Anda di halaman 1dari 27

KEKUATAN PASAR

Penulis
Kelompok 2 : Ajeng Nuryatna (1813031032)
Novita Sari (1813031004)
Program Studi : Pendidikan Ekonomi

Mata Kuliah : Koperasi dan UMKM


Dosen : Dr. Erlina Rupaidah, M.Si.

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
KATA PENGANTAR

Al-hamdu lillah dengan rasa syukur kehadirat Allah swt. yang dengan rahmat
dan inayah-Nya, makalah Bidang “Kekuatan Pasar” telah selesai disusun untuk
dapat dibaca dan dipergunakan sebaik-baiknya.
Makalah ini disusun dengan maksud untuk menjadi bahan materi dan sebagai
salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Ekonomi Mikro.
Semoga dapat dijadikan bahan dalam usaha meningkatkan ilmu pengetahuan
khususnya dalam mata kuliah Ekonomi Mikro.
Dengan mempergunakan makalah ini semoga kita dapat meningkatkan
pengetahuan dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat, serta meningkatkan ibadah kita
kepada Allah swt.
Kepada Allah swt. kami memohon taufik dan hidayah-Nya semoga usaha
dalam membuat makalah ini senantiasa dalam keridhaan-Nya. Amiin.

Bandar lampung, 30 September 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................2
1.3 Tujuan Makalah.......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
2.1 Produk yang dihasilkan Ramayana........................................................3
2.2 Manajemen Pemasaran Ramayana........................................................4
2.3 Modal.........................................................................................................8
2.4 Keuntungan atau Omset..........................................................................19
2.5 Struktur Organisasi atau Manajemen Ramayana................................
2.6 Jumlah Karyawan....................................................................................
BAB III PENUTUP.........................................................................................24
3.1 Kesimpulan................................................................................................24
3.2 Saran..........................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................27

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mal Lampung atau Ramayana Mal Lampung adalah sebuah pusat
perbelanjaan di Bandar Lampung, Indonesia. Pertokoan ini terletak di Jalan ZA
Pagar Alam Rajabasa, Bandar Lampung. Mal ini mempunyai penyewa-penyewa
baik dari perusahaan nasional maupun internasional. Ramayana Mal Lampung
memiliki 3 lantai yang digunakan untuk interaksi ekonomi. Mal Lampung ini
memiliki total luas 14.158 m2 dengan perincian, lantai dasar: 5.033 m2, lantai 1:
4.819 m2, lantai 2: 4.306 m2. Mal ini memiliki konsep menjadi pusat
perbelanjaan dan pusat hiburan. Di bangunan seluas 15.000 meter persegi, selain
dimanjakan dengan hadirnya tenant-tenant atau penyewa property seperti,
Ramayana Department Store, Supermarket Robinson, Shoe Mart (pusat sepatu
terlengkap), dan Office Mart (pusat alat-alat kantor) serta Mall Lampung juga
memiliki foodcourt, dan arena bermain Zone 2000.
Ramayana didirikan pertama kali pada 14 Desember 1983 dan mulai
beroperasi secara komersial pada tahun 1983. Kantor pusat Ramayana berlokasi
di Jl. K.H. Wahid Hasyim No. 220 A-B, Jakarta 10250 – Indonesia. Ramayana
menjadi sangat popular dikalangan masyarakat terutama anak muda karena pusat
perbelanjaan ini termasuk Mal yang menawarkan banyak produk dan banyak
hiburan. Oleh karena itu, pembahasan makalah ini akan sangat menarik dengan
populernya Mal Ramayana dikalangan masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah
yang akan dibahas pada makalah, sebagai berikut:

1
1. Apa sajakah produk yang dihasilkan atau dipasarkan oleh Mal Ramayana?
2. Bagaimana bentuk dan strategi pemasaran yang dijalankan Mal Ramayana?
3. Bagaimana bentuk dan pengelolaan modal dalam Mal Ramayana?
4. Berapa banyak omset atau keuntungan yang didapatkan Mal Ramayana?
5. Bagaimana bentuk struktur organisasi atau menejemen dalam Mal Ramayana?
6. Berapa banyak jumlah karyawan yang dipekerjakan Mal Ramayana?

1.3 Tujuan Makalah


Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat disimpulkan beberapa tujuan makalah
yang akan menjadi pembahasan dalam makalah, sebagai berikut:
1. Mengetahui produk yang dihasilkan Mal Ramayana.
2. Memahami bentuk strategi pemasaran yang diterapkan Mal Ramayana.
3. Memahami bentuk dan pengelolaan modal Mal Ramayana.
4. Mengetahui Omset atau keuntungan yang didapatkan Mal Ramayana.
5. Memahami bentuk struktur organisasi Mal Ramayana.
6. Mengetahui jumlah karyawan yang dipekerjakan Mal Ramayana.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Produk yang dihasilkan Mal Ramayana


Produk yang dihasilkan Mal Ramayana adalah berupa barang-barang seperti
pakaian, sepatu, tas, makanan, baranng-barang rumah tangga, dan lain-lain
melalui outlet-outlet tersendiri baik tingkat nasional dan internasional.
Setiap generasi pelanggan Ramayana baru sudah melihat kemajuan dan
perubahan paduan produk dan penyajian, jasa yang ditawarkan dan pendekatan
iklan/promosi yang dipilih. Ramayana yang tumbuh dari satu outlet sederhana di
Pecinan Jakarta, mengikuti perkembangan ekspansi ekonomi, eksploitasi sumber
alam (tambang, energi, agribisnis) dan terus menggelinding pada tahun 1990an
hingga saat dibukanya tempat-tempat belanja kelas nasional hingga multi nasional
seperti Makro dan jaringan fast-food seperti Mc Donald’s.
Kebanyakan umat muslim Indonesia merupakan masyarakat yang memiliki
nilai-nilai tradisi. Status sosial yang ditandai dengan berpakaian yang benar telah
menjadi hal penting, dan masyarakat Indonesia selalu menyediakan anggaran
besar untuk belanja pakaian. Itulah mengapa Ramayana mampu memanfaatkan
kebutuhan pakaian bagus untuk momen Paskah, Lebaran, Natal dan hari raya
lainya, disamping bisnis perabot rumah tangga dan pakaian casual.
Tumbuhnya kelas menengah ke bawah dan kelas menengah di Indonesia
merupakan fenomena luar biasa, yang disertai terbentuknya selera, gaya dan
minat konsumen melalui mass media-terutama TV termasuk media cetak dan
internet. Kini pilihan pemenuh kebutuhan barang-barang konsumen, mulai dari
kios, pedagang tradisional, toko-toko “big-box” (seperti Ramayana) atau on-line
sudah merupakan impian pembeli-tetapi mimpi buruk bagi pedagang tradisional
yang berjuang mengikuti gaya dan selera yang cepat berubah.
Sering kali dikatakan bahwa hanya mereka yang cekatan/cerdas yang dapat
bertahan, dan makin besar, maka akan semakin sulit (dan mahal) membuat
perubahan mendasar yang sering kali dibutuhkan demi menyesuaikan dengan

3
keinginan konsumen. Ini merupakan pembenaran kerja sama kami dengan
perusahaan retail kelas dunia SPAR International, yang keberhasilannya sangat
kami harapkan, setelah kami membangun 90-100 outlet retail. Pengembangan
besar lainya juga siap untuk dilakukan jaringan Ramayana sesuai pergerakan
kami menuju era baru di bidang telekomunikasi, kelas menengah yang
berkembang dan budaya kaum muda yang canggih.

2.2 Manajemen Pemasaran Mal Ramayana


Penerapan Tata Kelola Perusahaan didasarkan pada prinsip dasar yang telah
memandu kemajuan manajemen Perusahaan dan Karyawan.
1. Tranparansi
Transparansi telah menjadi komitmen kami untuk menjamin tersedianya
informasi sehingga dapat diakses oleh pihak yang membutuhkanya. Informasi
ini diantaranya berupa laporan keuangan, manajemen perusahaan atau
kepemilikan perusahaan. Semua informasi ini harus akurat. Ramayana
menjunjung tinggi prinsip keterbukaan sebagaimana dimanifestasikan dalam
penerapan transparansi demi menyediakan informasi yang diperlukan para
pemangku kepentingan. Penerapan prinsip ini ditandai dengan selalu meng-
update website perusahaan www.ramayana.co.id, yang berfungsi sebagai
Platform informasi bagi masyarakat, investor dan para pemangku
kepentingan. Kepatuhan Ramayana terhadap transparansi juga ditunjukan
melalui Laporan Keuangan per-Kuartal dan Tahunan, Laporan Tahunan,
Pengungkapan Informasi dan Public Expose yang diadakan setiap tahun untuk
menyampaikan informasi tentang perkembangan yang sedang berlangsung di
Ramayana dan rencana- rencana ke depan.
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas ditandai dengan adanya mekanisme yang handal, peran dan
tanggungjawab manajemen profesional, pengambilan keputusan dan
kebijakan yang mungkin berdampak penting bagi operasional Perusahaan.
Ramayana memprioritaskan hak, kewajiban, kewenangan dan tanggungjawab

4
Dewan Komisaris, Direksi dan para pemangku kepentingan. Rapat untuk
menyusun keputusan strategis dilakukan secara regular antara Direksi, Dewan
Komisaris dan manajemen.
3. Tanggungjawab
Tanggungjawab mengacu pada uraian yang jelas tentang peran setiap orang
dalam mencapai tujuan bersama. Tanggungjawab juga menjamin kepatuhan
terhadap semua peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku. Sebagai
perusahaan publik yang

2.3 Pasar Oligopoly


Pasar oligopoly adalah salah satu bentuk pasar persaingan tidak sempurna.
Dimana hanya terdapat beberapa produsen atau penjual dengan banyak pembeli
dipasar. Beberapa contoh industry yang termasuk dalam kategori ini adalah industry
rokok, industry mobil, industry semen, jasa penerbangan dan lainya.1
Dalam pasar oligopoly produsen yang berhati-hati akan menganggap kurva
permintaanya adalah kurva permintaan yang paling rendah. Sehingga ia bisa
menentukan posisi optimumnya. Kemungkinan lain dalam penentuan output dan
harga dalam pasar oligopoly adalah menganggap bahwa setiap produsen akan
berusaha mempertahankan bagian dari pasarnya.2
Efek kesejahteraan dari bentu pasar oligopoly kurang lebih sama dengan
monopoly. Disatu pihak oligopoly menimbulkan efek negative dalam bentuk:
1. Kemungkinan adanya keuntunga yang terlalu besar (excess profit) yang
dinikmati oleh para produsen oligopoly dalam jangka panjang.
2. Kemungkinan adanya ketidakefisienan produksi karena setiap produsen tidak
beroperassi pada AC yang minimum.
3. Kemungkinan adanya eksploitasi terhadap konsumen maupun buruh karena
P>MC.

1
Erlina Rufaidah dan Nurdin. Ilmu Ekonomi Mikro, (Yogyakarta:Expert 2017). hal. 132.
2
Erlina Rufaidah dan Nurdin. Ilmu Ekonomi Mikro, (Yogyakarta:Expert 2017). hal. 133.

5
4. Ketegaran harga sering dikatakan menunjang adanya inflasi yang kronis dan
ini merugikan masyarakat secara makro.
Perusahaan yang bergerak dalam pasar oligopoly disebut oligopolies
(oligopolist). Sebagai produsen, keseimbangan terjadi bila laba maksimum tercapai.
analisis keseimbangan oligopoly tidak menekan dimensi waktu, melainkan kompetisi.
Perusahaan seimbang atau tidak bukan saja dilihat dari kemampuan mengatur output
dan harganya, tetapi juga kemampuan memprediksi perilaku pesaing. Karena itu
oligopolies akan mencapai keseimbangan bila perusahaan dapat melakukan apa yang
dilakukan dan tidak mempunyai alasan lagi untuk mengubah jumlah output dan
harga. Demikian juga dengan para pesaing.3
Jumlah produsen di pasar oligopoly sangat sedikit (biasanya antara 2 sampai dengan
10 perusahaan) yang menjual produk dipasar. Ketika ada kebijakan yang baru dari
satu perusahaan oligopoly, misalnya kebijakan menurunkan harga akan selalu ada
reaksi dari perusahaan lainya. Oleh sebab itu, dalam pasar oligopoly adakalanya
antarprodusen melakukan kesepakatan agar tidak terjadi kerugian, tetapi bisa juga
tidak melakukan kesepakatan. Agar tidak terjadi perang harga (price war), biasanya
mereka melakukan kesepakatan penetapan harga atau kesepakatan laindalam hal
menentukan pangsa pasar ataupun kesepakatan dalam menentukan kuota output yang
diproduksi.4
Untuk menganaisis keseimbangan perusahaan (yang bekerja pada pasar)
oligopoly dan tidak melakukan kesepakatan dengan oligopoly lainya dapat dijelaskan
melalui dua model yaitu Model Cournot dan Model Kinked Demand Curve.
1. Model Cournot
Model ini dikemukakan oleh Agustin Cournot dan model ini didasarkan pada
3 asumsi, yaitu:
a. Hanya ada dua perusahaan yang menjual produk yang sama dalam suatu
industry.

3
Erlina Rufaidah dan Nurdin. Ilmu Ekonomi Mikro, (Yogyakarta:Expert 2017). hal. 134.
4
Asfia Murni dan Lia Amaliawati, Ekonomika Mikro, (Bandung:Refika Aditama,2012), hal. 258.

6
b. Masing-masing perusahaan menerima output perusahaan lain sebagai
fakta yang tidak dapat diubah-ubah.
c. Kedua perusahaan berusaha memaksimalkan laba.

Andaikan yang menjual produk di pasar mula-mula hanya ada satu produsen,
berarti dalam hal ini produsen tersebut akan bertindak sebagai perusahaan monopoli
di mana seluruh permintaan pasar akan dikuasai olehnya, selanjutnya masuk satu
produsen yang menawarkan produk yang sama dan produsen baru ini menganggap
bahwa permintaan akan produknya sebesar permintaan pasar dikurangi permintaan
produk terhadap produsen lama, produsen lama akan menganggap bahwa pangsa
pasarnya sebagian diambil oleh produsen yang baru masuk, sehingga timbul reaksi
antarprodusen tersebut, keadaan ini dapat diilurstrasikan seperti contoh berikut ini:
Di pasar hanya dua perusahaan yang memasarkan produk dengan fungsi
permintaan pasar dinyatakan oleh persamaan Q=9-P, dengan demikian maksimal
output yang dapat di pasarkan oleh keduanya sebesar 9 unit (ketika harga sebesar 0),
sehingga masing-masing oligopolies akan bereaksi dengan setengah dari produk yang
ada di pasar yaitu:
1. Oligopolis A akan bereaksi dan menyediakan produk sebesar Qa= (9-
Qb)/2.
2. Oligopolis B akan bereaksi dan menyediakan produk sebesar Qb= (9-
Qa)/2.

7
gambar kurva cournot.
Keterangan gambar.
Keseimbangan Cournot yaitu Qa=Qb yang berpotongan di titik E, sehingga besarnya
Qa dapat dihitung dengan menyubtitusikan fungsi Qb ke fungsi Qa.5

9−Qa Qa Qa
9− 9−4,5+ 4,5+
2 2 2 Qa
Qa= = = =2,25+
2 2 2 4

Qa=2,25+Qa/4

Selanjutnya persamaan di atas dikalikan dengan 4 sehingga:


Qa
4 Qa=4 (2,25+ )
4
4 Qa=9+Qa
5
Asfia Murni dan Lia Amaliawati, Ekonomika Mikro, (Bandung:Refika Aditama,2012), hal. 258

8
4 Qa−Qa=9
3 Qa=9
Qa=3
Karena Qa=3 maka Qb dapat di peroleh:
9−Qa 9−3 6
= = =3
2 2 2
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keseimbangan terjadi disaat Qa=Qb =3 unit,
artinya jumlah output kedua perusahaan (oligopolis A+B) yannng ada di pasar adalah
sebesar: Q=Qa+Qb= 3+3 = 6 unit, sedangkan harga yang terjadi sebesar: Q=9-P →
P=9-Q → P=9-6=3 (satuan uang), kondisi harga dan jumlah output kedua oligopolies
dapat digambarkan sebagai berikut:

gambar kurva permintaan pasar.


Keterangan gambar:
Memperlihatkan kurva permintaan pasar terhadap suatu produk dengan fungsi
permintaan pasarnya sebesar Q=9-P, dan harga yang terbentuk setelah produssen

9
saling bereaksi sebesar 3 (satuan uang) dan kuantitas yang terjadi sebesar 6 unit (lihat
cara mendapatkan nilai harga dan kuantitas keseimbangan).6

3. Model Kkinked Demand Curve


Model ini dikemukakan oleh Paul Sweezy, asumsi yang digunakan adalah:
a. jika seorang produsen menaikan harga produk maka akan kehilanngan
konsumen karena konsumen akan membeli produk pada produsen
yang tidak menaikan harga, sehingga kondisi tersebut tidak akan di
ikuti oleh produsen lain.
b. jika produsen menurunkan harga maka dengan cepat akan di ikuti oleh
produsen lain karena takut kehilangan konsumen, akibatnya produsen
yanng pertama kali menurunkan harga tidak dapat meningkatkan
pangsa pasarnya.
Sebagai contoh dari model kinked demand curve dapat di ilustrasikan
sebagai berikut. Misalkan di pasar terdapat 2 perusahaan yang
menawarkan suatu produk dengan permintaan yang dihadapi:
1. permintaan perusahaan 1 dinyatakan dalam fungsi Q1=210-30P
2. Permintaan perusahaan 2 dinyatakan dalam fungsi Q2=90-10P
3. Permintaan produk terhadap perusahaan 1 lebih elastis
dibandingkan perusahaan 2 sampai pada output tertentu,
selanjutnya permintaan terhadap perusahaan 2 lebih elastis
dibandingkan dengan perusahaan 1, akibat kondisi tersebut ada dua
kemungkinan harga yang terbentuk di pasar yaitu harga yang
ditetapkan produsen 1 dan harga yang ditetapkan produsen 2.
4. Konsumen akan memutuskan untuk membeli barang yang
harganya lebih murah.

6
Asfia Murni dan Lia Amaliawati, Ekonomika Mikro, (Bandung:Refika Aditama,2012), hal. 261.

10
gambar kurva permintaan perusahaan oligopoli model kinked demand curve.
keterangan :
1. Kurva ABC adalah kurva AR¹ atau D¹ = permintaan produk untuk yang
dihasilkan perusahaan 1 dengan fungsi permintaan; Qd¹ = 210-30 P atau P¹ =
7 – 1/30Qd¹ Fungsi AR¹ = P¹. Kurva AF adalah kurva MR perusahaan 1.
2. Kurva DBE adalah kurva AR² = D² = Permintaan sebesar Qd² = 90-30P atau
P²=9-1/9 Qd² Fungsi AR²=P². Kurva AG adalah kurva MR perusahaan 2.
3. Ketika kurva AR¹ lebih rendah dari AR² konsumen akan meminta atau
membeli produk perusahaan 1. Kurva permintaan yang digunakan konsumen
adalah AR¹ (dimulai dari titik A sampai titik B) karena untuk Q (jumlah

11
produk) yang sama, harga produk perusahaan 1 lebih rendah dari harga
produk perusahaan 2.
4. Ketika kurva AR¹ lebih tinggi dari AR² konsumen akan meminta/membeli
produk perusahaan 2. Kurva permintaan yang digunakan konsumen adalah
AR² (dimulai dari titik B sampai titik E) karena untuk Q (jumlah produk) yang
sama, harga produk perusahaan 2 lebih murah dari harga produk perusahaan
1.
5. Berdasarkan kondisi pasar tersebut dapat disimpulkan:
a. kurva permintaan produk perusahaan 1 adalah kurva ABC
b. kurva permintaan produk perusahaan 2 adalah kurva DBE
c. Kurva permintaa pasar untuk produk perusahaan 1 dan 2 akan berbentuk
patah seperti kurva mulai dari titik A, ke titik B dan ke titik E (kurva
ABE).
d. Kurva MR pasar untuk produk perusahaan 1 dan 2 akan berbentuk garis
dari titik A ke H, ke I dan ke G (kurva AHIG). kurva MR pasar mula-mula
akan mengikuti kurva MR dari perusahaan 1 yaitu garis AH, selanjutnya
kurva MR pasar akan mengikuti MR perusahaan 2 yaitu garis DG, namun
garis MRnya dimulai pada titik H, ke titik I berbentuk tegak lurus
(vertikal), kemudian bergerak terus mengikuti MR perusahaan 2 yaitu
garis IG.
Pada gambar tersebut, menunjukankurva permintaan perusahaan oligopoli
yang terpatah (kinked demand curve) yaitu garis ABE. Kurva marginal
revenuenya (MR) adalah garis AHIG.7 Untuk mengetahui berapa unit output
pada saat terjadinya patahan dari kurva permintaan (titik B) dan harga yang
terjadi ketika saat patahan kurva MR (titik H dan I), akan dijelaskan dengan
analisis matematis berikut:
1. Permintaan produk terhadap perusahaan 1 dinyatakan dengan fungsi
Q1=210 – 30P

7
Asfia Murni dan Lia Amaliawati, Ekonomika Mikro, (Bandung:Refika Aditama,2012), hal. 263.

12
2. Permintaan produk terhadap perusahaan 2 dinyatakan dengan fungsi
Q2=90 – 10P
3. Biaya produksi dinyatakan dengan TC= 3,5Q + (1/60)Q²
Perhitunganya adalah sebagai berikut:
Kondisi AR, TR dan MR produk perusahaan 1
 Q1 = 210 – 30P1 → 30P1 = 210 – Q1 → AR1 = P1 = 7 – (1/60)Q1
 TR1 = P1 × Q1 → TR1 = [7 – (1/30)Q1 ] × Q1 → TR1 = 7Q1 – (1/30)Q1²
 MR1 = TR1 = 7 – (2/30)Q1 → MR1 = 7 – (1/15)Q1
Kondisi AR, TR dan MR produk perusahaan 2.
 Q2 = 90 – 10P2 → 10P2 = 90 – Q → AR2 = P2 = 9 – (1/10)Q2.
 TR2 = P2 × Q2 → TR2 = [9 – (1/10)Q2 ] × Q2 → TR2 = 9Q2 – (1/10)Q2².
 MR2 = TR2 = 9 – (2/10)Q2 → MR2 = 9 – (1/5) Q2.
Jumlah output ketika terjadi patahan kurva AR dititik B dapat di hitung sebagai
berikut:
Q 1=Q 2
210−30 P=90−10 P
20 P=120
P=6

P 1=P 2

7− ( 301 ) Q 1=9−( 101 ) Q 2


1 3
−( )Q+ ( )Q=9−7
30 30

( 302 ) Q=2
2 Q=60
Q=30

Nilai batas atas dan batas bawah dari terputusnya MR adalah:

13
MR 1=7− ( 151 )Q
1
¿ 7−( ) 30
15
30
¿ 7−( )
15
¿ 7−2
MR 1=5

MR 2=9− ( 15 ) Q
1
¿ 9−( ) 30
5
30
¿ 9−( )
5
¿ 9−6
MR 2=6

Nilai Marginal Cost sebesar MC = TC = 3,5 + (1/30)Q

MC=3,5+ ( 301 ) Q
1
¿ 3,5+( )30
30
¿ 3,5+1
MC=4,5

Nilai ATC disaat Q = 30 sebesar ATC = 3,5 + (1/60)Q = 3,5 + (1/60)30 = 4.


Keuntungan yang aka diperoleh perusahaan sebesar:
Profit = (AR –ATC) × Q = (6-4) × 30 = 2 × 30 = 60 (satuan uang)
Atau dengan cara lain dengan mengurangkan nilai TR dengan TC,
Keuntungan = TR-TC

14
= [P×Q] – [3,5Q + (1/60)Q²]
= [6×30] – [(3,5 × 30) + (1/60)(30²)]
=180 - 120
= 60 (satuan uang)

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat ditampilkan gambar tentang kondisi harga


jual dan jumlah output serta keuntungan yang dihasilkan perusahaan yang bekerja di
oligopolis.8 Perhatikan gambar berikut:

gambar kurva permintaan di pasar oigopoly.


Keterangan:
1. Titik B Merupakan patahan kurva permintaan atau kurva AR di pasar
oligopoli. Dengan Q = 30 dan P = 6.
2. Titik H merupakan patahan kurva MR batas atas dengan Q = 30 dan MR = 5
8
Asfia Murni dan Lia Amaliawati, Ekonomika Mikro, (Bandung:Refika Aditama,2012), hal. 264

15
3. Titik I merupakan patahan kurva MR batas bawah dengan Q = 30 dan MR =
3
4. Keseimbangan perusahaan terjadi ketika MR = MC di titik J dengan Q = 30
dan P = 4,5 (satuan uang).
5. Profit Maksimum sebesar segi empat NBKM = 60, disaat Q = 30 unit, AR = 6
(satuan uang) dan ATC = 4 (satuan uang).

2.4 Kekuatan Pasar Oligopoly

Istilah Oligopoli berasal dari bahasa Yunani, yaitu: Oligos Polein yang
berarti: yang menjual sedikit. Hal ini disebabkan karena jumlah penjual dalam jenis
pasar Oligopoli memang tidak terlalu banyak. Paling tidak terdapat antara 10-15
penjual. Bahkan ada yang benar-benar hanya terdiri dari 2 penjual yang disebut
dengan pasar duopoli. Melihat sedikitnya jumlah penjual pada pasar Oligopoli,
persaingan yang terjadi di dalamnya sangatlah ketat. Sebuah perusahaan dalam pasar
oligopoli akan langsung melakukan reaksi bila perusahaan pesaingnya melakukan
tindakan yang mempengaruhi pasar.
Istilah oligopoli berarti beberapa penjual. Beberapa penjual di dalam
konteks ini maksudnya dimana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa
perusahaan. Beberapa dapat berarti paling sedikit 2 dan paling banyak 10 sampai 15
perusahaan. Pasar oligopoli merupakan suatu struktur pasar dimana hanya terdapat
beberapa produsen yang menghasilkan barang-barang yang bersaing.
Terdapat beberapa perusahaan raksasa yang menguasai sebagian besar
pasar oligopoli, katakanlah 70-80% dari seluruh produksi atau nilai penjualan dan
disamping itu terdapat pula beberapa perusahan kecil. Beberapa perusahaan golongan
yang pertama (yang menguasaipasar) sangat saling mempengaruhi satu sama lain,
karena keputusan dan tindakan oleh salah satu dari padanya sangat mempengaruhi
perusahan-perusahaan lainnya. Sifat ini menyebabkan setiap perusahaan harus
mengambil keputusan yang berhati-hati didalam mengubah harga, membuat desain,

16
mengubah teknik memproduksi dan sebagainya. Sifat saling mempengaruhi ini
merupakan sifat yang khusus dari perusahaan dalam pasar oligopoli, yang tidak
terdapat dalam bentuk pasar lainnya.9
Dalam perekonomian yang sudah maju, pasar oligopoli banyak terdapat
karena teknologi sudah sangat modern. Teknologi modern mencapai efisiensi yang
optimal hanya sesudah jumlah produksi mencapai tingkat yang sangat besar .
Keadaan ini menimbulkan kecenderungan pengurangan jumlah perusahaan dalam
industri. Contoh pasar yang tergolong ke dalam pasar oligopoli antara lain adalah
pasar mobil, motor, dan pembuatan pesawat terbang. Ada dua faktor penting yang
menyebabkan terbentuknya pasar oligopoli yaitu sebagai berikut :
1. Efisiensi Skala Besar Dalam dunia nyata, perusahaan-perusahaan yang
bergerak dalam industri mobil, semen, kertas, pupuk dan peralatan mesin
umumnya berstruktur oligopoli. Teknologi padat modal (capital intensive)
yang dibutuhkan dalam proses produksi menyebabkan efisiensi (biaya rata-
rata minimum) baru tercapai bila output diproduksi dalam skala sangat besar.
Dalam industri mobil, untuk satu jenis, skala efisiensi baru tercapai jika
produksi mobil minimal 50.000 sampai 100.000 unit per tahun. Bila
perusahaan memproduksi tiga jenis mobil saja, output minimal seluruhnya
antara 200.000 – 300.000 unit per tahun. Selanjutnya bila biaya produksi per
mobil puluhan juta rupiah, maka dana yang dibutuhkan untuk memproduksi
sebanyak ratusan miliyar rupiah per tahun. Jika dihitung dengan biaya
investasi awal, maka perusahaan yang ingin memasuki industri mobil harus
menyiapkan dana triliunan rupiah. Keadaan tersebut merupakan hambatan
untuk masuk bagi perusahaan-perusahaan pesaing. Tidak mengherankan jika
dalam pasar oligopoli hanya terdapat sedikit produsen.
2. Kompleksitas Manajemen Berbeda dengan tiga struktur pasar lainnya
(persaingan sempurna, monopoli, dan persaingan monopolistik), struktur
pasar oligopoli ditandai dengan kompetisi harga dan non harga. Perusahaan
juga harus cermat memperhitungkan setiap keputusan agar tidak

9
http://www.ekonomikontekstual.com/

17
menimbulkan reaksi yang merugikan dari perusahaan pesaing. Karena itu
dalam industri oligopoli, kemampuan keuangan yang besar saja tidak cukup
sebagai modal untuk bertahan dalam industri. Perusahaan juga harus memiliki
kemampuan manajemen yang sangat baik agar mampu bertahan dalam
struktur industri yang persaingannya begitu kompleks. Tidak banyak
perusahaan yang memiliki kemampuan tersebut, sehingga dalam pasar
oligopoli akhirnya hanya terdapat sedikit produsen.
Ada dua macam bentuk hubungan antara perusahaan-perusahaan yang
terdapat di dalam pasar oligopoli yaitu sebagai berikut10 :
1. Oligopoli dengan kesepakatan (Collusive Oligopoly)
Kesepakatan antara perusahaan dalam pasar oligopoli biasanya berupa
kesepakatan harga dan produksi (kesepakatan ini kadang disebut sebagai
“kolusi” atau “kartel”) dengan tujuan menghindari perang harga yang akan
membawa kerugian bagi masing-masing perusahaan pada kondisi tertentu
(contoh adalah kesepakatan produksi dan harga pada OPEC). Bentuk
persepakatan ini biasanya mengatur tentang banyaknya jumlah produksi yang
boleh dihasilkan oleh masing-masing perusahaan berikut dengan harganya
yang sama juga. Kesepakatan dalam jumlah produksi dapat berupa pembagian
secara merata, yaitu pembagian produksi yang didasarkan pada banyaknya
jumlah permintaan efektif di pasar terhadap jumlah perusahaan yang
menghasilkan produk yang sama.
2. Oligopoli tanpa kesepakatan (Non Collusive Oligopoly)
Persaingan antar perusahaan dalam pasar oligopoli biasanya berupa perbedaan
harga dan jumlah produk yang dihasilkan. Perbedaan harga dan jumlah
produksi (bisa saling berhubungan positif timbal balik) dilakukan dalam
rangka ingin mendapatkan jumlah pembeli yang lebih banyak dari
sebelumnya (dari pesaingnya). Terdapat beberapa hal yang mungkin terjadi
dalam pasar persaingan ini sehubungan dengan tingkat harga dan jumlah
produksi (produk yang dihasilkan relatif sama) yaitu sebagai berikut :

10
http://www.ekonomikontekstual.com/

18
a. Bila terdapat satu perusahaan yang mencoba memperbanyak jumlah
produksinya agar harga jual produknya relatif lebih murah dibandingkan
dengan pesaingnya, maka biasanya langkah ini akan diikuti oleh pesaing
dengan menurunkan harga jual produknya.
b. Bila satu perusahaan mulai menurunkan harga jual produknya tanpa
menambah jumlah produksinya dengan maksud untuk menguasai pangsa
pasar, maka langkahnya akan diikuti oleh perusahaan lain, baik dengan
cara menurunkan harganya semata atau menurunkan harga dengan cara
menjual lebih banyak produknya di pasar.
c. Bila satu perusahaan menaikkan harga jual produknya, baik dengan cara
langsung pada penurunan harga ataupun dengan cara mengurangi jumlah
produksinya, maka perusahaan lain relatif tidak akan mengikutinya.
Berdasarkan produk yang diperdagangkan, pasar oligopoli dapat
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Pasar oligopoli dengan diferensiasi produk (Differentiated Oligopoly)
Pasar ini merupakan suatu bentuk praktek oligopoli dimana barang yang
diperdagangkan dapat dibedakan, Contohnya pasar sepeda motor di Indonesia
yang dikuasai oleh beberapa merek terkenal seperti Honda, Yamaha dan
Suzuki.
2. Pasar ologopoli tanpa diferensiasi produk (Pure Oligopoly)
Jenis ini merupakan praktek oligopoli dimana barang yang diperdagangkan
merupakan barang yang bersifat identik, misalnya praktek oligopoli pada
produk air mineral, semen, pupuk dll.
Biasanya perusahaan yang bermain dalam persaingan oligopoli adalah
perusahaan yang telah mapan, baik dari segi pengalaman, modal, sumber daya
(manusia dan bahan baku) serta teknologi. Oleh karena itu, untuk persaingan
oligopoli agaknya sukar bagi perusahaan baru untuk memasukinya, terutama pada
persaingan yang didalamnya terdapat kesepakatan/kartel. Adapun hambatan-
hambatan itu diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Skala Ekonomis

19
Perusahaan yang telah lama berproduksi dan beroperasi relatif lebih memiliki
kesempatan untuk menikmati skala ekonomis, karena untuk memperbesar
produksinya perusahaan tersebut cukup menambah dari produksi yang sudah
ada, sehingga sangat memungkinkan untuk menurunkan biaya produksi dan
relatif akan mampu menjual produksinya dengan harga yang relatif lebih
murah bila dibandingkan para pendatang baru.
2. Ongkos Produksi yang Berbeda
Perusahaan bisa menurunkan biaya produksi dengan membuka kapasitas
produksi baru daripada tetap menggunakan kapasitas yang lama dan
seterusnya, sementara bagi perusahaan baru hal itu dilakukan karena harus
mengeluarkan segala macam biaya yang tidak disertai dengan produksi
langsung (misalnya biaya pendidikan karyawan agar menjadi terampil).
3. Keistimewaan Hasil Produksi
Bagi perusahaan yang telah lama berdiri dan sama lamanya dengan produk
yang dihasilkan menyebabkan produk tersebut menjadi dikenal oleh
masyarakat dan menciptakan konsumen yang loyal pada produknya. Selain
itu, berhubung dengan tingkat kerumitan produk yang dihasilkan membuat
perusahaan baru haruslah dengan cermat dan hati-hati mempelajarinya
sehingga membutuhkan waktu yang lama, sementara bagi perusahaan lama
hal tersebut adalah hal biasa. Selanjutnya, keistimewaan lain adalah bahwa
perusahaan lama menghasilkan produk yang berfungsi sama akan tetapi
disesuaikan dengan tingkatan pemakaiannya.

20
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kekuatan pasar merupakan kemampuan perusahaan untuk
secara menguntungkan menaikan harga pasar barang atau jasa atas biaya
marjinal. Di pasar persaingan sempurna, pelaku pasar tidak memiliki
kekuatan pasar. Sebuah perusahaan dengan daya total pasar dapat
menaikan harga tanpa kehilangan pelanggan kepada pesaing.
Pasar persaingan sempurna merupakan pasar untuk produk-
produk yang memiliki banyak penjual dan pembeli serta setiap penjual
ataupun pembeli tidak dapat mempengaruhi keadaan pasar, artinya tidak
dapat mempengaruhi harga pasar atau tidak memiliki kekuatan pasar.
Supply dan demand dalam pasar persaingan sempurna
menentukan tingkatan harga dalam pasar. Produsen secara individu harus
menerima harga tersebut sebagai harga jual. Output yang di produksi juga
lebih kecil daripada output pasar, maka berapapun yang di produksi tidak
mempengaruhi harga. Karena itu, kurva permintaan pada pasar persaingan
sempurna berbentuk garis lurus horizontal.
Pasar oligopoly adalah salah satu bentuk pasar persaingan tidak
sempurna. Dimana hanya terdapat beberapa produsen atau penjual dengan
banyak pembeli dipasar. Beberapa contoh industry yang termasuk dalam
kategori ini adalah industry rokok, industry mobil, industry semen, jasa
penerbangan dan lainya.
Pasar oligopoli merupakan salah satu jenis dari pasar
persaingan tidak sempurna, yaitu suatu pasar dimana hanya terdapat
sedikit penjual. Pasar ologopoli pada dasarnya terbagi dua jenis yaitu

21
pasar oligopoli dengan diferensiasi produk dimana produk suatu
peruahaan dibedakan dengan produk perusahaan lainnya contohnya
industri perakitan motor dan mobil di Indonesia. Yang kedua yaitu pasar
oligopoli tanpa diferensiasi produk, disini produknya homogen dimana
tidak ada perbedaan antara produk suatu perusahaan dan perusahaan yang
lain. Contohnya industri baja, industri semen dll.
Karena di pasar oligopoli hanya terdapat sedikit penjual
sementara ada banyak sekali konsumen, maka salah satu ciri pasar
oligopoli adalah ketegangan dan keterkaitan dalam pengambilan
keputusan yang tercipta antara satu produsen dengan produsen lainnya.
Sekelompok oligopoly bisa saja bekerja sama dan bertindak seperti
monopoli – dimana mereka berkesepakatan dalam menentukan jumlah
produksi dan harga jual suatu produk. Kerjasama semacam ini bisa juga
disebut kolusi atau kartel dimana ini bertujuan untuk menghindari perang
harga dan kerugian di masing masing perusahaan. Contohnya kerja sama
yang dilakukan oleh OPEC yang menentukan jumlah produksi serta harga
jual produk anggotanya. Tetapi ada juga oligopoli tanpa ada kesepakatan
dalam persaingannya, kondisi ini bisa menimbulkan perang harga antar
pesaing di dalam suatu industri tentunya ini bisa menimbulkan kerugian di
kedua belah pihak.

3.2 Saran
Dalam kenyataannya tentu saja sulit untuk menentukan pasar mana yang
paling baik. tidak ada angka pasa atau teori yang jelas menentukan pasar
mana yang lebih baik, itu semua tergantung dari subjektifitas suatu
individu untuk menilai. Begitu juga tidak ada yang pasti dalam
menentukan apakah barang yang dijual di suatu pasar terdapat diferensiasi
di dalamnya atau tidak. Sekali lagi itu semua tergantung dari individu
yang membandingkan dan tentunya dipengaruhi juga oleh tingkat
kecerdasan dan analisis individu tersebut sehingga jawaban yang pasti dari

22
semua persoalan diatas masih terbuka untuk diperdebatkan. Oleh karena
iu, kita haruslah bijak dalam menyikapi hal ini.

23
DAFTAR PUSTAKA

Asfia, Lia.2012.Ekonomika MIKRO.Bandung:Refika Aditama.

Dewi Astuti. Kajian Bisnis Franchise Makanan di Indonesia. Jurnal Manajemen &
Kewirausahaan, Vol. 7, NO. 1, Maret 2005.
http://scholar.google.co.id/

Erlina,Nurdin.2017.Ilmu Ekonomi MIKRO.Yogyakarta:expert.

H. Ahmad Afan Zaini. Pasar Persaingan Sempurna dalam Perspektif Ekonomi Islam.
Jurnal Ummul Qura Vol. IV, No. 2, Agustus 2014.
http://scholar.google.co.id/

http://www.ekonomikontekstual.com/

Pindyck,Daniel.2012.MIKROEKONOMI edisi kedelpan.Jakarta:Penerbit Erlangga.

Sukirno,Sadono.2003.Teori Mikro Ekonomi.Jakarta:Penerbit PT Raja Grafindo


Persada.

24

Anda mungkin juga menyukai