Anda di halaman 1dari 3

Jaga Perdamaian, Raih Kesejahteraan dan Kemaslahatan

Di antara ketakwaan dan kepatuhan kita kepada Allah adalah menjauhi perselisihan dengan
menjauhi sumber-sumber konflik, mengedepankan dialog, saling memaafkan, dan membangun
toleransi antar sesama. Allah berfirman:
‫َ ِبَم ا َر ْح َم ٍة ِّم َن الّٰل ِه ِلْنَت َلُه ْم ۚ َو َل ْو ُك ْنَت َفًّظ ا َغِلْي َظ اْلَق ْلِب اَل ْنَف ُّض ْو ا ِم ْن َحْو ِلَك ۖ َف اْعُف َعْنُه ْم َو اْس َتْغِف ْر َلُه ْم َو َش اِو ْر ُه ْم ِفى‬

‫ِل‬ ‫ّٰل ِه ِا ّٰل ِح‬ ‫ِا‬


‫اَاْلْم ِۚر َف َذا َعَز ْم َت َفَتَو َّك ْل َعَلى ال ۗ َّن ال َه ُي ُّب اْلُم َتَو ِّك ْيَن‬
Artinya: “Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan
menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk
mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian,
apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
mencintai orang-orang yang bertawakal.” (QS: Ali ‘Imran: 159)
Betapa pentingnya suasana damai dalam mewujudkan pembangunan dan berdampak pada
kesejahteraan dan kemaslahatan kita bersama. Perlu kita pahami bahwa pembangunan di negara
kita bisa berjalan dengan baik sampai dengan saat ini, karena faktor suasana yang kondusif dan
damai dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan perdamaian, stabilitas dan keamanan bisa
terjaga sehingga kita bisa fokus pada pembangunan di berbagai sektor kehidupan. Dengan
kondisi aman dan damai juga akan meningkatkan kepercayaan bagi para investor untuk
menanamkan modal mereka sehingga membantu mendorong pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan. Dengan perdamaian, kita juga bisa meningkatkan pengembangan sumber daya
manusia dengan baik berupa kesempatan lebar bagi setiap individu untuk dapat mengakses
pendidikan tanpa gangguan. Berbeda jika suasana dan kondisi perselisihan dan peperangan
terus menghantui. Maka bisa dipastikan pembangunan untuk mewujudkan kesejahteraan hanya
menjadi impian. Rasulullah telah mengingatkan betapa pentingnya menjaga perdamaian ini, di
antaranya dengan sebuah hadits riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi:
‫ِه‬ ‫ِت‬ ‫ِإ َّن‬ ‫ِت‬ ‫ِة‬ ‫ِة‬ ‫ِم‬ ‫ِة‬ ‫ِم‬ ‫ِب‬ ‫ِب‬
‫ َص َالُح َذا الَبْيِن ؛ َف َفَس اَد َذا الَبْيِن َي‬: ‫ َق اَل‬،‫ َبَلى‬:‫َأَال ُأْخ رُك ُم َأْفَض َل ْن َد َرَج الِّص يَا َو الَّص َال َو الَّص َد َق ؟ َقاُلْو ا‬
‫الَح اِلَقُة‬
Artinya: “Maukah aku beritahukan kepadamu perkara yang lebih utama daripada puasa,
shalat dan sedekah ? Para sahabat menjawab, “Tentu wahai Rasûlullâh.” Beliau bersabda, “Yaitu
mendamaikan perselisihan diantara kamu, karena rusaknya perdamaian diantara kamu adalah
pencukur atau perusak”.
Dalam hadits ini diungkapkan bahwa menjaga perdamaian bisa menjadi ibadah yang lebih
utama daripada ibadah-ibadah penting dalam Islam seperti shalat dan sejenisnya. Hal ini benar
adanya, karena tidak mungkin kita bisa menjalankan ibadah dengan baik dan tenang jika kita
dikelilingi oleh suasana konflik peperangan. Untuk beribadah dengan baik dan tenang, maka kita
dianjurkan untuk mewujudkan perdamaian terlebih dahulu. Ma’asyiral Muslimin
rahimakumullah Dari hal ini kita menyadari bahwa menjalankan ibadah kepada Allah swt, tidak
cukup hanya dengan keimanan saja. Iman harus didukung dengan aman.
Dengan hal ini kita bisa dengan khusyuk atau tenang beribadah. Contoh nyata bisa kita lihat
di beberapa penjuru dunia yang saat ini sedang mengalami peperangan. Mereka kesulitan untuk
hanya sekedar melaksanakan ibadah shalat saja. Untuk berangkat menunaikan ibadah shalat
Jumat berjamaah di masjid seperti kita saja mereka seperti akan berangkat ke medan peperangan.
Rasa was-was dan takut membayangi karena sewaktu-waktu bisa saja terjadi ledakan bom di
sekelilingnya. Maka wajiblah bagi kita bersyukur, bisa beribadah dengan tenang dan anugerah
perdamaian di negara kita ini harus dipertahankan sekuat tenaga. Dan perdamaian tentu tidak
bisa diwujudkan oleh satu atau dua orang saja. Semua elemen masyarakat secara kolektif harus
bahu membahu dan tenggang rasa dalam mewujudkannya di tengah perbedaan yang ada.
Perbedaan-perbedaan sudah menjadi sunnatullah dalam kehidupan, jangan sampai menjadi
pemicu konflik. Semua harus diselaraskan dengan saling memahami satu sama lain. Hal ini telah
diingatkan oleh Allah swt dalam Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 13:
‫ِا ّٰل ِل ِب‬ ‫ِع ّٰل ِه‬ ‫ِا‬ ‫ِل‬ ‫ِا‬
‫ٰٓيَاُّيَه ا الَّناُس َّنا َخ َلْق ٰن ُك ْم ِّم ْن َذَك ٍر َّو ُاْنٰثى َو َجَعْلٰن ُك ْم ُش ُعْو ًبا َّو َقَبۤإِى َل َتَعاَر ُفْو اۚ َّن َاْك َر َم ُك ْم ْنَد ال َاْتٰق ىُك ْم ۗ َّن ال َه َع ْيٌم َخ ْيٌر‬
Artinya: “Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.”
Mari sekuat tenaga, sesuai dengan kemampuan diri kita untuk menjadi pioner-pioner
perdamaian. Mari kita bantu dan doakan juga saudara-saudara kita, khususnya yang ada di
Palestina, agar peperangan segera usia dan mereka dianugerahi perdamaian sehingga bisa
membangun kembali negaranya untuk mewujudkan kesejahteraan.

Anda mungkin juga menyukai