Peninggalan kerajaan Singasari pertama adalah Candi Singasari. Candi
ini terletak di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang dan terletak pada lembah di antara Pegunungan Tengger dan Gunung Arjuna. Berdasarkan Kitab Negarakertagama dan Prasasti Gajah Mada yang bertanggal 1351 M di halaman komplek candi, candi ini merupakan tempat “pendharmaan” bagi raja Singasari terakhir (Kertanegara) yang meninggal.
Candi Jago
Candi Jago merupakan pendharmaan Raja Ranggawuni (Wisnuwardana).
Arsitektur Candi Jago disusun seperti teras punden berundak. Candi ini unik karena bagian atasnya hanya tersisa sebagian karena tersambar petir. relief Kunjarakarna dan Pancatantra dapat ditemui di Candi ini.
Candi Kidal
Candi Kidal merupakan tempat pendharmaan bagi Anusapati.
Candi Jawi
Candi Jawi terletak di pertengahan jalan raya antara Kecamatan
Pandaan-Kecamatan Prigen. Candi Jawi merupakan tempat penyimpanan abu dari raja Kertanegara. Arca Dwarapala
Peninggalan selanjutnya adalah sebuah arca bernama Dwarapala. Arca
ini berbentuk menyerupai monster dengan ukuran yang terbilang cukup besar. Juru kunci tempat tersebut pun mengatakan bahwa arca ini adalah tanda bahwa Anda sudah memasuki wilayah Kotaraja. Hingga saat ini pun lokasi Kotaraja Singasari tidak pernah ditemukan secara pasti. Untuk itulah mengapa arca ini dikategorikan sebagai peninggalan sejarah dari kerajaan ini.
Candi Sumberawan
Merupakan satu-satunya bangunan stupa yang bisa Anda jumpai di Jawa
Timur. Candi ini sendiri berada di sekitar 6 km dari wilayah Candi Singasari. Selain dikategorikan sebagai peninggalan kerajaan, candi ini juga digunakan sebagai tempat ibadah oleh umat Buddha pada saat itu. Jika Anda melihat dan mengamatinya dari jauh, maka candi ini akan terlihat cukup indah karena lokasinya yang dekat dengan telaga yang memiliki air cukup jernih. Itulah mengapa candi ini diberi nama dan disebut dengan Candi Sumberawan.
Prasasti Mula Malurung
Peninggalan lain dari Kerajaan Singasari adalah Prasasti Mula Malurung
yang merupakan suatu piagam penganugerahan dan pengesahan dari Desa Malurung dan Desa Mula kepada tokoh bernama Pranaraja. Prasasti ini memiliki bentuk seperti lempengan-lempengan tembaga yang dibuat atas perintah ayah dari Raja Kertanegara sekitar tahun 1255.
Meski begitu, lempengan-lempengan yang ada ditemukan dalam dua
waktu yang berbeda. Yakni lempengan pertama ditemukan pada tahun 1975 di Kota Kediri. Kemudian lempengan kedua baru ditemukan sekitar bulan Mei 2001 pada lapak penjual barang loak yang tidak jauh dengan lokasi sebelumnya. Saat ini lempengan-lempengan dari prasasti Mula Malurung tersebut sudah disimpan pada Museum Nasional yang ada di Jakarta.