Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KEGIATAN INDIVIDU

KULIAH KERJA NYATA (KKN) REGULER ANGKATAN KE-79


“PARTISIPASI MAHASISWA DALAM PENGABDIAN MASYARAKAT
MELALUI KKN BERBASIS RISET KEARIFAN LOKAL DALAM
MENGEMBANGKAN POTENSI LOKAL”

ARTIKEL INDIVIDU
“PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN
PENDEKATAN PMRI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 13 GELUMBANG
DESA MIDAR”

Oleh:

DISUSUN OLEH :

NAMA : AHMAD SOPANI


NIM : 2030206092
DPL : IBRAHIM MIFTHAFARIZ MIRZA, M.PA

PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN 2023
PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN
PENDEKATAN PMRI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 13 GELUMBANG
DESA MIDAR

Ahmad Sopani1, Ibrahim Mifthafariz Mirza, M.P.A2, Saipul Anwar,


S.Kom.,M.I.Kom3

1
Prodi Pendidikan Matematika, UIN Raden Fatah Palembang
2
Prodi Ilmu Politik, UIN Raden Fatah Palembang
3
LP2M UIN Raden Fatah Palembang

*
Email: asopani35@gmail.com
Abstrak
Kuliah Kerja Nyata atau sering disebut dengan kata KKN merupakan salah
satu cikal bakal bentuk pengabdian seorang mahasiswa ketika memasuki dunia
sosial. Artinya para warga akan mentransfer ilmu sosial kepada mahasiswa dan
begitu juga sebaliknya ilmu teori yang dimiliki setiap para mahasiswa akan
disampaikan ke warga desa khususnya dalam dunia pendidikan. KKN Universitas
Islam Negeri Raden Fatah Palembang saat ini salah satunya tepat mengadakan
kerja sama di Desa Midar, Kecamatan Gelumbang, Kabupaten Muara Enim,
Provinsi Sumatera Selatan untuk memberikan pengajaran berkaitan dengan
peningkatan kualitas pendidikan matematika. Masih banyaknya siswa kelas VI di
desa Midar yang tidak tepat dalam mengerjakan permasalahan matematika pada
materi bilangan berpangkat. Tujuan pengabdian ini adalah untuk mencari dan
memberikan pengalaman serta ilmu yang didapat selama di bangku kuliah,
Dengan adanya program mengajar di sekolah dasar bisa mengetahui seberapa
besar minat belajar siswa terhadap matematika serta apakah dengan menerapkan
pendekatan PMRI dapat meningkatkan antusias dan keaktifan siswa dalam belajar
matematika. Ketika siswa sudah aktif dan mau belajar matematika maka akan
secara perlahan-lahan meningkatkan minat belajar siswa. Mahasiswa awal
pertama datang ke sekolah meminta izin untuk membantu mengajar di SDN 13
gelumbang selanjutnya pihak sekolah meminta mahasiswa membuat persensi
kehadiran dan jadwal mengajar di sekolah sehingga bisa menyesuaikan jadwal
mahasiswa dengan jadwal di sekolah. Adapun jadwal yang telah disepakati
mahasiswa KKN 79 desa Midar yaitu setiap hari.
Kata kunci: Matematika, Minat Belajar, PMRI

Abstract
Real Work Lecture or often referred to as KKN is one of the forerunners
of a student's form of dedication when entering the social world. This means that
residents will transfer social knowledge to students and vice versa, theoretical
knowledge that each student has will be conveyed to villagers, especially in the
world of education. At present, the Raden Fatah State Islamic University's
Community Service Program in Palembang is one of the right places to
collaborate in Midar Village, Gelumbang District, Muara Enim Regency, South
Sumatra Province to provide teaching related to improving the quality of
mathematics education. There are still many grade VI students in Midar village
who are not correct in working on math problems on exponential number
material. The purpose of this service is to seek and provide experience and
knowledge gained while in college. With a teaching program in elementary
schools, you can find out how much interest students have in learning
mathematics and whether applying the PMRI approach can increase students'
enthusiasm and activity in learning mathematics. When students are active and
want to learn mathematics, it will slowly increase student learning interest. The
first early students came to school to ask for permission to help teach at SDN 13
Gelumbang. Then the school asked students to make attendance assessments and
teaching schedules at school so they could adjust student schedules to those at
school. The schedule that has been agreed upon by KKN 79 students in Midar
village is every day.
Keywords: Mathematics, Interest in Learning, PMRI

PENDAHULUAN
Matematika merupakan salah satu ilmu yang dapat meningkatkan
kemampuan berpikir , dapat memberikan penyelesaian masalah dalam kehidupan
sehari-hari , serta memberikan dukungan dalam perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Dalam proses pembelajaran, matematika dapat mengembangkan
kreativitas berpikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa
(Susanto, 2014:185).
Matematika merupakan pelajaran yang esensial, karena memiliki peran
yang sangat penting dalam berbagai ilmu serta kehidupan sehari-hari. Dalam
mempelajari matematika seseorang harus dituntut untuk memiliki kemampuan
berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerjasama
(Depdiknas, 2006: 9). Oleh karena itu, matematika diajarkan pada semua jenjang
pendidikan mulai dari sekolah dasar hingga ke perguruan tinggi. Matematika juga
mempunyai peranan penting dalam pengembangan suatu konsep logika berfikir
secara sistimatis, sehingga matematika dapat dikatakan sebagai sarana yang
mempunyai peranan yang cukup besar yang menjadi pondasi dan kerangka dalam
pengembangan pengetahuan dan ilmu teknologi (Aras & Juhari, 2020).
Memacu minat belajar pada setiap pembelajaran itu sangatlah penting,
terlebih lagi dalam pelaksanaan pembelajaran matematika bagi sebagian siswa
kurang diminati. Jika siswa kurang berminat mempelajari matematika maka
kemampuan siswa di bidang matematika akan terhambat. Menurut Locke yang
dikutip oleh Sujono (1998:8) dalam buku pengajaran matematika untuk sekolah
menyatakan bahwa: “Matematika merupakan sarana untuk menanamkan
kebiasaan menalar di dalam pikiran orang.” Matematika merupakan pengetahuan
yang eksak sehingga langsung menuju sasaran sehingga dapat menyebabkan
timbulnya disiplin dalam pikiran, jika matematika diajarkan dengan cara yang
benar maka matematika dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan menalar,
untuk itulah seharusnya siswa harus memiliki keinginan yang tinggi untuk
mempelajari matematika.
Menurut Susanto (2014:66-67) minat merupakan faktor yang berpengaruh
secara signifikan terhadap keberhasilan belajar. Pernyataan ini didukung oleh
pendapat Hartono (dalam Susanto, 2014:67) yang menyatakan bahwa minat dapat
memberikan sumbangan besar terhadap keberhasilan belajar peserta didik.
Prestasi belajar matematika yang baik tidak akan tercapai secara maksimal apabila
siswa tidak memiliki minat belajar. Minat mempunyai peranan penting dalam
proses belajar mengajar untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
Menurut Bruner (Dahar, 1989:103) selama kegiatan belajar berlangsung siswa
dibiarkan mencari atau menemukan sendiri makna segala sesuatu yang dipelajari.
Mereka perlu diberikan kesempatan berperan sebagai pemecah masalah seperti
yang dilakukan para ilmuwan, dengan cara tersebut siswa diharapkan mampu
memahami konsep-konsep dalam bahasa mereka sendiri.
Pendekatan PMRI merupakan suatu pendekatan pembelajaran matematika
yang menekankan pada aktivitas siswa dan berpijak dari hal yang riil
(kontekstual) bagi siswa. Pada pendekatan matematika realistik, siswa dipandang
sebagai individu (subjek) yang memiliki pengetahuan dan pengalaman sebagai
hasil interaksinya dengan lingkungan. Melalui eksplorasi berbagai masalah, baik
masalah kehidupan sehari-hari maupun masalah matematika, siswa dapat
merekonstruksi kembali temuan-temuan dalam bidang matematika (Munir &
Shoelahah, 2020). Selain itu, pendekatan PMRI merupakan suatu pendekatan
yang memanfaatkan kehidupan sehari-hari dimana pendekatan ini menempatkan
penekanan penggunaan suatu situasi yang bisa dibayangkan (imanginable) oleh
siswa (Prihartini, 2020).
Berdasarkan dari permasalahan yang telah dipaparkan maka peneliti
merekomendasikan judul yang akan diteliti yaitu “Peningkatan Hasil Belajar
Matematika dengan menerapkan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia (PMRI) pada Siswa Kelas VI SDN 13 Gelumbang.

METODE
Penulis melaksanakan pengabdian di Sekolah Dasar Negeri 13 Gelumbang
yang terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran untuk siswa kelas VI. Siswa-siswa
kelas VI di sekolah ini masih banyak yang belum memahami materi bilangan
berpangkat, disebabkan karena siswa tersebut belum mahir dalam mengerjakan
operasi perkalian. Disini penulis menggunakan metode alat peraga atau alat bantu
untuk membantu memecahkan masalah soal dengan lebih cepat dan praktis.
Metode alat bantu yang dipakai penulis dengan menggunakan jari tangan
sebagai media pendukung untuk mempermudah menyelesaikan soal materi
bilangan berpangkat. Bilangan berpangkat merupakan perkalian berulang yang
dimana penulis menerapkan juga penyelesaian soal dengan menggunakan
perkalian kebawah dengan cara manual mengalikan angka-angka satu persatu.
Penulis memilih untuk membangkitkan minat belajar untuk siswa dengan
melakukan pendekatan PMRI, karena pendekatan PMRI merupakan konsep
matematika yang dapat mengaitkan aktivitas yang dilakukan oleh siswa dengan
pembelajaran matematika sehingga konsep matematika tampak nyata atau riil dan
dapat diterima oleh siswa (Putri, 2011).
Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan di SDN 13 Gelumbang pada hari
rabu tanggal 22 februari 2023, waktu pelaksanaan pada saat bel masuk untuk
pembelajaran pertama sampai waktu istirahat pada pukul 08.00 WIB sampai pukul
09.30 WIB.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Evaluasi Context
Penelitian ini dilakukan pada saat mengajar di kelas yang dilaksanakan di
SD Negeri 13 Gelumbang. Subjek penelitian ini yaitu siswa-siswi kelas VI SD
Negeri 13 Gelumbang yang bertepatan di desa Midar. Pada saat melakukan
observasi di sekolah masih banyak siswa yang salah dalam mengerjakan soal
bilangan berpangkat, masih banyak yang salah dan mayoritasnya banyak yang
salah pada bagian pangkat 3 dan 4.

Evaluasi Input
Banyak faktor yang menyebabkan siswa kesulitan dalam mengerjakan
bilangan berpangkat 3 dan 4, salah satunya yaitu karena siswa banyak yang belum
mahir dalam perkalian. Sehingga dapat menghambat siswa untuk dapat
mengerjakan soal bilangan berpangkat, karena bilangan berpangkat itu sendiri
merupakan perkalian berulang. Jika siswa belum mahir dalam perkalian maka
akan terasa sulit bagi siswa untuk menyelesaikan soal bilangan berpangkat.

Evaluasi Proses
Proses pembelajaran yang dilakukan di SD Negeri 13 Gelumbang Desa
Midar, siswa diajak untuk menyebutkan perkalian 1 sampai 10 secara Bersama
sama. Kemudian penulis menjelaskan materi bilangan berpangkat dan
mempraktekkan metode alat bantu dengan menggunakan jari tangan untuk
membantu penyelesaian soal bilangan berpangkat. Setelah diberikan pemahaman
materi siswa juga diberikan latihan soal yang harus dikerjakan, jika siswa selesai
mengerjakan soal yang diberikan perwakilan siswa disuruh maju kedepan untuk
memparkan jawaban yang sudah dikerjakan dan siswa juga harus menjelaskan
jawabannya sesuai dengan apa yang telah diajakan dengan menggunakan metode
alat bantu jari tangan.

Evaluasi Produk
Respon siswa pada saat dijelaskan metode alat bantu jari tangan masih
banyak yang kebingungan. Namun selanjutnya siswa baru mulai aktif untuk
bertanya akan apa yang belum mereka mengerti penulis dapat menjelaskan
Kembali sampai siswa mulai paham apa yang diajarkan. Kemudian penulis
memberikan contoh soal untuk menguji kemampuan siswa sudah sampai mana
pemahaman materi yang telah diajarkan, satu persatu siswa ditanya mengenai
contoh soal yang diberikan jika siswa masih merasa kesulitan atau kebingungan
maka penulis akan menjelaskan materi Kembali sampai siswa tersebut memahami
betul materi yang diajarkan.

Gambar 1. Penyelesaian soal menggunakan perkalian kebawah

2⁴ = 2 x 2 x 2 x 2 = 16

X = X = X = + =16
Gambar 2. Metode alat bantu jari tangan
Jika semua siswa sudah merasa tidak kebingungan atau kesulitan lagi
dalam memahami materi yang diajarkan, maka siswa sudah siap diberikan Latihan
soal. Kemudian jika siswa sudah diberikan Latihan soal dan siswa selesai
menjawab maka penulis akan menunjuk siswa secara random untuk menuliskan
jawaban yang telah dibuat serta menjelaskan hasil jawaban tersebut menggunakan
metode alat bantu jari tangan. Pada saat siswa menjelaskan jawaban mereka
mungkin masih ada yang sedikit keliru dengan metode yang telah diajarkan ,
namun tapi nyatanya mereka sudah bisa menguasai materi tersebut dengan
menggunakan alat bantu jari tangan yang telah diajarkan.

Gambar 3. Absensi terlebih dahulu

Gambar 4. Menjelaskan materi serta menjelaskan metode alat


bantu menggunakan jari tangan
Gambar 5. Siswa yang malu- malu mulai aktif bertanya

Gambar 6. Penulis menjelaskan kembali materi kepada siswa yang masih


kebingungan dalam memahami materi

Gambar 7. Penulis memberikan latihan kepada siswa untuk


dikerjakan apakah siswa sudah betul-betul memahami materi atau
belum
Gambar 8. Siswa menjelaskan jawaban dari soal yang telah
diberikan dengan metode yang telah diajarkan

Berdasarkan dari delapan gambar yang telah dipaparkan di atas


bawasannya siswa dari yang tidak mengerti tentang cara cepat dan sederhana
dalam menyelesaikan soal bilangan berpangkat tanpa harus mahir dalam
perkalian. Dengan adanya metode alat bantu jari tangan siswa dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dan dapat membuat siswa lebih aktif
dan antusias dalam belajar, sehingga bisa meningkatkan minat belajar siswa
terhadap pelajaran matematika.

KESIMPULAN
Dengan dilaksanakannya program mengajar di SD Negeri 13 Gelumbang
Desa Midar dapat mengetahui seberapa besar potensi siswa terhadap materi yang
akan diajarkan. Siswa bisa lebih berkreasi dan aktif dalam belajar sehingga tidak
malu untuk bertanya dan maju menjawab kuis di papan tulis. Siswa juga diberi
kesempatan memberikan penjelasan tentang materi yang telah diajarkan. Dalam
hal ini, membuat minat belajar siswa menjadi lebih antusias karena menggunakan
pendekatan PMRI. Dengan adanya pendekatan PMRI yaitu penerapan materi
menggunakan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari. Matematika dalam
kehidupan sehari-hari dan lebih melibatkan siswa dalam proses pembelajaran
membuat siswa lebih aktif dan semangat dalam belajar. Model evaluasi yang
digunakan adalah CIPP (Contexs, Input, Prosess, Product) yang bisa membuat
penulis lebih terarah dalam memaparkan isi dan kegiatan serta materi yang
bersangkutan.
REFERENSI
Husna, N. (2020). Pengetahuan Matematis Siswa dalam Materi Bentuk Pangkat
dan Akar. 3(2), 49–56.
Matematika, G., Barru, K., Berpangkat, B., & Akar, B. (2021). Jurnal Pendidikan
& Pembelajaran Sekolah Dasar Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
Materi Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar Dengan Pemberian Tugas
Terstruktur Terhadap Siswa Kelas IX. 1(2).
Paloloang, B., & Ismaimuza, D. (n.d.). BILANGAN BERPANGKAT MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE
( TPS ) DI KELAS X MIA 4 SMA NEGERI 1 BANAWA. 1.
Pebriana, P. H. (2017). PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
REALISTIK INDONESIA ( PMRI ) PADA SISWA KELAS V SDN 003
BANGKINANG Pendidikan Matematika Realistik Indonesia ( PMRI ). Hasil
belajar siswa mengalami peningkatan dari. 1(1).
Putu, N., Pratami, W., Ngurah, G., & Agustika, S. (2020). Efektivitas
Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan PMRI Terhadap Kompetensi
Pengetahuan Matematika. 4, 204–214.
Strategi, P., Dan, P., Belajar, M., & Firmansyah, D. (2015). Issn 2338-2996. 3,
34–44.
Sholehah, S. H., Handayani, D. E., & Prasetyo, S. A. (2018). MINAT BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SD NEGERI
KARANGROTO 04 SEMARANG. 23(3), 237–244.
Sirait, E. D. (2016). PENGARUH MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI.
6(1), 35–43.

Anda mungkin juga menyukai