Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH CO-BRANDING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

PRODUK MAKANAN RINGAN WALLS OREO


(Studi Kasus Pada Masyarakat Kota Gorontalo)

ARTIKEL

Oleh:

SAFRIN ADITIA LADIKU


931414161

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
2022
PENGARUH CO-BRANDING TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN PRODUK MAKANAN RINGAN
WALLS OREO.

Safrin Aditia Ladiku, Idris Yanto Niode, Yulinda L Ismail.


Program Studi S1 Manajemen FE Universitas Negeri Gorontalo

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk 1) untuk menganalisis dan mengetahui co-


branding terhadap keputusan pembelian. 2) untuk menganalisis dan
mengetahui seberapa besar pengaruh co-branding terhadap keputusan
pembelian Walls Oreo,Responding penelitian ini sebanyak 67 orang. Metode
pengambilan sampel menggunakan acceidental sampling dan teknik
pengumpulan data menggunakan penyebaran angket ke responden yang
melakukan pembelian walls oreo. Analisis menggunakan regresi sederhana.

Hasil Penelitian menunjukan bahwa terdapat 1) pengaruh yang signifikan dari


co- branding terhadap keputusan pembelian produk makanan ringan walls
oreo pada masyarakat di kota gorontalo. 2) Semakin baik persepsi konsumen
atas co-branding yang dilakukan oleh produsen maka keputusan pembelian
konsumen dalam membeli produk makanan ringan walls oreo pada masyarakat
di kota gorontalo akan semakin intensif dengan nilai koefisien determinasi R2
sebesar 0,558 yang berarti bahwa sebesar 55,80% Keputusan pembelian
produk makanan ringan Walls Oreo pada masyarakat di Kota Gorontalo
dipengaruhi oleh strategi Co-Branding yang diterapkan. Adapun pengaruh
dari variabel lain terhadap Keputusan pembelian sebesar 44,20%.

Kata Kunci: Keputusan Pembelian, Co Branding


Pendahuluan Perbedaan hasil ini turut memperlebar gap
Co-Branding adalah kombinasi dalam penelitian sehingga pengaruh co-
dari dua merek atau lebih untuk branding terhadap keputusan pembelian
menciptakan suatu produk baru dan unik konsumen patut untuk dilakukan
(Washburn, Till dan Priluck, 2000). pengujian kembali melalui penelitian ini
Menurut (Leonita, 2012) asosiasi yang dengan mengangkat judul yang sama
diciptakan dalam Co-Branding dapat tetapi dengan pengujian sampel dan lokasi
meningkatkan ekuitas merek karena yang berbeda.
adanya transfer nilai dari merek-merek Adapun masalah dalam penelitian
yang berpartisipasi. Merek yangmemiliki ini adalah 1).Untuk
ekuitas yang tinggi jika dipasangkan menganalisis dan
dengan merek lain yang mempunyai mengetahui pengaruh co-
ekuitas yang tinggi pula akan branding terhadap
menghasilkan evaluasi yang lebih positif keputusanpembelian WallsOreo;
pada Partnering Brand dibandingkan 2).Untukmenganalisisdanmengetahuisebe
dengan sebelum dipasangkan (Washburn, rapabesarpengaruhco-brandingterhadap
Till dan Priluck,2000). keputusan pembelian Walls Oreo.
Pada fenomena ini, Wall’s
Selection Oreo masuk kedalam kategori Kajian Teori
ingredient co-branding, yang merupakan Keputusan Pembelian
jenis co-branding yang bekerja sama Pengertian keputusan pembelian
menciptakan brand equity pada bahan, menurut Helga Drumond (2003), adalah
komponen atau bagian yang diperlukan mengidentifikasikan semua pilihan yang
yang terkandung pada produk hasil co- mungkin untuk memecahkan persoalan
branding (Kotler & Keller, 2000). itu dan menilai pilihan-pilihan secara
Walaupun Persuhaan Walls dan sistematis dan obyektif serta sasaran-
Perusahaan Oreo sudah melakukan Co sasarannya yang menentukan keuntungan
branding tetapi masih banyak konsumen serta kerugiannya masing-masing.
yang memilh produk lain karena beberapa Sedangkan definisi keputusan pembelian
konsumen lebih memerhatikan harga yang menurut Nugroho (2003) adalah proses
lebih murah. Disamping itu pengintegrasian yang mengkombinasi
kecenderungan konsumen lebih tertuju sikap pengetahuan untuk mengevaluasi dua
pada satu merek yang atau lebih perilaku alternatif, dan memilih
memangmerektersebut sudah terbentuk salah satu diantaranya.
pada setaip Mindset konsumen.Sehingga Keputusan untuk membeli yang
penerapan co-branding (penggabungan diambil oleh pembeli merupakan
merek) dari dua perusahaan memberikan kumpulan dari sejumlah keputusan setiap
kebingunggan dikalangan masyarakat/ keputusan membeli mempunyai suatu
konsumen. struktur sebanyak tujuh komponen
Secara empiris pun, terdapat (Swastha dalam Nugraha, 2014);
temuan penelitian yang kontras antara 1. Keputusan tentang Jenis Produk
Tong, Xiao dan Jana M. Hawley (2009) Konsumen dapat mengambil
yang menemukan bukti bahwa keputusan tentang produk apa yang
brandassociations memberikan pengaruh akan dibelinya untuk memuaskan
terhadap brand equity, sedangkan Gil, et kebutuhan.
al. (2007) dalam penelitiannya 2. Keputusan tentang Bentuk Produk
menyimpulkan bahwa brand associations Konsumen dapat mengambil
tidak mempengaruhi brand equity. keputusan untuk membeli suatu
produk dengan bentuk sesuai dengan sebagai nama, istilah, tanda, simbol,
selera dan kebutuhan. rancangan,atau kombinasi dari hal-hal
3. Keputusan tentang Merek tersebut, yangdimaksudkan untuk
Konsumen dapat mengambil mengidentifikasi barang atau jasadari
keputusan tentang merek produk seseorang atau sekelompok penjual dan
yang akan dibelikarena setiap produk untukmembedakan dari produk pesaing.
mempunyai perbedaan – perbedaan Merek perusahaan akan menjadi pembeda
tersendiri. utama dan pilihan pelanggan semakin
4. Keputusan tentang Penjualnya kurang bergantung pada evaluasi manfaat
Konsumen dapat mengambil keputusan fungsional suatu produk atau jasa dan lebih
di mana produk yang diperlukan bergantung pada penilaian mereka terhadap
tersebut akan dibeli. perusahaan dan orang-orang dalam
5. Keputusan tentang Jumlah Produk perusahaan (Payne, 2000).
Konsumen dapat mengambil keputusan Penggunaan strategi co-branding
berapa banyak produk yang akan mempunyai berbagai keuntungan tetapi
dibelinyapada suatu produsen. di sisi lain juga mengandung resiko
6. Keputusan tentang Waktu Pembelian kerugian tergantung bagaimana
Konsumen dapat mengambil keputusan memilih pasangan yang tepat, kondisi
kapan harus melakukan pembelian.
pasar dan kondisi masing- masing
7. Keputusan tentang Cara Pembayaran
merek. Keuntungan yang bisa diperoleh
Konsumen harus mengambil keputusan
dengan melakukan co-branding :
tentang metode atau cara pembayaran
produk yang akan dibeli, apakah secara 1. Pendapatan dari loyalty
tunai atau cicilan. Bagi perusahaan yang produknya
digunakan sebagai bahan untuk produk
Indikator Pengukuran Keputusan lainnya, sebuah kesepakatan co-
Pembelian branding bisa mendapatkan sumber
Indikator pengambilan keputusan pendapatan yang kedua berupa loyalty.
konsumen dapat diukur melalui
tahapan-tahapan pengambilan Misalnya PT Garuda mendaptkan
sebagaimana yang dikutip dalam royalty dari Citybank
Kotler dan Armstrong (2014)yang 2. Mendongkrak penjualan
mencakup beberapa poin sebagai Dengan menggandeng merek lain
berikut;
1. Pengenalan kebutuhan (need perusahaan dapat meningkatkan
recognition) volume penjualan apalagi merek yang
2. Pencarian informasi diajak kerjasama merek yang setara
3. Pengevaluasian alternatif bahkan yang lebih kuat. Misal
4. Menentukan pembelian Microsoft dengan intel, Telkom dengan
5. Perilaku setelah pembelian Nokia.
3. Kesempatan memasuki pasar baru
Co-Branding Dengan menggandeng perusahaan yang
Brand menurut Janita (2009) adalah menguasai segmen pasar yang belum
sebuah ide yang dituangkan dalam bentuk dilayani maka dengan co-branding
kata, desain grafis, ataupun bunyi yang akan lebih mudah memasuki pasar baru.
merepresentasikan sebuah produk. Brand 4. Menawarkan additional benefit
juga sering dikait-kaitkan dengan
Strategi ini dapat memberikan benefit
simbolisasi sebuah produk. Sementara
tambahan bagi konsumen misal berupa
Kotler (2013) mendefinisikan brand
paket penawaran yang lebih menarik,
bonus tambahan, penawaran kredit dari logo, cap, atau kemasan) dengan
bank dan lain-lain. maksud mengidentifikasi barang atau
5. Meminimalkan investasi jasa dari seorang penjual atau sebuah
Dalam strategi pengembangan usaha sekelompok penjual tertentu.
untuk memasuki pasar baru strategi Sedangkan Co-branding
pengembangan usaha untuk memasuki (penggabungan merek) merupakan
pasar baru strategi ini dapat menghemat tindakan menggunakan nama merek
biaya. terkenal dari dua perusahaan yang
6. Mengurangi resiko berbeda atas produk yang sama (Kotler
dan Amstrong, 2014).
Dapat mengurangi resiko kegagalan
terutama dalam memasuki pasar baru Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Co-
dan menciptakan produk baru. Branding
7. Keuntungan lebih cepat didapat 1. Faktor partner
Keuntungan yang di peroleh dapat lebih Perusahaan yang akan melakukan co-
cepat diraih karena usaha dilakukan branding harus memperhatikan asosiasi
bersama-sama.Misal Telkom dan merek dari perusahaan yang bertindak
Nokia. sebagai ingredient branding maupun
8. Harga premium sebagai host branding. Tidak
selamanya co-branding antara
Perusahaan dapat membuat harga
perusahaan dengan asosiasi merek yang
premium dan mempunyai peluang lebih
sama-sama kuat selalu berhasil di pasar.
besar untuk sukses di pasar.
Menurut riset yang ada suatu
9. Mengkomunikasikan kualitas produk
perusahaan dengan asosiasimerek yang
Dengan strategi ini komsumen dapat kuat dalam jangka panjang akan lebih
dengan lebih cepat mengetahui kualitas menguntungkan apabila melakukan co-
produk, lebih tertarik dan percaya branding dengan perusahaan yang
10. Meyakinkan pelanggan memiliki asosiasi merek yang lebih
Pelanggan akan lebih yakin dengan lemah.
informasi yang disampaikan oleh ahli di 2. Kampanye Iklan
bidangnya yang telah bekerja sama Hasil kajian riset menyatakan bahwa
dengan perusahaan. host partner sebaiknya tidak
11. Akses teknologi canggih mendukung kegiatan kampanye iklan
oleh ingredient partner apabila iklan
Perusahaan yang lemah teknologinya
menekankan pada manfaat yang
dapat melakukan co-branding dengan
dimiliki oleh host partner sebelumnya.
perusahaan lain yang mempunyai
Selain itu co-branding memerlukan
fokus, reputasi dan ahli.
sejumlah dana yang cukup besar untuk
12. Meningkatkan minat pelanggan melakukan kampanye iklan.
Dengan co-branding produk lebih 3. Pengalaman dengan produk
menarik bagi konsumen. Ada kalanya merek yang lebih kuat
Di samping benefit yang bisa diperoleh menciptakan harapan yang berlebihan
dari co-branding namun ada kelemahan atas produk co-branded sehingga dapat
atau resiko yang dihadapi. Resiko yang menimbulkan ketidakpuasan dalam
dihadapi. mencoba produk tersebut. Dimana
kepuasan tersebut dapat diteruskan
Merek adalah nama dan simbol yang
kepada merek ingredient yang
bersifat membedakan (seperti sebuah
menyebabkan evaluation kualitas jadi Keterangan
semakin rendah.
4. Atribut kualitas X : Co-Branding
Y : Keputusan Pembelian
Bila atribut kualitas tidak bisa diamati
:Garis Hubungan Parsial
terutama pada produk-produk
experience (produk yang membutuhkan
Populasi& Sampel
pengalaman dari konsumen dalam
Populasi dalam penelitian ini
mengkonsumsi produk tersebut agar
adalah konsumen yang melakukan
dapat memberikan penilaian produk),
pembelian Walls OreoDi Kota Gorontalo,
co-branding bisa memberikan
jumlah populasi penelitian ini diasumsikan
kepastian kualitas.Tetapi sebaliknya
tidak dapat diidentifikasi (jumlahnya tak
jika atribut kualitas dapat diamati maka terhingga), karena tidak dapat di ukur
kehadiran merek yang kuat kurang berapa rata-rata perhari jumlah pengunjung
berperan karena konsumen menilai
yang datang melakukan pembelian.Oleh
secara langsung. karena itu, sampelyang diambil harus betul-
Adapun indikator co-branding yang betul representatif (dapat mewakili). Maka
dikembangkan oleh Kotler and. Keller untuk menentukan besarnya jumlah sampel
(2012), adalah sebagai berikut : pelanggan digunakan rumus Louis M. dan
a. Adequate Brand Awareness Richard A. Parker (Eriyanto, 2007:292)
(Kesadaran merek yang memadai), Berdasarkan rumus dapat di
b. Brand is Sufficiently Strong(Merek peroleh sampel dari populasi sebanyak 67
yang cukup kuat), responden.
c. Favorable (Perasaan yang Dalam pengambilan sampel, teknik
mendukung atau memihak), yang digunakan dalam penelitian ini adalah
d. Unique association(Penggabungan non probability sampling, yaitu semua
yang unik), elemen dalam populasi tidak memiliki
Metode Penelitian kesempatan yang sama untuk dipilih
Jenis dan Sumber Data menjadi sampel (Ferdinand, 2006:231). Hal
Penelitian ini menggunakan jenis ini dilakukan karena mengingat
penelitian kuantitatif. Karena pada keterbatasan waktu yang ada, maka metode
penelitian ini menggambarkan suatu pengambilan sampel menggunakan
variabel, gejala atau keadaan yang diteliti acceidental sampling dan convenience
secara apa adanyadengan menggunakan sampling.
data yang bersifat angka yang diperoleh dari
angket ataukuesioner. Hasil & Pembahasan
Kerangka Konsep Penelitian Pengujian Hipotesis
Penelitian ini mengambil dua Setelah pengujian model dilakukan
variabel yakni co-branding sebagai variabel selanjutnya akan dilaksanakan pengujian
bebas(variabel Independen) dan keputusan signfikansi pengaruh dari variabel
pembelian sebagai variabel terikat (variabel CoBranding terhadap Variabel
dependen) yang digambarkan kedalam Keputusanpembelian. Adapun tahapan
bentuk bagan sebagai berikut: pengujian yang akan dilakukan adalah
sebagai berikut :
Adapun hasil Pengujian hipotesis
(X) (Y) dengan bantuan progran SPSS 21 dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel
1beikut:
Tabel 1 : Hasil Uji Hipotesis Dengan demikian dapat
Nilai disimpulkan terdapat pengaruh yang
Model Koefisie Signi tTabe Keterangan
n fikan
signifikan dari Co-Branding terhadap
l
(t- si keputusan pembelian di Aisyah Mart Telaga
Hitun Kabupaten Gorontalo dan pengaruhnya
g)
bersifat positif. Semakin baik persepsi
(Con 5.948 .000 konsumen atas Co- Branding yang
stant)
dilakukan oleh produsen maka keputusan
Berpen
Co- 9.050 .000 1,997
garuh pembelian konsumen dalam membeli
Bran produk makanan ringan Walls Oreo pada
Signifik
ding
an masyarakat di Kota Gorontalo akansemakin
Sumber: Data Olahan SPSS 21, 2020 intensif.
Hasil analisis pada tabel 1 Interpretasi Koefisien Determinasi
menunjukan bahwa nilai t-hitung untuk Untuk mengetahui besar pengaruh
variabel Co- Branding adalah sebesar dari Co-Branding terhadap Keputusan
9,050.Sedangkan nilai t-tabel pada tingkat pembelian digunakan analisis
signfikansi 5% dan derajat bebas n-k-1 atau koefisien determinasi.Nilai koefisien
67-1-1= 65 sebesar 1,997.Jika kedua nilai t determinasi mencerminkan besarnya
ini dibandingkan maka nilai t-hitung masih pengaruh perubahan variabel bebas dalam
lebih besar dibandingkan dengan nilai t-tabel menjalankan perubahan pada variabel tidak
(9,050>1,997).Selain itu apabili kita bebas secara bersama-sama, dengan tujuan
membandingkan nilai signifikan (Pvalue), untuk mengukur kebenaran dan kebaikan
maka dapat dilihat bahwa nilai Pvalue (0,000) hubungan antar variable dalam model yang
dari pengujian ini lebih kecil dari digunakan.Besarnya koefisien determinasi
0.05.Dengan demikian hipotesis yang (R2) dapat dilihat pada tabel2 berikut:
menyatakan bahwa terdapat pengaruh dari
Co-Branding terhadap Keputusan Tabel 2 : Koefisien Determinasi
pembelian, diterima. Sehingga dapat Std. Error
Model R R Adjusted
disimpulkan bahwa pada tingkat Square R Square of the
kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa
Estima
terdapat pengaruh yang signifikan dari Co-
te
Branding terhadap keputusan pembelian
a
produk makanan ringan Walls Oreo pada 1 .747 .558 .551 3.45850
masyarakat di Kota Gorontalo. Berikut ini Sumber: Data Olahan SPSS 21, 2020
gambaran dari kurva penerimaan dan Berdasarkan hasil estimasi model
penolakan hipotesis alternatif penelitian: persamaan regresi yang telah dilakukan
H diatas diperoleh nilai koefisien determinasi
o R2 sebesar 0,558. Nilai ini berarti bahwa
sebesar 55,80% Keputusan pembelian
produk makanan ringan Walls Oreo pada
masyarakat di Kota Gorontalo dipengaruhi
oleh strategi Co-Branding yang diterapkan.
H H
Dari nilai yang dihasilkan dari analisis
-1,997 0 +1,9979,050 regresi di atas, maka dapat pula disimpulkan
bahwa variabel bebas telah mampu ataupun
Gambar 2: Kurva Penolakan dan baik dalam menjelaskan atau memberikan
Penerimaan Ha
informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel terikat. Adapun yakni dengan Co Branding.
pengaruh dari variabel lain terhadap Menurut Leonita (2012) bahwa
Keputusan pembelian sebesar 44,20%. asosiasi yang diciptakan dalamCo-
Adapun variabel lain tersbeut yakni produk, Branding dapat meningkatkan ekuitas
price (harga), place (lokasi), promotion merek karena adanyatransfer nilai dari
(promosi) serta kepercayaan atas merk. merek-merek yang berpartisipasi. Merek
yangmemiliki ekuitas yang tinggi jika
Pembahasan dipasangkan dengan merek lainyang
Hasil analisis deskriptif mempunyai ekuitas yang tinggi pula akan
menunjukan bahwa keseluruhan jawaban menghasilkanevaluasi yang lebih positif
dari responden mengenai keputusan pada Partnering Brand dibandingkan
pembelian berada pada kategori yang cukup dengan sebelum dipasangkan.Dari
baik dengan skor sebesar 77,84%. Hal ini banyaknya hal penting yang harus
berarti bahwa konsumen memiliki diperhatikan olehperusahaan tentu saja
preferensi yang cukup tinggi dalam merek (Brand) menjadi hal yang paling
melakukan pembelian produk Walls utamadidalam memasarkan sebuah produk.
selection Oreo karena prodik tersebut Suatu merek bukan hanyasebuah nama,
meruypakan suatu gabungan produk yang simbol, gambar atau tanda yang tidak
keduanya sangat disukai oleh konsumen. mempunyai arti.
Peningkatan keputusan pembelian tersebut Sebagaimana hasil deskriptif
akan membawa dampak baik bagi ditemukan bahwa keseluruhan jawaban dari
perusahaan dan berbagai merk produk responden mengenai Co-Branding berada
untuk menerapkan strategi kombinasi pada kategori yang cukup baik dengan skor
branding. sebesar 77,16%. Hal ini berarti bahwa
Ketika konsumen memutuskan strategi kolaborasi yang dilakukan oleh
untuk membeli suatu produksebenarnya Walls dengan Oreo mampu memberikan
mereka memiliki alasan-alasan tertentu kesan yang positif bagi konsumen dimana
dalam memilih sebuahproduk, misalnya konsumen merasa produk tersebut mampu
merasa puas dengan kualitas dan pelayanan untuk memenuhi ekspektasi
yangditawarkan produk tersebut. Ada pula konsumen.Kolaborasi antar produk
konsumen yang membeli memang telah banyak dilakukan oleh
barangberdasarkan kebutuhan akan suatu produsen- produsen selama ini, dimana
barang dan tidak sedikit konsumen strategi tersebut ada yang mampu untuk
yangmembeli suatu produk secara meningkatkan penjualan namun ada pula
spontanitas, maksudnya konsumen yang kurang mampu meningkatkan
membeliproduk tersebut tanpa ada rencana penjualan.Sementara untuk kolaborasi merk
untuk membeli sebelumnya atau antara Walls dan Oreo ini cukup diminati
tanpaadanya pertimbangan – pertimbangan oleh konsumen terutama yang berusia
khusus ketika memutuskan untukmembeli. antara 15-30 tahun.
Konsumen yang merasakan kepuasan akan Hasil pengujian regresi ditemukan
suatu brand imageterhadap produk bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
pilihannya memberikan pengaruh dalam dari Co-Branding terhadap keputusan
benak konsumenuntuk terus melakukan pembelian produk makanan ringan Walls
pembelian terhadap suatu produk atau jasa Oreo pada masyarakat di Kota
tersebut. Untuk memudahkan keputusan Gorontalo.Semakin baik persepsi
tersebut diambil maka ini menjadi celah konsumen atas Co- Branding yang
bagi produsen atau perusahaan untuk dilakukan oleh produsen maka keputusan
melakukan suatu strategi, salah satunya
pembelian konsumen dalam membeli Gorontalo akan semakin intensif.Nilai
produk makanan ringan Walls Oreo pada koefisien determinasi R2 sebesar 0,558 yang
masyarakat di Kota Gorontalo akan berarti bahwa sebesar 55,80% Keputusan
semakin intensif.Nilai koefisien pembelian produk makanan ringan Walls
2
determinasi R sebesar 0,558 yang berarti Oreo pada masyarakat di Kota Gorontalo
bahwa sebesar 55,80% Keputusan dipengaruhi oleh strategi Co-Branding yang
pembelian produk makanan ringan Walls diterapkan. Adapun pengaruh dari variabel
Oreo pada masyarakat di Kota Gorontalo lain terhadap Keputusan pembelian sebesar
dipengaruhi oleh strategi Co-Branding yang 44,20%. Adapun variabel lain tersbeut
diterapkan. Adapun pengaruh dari variabel yakni produk, price (harga), place (lokasi),
lain terhadap Keputusan pembelian sebesar promotion (promosi) serta kepercayaan atas
44,20%. Adapun variabel lain tersbeut merk.
yakni produk, price (harga), place (lokasi),
promotion (promosi) serta kepercayaan atas Daftar Pustaka
merk. Adunola Oluremi Oke, Rengun Wei,
Hasil penelitian ini sesuai dengan Akinmusire Omolola Peace,
Musibau Akintunde Ajagbe,
pernyataan dari Nurpriyanti dan Hurriyati
and Mercy Isiavwe Ogbari.
(2016) bahwa menurunnya keputusan (2016). Analysis Of Co-
konsumen danbanyaknya kompetitor Branding Impacts On Parent
mengakibatkan terjadinyapenurunnya Brands Equity.
pembelian pada produk es krimWall’s. Sci.Int.(Lahore),28(2),1733-
Untuk menangani hal tersebut, es 1743. ISSN 1013-
krimWall’s membuat suatu strategi 5316;CODEN: SINTE8
Alexandris, K., S. Douka, P. Papadopoulos,
pembentukan mereksalah satunya dengan
dan A. Kaltsatou. (2008).
melakukan Co-Branding.Strategi ini yaitu “Testing the role of service
suatu kerjasama yang dilakukanoleh dua quality on the development of
perusahaan atau lebih untuk brand associationsand brand
menghasilkansuatu produk loyalty”. Managing Service
baru.Pembentukan strategi Co-Branding Quality, Vol. 18 No. 3, pp.
239–254.
yangdilakukan perusahaan yang sudah
Arif Kurniawan, Sri Suryoko dan Sari
dikenalmasyarakat secara baik memberikan Listyorini. (2012). Pengaruh
pengaruhpositif pada produk baru yang strategi co- branding, brand
dikeluarkan yang kemudian dapat equity terhadap Purchase
meningkatkan perferensi konsumen dalam intention melalui brand
membeli. preference. Jurnal
Administrasi Bisnis
(JAB)|Vol. 63 No. 1
Kesimpulan
Oktober 2018
Berdasarkan hasil penelitian dan Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen
pembahasan di atas, maka dapat ditarik Pemasaran. Edisi II. Rajawali
simpulan bahwa terdapat pengaruh yang Press. Jakarta
signifikan dari Co-Branding terhadap Cheng, A., dan Hsui, C. (2001). “Using free
keputusan pembelian produk makanan association to examine the
ringan Walls Oreo pada masyarakat di Kota relationship between the
characteristics of brand
Gorontalo.Semakin baik persepsi konsumen associations and brand
atas Co-Branding yang dilakukan oleh equity”. Journal of Product
produsen maka keputusan pembelian & Brand Management, Vol.
konsumen dalam membeli produk makanan 10 No. 7.
ringan Walls Oreo pada masyarakat di Kota Ermawati, P. Wahyu. Sudiro, Achmad,
Khusniyah, Nur. (2016). (2012). Manajemen
“Pengaruh Kesadaran Merek Pemasaran. Edisi 12.
dan Asosiasi Merek terhadap Jakarta : Erlangga
Ekuitas Merek pada Kotler, Philip & Armstrong, Gary. (2014).
Pelanggan Hypermarket di Prinsip-prinsip Manajemen.
Kota Malang”. Jurnal Edisi 14,Jilid1. Jakarta:
Aplikasi Manajemen. Vol 14. Erlangga.
Nomor 2. Hal 373 – 386. Kurniawan, Arif. Dkk. (2014). “Pengaruh
Faems, D., Van Looy, B., & Debackere, K. Strategi Co-Branding, Brand
(2005). “Interorganizational Equity Terhadap Purchase
collaboration and Intention Melalui Brand
innovation: Toward a Preference (Study Co-
portfolio approach”. Journal Branding Daihatsu-Toyota
of Product Innovation Pada Produk Daihatsu Xenia
Management, 22, 238–250 Di Karya Zirang Utama)
Ghazali, Imam. (2009). ”Aplikasi Analisis Leonita. (2012). Analisis Sikap Konsumen
Multivariate dengan Program Pada Co-Branding Walls
SPSS”. Buavita.
BP Undip. Semarang. Skripsi. Universitas Indonesia.
Gil, R., Bravo, E., Fraj Andre’s, dan E. Moh. Zein, Darma Kusuma. (2012).
Marti’nez, S. (2007). “Family “Analisis Pengaruh Ekuitas
As A Source Of Consumer- Merek Terhadap Minuman
Based Brand Equity”. Isotonik Pocari Sweat (Studi
Journal of Product & Brand Pada Mahasiswa Fakultas
Management, 16/3, pp.188– Ekonomika dan Bisnis
199. Universitas Diponegoro
Gujarati, Damodar, (2003), “Ekonometri Semarang)”. Ekonomi
Dasar. Terjemahan: Manajemen Universitas
SumarnoZain”. Diponegoro Semarang.
Jakarta: Erlangga. Nugraha, Agung. (2014). “Pengaruh ekuitas
Helga Drumond, 2003, Metode Penelitian merek terhadap keputusan
Bisnis, Jilid I, Edisi kelima, pembelian produk mie instan
Erlangga, Jakarta (Studi pada mie sedap).
Janita, Dewi Ike. 2009. Creating And Skripsi: Program Studi
Sustaining Brand Equity: Manajemen. Fakultas
Aspek Manjerial Dan Ekonomi. Universitas Negeri
Akademis Dari Branding Yogyakarta.
Amara: Yogyakarta Nugroho J. Setiadi. (2003). Perilaku
Konsumen: Konsep dan
Judith H, Brian D. Till And Randi Priluck.
Implikasi untuk Strategi dan
(2000). Co-branding: brand
Penelitian Pemasaran.
equity and trial effects.
Jakarta: Prenada Media.
Journal Of Consumer
Nurpriyanti, Vika. Dan Hurriyati, Ratih.
Marketing, Vol.17
(2016). “Pengaruh kinerja co-
NO.72000, pp.591- 604
branding terhadap keputusan
Kasali, R. 2017. Membidik Pasar
pembelian (survei pada mini
Indonesia: Segmentasi,
market penjual eskrim wall’s
Targeting, danPositioning.
selection oreo di kecamatan
Jakarta: Gramedia Pustaka
cikajang - garut)”. Journal of
Utama.
Business Management
Kotler, P. (2013). “A Framework, for
Education. Vol 1. No 1.
Marketing Management”.
Payne, Adrian. (2000), Pemasaran Jasa, The
Prentice HallUpper SadIe Essence of Service
River, New Jersey.
Maerketing, Andi
Kotler, Philip and Kevin Lance Keller.
Yogyakarta Market in China”. Journal of
Rangkuti, F. (2004). “The Power of Brands: Product & Brand
Teknik Mengelola Brand Management. 18(4), 262–271
Equity dan Strategi Washburn, J. H., Till, B. D., & Priluck, R.
Pengembangan Merek (Plus (2000). “Co-branding: Brand
Analisis Kasus dengan equity and trial effects”.
SPSS”). Jakarta: PT Journal of Consumer
Gramedia Pustaka Utama. Marketing, 17, 591–604.
Roslina. (2009). Pengaruh Pengetahuan Wason, Hilary., dan Charlton, Natalie.
Produk dan Citra Merek (2015). “How Positioning
Terhadap Pembelian Strategies Affect Co-
Produk.Jurnal Manajemen Branding Outcomes”.
dan Bisnis.Vol 10,No Cogent Bussines and
2.2009.ISSN: 1412 –3681. Management. Vol 2.
Sugiyono. (2011). ”Metode Penelitian Xiao, N., & Lee, S. H. (2014). “Brand
Kombinasi; Mixed Methods”. identity fit in co-branding”.
Banduung: Alfabeta European Journal of
Tong, X., dan Jaria, M.H. (2009). Marketing, 48, 1239–1254.
“Measuring Customer Based
Brand Equity: Empirical
Evidence from the Sportswear

Anda mungkin juga menyukai