G2 - Makalah METPEN-5-7
G2 - Makalah METPEN-5-7
Tinjauan Pustaka
2.2 Nyeri
Nyeri merupakan suatu kondisi dimana tubuh merasakan tidak enak pada
bagian tertentu yang disebabkan karena gangguan jaringan. Nyeri dapat
diklasifikasikan dalam berbagai hal seperti nyeri akibat bengkak, nyeri akibat
penyakit tertentu namun pada umumnya masyarakat lebih sering merasakan nyeri
pegal linu. Pegal linu sendiri adalah rasa nyeri pada bagian tertentu yang dapat
timbul karena kelelahan setelah bekerja, olahraga, dan sebagainya atau merupakan
suatu gejala penyakit seperti masuk angin, pilek, dan sebagainya. Simplisia
penyusun diperlukan yang mempunyai kegunaan untuk mengurangi nyeri,
penyegar badan, dan penenang atau pelelap tidur Faktor-faktor penyebab penyakit
pegal linu diantaranya :
2.3.1 Analgesik
Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak enak dan yang
berkaitan dengan (ancaman) kerusakan jaringan. Ada lima klasifikasi dan jenis
nyeri diantaranya :
Nyeri akut merupakan nyeri yang dapat terjadi secara mendadak dan memberikan
respons terhadap pengobatan. Pengobatan dalam nyeri akut tipe ringan dapat
diberi non narkotik (asetaminofen, aspirin), nyeri akut tipe sedang dapat diberi
kombinasi non narkotik dan narkotik (kodein dan asetaminofen) dan nyeri akut
tipe berat dapat diberi obat golongan narkotik.
2.3.2 Klasifikasi
● Analgesik Non-narkotik
Parasetamol mempunyai efikasi yang mirip dengan asetosal, tetapi tidak dapat
menunjukkan aktivitas antiinflamasi, parasetamol kurang mengiritasi lambung
dan karena itu lebih disukai daripada asetosal, khususnya pada orang lansia.
Overdosis dengan parasetamol secara khusus berbahaya karena dapat
mengakibatkan kerusakan hati yang kadang-kadang tidak tampak dalam 4–6 hari
pertama (lihat Informasi tentang Penanganan Darurat pada Keracunan).
Analgesik antiinflamasi nonsteroid khususnya berguna untuk pengobatan pasien
dengan penyakit kronis yang disertai nyeri dan inflamasi. Beberapa AINS juga
digunakan untuk pengobatan jangka pendek nyeri ringan sampai sedang termasuk
nyeri muskuloskeletal ringan, tetapi parasetamol sekarang lebih disukai, terutama
pada orang lansia. AINS juga sesuai untuk mengurangi nyeri pada dismenore dan
untuk mengobati nyeri yang disebabkan tumor sekunder pada tulang yang
beberapa diantaranya menimbulkan lisis tulang dan melepaskan prostaglandin
(lihat Peresepan pada Perawatan Paliatif). Inhibitor selektif COX-2 dapat juga
digunakan menggantikan AINS non-selektif untuk pasien dengan resiko tinggi
efek samping serius saluran cerna. AINS termasuk ketorolac juga digunakan
untuk analgesia perioperatif
● Analgesik narkotik
Analgesik opioid dapat meredakan nyeri sedang hingga berat, terutama pada
organ dalam. Penggunaan berulang dapat menyebabkan ketergantungan dan
toleransi, tetapi ini bukan alasan untuk tidak mengobati rasa sakit yang parah.
Dalam kasus nyeri non-ganas kronis tertentu, opioid yang kuat harus digunakan,
pengobatan harus dilakukan di bawah bimbingan seorang spesialis, dan kondisi
pasien harus dinilai pada interval tertentu. Beberapa contoh analgesik narkotik
seperti turunan morfin, fentanil, kodein, dll (BPOM)