Anda di halaman 1dari 4

Apa yang telah kita capai di Bulan Ramadhan Tahun ini?

ِ ‫َا �ﻟﺴ َﻼ ُم �َﻠَ ْﯿ ُ ْﲂ َو َر ْ َﲪ ُﺔ‬


...ُ‫ﷲ َو�َ َﺮ َﰷﺗُﻪ‬
‫ﴍ ِف ْا ��ﻧْ ِب َيﺎ ِء‬ َ ْ ‫اﻟﺴ َﻼ ُم �َ َﲆ �أ‬ � ‫اﻟﺼ َﻼ ُة َو‬ � ‫ َو‬٫‫َاﻟْ َﺤ ْﻤﺪُ ِ � ِ� َر ِ ّب اﻟ َﻌﺎﻟَ ِﻤ َﲔ‬
ْ َ ‫ َو�َ َﲆ َا ِ ِ� َو‬٫‫َواﻟْ ُﻤ ْﺮ َﺳ ِﻠ ْ َﲔ‬
.‫ﲱ ِﺒ ِﻪ �أ ْ َﲨ ِﻌ ْ َﲔ‬
‫َﴪ ِﱄ �أ ْﻣ ِﺮي َوا ْ�ﻠُ ْﻞ ُﻋ ْﻘﺪَ ًة ِﻣ ْﻦ ِﻟ َﺴ ِﺎﱐ ﯾ َ ْﻔﻘَﻬُﻮا‬ ْ ّ ِ �‫اﴍ ْح ِﱄ َﺻ ْﺪ ِري َو‬ َ ْ ‫َر ِ ّب‬
‫ﻗَ ْﻮ ِﱄ‬
. ُ‫�أ �ﻣﺎ ﺑ َ ْﻌﺪ‬
‫ﷲ اﻟْ َﻌ ِﻈ ْ َﲓ‬ َ ‫ﷲ … َا ْﺳ� َﺘ ْﻐ ِﻔ ُﺮ‬ ِ ‫ﷲ َو �آ ْﺷﻬَﺪُ �آ �ن ُﻣ َﺤ �ﻤﺪًا �ر ُﺳ ْﻮ ُل‬ ُ �‫�آ ْﺷﻬَﺪُ َا ْن �آ ِا َ َ� ِاﻻ‬
‫َالﻠ�ﻬُ �ﻢ َﺻ ِ ّﻞ �َ ٰﲆ َﺳ� ِ ّﯿ ِﺪ�َ ُﻣ َﺤ �ﻤ ٍﺪ َو�َ ٰﲆ آ آ ِل َﺳ� ِ ّﯿ ِﺪ�َ ُﻣ َﺤ �ﻤ ٍﺪ‬

Ramadan Syahrul Mubarok. Bulan suci Ramadan adalah bulan yang diberkahi. Tamu agung itu
telah tiba, tidak terasa sudah Ramadhan ke 7 kita lewati, memasuki Ramadhan ke 8. sudahkan
dimanakah kita dalam menyambutnya? Akankah bulan Ramadan ini menjadi Ramadan terakhir
kita? Bukankah banyak saudara-saudara kita seiman yang sekarang telah tiada dan tidak bisa
lagi menjumpai bulan suci Ramadan, padahal mereka tahun kemarin masih merasakan indahnya
bulan Ramadan?

Dua golongan yang saling bertolak belakang


Dalam hadis, ada dua golongan yang kontradiktif. Di antara dua golongan tersebut, termasuk ke
dalam golongan manakah kita pada bulan-bulan Ramadan yang telah berlalu?

Golongan pertama, digambarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sabdanya
yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadan dengan mengimani wajibnya puasa di bulan tersebut dan
mengharap pahalanya, niscaya Allah akan ampuni dosanya yang telah lalu.”
Sedangkan golongan kedua, digambarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam
sabdanya yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,

“Berapa banyak orang yang berpuasa, namun hanya mendapatkan lapar dan dahaga. Dan
berapa banyak orang yang salat, namun hanya mendapatkan begadang saja.” (HR. Imam
Ahmad, sahih)

Termasuk golongan manakah kita pada bulan-bulan Ramadan sebelumnya? Dan akan termasuk
golongan manakah kita pada Ramadan yang tahun ini?

Bulan Ramadan adalah bulan perlombaan kebaikan, sudahkah kita mempersiapkan diri
untuk menjadi pemenangnya dan bermental juara?

Bulan Ramadan, selain merupakan bulan ampunan, bulan kesabaran, juga merupakan bulan
perlombaan kebaikan. Karena dalam Al-Qur’an, hakikatnya Allah menamai aktifitas
mengamalkan kebaikan itu dengan “perlombaan”. Sedangkan pada bulan Ramadan, terdapat
berbagai macam amal kebaikan yang bisa kita lakukan, seperti puasa Ramadan, salat tarawih,
membaca Al-Qur’an, memberi makan buka puasa, beribadah saat lailatulqadar, dan lain-lain.

InsyaAllah, kita semua akan berlomba mencari ampunan Allah dan surga-Nya pada bulan suci
Ramadan, karena Allah Ta’ala berfirman dalam surah Al-Hadid ayat 21,

“Berlomba-lombalah kalian untuk mendapatkan ampunan dari Tuhan kalian dan surga yang
luasnya seluas langit dan bumi.”

Layaknya seseorang mengikuti sebuah perlombaan, maka butuh persiapan dan kiat-kiat untuk
menjadi juara di bulan Ramadan. Bukankah seseorang jika ingin menjadi juara, maka dia jauh-
jauh hari mempersiapkan dengan berlatih berkali-kali?

Kiat menyambut bulan Ramadan!


1. Apa yang kita persiapkan sebelum bulan Ramadhan? Sudahkah kita:
• Memasang tekad kuat dengan keikhlasan hati untuk bisa melakukan seluruh perintah
Allah dan menghindari perkara yang dilarang oleh-Nya. Dan tidaklah kita berpuasa dan
beribadah lainnya di bulan Ramadan, kecuali demi mencari rida Allah dan pahala Allah.
 Ini dilakukan agar terpenuhi syarat pertama diterimanya sebuah amal ibadah
seseorang, yaitu ikhlas.

• Mempersiapkan diri dengan mempelajari fikih Ramadan, bagaimana dulu tata cara
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam beribadah puasa, salat tarawih, dan
ibadah-ibadah lain.  Ini dilakukan agar terpenuhi syarat kedua diterimanya sebuah amal
ibadah seseorang (yaitu, mutaba’atur rasul shallallahu ‘alaihis wasallam).
• Bertobat dari segala dosa, karena dosa itu menghalangi seseorang dari mendapatkan
taufik Allah. Terutama bertobat dari syirik besar, karena syirik besar mengeluarkan
pelakunya dari Islam dan mengugurkan seluruh amal ibadah pelakunya.

• Mempersiapkan diri kita dengan meningkatkan kualitas ibadah kita kepada Allah semata
dengan semakin rajin salatnya (wajib maupun sunah), rajin membaca Al-Qur’an, dan lain-
lain. Hal ini agar saat tiba Ramadan, kita sudah siap beribadah kepada Allah semata
dengan terbaik.

2. Berada di bulan Ramadan


• Melaksanakan seluruh ibadah pada bulan Ramadan dengan ikhlas dan mutaba’ah agar
diterima amal ibadah yang dilakukan dan terus memonitor keduanya selama melakukan
peribadatan tersebut.

• Menghindari hal-hal yang merusak ibadah kita di bulan Ramadan, seperti: menghindari
riya’, sum’ah, ujub, menyombongkan prestasi amal saleh, pembatal-pembatal puasa, dan
menghindari seluruh maksiat dan dosa, terutama kesyirikan.

• Memprioritaskan amalan wajib, seperti: bertauhid, menghindari syirik, salat lima waktu,
bertekad kuat berpuasa Ramadan sebulan penuh, zakat mal bagi yang wajib
melaksanakannya, dan lain-lain.

• Bersabar memenuhi syarat-syarat, adab-adab, sunah-sunah, wajib-wajib, dan rukun-


rukun dari amal ibadah yang sedang kita lakukan.

3. Setelah bulan Ramadan


• Bersyukur kepada Allah dan memuji Allah.

• Memperbanyak istigfar kepada Allah atas dosa yang kita lakukan di bulan Ramadan.

• Bersabar menahan diri dari segala hal yang dapat merusak amal ibadah yang berhasil
kita lakukan selama Ramadan, seperti riya’, sum’ah, ujub, menyombongkan amalan, dan
mengungkit-ungkit kebaikan, serta menghindari syirik besar, karena syirik besar
mengeluarkan pelakunya dari Islam dan menggugurkan seluruh amal ibadah pelakunya.

Allah Ta’ala berfirman,

َ ‫اﻟﺼ َ� ُﺎم �ك َﻤﺎ �ﻛﺘ‬


ْ‫ﺐ َﻋ �� �اﻟﺬ ْﻳ َﻦ ﻣ ْﻦ َﻗ ْبﻠ �� ْﻢ �ﻟ َﻌ �ﻠ ��ﻢ‬ َ ‫ٰٓ� �ﺎ ﱡﻳ َﻬﺎ �اﻟﺬ ْﻳ َﻦ �ا َﻣ ُﻨ ْﻮا �ﻛﺘ‬
‫ﺐ َﻋ �ﻠ ْ� �� ُﻢ ﱢ‬
ِ ِ ِ ِ َ ُ َ ِ ِ
ْ ‫ﱠ‬
‫ﺗﺘﻘﻮن‬
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.”
Hikmah berpuasa dalam ayat ini adalah agar kita bertakwa. Oleh karena itu, berpuasa yang
sempurna itu bukan sekadar menahan dari lapar dan dahaga. Bahkan, puasa yang sempurna itu
bukan hanya menghindarkan diri dari segala pembatal-pembatal puasa saja. Tidak!

Berpuasa yang sempurna itu bukan sekedar puasanya perut saja, namun puasa yang sempurna
itu adalah berpuasanya hati dan seluruh anggota tubuh dari segala hal yang tidak dicintai Allah.
Berpuasa yang sempurna itu selain menahan diri dari seluruh pembatal-pembatal puasa, juga
menahan diri dari syirik dan seluruh kemaksiatan, bahkan menahan diri dari perkara yang
makruh.

Dengan puasa sempurna inilah, diraih ketakwaan yang sempurna!

‫ب أَ ْﻋﻠَ ُم َو ﱠ‬
ُ� ِ ‫ﺻ َوا‬
‫ِﺑﺎﻟ ﱠ‬
Demikianlah ceramah yang dapat saya sampaikan. Semoga dapat bermanfaat untuk kita semua,
jika ada yang baik itu datang dari Allah dan jika ada yang buruk itu datang dari diri saya pribadi.
Mohon maaf atas kekhilafan tutur kata dan perbuatan. Semoga Allah membimbing kita semua ke
jalan yang benar.

Wabillahi tawfiq wal hidayah, wa ridho wal inayah, wal afwu minkum

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sumber:htps://muslim.or.id/92374-ramadan-sudah-dekat-apakah-anda-sudah-siap-
menyambutnya.html
Copyright © 2024 muslim.or.id

Anda mungkin juga menyukai