Anda di halaman 1dari 16

HUKUM PERIKATAN

Nurhayani

PERKULIAHAN 1

HUBUNGAN ANTARA
PERIKATAN DAN PERJANJIAN

www.esaunggul.ac.id
HUBUNGAN PERIKATAN DAN
PERJANJIAN

 Pasal 1233 : Tiap-tiap perikatan dilahirkan, baik


karena persetujuan, baik karena undang-undang.
 Buku III KUHPerdata tidak memberikan definisi
tentang perikatan.
 Menurut Ilmu Pengetahuan Hukum Perdata,
PERIKATAN adalah suatu hubungan hukum yang
terjadi antara 2 (dua) orang atau lebih, yang terletak
dalam lapangan harta kekayaan, dimana pihak yang
satu berhak atas prestasi dan pihak lainnya wajib
memenuhi prestasi itu. www.esaunggul.ac.id
Berdasarkan definisi diatas maka unsur perikatan
adalah:
1. Hubungan hukum
 Hubungan hukum ialah hubungan yang
terhadapnya hukum melekatkan “hak”
pada satu pihak dan melekatkan
“kewajiban” pada pihak lainnya.
 Apabila satu pihak tidak mengindahkan
atau melanggar hubungan tadi, maka
hukum dapat memaksakan supaya
hubungan tersebut dipenuhi ataupun
dipulihkan kembali

www.esaunggul.ac.id
2. Kekayaan
kekayaan disini adalah ukuran yang
dipergunakan dalam suatu
hubungan hukum baik yang dapat
dinilai dengan uang maupun tidak,
dan memberikan akibat hukum.

www.esaunggul.ac.id
3. Pihak-pihak
 Hubungan hukum harus terjadi antara 2 orang atau
lebih. Pihak yang berhak atas prestasi disebut
kreditur dan pihak yang wajib memenuhi prestasi
adalah debitur. Mereka ini yang disebut subjek
perikatan.
 Seorang debitur harus selamanya diketahui, oleh
karena seseorang tentu tidak dapat menagih dari
orang yang tidak dikenal. Lain halnya dengan
kreditur boleh merupakan seseorang yang tidak
diketahui.
 Dalam perikatan pihak kreditur dan debitur dapat
diganti. Penggantian debitur harus diketahui atau
persetujuan kreditur, sedangkan pergantian kreditur
dapat terjadi secara sepihak. www.esaunggul.ac.id
4. Prestasi (objek hukum)
Menurut Pasal 1234 KUH Perdata,
prestasi dibedakan atas:
a. memberikan sesuatu
b. berbuat sesuatu
c. tidak berbuat sesuatu

www.esaunggul.ac.id
SUMBER PERIKATAN

PERIKATAN

PERJANJIAN UU
(1313 KUHPdt) (1352 KUHPdt)

UU karena
UU saja
perbuatan manusia
(104 KUHPdt)
(1353 KUHPdt)

Perbuatan menurut hukum


Perbuatan melawan hukum
(1354 KUHPdt)
(1365 KUHPdt)
“zaakwarneming”
“onrechmatihge daad”
(1359 KUHPdt)
www.esaunggul.ac.id
PERIKATAN YANG LAHIR DARI UU

o Pasal 1352 : Perikatan yang lahir karena


undang-undang, timbul dari undang-undang
saja, atau dari undang-undang sebagai akibat
perbuatan orang.
o Pasal 1352 : Perikatan-perikatan yang
dilahirkan dari undang-undang sebagai akibat
perbuatan orang, terbit dari perbuatan halal
atau dari perbuatan melawan hukum
(onrechtmatige daad).

www.esaunggul.ac.id
o Perikatan yang bersumber undang-undang
semata adalah perikatan yang dengan
terjadinya peristiwa-peristiwa tertentu,
mengakibatkan lahirnya suatu hubungan
hukum (perikatan) diantara pihak-pihak yang
bersangkutan, terlepas dari kemauan pihak-
pihak tersebut.
o contohnya adalah kelahiran, kematian,
perkawinan, dan lampau waktu.

www.esaunggul.ac.id
PERIKATAN YANG LAHIR DARI UU KARENA
PERBUATAN MANUSIA
o Perikatan yang lahir dari UU karena perbuatan
manusia maksudnya ialah bahwa dengan
dilakukannya serangkaian tingkah laku oleh
seseorang, maka undang-undang melekatkan akibat
hukum berupa perikatan terhadap orang tersebut.
o Tingkah laku seseorang tadi mungkin merupakan
perbuatan yang menurut hukum dibolehkan atau
mungkin tidak dibolehkan (melawan hukum).
o contohnya perwalian sukarela (1354) dan
pembayaran tidak wajib (1359)

www.esaunggul.ac.id
o PMH (1365 KUHPdt) : Tiap perbuatan yang
melanggar hukum dan membawa kerugian
kepada orang lain, mewajibkan orang yang
menimbulkan kerugian itu karena
kesalahannya untuk mengganti kerugian
tersebut.

www.esaunggul.ac.id
SCHULD DAN HAFTUNG
 Setiap debitur mempunyai kewajiban menyerahkan
prestasi kepada kreditur. Karena itu debitur
mempunyai kewajiban untuk membayar utang. Dalam
istilah asing kewajiban itu disebut Schuld.
 Disamping schuld debitur juga punya kewajiban lain
yang disebut Haftung. Haftung adalah harta kekayaan
debitur yang dipertanggungjawabkan bagi pelunasan
utang debitur. Contohnya eksekusi atau lelang harta
kekayaan dibitur untuk melunasi utang-utangnya
kepada kreditur
 Asas pokok dalam Haftung ini terdapat dalam Pasal
1131 KUH Perdata.

www.esaunggul.ac.id
Baik UU maupun para pihak dapat menyimpang
dari asas tersebut, yaitu dalam hal
1. Schuld tanpa haftung, dapat dijumpai pada
perikatan alami (natuurlijke verbintenes).
Dalam perikatan ini sekalipun debitur punya
hutang (schuld) kepada kreditur, namun jika
debitur tidak mau memenuhi kewajibannya,
kreditur tidak dapat menuntut
pemenuhannya. Contoh : hutang yang timbul
karena perjudian. Jika debitur memenuhi
prestasinya , ia tidak dapat menuntut kembali
apa yang telah ia bayarkan

www.esaunggul.ac.id
2. Schuld dengan haftung terbatas. Dalam
hal ini debitur tidak bertanggung jawab
dengan seluruh harta kekayaannya, akan
tetapi terbatas sampai jumlah tertentu
atau atas barang tertentu. Contoh ahli
waris yang berkewajiban untuk
membayar schuld dari pewaris sampai
sejumlah harta kekayaan pewaris yang
diterima oleh ahli waris tersebut.

www.esaunggul.ac.id
3. Haftung dengan schuld dengan orang
lain. Jika pihak ketiga menyerahkan
barangnya untuk dipergunakan sebagai
jaminan oleh debitur kepada kreditur,
maka walau dalam hal ini pihak ketiga
tidak mempunyai hutang kepada
kreditur, akan tetapi ia
bertanggungjawab atas utang debitur
dengan barang dipakai sebagai jaminan.

www.esaunggul.ac.id
Terima Kasih

www.esaunggul.ac.id

Anda mungkin juga menyukai