Anda di halaman 1dari 2

Elizabeth Angela Lynn, XA5/10

Candi Singosari
Sisa kebudayaan Hindu-Buddha
yang saya temukan di Malang
adalah Candi Singosari. Candi
ini ditemukan oleh Nicolaus
Engelhard pada tahun 1803
yang pada saat itu menjabat
sebagai Gubernur Pantai Timur
Laut Jawa di Semarang.Saat
ditemukan, Candi Singosari
masih berupa tumpukan Batu
dan dipugar oleh Dinas
Purbakala Hindia-Belanda pada
tahun 1934-1937. Bangunan
candi ini terletak di Desa
Candirenggo, Kecamatan
Singosari, Kabupaten Malang,
Jawa Timur, Indonesia. Dari
(Sumber : Gramedia) kota Malang jaraknya sekitar 10

km ke arah utara. Candi ini berada di antara Pegunungan Tengger dan Gunung Arjuno.
Dalam prasasti Gajah Mada yang bertahun 1351 M Candi Singosari disebutkan sebagai
tempat pendharmaan dari Raja Kartanegara. Dibangun pada masa Kerajaan Majapahit
sebagai bentuk penghormatan atas Raja Kertanegara yang gugur karena pengkhianatan dan
pemberontakan oleh anak buahnya, Jayakatwang dari Kediri. Raja kertanegara adalah raja
terakhir dari kerajaan Singasari. Ia mempunyai menantu yang bernama Raden Wijaya. Saat
pemberontakan terjadi dan Kertanegara dibunuh, Raden Wijaya melarikan diri bersama Arya
Wiraraja ke hutan di Trowulan yang dulunya merupakan tanah sima pada masa Kerajaan
Singasari. Dari sana wilayah tersebut mulai berkembang dan dinamakan Majapahit.
Kemudian Majapahit menjadi besar dan menjadi sebuah kerajaan. Jadi kerajaan singasari dan
Majapahit ada hubungannya, oleh sebab itu mengapa candi ini dibangun pada masa Kerajaan
Majapahit untuk menghormati Raja terakhir singasari. Raja Kertanegara dicandikan di Candi
Singasari dengan tiga arca perwujudan atau disebut sebagai trikaya, nirmanakaya
dilambangkan dengan Siwa-Buddha dalam bentuk Bhairawa, sambhogakaya dilambangkan
dengan Ardhanari, dan dharmmakaya dilambangkan dengan Jina dalam bentuk Aksobnya.

Pembangunan Candi
Candi Singasari adalah tempat pendharmaan bagi raja Singasari terakhir, Kertanegara. Candi
ini juga sebenarnya belum selesai dibangun, tampak ada banyak arca-arca kecil yang belum
selesai ditata. Ahli purbakala memperkirakan candi ini dibangun sekitar tahun 1300 M. Candi
ini dibangun atas kehendak Battara Sapta Prabu dan perintah Tribhuwana Wijayatunggadewi
kepada Gajah Mada. Candi Singarasi memiliki banyak julukan nama, cotnoh Candi Ungkup,
Candi Renggo, Candi menara. Tujuan dari pembangunan candi ini adalah untuk
mmeperingati wafatnya Kertanegara dan Mahabrahma. Mereka adalah kepala agama Siwa-
Buddha dari Kerajaan Singasari pada tahun 1292. Kepercayaan untuk membangun candi ini
diberikan kepada Patih Jinordhana. Selain candi Singasari, juga ada Candi Jawi yang
dibangun untuk menghormati Raja Kertanegara dan juga Siwa.
Struktur Bangunan
Secara fisik, sepintas bangunan candi ini terlihat bertingkat dua, karena bagian bawah atap
candi berbentuk persegi menyerupai bilik kecil dengan relung di masing-masing sisi
digunakan sebagai tempat menyimpan arca, namun saat ini relung itu sudah kosong,
menghadap ke barat, dan berdiri pada alas bujur sangkar dengan ukuran 14 meter persegi,
dibuat juga relief yang diukir dari atas menuju bawah. Tubuh candi berdiri di atas batur kaki
setinggi 1,5 meter tanpa adanya relief pada bagian kaki candi. Pintu masuk ke ruangan di
tengah tubuh candi menghadap ke selatan, pintu masuk ini terlihat sederhana. Di atas ambang
pintu terdapat pahatan kepala Kala atau Kirti Murka yang dipercaya dapat mengusir roh jahat
yang dapat membawa bencana. Jika diamati, hiasan pada sekeliling tubuh candi tidak
sepenuhnya kosong. Namun masih terdapat pahatan dan relief, yang terlihat sangat sederhana
dan menunjukkan bahwa pembangunan Candi Singosari sebenarnya belum terselesaikan dan
ditinggalkan begitu saja. Relief yang terdapat pada candi singasari sebagian besar adalah
berbentuk bunga dan binatang, salah satunya adalah singa yang saling bertolak pandang. Ada
juga relief yang bentuknya sederhana yang dipercaya belum terselesaikan ketika dibangun. Di
kiri dan kanan pintu, agak ke belakang terdapat relung tempat arca yang terbuat tanpa hiasan
kepala Kala dan bingkai. Juga terdapat relung serupa di ketiga sisi lain tubuh Candi singasari.
Ukuran relungnya lebih besar dilengkapi dengan bilik penmabil dan terdapat Hiasan kepala
Kala yang sederhana. Di tengah ruangan utama terdapat yoni yang sudah rusak bagian
atasnya, kakinya juga tidak ada pahatan apapun. Sekilas bangunan Candi Singasari terlihat
seperti bersusun dua karena bagian bawah atap candi berbentuk persegi, menyerupai ruangan
kecil dengan relung di masing-masing sisi. Puncak atap sendiri berbentuk meru bersusun,
makin keatas makin mengecil, sebagian puncak atasnya terlihat sudah hancur. Terdapat
sebuah ruangan yang digunakan untuk menaruh sebuah arca Lingga dan Yoni, sedangkan
pada tiap sisinya terdapat arca Ganesa di timur, Agastya di selatan, dan Durga dui utara.
Namun sisa yang ditemukan hanya Agastya.

Makna
Makna yang dapat saya dapatkan dari candi Singasari adalah candi ini penuh dengan seni.
struktur bangunan dari candi ini menginspirasi infrastruktur pada masa kini. Bentuk
bangunan yang indah juga kuat ini menjadi contoh bagi pembangunan jaman sekarang. Selain
itu, Candi Singasari juga menjadi objek penting dalam dunia pendidikan dan penelitian serta
bukti yang kuat atas keberadaan Kerajaan Singasari dan Majapahit. Dalam bidang Pariwisata,
Candi Singosari menjadi daya Tarik tersendiri baik untuk turis lokal maupun turis
mancanegara

Sumber : 1. https://rejogja.republika.co.id/berita/rohdai399/mengenal-candi-singosari-
tempat-peninggalan-raja-kertanegara

2. https://regional.kompas.com/read/2022/03/24/210641378/mengenal-candi-
singasari-di-malang-sejarah-lokasi-fungsi-dan-ciri-ciri?page=all

3. https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Singasari

4. https://lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/08/4.-SOSIALISASI-DAN-
PEMBUDAYAAN-PELESTARIAN-CAGAR-BUDAYA-CANDI-SINGOSARI.pdf

Anda mungkin juga menyukai