Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KONSEP IMAN, ISLAM, DAN IHSAN DALAM ISLAM


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Agama Islam (PAI)
Dosen Pengampu: H. Nurdin, S.HI., M.ED., PH.D

kelompok 4

Lustin Oktaviani Putri 2305076053


Rosmita Mustajab 2305076066
Julhijah 2305076075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA,


SASTRA INDONESIA & DAERAH.
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2024
KATA PEGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
kebaikan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik
dan tepat waktu.

Makalah yang berjudul “Konsep Iman, Islam dan Ihsan Dalam Islam”
kami susun dengan tujuan memberikan pengetahuan mengenai iman, islam serta
ihsan sesuai dengan agama kita yaitu agama islam serta memenuhi penugasan mata
kuliah Pendidikan Agama Islam.

Kami kelompok empat, selaku tim penyusun makalah mengucapkan terima


kasih kepada Bapak H. Nurdin S.HI., M.ED., MH.D. Selaku dosen pengampu mata
kuliah Pendidikan Agama Islam yang telah membantu memberikan arahan dan
bimbingan kepada kami semua.

Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca
agar lebih mengamalkan dan memperluas pengetahuan tentang konsep iman, isla
dan ihsan sesuai yang ada di dalam agama islam.

Makalah yang kami buat tentunya tidak luput dari kekurangan karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami, sehingga kami berharap para
pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun agar di kemudian hari
kami mampu menyajikan makalah yang lebih baik lagi.

Samarinda, 22 Februari 2024

Penyusun,
Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PEGANTAR ............................................................................................... 2
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ........................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .................................................................................................... 6
A. Pengertian Iman, Islam dan Ihsan dari segi bahasa dan istilah. ........... 6
B. Kesalahan dalam memahami hakekat Iman, Islam dan Ihsan. .......... 10
C. Islam dan cakupannya ............................................................................. 16
D. Untuk memahami hikmah dan tujuan ibadah. ....... Error! Bookmark not
defined.
BAB III ................................................................................................................. 19
PENUTUP ............................................................................................................ 19
A. Kesimpulan ............................................................................................... 19
B. Saran.......................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 20

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Iman, Islam dan Ihsan adalah satu kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan satu dengan lainnya. Iman adalah keyakinan yang menjadi dasar
akidah. Keyakinan tersebut kemudian diwujudkan melalui pelaksanaan
kelima rukun Islam. Sedangkan pelaksanaan rukun Islam dilakukan dengan
cara Ihsan, sebagai upaya pendekatan diri kepada Allah.
Selain itu Iman, Islam, dan Ihsan sering juga diibaratkan hubungan
diantara ketiganya adalah seperti segitiga sama sisi yang sisi satu dan sisi
lainya berkaitan erat. Segitiga tersebut tidak akan terbentuk kalau ketiga
sisinya tidak saling mengait. Jadi manusia yang bertaqwa harus bisa meraih
dan menyeimbangkan antara iman, islam dan ihsan.
Kata Iman berasal dari Bahasa Arab yaitu bentuk masdar dari kata
kerja (fi’il). ‫ يؤمن – ايمانا‬-‫ امن‬yang mengandung beberapa arti yaitu percaya,
tunduk, tentram dan tenang.
Imam al-Ghazali mengartikannya dengan
‫ التصديق‬yaitu “pembenaran”.
Jadi bisa disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Iman adalah
Membenarkan segala sesuatu baik berupa perkataan, hati, maupun
perbuatan. Sesuai dengan hadits Rasulullah saw diatas sudah jelas
bahwasanya ada enam rukun iman yang harus diyakini untk menjadi
seorang islam yang sempurna dan menjadi seorang hamba Allah yang ihsan
nantinya rukun iman itu ialah;
1. Beriman kepada Allah Swt
2. Beriman kepada Malaikat
3. Beriman kepada Kitab-kitab
4. Beriman kepada para Rasul
5. Beriman kepada Hari Akhirat
6. Beriman kepada (Taqdir) Ketentuan Allah
Kata Islam berasal dari Bahasa Arab adalah bentuk masdar dari kata
kerja ‫ اسلم – يسلم – اسالما‬Yang secara etimologi mengandung makna yaitu

4
Sejahtera, tidak cacat, selamat. Seterusnya kata salm dan silm, mengandung
arti: kedamaian, kepatuhan, dan penyerahan diri. Dari kata-kata ini,
dibentuk kata salam sebagai istilah dengan pengertian yaitu, Sejahtera, tidak
tercela, selamat, damai, patuh dan berserah diri. Dari uraian kata-kata itu
pengertian islam dapat dirumuskan taat atau patuh dan berserah diri kepada
Allah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian Iman, Islam dan Ihsan dari segi Bahasa dan Istilah?
2. Apa saja kesalahan dalam memahami hakekat Iman, Islam dan Ihsan?
3. Apa itu Islam dan cakupannya?
4. Apa saja hikmah dan tujuan ibadah?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Iman, Islam dan Ihsan dari segi bahasa
dan istilah.
2. Untuk mengetahui apa saja kesalahan dalam memahami hakekat Iman,
Islam, dan Ihsan.
3. Untuk mengerti tentang islam dan cakupannya.
4. Untuk memahami hikmah dan tujuan ibadah.

D. Manfaat Penelitian
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Pendidikan Agama
Islam serta memberikan pengetahuan kepada pembaca maupun penulis
mengenai iman, islam, dan ihsan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Iman, Islam dan Ihsan dari segi bahasa dan istilah.
Iman, Islam dan Ihsan adalah satu kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan satu dengan lainnya. Iman adalah keyakinan yang menjadi dasar
akidah. Keyakinan tersebut kemudian diwujudkan melalui pelaksanaan
kelima rukun Islam. Sedangkan pelaksanaan rukun Islam dilakukan dengan
cara Ihsan, sebagai upaya pendekatan diri kepada Allah.
Kata Iman berasal dari Bahasa Arab yaitu bentuk masdar dari kata

kerja (fi’il). ‫ يؤمن – ايمانا‬-‫امن‬ yang mengandung beberapa arti yaitu

percaya, tunduk, tentram dan tenang


Jadi bisa disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Iman adalah
Membenarkan segala sesuatu baik berupa perkataan, hati, maupun
perbuatan. Sesuai dengan hadits Rasulullah saw diatas sudah jelas
bahwasanya ada enam rukun iman yang harus diyakini untk menjadi
seorang islam yang sempurna dan menjadi seorang hamba Allah yang ihsan
nantinya.
Sesuai dengan hadits Rasulullah saw diatas sudah jelas bahwasanya
ada enam rukun iman yang harus diyakini untk menjadi seorang islam yang
sempurna dan menjadi seorang hamba Allah yang ihsan nantinya.
Keenam Rukun Iman tersebut adalah:

1. Beriman kepada Allah Swt


Yakni beriman kepada Rububiyyah Allah Swt, Uluhiyyah Allah Swt,
dan beriman kepada Asma wa shifat Allah SWT yang sempurna serta
agung sesuai yang ada dalam Al-quran dan Sunnah Rasul-Nya.

2. Beriman kepada Malaikat


Malaikat adalah hamba Allah yang mulia, mereka diciptakan oleh
Allah untuk beribadah kepada-Nya, serta tunduk dan patuh menta’ati-

6
Nya, Allah telah membebankan kepada mereka berbagai tugas. Jadi kita
dituntut untuk beriman dan mempercayai adanya Malaikat Allah SWT.

3. Beriman kepada Kitab-kitab


Allah yang Maha Agung dan Mulia telah menurunkan kepada para
Rasul-Nya kitab-kitab, mengandung petunjuk dan kebaikan.
Diantaranya: kitab taurat diturunkan kepada Nabi Musa, Injil diturunkan
kepada Nabi Isa, Zabur diturunkan kepada Nabi Daud, Shuhuf Nabi
Ibrahim dan Nabi Musa, Al-quran diturunkan Allah Swt kepada Nabi
Muhammad Saw.

4. Beriman kepada para Rasul


Allah telah mengutus kepada maakhluk-Nya para rasul, rasul
pertama adalah Nuh dan yang terakhir adalah Muhammad Saw, dan
semua itu adalah manusia biasa, tidak memiliki sedikitpun sifat
ketuhanan, mereka adalah hamba-hamba Allah yang dimuliakan dengan
kerasulan. Dan Allah telah mengakhiri semua syari’at dengan syari’at
yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw, yang diutus untuk seluruh
manusia, maka tidak ada nabi sesudahnya.

5. Beriman kepada Hari Akhirat


Yaitu hari kiamat, tidak ada hari lagi setelahnya, ketika Allah
membangkitkan manusia dalam keadaan hidup untuk kekal ditempat
yang penuh kenikmatan atau ditempat siksaan yang amat pedih.
Beriman kepada hari akhir meliputi beriman kepada semua yang akan
terjadi setelah itu, seperti kebangkitan dan hisab, kemudian surga atau
neraka.

6. Beriman kepada (Taqdir) Ketentuan Allah


Taqdir artinya: beriman bahwasanya Allah telah mentaqdirkan
semua yang ada dan menciptakan seluruh mahluk sesuai dengan ilmu-
Nya yang terdahalu, dan menurut kebijaksanaan-Nya, Maka segala

7
sesuatu telah diketahui oleh Allah, serta telah pula tertulis disisi-Nya,
dan Dialah yang telah menghendaki dan menciptakannya.

Kata Islam berasal dari Bahasa Arab adalah bentuk masdar dari kata
kerja

‫اسلم – يسلم – اسالما‬ Yang secara etimologi mengandung makna:


Sejahtera, tidak cacat, selamat. Seterusnya kata salm dan silm, mengandung
arti: kedamaian, kepatuhan, dan penyerahan diri. Sedangkan kata salam
sebagai istilah dengan pengertian: Sejahtera, tidak tercela, selamat, damai,
patuh dan berserah diri. Dari uraian kata-kata itu pengertian islam dapat
dirumuskan taat atau patuh dan berserah diri kepada Allah.
Ab-A’la al-Maudud berpendapat bahwa Islam adalah damai.
Maksudnya seseorang akan memperoleh kesehatan jiwa dan raga dalam arti
sesungguhnya, hanya melalui patuh dan taat kepada Allah.
Menurut Hammudah Abdalati Islam adalah menyerahkan diri kepada
Allah SWT.Maksudnya patuh kepada kemauan Tuhan dan taat kepada
Hukum-Nya.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Islam itu
ialah tunduk dan taat kepada perintah Allah dan kepada larangannya, Islam
di bangun diatas lima rukun, sebagaimana rasul saw. Bersabda: islam
dibangun atas lima perkara: persaksian sesungguhnya tidak ada tuhan selain
Allah dan sesungguhnya nabi Muhammad adalah utusannya, mendirikan
sholat, memberikan zakat, haji dan puasa ramadlan Jadi,Rukun Islam itu ada
Lima, yaitu:
1. Syahadat
2. Shalat
3. Zakat
4. Puasa
5. Haji
Kata ihsan berasal dari Bahasa Arab dari kata kerja (fi’il) berarti baik.
Menurut istilah ada beberapa pendapat para ulama, yaitu:

8
Muhammad Amin al-Kurdi, ihsan ialah selalu dalam keadaan
diawasi oleh Allah dalam segala ibadah yang terkandung di dalam iman dan
islam sehingga seluruh ibadah seorang hamba benar-benar ikhlas karena
Allah.
Menurut Imam Nawawi Ihsan adalah ikhlas dalam beribadah dan
seorang hamba merasa selalu diawasi oleh Tuhan dengan penuh khusuk,
khuduk dan sebagainya.
Menurut istilah, ihsan adalah mengerahkan seluruh kemampuan,
kesungguhan dan ketekunan dalam melaksanakan sesuatu baik itu ibadah
maupun muamalah dengan penuh keikhlasan dan ketulusan di dalam hati.
Makna dan arti Ihsan secara istilah syari’at islam dapat ditinjau dari dua segi,
yaitu:
a. Arti Ihsan dalam beribadah kepada Allah Ta’ala ialah seseorang
melaksanakan ibadah kepada Allah Ta’ala seolah-olah ia melihat Nya,
sekalipun ia tidak dapat melihat Nya (di dunia) maka sungguh
Iamelihatmu. Ihsan adalah bersungguh-sungguh dalam
melaksanakanhak-hak Allah atas dirinya dengan sempurna dan penuh
ketulusan danmerasakan pengawasan Allah atas dirinya setiap waktu.
b. Adapun arti Ihsan yang berkaitan dengan hak-hak sesama makhlukialah
mengerahkan seluruh kemampuan untuk memberi manfaat apasaja
kepada sesama makhluk ciptaan Allah siapapun mereka
Iman, Islam dan Ihsan satu sama lainya memiliki hubungan karena
merupakan unsur-unsur agama (Ad-Din). Iman, Islam dan Ihsan adalah satu
kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya. Iman adalah
keyakinan yang menjadi dasar akidah. Keyakinan tersebut kemudian
diwujudkan melalui pelaksanaan kelima rukun Islam. Sedangkan
pelaksanaan rukun Islam dilakukan dengan cara Ihsan, sebagai upaya
pendekatan diri kepada Allah.
Selain itu Iman, Islam, dan Ihsan sering juga diibaratkan hubungan
diantara ketiganya adalah seperti segitiga sama sisi yang sisi satu dan sisi
lainya berkaitan erat. Segitiga tersebut tidak akan terbentuk kalau ketiga

9
sisinya tidak saling mengait. Jadi manusia yang bertaqwa harus bisa meraih
dan menyeimbangkan antara iman, islam dan ihsan

B. Kesalahan dalam memahami hakekat Iman, Islam dan Ihsan.


Pada zaman Rasulullah SAW ada beberapa kelompok agama yang
dianggap menyalah artikan hakikat keimanan, keislaman serta keihsanan.
Diantaranya:

1. Kelompok Khawarij
Secara harfiah berarti "Mereka yang Keluar") ialah istilah umum
yang mencakup sejumlah aliran dalam Islam yang awalnya mengakui
kekuasaan Ali bin Abi Thalib, lalu menolaknya. Disebut Khowarij
disebabkan karena keluarnya mereka dari dinul Islam dan pemimpin
kaum muslimin.
Kelompok khawarij dikenal dengan ciri khas mereka, yaitu:
1. berlebih-lebihan dalam memvonis kafir sesama kaum muslimin;
2. keluar memberontak dari penguasa kaum muslimin yang sah; dan
3. menghalalkan tumpahnya darah kaum muslimin yang menyelisihi
aqidah mereka.
Kelompok khawarij disebut oleh para ulama dengan banyak sebutan,
di antaranya adalah berikut ini.

a. Khawarij
Disebut khawarij karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam
mensifati mereka dengan:
"Mereka keluar (khuruj) (muncul) ketika terjadi perpecahan di
tengah-tengah kaum muslimin." (HR. Bukhari no. 3414, 5810, 6534
dan Muslim no. 1064).
Maksudnya, ketika adanya perselisihan antara dua sahabat
yang mulia, khalifah Ali bin Abi Thalib dan Mu'awiyah bin Abi
Sufyan radhiyallahu Ta'ala 'anhuma, karena adanya provokator yang
sengaja ingin menciptakan kerusuhan. Pada awalnya, kelompok

10
khawarij memihak khalifah 'Ali bin Abi Thalib radhivallahu Ta'ala
'anhu
Disebut khawarij karena mereka juga keluar (khuruj) dari
pemimpin (pemerintah atau penguasa) kaum muslimin yang sah dan
keluar dari jamaah kaum muslimin bersama penguasanya (yaitu
khalifah Albi bin Abi Thalib). Mereka keluar (memberontak) dengan
pedang didorong oleh aqidah mereka yang rusak dan batil.

b. Al-Haruriyyah
Disebut Haruriyyah, karena ketika mereka keluar
memberontak khalifah Ali bin Abi Thalib radhiyallahu Ta'ala 'anhu,
mereka berkumpul di suatu tempat (daerah) bernama Haruraa', yang
berada di Irak. Al-Haruriyyah juga merupakan julukan bagi
kelompok khawarij generasi awal.

c. Ahlu Nahrawan
Khawarij generasi awal juga disebut dengan "ahlu
nahrawan", merujuk pada suatu tempat (Nahrawan) dimana khalifah
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu Ta'ala 'anhu akhirnya memerangi
mereka (yaitu kaum khawarij al-muhakkimah) dalam suatu
pertempuran yang sangat besar.

d. Asy-Syurah
Khawarij disebut juga dengan asy-syuraah, karena mereka
menganggap dan menyangka bahwa tindakan mereka membunuh
kaum muslimin mereka tukar )‫ (شری‬dengan keridhaan Allah Ta'ala.
Mereka menyangka bahwa pembunuhan kaum muslimin tersebut
bisa membeli atau mendatangkan ridha Allah Ta'ala. Sehingga
julukan ini pun menjadi julukan yang disenangi oleh kaum khawarij

e. Al-Maarigah

11
Ini adalah penamaan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
ketika. mensifati khawarij dengan sebutan "al-maariqah", yaitu
orang yang keluar (memberontak).

2. Kelompok Murji'ah
Kata murji'ah berasal dari bahasa arab arja'ah yang artinya kembali.
Sekte ini disebut Murji'ah karena memiliki pegangan persoalan atau
konflik politik antara Ali bin Abi Tholib dan Muawiyah bin Abi Sofyan
serta kaum khawarij. Oleh karena itu, mereka tidak ingin menyampaikan
pendapat tentang siapa yang benar dan siapa yang kafir diantara 3
kelompok tersebut.
Munculnya murji'ah dilatarbelakangi oleh persoalan politik, yaitu
tentang ke kholifahan. Umat islam terbagi dalam 2 kelompok yaitu:
Kelompok Ali bin Abi Tholib dan Muawiyah bin Abi Sofyan. Aliran ini
muncul di Damaskus pada akhir abad hijriah kalimat ini disebut murji'ah
yaitu menund a atau mengembalikan. Murji'ah sendiri yakni kelompok
satu aliran yang tetap berada dalam barisan ali bin Abi Thalib.
Adapun pokok-pokok ajaran aliran murji'ah adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui dalam hati atas wujudnya Tuhan dan sudah percaya


dalam hati kepada rasulnya maka otomatis menjadi mukmin,
walaupun mengucapkan dengan lidah hal-hal yang mengkafirkan,
seperti menghina nabi, menghina Al-qur'an dan lain sebagainya.

2. Golongan murji'ah mengatakan, bahwa orang mukmin yang percaya


dalam hati adanya tuhan dan percaya pada rasul-rasul maka ia adalah
seorang mukmin. walaupun mengerjakan segala dosa besar ataupun
dosa kecil. melaksanakan Dosa bagi kaum murji'ah tidak bermasalah
kalau sudah ada iman dalam hati,

12
3. Orang yang telah beriman dalam hatinya, tetapi ia kelihatan
menyembah berhala atau membuat dosa-dosa besar yang lain,bagi
murji'ah orang ini masih mukmin.

4. I'tiqad menangguhkan dari kaum murji'ah, yaitu menangguhkan


orang yang bersalah sampai hari kiamat, hal ini ditentangkan oleh
kaum. ahlussunnah wal jamaah karena setiap orang yang salah harus
di hukum di dunia ini.

5. Kalau faham tentang murji'ah ini maka ayat-ayat hukum seperti


menghukum pencuri dengan memotong tangan, menghukum rajam
orang yang berzina, menghukum bayar kafarat dan lain-lain yang
banyak di sebutkan di dalam Qur'an tidak ada gunanya lagi karena
sekalian kesalahan akan ditangguhkan sampai kemuka tuhan saja.

3. Kelompok Qadariyah
Secara bahasa, Qadariyah berasal dari kata bahasa Arab "qadara"
yang mempunyai arti kuasa atau mampu, ketentuan atau ukuran, dan
menyempitkan.
Sedangkan menurut istilah, adalah kelompok yang menolak qadar
(ketetapan Tuhan), yaitu kelompok yang tidak percaya adanya ketetapan
Tuhan terhadap segala perkara. Kelompok aliran ini menolak
kepercayaan bahwa Allah SWT telah menetapkan segala urusan
sebelum diciptakannya dunia ini.
Ada perbedaan pendapat mengenai latar belakang kemunculan
aliran Qadariyah. Menurut Harun Nasution, kemunculan Qadariyah erat
kaitannya dengan masalah perbuatan manusia bahwa manusia
mempunyai kemerdekaan dan kebebasan dalam menentukan perjalanan
hidupnya.
Ibnu Taimiyah mengemukakan sejarah timbulnya pemahaman ini,
Qadariyah muncul sebelum paham Jabariyah. Paham Qadariyah muncul
pada periode terakhir sahabat, bahwasannya ketika timbul perdebatan.

13
tentang qadar dan ketetapan Tuhan. Para ulama Salaf dan para Imam
telah membantah pendirian kaum Qadariyah.
Menurut Ibnu Nabatah, seorang ahli dan penulis kitab Syahral 'uyun
mengatakan bahwa orang yang mula-mula mengembangkan paham
Qadariyah adalah penduduk Irak. Pada awal mulanya, ia seorang
Nasrani kemudian masuk Islam dan akhirnya menjadi Nasrani lagi.
Adapun aliran-aliran yang dipercayai oleh kelompok Qadariyah
adalah sebagai berikut.

1. Kelompok Qadariyah berpendapat bahwa Allah itu hanya berbuat


baik saja, sedang yang membuat keburukan adalah manusia dan juga
syaithon. Faham ini menimbulkan adanya dua pencipta,
sebagaimana dalam agama Majusi (Zoroaster), yaitu mempercayai
adanya Tuhan kebaikan dan Tuhan kejahatan.
2. Segala perbuatan mengikuti hawa nafsu, yang bertaqlid kepada
pemimpin- pemimpinnya.
3. Manusia mempunyai kewenangan dan kebebasan untuk melakukan
segala perbuatan atas kehendaknya sendiri, baik berbuat kebaikan
atau berbuat kejahatan. Oleh karena itu, ia berhak mendapatkan
pahala atas kebaikan yang ia lakukan dan juga berhak pula
memperoleh hukuman atas kejahatan yang telah diperbuat.
4. Mereka menta'wilkan ayat-ayat al-Qur'an dengan akal semata-mata,
tidak mengambil dari hadits Rasulullah maupun pendapat Salaf.
5. Menafikan sifat-sifat Allah yang azali, seperti Ilmu. Kudrat, Hayat,
dan lain-lain, juga menolak riwayat bahwa manusia dapat melihat
Allah dengan mata kepala sendiri di akhirat nanti. Demikian pula
menolak adanya siksa kubur.

4. Kelompok Jabariyah
Secara bahasa, Jabariyah berasal dari kata jabbara yang mengandung
arti memaksa dan mengharuskannya melakukan sesuatu. Salah satu sifat
dari Allah Swt adalah al-Jabbar yang berarti Allah Maha Memaksa.

14
Sedangkan secara istilah Jabariyah adalah menolak adanya. perbuatan
dari manusia dan menyandarkan semua perbuatan kepada Allah Swt.
Dengan kata lain adalah manusia mengerjakan perbuatan dalam keadaan
terpaksa (majbur).
Abu Zahra menuturkan bahwa paham ini muncul sejak zaman
sahabat dan masa Bani Umayyah. Ketika itu para ulama membicarakan
tentang masalah qadar dan kekuasaan manusia ketika berhadapan
dengan kekuasaan mutlak Tuhan.
Adapun aliran-aliran yang terdapat di dalam kelompok ini terbagi
menjadi dua, diantaranya sebagai berikut:
a. Aliran Ekstrim
1. Manusia tidak mampu untuk berbuat apa-apa. Ia tidak
mempunyai daya, tidak mempunyai kehendak sendiri, dan tidak
mempunyai pilihan,
2. Surga dan neraka tidak kekal, dan yang kekal hanya Allah Swt.
3. Iman adalah makrifat atau membenarkan dengan hati, dan hal ini
sama dengan konsep yang dikemukakan oleh kaum Murji'ah.
4. Kalam Tuhan adalah makhluk.
5. Allah Swt tidak mempunyai keserupaan dengan manusia seperti
berbicara, mendengar, dan melihat.
6. Allah Swt tidak dapat dilihat dengan indera mata di akhirat kelak.
b. Aliran Moderat
1. Tuhan menciptakan perbuatan manusia, baik itu positif atau
negatif, tetapi manusia mempunyai bagian di dalamnya. Tenaga
yang diciptakan dalam diri manusia mempunyai efek untuk
mewujudkan perbuatannya.
2. Manusia tidak dipaksa dan tidak pula menjadi pencipta
perbuatan, tetapi manusia memperoleh perbuatan yang
diciptakan Tuhan.
3. Tuhan tidak dapat dilihat di akhirat.

15
C. Islam dan cakupannya
1. Definisi Islam
Pengertian islam yaitu sikap penyerahan diri (kepasrahan,
ketundukkan, kepatuhan) seorang hamba kepada Tuhannya dengan
senantiasa melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya,
demimencapai kedamaian dan keselamatan hidup, di dunia maupun di
akhirat.
Siapa saja yang menyerahkan diri sepenuhnya hanya kepada Allah,
maka ia seorang muslim, dan barang siapa yang menyerahkan diri
kepadaAllah dan selain Allah maka ia seorang musyrik. Sedangkan
seorang yangtidak menyerahkan diri kepada Allah maka ia seorang kafir
yang sombong.
Dalam pengertian kebahasan ini, kata islam dekat dengan arti
kataagama. Senada dengan hal itu Nurkholis Madjid berpendapat bahwa
sikap pasrah kepada Tuhan adalah merupakan hakikat dari pengertian
Islam. islam dari sisi manusia sebagai yang sejak dalam
kandungansudah menyatakan kepatuhan dan ketundukan kepada Tuhan,
sebagaimanayang telah diisyaratkan dalam Al-Qur’an sebagai berikut.
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-
anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap
jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?"
Merekamenjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi".
(Kamilakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan:"Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang
yang lengahterhadap ini (keesaan Tuhan)". (Q.S Al-A’raf/7:172)
Islam berkaitan dengan agama maka takkan terlepas dari pondasi-
pondasinya yaitu rukun islam:
1. Membaca dua kalimat Syahadat
2. Mendirikan Sholat lima waktu
3. Menunaikan Zakat
4. Puasa Ramadhan
5. Haji bagi yang mampu.

16
2. Islam merupakan agama seluruh alam semesta
Islam merupakan agama semua Nabi dan Rasul. Oleh karenanya, ia
merupakan agama semua umat sebelum Nabi Muhammad yang shalih:
Pengikut Isa, Tukang sihir Fir’aun, Maryam, Luqman, Balqis, Fir’aun
pun
Sebelum matinya ingin masuk Islam.Islam juga merupakan agama
para malaikat dan jin. Bukan hanyaitu, gunung-gunung, burung-burung,
petir, pohon-pohon, bayang-bayang, langit dan bumi mengakui islam
sebagai agama mereka.

3. Karakteristik seorang muslim


Muslim adalah seorang yang tunduk patuh serta pasrah denganhati
yang rela (Muslim) untuk diatur oleh hukum Allah sehingga sebagai
balasannya ia akan mendapatkan keselamatan dan kedamaian di
duniadan di akhirat. Adapun karakteristik seorang Muslim yang
sempurna adalah sebagai berikut:
1. Seorang Muslim yang benar seharusnya menjadi seorang yang
ikhlas dan lurus fitrahnya.
2. Seorang Muslim seharusnya menjadi seorang yang bermutudan
teratur.
3. Seseorang yang bersih fisiknya serta suci jiwanya.
4. Seseorang yang bermoral dan bijaksana
5. Seseorang alim yang aktif beramal dan pemikir
6. Seseorang aktivis yang senantiasa optimis akan ganjaran AllahSwt.
Atas setiap pekerjaannya, tidak serabutan dan sembrono.
7. Seseorang yang kuat dan dapat dipercaya.
8. Seseorang yang mulia dan penyayang.
9. Sesorang politisi yang ahli ibadah.

17
D. Konsepsi Ihsan Dalam Islam
Ihsan berarti berbuat baik, orang yang Ihsan disebut mukhsin berarti
orang yang berbuat baik. Sedangkan Ihsan menurut aqidah islam adalah
berbuat kebaikan dengan niat ibadah kepada Allah atau dilihat Allah SWT.
Ihsan ini adalah perbuatan dan amal yang dihiasi dengan budi pekerti yang
rendah dan ahklak yang luhur.
Ihsan itu sendiri adalah manifestasi dari iman dan Islam. ia
mengatakan hakikat ihsan adalah hidup dengan selalu bersandang sesuai
sifat Rasul, hidup dengan prilaku yang terpuji dan hidup nyata tanpa dusta.
sebagai manusia diwajibkan untuk berbuat ihsan berbuat baik kepada siapa
saja dalam bab muamalah, ihsan dijelaskan Allah SWT pada surah an-Nisaa’
ayat 36, yang berbunyi sebagai berikut:
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya
dengan sesuatu pun dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat maupun
yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu…”

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Iman yang merupakan landasan awal, bila disimpulkan sebagai
pondasi dalam keberadaan suatu rumah, sedangkan islam merupakan entitas
yang berdiri diatasnya. Maka apabila iman seseorang lemah, maka islamnya
pun akan condong atau akan rubuh.
Adapun ihsan, bisa disimpulkan sebagai hiasan rumah, bagaimana
rumah tersebut bisa terlihat mewah, terlihat indah, dan megah. Sehingga
padat menarik perhatian dari banyak pihak. Sama halnya dalam ibadah,
bagaimana ibadah ini bisa mendapatkan perhatian dari Allah Swt., sehingga
dapat diterima oleh-Nya. Tidak hanya asal menjalankan perintah dan
menjauhi larangannya saja, melainkan berusaha bagaimana amal perbuatan
itu bisa bernilai lebih dihadapan-Nya
Oleh karena itu, Islam, Iman dan Ihsan adalah satu kesatuan yang
tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya. Iman adalah keyakinan yang
menjadi dasar aqidah. Keyakinan tersebut kemudian diwujudkan melalui
pelaksanaan kelima rukun Islam. Sedangkan pelaksanaan rukun Islam
dilakukan dengan cara Ihsan, sebagai upaya pendekatan diri kepada Allah.

B. Saran
Dari pembahasan di atas, kami menyarankan agar kita senantiasa
dapat meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT, taat beribadah,
memperdalam ilmu mengenai agama Islam, serta melaksanakan segala
perintah dan menjauhi larangan-Nya dengan cara Ihsan.
Saya berharap penulis dan para pembaca selanjutnya dapat lebih
memahami iman, ihsan dan islam agar ilmu keagamaannya lebih luas dan
lebih mengerti manfaat dan tujuan dalam beribadah menggunakan ketiga
landasan itu.

19
DAFTAR PUSTAKA

Almusawa, Nabiel Fuad. 2005. Pendidikan Agama Islam untuk PerguruanTinggi.


Bandung: Syaamil Cipta Media.
Ashshiddiqi, Muhammad Hasbi. 1947. Hakikat islam dan Unsur-unsur Agama.
Aceh Tengah: “Menara” Kudus
Faizatin. (2018, 27 September). Sejarah Munculnya Aliran Murji'ah. Dikutip 25
September 2019 dari
Kompasiana:https://www.kompasiana.com/faizatin52881/5bac23e1aeebe1
7ce771c016/sejarah-munculnya-aliran-murji-ah?page=all Zuhri,
Syaifuddin. (2018, 27 September).
Hakim, M. Saifudin (2018, 29 Mei). Mengenal Pokok-Pokok Aqidah Kaum
Khawarij. Dikutip 25 September 2019 dari
Muslim:https://caramenulisbuku.com/cara-menulis-daftar-pustaka-dari-
internet/cara-menulis-daftar-pustaka-internet.htm
Hikmah Dan Manfaat Beribadah Dan Bersyukur Kepada. 123dok.com. (n.d.).
https://123dok.com/article/hikmah-dan-manfaat-beribadah-dan-bersyukur-
kepada.qm09388y
Kemenag RI. 2017. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: CV Penerbit J-Art
Penjelasan Aliran Qadariyyah. Dikutip 25 September 2019 dari Kompasiana
https://www.kompasiana.com/mickey9717/5bac471812ae94477d01a197/p
enjelasan-aliran-qadariyah?page=all
Rahmadhani, R. A., & Koesno, D. (2021, March 18). Perilaku Ihsan Dalam Islam:
Pengertian, Hikmah Dan Manfaatnya. tirto.id. https://tirto.id/perilaku-
ihsan-dalam-islam-pengertian-hikmah-dan-manfaatnya-
gbgk#google_vignette

20

Anda mungkin juga menyukai