Anda di halaman 1dari 29

MIKROBIOLOGI INDUSTRI

Presented By Group VII


Meet The Group

I Gede Kuja Mesha I Gede Made Arya Baskara


2213091025 2213091019
Contents
Table Of Contents
Bakteri yang digunakan Khamir yang digunakan
01 02
dalam industri dalam industri

Kapang yang digunakan Proses sterilisasi dalam


03 dalam industri 04 bidang industri

Metode penyimpanan kultur


Metode isolasi mikroba
05 untuk industri
06 mikroorganisme yang digunakan
dalam industri
1

Bakteri yang digunakan


dalam industri
Bakteri yang
digunakan
dalam industri
Bakteri digunakan dalam bidang
industri sejak tahun 1950 an,
bakteri digunakan dalam bidang
industri pangan, kesehatan, dan
juga lingkungan
Bakteri yang digunakan
dalam industri
2

Khamir yang digunakan


dalam industri
Khamir yang digunakan dalam industri
khamir (yeast) adalah mikroorganisme
pertama yang digunakan oleh manusia dalam
industri pangan dimulai sejak 5000 sm, orang
mesir menggunakan mikroba ini dalam
produksi minuman beralkohol melalui proses
fermentasi. spesies yang sering digunakan
adalah saccharomyces cerevisiae yang dikenal
sebagai baker’s yeast. Khamir merupakan
organisme uniseluler yang melakukan
reproduksi aseksual dengan pertunasan dan
seksual dengan spora. Cara reproduksi yang
paling sering dilakukan adalah reproduksi
aseksual. Khamir dapat dibedakan menjadi 2,
yaitu kelompok khamir sejati (true yeast) dan
kelompok khamir liar (wild yeast).
Khamir sejati khamir liar (wild
(true yeast) yeast).
Kelompok khamir sejati Kelompok khamir yang lain
merupakan khamir yang adalah khamir liar (wild yeast)
terdapat dalam kelas yang berciri tidak menghasilkan
Ascomycotina dengan ciri spora untuk
memiliki spora. Salah satu perkembangbiakannya. Pada
spesies yang masuk dalam kelas proses fermentasi, keberadaan
Ascomycotina adalah spesies-spesies ini terkadang
Saccharomyces cerevisiae yang diharapkan dan terkadang juga
sering digunakan dalam peragian tidak diharapkan dalam proses
kue. fermentasi.
Produk pangan
dari khamir
Produk Fermentasi (keju, yoghurt,
acar, sauerkraut, sosis, mentega,
kecap, minuman beralkohol dll)
Pewarna (contoh : angkak,
merupakan beras putih yang
difermentasikan sehingga berwarna
merah)
Glucose Syrup/ HFS (High Fructose
Syrup)
Pengental (xanthan gum, alginat dll)
Produk non-
pangan dari
Khamir
Asam-asam organik (asam
asetat, asam laktat dll).
Pelarut-pelarut organik
(etanol, aseton dll).
Asam-asam amino, enzim,
biosurfaktan.
Peningkat Cita Rasa (MSG,
Ribotide dll).
3

Kapang yang digunakan


dalam industri
Kapang yang digunakan
dalam industri
Kapang ataua dalam bahasa Inggris
disebut dengan mold adalah jamur
tingkat tinggi yang memiliki struktur
vegetatif yang disebut miselium.
Miselium ini merupakan kumpulan
hifa yang saling bertumpang tindih.
Bentuk dari miselium ini bervariasi,
dari koloni yang kecil hingga
membentuk struktur jamur
makroskopis yang bisa dilihat
dengan mata telanjang. Struktur ini
disebut dengan badan buah (fruiting
bodies).
Beberapa jenis kapang yang digunakan
dalam industri
Aspergillus niger, Kapang ini penting dalam pembuatan asam sitrat dalam industri. Penggunaan
asam sitrat dalam industri diketahui cukup luas, terutama dalam industri makanan. Bahan ini juga
dapat digunakan dalam indsutri farmasi.
Rhizopus oryzae, Kapang yang satu ini secara tradisional digunakan untuk produksi tempe. Kapang
ini membuat kedelai lebih enak untuk dimakan dan enzim yang dihasilkannya (potease, lipase dan
amilase) membuat penyerapan nutrisi menjadi lebih baik. Aroma dari tempe juga menjadi khas
karena kapang ini.
Neurospora sitophila, Kapang yang satu ini telah digunakan juga secara tradisional untuk
menghasilkan makanan bergizi lainnya yaitu oncom. Makanan ini berasal dari Jawa Barat dan telah
menyebar ke seluruh Indonesia. Hampir sama dengan R.oligosporus, kapang yang digunakan
dalam pembuatan oncom ini juga menghasilkan protease dan lipase yang berperan dalam
pembentukan nutrisi pada oncom.
Monascus purpureus Kapang ini digunakan untuk pembuatan angkak atau beras fermentasi. Hasil
fermentasi ini menghasilkan beras yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan sering dikonsumsi oleh
penduduk Asia
Penicillium sp. Kapang yang satu ini sangat dikenal karena dapat menghasilkan antibiotik penisilin.
Antibiotik ini merupakan antibiotik pertama yang ditemukan dan menjadi tonggak penemuan
antibiotik-antibiotik lainnya.
4

Proses sterilisasi dalam


bidang industri
Filtrasi
Sterilisasi dengan penyaringan (filtrasi)
yaitu teknik sterilisasi dengan
menggunakan suatu saringan yang
berpori sangat kecil yang berukuran
0,22 mikron atau 0,45 mikron. Cairan
yang akan disterilisasi dilewatkan ke
suatu saringan sehingga mikroba
tertahan pada saringan tersebut.
Sterilisasi dengan penyaringan
dilakukan untuk mensterilisasi bahan
yang mudah rusak jika terkena panas
dan bahan yang tidak tahan panas,
misalnya larutan enzim antibiotik.
sterilisasi secara fisika
Pemanasan Radiasi
1. Pemijaran (dengan api langsung). 1. Sinar Ultra Violet (UV) dapat digunakan
2. Panas kering, yaitu sterilisasi dengan untuk proses sterilisasi, misalnya
oven kira-kira 60-180⁰C. untuk membunuh mikroba yang
3. Uap air panas, merupakan sterilisasi menempel pada permukaan interior
dengan konsep mirip dengan Biological Safety Cabinet (BSC) atau
mengukus. Laminar Air Flow (LAF) dengan disinari
4. ) Uap air panas bertekanan, yaitu lampu UV.
sterilisasi menggunakan autoklaf. 2. Gamma bersumber dari Cu60 dan
Cs137 dengan aktivitas sebesar 50-500
kilo curie serta memiliki daya tembus
sangat tinggi.
sterilisasi secara kimia
Sterilisasi kimiawi merupakan
sterilisasi menggunakan senyawa
desinfektan. Desinfektan adalah suatu
bahan kimia yang dapat membunuh
sel-sel vegetatif dan jasad renik,
bersifat merusak jaringan. Contoh
desinfektan adalah alkohol, fenol, dan
halogen.
5

Metode isolasi mikroba


untuk industri
Metode isolasi mikroba
untuk industri

Isolasi bakteri adalah proses


pengambilan bakteri dari lingkungan
aslinya kemudian menumbuhkannya
pada media buatan sehingga bisa
memproleh hasil biakan murni dari
bakteri tersebut
Metode cawan
tuang
Metode ini dilakukan dengan cara
menentukan perkiraan bakteri jumlah
bakteri yang hidup dalam satu sampel.
Metode
pengenceran
Metode ini dilakukan dengan cara
melarutkan sampel kedalam aquades
sehingga lebih mudah dalam
mengisolasi mikroorganisme.
Metode cawan
tebar
Metode ini dilakukan dengan cara
menggoreskan jarum ose steril yang
telah dicelupkan kedalam organisme
yang telah dicairkan
6

Metode penyimpanan
kultur mikroorganisme
yang digunakan dalam
industri
Penyimpanan
Kultur
Organisme
Setelah mikroorganisme telah
diisolasi dan ditumbuhkan
dalam kultur murni, penting
untuk menjaga kelangsungan
dan kemurnian
mikroorganisme dengan
menjaganya dari kontaminasi.
Penyimpanan
Kultur
Organisme
Setelah mikroorganisme telah diisolasi dan
ditumbuhkan dalam kultur murni, penting
untuk menjaga kelangsungan dan kemurnian
mikroorganisme dengan menjaganya dari
kontaminasi. Biasanya pada laboratorium,
kultur murni dipindahkan secara berkala ke
medium yang baru (subkultur) untuk menjaga
kelangsungan dan kelanjutan pertumbuhan
mikroba. Pemindahan harus tetap dalam
kondisi aseptik untuk mencegah kontaminasi
Penyimpanan Jangka Pendek

Pemindahan Refrigerasi/ Gliserol Stab Culture Medium


Berkala ke Pengkulkasan Kultur disimpan dalam Daging
Digunakan hanya
Media Baru Penyimpanan kultur gliserol dalam suhu -20
untuk organisme
Matang
murni pada pendingin derajat Celsius dan sebisa
Memindahkan kultur non-fastidius pada
dalam suhu 0 - 4 derajat mungkin dihindarkan dari Digunakan untuk
mikroba ke media Celsius. suhu ruang.
pembekuan dan pencairan penyimpanan bakteri
baru. beruntun CTA (Cystine Trypticase Agar)
Bakteri dapat disimpan anaerobik.
Kekurangan teknik ini direkomendasikan untuk
2-3 minggu sedangkan Kultur harus dipindahkan
mikroba Neisseria dan
adalah Strain mikroba fungi 3 - 4 bulan. setelah 12 - 18 bulan.
streptococci.
dapat berubah.
Penyimpanan Jangka
Panjang
Pembekuan Kryopreservasi Lyofilisasi Paraffin
(Pembekuan -
dalam-70°C Pengeringan) Paraffin cair yang steril
Kultur mikroba dibekukan
dengan nitrogen cair pada dituangkan pada kultur dan
Mikroba dibekukan Mikroba dibekukan kemudian
suhu -196°C. Mnecegah disimpan pada suhu ruang.
dan disimpan pada kerusakan sel berkat proses dikeringkan dengan proses
suhu -70°C pengkristalan. sublimasi. Paraffin dapat membantu
Mikroba yang gagal di lyofilisasi mikroba tetap dorman dalam
Organisme non fastidius harus
dapat disimpan dengan metode ini. Mikroba dapat disimpan kondisi anaerobik dalam
di cairkan, diisolasi ulang dan
Mikroba dapat tetap viabel selama selama 30 tahun. hitungan bulan hingga tahun
dibekukan ulang 5 tahun sekali
10 - 30 tahun tanpa ada perubahan tergantung spesies
sedangkan untuk organisme
namun, teknik ini cukup mahal.
fastidius sekitar 3 tahun sekali.
THANK YOU
By Group VII

Anda mungkin juga menyukai