dan waktu. Pengaruhnya meluas keberbagai
kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Pendidikan merupakan komunikasi terorganisasi dan
berkelanjutan yang dirancang untuk menumbuhkan kegiatan belajar pada diri pembelajar.
Pembelajar mampu mengembangkan kemampuannya menemukan,mengelolah, dan mengevaluas i
informasi dan pengetahuan untuk memecahkan masalah pada dunia yang nyata dan ikut serta
secara aktif dalam kegiatan bermasyarakat dalam lingkungannya.
4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang disebut dengan pendekatan pembelajaran?
2. Apa yang dimaksud dengan strategi?
3. Apa yang dimaksud dengan teknik?
4. apa yang di sebut dengan Model?
5. Apa yang disebut dengan metode?
6. Apa yang disebut dengan media pembelajaran?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari pendekatan pembelajaran
2. Mengetahui pengertian dari strategi pemebelajaran
3. Mengetahui pengertian dari teknik pembelajaran
4. Mengetahui pengertian motode pembelajaran
5. Mengetahui pengertian dari model pembelajaran
6. Mengetahui pengertian dari media pemebelajaran
5
BAB II
PEMBAHASAN
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil
perilaku dan pribadi peserta didik.
2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling
efektif.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik
pembelajaran.
6
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan
ukuran baku keberhasilan.
Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach)
dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered
approach).
1. Pendekatan Expository
Pendekatan Expository menekankan pada penyampaian informasi yang disampaika n
sumber belajar kepada siswa belajar. Melalui pendekatan ini sumber belajar dapat
menyampaikan materi sampai tuntas. Pendekatan Expository lebih tepat digunakan apabila
jenis bahan belajar yang bersifat informatif yaitu berupa konsep-konsep dan prinsip dasar
yang perlu dipahami siswa belajar secara pasti. Pendekatan ini juga tepat digunakan apabila
jumlah siswa belajar dalam kegiatan belajar itu relatif banyak. Pendekatan expository
dalam pembelajaran cenderung berpusat pada sumber belajar, dengan memiliki ciri- cir i
sebagai berikut:
1. adanya dominasi sumber belajar dalam pembelajaran,
2. bahan belajar terdiri dari konsep-konsep dasar atau materi yang baru bagi siswa
belajar,
3. materi lebih cenderung bersifat informasi,
4. terbatasnya sarana pembelajaran.
7
Untuk mengatasi kelemahan pendekatan ini harus ada usaha dari sumber belajar tentang jenis
metode yang digunakan yaitu setelah penyampaian informasi selesai harus ada tindak lanjutnya
yaitu dengan menggunakan metode bervariasi yang sekiranya memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengemukakan permasalahan atau gagasannya yang ada kaitannya dengan materi
yang sudah diberikan.
2. Pendekatan Inquiry
Istilah Inquiry mempunyai kesamaan konsep dengan istilah lain seperti Discovery, Problem
solving dan Reflektif Thinking. Semua istilah ini sama dalam penerapannya yaitu berusaha untuk
memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat belajar melalui kegiatan pengajuan berbagai
permasalahan secara sistimatis, sehingga dalam pembelajaran lebih berpusat pada keaktifan siswa.
Dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Inquiry, sumber belajar
menyajikan bahan tidak sampai tuntas, tetapi memberi peluang kepada siswa untuk mencari dan
menemukannya sendiri dengan menggunakan berbagai cara pendekatan masalah. Sebagaimana
dikemukakan oleh Bruner bahwa landasan yang mendasari pendekatan inquiry ini adalah hasil
belajar dengan cara ini lebih mudah diingat, mudah ditransfer oleh siswa. Pengetahuan dan
kecakapan siswa ang bersangkutan dapat menumbuhkan motif intrinsik karena warga belajar
merasa puas atas penemuannya sendiri.
Pendekatan Inquiry ditujukan kepada cara belajar yang menggunakan cara penelaahan atau
pencarian terhadap sesuatu objek secara kritis dan analitis, sehingga dapat membentuk pengalama n
belajar yang bermakna. Siswa dituntut untuk dapat mengungkapkan sejumlah pertanyaan secara
sistimatis terhadap objek yang dipelajarinya sehingga ia dapat mengambil kesimpulan dari hasil
informasi yang diperolehnya. Peran sumber belajar dalam penggunaan pendekatan Inquiry ini
adalah sebagai pembimbing/fasilitator yang dapat mengarahkan siswa dalam kegiatan
pembelajarannya secara efektif dan efisien.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh dengan menggunakan pendekatan Inquiry yaitu
sebagaimana dikemukan oleh A.Trabani :
Stimulation : Sumber belajar mulai dengan bertanya mengajukan persoalan atau memberi
kesempatan kepada siswa untuk membaca atau mendengarkan uraian yang memuat
permasalahan
Problem Statement : Siswa diberi kesempatan mengidentifikasi berbagai permasalaha n.
Permasalahan yang dipilih selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan atau
hipotesis
Data Collection : Untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya
hipotesis itu, siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang
relevan, membaca literatur, mengamati objeknya, mewawancarai nara sumber, uji coba
sendiri dan sebagainya.
Data Processing : Semua informasi itu diolah, dilacak, diklasifikasikan, ditabulas ika n
kalau mungkin dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan
tertentu.
8
Verification : Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran atau informasi yang ada tersebut,
pertanyaan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek terbukti
atau tidak.
Generalization : Berdasarkan hasil verifikasi maka siswa menarik generalisasi atau
kesimpulan tertentu
Adapun langkah secara keseluruhan mulai dari perencanaan sampai evaluasi tentang penggunaa n
pendekatan Inquiry adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan pemberian dorongan : Kegiatan ini ditujukan untuk menarik perhatian siswa dan
mengungkapkan hubungan bahan belajar yang akan dipelajari dengan bahan belajar yang
sudah dikuasai atau dalam keseluruhan bahan belajar secara utuh
2. Kegiatan penyampaian rencana program pembelajaran. Kegiatan ini ditujukan untuk
mengungkapkan rencana program pembelajaran, termasuk prosedur pembelajaran yang
harus diikuti oleh siswa
3. Proses inquiry. Pelaksanaan pembelajaran dapat mengikuti langkah- langkah sebagai
berikut :
Pengajuan permasalahan
Pengajuan pertanyaan penelitian atau hipotesis
Pengumpulan data
Penarikan kesimpulan
Penarikan generalisasi
4. Umpan balik. Kegiatan ini ditujukan untuk melihat respon siswa terhadap keseluruhan bahan
belajar yang telah dipelajari
5. Penilaian. Kegiatan penilaian dilakukan oleh sumber belajar baik secara lisan maupun tertulis
dan atau penampilan.
Dalam penggunaan pendekatan Inquiry, Sumber belajar perlu memperhatikan halhal sebagai
berikut :
Siswa sudah memiliki pengetahuan konsep dasar yang berhubungan dengan bahan belajar
yang dipelajari
Siswa memiliki sikap dan nilai tentang keraguan terhadap informasi yang diterima,
keingintahuan, respek terhadap penggunaan fikiran, respek terhadap data, objektif,
keingintahuan dalam pengambilan keputusan, dan toleran dalam ketidaksamaan
Memahami prosedur pelaksanaan penggunaan strategi pembelajaran Inquiry
Apabila pendekatan Inquiry digunakan dalam kegiatan pembelajaran maka banyak kelebihan yang
diperoleh, diantaranya yaitu :
1. Menumbuhkan situasi keakraban diantara siswa, karena diberi kesempatan untuk saling
berkomunikasi dalam memecahkan suatu permasalahan
9
2. Membiasakan berfikir sistimatis dan analitis dalam mengajukan hipotesis dan pemecahan
masalah
3. Membiasakan berfikir objektif dan empirik yang didasarkan atas pengalaman atau data
yang diperoleh
4. Tumbuhnya suasana demokratis dalam pembelajaran
5. Dapat menambah wawasan bagi siswa dan sumber belajar karena terjadi saling tukar
pengalaman
Disamping kelebihan dari pendekatan ini juga tidak lepas dari kelemahan yang mungk in
timbul dalam proses pembelajaran yaitu apabila tidak ada kesiapan dan kemampuan dari siswa
untuk memecahkan permasalahan maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai, juga
kemungkinan akan terjadi pendominasian oleh beberapa orang siswa yang sudah biasa dalam hal
mengemukakan pendapat. Untuk mengurangi permasalahan yang mungkin muncul, sumber
belajar dituntut memiliki kemampuan dalam hal membimbing dan mengarahkan siswa supaya
mereka dapat mengembangkan kemampuannya sesuai dengan potensi yang sudah dimilikinya.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil
perilaku dan pribadi peserta didik.
2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling
efektif.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah- langkah atau prosedur, metode dan teknik
pembelajaran.
10
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan
ukuran baku keberhasilan.
Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J.
R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung
makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang
keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.
Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu:
(1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina
Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat
dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.
11
Guru mesti memperhatikan kondisi dan karakteristik siswa dalam menentukan metode.
Kondisi yang dimaksud adalah yang menyangkut kondisi tubuh dan psikis mereka, serta
posisi kelas dimana mereka belajar. Ketika siswa terlihat ngantuk atau lelah, sebaiknya guru
memilihkan metode yang memungkinkan mereka bergerak seperti demonstrasi, diskusi
kelompok, dst. Begitu juga ketika siswa terlihat bersemangat dalam mengajukan fakta-fakta
dan berargumen, guru dapat memilih metode diskusi.
3. Sifat materi pembelajaran
Sifat materi pembelajaran juga turut menentukan metode pembelajaran. Materi yang berupa
fakta-fakta dan informasi dapat disampaikan dengan Metode Ceramah. Materi yang
mengandung permasalahan dan menuntut penyelesaian masalah tepat diajarkan dengan
Metode Diskusi. Materi yang sarat dengan keterampilan seyogyanya diajarkan dengan
metode yang menekankan penguasaan keterampilan seperti Demonstrasi, Simulasi dan
Drill.
4. Ketersediaan Fasilitas dan Media
Ketersediaan fasilitas, media pembelajaran dan alat peraga turut menentukan jenis metode
pembelajaran. Metode karya wisata misalnya memerlukan fasilitas seperti kendaraan.
Metode Demonstrasi dan Eksperimen memerlukan ketersediaan bahan-bahan dan alat-alat
yang sesuai dengan pokok bahasan.
5. Tingkat Partisipasi Siswa
Partisipasi yang dimaksudkan adalah keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran.
Bila guru menginginkan siswa terlibat aktif secara merata, maka perlu memilihkan metode
yang memungkinkan siswa untuk kerja kelompok seperti pada Metode Diskusi,
Demonstrasi, Tanya Jawab, dst.
12
1. Metode Ceramah
Metode Ceramah adalah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan
pengetahuan secara lisan kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu.
Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap
guru atau instruktur. Hal ini selain disebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu, juga
adanya faktor kebiasaan baik dari guru ataupun siswa. Guru biasanya belum merasa puas
manakala dalam proses pengelolaan pembelajaran tidak melakukan ceramah. Demikian juga
dengan siswa, mereka akan belajar manakala ada guru yang memberikan materi pelajaran
melalui ceramah, sehingga ada guru yang berceramah berarti ada proses belajar dan tidak ada
guru berarti tidak ada belajar.
Ada beberapa kelebihan sebagai alasan mengapa ceramah sering digunakan:
a. Ceramah merupakan metode yang ’murah’ dan ’mudah’ untuk dilakukan. Murah dalam arti
proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap, berbeda dengan
metode yang lain seperti demonstrasi atau peragaan. Sedangkan mudah, memang ceramah
hanya mengandalkan su-ara guru, dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan
yang rumit.
b. Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajaran yang
banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam waktu yang
singkat.
c. Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru
dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
d. Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena sepenuhnya kelas
merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
e. Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana.
Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam, atau tidak memerlukan persiapan-
persiapan yang rumit. Asal siswa dapat menempati tempat duduk untuk mendengarka n
guru, maka ceramah sudah dapat dilakukan.
Ceramah tergolong metode konvensional dan merupakan sebuah metode mengajar
yang paling disukai, namun memiliki banyak kelemahan, antara lain:
13
1) Monoton dan membosankan
2) Informasi hanya satu arah, yaitu dari guru ke siswa
3) Siswa menjadi tidak aktif karena pembelajaran didominasi oleh guru
4) Umpan balik (feed back) jadi relatif rendah
5) Kurang melekat pada ingatan siswa
6) Tidak mengembangkan kreatifitas siswa
7) Menjadikan siswa hanya sebagai objek didik
8) Menggurui dan melelahkan
9) Tidak merangsang siswa utk membaca
10) Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada
apa yang dikuasai guru.
11) Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya
verbalisme.
12) Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering
dianggap sebagai metode yang membosankan.
13) Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah
mengerti apa yang dijelaskan atau belum.
2. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu keterkaitan pada suatu
topik atau pokok pernyataan atau masalah dimana para peserta diskusi berusaha untuk
mencapai suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama maupun pemecahan
terhadap suatu masalah dengan mengemukakan sejumlah data dan argumentasi. Metode
Diskusi dapat juga dimaknai sebagai proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk
berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam
pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan di antara mereka.
Metode diskusi akan bermanfaat untuk hal-hal berikut ini:
1) Membantu siswa berpikir atau berlatih berpikir dalam disiplin ilmu tertentu.
2) Membantu siswa belajar menilai logika, bukti, dan argumentasi (hujjah), baik
pendapatnya sendiri maupun pendapat orang lain.
14
3) Memberi kesempatan kepada siswa untuk memformulasikan penerapan prinsip -
prinsip tertentu.
4) Membantu siswa menyadari dan mengidentifikasi proplem dari penggunaa n
informasi dari buku rujukan.
5) Memanfaatkan keahlian (sumber belajar) yang ada pada anggota kelompok.
Selain itu, ketika proses diskusi dilakukan, guru sering menghadapi beberapa
hambatan, antara lain sebagaimana berikut:
1) Melibatkan partisipasi siswa dalam diskusi
2) Membuat siswa sadar terhadap pencapaian tujuan pembelajaran.
3) Mengatasi reaksi emosional siswa
4) Memimpin diskusi tanpa banyak melakukan intervensi
5) Membuat struktur diskusi, mulai dari pengantar sampai dengan simpulan
15
Sedangkan kelemahan metode tanya jawab terdapat apabila terjadi perbedaan
pendapat/jawaban maka akan terjadi perdebatan sengit sehingga memakan waktu
banyak untuk menyelesaikan, terkadang murid mengalahkan pendapat guru.
Kemungkinan timbul penyimpangan dari pokok persoalan. Memakan waktu yang
lama untuk merangkum bahan pelajaran.
4. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukkan pada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu yang
sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang
dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan yang
harus didemonstrasikan. Metode Demonstrasi sangat efektif digunakan untuk
mengajarkan materi yang menekankan keterampilan, prosedur langkah demi langkah,
tindakan, misalnya proses mengerjakan sesuatu, membandingkan suatu cara dengan
cara lainnya, atau melihat/ mengetahui kebenaran sesuatu. Metode ini sangat efektif
untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan misalnya tentang
bagaimana proses bekerja sesuatu, bagaimana proses mengerjakan sesuatu, bagaimana
cara mengatur sesuatu, dst.
Alasan penggunaan metode Demonstrasi adalah:
1) Tidak semua topik dapat dijelaskan secara konkrit dan gampang melalui penjelasan
atau diskusi.
2) Karena tujuan dan sifat materi pelajaran yang menuntut dilakukan peragaan berupa
demonstrasi
3) Tipe belajar siswa yang berbeda-beda, ada yang kuat visual, tetapi lemah pada
auditory dan motorik atau sebaliknya.
4) Memudahkan mengajarkan suatu proses atau cara kerja.
5) Sesuai dengan langkah perkembangan kognitif siswa yang masih dalam fase
operasional konkrit.
5. Metode Eksperimen (Percobaan)
Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaa n
pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan
16
membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi
kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu
proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpula n
sendiri tentang obyek yang dipelajarinya. Peranan guru dalam metode eksperimen
adalah memberi bimbingan agar eksperimen itu dilakukan dengan teliti sehingga tidak
terjadi kekeliruan atau kesalahan.
Adapun kelebihan dari metode eksperimen ini adalah :
Peserta didik mempunyai pengalaman langsung terhadap suatu kegiatan,
Dapat melibatkan multisensoris (mendengar, melihat, merasa, dan membau)
peserta didik,
Mengembangkan sikap ilmiah dan jiwa serta kemampuan riset bagi peserta didik,
Dengan metode ini dapat membuat peserta didik lebih percaya atas kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan percobaan sendiri daripada menerima kata guru atau
buku
Peserta didik dapat mengembangkan sikap dan kemampuan untuk mengadakan
studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi, suatu kemampuan dan
sikap yang dituntut dari seorang ilmuwan.
dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-
terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat
bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
Kekurangan metode eksperimen yaitu :
memerlukan persiapan yang matang,
memerlukan biaya dan waktu yang banyak,
tidak semua materi yang dapat dieksperimenkan
kekurangan alat-alat mengakibatkan tidak setiap peserta didik berkesempatan
mengadakan eksperimen,
jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, maka peserta didik harus
menanti untuk melanjutkan peserta didikan,
belum tentu atau tidak ada jaminan semua peserta didik berhasil melakukan
eksperimen
17
6. Metode Study Tour (Karya Wisata)
Metode Study Tour (karya wisata) adalah metode mengajar dengan mengajak
siswa mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta
didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjunga n
tersebut dengan didampingi oleh pendidik.
18
Kelebihan metode latihan:
dapat mengembangkan kecakapan berpikir (thinking skill) atau kecerdasan
intelektual,
dapat mengembangkan kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf,
membuat dan menggunakan alat-alat,
dapat memperkuat mental, misalnya keberanian tampil dimuka publik, keberanian
mengeluarkan mengembangkan kecerdasan pendapat, dan emosional. yaitu
terampil mengendalikan diri dan mengendalikan emosi orang lain,
dapat mengembangkan kecerdasan spiritual, yaitu dapat meningkatkan kuantitas
dan kualitas ibadah peserta didik.
Kelemahan metode latihan :
dapat menyita waktu peserta didik, sehingga terjadi kekurangan waktu untuk
aktivitas yang lain.
kadang-kadang latihan yang dilakspeserta didikan secara berulang- ula ng
merupakan hal yang menoton dan membosankan,
dapat melelahkan fisik atau pikiran, bila dilakukan latihan
jangka waktu yang lama
19
Pembelajaran melibatkan berbagai teknik dan pendekatan untuk membantu siswa
memahami, mengingat, dan mengaplikasikan informasi dengan lebih baik. Berikut beberapa
teknik dalam pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan efektivitas pembelajaran:
1. Pembelajaran Aktif :
Mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, seperti
diskusi kelompok, proyek kolaboratif, dan presentasi. Aktivitas semacam ini membantu
siswa memproses informasi dengan lebih dalam dan mengembangkan keterampila n
komunikasi.
2. Diskusi Kelas:
Diskusi kelompok atau kelas dapat merangsang pemikiran kritis dan berbagi
pandangan. Ini juga membantu siswa untuk melihat berbagai sudut pandang tentang suatu
topik dan mengembangkan keterampilan berbicara di depan umum.
3. Pembelajaran Berbasis Proyek:
Mengajak siswa untuk bekerja pada proyek berbasis tugas atau masalah nyata. Ini
membantu siswa mengaitkan konsep teoritis dengan situasi dunia nyata dan mengasah
keterampilan pemecahan masalah.
4. Pembelajaran Kolaboratif:
Mendorong siswa untuk bekerja sama dalam kelompok atau pasangan untuk
menyelesaikan tugas-tugas tertentu. Ini membantu mengembangkan keterampila n
kerjasama, komunikasi, dan pemecahan masalah bersama.
5. Visualisasi:
Penggunaan gambar, diagram, grafik, dan video dapat membantu visualis as i
konsep yang kompleks dan memudahkan pemahaman siswa.
6. Peta Konsep:
Membuat peta konsep atau rangkuman grafis tentang hubungan antara konsep-
konsep yang berbeda dapat membantu siswa memahami struktur informasi secara
menyeluruh.
7. Pembelajaran Berbasis Masalah:
Menyajikan siswa dengan masalah atau tantangan nyata yang perlu dipecahkan
dengan menerapkan konsep pembelajaran. Ini merangsang pemikiran kritis dan
kreativitas.
20
8. Pembelajaran Diferensial:
Mengakomodasi gaya belajar yang berbeda dengan menyediakan berbagai jenis
materi pembelajaran, seperti teks, audio, video, dan tangan-tangan praktis.
9. Pemanfaatan Teknologi:
Memanfaatkan teknologi seperti platform pembelajaran online, video
pembelajaran, dan aplikasi pendidikan untuk menambahkan dimensi baru pada
pengalaman pembelajaran.
Taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu.
Dengan demikian, taktik sifatnya lebih individual. Misalnya walaupun dua orang sama-sama
menggunakan metode ceramah dalam situasi dan kondisi yang sama, sudah pasti mereka akan
21
melakukannya secara berbeda, misalnya dalam taktik menggunakan ilustrasi atau menggunaka n
gaya bahasa agar materi yang disampaikan mudah dipahami.
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah
terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model
pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran.
Model pembelajaran menurut Dewey dalam Suyanto adalah suatu rencana atau pola yang
dapat kita gunakan untuk merancang tatap muka di kelas atau pembelajaran tambahan di luar kelas
dan untuk menyusun materi pembelajaran. Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa (1)
model pembelajaran merupakan kerangka dasar pembelajaran yang dapat diisi oleh beragam
muatan mata pelajaran, sesuai dengan karakteristik kerangka dasarnya; (2) model pembelajaran
dapat muncul dalam beragam bentuk dan variasinya sesuai dengan landasan filosofis dan
pedagogis yang melatarbelakanginya.
Model pembelajaran menurut Diknas adalah suatu rencana mengajar yang memperliha tka n
“pola pembelajaran” tertentu. Pola yang dimaksud dalam kalimat “pola pembelajaran” adalah
22
terlihatnya kegiatan yang dilakukan guru, siswa, serta bahan ajar yang mampu menciptakan siswa
belajar, juga tersusun secara sistematis mengenai rentetan peristiwa pembelajaran (sintaks).
Senada dengan itu, Winataputra mengartikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual
yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsisebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan
para guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode,
pendekatan, teknik dan taktik. Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus sebagai
berikut:
a. Rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan
dicapai).
c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan
berhasil.
d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu tercapai. Untuk lebih
jelasnya akan di uraikan di bawah ini.
Istilah model pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembelajaran yang luas dan
menyeluruh. Contohnya pada model pembelajaran berdasarkan masalah, kelompok kecil siswa
bekerja sama memecahkan suatu masalah yang telah disepakati oleh siswa dan guru. Ketika guru
sedang menerapkan model pembelajaran tersebut, sering kali siswa menggunakan bermacam-
macam keterampilan, prosedur pemecahan masalah dan berpikir kritis. Model pembelajaran
berdasarkan masalah dilandasi oleh teori belajar kontruktivis.
Pada model ini pembelajaran dimulai dengan menyajikan permasalahan nyata yang
penyelesaiannya membutuhkan kerja sama di antara siswa-siswa. Dalam model pembelajaran ini
guru memandu siswa menguraikan rencana pemecahan masalah, menjadi tahap-tahap kegiatan;
guru memberi contoh mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang dibutuhkan supaya
tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan. Guru menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan
berorientasi pada upaya penyelidikan oleh siswa.
23
berdasarkan tujuan adalah pembelajaran langsung, suatu model pembelajaran yang baik untuk
membantu siswa untuk mempelajari keterampilan dasar seperti tabel perkalian atau untuk topik-
topik yang banyak berkaitan dengan penggunaan alat. Akan tetapi ini tidak sesuai bila digunakan
untuk mengajarkan konsep matematika tinggi.
Sintaks (pola urutan) dari suatu model pembelajaran adalah pola yang menggambarka n
urutan alur tahap keseluruhan pada umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan pembelajaran.
Sintaks (pola urutan) dari suatu model pembelajaran tertentu menunjukkan dengan jelas kegiatan
apa yang harus dilakukakan oleh guru atau siswa. Sintaks (pola urutan) dari bermacam-maca m
model pembelajaran memiliki komponen yang sama. Contoh, setiap model pembelajaran diawali
dengan upaya menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa agar terlibat dalam proses
pembelajaran. Setiap model pembelajaran diakhiri dengan tahap menutup pelajaran, di dalamnya
meliputi kegiatan merangkum pokok-pokok pelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan
bimbingan siswa. Tiap-tiap model pembelajaran membutuhkan sistem pengelolaan dan
lingkungan belajar yang sedikit belajar. Misalnya, model pembelajaran kooperatif memerluka n
ingkungan belajar yang fleksibel seperti tersedia meja dan kursi yang mudah dipindahkan. Pada
model pembelajaran diskusi, para siswa duduk di bangku yang disusun secara melingkar atau
seperti tapal kuda. Adapun model pembelajaran langsung, siswa duduk berhadapan dengan guru.
Pada pembelajaran kooperatif siswa perlu berkomunikasi satu sama lain, sedangkan pada model
pembelajaran langsung siswa harus tenang memperhatikan guru.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa model adalah kerangka konseptual, benda tiruan,
acuan. Model pembelajaran merupakan bentuk kegiatan pembelajaran yang tergambar yang
dilakukan guru dari awal sampai akhir pembelajaran dengan ciri khasnya sendiri dalam mengajar
di sekolah. Model pembelajaran ini juga dilakukan secara sistematis sehingga menarik bagi siswa.
24
alasan. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap moderator sudah memiliki pengetahua n
dan keterampilan untuk mempelajari media tersebut.
Kajian teori media pembelajaran, pengertian, dasar, manfaat, jenis, dan pilihan media
menjadi topik pembahasan yang menarik, karena terdapat orang yang tidak memiliki persepsi
yang sama tentangnya. pengertian media pembelajaran menurut para ahli :
1. Heinich and friends ( 1983 ) dalam arysad ( 2013 : 3 )
Kami memperkenalkan istilah media sebagai kontak untuk menyampaikan suatu
informasi dari sumber kepada penerima. Definisi ini dapat ditekankan pada istilah media
pembelajaran sebagai perantara. Media membantu mengkoneksikan informasi dari satu
pihak ke pihak lain. Dalam dunia pendidikan, kata media disebut juga dengan media
pembelajaran. media belajar dapat dipakai untuk menerima dan menyampaikan pesan dan
informasi dalam proses pendidikan dan pembelajaran untuk menarik perhatian dan minat
siswa dalam belajar.
25
Tahap manusia percaya pada keadaan berkembang beton untuk abstrak. Manfaat praktis
menggunakan media belajaran dengan media pendidikan dan proses pembelajaran oleh
Kustandi dan Sutjippto (2013: 23):
1. Media belajar dengan jelas menghilangkan pesan dan informasi sehingga hasil belajar
dapat dimulai dan ditingkatkan.
2. Media belajar dapat mengikat perhatian siswa dan menyebabkan dialog langsung
antara pembelajaran, siswa dan lingkungannya, dan siswa memungkinkan siswa untuk
belajar tentang keterampilan dan minat mereka.
3. Media belajar juga dapat mendorong batas-batas sensasi, ruang dan waktu.
4. Media belajar memberikan siswa pengalaman bersama tentang peristiwa-peristiwa di
lingkungannya.
26
2) Media audio
Media Audio adalah atau media dengar adalah jenis media pembelajaran atau
sumber belajar yang berisikan pesan atau materi pelajaran yang disajikan secara
menarik dan kreatif dan diterapkan dengan menggunakan indera pendegaran saja.
Karena media ini hanya berupa suara.
Macam – macam media audio visual Menurut Djamarah, media audio visual dibagi
menjadi 2 :
1. Audio visual murni, yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal dari satu
sumber seperti televisi, video kaset, film bersuara.
2. Audio visual tidak murni, yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari
sumber yang berbeda seperti film bingkai suara.
Berikut adalah tips yang dapat Anda coba untuk membuat pembelajaran menjadi menarik dan
kreatif :
1. Komunikasi menggunakan Dua Arah
Selain memakai contoh pembelajaran yang kreatif , sebagai seorang guru, Anda juga
perlu melibatkan siswa Anda dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Hal ini
nantinya akan menciptakan komunikasi dua arah. Oleh karena itu, tidak hanya guru tetapi
juga siswa dan siswa terlibat secara aktif. Kemampuan guru dalam memajukan metode
pembelajaran juga diuji agar tidak bosan.
27
3. Melakukan Evaluasi
Ketika siswa mulai bosan menggunakan metode yang Anda gunakan, Anda perlu
melakukan evaluasi kembali dalam pembelajaran. Evaluasi ini memiliki tujuan akan
menemukan media belajar yang menarik yang dapat menggairahkan dan menggaira hka n
siswa. Dalam hal ini, psikologi pembelajaran diperlukan untuk ngereview kembali hasil
evaluasi.
28
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses
yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan
melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered
approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach).
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam
strategi pembelajaran. Strategi dalam kegiatan pembelajaran dapat diartikan dalam pengertian
secara sempit dan pengertian secara luas. Dalam pengertian sempit bahwa istilah strategi itu
sama dengan pengertian metode yaitu sama-sama merupakan cara dalam rangka pencapaian
tujuan.
Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu keterkaitan pada
suatu topik atau pokok pernyataan atau masalah dimana para peserta diskusi berusaha untuk
mencapai suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama maupun pemecahan
terhadap suatu masalah dengan mengemukakan sejumlah data dan argumentasi.
Model-model pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan
pembelajarannya, sintaks (pola urutannya) dan sifat lingkungan belajarnya. Sebagai contoh
pengklasifikasian berdasarkan tujuan adalah pembelajaran langsung, suatu model
pembelajaran yang baik untuk membantu siswa untuk mempelajari keterampilan dasar seperti
tabel perkalian atau untuk topik-topik yang banyak berkaitan dengan penggunaan alat. Akan
tetapi ini tidak sesuai bila digunakan untuk mengajarkan konsep matematika tinggi.
Peran media pembelajaran memfasilitasi pembelajaran baik bagi siswa maupun guru,
memberikan pengalaman yang lebih realistis (menjadi abstrak), menarik perhatian dan minat
siswa untuk belajar, serta menyeimbangkan teori dan kenyataan.
29
DAFTAR PUSTAKA
Asyhar, Rayandra. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.
2011.
Chusni, M., dkk. (2021) Strategi Belajar Inovatif. Sukoharjo; Pradina Pustaka
Helmiati. 2012. Model Pembelajaran. Yogyakarta : Aswaja Pressindo
Kusnah,N. 2018. Teknik Pembelajaran Mutahir. Jawa timur : CV. Pustaka Ilalang
Siregar ,R.J. 2021. Memahami Tentang Model, Strategi, Metode, Pendekatan, Teknik, dan Taktik.
Jurnal Pendidikan Islam, 10(1) hal 63-75.
30