FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN 2022 PENGARUH CO-BRANDING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MAKANAN RINGAN WALLS OREO.
Safrin Aditia Ladiku, Idris Yanto Niode, Yulinda L Ismail.
Program Studi S1 Manajemen FE Universitas Negeri Gorontalo
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk 1) untuk menganalisis dan mengetahui co-
branding terhadap keputusan pembelian. 2) untuk menganalisis dan mengetahui seberapa besar pengaruh co-branding terhadap keputusan pembelian Walls Oreo,Responding penelitian ini sebanyak 67 orang. Metode pengambilan sampel menggunakan acceidental sampling dan teknik pengumpulan data menggunakan penyebaran angket ke responden yang melakukan pembelian walls oreo. Analisis menggunakan regresi sederhana.
Hasil Penelitian menunjukan bahwa terdapat 1) pengaruh yang signifikan dari
co- branding terhadap keputusan pembelian produk makanan ringan walls oreo pada masyarakat di kota gorontalo. 2) Semakin baik persepsi konsumen atas co-branding yang dilakukan oleh produsen maka keputusan pembelian konsumen dalam membeli produk makanan ringan walls oreo pada masyarakat di kota gorontalo akan semakin intensif dengan nilai koefisien determinasi R2 sebesar 0,558 yang berarti bahwa sebesar 55,80% Keputusan pembelian produk makanan ringan Walls Oreo pada masyarakat di Kota Gorontalo dipengaruhi oleh strategi Co-Branding yang diterapkan. Adapun pengaruh dari variabel lain terhadap Keputusan pembelian sebesar 44,20%.
Kata Kunci: Keputusan Pembelian, Co Branding
Pendahuluan Perbedaan hasil ini turut memperlebar gap Co-Branding adalah kombinasi dalam penelitian sehingga pengaruh co- dari dua merek atau lebih untuk branding terhadap keputusan pembelian menciptakan suatu produk baru dan unik konsumen patut untuk dilakukan (Washburn, Till dan Priluck, 2000). pengujian kembali melalui penelitian ini Menurut (Leonita, 2012) asosiasi yang dengan mengangkat judul yang sama diciptakan dalam Co-Branding dapat tetapi dengan pengujian sampel dan lokasi meningkatkan ekuitas merek karena yang berbeda. adanya transfer nilai dari merek-merek Adapun masalah dalam penelitian yang berpartisipasi. Merek yangmemiliki ini adalah 1).Untuk ekuitas yang tinggi jika dipasangkan menganalisis dan dengan merek lain yang mempunyai mengetahui pengaruh co- ekuitas yang tinggi pula akan branding terhadap menghasilkan evaluasi yang lebih positif keputusanpembelian WallsOreo; pada Partnering Brand dibandingkan 2).Untukmenganalisisdanmengetahuisebe dengan sebelum dipasangkan (Washburn, rapabesarpengaruhco-brandingterhadap Till dan Priluck,2000). keputusan pembelian Walls Oreo. Pada fenomena ini, Wall’s Selection Oreo masuk kedalam kategori Kajian Teori ingredient co-branding, yang merupakan Keputusan Pembelian jenis co-branding yang bekerja sama Pengertian keputusan pembelian menciptakan brand equity pada bahan, menurut Helga Drumond (2003), adalah komponen atau bagian yang diperlukan mengidentifikasikan semua pilihan yang yang terkandung pada produk hasil co- mungkin untuk memecahkan persoalan branding (Kotler & Keller, 2000). itu dan menilai pilihan-pilihan secara Walaupun Persuhaan Walls dan sistematis dan obyektif serta sasaran- Perusahaan Oreo sudah melakukan Co sasarannya yang menentukan keuntungan branding tetapi masih banyak konsumen serta kerugiannya masing-masing. yang memilh produk lain karena beberapa Sedangkan definisi keputusan pembelian konsumen lebih memerhatikan harga yang menurut Nugroho (2003) adalah proses lebih murah. Disamping itu pengintegrasian yang mengkombinasi kecenderungan konsumen lebih tertuju sikap pengetahuan untuk mengevaluasi dua pada satu merek yang atau lebih perilaku alternatif, dan memilih memangmerektersebut sudah terbentuk salah satu diantaranya. pada setaip Mindset konsumen.Sehingga Keputusan untuk membeli yang penerapan co-branding (penggabungan diambil oleh pembeli merupakan merek) dari dua perusahaan memberikan kumpulan dari sejumlah keputusan setiap kebingunggan dikalangan masyarakat/ keputusan membeli mempunyai suatu konsumen. struktur sebanyak tujuh komponen Secara empiris pun, terdapat (Swastha dalam Nugraha, 2014); temuan penelitian yang kontras antara 1. Keputusan tentang Jenis Produk Tong, Xiao dan Jana M. Hawley (2009) Konsumen dapat mengambil yang menemukan bukti bahwa keputusan tentang produk apa yang brandassociations memberikan pengaruh akan dibelinya untuk memuaskan terhadap brand equity, sedangkan Gil, et kebutuhan. al. (2007) dalam penelitiannya 2. Keputusan tentang Bentuk Produk menyimpulkan bahwa brand associations Konsumen dapat mengambil tidak mempengaruhi brand equity. keputusan untuk membeli suatu produk dengan bentuk sesuai dengan sebagai nama, istilah, tanda, simbol, selera dan kebutuhan. rancangan,atau kombinasi dari hal-hal 3. Keputusan tentang Merek tersebut, yangdimaksudkan untuk Konsumen dapat mengambil mengidentifikasi barang atau jasadari keputusan tentang merek produk seseorang atau sekelompok penjual dan yang akan dibelikarena setiap produk untukmembedakan dari produk pesaing. mempunyai perbedaan – perbedaan Merek perusahaan akan menjadi pembeda tersendiri. utama dan pilihan pelanggan semakin 4. Keputusan tentang Penjualnya kurang bergantung pada evaluasi manfaat Konsumen dapat mengambil keputusan fungsional suatu produk atau jasa dan lebih di mana produk yang diperlukan bergantung pada penilaian mereka terhadap tersebut akan dibeli. perusahaan dan orang-orang dalam 5. Keputusan tentang Jumlah Produk perusahaan (Payne, 2000). Konsumen dapat mengambil keputusan Penggunaan strategi co-branding berapa banyak produk yang akan mempunyai berbagai keuntungan tetapi dibelinyapada suatu produsen. di sisi lain juga mengandung resiko 6. Keputusan tentang Waktu Pembelian kerugian tergantung bagaimana Konsumen dapat mengambil keputusan memilih pasangan yang tepat, kondisi kapan harus melakukan pembelian. pasar dan kondisi masing- masing 7. Keputusan tentang Cara Pembayaran merek. Keuntungan yang bisa diperoleh Konsumen harus mengambil keputusan dengan melakukan co-branding : tentang metode atau cara pembayaran produk yang akan dibeli, apakah secara 1. Pendapatan dari loyalty tunai atau cicilan. Bagi perusahaan yang produknya digunakan sebagai bahan untuk produk Indikator Pengukuran Keputusan lainnya, sebuah kesepakatan co- Pembelian branding bisa mendapatkan sumber Indikator pengambilan keputusan pendapatan yang kedua berupa loyalty. konsumen dapat diukur melalui tahapan-tahapan pengambilan Misalnya PT Garuda mendaptkan sebagaimana yang dikutip dalam royalty dari Citybank Kotler dan Armstrong (2014)yang 2. Mendongkrak penjualan mencakup beberapa poin sebagai Dengan menggandeng merek lain berikut; 1. Pengenalan kebutuhan (need perusahaan dapat meningkatkan recognition) volume penjualan apalagi merek yang 2. Pencarian informasi diajak kerjasama merek yang setara 3. Pengevaluasian alternatif bahkan yang lebih kuat. Misal 4. Menentukan pembelian Microsoft dengan intel, Telkom dengan 5. Perilaku setelah pembelian Nokia. 3. Kesempatan memasuki pasar baru Co-Branding Dengan menggandeng perusahaan yang Brand menurut Janita (2009) adalah menguasai segmen pasar yang belum sebuah ide yang dituangkan dalam bentuk dilayani maka dengan co-branding kata, desain grafis, ataupun bunyi yang akan lebih mudah memasuki pasar baru. merepresentasikan sebuah produk. Brand 4. Menawarkan additional benefit juga sering dikait-kaitkan dengan Strategi ini dapat memberikan benefit simbolisasi sebuah produk. Sementara tambahan bagi konsumen misal berupa Kotler (2013) mendefinisikan brand paket penawaran yang lebih menarik, bonus tambahan, penawaran kredit dari logo, cap, atau kemasan) dengan bank dan lain-lain. maksud mengidentifikasi barang atau 5. Meminimalkan investasi jasa dari seorang penjual atau sebuah Dalam strategi pengembangan usaha sekelompok penjual tertentu. untuk memasuki pasar baru strategi Sedangkan Co-branding pengembangan usaha untuk memasuki (penggabungan merek) merupakan pasar baru strategi ini dapat menghemat tindakan menggunakan nama merek biaya. terkenal dari dua perusahaan yang 6. Mengurangi resiko berbeda atas produk yang sama (Kotler dan Amstrong, 2014). Dapat mengurangi resiko kegagalan terutama dalam memasuki pasar baru Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Co- dan menciptakan produk baru. Branding 7. Keuntungan lebih cepat didapat 1. Faktor partner Keuntungan yang di peroleh dapat lebih Perusahaan yang akan melakukan co- cepat diraih karena usaha dilakukan branding harus memperhatikan asosiasi bersama-sama.Misal Telkom dan merek dari perusahaan yang bertindak Nokia. sebagai ingredient branding maupun 8. Harga premium sebagai host branding. Tidak selamanya co-branding antara Perusahaan dapat membuat harga perusahaan dengan asosiasi merek yang premium dan mempunyai peluang lebih sama-sama kuat selalu berhasil di pasar. besar untuk sukses di pasar. Menurut riset yang ada suatu 9. Mengkomunikasikan kualitas produk perusahaan dengan asosiasimerek yang Dengan strategi ini komsumen dapat kuat dalam jangka panjang akan lebih dengan lebih cepat mengetahui kualitas menguntungkan apabila melakukan co- produk, lebih tertarik dan percaya branding dengan perusahaan yang 10. Meyakinkan pelanggan memiliki asosiasi merek yang lebih Pelanggan akan lebih yakin dengan lemah. informasi yang disampaikan oleh ahli di 2. Kampanye Iklan bidangnya yang telah bekerja sama Hasil kajian riset menyatakan bahwa dengan perusahaan. host partner sebaiknya tidak 11. Akses teknologi canggih mendukung kegiatan kampanye iklan oleh ingredient partner apabila iklan Perusahaan yang lemah teknologinya menekankan pada manfaat yang dapat melakukan co-branding dengan dimiliki oleh host partner sebelumnya. perusahaan lain yang mempunyai Selain itu co-branding memerlukan fokus, reputasi dan ahli. sejumlah dana yang cukup besar untuk 12. Meningkatkan minat pelanggan melakukan kampanye iklan. Dengan co-branding produk lebih 3. Pengalaman dengan produk menarik bagi konsumen. Ada kalanya merek yang lebih kuat Di samping benefit yang bisa diperoleh menciptakan harapan yang berlebihan dari co-branding namun ada kelemahan atas produk co-branded sehingga dapat atau resiko yang dihadapi. Resiko yang menimbulkan ketidakpuasan dalam dihadapi. mencoba produk tersebut. Dimana kepuasan tersebut dapat diteruskan Merek adalah nama dan simbol yang kepada merek ingredient yang bersifat membedakan (seperti sebuah menyebabkan evaluation kualitas jadi Keterangan semakin rendah. 4. Atribut kualitas X : Co-Branding Y : Keputusan Pembelian Bila atribut kualitas tidak bisa diamati :Garis Hubungan Parsial terutama pada produk-produk experience (produk yang membutuhkan Populasi& Sampel pengalaman dari konsumen dalam Populasi dalam penelitian ini mengkonsumsi produk tersebut agar adalah konsumen yang melakukan dapat memberikan penilaian produk), pembelian Walls OreoDi Kota Gorontalo, co-branding bisa memberikan jumlah populasi penelitian ini diasumsikan kepastian kualitas.Tetapi sebaliknya tidak dapat diidentifikasi (jumlahnya tak jika atribut kualitas dapat diamati maka terhingga), karena tidak dapat di ukur kehadiran merek yang kuat kurang berapa rata-rata perhari jumlah pengunjung berperan karena konsumen menilai yang datang melakukan pembelian.Oleh secara langsung. karena itu, sampelyang diambil harus betul- Adapun indikator co-branding yang betul representatif (dapat mewakili). Maka dikembangkan oleh Kotler and. Keller untuk menentukan besarnya jumlah sampel (2012), adalah sebagai berikut : pelanggan digunakan rumus Louis M. dan a. Adequate Brand Awareness Richard A. Parker (Eriyanto, 2007:292) (Kesadaran merek yang memadai), Berdasarkan rumus dapat di b. Brand is Sufficiently Strong(Merek peroleh sampel dari populasi sebanyak 67 yang cukup kuat), responden. c. Favorable (Perasaan yang Dalam pengambilan sampel, teknik mendukung atau memihak), yang digunakan dalam penelitian ini adalah d. Unique association(Penggabungan non probability sampling, yaitu semua yang unik), elemen dalam populasi tidak memiliki Metode Penelitian kesempatan yang sama untuk dipilih Jenis dan Sumber Data menjadi sampel (Ferdinand, 2006:231). Hal Penelitian ini menggunakan jenis ini dilakukan karena mengingat penelitian kuantitatif. Karena pada keterbatasan waktu yang ada, maka metode penelitian ini menggambarkan suatu pengambilan sampel menggunakan variabel, gejala atau keadaan yang diteliti acceidental sampling dan convenience secara apa adanyadengan menggunakan sampling. data yang bersifat angka yang diperoleh dari angket ataukuesioner. Hasil & Pembahasan Kerangka Konsep Penelitian Pengujian Hipotesis Penelitian ini mengambil dua Setelah pengujian model dilakukan variabel yakni co-branding sebagai variabel selanjutnya akan dilaksanakan pengujian bebas(variabel Independen) dan keputusan signfikansi pengaruh dari variabel pembelian sebagai variabel terikat (variabel CoBranding terhadap Variabel dependen) yang digambarkan kedalam Keputusanpembelian. Adapun tahapan bentuk bagan sebagai berikut: pengujian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : Adapun hasil Pengujian hipotesis (X) (Y) dengan bantuan progran SPSS 21 dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1beikut: Tabel 1 : Hasil Uji Hipotesis Dengan demikian dapat Nilai disimpulkan terdapat pengaruh yang Model Koefisie Signi tTabe Keterangan n fikan signifikan dari Co-Branding terhadap l (t- si keputusan pembelian di Aisyah Mart Telaga Hitun Kabupaten Gorontalo dan pengaruhnya g) bersifat positif. Semakin baik persepsi (Con 5.948 .000 konsumen atas Co- Branding yang stant) dilakukan oleh produsen maka keputusan Berpen Co- 9.050 .000 1,997 garuh pembelian konsumen dalam membeli Bran produk makanan ringan Walls Oreo pada Signifik ding an masyarakat di Kota Gorontalo akansemakin Sumber: Data Olahan SPSS 21, 2020 intensif. Hasil analisis pada tabel 1 Interpretasi Koefisien Determinasi menunjukan bahwa nilai t-hitung untuk Untuk mengetahui besar pengaruh variabel Co- Branding adalah sebesar dari Co-Branding terhadap Keputusan 9,050.Sedangkan nilai t-tabel pada tingkat pembelian digunakan analisis signfikansi 5% dan derajat bebas n-k-1 atau koefisien determinasi.Nilai koefisien 67-1-1= 65 sebesar 1,997.Jika kedua nilai t determinasi mencerminkan besarnya ini dibandingkan maka nilai t-hitung masih pengaruh perubahan variabel bebas dalam lebih besar dibandingkan dengan nilai t-tabel menjalankan perubahan pada variabel tidak (9,050>1,997).Selain itu apabili kita bebas secara bersama-sama, dengan tujuan membandingkan nilai signifikan (Pvalue), untuk mengukur kebenaran dan kebaikan maka dapat dilihat bahwa nilai Pvalue (0,000) hubungan antar variable dalam model yang dari pengujian ini lebih kecil dari digunakan.Besarnya koefisien determinasi 0.05.Dengan demikian hipotesis yang (R2) dapat dilihat pada tabel2 berikut: menyatakan bahwa terdapat pengaruh dari Co-Branding terhadap Keputusan Tabel 2 : Koefisien Determinasi pembelian, diterima. Sehingga dapat Std. Error Model R R Adjusted disimpulkan bahwa pada tingkat Square R Square of the kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa Estima terdapat pengaruh yang signifikan dari Co- te Branding terhadap keputusan pembelian a produk makanan ringan Walls Oreo pada 1 .747 .558 .551 3.45850 masyarakat di Kota Gorontalo. Berikut ini Sumber: Data Olahan SPSS 21, 2020 gambaran dari kurva penerimaan dan Berdasarkan hasil estimasi model penolakan hipotesis alternatif penelitian: persamaan regresi yang telah dilakukan H diatas diperoleh nilai koefisien determinasi o R2 sebesar 0,558. Nilai ini berarti bahwa sebesar 55,80% Keputusan pembelian produk makanan ringan Walls Oreo pada masyarakat di Kota Gorontalo dipengaruhi oleh strategi Co-Branding yang diterapkan. H H Dari nilai yang dihasilkan dari analisis -1,997 0 +1,9979,050 regresi di atas, maka dapat pula disimpulkan bahwa variabel bebas telah mampu ataupun Gambar 2: Kurva Penolakan dan baik dalam menjelaskan atau memberikan Penerimaan Ha informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat. Adapun yakni dengan Co Branding. pengaruh dari variabel lain terhadap Menurut Leonita (2012) bahwa Keputusan pembelian sebesar 44,20%. asosiasi yang diciptakan dalamCo- Adapun variabel lain tersbeut yakni produk, Branding dapat meningkatkan ekuitas price (harga), place (lokasi), promotion merek karena adanyatransfer nilai dari (promosi) serta kepercayaan atas merk. merek-merek yang berpartisipasi. Merek yangmemiliki ekuitas yang tinggi jika Pembahasan dipasangkan dengan merek lainyang Hasil analisis deskriptif mempunyai ekuitas yang tinggi pula akan menunjukan bahwa keseluruhan jawaban menghasilkanevaluasi yang lebih positif dari responden mengenai keputusan pada Partnering Brand dibandingkan pembelian berada pada kategori yang cukup dengan sebelum dipasangkan.Dari baik dengan skor sebesar 77,84%. Hal ini banyaknya hal penting yang harus berarti bahwa konsumen memiliki diperhatikan olehperusahaan tentu saja preferensi yang cukup tinggi dalam merek (Brand) menjadi hal yang paling melakukan pembelian produk Walls utamadidalam memasarkan sebuah produk. selection Oreo karena prodik tersebut Suatu merek bukan hanyasebuah nama, meruypakan suatu gabungan produk yang simbol, gambar atau tanda yang tidak keduanya sangat disukai oleh konsumen. mempunyai arti. Peningkatan keputusan pembelian tersebut Sebagaimana hasil deskriptif akan membawa dampak baik bagi ditemukan bahwa keseluruhan jawaban dari perusahaan dan berbagai merk produk responden mengenai Co-Branding berada untuk menerapkan strategi kombinasi pada kategori yang cukup baik dengan skor branding. sebesar 77,16%. Hal ini berarti bahwa Ketika konsumen memutuskan strategi kolaborasi yang dilakukan oleh untuk membeli suatu produksebenarnya Walls dengan Oreo mampu memberikan mereka memiliki alasan-alasan tertentu kesan yang positif bagi konsumen dimana dalam memilih sebuahproduk, misalnya konsumen merasa produk tersebut mampu merasa puas dengan kualitas dan pelayanan untuk memenuhi ekspektasi yangditawarkan produk tersebut. Ada pula konsumen.Kolaborasi antar produk konsumen yang membeli memang telah banyak dilakukan oleh barangberdasarkan kebutuhan akan suatu produsen- produsen selama ini, dimana barang dan tidak sedikit konsumen strategi tersebut ada yang mampu untuk yangmembeli suatu produk secara meningkatkan penjualan namun ada pula spontanitas, maksudnya konsumen yang kurang mampu meningkatkan membeliproduk tersebut tanpa ada rencana penjualan.Sementara untuk kolaborasi merk untuk membeli sebelumnya atau antara Walls dan Oreo ini cukup diminati tanpaadanya pertimbangan – pertimbangan oleh konsumen terutama yang berusia khusus ketika memutuskan untukmembeli. antara 15-30 tahun. Konsumen yang merasakan kepuasan akan Hasil pengujian regresi ditemukan suatu brand imageterhadap produk bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pilihannya memberikan pengaruh dalam dari Co-Branding terhadap keputusan benak konsumenuntuk terus melakukan pembelian produk makanan ringan Walls pembelian terhadap suatu produk atau jasa Oreo pada masyarakat di Kota tersebut. Untuk memudahkan keputusan Gorontalo.Semakin baik persepsi tersebut diambil maka ini menjadi celah konsumen atas Co- Branding yang bagi produsen atau perusahaan untuk dilakukan oleh produsen maka keputusan melakukan suatu strategi, salah satunya pembelian konsumen dalam membeli Gorontalo akan semakin intensif.Nilai produk makanan ringan Walls Oreo pada koefisien determinasi R2 sebesar 0,558 yang masyarakat di Kota Gorontalo akan berarti bahwa sebesar 55,80% Keputusan semakin intensif.Nilai koefisien pembelian produk makanan ringan Walls 2 determinasi R sebesar 0,558 yang berarti Oreo pada masyarakat di Kota Gorontalo bahwa sebesar 55,80% Keputusan dipengaruhi oleh strategi Co-Branding yang pembelian produk makanan ringan Walls diterapkan. Adapun pengaruh dari variabel Oreo pada masyarakat di Kota Gorontalo lain terhadap Keputusan pembelian sebesar dipengaruhi oleh strategi Co-Branding yang 44,20%. Adapun variabel lain tersbeut diterapkan. Adapun pengaruh dari variabel yakni produk, price (harga), place (lokasi), lain terhadap Keputusan pembelian sebesar promotion (promosi) serta kepercayaan atas 44,20%. Adapun variabel lain tersbeut merk. yakni produk, price (harga), place (lokasi), promotion (promosi) serta kepercayaan atas Daftar Pustaka merk. Adunola Oluremi Oke, Rengun Wei, Hasil penelitian ini sesuai dengan Akinmusire Omolola Peace, Musibau Akintunde Ajagbe, pernyataan dari Nurpriyanti dan Hurriyati and Mercy Isiavwe Ogbari. (2016) bahwa menurunnya keputusan (2016). Analysis Of Co- konsumen danbanyaknya kompetitor Branding Impacts On Parent mengakibatkan terjadinyapenurunnya Brands Equity. pembelian pada produk es krimWall’s. Sci.Int.(Lahore),28(2),1733- Untuk menangani hal tersebut, es 1743. ISSN 1013- krimWall’s membuat suatu strategi 5316;CODEN: SINTE8 Alexandris, K., S. Douka, P. Papadopoulos, pembentukan mereksalah satunya dengan dan A. Kaltsatou. (2008). melakukan Co-Branding.Strategi ini yaitu “Testing the role of service suatu kerjasama yang dilakukanoleh dua quality on the development of perusahaan atau lebih untuk brand associationsand brand menghasilkansuatu produk loyalty”. Managing Service baru.Pembentukan strategi Co-Branding Quality, Vol. 18 No. 3, pp. 239–254. yangdilakukan perusahaan yang sudah Arif Kurniawan, Sri Suryoko dan Sari dikenalmasyarakat secara baik memberikan Listyorini. (2012). Pengaruh pengaruhpositif pada produk baru yang strategi co- branding, brand dikeluarkan yang kemudian dapat equity terhadap Purchase meningkatkan perferensi konsumen dalam intention melalui brand membeli. preference. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 63 No. 1 Kesimpulan Oktober 2018 Berdasarkan hasil penelitian dan Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen pembahasan di atas, maka dapat ditarik Pemasaran. Edisi II. Rajawali simpulan bahwa terdapat pengaruh yang Press. Jakarta signifikan dari Co-Branding terhadap Cheng, A., dan Hsui, C. (2001). “Using free keputusan pembelian produk makanan association to examine the ringan Walls Oreo pada masyarakat di Kota relationship between the characteristics of brand Gorontalo.Semakin baik persepsi konsumen associations and brand atas Co-Branding yang dilakukan oleh equity”. Journal of Product produsen maka keputusan pembelian & Brand Management, Vol. konsumen dalam membeli produk makanan 10 No. 7. ringan Walls Oreo pada masyarakat di Kota Ermawati, P. Wahyu. Sudiro, Achmad, Khusniyah, Nur. (2016). (2012). Manajemen “Pengaruh Kesadaran Merek Pemasaran. Edisi 12. dan Asosiasi Merek terhadap Jakarta : Erlangga Ekuitas Merek pada Kotler, Philip & Armstrong, Gary. (2014). Pelanggan Hypermarket di Prinsip-prinsip Manajemen. Kota Malang”. Jurnal Edisi 14,Jilid1. Jakarta: Aplikasi Manajemen. Vol 14. Erlangga. Nomor 2. Hal 373 – 386. Kurniawan, Arif. Dkk. (2014). “Pengaruh Faems, D., Van Looy, B., & Debackere, K. Strategi Co-Branding, Brand (2005). “Interorganizational Equity Terhadap Purchase collaboration and Intention Melalui Brand innovation: Toward a Preference (Study Co- portfolio approach”. Journal Branding Daihatsu-Toyota of Product Innovation Pada Produk Daihatsu Xenia Management, 22, 238–250 Di Karya Zirang Utama) Ghazali, Imam. (2009). ”Aplikasi Analisis Leonita. (2012). Analisis Sikap Konsumen Multivariate dengan Program Pada Co-Branding Walls SPSS”. Buavita. BP Undip. Semarang. Skripsi. Universitas Indonesia. Gil, R., Bravo, E., Fraj Andre’s, dan E. Moh. Zein, Darma Kusuma. (2012). Marti’nez, S. (2007). “Family “Analisis Pengaruh Ekuitas As A Source Of Consumer- Merek Terhadap Minuman Based Brand Equity”. Isotonik Pocari Sweat (Studi Journal of Product & Brand Pada Mahasiswa Fakultas Management, 16/3, pp.188– Ekonomika dan Bisnis 199. Universitas Diponegoro Gujarati, Damodar, (2003), “Ekonometri Semarang)”. Ekonomi Dasar. Terjemahan: Manajemen Universitas SumarnoZain”. Diponegoro Semarang. Jakarta: Erlangga. Nugraha, Agung. (2014). “Pengaruh ekuitas Helga Drumond, 2003, Metode Penelitian merek terhadap keputusan Bisnis, Jilid I, Edisi kelima, pembelian produk mie instan Erlangga, Jakarta (Studi pada mie sedap). Janita, Dewi Ike. 2009. Creating And Skripsi: Program Studi Sustaining Brand Equity: Manajemen. Fakultas Aspek Manjerial Dan Ekonomi. Universitas Negeri Akademis Dari Branding Yogyakarta. Amara: Yogyakarta Nugroho J. Setiadi. (2003). Perilaku Konsumen: Konsep dan Judith H, Brian D. Till And Randi Priluck. Implikasi untuk Strategi dan (2000). Co-branding: brand Penelitian Pemasaran. equity and trial effects. Jakarta: Prenada Media. Journal Of Consumer Nurpriyanti, Vika. Dan Hurriyati, Ratih. Marketing, Vol.17 (2016). “Pengaruh kinerja co- NO.72000, pp.591- 604 branding terhadap keputusan Kasali, R. 2017. Membidik Pasar pembelian (survei pada mini Indonesia: Segmentasi, market penjual eskrim wall’s Targeting, danPositioning. selection oreo di kecamatan Jakarta: Gramedia Pustaka cikajang - garut)”. Journal of Utama. Business Management Kotler, P. (2013). “A Framework, for Education. Vol 1. No 1. Marketing Management”. Payne, Adrian. (2000), Pemasaran Jasa, The Prentice HallUpper SadIe Essence of Service River, New Jersey. Maerketing, Andi Kotler, Philip and Kevin Lance Keller. Yogyakarta Market in China”. Journal of Rangkuti, F. (2004). “The Power of Brands: Product & Brand Teknik Mengelola Brand Management. 18(4), 262–271 Equity dan Strategi Washburn, J. H., Till, B. D., & Priluck, R. Pengembangan Merek (Plus (2000). “Co-branding: Brand Analisis Kasus dengan equity and trial effects”. SPSS”). Jakarta: PT Journal of Consumer Gramedia Pustaka Utama. Marketing, 17, 591–604. Roslina. (2009). Pengaruh Pengetahuan Wason, Hilary., dan Charlton, Natalie. Produk dan Citra Merek (2015). “How Positioning Terhadap Pembelian Strategies Affect Co- Produk.Jurnal Manajemen Branding Outcomes”. dan Bisnis.Vol 10,No Cogent Bussines and 2.2009.ISSN: 1412 –3681. Management. Vol 2. Sugiyono. (2011). ”Metode Penelitian Xiao, N., & Lee, S. H. (2014). “Brand Kombinasi; Mixed Methods”. identity fit in co-branding”. Banduung: Alfabeta European Journal of Tong, X., dan Jaria, M.H. (2009). Marketing, 48, 1239–1254. “Measuring Customer Based Brand Equity: Empirical Evidence from the Sportswear
Analisis Pengaruh Harga, Citra Merek, Dan Desain Produk Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Produk Maggot Cloth Di Distro Most Wanted Di Kota Lhokseumawe