Upacara ini disebut pula upacara “Nelu-Bulanin”. Tujuannya adalah agar jiwa-atma si bayi
benar-benar kembali berada pada raganya. Disamping itu upacara ini juga merupakan
pembersihan serta penegasan nama si bayi. Serangkaian dengan upacara ini biasanya
dilakukan pula upacara turun tanah. Tujuannya adalah untuk mohon waranugraha kehadapan
Ibu Pertiwi bahwa si anak akan menginjak kakinya dan agar beliau melindungi /
mengasuhnya.
Upacara ini diadakan untuk bayi berusia 105 hari. Tapi, jika kondisi tidak memungkinkan
untuk mengadakan upacara, misalnya, jika keluarga tinggal di kota yang jauh dari kerabat
lain, dan ingin upacara diadakan dengan keluarga besar sementara bayinya terlalu muda
untuk diambil jauh, upacara dapat ditunda. Biasanya, mereka akan menyusun upacara dengan
upacara 6 bulan.
Upacara ini dipimpin oleh Pandita atau Pinandita. Makna Pandita atau Pinandita adalah orang
suci yang melakukan penyucian diri tahap lanjut.
BANTEN NYAMBUTIN
daksina,
suci,
pengulapan,
pengambean,
penyambutan,
jejanganan,
Lain dari itu terdapat pula anak-anak dari belego (ketimun), batu dan pusuh biyu
(jantung pisang).
daksina
tipat kelanan.