Anda di halaman 1dari 13

Studi Kasus

Tesco.com increases product range and uses triggered communications


to support CR

Disusun Oleh:
Amri Satria Nugraha 21911040

MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2023
Bab I

Pendahuluan

Sejarah dari Tesco :

Perusahaan Tesco Plc. didirikan pada saat Perang Dunia pertama. Melalui ekspansi serta
inovasi yang berkelanjutan, Tesco mampu melebarkan penulisp ke Negara-negara lainnya,
namun tetap agile dan adaptif dengan perubahan teknologi. Tesco merupakan salah satu
nama yang dibanggakan di Inggri, bahkan menjadi “mercusuar” dari Negara Inggris di
bdiang perdagangan.

Banyak pelaku industry yang mengatakan bahwa Tesco merupakan contoh


perusahaan sukses, karena menjadi salah satu perusahaan besar yang mampu bertahan hingga
delapan (8) dekade. Bahkan tidak hanya sekedar bertahan, saat ini Tesco tetap menjadi salah
satu perusahan ritel palong besar di dunia. Tesco saat ini memiliki jaringan 5.380 toko yang
terdiri dari megastore, supermarket dan convenience store yang tersebar di 14 negara,
memiliki karyawan sekitar 490 ribu karyawan di seluruh dunia, dan melayani pelanggan
dengan jumlah jutaan per minggu. Usaha utama Tesco ada di Inggris, dimana Tesco
merupakan perusahaan paling besar dan peritel makanan terbesar, yang memiliki kruang
lebih 2 ribu toko.

Di benua Eropa, Tesco melakukan ekspansi di beberapa Negara seperti Ceko,


Polandia, Hungaria, Irlandia, Turki, dan Hungaria. Sedangkan di benua Asia, Tesco memiliki
beberapa cabang seperti di Jepang, Taiwan, Korea Selatan, Thailand, dan Malaysia. Melalui
situs ecommerce Tesco.com, perusahaan mampu mencatatkan diri sebagai supermarket
online yang paling besar di dunia. Selain itu Tesco memiliki bisnis di bidang jasa keuangan
melalui entitas Tesco Financial Services, yang menaungi 4,6 juta rekening. Dengan
kepemilikan lebih dari 100 unit Tesco Express Chain, Tesco juga merupakan salah satu
penjual BBM terbesar di Inggris.

Awal mula berdirinya Tesco dimulai pada saat John Edward Cohen mendirikan Tesco
Stores Ltd. Di tahun 1932. Nama Tesco terinspirasi dari nama merchant tempat Tesco

2
membeli teh, yaitu T.E. Stockwell. Cohen sebenarnya mulai merintis usaha sebagai pedagang
dan peritel sejak tahun 1919 pada saat Cohen berinvestasi uang sebesar 30 pounds dari hasil
upahnya mengabdikan diri di the Royal Flying Corps pada Perang Dunia pertama.

Usaha Cohen berhasil sehingga Cohen terus mengembangkan menjadi usaha yang
lebih besar (wholesaling) yang menjual berbagai komoditas untuk para pedagang lainnya.
Delapan tahun setelah pendiriannya, ternyata Tesco bertumbuh pesat dengan mendirikan
lebih dari 100 toko kecil, utamanya di wilayah London. Pada 1935, Cohen memutuskan pergi
ke Amerika Serikat untuk memperdalam ilmu sistem food retailing. Namun harapan Cohen
untuk menerapkan konsep supermarket self-service American style ke Inggris harus ditunda
karena adanya Perang Dunia ke II.

Cita-cita Cohen baru dapat diwujudkan pada tahun 1947 dengan membuka toko self-
service yang pertama di St. Albans, Hertfordshire. Pada tahun tersebut, Tesco Stores Ltd.
mulai melantai ke bursa saham. Walaupun toko Tesco yang berada di St. Albans ini pada
akhirnya tutup di tahun 1948 karena tidak begitu menarik bagi pembeli, namun pada tahun
berikutnya dibuka kembali dan mampu memperoleh respons lebih baik dari konsumen.
Selama dua puluh tahun berikutnya, bisnis Tesco semakin berkembang pesat di seluruh
Inggris. Strategi utama Tesco dalam berkembang yaitu dengan mengakuisisi jaringan toko
ritel lainnya, antara lain : 19 toko Burnard (1955); 70 toko Wiliamsons Ltd. (1957); 200
cabang Harrow Stores Ltd. (1959). Di 1956, terdapat capaian yang luar biasa dari Tesco yaitu
pembukaan supermarket pertamanya di Maldon, Essex, yang menyediakan fresh food dan
juga traditional dry food.

Pencapaian lainnya terjadi di tahun 1967, dimana Tesco menyelesaikan konstruksi


gudangnya di Westbury, Wiltshire, dengan luas bangunan 90 ribu kaki persegi. Satu tahun
setelahnya Tesco mendirikan superstore pertamanya dengan luas bangunan 40 ribu meter
persegi di Crawley, Sussex. Istilah superstore yang diperkenalkan Tesco tidak hanya merujuk
pada luasan tokonya, namun juga pada variasi dan banyaknya pilihan produk yang dijual
dengan harga terjangkau. Sampai dengan 1976, Tesco memiliki hampir 900 supermarket dan
superstore yang dioperasikan dengan formula yang diperoleh dari Amerika Serikat. Namun
demikian, seiring dengan perkembangan zaman dan selera konsumen, strategi yang
diterapkan Tesco semakin lama semakin tidak mengenai sasaran. Margin Tesco mulai
menipis, pada akhirnya Tesco harus menghadapi masalah citra di mata konsumen sebagai
jaringan toko yang tidak nyaman. Kebanyakan toko Tesco juga sulit dioperasikan, bahkan
3
sulit mencari staf yang andal. Kondisi tersebut diperberat dengan persaingan yang semakin
ketat dengan Sainsbury Plc. sebagai salah satu pesaing terbesar. Untuk mengatasi kondisi
tersebut, di bawah kepemimpinan Ian MacLaurin, Tesco melakukan program modernisasi
secara massive. Tesco berani mengambil keputusan untuk menutup 500 tokonya yang tidak
memberikan kontribusi keuntungan. Sedangkan untuk toko-toko yang menguntungkan, Tesco
melakukan renovasi besar-besaran.

Tesco juga melakukan restrukturisasi dan komputerisasi sistem distribusinya, serta


membuka gudang persediaan yang tersentralisasi untuk mengirimkan barang ke toko –
tokonya, hal tersebut dinilai lebih efektif dan efisien dibandingkan apabila Tesco harus
tergantung pada jadwal pengiriman mitra pemasok. Tesco juga mengenalkan lini baru berupa
produk label privat, yang dikembangkan melalui proses R&D yang mendalam.

Manajemen perusahaan memutuskan mengganti nama Tesco Stores Ltd. menjadi


Tesco Plc pada tahun 1983. Satu tahun berikutnya, Tesco bermitra dengan Mark & Spencer,
untuk mendirikan shopping centre di luar kota - kota besar Inggris. Proyek pertama kerja
sama ini didirikan di Brookfield Centre, dengan menggabungkan superstore Tesco seluas 65
ribu meter2 dan department store milik Mark & Spencer seluas 69 ribu m2. Superstore Tesco
ini dilengkapi dengan 42 konter checkout yang terkomputerisasi dan memiliki 900 karyawan.
Pada tahun 1985, Ian MacLaurin diangkat menjadi Chairman Tesco yang bertepatan dengan
pembukaan superstore Tesco yang ke-100 di Inggris.

Pada awal tahun 1990, Tesco mengembangkan bisnis ritel Bahan Bakar Minyak. Di
1991, Tesco berhasil menjadi peritel BBM paling besar di Inggris. Lalu di 1992, Tesco
mengenalkan format toko Tesco Metro yang memiliki ukuran lebih kecil (10 ribu m2) untuk
wilayah area perkotaan. Yang paling penting, pada tahun 1995 Tesco berhasil menasbihkan
diri sebagai perusahaan ritel makanan dengan market share paling besar di Inggris.

Masa tahun 1990-1995 merupakan masa ekspansi Tesco ke luar Inggris. Di awal
tahun 1990, Tesco memiliki 371 toko di Inggris, Skotlandia dan Wales, 150 diantaranya
berupa superstore. Era ini adalah puncak fase Tesco dalam memenagkan market share bisnis
ritel dengan meluncurkan program pengembangan yang mencapai 1 miliar pounds yang akan
digunakan untuk menambah 60 toko baru dengan total luas bangunan lebih dari 2,3 miliar
meter2.

4
Pengembangan selanjutnya yaitu dengan mendirikan cabang di Prancis, Hungaria,
Polandia, Ceko, Slowakia, dan negara lainnya melalui strategi akuisisi jaringan toko ritel
setempat. Pada bulan Februari tahun 1995, Tesco berhasil menjadi perusahaan ritel pertama
di Inggris yang memiliki program loyalty berupa Tesco Clubcard. Di tahun 1997, Tesco
mendirikan Tesco Personal Finance untuk menyedikan produk kebutuhan pembiayaan bagi
pelanggannya. Pada tahun tersebut juga terjadi perubahan di organsisasi Tesco yaitu
digantinya MacLaurin yang pensiun dari jabatan chairman digantikan oleh John Gardiner.
Sedangkan Terry Leahy ditunjuk sebagai CEO.

Leahy mulai memperkenalkan strategi pertumbuhan Tesco. Di bawah


kepemimpinan Leahy, Tesco melaunching bisnis e-commerce yaitu Tesco.com, yang
menjadi salah satu kunci pengembangan bisnis strategis. Hal tersebut yang saat ini dinilai
mampu mengakselerasi pertumbuhan pendapatan Tesco. Penyediaan layanan grosir home
shopping dengan waktu yang relatif singkat mampu menjelma menjadi yang terbesar di
dunia. Ekspansi internasional Tesco semakin agresif, terutama untuk masuk ke pasar Asia
melalui Thailand (1998), Korea Selatan, Taiwan (2000), Malaysia (2002), Jepang (2003) dan
Cina (2004). Strateginya yaitu dengan cara mengakuisisi jaringan toko ritel di negara
tersebut.

Eskpansi Tesco di luar Inggris tidak berarti melupakan area bisnis utamanya, yakni
Inggris. Tesco justru berhasil semakin memenangkan persaingan dari pesaing-pesaing
utamanya, dan meningkatkan market share dari 15,4% (1998) menjadi 28% (2004). Pada
tahun tersebut, Tesco juga melakukan akuisisi besar (membeli saham) terhadap jaringan
convenience store T & S Stores Plc., yang memiliki 870 toko. Dari hal tersebut terlihat bahwa
transformasi dan inovasi merupakan agenda utama Tesco di perjalanan bisnisnya.
Selain itu peranan teknologi merupakan hal yang vital bagi perusahaan, sehingga Tesco
tidak ragu melakukan investasi dana besar - besaran untuk pengembangan IT demi
mengembangkan proses bisnisnya.

Strategi Tesco dalam penerapan sistem loyalty card bertujuan untuk memperoleh
database dan pengelolaan data konsumen, dengan didukung perangkat smart register untuk
mengkontrol inventori ataupun penjualan. Melalui cara ini, maka konsumen akan
mendapatkan poin dari setiap transaksi yang dilakukan. Poin yang dikumpulkan tersebut
dapat digunakan untuk melakukan pembayaran belanja di toko jaringan milik Tesco, di situs

5
Tesco.com, maupun toko ritel yang menjadi mitra Tesco. Singkat kata, Tesco dapat
mengintegrasikan seluruh platform untuk memberikan layanan yang optimal bagi konsumen.

Berdasar dari pengalaman Tesco, data dan pola konsumen dari historikal transaksi
belanja yang dilakukan, memiliki inormasi data yang lebih akurat untuk dianalisa
dibandingkan dengan data yang diperoleh dari analisa pasar yang pernah dilakukan
sebelumnya. Informasi yang diperoleh dari loyalty card digunakan untuk melihat profil
kelompok pelanggan, dan bukan untuk melacak informasi belanja setiap individu konsumen.
Sebagai tools marketing, dengan adanya loyalty card diharapkan mampu mendatangkan
pelanggan baru, di sisi lain pelanggan lama tertarik untuk meningkatkan nilai transaksi
belanjanya. Untuk manajemen Tesco, adanya loyalty card dapat memberi benefit dalam
positioning, penentuan produk, dan penentuan harga. Yang pertama, melalui data yang
didapat Tesco dapat membuat profiling pelanggan yang paling memberikan keuntungan bagi
perusahaan, sehingga hal tersebut dapat digunakan untuk membantu dalam membuat
keputusan positioning. Sebagai gambaran apabila contoh profil pelanggan yang paling
memberikan keuntungan adalah wanita yang seudah berkeluarga dengan jarak tinggal 5-10
km dari toko, maka Tesco dapat mengambil positioning untuk fokus menarik kelompok
konsumen tersebut. Selanjutnya informasi yang terkumpul dapat digunakan untuk
perencanaan iklan.

Selain hal di atas, data konsumen yang dimiliki perusahaan juga dapat dipakai untuk
penentuan keputusan produk peritel. Hal tersebut dapat dilakukan ketika toko ritel Tesco
memiliki dua produk yang sejenis. Pertanyaan bagi manajemen adalah manakah produk yang
harus lebih dipromosikan dan diberikan space yang yang lebih besar di toko? maka dengan
data dari loyalty card, dapat dilihat produk mana yang lebih diminati konsumen sehingga
perlu lebih diutamakan.

Dengan data yang dimiliki Tesco juga mampu menentukan strategi pricing yang
paling tepat. Sebagai contoh apabila toko ritel Tesco berkeinginan memaksimalkan profit dari
lini produk biskuit, manajemen dapat menawarkan beberapa produk biscuit berbeda dengan
harga yang lebih murah yang diiringi dengan promosi yang lebih kencang.

Untuk dapat mensukseskan program sistem loyalty card, ada beberapa faktor yang
harus dipenuhi, yang pertama, toko ritel harus memiliki mesin smart register yang terhubung

6
dengan jaringan data realtime, sehingga dapat digunakan untuk meng-input informasi kartu
ataupun data produk secara detail. Sistem ini juga harus terhubung dengan semua titik
layanan Tesco, termasuk situs Tesco.com.

Penerapan sistemasi tersebut memerlukan investasi yang sangat besar. Tesco


membelanjakan anggaran investasi hingga 200 juta pounds setiap tahun untuk menerbitkan
voucher, membelanjakan 11 pounds untuk setiap kartu fisik dan mengirimkan surat kepada
10 juta rumah tangga dengan frekuensi empat kali dalam satu tahun. Tesco terus berusaha
mengurangi biaya rata-rata program ini melalui kerjasama dengan peritel lain dalam program
loyalty cardnya.

Faktor berikutnya yaitu dengan program loyalty card menjadi menarik bagi peritel
lain. Tesco merupakan perusahaan ritel pertama yang memperkenalkan skema kerja sama ini.
Hal ini juga didukung oleh beberapa hasil studi yang menunjukkan terlalu banyaknya
program loyalty card dapat membuat kejenuhan dan mengurangi keefektifannya.

Faktor terakhir yaitu banyaknya jumlah pelanggan yang bergabung dalam program
loyalty card ini dan secara reguler menggunakannya pada saat berbelanja. Dalam hal ini,
Tesco mendapat keuntungan sebagai perusahan yang paling pertama menerapkan program
loyalty card yang tersedia di banyak jaringan toko dan variasi barang ritelnya. Cukup banyak
pelanggan yang tertarik dengan program ini karena konsumen memiliki kesempatan untuk
menghemat belanja rumah tangga mereka.

Melalui penerapan program loyalty card, Tesco pada saat itu merupakan salah satu
pengelola sistem manajemen informasi yang paling lengkap databasenya. Tesco juga dapat
memantau kinerja penjualan realtime di seluruh lini jaringan usahanya yang ada di berabgai
negara. Salah satu keunggulan Tesco yaitu perusahaan menerapkan penggunaan teknologi
terkini dan terus melakukan inovasi dengan terus menyesuaikan pada karakter dan kebiasaan
kondisi masyarakat konsumen setempat. Sebagai contoh inovasi yang dilakukan di Korea
Selatan, Tesco memiliki Homeplus yang merupakan jaringan ritel terbesar kedua setelah E-
Mart. Di Negara tersebut, Homeplus baru saja membuat toko virtual di stasiun - stasiun
subway dengan tujuan agar masyarakat dapat berbelanja lebih mudah di tengah
kesibukannya. Jaringan Homeplus kini punya 115 toko. Beberapa di antaranya berupa
hypermart. Homeplus juga punya toko e-commerce.

7
Ambisi Tesco di Korea Selatan adalah untuk mengeser posisi E-Mart sebagai jaringan
ritel yang dimiliki oleh Shinsegae Group dari posisi pertama sebagai jaringan toko ritel
terbesar. Strategi yang dilakukan yaitu selain dengan cara menambah jaringan toko fisiknya
juga menggunakan channel toko online. Atas penerapan strategi tersebut, online store milik
Homeplus saat ini menjadi pemain e-commerce nomor satu di Korea Selatan untuk barang
grosir, merchandise, dan consumer goods.

Toko virtual milik homeplus sebenarnya tidak menyimpan produk atau stock, toko
tersebut hanya berupa rak grosir virtual dimana di dalamnya terdapat gambar/model makanan
segar dan perishable. Konsumen yang membeli melalui toko virtual tersebut dapat memilih
produk yang diinginkan dengan cara cukup memindai kode QR produk tersebut
menggunakan smartphone mereka. Data produk yang telah dipilih melalui kode QR akan
masuk ke keranjang virtual konsumen. Bila konsumen menyelesaikan belanjanya, dia tinggal
menunggu barang pesanannya dikirimkan pada hari yang sama ke alamat yang telah diinput
di dalam sistem.

Konsep tersebut di atas dinilai cocok dengan karakteristik serta lifestyle konsumen di
Korea Selatan. Riset yang dilakukan oleh sebuah perusahaan di bidang pemasaran bernama
Cheil Worldwide, menunjukkan bahwa sebagian besar orang Korea Selatan beranggapan
bahwa belanja kebtuhan rumah tangga merupakan beban tersendiri. Hal tersebut dikarenakan
masyarakat Korea Selatan merasa sudah disibukan dengan berbagai aktivitas. Hasil riset
tersebut juga menunjukkan banyak masyarakat Korea Selatan yang menginginkan waktu
tunggunya dapat digunakan untuk kegiatan yang lebih produktif. Perkembangan pesat
homeplus juga didukung oleh penggunaan smartphone yang pesat di Korea Selatan, yang
diiringi dengan ketersediaan jaringan dan aplikasi yang dibutuhkan. Selama November 2010
hingga Januari 2011, Cheil Worldwide membantu mempromosikan virtual store Homeplus.
Hasil dari promosi tersebut membuat jumlah konsumen barunya naik 76% dan penjualan
online meningkat 130%.

8
Bab II
Isi

Bisnis Model Tesco

Bisnis Model Tesco saat ini mengarah ke model bisnis B to B dan B to C, karena Tesco
menyediakan layanan pemasaran berbagai produk dari perusahaan lain (B to B), selain itu
Tesco juga menjual produk tersebut ke pengguna akhir (konsumen) Bto C. Perusahaan Tesco
adalah E-Business yang memiliki model bisnis E-Commerce didalamnya sehingga Tesco
termasuk dalam model bisnis B2B dan B2C. Model bisnis B2B merupakan bentuk dari
E-Business, sedangkan B2C merupakan bentuk dari E-Commerce. Sehingga
kesuksesan Tesco tidak terlepas dari model bisnis yang menggunakan/mengutamakan
teknologi di dalamnya.

E-Business Economic Tesco

1. Cost of Production and Distribution

Produk yang dijual oleh Tesco bukan hasil dari produksi sendiri, sehingga tidak ada
biaya produksi. Produk yang dijual Tesco merupakan produk dari produsen lainnya
yang melakukan kerjasama dengan Tesco untuk menjual produk milik mereka. Dalam
pendistribusian kepada konsumen, Tesco mengandalkan kanal online dengan
mengunjungi situs Tesco. Sedangkan area pendistribusian Tesco yaitu Negara-ngara
di Eropa dan Asia.

2. Disintermediation & Reintermediation

Salah satu rantai pasokan yang tereliminasi dengan adanya Tesco yaitu proses
produksi barang serta agen atau distributor, karena Tesco dapat menjualnya langsung
kepada konsumen akhir melalui kanal online nya.

9
3. Economics of Information

Konsumen bisa memperoleh informasi mengenai produk yang dijual oleh Tesco
secara sama, dalam arti informasi yang diperoleh produsen maupun konsumen sama,
hal tersebut akan menciptakan pasar persaingan sempurna pada Tesco.

Security Payment System Tesco

Tesco menyediakan layanan pembayaran dengan PayPal untuk memudahkan konsumen


melakukan transaksi serta sebagai pelindung dari berbagai model modus penipuan di internet
seperti cyber crime. Namun kendala lain yang dihadapi Tesco adalah rasa khawatir konsumen
dalam membeli produk dari Tesco bukan karena pembayarannya dalam bertransaksi yang
tidak aman namun konsumen khawatir barang yang dipesan tidak sesuai dengan yang
diharapkan, sehingga Tesco memberikan keringanan bagi para konsumen yaitu apabila
barang yang dipesan konsumen mengalami masalah seperti kecacatan dalam pembuatan
produk tersebut atau barang yang di terima konsumen tidak sesuai dengan harapan konsumen
maka barang tersebut dapat diretur kembali ke Tesco.

Fungsi Bisnis Tesco

1. Pemasaran

Area pemasaran Tesco pada awalnya didaerah Inggris dan Amerika, namun kemudian
meluaskan area ke negara-negara eropa. Tesco masuk ke pasar Asia pada awal tahun
2000. Pada waktu itu Tesco hanya menjual produk biasa saja seperti pakaian,
peralatan rumah tangga, perabotan rumah, dan lain sebagainya secara online, dengan
seiring dengan berkembangnya waktu, Tesco mulai menambah berbagai varian
produk yang dijual seperti makanan, elektronik, alat olah raga, bahkan Tesco juga
memiliki bank online. Tentunya dalam pemasaran Tesco ini menggunakan berbagai
macam media dalam memasarkan produk – produknya seperti memasang iklan pada
website milik perusahaan lain, memasarkan melalui televise, dan lain sebagainya.
Proses memesan barang di Tesco ini hampir sama seperti Zalora jika kita ambil
contoh salah satu website yang hampir mirip dengan Tesco. Sehingga, proses
pemesanan barang di Tesco cukup mudah hanya dengan login terlebih dahulu dan
setelah pengguna sukses login atau masuk maka pengguna dapat memesan barang
yang akan dibeli.

10
2. Sistem Pembayaran

Keuangan Tesco terlihat pada acara pembayaran yang dilakukan oleh Tesco yaitu
dengan menggunakan kartu kredit seperti PayPal. Hal tersebut membuktikan bahwa
dalam perusahaan Tesco telah menerapkan teknologi informasi dalam bidang
pembayaran secara elektronik. Pembayaran yang berbasis teknologi informasi memiki
fungsi untuk memudahkan dalam melakukan transaksi dengan cepat dan konsumen
dapat melakukan pembayaran kapanpun dan juga dimanapun.

3. Teknologi Informasi

Dari keempat hal tersebut maka Tesco harus mampu mengontrol keempat hal tersebut
yaitu dalam pemasaran, produksi, sumber daya manusia, dan juga keuangan. Seperti
yang kita ketahui bahwa keempat hal tersebut sudah terintegrasi oleh teknologi
informasi dalam Tesco. Dalam melakukan pemasaran Tesco mengadakan kerja sama
dengan berbagai macam perusahaan untuk mau memasang produk mereka di Tesco
sehingga Tesco memiliki banyak barang untuk dijual sehingga memberikan minat
kepada konsumen untuk membeli hanya pada di Tesco karena produk – produk yang
dijual di Tesco murah dan lengkap sehingga apabila konsumen melakukan pembelian
barang pada Tesco akan meningkatkan finansial dari Tesco. Setelah konsumen telah
memilih produk – produk dari Tesco yang hendak dibeli maka selanjutnya terjadilah
proses pengiriman barang ke konsumen yang harus dilakukan dengan tepat waktu
dank arena Tesco memiliki manajemen sumber daya manusia yang baik maka
kemungkinan terjadinya keterlambatan dalam pengiriman sangatlah kecil sekali.
Produk – produk yang dijual di Tescopun bervariasi berkat adanya kerja sama dari
berbagai perusahaan sehingga dengan keterkaitan antara 4 fungsi bisnis tersebut telah
menjadikan Tesco menjadi website penjualan yang terbaik di eropa sampai saat ini
juga dan Tescopun mulai memasuki kawasan Asia untuk memperluas kembali
pemasaran – pemasaran produk – produk mereka demi meningkatkan finansial
perusahaan Tesco tersebut.

Integrasi antar fungsi bisnis

Dalam bidang Produksi, Pemasaran, Sumber Daya Manusia dan Keuangan yang dimiliki
Tesco seluruhnya telah terintegrasi. Sebagai ilustrasi dapat dilihat dari alur proses pemasaran
terlebih dahulu yang menggunakan loyalty card untuk menarik minat dari konsumen serta

11
adanya kerja sama antara pihak Tesco dengan para perusahaan yang lain. Proses kerja sama
dengan perusahaan – perusahaan tersebutlah yang menjadi gambaran proses produksi dari
Tesco yang selanjutnya jika konsumen memesan produk yang diinginkan maka Tesco harus
segera mengirim barang tersebut tepat waktu supaya tidak mengecewakan konsumen
sehingga hal tersebut merupakan letak manajemen sumber daya manusia yang baik dari
Tesco dan selanjutnya jika konsumen melakukan banyak transaksi akan menambah finansial
dari Tesco itu sendiri.

Teknologi yang diterapkan Tesco

1. Komunikasi

Kunci komunikasi perusahaan Tesco adalah program loyalty card yang disediakan
oleh Tesco. Hal tersebut menggambarkan bahwa Tesco memperhatikan para
konsumennya dengan memberikan diskon bagi pelanggan setianya. Selain itu kunci
komunikasi (CRM) yang diaplikasikan Tesco yaitu dengan menyediakan layanan
customer services untuk membantu para konsumen yang mengalami kesulitan dalam
menggunakan layanan Tesco.

2. Proses Transaksi

Seluruh proses transaksi di Tesco sudah menggunakan basis teknologi informasi,


salah satunya dengan PayPal. Sehingga konsumen yang akan membeli produk dari
Tesco cukup memilih produk yang diinginkan melalui kanal website atau aplikasi
atau toko virtual kemudian barang akan langsung dikirim ke alamat rumah konsumen.

3. Proses Distribusi

Tesco melakukan distribusi produk miliknya dengan cara mendapat distribusi dari
perusahaan lain, kemudian Tesco mendistribusikan produk tersebut ke konsumen
akhir melalui jaringan toko online milik Tesco. Selanjutnya konsumen yang
melakukan pembelian produk akan dikirim oleh Tesco melalui berbagai jalur
distribusi.

12
Bab III
Penutup

Kesimpulan dan Saran

Kunci model bisnis Tesco adalah terus melakukan inovasi, ekspansi dengan mitra strategis,
serta adopsi pemanfaatan teknologi dengan cepat. Seperti hasil penelitian yang baru saja
dirilis oleh Dell Technologies, penelitian tersebut mengungkapkan bahwa di tahun 2020 ini,
80% organisasi di seluruh dunia mempercepat program transformasi digitalnya.

Saran kedepan adalah Teso tetap terus berinovasi dengan menyesuaikan perkembangan
teknoligi yang ada, serta meningkatkan mitigasi risiko atas keputusan investasinya untuk
menjaga kondisi keungan perusahaan tetap sehat.

13

Anda mungkin juga menyukai